Anda di halaman 1dari 12

Titik Berat

Pengertian Titik Berat

Setiap benda yang menempati ruang pasti memiliki massa dan berat. Massa merupakan
unsur intrinsik yang dimiliki oleh setiap benda. Jadi massa itu bagian yang tak terpisahkan dari
benda, yang selalu ada bersama dengan benda tersebut. Sedangkan gaya berat (biasa disebut berat
saja) atau biasa pula disebut sebagai gaya gravitasi merupakan besar gaya yang timbul akibat
adanya interaksi antar benda bermassa. Misalnya berat sebuah batu adalah 10 Newton, maka berat
disini merupakan gaya interaksi batu tersebut terhadap bumi. Berat benda di permukaan bumi ini
merupakan hasil perkalian massa dengan percepatan gravitasi.

Partikel sekecil apapun juga pasti akan memiliki berat. Berat total yang dimiliki oleh suatu
benda merupakan jumlah total dari setiap gaya berat (gaya gravitasi) yang dialami oleh setiap
partikel-partikel penyusunnya. Jadi berat batu yang tadi 10 Newton merupakan hasil dari
penjumlahan berat-berat dari partikel-partikel penyusung buku tersebut. Semua gaya tersebut
mengarah ke bawah (pusat bumi), diantara semua gaya-gaya tersebut, terdapat satu titik yang
merupakan pusat dari semua gaya-gaya yang dihasilkan dari partikel penyusun. Titik tersebutlah
yang kemudian disebut sebagai titik berat. Apabila sebuah benda tegar datar (dua dimensi),
misalkan karton berbentuk persegi, ditumpu pada titik beratnya, maka akan terjadi kesetimbangan.
Titik berat karton tersebut berada pada bagian tengah / pusat bangun datar.

Cara Menentukan Titik Berat Benda

Sekarang bagaimana kita menentukan letak titik berat suatu benda? Untuk benda homogen
(penyusun zatnya sama) yang memiliki bentuk yang teratur, maka cara menentukannya tidaklah
terlalu sulit. Dimana titik berat suatu benda selalu berada di pusat persebaran massa
berkonsentrasi. Perhatikan letak berat dari beberapa bangun berikut.
Itulah cara menentukan titik berat dengan memperhatikan bentuk bangun dari benda.
Selanjutnya bagaimana kah cara menentukan titik berat secara kuantitaif?

Keterangan :
x,y = kordinat di sumbu kartesius (m)
w = berat partikel (kg)

rumus tersebut diatas dapat juga diturunkan seperti pada dibawah ini. Dan untuk benda yang
berbentuk dua dimensi dan tiga dimensi
Contoh soal
Tentukan titik berat dari dua benda berikut ini !

Pembahasan

Untuk titik berat dari bangun yang pertama, dengan melihat sekilas maka akan dapat ditebak
bahwa kordinat titik beratnya itu x,y = (2,1) cm . Namun apabila kita menggunakan rumus yang
diatas tadi maka akan diperoleh

Jadi kordinat yang diperoleh dari rumus diperoleh hasil yang sama yaitu (2,1) cm

Selanjutnya mari kita kerjakan gambar bagian kedua. Untuk lebih memudahkan menentukan titik
berat dari bangun seperti itu maka dibagi kedalam bagian-bagian yang dapat dengan mudah
ditentukan titik beratnya. Untuk contoh ini dibagi kedalam bangun I dan bangun II
Jadi koordinat dari bangun kedua tersebut adalah (x, y) = (2.33 , 1.67 ) cm

Catatan :

Perlu teman-teman perhatikan x1 , x2 , y1, y2 dan seterusnya , nilainya diambil dari titik
pertengahan dari bangun pada sumbu x atau sumbu y
Momen Inersia
Hukum Newton yang pertama mengatakan bahwa benda yang bergerak akan cenderung terus
bergerak, dan benda yang diam akan cenderung tetap diam. Nah, Inersia adalah kecenderungan
suatu benda agar tetap mempertahankan keadaannya (tetap bergerak atau tetap diam) atau biasa
dikatakan sebagai kelembaman suatu benda. Oleh karena itu Hukum pertama Newton disebut
juga sebagai Hukum Inersia atau Hukum Kelembaman. Contohnya adalah benda yang memiliki
inersia yang besar, cenderung untuk susah bergerak, begitu pula sebaliknya.

Momen atau momen gaya merupakan hasil kali antara gaya dengan lengan momennya. Jadi,
Momen Inersia adalah ukuran kelembaman/kecenderungan suatu benda untuk berotasi terhadap
porosnya. Besarnya momen inersia suatu benda bergantung terhadap beberapa faktor, yaitu:

 Massa benda atau partikel


 Geometri benda (bentuk)
 Letak sumbu putar benda
 Jarak ke sumbu putar benda (lengan momen)

Rumus Momen Inersia


Besarnya momen inersia (I) suatu benda bermassa yang memiliki titik putar pada sumbu yang
diketahui dirumuskan sebagai berikut:

Dimana, adalah massa partikel atau benda (kilogram), dan adalah jarak antara partikel atau
elemen massa benda terhadap sumbu putar (meter). Untuk benda pejal (padat) dengan geometri
yang tidak sederhana, besarnya momen inersia dihitung sebagai besar distribusi massa benda
dikali jarak sumbu putar. Perhatikan gambar dibawah ini untuk mengetahui lebih jelas
gambarannya. Dimensinya dalam Standar Internasional (SI) adalah .
Untuk benda yang terdiri dari beberapa partikel, maka momen inersianya merupakan jumlah dari
semua momen inersia masing-masing partikel. Begitu pula jika suatu benda memiliki bentuk
yang kompleks atau terdiri dari berbagai macam bentuk, maka besar momen inersianya adalah
jumlah momen inersia dari tiap bagian-bagiannya yang dirumuskan sebagai berikut:

Dimana, merupakan notasi penjumlahan sebanyak n (sebanyak partikel atau bagian-bagian


yang ada).

Untuk benda-benda yang bentuknya teratur dan telah diketahui secara umum, rumus momen
inersianya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Rumus Momen
Benda Sumbu Putar Gambar benda
Inersia

Di sebelah partikel
Partikel
dengan jarak R

Tepat melalui pusat


Batang
dan tegak lurus
silinder
batang

Melalui ujung batang


Batang
dan tegak lurus
silinder
batang
Melalui titik pusat
Silinder pejal
silinder

Silinder Melalui titik pusat


berongga silinder

Silinder pejal Melalui titik pusat


berongga silinder

Melintang terhadap
Silinder pejal
titik pusat silinder
Tepat melalui titik
Bola pejal
pusat

Tepat melalui titik


Bola berongga
pusat

Melintang terhadap
Cincin tipis
titik pusat cincin

Tepat melalui titik


Plat datar
pusat plat
Melalui titik pusat
Kerucut pejal
silinder

Contoh Soal Momen Inersia


Contoh Soal Momen Inersia 1

Empat buah partikel yang saling berhubungan dan membentuk satu sistem kesatuan dengan
konfigurasi seperti gambar diatas. Masing-masing partikel memiliki berat yang berbeda dan jarak
antar partikel satu sama lain sebesar R. Tentukan momen inersia sistem diatas jika:

a. Sistem diputar terhadap sumbu putar A.


b. Sistem diputar terhadap sumbu putar B.

SOLUSI:

Oleh karena sistem terdiri dari empat partikel yang masing-masing memiliki berat yang berbeda,
maka besar momen inersia sistem adalah jumlah dari setiap partikel terhadap sumbu putarnya.

a) Sistem diputar terhadap sumbu putar A:

Diketahui dari soal,

m1 = m dan R1 = 0;
m2 = 2m dan R2 = R;
m3 = 3m dan R3 = 2R;
m4 = 4m dan R4 = 3R.

Sehingga didapat,

b) Sistem diputar terhadap sumbu putar B:

Diketahui dari soal,

m1 = m dan R1 = R;
m2 = 2m dan R2 = 0;
m3 = 3m dan R3 = R;
m4 = 4m dan R4 = 2R.

Maka, didapat
Contoh Soal Momen Inersia 2

Sebuah benda pejal yang berbentuk seperti kerucut yang menempel pada salah satu ujung
silinder diputar dengan sumbu rotasi pada titik pusat silinder seperti yang dapat dilihat pada
gambar diatas. Diketahui massa silinder sama dengan massa kerucut yakni sebesar 2 kg, panjang
silinder 0,8 meter, dan jari-jari silinder 0,1 meter. Tentukan momen inersia benda tersebut.

SOLUSI:

Untuk menyederhanakan perhitungannya, maka momen inersia tiap geometri benda dihitung
terpisah.

Diketahui dari soal,

ms = 2 kg dan Rs = 0,1 m;
m2 = 2 kg dan Rk = 0,1 m;

Sehingga didapat besar momen inersia benda:


TUGAS HARIAN MEKANIKA BAHAN

OLEH :

Krisnadi Satrio W 41155020140021

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
2018

Anda mungkin juga menyukai