P E R C O B A A N VI
ROTASI INERSIA
NAMA
: WIDYALOKA KUSUMASARI
STAMBUK
: A 241 14 035
KELOMPOK
: IV(EMPAT)
ASISTEN
: MOH. SHAFAR
NO
HARI/TANGGAL
PERBAIKAN
PARAF
1.
2.
PERCOBAAN VI
ROTASI INERSIA
I. TUJUAN:
1. Mampu menggunakan alat Pasco untuk menentukan nilai rotasi inersia suatu
benda.
2. Mampu memahami dan menentukan nilai rotasi inersia suatu benda.
3. Mampu membandingkan secara teori dan eksperimen nilairotasi inersia
suatu benda.
Keterangan:
I = momen inersia partikel, m = massa partikel, r = jarak antara partikel dengan
sumbu rotasi.
Persamaan 6 digunakan untuk menentukan momen inersia partikel yang berotasi.
(13.1)
I = mr + mr + mr + mr
= jumlah
Benda tegar bisa kita anggap tersusun dari banyak partikel yang tersebar di
seluruh bagian benda itu. Setiap partikel-partikel itu punya massa dan tentu saja
memiliki jarak r dari sumbu rotasi. jadi momen inersia dari setiap benda
merupakan jumlah total momen inersia setiap partikel yang menyusun benda itu.
Ini cuma persamaan umum saja. Bagaimanapun untuk menentukan Momen
Inersia suatu benda tegar, kita perlu meninjau benda tegar itu ketika ia berotasi.
Walaupun bentuk dan ukuran dua benda sama, tetapi jika kedua benda itu berotasi
pada sumbu alias poros yang berbeda, maka Momen Inersia-nya juga berbeda.
c. Momen inersia benda tegar homogen
Benda tegar tersusun dari banyak partikel yang tersebar di seluruh bagian benda.
Momen inersia suatu benda tegar merupakan jumlah semua momen inersia
masing-masing partikel penyusun benda tegar
Untuk menentukan momen inersia suatu benda tegar, benda ditinjau ketika sedang
berotasi karena letak sumbu rotasi mempengaruhi nilai momen inersia. Selain
bergantung pada letak sumbu rotasi, momen inersia (I) partikel bergantung juga
pada massa partikel (m) dan kuadrat jarak partikel dari sumbu rotasi (r 2). Massa
semua partikel penyusun benda sama dengan massa benda tersebut. Persoalannya,
jarak setiap partikel dari sumbu rotasi berbeda-beda.
Tinjau penurunan rumus momen inersia sebuah cincin tipis berjari-jari R dan
bermassa M. Jika sumbu rotasi terletak di pusat cincin maka semua partikel
penyusun cincin berjarak r dari sumbu rotasi. Momen inersia cincin tipis sama
dengan jumlah momen inersia semua partikel penyusun cincin.
Setiap partikel penyusun cincin tipis berjarak r dari sumbu rotasi sehingga r 1 = r2 =
r3 = r = R.
Rumus momen inersia cincin tipis :
I = M R2
Keterangan:
I = momen inersia cincin tipis, M = massa cincin tipis, R = jari-jari cincin tipis.
a tan = r.
(13.2)
(13.3)
rF = mr 2
(13.4)
Perhatikan ruas kiri, rF = Torsi, untuk gaya yang arahnya tegak lurus sumbu
(bandingan dengan gambar di atas). Persamaan ini bisa ditulis menjadi :
= (mr 2 )
(13.5)
mr2 adalah momen inersia partikel bermassa m, yang berotasi sejauh r dari sumbu
rotasi. persamaan ini juga menyatakan hubungan antara torsi, momen inersia dan
percepatan sudut partikel yang melakukan gerak rotasi. Istilah kerennya, ini
adalah persamaan Hukum II Newton untuk partikel yang berotasi. Jadi,Momen
Inersia partikel merupakan hasil kali antara massa partikel itu (m) dengan kuadrat
jarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke partikel (r2). Untuk mudahnya, bandingkan
dengan gambar di atas.
Secara matematis, momen inersia partikel dirumuskan sebagai berikut :
I = mr 2
Keterangan :
I = momen inersia
m = massa partikel
r = jarak partikel dari sumbu rotasi
(13.6)
Lingkaran tipis ini mirip seperti cincin tapi cincin lebih tebal. Jadi,semua partikel
yang menyusun lingkaran tipis berada pada jarak r dari sumbu rotasi. Momen
inersia lingkaran tipis ini sama dengan jumlah total momen inersia semua partikel
yang tersebar di seluruh bagian lingkaran tipis.
Momen Inersia lingkaran tipis yang berotasi seperti tampak pada gambar di atas,
bisa diturunkan sebagai berikut :
I =mr 2
I = mr + mr + mr + mr
Jumlah massa partikel (m) = massa benda (M)
II=Mr+r+r++r
(13.8)
Perhatikan gambar di atas. Setiap partikel pada lingkaran tipis berada pada jarak r
dari sumbu rotasi. dengan demikian :
r1 = r2 = r3 = r4 = r5 = r6 = R
I = MR
1. Menyiapakan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan ini.
2. Merangkai alat seperti pada gambar dibawah ini :
3. Menghubungkan
dengan komputer.
4. Membuka
aplikasi
pasco
pada
komputer.
5. Untuk Pengukuran secara teori:
i.
Mencari massa ring, disk, dan pulley menggunakan neraca ohaus.
ii. Mengukur diameter dalam dan diameter luar dan menghitung jarijari R1 dan R2 untuk ring, R untuk disk, serta R untuk pulley
menggunakan jangka sorong digital.
6. Menemukan Percepatan terhadap waktu Ring, Disk dan pulley.
a. Menggantung beban sebesar 25 g pada pengantung beban.
b. Mengklik record pada layar monitor untuk menampilkan gelombang
pada layar monitor.
c. Menyimpan gambar gelombang yang telah dihasilkan pada percobaan.
d. Menyalin hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
7. Menentukan percepatan terhadap waktu pada Disk dan Pulley.
a. Mengulangi langkah a d pada langkah kerja poin 6.
8. Menentukan perceptan terhadap waktu pada pulley.
a. Mengulangi langkah a d pada langkah kerja poin 6 dengan
mengurangi beban penggantung sebesar 20 gram.
V. Hasil pengamatan.
1. massa disk
: 118,5 x 10-3 kg
2. massa ring
: 467,0 x 10-3 kg
3. massa pulley
: 7 x 10-3 kg
: 32,15 x 10-4 m
: 54,12 x 10-4 m
6. diameter disk
: 73,7 x 10-4 m
7. diameter pulley
: 8,70 x 10-4 m
: 2,818 rad/s2
: 4,280 s
:22,680 rad/s2
:1,000 s
: 35,085 rad/s2
: 1,760 s
b. Disk + Pulley
c. Pulley
Secara Teori
Inersia Pulley
1
2
I= M R
2
= 7 x 10-3 kg (4,350 x 10-4 m)2
= 6,623 x 10-10 kg.m2
Inersia Disk
1
2
I= M R
2
= 118,5 x 10-3 kg (3,685 x 10-3 m)2
= 8,046 x 10-6 kg.m2
Inersia Ring
1
2
2
I = M ( R 1+R 2)
2
= 467,0 x 10-3 kg ((1,608 x 10-3 m)2 + (2,706 x 10-3 m)2)
= 2,314 x 10-6 kg.m2
Secara Eksperimen
Inersia Pulley
Disk + Pulley
a
= r
4,350 x 10-4 m x 35,085 rad/s2
= 1,526 x 10-2 m/s2
= m(g a)
= 7 x 10-3 kg (10 m/s2 - 1,526 x 10-2 m/s2)
= 6,989 x 10-2 N
= rF
Ipulley
3,040 x 105
35,085 rad / s2
Inersia Disk
a
= r
= m(g a)
= 118,5 x 10-3 kg (10 m/s2 - 9,866 x 10-2 m/s2)
= 1,173 N
= rF
= 4,350 x 10-3 m x 1,173 N
= 5,103 x 10-3
Ipulley + disk
5,103 x 103
22,680 rad /s2
Inersia Ring
a
= r
x 10-4 m x 2,818 rad/s2
= 1,226 x 10-3 m/s2
= m(g a)
= 467,0 x 10-3 kg (10 m/s2 1,226 x 10-3 m/s2)
= 4,669 N
= rF
= x 10-4 m x 4,669 N
= 2,031 x 10-3
Ipulley+disk+ring
2,031 x 103
2
2,818 rad /s
VII. Pembahasan
Inersia adalah kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaannya
( tetap diam atau bergerak). Benda yang sukar bergerak dikatakan memiliki
inersia yang besar. Begitu juga bumi yang selalu dalam keadaan berotasi
memiliki inersia rotasi. Jadi, Momen Inersia adalah ukuran dari besarnya
kecenderungan berotasi yang ditentukan oleh keadaaan benda atau partikel
penyusunnya.
Nilai momen inersia suatu benda bergantung kepada bentuk benda dan letak
sumbu putar benda tersebut. Misalkan kita memiliki sebuah batang ringan (massa
diabaikan) dengan panjang R. Salah satu ujung batang, yaitu titik P, ditetapkan
sebagai poros rotasi. Pada ujung batang yang lain dihubungkan dengan sebuah
partikel bermassa m. Jika sistem diputar terhadap poros P, momen inersia
dilambangkan dengan I, satuannya dalam SI adalah kgm2. Nilai momen inersia
sebuah partikel yang berotasi dapat ditentukan dari hasil kali massa partikel
dengan kuadrat jarak partikel tersebut dari titik pusat rotasi. Faktor m R2
merupakan momen inersia titik terhadap sumbu putarnya.
Benda yang terdiri atas susunan partikel (titik), jika melakukan gerak rotasi
memiliki momen inersia sama dengan hasil jumlah dari momen inersia partikel
penyusunnya.
Pada percobaan ini adapun Fungsi alat dan bahan yang digunakan pada
percobaan ini yaitu Ring, disk dan pulley yang berfungsi sebagai objek yang akan
diamati. Jangka sorong berfungsi untuk mengukur diameter ketiga objek tersebut.
Rotary Motion Sensor berfungsi untuk membaca sensor rotasi pada ring,disk dan
pulley. 45 cm Long Steel Rod(statif) berfungsi sebagai tempat untuk memasang
Rotary Motion Sensor secara horizontal. 850 Universal Interface berfungsi
sebagai alat penghubung antara Rotary Motion Sensor dan software PASCO
capstone pada komputer. PASCO Capstone Software berfungsi untuk menghitung
dan menampilkan hasil dari praktikum uji coba berupa grafik beserta keterangan
nilai-nilai yang dihasilkannya pada layar komputer. hanger berfungsi sebagai
tempat untuk menggantungkan massa. Neraca Ohauss berfungsi untuk mengukur
massa dari objek yang akan diamati (ring, disk, dan pulley).
Adapun prosedur kerja yang dilakukan yaitu : pertama-tama menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan, kemudian merangkai alat seperti pada prosedur
kerja, kemudian menghubungkan 850 Universal Interface dengan komputer serta
membuka aplikasi pasco pada komputer, Untuk Pengukuran secara teori:
Pertama-tama mencari massa ring, disk, dan pulley dengan menggunakan neraca
ohaus, kemudian mengukur diameter dalam dan diameter luar dan menghitung
jari-jari R1 dan R2 ring, R disk, serta R pulley menggunakan jangka sorong
digital, dan menemukan Percepatan terhadap waktu Ring, Disk dan pulley,
menggantungkan beban sebesar 25 g pada pengantung beban/hanger, mengklik
record pada layar monitor untuk menampilkan gelombang pada layar monitor,
menyimpan gambar gelombang yang telah dihasilkan pada percobaan, menyalin
hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan, menentukan percepatan terhadap
waktu pada Disk dan Pulley, mengulangi langkah a d pada langkah kerja poin 6.
menentukan perceptan terhadap waktu pada pulley, dan mengulangi langkahlangkah diatas pada langkah kerja poin 6 dengan mengurangi beban penggantung
sebesar 20 gram.
Pada percobaan ini diperoleh nilai hasil perhitungan sebagai berikut :
Secara Teori nilai Inersia pada Pulley diperoleh sebesar 6,623 x 10-10 kg.m2, untuk
Inersia Disk diperoleh 8,046 x 10-6 kg.m2, sedangkan untuk Inersia Ring 2,314 x
10-6 kg.m2. Secara Eksperimen untuk nilai inersia yang diperoleh pada Inersia
Pulley Disk + Pulley nilai percepatan a diperoleh sebesar 1,526 x 10-2 m/s2, nilai
gaya/F sebesar 6,989 x 10-2 N dan untuk diperoleh nilainya sebesar 3,040 x 10-5,
sedangkan untuk Ipulley nilanya sebesar 8,666 x 10-7 kg.m2. untuk Inersia Disk nilai
a diperoleh sebesar 9,866 x 10-3 m/s2, F sebesar 1,173 N, dan untuk sebesar
5,103 x 10-3, sedangkan untuk Ipulley + disk diperoleh hasil sebesar 2,250 x 10-4 kg.m2,
Sehingga diperoleh rotasi inersia untuk disk sebesar 2,241 x 10-4 kg.m2. Untuk
Inersia Ring diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : percepatan (a) sebesar 1,226 x
10-3 m/s2, untuk gaya/F diperoleh sebesar 4,669 N, dan untuk sebesar 2,031 x
10-3 , dan untuk Ipulley+disk+ring, diperoleh sebesar
diperoleh nilai rotasi inersia untuk ring (Iring) sebesar 4,957 x 10-4 kg.m2.
Adapun kesalahan yang terjadi pada kegiatan praktikum ini, yaitu
kurangnya keterampilan atau pengetahuan dasar praktikan dalam melakukan
percobaan ini, kurang telitinya praktikum dalam melakukan percobaan, adapun
kesalahan dalam pembacaan data oleh praktikan sehingga hasil yang diperoleh
dari perhitungan terdapat perbedaan.
VIII. Kesimpulan
Untuk Ring
Secara Eksperimen
i.
ii.
a = r
F = m(g a)
1
2
2
I = M ( R 1+ R 2)
2
1
I = M R2
2
:
iii.
= rF
iv.
I=
DAFTAR PUSTAKA
vi.
vii.
Anonim.
2015.
pengertian
momen
inesia.http://ilmufisikatkj.blogspot.co.id/2011/
viii. 06/pengertian -momen-inersia.html (diakses : 12/9/2015,12;27)
ix.
Anonim.
2013.
BAB
13
MOMEN
INERSIA.
http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/
xi.Bahan
Ajar/Asnal/Fisika/BAB%2013%20Momen%20Inersia.pdf
(diakses : 12/9/2015,15;17)
xii.
xvii.
xviii.
xix.
xx.
xxi.
xxii.
xxiii.
xxiv.
LAPORAN SEMENTARA
xxv.
PERCOBAAN VI
xxvi.
ROTASI INERSIA
xxvii.
xxviii.
xxix.
xxx.
xxxi.
xxxii.
xxxiii.
xxxiv.
: 118,5 x 10-3 kg
: 467,0 x 10-3 kg
: 7 x 10-3 kg
: 32,15 x 10-4 m
: 54,12 x 10-4 m
: 73,7 x 10-4 m
: 8,70 x 10-4 m
: 25 g
:5g
xliv.
xlv.
xlvi.
xlvii.
xlviii.
xlix.
l.
li.
: 2,818 rad/s2
: 4,280 s
:22,680 rad/s2
:1,000 s
lii.
: 35,085 rad/s2
liii.
: 1,760 s
liv.
lv.
lvi.
KELOMPOL IV :
1.
2.
3.
4.
5.
KARTINI NURSETYA
PUTRI YANTI
AZIZAH S. PAIRUNAN
WIDYALOKA
ARIFAYO R. M.
lvii.
lviii.
lix.
lx.
ASISTEN,
lxi.
lxii.
(MOH. SHAFAR)