Oleh :
A N H A R
MAPEL : FISIKA
KELAS : XI IPA 2
Manggelewa, 2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Dinamika Rotasi....................................................................................................2
B. Konsep Benda Tegar.............................................................................................3
C. Titik Berat Benda..................................................................................................4
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah arsitektur telah melahirkan para pemikir dan perancang bangunan yang
karyanya sangat mengagumkan. Gabungan karya seni dan kekuatan yang kokoh
menjadikan hasil karya itu bertahan lama mengukir sejarah. Kekuatan yang menopang
keindahan itu terletak pada keseimbangan yang di rencanakan dengan baik. Pada
pembahasan kali ini akan mempelajari materi tentang keseimbangan benda tegar.
Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan. Sehingga gaya-gaya yang bekerja pada
benda hanya mungkin menyebabkan gerak translasi dan rotasi terhadap suatu poros. Pada
benda tegar di kenal titik berat.
Salah satu contoh aplikasi titik berat adalah tim acrobat yang membentuk piramid,
lalu berjalan di atas tali yang terhubung dengan ketinggian 20 m. Untuk mengetahui sebab
tidak jatuhnya pemain acrobat itu, dapat pembaca mencari tahu dari materi yang kami
bahas ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dinamika Rotasi
1. Momen Gaya (T = Torsi )
Momen gaya adalah suatu ukuran kefektifan sebuah gaya yang bekerja pada
benda untuk memutar benda tersebut terhadap titik poros tertentu. Besarnya
momen gaya dapat dirumskan dengan :
τ = r x F
Jadi, Torsi atau Momen Gaya adalah hasil kali gaya dengan jarak suatu titik ke
garis kerja gaya.
Arah momen gaya memenuhi kaidah tangan kanan, dimana genggaman jari
menyatakan arah rotasi dan ibu jari sebagai arah momen gaya.
1. Arah momen gaya searah jarum jam diber tanda negative
2. Arah momen gaya berlawanan dengan arah jarum jam diberi tanda positif
2. Momen Inersia
Momen Inersia adalah hasil kali massa (m) dengan kuadrat jarak dari
sumbu putar (r² ). Jika kuadrat jarak dari sumbu putar hanya satu dapat
menggunakan rumus :
I = mr² (kg.m²)
Jika kuadrat jarak dari sumbu putar lebih dari satu dapat menggunakan rumus :
I = ∑mn . rn² (kg.m²)
= m₁.r₁² + m₂.r₂² + m₃.r₃² + m₄.r₄² + . . . . +mn.rn²
Hubungan antara Momen Gaya dan Momen Inersia
F = m.a → Translasi
T = F x r → Rotasi
2
3. Momen Kopel
Kopel adalah pasangan dua gaya yang sejajar dan sama besar tetapi arahnya
berlawanan. Momen kopel (M) merupakan hasil kali antara gaya (F) dengan jarak
antara kedua benda (d) ,dirumuskan sebagai berikut :
M = F.d
4. Momentum Sudut
L = m.v.r → v = w.r
L = m. w.r.r
L = m.r².w
Hukum kekekalan momentum sudut berbunyi “Jika tidak ada resultan momen
gaya luar yang bekerja pada system,maka momentum sudut system adalah kekal
(tetap besarnya)”
L1 =L2
I1 w1 = I2 w2
5. Energi Kinetik Rotasi (Gerak Menggelinding)
Gerak menggelinding adalah gabungan antara gerakan rotasi dan
translasi,sehingga persamaan untukgerak menggelinding diriumuskan dengan :
Ekrot = ½ Iw²
Ek = Ek rotasi + Ek translasi
Ek = ½ Iw² + ½ mv²
B. Konsep Benda Tegar
Benda tegar adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk
menyatakan suatu benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan
suatu gaya pada benda itu. Pada sebuah benda tegar, setiap titik harus selalu berada
pada jarak yang sama dengan titik-titik lainya.
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan terbagi tiga yaitu :
a. Statik ( ∑F = 0 ; a = o )
b. Dinamik (a = o ; v = konstan )
Benda tegar dikatakan berada dalam kesetimbangan statik jika jumlah gaya yang
bekerja pada benda itu sama dengan nol dan jumlah torsi terhatad sembarang titik pada
benda tegar itu sama dengan nol.
1. Keseimbangan Tiga Gaya
Kesetimbangan statik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu kesetimbangan
stabil, kesetimbangan labil, dan kesetimbangan indiferen ( netral ).
a) Keseimbangan Stabil
Keseimbangan stabil adalah keseimbangan yang dialami benda di mana
apabila dipengaruhi oleh gaya atau gangguan kecil benda tersebut akan segera
ke posisi keseimbangan semula. Gambar 6.14 menunjukkan sebuah kelereng
3
yang ditempatkan dalam bidang cekung. Ketika diberi gangguan kecil dan
kemudian dihilangkan, kelereng akan kembali ke posisi semula.
Keseimbangan stabil ditandai oleh adanya kenaikan titik benda jika dipengaruhi
suatu gaya.
b) Keseimbangan Labil
Keseimbangan labil adalah keseimbangan yang dialami benda yang
apabila diberikan sedikit gangguan benda tersebut tidak bisa kembali ke posisi
keseimbangan semula. Pada Gambar 6.15 menunjukkan sebuah kelereng yang
ditempatkan di atas bidang cembung. Ketika diberi gangguan kecil dan
kemudian dihilangkan, kelereng tidak akan pernah kembali ke posisi awalnya.
Keseimbangan labil ditandai oleh adanya penurunan titik berat benda jika
dipengaruhi suatu gaya.
c) Keseimbangan Indeferen
Keseimbangan indeferen atau netral adalah keseimbangan yang dialami
benda yang apabila diberikan sedikit gaya maka benda tersebut tidak
mengalami perubahan titik berat benda.
Keseimbangan Dinamik yaitu keseimbangan yang terjadi pada benda ketika
bergerak dengan kecepatan konstan, dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1. Keseimbangan Translasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika
bergerak tanpa mengalami percepatan linier (v= konstan, a= 0)
2. Keseimbangan Rotasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika
bergerak dengan kecepatan sudut konstan (ω= konstan, a= 0)
4
Hal-hal Istimewa Pada Titik Berat
a. Titik berat benda homogen satu dimensi (garis)
Untuk benda-benda berbentuk memanjang seperti kawat , massa benda
dianggap diwakili oleh panjangnya (satu dimensi) dan titik beratnya dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut :
l1 = panjang garis 1
l2 = panjang garis 2
Bentuk benda homogen berbentuk garis (1 dimensi) dan letak titik beratnya.
b. Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi)
Jika tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua
dimensi), dan titik berat gabungan benda homogen berbentuk luasan dapat
ditentukan dengan persamaan berikut :
A1 = Luas Bidang 1
A2 = Luas bidang 2
x1 = absis titik berat benda 1
x2 = absis titik berat benda 2
y1 = ordinat titik berat benda 1
y2 = ordinat titik berat benda 2
Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak
pada sumbu simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan
diagonalnya, dan untuk lingkaran terletak dipusat lingkaran.
5
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dinamika Rotasi dibagi menjadi 5 pembahasan, antara lain :
1. Momen Gaya (torsi)
2. Momen Inersia
3. Momen Kopel
4. Momentum Sudut
5. Energi Kinetik Rotasi
Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh
gaya atau momen gaya. Syarat Keseimbangan benda tegar dapat dicapai jika resultan
gaya dan resultan momen gaya terhadap suatu titik sembarang sama dengan nol. Jenis-
jenis keseimbangan, yaitu:
1. Keseimbangan statik,dikelompokkan menjadi tiga,yaitu:
a. Keseimbangan stabil
b. Keseimbangan labil
c. Keseimbangan netral/inferen
2. Keseimbangan Dinamik,dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a. Keseimbangan translasi
b. Keseimbangan rotasi
3. Keseimbangan Tiga Gaya
Titik Berat Benda dapat didefinisikan sebagai titik ketika gaya berat benda bekerja
pada benda atau titik tangkap gaya gravitasi yang bekerja pada benda.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca
pada umumnya.