Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat-nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Tugas makalah ini kami beri judul “Kesetimbangan
Benda Tegar” yang merupakan tugas dari pelajaran mata pelajaran fisika.

Makalah ini berisi tentang ilmu pengetahuan yang sangat penting untuk sarana
pendidikan. Oleh karena itu, makalah ini kami harapkan dapat bermanfaat bagi diri kami
sendiri khususnya dan bagi orang lain umumnya.

Sebagai manusia biasa yang diciptakan Allah dengan segala keterbatasan dan
kekurangan, kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun makalah ini menjadi lebih baik
dikemudian hari demi kesempurnaan makalah ini.

Manggelewa, 2020
Penulis,

ii
LATAR BELAKANG
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

A. Kesetimbangan Benda
Syarat kesetimbangan benda: Fx = 0, Fy = 0,  = 0
Momen gaya merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan hasil kali antara
gaya dengan jarak dari titik poros arah tegak lurus garis kerja gaya.
Dirumuskan:  = F . d

Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen gaya
positif, sedang yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.

Momen kopel adalah momen gaya yang diakibatkan pasangan dua gaya yang
sama besarnya dan arahnya berlawanan tetapi tidak segaris kerja.
Benda yang dikenai momen kopel akan bergerak rotasi terus menerus.

Kesetimbangan ada dua yaitu kesetimbangan statis (benda dalam keadaan tetap
diam) dan kesetimbangan kinetis (benda dalam keadaan bergerak lurus beraturan).
Benda dalam keadaan kesetimbangan apabila padanya berlaku ∑F = 0 (tidak bergerak
translasi) dan ∑ torsi = 0 (tidak berotasi).

Berikutnya dalam subbab ini apabila tidak dinyatakan, yang dimaksud


kesetimbangan adalah kestimbangan statis (benda tetap diam) dan supaya
mempermudah dalam menyelesaikan masalah kestimbangan, Anda harus menguasai
menggambar diagram gaya benda bebas dan menghitung torsi terhadap suatu poros
oleh setiap gaya dari diagram gaya benda bebas tersebut.

Terdapat macam-macam kesetimbangan, antara lain:


1) Kesetimbangan Statis Sistem Partikel
Dalam system yang tersusun dari partikel, benda dianggap sebagai satu titik
materi. Semua gaya eksternal yang bekerja pada system tersebut dianggap bekerja
pada titik materi tersebut sehingga gaya tersebut hanya menyebabkan gerak
translasi dan tidak menyebabkan gerak rotasi.

Oleh karena itu kesetimbangan yang berlaku pada sistem partikel hanyalah
kesetimbangan translasi. Syarat kesetimbangan partikel adalah:

2) Keseimbangan stabil (Mantap)


Adalah keseimbangan yang dialami benda jika setelah gangguan kecil yang
dialami benda dihilangkan maka benda kembali ke posisi keseimbangannya
semula. Keseimbangan stabil dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda jika gangguan kecil yang dialaminya menaikkan titik beratnya atau energi
potensialnya.

3) Keseimbangan Labil
Adalah keseimbangan yang dialami benda jika setelah gangguan kecil yang
dialami benda dihilangkan maka benda tidak kembali keposisi keseimbangannya
semula melainkan meningkatkan gangguan tersebut. Keseimbangan labil dapat
dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki benda jika gangguan kecil yang
dialaminya menurunkan titik beratnya atau energi potensialnya.

4) Keseimbangan Indeferen
Adalah keseimbangan yang dialami benda, jika gangguan kecil yang
dialami benda tidak mengubah posisi benda.

B. Titik Berat
Telah dikatakan sebelumnya bahwa suatu benda tegar dapat mengalami gerak
translasi (gerak lurus) dan gerak rotasi. Benda tegar akan melakukan gerak translasi
apabila gaya yang diberikan pada benda tepat mengenai suatu titik yang yang disebut
titik berat. Benda akan seimbang jika pas diletakkan di titik beratnya

Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan
rotasi (tidak mengalami rotasi).

Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada
saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik
berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya.

Mari kita tinjau suatu benda tegar, misalnya tongkat pemukul kasti, kemudian
kita lempar sambil sedikit berputar. Kalau kita perhatikan secara aeksama, gerakan
tongkat pemukul tadi dapat kita gambarkan seperti membentuk suatu lintasan dari
gerak translasi yang sedang dijalani dimana pada kasus ini lintasannya berbentuk
parabola. Tongkat ini memang berputar pada porosnya, yaitu tepat di titik beratnya.
Dan, secara keseluruhan benda bergerak dalam lintasan parabola. Lintasan ini
merupakan lintasan dari posisi titik berat benda tersebut.

Dibawah ini adalah gambar permainan anak-anak yang menerapkan prinsip


kesetimbangan

Demikian halnya seorang peloncat indah yang sedang terjun ke kolam renang.
Dia melakukan gerak berputar saat terjun. sebagaimana tongkat pada contoh di atas,
peloncat indah itu juga menjalani gerak parabola yang bisa dilihat dari lintaan titik
beratnya. Seorang yang meloncat ke air dengan berputar.
Jadi, lintasan gerak translasi dari benda tegar dapat ditinjau sebagai lintasan dari
letak titik berat benda tersebut. Dari peristiwa ini tampak bahwa peranan titik berat
begitu penting dalam menggambarkan gerak benda tegar.

Cara untuk mengetahui letak titik berat suatu benda tegar akan menjadi mudah
untuk benda-benda yang memiliki simetri tertentu, misalnya segitiga, kubus, balok,
bujur sangkar, bola dan lain-lain. Yaitu d sama dengan letak sumbu simetrinya. Hal ini
jelas terlihat pada contoh diatas bahwa letak titik berat sama dengan sumbu rotasi yang
tidak lain adalah sumbu simetrinya. Orang ini berada dalam keseimbangan.

Dibwah ini adalah ilustrasi orang yang sudah mencapai keseimbangan.

Di sisi lain untuk benda-benda yang mempunyai bentuk sembarang letak titik
berat dicari dengan perhitungan. Perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa kita dapat
mengambil beberapa titik dari benda yang ingin dihitung titik beratnya dikalikan
dengan berat di masing-masing titik kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah
berat pada tiap-tiap titik. dikatakan titik berat juga merupakan pusat massa di dekat
permukaan bumi, namun untuk tempat yang ketinggiannya tertentu di atas bumi titik
berat dan pusat massa harus dibedakan.

Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu
suatu titik tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Perbedaannya adalah
letak pusat massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan gravitasi, sehingga
letaknya tidak selalu berhimpit dengan letak titik beratnya.

Koordinat pusat massa dari benda-benda diskrit, dengan massa masing-masing


M1, M2,....... , Mi ; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2),........, (xi,yi) adalah :

X = (å Mi . Xi)/(Mi) Y = (å Mi . Yi)/(Mi)

Titik Berat (X,Y)


Koordinat titik berat suatu sistem benda dengan berat masing-masing W 1, W2, .........,
Wi ; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2), ............, (xi,yi) adalah :
X = (å Wi . Xi)/(Wi) Y = (å Wi . Yi)/(Wi)
1) Titik Berat Benda homogen berbentuk garis
Benda berbentuk garis (satu dimensi) adalah benda berbentuk kawatsehingga
berat benda sebanding dengan panjangnya.

Titik berat bendahomogen berbentuk garis yang beraturan terletak pada


sumbu simetrinya

2) Titik Berat Benda homogen berbentuk bangun (tiga dimensi)


Benda berbentuk bangun (tiga dimensi) adalah benda berbentuk
bangunsehingga berat benda sebanding dengan volumnya (V).
Titik berat bendahomogen berbentuk bangun yang beraturan
Letak / posisi titik berat
1. Terletak pada perpotongan diagonal ruang untuk benda homogen berbentuk
teratur.
2. Terletak pada perpotongan kedua garis vertikal untuk benda sembarang.
3. Bisa terletak di dalam atau diluar bendanya tergantung pada homogenitas
dan bentuknya.

Titik Berat Beberapa Benda


Nama Letak Titik Berat Keterangan
Garis lurus yo = 1/2 AB z = di tengah-tengah AB
AB = tali busur
Busur lingkaran yo = AB/AB . R AB = busur AB
R = jari-jari lingkaran
Busur setengah
yo = 2.R/p R = jari-jari lingkaran
lingkaran
AB = tali busur
Juring lingkaran yo = AB/AB.2/3.R AB = busur AB
R = jari-jari lingkaran

Setengah lingkaran yo = 4.R/3 p R = jari-jari lingkaran

Selimut setengah
yo = 1/2 R R = jari-jari lingkaran
bola
Selimut limas yo = 1/3 t t = tinggi limas

Selimut kerucut yo = 1/3 t t = tinggi kerucut

Setengah bola yo = 3/8 R R = jari-jari bola

Limas yo = 1/4 t t = tinggi limas

Kerucut yo = 1/4 t t = tinggi kerucut


Dalam menyelesaikan persoalan titik berat benda, terlebih dahulu bendanya
dibagi-bagi sesuai dengan bentuk benda khusus yang sudah diketahui letak titik
beratnya, kemudian baru diselesaikan dengan rumusan yang ada.
Contoh:
Dua silinder homogen disusun seporos dengan panjang dan massanya masing-masing:
l1 = 5 cm ; m1 = 6 kg ; l2 = 10 cm ; m2 = 4 kg.
Tentukan letak titik berat sistem silinder tersebut !
Jawab:
Kita ambil ujung kiri sebagai acuan, maka :
x1 = 0.5 . l1 = 2.5 cm
x2 = l2 + 0.5 . l1 = 5 + 5 = 10 cm
X = (å mi . xi)/(mi)
X = (m1.x1) + (m1.x1)/(m1 + m2)
X = (6 . 2.5 + 4 . 10)/(6 + 4)
X = (15 + 40)/(10) = 5.5 cm
Jadi titik beratnya terletak 5.5 cm di kanan ujung m1

Jika benda dipengaruhi gaya yang jumlahnya nol ΣF = 0 maka benda akan
lembam atau seimbang translasi. Hukum I Newton dapat dikembangkan untuk gerak
rotasi. Jika suatu benda dipengaruhi momen gaya yang jumlahnya nol (Στ = 0) maka
benda tersebut akan seimbang rotasi.

C. Konsep Benda Tegar


Benda tegar adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk
menyatakan suatu benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan
suatu gaya pada benda itu. Pada sebuah benda tegar, setiap titik harus selalu berada
pada jarak yang sama dengan titik-titik lainya.
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan terbagi tiga yaitu :
a. Statik ( ∑F = 0 ; a = o )
b. Dinamik (a = o ; v = konstan )
Benda tegar dikatakan berada dalam kesetimbangan statik jika jumlah gaya yang
bekerja pada benda itu sama dengan nol dan jumlah torsi terhatad sembarang titik pada
benda tegar itu sama dengan nol.
  
1. Keseimbangan Tiga Gaya
Kesetimbangan statik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu kesetimbangan
stabil, kesetimbangan labil, dan kesetimbangan indiferen ( netral ).
a) Keseimbangan Stabil
Keseimbangan stabil adalah keseimbangan yang dialami benda di mana
apabila dipengaruhi oleh gaya atau gangguan kecil benda tersebut akan segera
ke posisi keseimbangan semula. Gambar 6.14 menunjukkan sebuah kelereng
yang ditempatkan dalam bidang cekung. Ketika diberi gangguan kecil dan
kemudian dihilangkan, kelereng akan kembali ke posisi semula.
Keseimbangan stabil ditandai oleh adanya kenaikan titik benda jika dipengaruhi
suatu gaya.
b) Keseimbangan  Labil
Keseimbangan labil adalah keseimbangan yang dialami benda yang
apabila diberikan sedikit gangguan benda tersebut tidak bisa kembali ke posisi
keseimbangan semula. Pada Gambar 6.15 menunjukkan sebuah kelereng yang
ditempatkan di atas bidang cembung. Ketika diberi gangguan kecil dan
kemudian dihilangkan, kelereng tidak akan pernah kembali ke posisi awalnya.
Keseimbangan labil ditandai oleh adanya penurunan titik berat benda jika
dipengaruhi suatu gaya.
c) Keseimbangan  Indeferen
Keseimbangan indeferen atau netral adalah keseimbangan yang dialami
benda yang apabila diberikan sedikit gaya maka benda tersebut tidak
mengalami perubahan titik berat benda.
 
Keseimbangan Dinamik yaitu keseimbangan yang terjadi pada benda ketika
bergerak dengan kecepatan konstan, dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1. Keseimbangan Translasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika
bergerak tanpa mengalami percepatan linier (v= konstan, a= 0)
2. Keseimbangan Rotasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika
bergerak dengan kecepatan sudut konstan (ω= konstan, a= 0)

Keseimbangan Tiga Gaya secara sederhana diuraikan dengan menggunakan


aturan sinus dalam segitiga.
Jika gaya-gaya yang bekerja pada sebuah titik berada dalam keadaan
seimbang  F1 + F2 + F3  = 0
  
Berdasarkan aturan sinus dalam segitiga, maka:
Jika sin (π-x)=sin x, maka diperoleh :

D. Torsi
Torsi (twist) atau momen puntir adalah momen yang bekerja terhadap sumbu
longitudinal balok/elemen struktur.Torsi dapat terjadi karena adanya beban eksentrik
yang bekerja pada balok tersebut.Selain itu,pada umumnya torsi dijumpai pada balok
lengkung atau elemen struktur portal pada ruang.

Gambar 1.1 Hubungan antara T (Torsi), F (gaya), dan r (jarak)


Pada kasus-kasus tertentu, pengaruh torsi lebih menentukan dalam
perencanaan elemen struktur jika dibandingkan dengan pengaruh beban-beban yang
lain, misalnya : torsi pada kantilever (gambar(b)) atau torsi pada kanopi (gambar(d)).
Dalam ilmufisika torsi di rumuskan dengan T = F x r dimana T (Torsi), F
(Gaya), r (jarak). Yang artinya Gaya dikali dengan jarak yang ditunjukkan dalam
satuan Kg.m (Kg/m), Kg.cm (Kg/cm), atau N.m (N/m).

Gambar 1.2 Hubungan antara T (Torsi), F (gaya), dan r (jarak)

Di dalam ilmu fisika, gaya adalah kemampuan dorong atau kemampuan tarik
yang dapat menyebabkan sebuah objek dengan massa tertentu untuk bergerak atau
berpindah tempat. Adapun gaya yang bekerja adalah gaya normal (gaya yang tidak
dipengaruhi oleh gaya gravitasi maupun gaya gesek).

Besarnya torsi tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu
putaran dan letak gaya. Mari kita tinjau sebuah batang dengan salah satu ujungnya
berupa engsel tetapi masih bisa bergerak memutar. Misalnya ujung yang dipatri
adalah ujung yang kita letakan di titik (0,0,0) dan ujung satunya merupakan ujung
yang bebas adalah ujung satunya. Batang kita letakan pada sumbu x.Pada benda
dengan salah satu ujungnya berupa engsel sehingga tidak dapat bertranslasi tapi bisa
berotasi. Diberi gaya dengan berbagai arah. Ditunjukkan juga skema gaya dan
posisinya sebagai berikut.

a. arah r sejajar dengan arah F,


b. arah r tegak lurus dengan arah F,
c. arah r membentuk sudut θ terhadap F.
Jika gaya yang kita berikan sejajar dengan arah batang ternyata batang tidak
berotasi. Kita dapat melihat skema pada pada gambar a diatas. Jika arah gaya tegak
lurus maka batang akan berotasi. Seperti yang ditunjukkan gambar b diatas.

Bagaimana kalau gaya membentuk sudut θ yang besarnya sembarang dengan


batang? Jika gaya membentuk sudut sembarang terhadap batang, benda akan berotasi
tetapi percepatan sudut yang dihasilkan akan berbeda dengan jika sudutnya tegak
lurus. Hal itu ditunjukkan pada gambar c diatas. Perhatikanlah arah putaran akan
barlawanan bila gaya yang diberikan berlawanan arah.

Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Torsi adalah
hasil per silang antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan

besarnya torsi adalah :

Pada batang di atas vektor r adalah vektor yang berawal di ujung batang yang
dipatri dan berujung atau berarah di ujung yang lainnya. Bila gaya tegak lurus
maka θ = 90 sehingga nilai sin θ = 1. Torsi yang dilakukan pada batang maksimal.
Bila  sejajar dengan , maka nilai sin θ = 0 sehingga besarnya torsi 0 dan batang
tidak berotasi. Besar torsi dapat kita tuliskan sebagai :

dengan l =r sin θ

Anda mungkin juga menyukai