Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Titik Berat Benda

Semua benda yang ada di permukaan bumi dipengaruhi oleh percepatan yang
mengarah ke pusat bumi yang disebut gravitasi (disimbolkan g). Percepatan inilah
yang menyebabkan benda bermassa mengalami gaya berat yang arahnya ke pusat
bumi.
Gaya Berat (W) = m x g
Sebuah benda dapat sobat anggap tersusun atas partikel-partikel berukuran kecil
yang mempunyai berat. Resultan dari berat partikel-partikel kecil itu membentuk
resultan gaya berat yang mempunyai titik tangkap. Titik tangkap dari resultan gaya
tersebut disebut titik berat benda. Dengan demikian dapat didefinisikan bahwa titik
berat suatu bendamerupakan titik tangkap resultan semua gaya berat yang bekerja
pada setiap partikel penyusun benda tersebut.

Cara Menentukan Titik Berat Benda

Sekarang bagaimana kita menentukan letak titik berat suatu benda? Untuk
benda homogen (penyusun zatnya sama) yang memiliki bentuk yang teratur, maka
cara menentukannya tidaklah terlalu sulit. Dimana titik berat suatu benda selalu
berada di pusat persebaran massa berkonsentrasi. Perhatikan letak berat dari
beberapa bangun berikut.

Itulah cara menentukan titik berat dengan memperhatikan bentuk bangun


dari benda. Selanjutnya bagaimana kah cara menentukan titik berat secara
kuantitaif? Yah fisika tanpa rumus memang kurang greget yah.
Keterangan :
x,y = kordinat di sumbu kartesius (m)
w = berat partikel (kg)

rumus tersebut diatas dapat juga diturunkan seperti pada dibawah ini. Dan untuk
benda yang berbentuk dua dimensi dan tiga dimensi
Contoh soal

1. Tentukan titik berat dari dua benda berikut ini !

Pembahasan

Untuk titik berat dari bangun yang pertama, dengan melihat sekilas maka akan
dapat ditebak bahwa kordinat titik beratnya itu x,y = (2,1) cm . Namun apabila kita
menggunakan rumus yang diatas tadi maka akan diperoleh

Jadi kordinat yang diperoleh dari rumus diperoleh hasil yang sama yaitu (2,1) cm

Selanjutnya mari kita kerjakan gambar bagian kedua. Untuk lebih memudahkan
menentukan titik berat dari bangun seperti itu maka dibagi kedalam bagian-bagian
yang
dapat dengan mudah ditentukn titik berat
nya. Untuk contoh ini dibagi kedalam bangun I dan bangun II

Jadi koordinat dari bangun kedua tersebut adalah (x, y) = (2.33 , 1.67 ) cm

Catatan :

Perlu teman-teman perhatikan x1 , x2 , y1, y2 dan seterusnya , nilainya diambil dari


titik pertengahan dari bangun pada sumbu x atau sumbu y

2. Sebuah tabung pejal disambung dengan kerucut pejal seperti pada gambar
berikut!

Tentukan letak titik berat bangun tersebut terhadap garis AB!

Pembahasan
Data :
Bangun 1 (Tabung pejal)
V1 = π r2 t = 12π r2
X1 = 6
Bangun 2 (Kerucut pejal)
V2 = 1/3 π r2 t = 4 π r2
X2 = 12 + (1/4 t) = 12 + 3 = 15
Letak Xo :

3. Karton I dan II masing-masing homogen , terbuat dari bahan yang sama dan
digabung menjadi satu seperti gambar di bawah.
Tentukan koordinat titik berat benda gabungan dari titik A
(Soal Ebtanas Fisika 1988 - Essay)
Pembahasan
Karton 1
A1 = 4 x 8 = 32
x1 = 4
y1 = 2
Karton 2
A2 = 4 x 4 = 16
x2 = 8 + 2 = 10
y2 = 4 + 2 = 6
Titik berat benda gabungan dengan demikian adalah

Letak titik berat dari titik A adalah 6 cm ke kanan dan 3,3 cm ke atas.
Pengertian Momen Inersia

Inersia adalah kecenderungan sebuah benda dalam mempertahankan


keadaannya, baik tetap diam ataupun bergerak. Dengan kata lain dapat disebut
kelembaman benda. Suatu benda yang sulit bergerak mempunyai inersia yang
jumlahnya besar. Misalnya bumi yang selalu melakukan aktivitas rotasi maka bumi
tersebut memiliki inersia rotasi. Dengan begitu dapat kita peroleh pengertian
momen inersia yaitu ukuran kelembaman sebuah benda untuk melakukan rotasi
pada porosnya. Inersia memiliki nama lain yaitu Lembam. Menurut hukum Newton
I menjelaskan bahwa benda yang bergerak akan tetap bergerak dan benda diam akan
tetap diam. Oleh karena itu momen inersia disebut juga hukum newton I atau hukum
kelembaman. Berikut penjelasan mengenai pengertian momen inersia dan rumus
momen inersia:

Momen inersia merupakan ukuran kecenderungan suatu benda untuk melakukan


rotasi berdasarkan ketentuan keadaan benda maupun partikel penyusunnya.
Kecenderungan tersebut digunakan untuk mempertahankan keadaan benda apakah
tetap bergerak lurus beraturan ataupun tetap diam.

Dalam pengertian momen inersia terdapat kaitannya dengan hukum Newton I.


Hukum Newton I tersebut menjelaskan mengenai suatu benda yang senantiasa
bergerak akan selalu bergerak dan benda yang diam akan tetap diam juga. Hal inilah
yang membuat momen inersia disebut juga hukum Newton 1 atau hukum
kelembaman. Selain itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besar momen
inersia dalam sebuah benda yang meliputi bentuk benda, jarak menuju sumbu putar,
massa benda, dan letak sumbu putar.

Rumus Momen Inersia

Dibawah ini terdapat momen inersia pada titik partikel. Dalam titik partikel tersebut
terdapat massa (m) yang melakukan gerak rotasi pada sumbu jari jari (R). Untuk
memahami mengenai rumus inersia, anda dapat melihat gambar dibawah ini.

Berdasarkan gambar diatas dapat kita peroleh momen inersia yang ditunjukkan
dengan perkalian massa partikel dengan jarak partikel kuadrat menuju sumbu putar
(jari jari/R). Dengan begitu diperoleh rumus momen inersia pada titik partikel yaitu:

I = m x R²
Keterangan rumus momen inersia di atas:
I =MomenInersia (kg.m²)
m=massa partikel (kg)
R=jari jari rotasi (m)

Untuk momen inersia yang terdiri dari beberaa benda/partikel memiliki hasil yang
merupakan jumlah dari seluruh momen inersia dari setiap benda tersebut. Hal ini
berlaku juga untuk benda yang memiliki bentuk yang kompleks atau memiliki
beberapa bentuk. Dengan begitu hasil momen inersianya ialah jumlah momen
inersia dari setiap bagian bagiannya. Berikut rumus momen inersia beberapa
partikel :

Selain rumus momen inersia diatas, adapula tabel momen inersia untuk benda
benda yang bentuknya teratur dan berotasi pada sumbu tertentu. Berikut penjelasan
dan rumusnya:

Baca juga : Pengertian Sistem Koloid, Sifat dan Jenis Jenis Sistem Koloid
Pengertian momen inersia dan rumus momen inersia dapat kita terapkan dalam
kehiduoan sehari hari. Contohnya terdapat sebuah mobil yang melaju dengan
kecepatan penuh kemudian mengerem dengan cara tiba tiba. Mobil tersebut
memiliki kecenderungan untuk mempertahankan gerakannya. Kemudian terdapat
contoh inersia lain yaitu kecenderungan pada benda diam. Anda dapat menaruh
sebuah penghapus diatas kertas. Setelah itu tarik kertas tadi dengan cepat. Lalu akan
kita peroleh penghapus yang tetap tertinggal ditempatnya semula. Bedasarkan
contoh tersebut jelas kita lihat bahwa sifat alami dari benda diam ialah cenderung
mempertahankan keadaan diamnya.
Contoh Soal Momen Inersia dan Jawabannya
Untuk memudahkan kalian dalam memahami tentang Materi Momen Inersia ini,
maka dibawah ini Penulis telah memberikan Contoh Soal Tentang Momen
Inersia Beserta Jawabannya Lengkap, dan semoga bisa mudah dipahami oleh kalian
semua.
1. Contoh Soal Pertama bisa kalian Perhatian Gambar yang ada dibawah ini :

2. Diketahui bahwa terdapat sebuah Batang Homogen dengan Masa sebesar 0.6 kg
dan panjang sebesar 60 cm. Apabila gumpalan lumpur mempunyai Massa 20 gram
yg dilempar dan menempel pd salah satu Ujung Batangnya. Maka tentukan Momen
Inersia Sistem yang melalui Pusat Batang tersebut ?.
Jawabannya :
I = 1/12m.I² + mR²
I = 1/12 (0.6) x (0.6)² + 0.02 (0.3)²
I = 0.018 + 0.0018
I = 0.0198
I = 1.98 x 10-2 kg m2

3.

Tentukan momen inersia dari gambar di atas!

Penyelesaian.
Cari titik berat.

Penampang I
A=bxh
= 15 x 10
= 150 cm2
x=½b
= ½ . 15
= 7,5 cm
y = ½ h + 15
= ½ . 10 + 15
= 20 cm

Penampang II
A=bxh
= 5 x 15
= 75 cm2
x=½b
=½.5
= 2,5 cm
y=½h
= ½ . 15
= 7,5 cm

Dari data di atas dibuat tabel.

x ̅ = (∑Axi)/(∑A)
= 1312,5/225
= 5,833 cm
y ̅ = (∑Ayi)/(∑A)
= 3562,5/225
= 15,833 cm

Momen inersia
Ix1 = 1/12 . b . h3 + A1 (y1 - y ̅)2
= 1/12 . 15 . 103 + 150 (20 – 15,833)2
= 1250 + 2604,583
= 3854,583 cm4
Ix2 = 1/12 . b . h3 + A2 (y2 - y ̅)2
= 1/12 . 5 . 153 + 75 (7,5 – 15,833)2
= 1406,25 + 5207,917
= 6614,167 cm4
∑Ix = Ix1 + Ix2
= 3854,583 +6614,167
= 10468,75 cm4

Iy1 = 1/12 . h . b3 + A1 (x1 - x ̅)2


= 1/12 . 10 . 153 + 150 (7,5 – 5,833)2
= 2812,5 + 416,833
= 3229,333 cm4
Iy2 = 1/12 . h . b3 + A2 (x2 - x ̅)2
= 1/12 . 15 . 53 + 75 (2,5 – 15,833)2
= 156,25 + 833,167
= 989,417 cm4
∑Iy = Iy1 + Iy2
= 3229,333 + 989,417
= 4218,75 cm4
Ixy = A1 (x1 - x ̅) (y1 - y ̅) + A2 (x2 - x ̅) (y2 - y ̅)
= 150 (7,5 – 5,833)(20 – 15,833) + 75 (2,5 – 5,833)(7,5 - 15,833)
= 150 (1,667)(4,167) + 75 (-3,333)(-8,333)
= 1041,958 + 2083,042
= 3125 cm4

Anda mungkin juga menyukai