PERCOBAAN VII
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VIII
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
LEMBAR KOREKSI
I. Tujuan
1. Menyelidiki kekakalan momentum sudut pada cincin yang
dijatuhkan pada cakram yang berputar.
2. Menentukan kecepatan sudut melalui grafik ω-t.
3. Menentukan rotasi inersia awal dan akhir.
4. Menentukan momentum sudut awal dan akhir.
5. Menentukan energi kinetik rotasi awal dan akhir.
dengan I = mr2 adalah momen inersia partikel terhadap sumbu yang melalui
pusat lingkaran dan tegak lurus bidang gerakan. Arah L sama dengan
arah ω . untuk gerakan berlawanan arah jarum jam, ω dan L biasanya
diambil positif; sehingga untuk gerakan searah jarum jam, nilai besaran itu
adalah negatif.
dengan v adalah kecepatan partikel dan r﬩ = r sin θ adalah jarak tegak lurus
dari garis gerakan ke titik asal O. Partikel memiliki momentum angular
terhadap titik O walaupun partikel tidak bergerak dalam lingkaran.
Momentum angular total benda yang berputar didapatkan dengan
menjumlahkan momentum angular semua elemen dalam benda. Misalnya
pada sebuah cakram yang berputar bermassa mi. Momentum angular elemen
adalah
L i = mir 2 ω
L = ∑i Li = ∑i mi ri2 ω = I ω
𝑑𝐿 𝑑(𝑙𝜔)
𝜏𝑁𝑒𝑡𝑡𝑜 = =
𝑑𝑡 𝑑𝑡
dengan τnetto adalah torsi eksternal pada sistem. Adapun torsi eksternal
netto yang bekerja pada system sama dengan laju perubahan momentum
angular sistem. Bila torsi eksternal netto yang bekerja pada sistem adalah nol,
maka didapatkan
𝑑𝐿
= 0 atau L = konstan
𝑑𝑡
“jika torsi eksternal neto yang bekerja pada sebuah system adalah nol, maka
momentum angular total system adalah nol.
1 2
(𝐼𝜔)2
𝐾 = 𝐼𝜔 =
2 2𝐼
𝐿2
𝐾=
2𝐼
𝐿2
𝐾=
2(𝑙1 + 𝑙2 )
Jika momentum angular akhir Lf sama dengan momentum angular awal Li,
energi kinetik akhir adalalah lebih kecil dari pada energi kinetik awal
dengan faktor I1/(I1+I2). Interaksi cakram ini analog dengan tumbukan dua
benda tak elastik satu dimensi.
IV. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan ini.
2. Menimbang massa cincin, cakram, dan katrol menggunakan neraca digital.
3. Mengukur diameter dalam dan diameter luar cincin serta diameter cakram dan katrol
menggunakan jangka sorong.
4. Menyusun alat seperti pada gambar di bawah ini.
5. Menghubungkan sensor gerak rotasi dengan input 850 universal interface yang
terhubung dengan PASCO Capstone software pada komputer.
6. Memegang cincin dan memusatkannya pada cakram 2 sampai 3 mm di atasnya.
7. Menekan tombol RECORD bersamaan dengan memutar cakram searah jarum jam
sekitar 20-30 rad/sec.
8. Menjatuhkan cincin ke cakram yang berputar setelah 2 detik.
9. Berhenti mengumpulkan data dengan menekan tombol STOP pada PASCO
software setelah 2-4 detik selanjutnya.
10. Menyimpan data dengan label "Cincin 1".
11. Mengukur jarak minimum antara cincin dan tepi cakram untuk memperoleh nilai x.
12. Mengulangi langkah 6-11 sebanyak dua kali. Dan memberikan Label perlakuan
"Cincin 2" dan "Cincin 3”.
13. Memasukkan data ke dalam tabel hasil pengamatan
V. Hasil Pengamatan
1
= 2
(6,98 x 10-3 kg) (2,4 x 10-2m)2
1
= 2 (4,67 x 10-1 kg) ) [(3,8 x 10-2)2 + (2,7 x 10-2)2]
1
𝐼𝑅𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖1 = 2
𝑀 (𝑅1 2 + 𝑅2 2 ) + MX2
1
= 2
(4,67 x 10-1 kg) )[( 3,8 x 10-2)2 +(2,7 x 10-2)2] + (4,67 x
1
= 2
(4,67 x 10-1 kg) )[( 3,8 x 10-2)2 +(2,7 x 10-2)2] + (4,67 x
10-kg)
(9 x 10-2)2
= 8,61 x 10-3 kgm2
1
𝐼𝑅𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖3 = 2
𝑀 (𝑅1 2 + 𝑅2 2 ) + MX2
1
= 2
(4,67 x 10-1 kg) )[( 3,8 x 10-2)2 +(2,7 x 10-2)2] + (4,67 x 10
= 2,01 x 10-6 kgm2 + 1,27 x 10-4 kgm2 + 5,07 x 10-4 kgm2 + 8,43 x 10-3
kgm2
= 9, 07 x 10-3 kgm2
𝐼𝑓2 = 𝐼 𝑘𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙 + 𝐼 𝑐𝑎𝑘𝑟𝑎𝑚 + 𝐼 𝑐𝑖𝑛𝑐𝑖𝑛 + 𝐼 𝑟𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖2
= 2,01 x 10-6 kgm2 + 1,27 x 10-4 kgm2 + 5,07 x 10-4 kgm2 + 8,61 x 10-3
kgm2
= 9, 25 x 10-3 kgm2
𝐼𝑓3 = 𝐼 𝑘𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙 + 𝐼 𝑐𝑎𝑘𝑟𝑎𝑚 + 𝐼 𝑐𝑖𝑛𝑐𝑖𝑛 + 𝐼 𝑟𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖3
= 2,01 x 10-6 kgm2 + 1,27 x 10-4 kgm2 + 5,07 x 10-4 kgm2 + 8,08 x 10-3
kgm2
= 8, 72 x 10-3 kgm2
2. Momentum Sudut
𝐿𝑖 = 𝜔𝑖 × 𝐼𝑖
𝐿1 = 𝜔1 × 𝐼1
𝐿1 = 𝜔1 × 𝐼𝑓1
1
EK= 2 (1,27 x 10-4 kgm2) (39,113rad/s)2 = 9,71 x 10-2 J
1
EK= 2 (1,27x 10-4 kgm2) (35,677rad/s)2 = 8,07 x 10-2 J
1
EK= 2 (1,27 x 10-4 kgm2) (34,322rad/s)2 = 7,47 x 10-2 J
1
𝐸𝐾 = 𝐼𝑓∙ 𝜔𝑓2
2
1
EK= 2
(9,07 x 10-3 kgm2) (7,051rad/s)2 = 2,55 x 10-1 J
1
EK= 2
(9,25 x 10-3 kgm2) (6,833rad/s)2 = 2,16 x 10-1 J
1
EK= (8,72 x 10-3 kgm2) (7,579 rad/s)2 = 2,50 x 10-1 J
2
VII. Pembahasan
Fungsi alat dan bahan pada percobaan ini adalah sebagai berikut, untuk
sensor gerak rotasi digunakan untuk mendeteksi gerakan dari cincin yang berputar
pada cakram yang dihubungkan dengan universal interface dan pasco software,
aksesori rotasi merupakan perlengkapan-perlengkapan rotasi yang berupa katrol,
cakram, dan cincin. Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter dari cincin,
katrol, dan cakram yang nilainya akan digunakan untuk memperoleh jari-jari dari
alat. Large Rod Statif yaitu dasar statif untuk menahan atau menopang statif agar
tegak. Statif untuk meletakkan sensor gerak dan aksesori rotasi. Neraca digital
digunakan untuk mengukur massa dari aksesori pendulum. Mistar digunakan untuk
mengukur jarak minimum antara cincin dan tepi cakram yang nilainya akan
digunakan untuk memperoleh nilai X pada hasil pengamatan. Universal Interface
adalah alat yang berhubungan dengan Pasco Capstone Software untuk mendeteksi
sensor gerak dari rotasi yang akan menampilkan grafik dari gerak tersebut.
Komputer digunakan untuk mengakses dan menggunakan Pasco Capstone Software
serta menyimpan hasil grafik percobaan.
Adapun prosedur kerjanya yaitu dengan terlebih dahulu mengukur massa dan
jari-jari dari aksesori pendulum. Kemudian memulai perlakuan dengan meletakkan
cincin di atas cakram yang berputar ketika cakram telah berputar 2 sekon sekitar 20
30 rad/s yang ditampilkan pada pascro software. Kemudian mengukur jarak
minimum antara cincin dan tepi cakram. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali perlakuan
dengan cincin yang sama.
Pada hasil pengamatan di peroleh hasil untuk massa cincin sebesar 4,67 x 10-1
kg dengan dimeter luar 3,8 x 10-2 m dan diameter dalam sebesar 2,7 x 10-2 m. Untuk
massa cakram sebesar 1,20 x 10-1 kg dengan diameter 4,6 x 10-2 m, dan untuk katrol
bermassa 6,98 x 10-3 kg dengan diameter 2,4 x 10-2 m. Untuk perlakuan pertama,
kecepatan awal cakram sebelum dijatuhkan cincin pertama adalah sebesar 39,113
rad/s dan setelah cincin itu dijatuhkan, kecepatan kecepatan cakram berkurang
menjadi 7,051 rad/s dengan jarak minimum cincin dengan tepi cakram adalah 6 x 10-3
m. Untuk perlakuan kedua, kecepatan awal cakram adalah 35,677 rad/s dan kecepatan
akhirnya sebesar 6,833 rad/s dan jarak minimumnya sebesar 5 x 10-3 m. Serta untuk
perlakuan terakhir, kecepatan awal cakram sebesar 34,322 rad/s dan kecepatan akhir
berkurang menjadi 7,579 rad/s jarak minimumnya sebesar 8 x 10-3 m.
Pada saat cincin belum dijatuhkan ke atas cakram, kecepatan awal cakram
sangat besar, dan kecepatan cakram menurun secara drastis ketika cincin dijatuhkan.
Hal ini disebabkan karena momentum sudut adalah kekal. Ketika cakram berputar
sebelum dijatuhkan cicin momen inersianya lebih kecil dibandingkan ketika telah
dijatuhkan cicin. Agar momentum sudut L tetap sama seperti semula, maka
kecepatan sudut ω akhir harus lebih kecil dibandingkan kecepatan sudut ω awal.
Menurut Hukum kekekalan momentum sudut, jika tidak ada momen gaya luar yang
bekerja pada sistem atau τ sama dengan nol, maka momentum sudut sistem selalu
konstan artinya tidak berubah sepanjang waktu baik itu besar maupun arahnya. Pada
hasil analisa data, dapat dilihat bahwa momentum sudut awal (Li) diperoleh nilai
4,97x10-3kgm2/s, 4,53x10-3 kgm2/s, 4,36x10-3 kgm2/s hasil yang didapatkan
berbeda dengan momentum sudut akhir (Lf) yaitu 6,80x10-2kgm2/s, 6,31x10-2kgm2s,
dan 6,61x10-2 kgm2/s.. Hal ini menandakan, bahwa pada percobaan kekekalan
momentum sudut ini, kami belum dapat membuktikan Hukum kekekalan momentum
sudut, yang menyatakan “Jika tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada sistem
atau τ sama dengan nol, maka momentum sudut sistem selalu konstan artinya tidak
berubah sepanjang waktu baik itu besar maupun arahnya”. Adapun hal yang
menyebabkan adanya perbedaan tersebut, dapat disebabkan oleh adanya momen gaya
akibat gaya luar seperti dorongan angin atau dorongan lain dari luar ataupun adanya
factor kesalahan yang dilakukan pada saat praktikum.
Adapun kesalahan yang terjadi pada praktikum ini yaitu adanya kesalahan
paralaks, yaitu kesalahan pada saat melakukan pengukuran diameter bahan (cincin,
cakram, dan katrol) yang akan di gunakan dalam percobaan ini, dimana arah pandang
pengamat dalam membaca skala suatu alat ukur tidak lurus dengan skalannya. Selain
itu, kesalahan dalam menimbang massa bahan, dimana ketika mengukur diameter
bahan neraca digital yang kami gunakan tidak stabil. Kemudian ada kesalahan
praktikan, dimana praktikan kurang begitu mahir dalam menggunakan alat yang akan
digunakan, menyebabkan hasil yang diperoleh tidak menghasilkan nilai yang
diharapkan mampu membuktikan kekekalan momentum sudut.
Selain itu, kesalahan praktikan lainnya yaitu dengan tidak memperhatikan kecepatan awal
pada saat cincin dijatuhkan. Dimana seharusnya cincin dijatuhkan pada kecepatan awal 20
rad/s sampai 30 rad/s. Namun, yang kita lakukan,cincin dijatukan pada kecepatan awal lebih
dari yang ditentukan. Sehingga berpengaruh pada hasil perhitungan yang kami peroleh.
VIII. Kesimpulan
1. Momentum angular sebuah partikel didefinisikan dalam sebuah
partikel yang bergerak dalam lingkaran berjari-jari r dengan kecepatan
angular ω.
Untuk Cincin 2
Untuk Cincin 3
Untuk Cincin 3
ωi = 34,322 rad/s
ωf = 7,579 rad/s
Ii = 1,27 x 10-4 kgm2
If = 8,72x 10-3 kgm2
Li = 4,36 x 10-3 kgm/s
Lf = 6,61 x 10-2 kgm/s
Eki = 7,47 x 10-2 J
Ekf =2,50 x 10-1 J
DAFTAR PUSTAKA