Anda di halaman 1dari 28

TITIK BERAT

 Definisi Titik Berat


Titik berat adalah suatu titik tempat berpusatnya massa/berat dari suatu benda
tersebut.
 Menentukan Letak Titik Berat
Menentukan letak titik berat benda homogen yang memiliki sumbu simetri ‘bentuknya
teratur’, seperti mistar kayu sangatlah mudah. Sumbu simetri dari mistar kayu tepat
melalui titik tengah mistar “titik berat mistar kayu ada di titik tengah mistar”. Karena
itulah mistar seimbang ketika ditumpu oleh jari telunjuk tepat di titik tengah mistar.
Titik berat benda homogen satu dimensi (garis)
Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi) Jika tebal
diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi), dan titik
berat gabungan benda homogen berbentuk luasan dapat ditentukan dengan
persamaan berikut:
Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang
bentuknya teratur terletak pada sumbu simetrinya. Untuk
bidang segi empat, titik berat diperpotongan diagonalnya,
dan untuk lingkaran terletak dipusat lingkaran.
Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga (volume)

Trik Titik Berat


1. Buat tabel dengan 6 kolom
2. Pisah benda menjadi bagian-bagian → benda 1, benda 2 dst
3. Tentukan titik berat masing-masing bagian → (x, y)
4. Hitung l, A, dan V masing-masing benda
5. Kalikan (kolom 2 dan 4), (kolom 3 dan 4)
∑ 𝐴𝑥 ∑ 𝐴𝑦
6. Selesaikan hitungan, misal benda berbentuk luasan, maka 𝑥 = ∑𝐴
dan 𝑦 = ∑𝐴
Contoh soal dan pembahasaan
1. Perhatikan gambar di bawah! Tentukan (a) letak titik berat benda terhadap titik P (b)
letak titik berat benda terhadap sisi PQ.

Pembahasan
Diketahui :
Bagi benda menjadi dua bagian, bagian 1 = persegi panjang, bagian 2 = persegi.
A1 = (6)(2) = 12
A2 = (2)(2) = 4
x1 = ½ (6) = 3
x2 = ½ (2) + 2 = 1 + 2 = 3
y1 = ½ (2) = 1
y2 = ½ (2) + 2 = 1 + 2 = 3
Ditanya : Letak koordinat titik berat terhadap sisi PQ
Jawab :

(a) letak titik berat benda terhadap titik P adalah (3 ; 1,5) cm.
(b) letak titik berat benda terhadap sisi PQ adalah 1,5 cm

2. Letak titik berat benda terhadap titik 0 adalah…

Pembahasan
Terlebih dahulu hitung tinggi benda. Bagi benda menjadi dua segitiga siku-siku, di mana
masing-masing segitiga siku-siku mempunyai alas = 4 cm dan sisi miring = 5 cm.

Diketahui :
Luas benda (A) = ½ (alas)(tinggi) = ½ (8)(3) = (4)(3) = 12
Titik tengah pada sumbu x (x) = ½ (8) = 4
Titik tengah pada sumbu y (y)= 1/3 (3) = 1
Ditanya : Koordinat titik berat benda terhadap titik 0
Jawab :

Koordinat titik berat benda adalah (4, 1) cm.

3. Karton I dan II masing-masing homogen , terbuat dari bahan yang sama dan digabung
menjadi satu seperti gambar di bawah.

Tentukan koordinat titik berat benda gabungan dari titik A


Pembahasan
Karton 1
A1 = 4 x 8 = 32
x1 = 4
y1 = 2

Karton 2
A2 = 4 x 4 = 16
x2 = 8 + 2 = 10
y2 = 4 + 2 = 6
Titik berat benda gabungan dengan demikian adalah

Letak titik berat dari titik A adalah 6 cm ke kanan dan 3,3 cm ke atas.
4. Benda 1 dan benda 2 berupa luasan disusun seperti gambar berikut ini.

Tentukan jarak titik berat benda 1 dan benda 2

Pembahasan
Letak titik berat benda 1 diukur dari alas benda 1 adalah y1 = d/2 = 0,5 d
Letak titik berat benda 2 diukur dari alas benda 1 adalah y2 = d + 1/3(3d) = d + d = 2d

Sehingga jarak kedua titik adalah:


2d − 0,5 d= 1,5 d

5. Diberikan sebuah bangun datar sebagai berikut.

Tentukan koordinat titik berat diukur dari titik O.

Pembahasan
Bagi luasan menjadi dua, tentukan titik berat masing-masing luasan seperti ini.

A1 = = 12 x 12 = 144
x1 = 6
y1 = 6
A2 = 1/2 x 12 x 12 = 72
x2 = 12 + 4 = 16
y2 = 4

Sehingga

Koordinat titik berat dari titik O adalah (9,33 , 5,33)


MOMENTUM SUDUT

 Momentum sudut merupakan besaran vektor. Momentum sudut didefinisikan


sebagai hasil perkita silang antara vektor r dan momentum linearnya. Arah
momentum sudut dari suatu benda yang berotasi dapat ditentukan dengan kaidah
putaran sekrup atau dengan aturan tangan kanan. Jika keempat jari menyatakan
arah gerak rotasi, maka ibu jari menyatakan arah momentum arah Pada gerak
translasi benda memiliki momentum linier sedangkan pada gerak rotasi ada
momentum sudut

 Arah Momentum Sudut

Arah momentum sudut L tegak lurus dengan arah r dan arah v. Arah momentum sudut
sesuai dengan arah putaran sekrup tangan kanan yang ditunjukan gambar berikut :

Momentum sudut linear akan kekal bila total gaya yang bekerja pada sistem adalah nol.
Bagaimana pada gerak rotasi? Pada gerak rotasi kita akan menemukan apa yang disebut
sebagai mometum sudut. Dalam gerak rotasi, besaran yang analog dengan momentum linier
adalah momentum sudut. Untuk benda yang berotasi di sekitar sumbu yang tetap, besarnya
momentum sudut dinyatakan :

L = I. ω

dengan:
L = momentum sudut (kgm2/s)
I = momen inersia (kgm2)
ω = kecepatan sudut (rad/s)

Jika benda bermassa m bergerak rotasi pada jarak r dari sumbu rotasi dengan kecepatan
linier v, maka persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut :

L=I.ω
Karena I = m . r2 dan ω = , maka :

L = m . r 2.
L=m.r.v
Tampak bahwa momentum sudut analog dengan momentum linear pada gerak rotasi,
kecepatan linear sama dengan kecepatan rotasi, massa sama dengan momen inersia.

 Hubungan Momentum Sudut Dengan Momen Gaya

Kita telah mengetahui bahwa impuls merupakan perubahan momentum dari benda.

Karena v = r . ω, maka :

Jadi, kedua ruas dikalikan dengan r, diperoleh:

Mengingat r . F = τ dan m . r2 = I, maka :

dengan I. ω adalah momentum sudut, sehingga :

Berdasarkan persamaan diatas dapat dinyatakan bahwa momen gaya merupakan turunan
dari fungsi momentum sudut terhadap waktu.

 Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Dalam gerak linear kita telah mempelajari apabila tidak ada gaya dari luar sistem maka
momentum sudut total sistem adalah kekal, atau tidak berubah. Dari Persamaan
momentum sudut diatas tampak jika torsi pada suatu sistem adalah nol maka dL =0 atau
perubahan momentum sudutnya nol, atau momentum sudutnya kekal. Apabila τ = 0 maka L
konstan, merupakan hukum kekekalan momentum.

Sebagai contoh seorang penari balet berputar dengan kecepatan sudut w, momen
inersianya Im. Bila dia kemudian merentangkan kedua tangannya sehingga momen
inersianya menjadi Ia, berapa kecepatan sudut penari sekarang? Kita bisa menyelesaikan
dengan menggunakan hukum kekekalan momentum sudut. Pada penari tidak ada gaya dari
luar maka tidak ada torsi dari luar, sehingga momentum sudut kekal :

Lm = La
Lm ωm =Ia ωa

Penari merentangkan kedua tangannya maka momen inersianya menjadi bertambah. Ia > Im
maka kecepatan sudut penari menjadi berkurang.

Prinsip ini juga dipakai pada peloncat indah. Saat peloncat meninggalkan papan memiliki
laju sudut ωo, terhadap sumbu horizontal yang melalui pusat massanya, sehingga dia dapat
memutar sebagian tubuhnya setengah lingkaran. Jika ia ingin membuat putaran 3 kali
setengah putaran, maka ia harus mempercepat laju sudut sehingga menjadi 3 kali kelajuan
sudut semula. Gaya yang bekerja pada peloncat berasal dari gravitasi, tetapi gaya gravitasi
tidak menyumbang torsi terhadap pusat massanya, maka berlaku kekekalan momentum
sudut. Agar laju sudutnya bertambah maka dia harus memperkecil momen inersia menjadi
1/3 momen inersia mula-mula dengan cara menekuk tangan dan kakinya ke arah pusat
tubuhnya sehingga terbantu dengan adanya momentum sudut dari gerakannya

Contoh soal dan pembahasaan

1. Sebuah partikel bermassa 0,5 gram melakukan gerak melingkar dengan kecepatan sudut.
tetap 2 rad s–1. Jika jari-jari lintasan partikel 10 cm, maka momentum sudut partikel itu
adalah… …

Pembahasan :

Momentum Sudut.partikel :
L = (0,5 x 10-5 kg m2)(2 rad/s) = 1 x 10-5 kg m2/s

2. Partikel mempunyai momen inersia 2 kg m2 bergerak rotasi dengan kecepatan sudut


sebesar 2 rad/s. Tentukan momentum sudut partikel!

Pembahasan
Diketahui : Momen inersia partikel = 2 kg m2;Kecepatan sudut = 2 rad/s
Ditanya : momentum sudut partikel?
Jawab :
Rumus momentum sudut :
L = (2)(2) = 4 kg m²/sc
3. Partikel bermassa 1 kg berotasi dengan kelajuan sudut 2 rad/s. Jari-jari lintasan partikel
adalah 2 meter. Tentuckan momentum sudut partikel…

Pembahasan
Diketahui : Massa partikel (m) = 1 kg; Kelajuan sudut partikel = 2 rad/s; Jari-jari lintasan
partikel (r) = 2 meter
Ditanya : Momentum sudut partikel ?
Jawab :Hitung momen inersa partikel :
I =M r²
I =(1)(2)² = (1)(4) = 4 kg m²
Momentun sudut partikel :
L=Iw
L = (4)(2) = 8 kg m²/s
Momentun sudut partikel adalah 8 kg m²/s

4.
TORSI(MOMEN GAYA)

Torsi sama dengan gaya pada gerak translasi. Torsi menunjukkan kemampuan sebuah gaya
untuk membuat benda melakukan gerak rotasi. Sebuah benda akan berotasi bila dikenai
torsi. Perhatikan pada sebuah pintu, coba bandingkan apabila kita mendorong pintu pada
ujung pintu dengan kita mendorong pada bagian tengah pintu. Mana yang lebih mudah
untuk membuka pintu? Kita akan merasakan gaya yang diperlukan untuk mendorong pintu
agar terbuka akan lebih ringan apabila dibandingkan dengan mendorong di ujung pintu.

Torsi Jika pada sebuah benda diberikan gaya sebesar F maka benda akan memiliki
percepatan yang disebabkan oleh gaya tersebut. Percepatan benda memiliki arah yang sama
dengan arah gaya yang diberikan padanya. Bagaimana dengan benda yang berotasi?
Bagaimana gayanya?

a. sebuah balok diberi gaya F, benda akan bertranslasi, jika balok di bagian tengah
dipaku sehingga balok tidak dapat bertanslasi tapi dapat berotasi,
b. bila gaya diberikan pada sudut B benda akan berotasi, dengan arah berbeda dengan
(b),
c. begitu juga bila diberikan pada sudut C

Besarnya torsi tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran dan
letak gaya. Mari kita tinjau sebuah batang dengan salah satu ujungnya berupa engsel tetapi
masih bisa bergerak memutar. Misalnya ujung yang dipatri adalah ujung yang kita letakan di
titik (0,0,0) dan ujung satunya merupakan ujung yang bebas adalah ujung satunya. Batang
kita letakan pada sumbu x.

Pada benda dengan salah satu ujungnya berupa engsel sehingga tidak dapat bertranslasi
tapi bisa berotasi. Diberi gaya dengan berbagai arah. Ditunjukkan juga skema gaya dan
posisinya sebagai berikut.
a. arah r sejajar dengan arah F,
b. arah r tegak lurus dengan arah F,
c. arah r membentuk sudut θ terhadap F.

Jika gaya yang kita berikan sejajar dengan arah batang ternyata batang tidak berotasi. Kita
dapat melihat skema pada pada gambar a diatas. Jika arah gaya tegak lurus maka batang
akan berotasi. Seperti yang ditunjukkan gambar b diatas.

Bagaimana kalau gaya membentuk sudut θ yang besarnya sembarang dengan batang? Jika
gaya membentuk sudut sembarang terhadap batang, benda akan berotasi tetapi percepatan
sudut yang dihasilkan akan berbeda dengan jika sudutnya tegak lurus. Hal itu ditunjukkan
pada gambar c diatas. Perhatikanlah arah putaran akan barlawanan bila gaya yang diberikan
berlawanan arah.

Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Torsi adalah hasil per silang
antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan

besarnya torsi adalah :

Pada batang di atas vektor r adalah vektor yang berawal di ujung batang yang dipatri dan
berujung atau berarah di ujung yang lainnya. Bila gaya tegak lurus maka θ = 90 sehingga nilai
sin θ = 1. Torsi yang dilakukan pada batang maksimal. Bila sejajar dengan , maka nilai
sin θ = 0 sehingga besarnya torsi 0 dan batang tidak berotasi. Besar torsi dapat kita tuliskan
sebagai :

dengan l =r sin

ARAH TORSI

Lengan torsi ditunjukkan oleh l. Lengan torsi sebuah gaya didefinisikan sebagai panjang garis
yang ditarik di titik sumbu rotasi sampai memotong tegak lurus garis kerja gaya seperti pada
gambar berikut.
Perhatikan dengan arah torsi, arah torsi menuruti aturan putaran tangan kanan seperti pada
gambar berikut.

Jika arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam maka arah torsi ke atas, dan arah bila
arah putaran searah dengan arah putaran jarum jam maka arah torsi ke bawah. Kita dapat
melihatnya dengan sebuah sistem koordinat. Bila batang terletak pada sumbu x dan pangkal
vektor r di titik (0,0,0). Gaya pada arah sumbu y positif batang akan berputar melawan arah
jarum jam, arah torsi ke arah sumbu z positif. Sebaliknya bila arah gaya kearah sumbu y
negatif, putaran batang berlawanan dengan arah jarum jam, arah torsi ke sumbu z negatif.
Jika arah gaya tidak tepat pada arah sumbu y tetapi membentuk sudut θ terhadap sumbu x,
maka arah torsi dapat dilihat pada gambar berikut.

Arah torsi untuk F berarah sembarang. Arah


sumbu y positif adalah arah masuk bidang gambar.

a. torsi memiliki arah ke sumbu z positif, tetapi arah putarannya berlawanan arah
dengan arah jarum jam,
b. arah torsi ke sumbu z negatif, arah putarannya searah dengan arah jarum jam.

Jika pada sebuah benda bekerja lebih dari satu torsi bagaimana dengan gerakan benda? Jika
pada benda bekerja lebih dari 1 torsi maka torsi total adalah jumlahan dari seluruh torsi
yang bekerja.
Pada batang dengan titik tumpu pada ujung kiri batang, ada dua gaya yang bekerja pada
batang.

Pada gambar diatas gaya F1 akan menyebabkan batang berputar searah dengan jarum jam,
gaya F2 akan menyebabkan benda berputar berlawanan arah dengan arah jarum jam torsi
total adalah jumlah kedua torsi tersebut.

CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAAN

1. Pada sebuah benda bekerja gaya 20 N seperti pada gambar. Jika titik tangkap gaya
berjarak 25 cm dari titik P, berapakah besar momen gaya terhadap titik P?
Jawab
Diketahui: F = 20 N, r = 25 cm, dan θ = 150°.
τ = r F sinθ
= (0,25 cm)(20 N)(sin 150°)
= (0,25 cm)(20 N)( ½ )
= 2,5 Nm.

2. Sebuah gaya F = (3i + 5j) N memiliki lengan gaya r = (4i + 2j) m terhadap suatu titik
poros. Vektor i dan j berturut-turut adalah vektor satuan yang searah dengan
sumbu-x dan sumbu-y pada koordinat Kartesian. Berapakah besar momen gaya yang
dilakukan gaya F terhadap titik poros
Jawab
Diketahui: F = (3i + 5j)N dan r = (4i + 2j)m.
τ = r × F = (4i + 2j)m × (3i + 5j)N = (4)(5) (k) Nm + (2)(3) (–k) Nm = 14 k
Jadi, besarnya momen gaya 14 Nm yang searah sumbu z.

3. Batang AC = 4 meter dengan poros titik A dengan gaya F1 sebesar 20 N dan F2


sebesar 12 N. Sudut-sudut ditunjukkan gambar berikut:
Jika titik B berada di tengah batang AC, tentukan besar momen gaya yang terjadi
pada batang AC, dalam kasus ini massa batang diminta untuk diabaikan.
Pembahasan
Momen gaya dengan poros di titik A:
τ = F1 AC sin 60° − F2 AB sin 60°
τ = 20 (4) (1/2 √3) − 12 (2) (1/2 √3)
τ = 28√3 Nm

4. Empat buah gaya masing-masing :


F1 = 10 N
F2 = 10 N
F3 = 10 N
F4 = 10 N
dan panjang AB = BC = CD = DE = 1 meter
Dengan mengabaikan berat batang AE, tentukan momen gaya yang bekerja pada
batang dan arah putarannya jika:
a) poros putar di titik A
b) poros putar di titik D

Pembahasan
a) poros putar di titik A

Putaran searah jarum jam.

b) poros putar di titik D

5. Batang AB bebas berputar di titik O. Seperti pada Gambar dibawah.

Panjang AB = 3 m, AO = 2 m dan OB = 1 m. Pada titik A bekerja gaya FA = 10 N dan pada


titik B bekerja gaya FB = 20 N. Tentukan torsi yang bekerja pada batang dan arah putarnya.

Penyelesaian
Arah momen gaya dapat menggunakan perjanjian:
• τ negatif jika memutar searah jarum jam
• τ positif jika memutar berlawanan arah jarum jam.
Untuk menentukan torsi batang AB dapat digambarkan nilai t positif atau negatif dan gaya
yang
tegak lurus. Seperti pada gambar berikut.

Maka torsi di titik O memenuhi:

τ0 bernilai negatif berarti batang AB akan berotasi searah jarum jam dengan poros di titik O
MOMEN INERSIA

Momen Inersia adalah ukuran kelembaman(resistansi) sebuah partikel terhadap perubahan


kedudukan atau posisi dalam gerak rotasi. Momen inersia partikel bisa ditulis dalam
persamaan atau rumus matematika I = mr2 dengan I= momen inersia(satuan kgm2), m =
massa (satuan kg), serta r =jarak partikel ke sumbu putar (satuan m).

Jika terdapat banyak partikel atau lebih dari satu dengan massa mi dan jaraknya ri terhadap
poros atau sumbu putar maka momen inersia total adalah jumlah aljabar dari masing-
masing momen inersia partikel tau ditulis dalam bentuk persamaan berikut

m= massa partike (kg) serta r= jarak partikel ke`poros(m)

Ada dua benda, salah satu benda massanya kecil dan benda lain mempunyai massa lebih
besar. Benda manakah yang lebih mudah bergerak jika didorong dengan gaya yang sama ?
Kenyataan menunjukan bahwa benda yang massanya lebih kecil lebih mudah bergerak
daripada benda yang massanya lebih besar . Jadi besar atau kecil massa benda menentukan
besar atau kecil percepatan gerak benda jika dikerjakan suatu gaya. Jika dalam gerak lurus,
massa benda menentukan apakah suatu benda mudah atau sulit digerakkan (dipercepat)
maka dalam gerak rotasi, momen inersia suatu benda menentukan apakah suatu benda
mudah atau sulit digerakkan. Agar lebih memahami pengertian momen inersia., pelajari
penjelasan di bawah ini.

Momen inersia partikel

Tinjau sebuah partikel berotasi.Partikel bermassa m diberikan gaya F sehingga partikel


berotasi terhadap sumbu rotasi O. Partikel berjarak r dari sumbu rotasi. Mula-mula partikel
diam (v = 0). Setelah digerakkan gaya F,partikel berputar dengan kelajuan tertentu sehingga
partikelmempunyai percepatan tangensial (a tan).
Hubungan antara gaya (F), massa (m), dan percepatan tangensial (a tan) partikel dinyatakan
melalui persamaan :

Partikel berotasi sehingga partikel mempunyai percepatan sudut. Hubungan antara


percepatan tangensial dengan percepatan sudut dinyatakan melalui persamaan :
Subtitusikan atau gantikan percepatan tangensial (a tan) pada persamaan 3 dengan
percepatan tangensial (a tan) pada persamaan 4.

Kalikan ruas kiri dan ruas kanan dengan r :

r F adalah momen gaya dan m r2 adalah momen inersia partikel. Persamaan 5 menyatakan
hubungan antara momen gaya, momen inersia dan percepatan sudut partikel yang berotasi.
Persamaan 5 merupakan persamaan hukum II Newton untuk partikel yang berotasi.
Momen inersia partikel merupakan hasil kali antara massa partikel (m) dengan kuadrat jarak
partikel dengan sumbu rotasi (r2).

Keterangan :
I = momen inersia partikel, m = massa partikel, r = jarak antara partikel dengan sumbu rotasi
Persamaan 6 digunakan untuk menentukan momen inersia partikel yang berotasi.

Momen inersia benda tegar homogen


Benda tegar tersusun dari banyak partikel yang tersebar di seluruh bagian benda. Momen
inersia suatu benda tegar merupakan jumlah semua momen inersia masing-masing partikel
penyusun benda tegar.

Untuk menentukan momen inersia suatu benda tegar, benda ditinjau ketika sedang
berotasi karena letak sumbu rotasi mempengaruhi nilai momen inersia. Selain bergantung
pada letak sumbu rotasi, momen inersia (I) partikel bergantung juga pada massa partikel (m)
dan kuadrat jarak partikel dari sumbu rotasi (r2). Massa semua partikel penyusun benda
sama dengan massa benda tersebut. Persoalannya, jarak setiap partikel dari sumbu rotasi
berbeda-beda.

Tinjau penurunan rumus momen inersia sebuah cincin tipis berjari-jari R dan bermassa M.
Jika sumbu rotasi terletak di pusat cincin maka semua partikel penyusun cincin berjarak r
dari sumbu rotasi. Momen inersia cincin tipis sama dengan jumlah momen inersia semua
partikel penyusun cincin.

Setiap partikel penyusun cincin tipis berjarak r dari sumbu rotasi sehingga r 1 = r2 = r3 = r = R.
Rumus momen inersia cincin tipis :
I = M R2
Keterangan :
I = momen inersia cincin tipis, M = massa cincin tipis, R = jari-jari cincin tipis
Bagaimana jika sumbu rotasi tidak terletak di pusat cincin ? Jika sumbu rotasi tidak terletak
di pusat cincin maka rumus momen inersia cincin tipis tidak dapat diturunkan menggunakan
cara di atas karena jarak setiap partikel dari sumbu rotasi berbeda-beda. Penurunan rumus
momen inersia untuk persoalan seperti ini tidak dibahas pada tulisan ini.

Rumus momen inersia benda tegar homogen


Berikut ini rumus momen inersia beberapa benda tegar homogen.

Contoh soal dan pembahasaan

1. Bola A bermassa = 60 gram dan bola B = 40 gram dihubungkan batang AB (massanya


diabaikan).

Jika kedua bola diputar dengan sumbu putar di P maka momen inersia sistem
adalah….
Pembahasan
Momen inersia di titik dengan sumbu putar di p

2. Perhatikan gambar di bawah. Empat partikel, masing-masing bermassa 4m (berjarak


r dari pusat), 3m (berjarak r dari pusat), 2m (berjarak 2r dari pusat), 2m (berjarak r
dari pusat). Sistem terletak pada bidang xy. Jika sistem diputar terhadap sumbu x,
maka momen inersia sistem adalah…
Pembahasan
Diketahui :
Diketahui :
m1 = 4m (berjarak r dari pusat), m2 = 3m (berjarak r dari pusat), m3 = 2m (berjarak 2r
dari pusat), m4 = 2m (berjarak r dari pusat)
Ditanya :
Momen inersia (I) ?
Jawab :
Rumus momen inersia partikel :
I = m r2
Sistem diputar terhadap sumbu x sehingga m2 dan m4 berada pada sumbu putar.
Karena berada pada sumbu putar maka r2 dan r4 bernilai nol.
I1 = m1 r12 = 4mr2
I2 = m2 r22 = 3m (0)2 = 0
I3 = m3 r32 = 2m (2r)2 = 2m (4r2) = 8mr2
I4 = m4 r42 = 2m (0)2 = 0
Momen inersia sistem :
I = I1 + I2 + I3 + I4
I = 4mr2 + 8mr2
I = 12mr2

3. Batang AB bermassa 3 kg ketika diputar melalui B, momen inersianya 27 kg m 2. Jika


diputar melalu
Pembahasan
Diketahui :
m = 3 kg
IB = 27 kg m2
Ditanya : IC ?
Jawab :
IB = m r2
27 kg m2 = (3 kg)(r2)
27 kg m2 / 3 kg = r2
9 m2 = r2
r=3m
Panjang AB = panjang AC = 3 meter
momen inersia batang ketika diputar melalui C :
IC = m r2
IC = (3 kg)(6m)2
IC = (3 kg)(36 m2) = 108 kg m2

4. Diberikan sebuah batang tipis dengan panjang 4 meter dan bermassa 240 gram
seperti gambar berikut:

Jika momen inersia dengan poros di pusat massa batang adalah I = 1/12 ML2 tentukan
besar momen inersia batang jika poros digeser ke kanan sejauh 1 meter!
Penyelesaian:

5. Dua buah partikel masing-masing bermassa 1 kg, 3 kg yang dihubungkan dengan


batang sepanjang 60 cm. Jika batang diputar dengan titik pusat berjarak 20 cm dari
partikel bermasa 3 kg, berapakah momen inersia total kedua partikel tersebut
Pembahasan
Diketahui
m1 = 1 kg
m2 = 3 kg
r1 = 60 -20 = 40 cm = 0,4 m
r2 = 20 cm = 0,2 m
I = ∑ mi ri2 = m1r12 + m2r22 = 1 (0,4)2 + 3 (0,2)2 = 0,016 + 0,12 = 0,28 kg m2
 SOAL PILIHAN GANDA

TITIK BERAT

1. Benda bidang homogen pada gambar di samping mempunyai ukuran AB = BC = √13


cm. Koordinat titik beratnya terhadap titik E adalah...

A. (1 ; 1,7) cm
B. (1 ; 3,6) cm
C. (2 ; 3,8) cm
D. (2; 6,2) cm

2. Perhatikan gambar bidang homogen di samping! Koordinat titik berat benda bidang
(simetris) terhadap titik O adalah….

A. (2; 4,0)
B. (2; 3,6)
C. (2; 3,2)
D. (2; 3,0)

3. Empat buah partikel dengan massa m1=2 kg, m2= 4 kg,m3 = 5 kg, dan m4 = 6 kg, berada
pada sistem koordinat kartesius, keempat partikel itu berturut-turut berada pada
koordinat (0,0),(0,3),(2,2)dan (5,5) dengan absis dam ordinat diukur dalam satuan
meter.Tentukan titik berat system partikel tersebut ?
A. (2,1 , 2,3)
B. (3,4 , 2,1)
C. (1,3 , 2,4)
D. (2,4 , 3,1)

4. Titik berat benda terbagi menjadi tiga bentuk yaitu,kecuali…


A. Titik berat benda bentuk sembarangan.
B. Titik berat benda bentuk beraturan.
C. Titik berat benda beraturan majemuk.
D. titik berat benda bentuk majemuk.

5. Sebuah benda pejal yang tersusun dari 2 buah bangun yaitu sebuah balok dan sebuah
limas segi empat dengan bentuk seperti gambar di bawah ini…

Bangun I = kubus homogen dengan rusuk 10 m


Bandun II = limas pejal homogen dengan tinggi 8 m dana alas sesuai gambar
Pertanyaannya, dimana letak titik berat dari benda pejal tersebut?

A.5,93 m dari alas bawah kubus


B. 5 m dari alas bawah kubus
C. 4,5 m dari alas bawah kubus
D. 6,47m dari alas bawah kubus

6. Perhatikan bidang dua dimensi berikut ini.

Letak titik berat dari bidang garis AB berjarak...


A. 6 cm
B. 5 cm
C. 4 cm
D. 3 cm

7. Ada 2 buah karton, karton I dan karton II masing-masing terbuat dari


bahan yang sama (homogen) dan digabungkan mejadi satu sehingga
tampak seperti gambar dibawah ini

A. (7,45 , 4,67)
B. (6,47 , 4,75)
C. (5,46 , 5,47)
D. (4,64 , 5,74)

8. Koordinat titik berat bangun di bawah ini adalah…..

A. (3; 3)
B. (3; 4)
C. (4; 3)
D. (4; 4)

9. Dua benda yang bermassa 200 kg masing-masing terletak pada permukaan bumi dan
pada ketinggian 1000 km dari permukaan bumi (jari-jari bumi dianggap 6400 kg)
A. 4288 kg
B. 5280 kg
C. 6828 kg
D. 6288 kg

10. Sebuah mobil memiliki 53% berat pada roda-roda depannya dan 47% berat pada
roda-roda belakangnya. Jarak antara poros depan dan belakang adalah 2,46 m. ini
berarti gaya normal total pada kedua roda depan adalah 0,53w dan pada kedua roda
belakang adalah 0,47w dengan w adalah berat total. Berapa jauh tititk berat mobil
tersebut dari poros roda?
A. 1,20 M
B. 1,30 M
C. 1,40 M
D. 1,50 M

 ESSAY

1. Di bawah ini adalah benda berbentuk bidang homogen , letak titik berat bidang
tersebut dari garis AB adalah :
2. Perhatikan bangun bidang simetris 2 DIMENSI pada gambar di bawah ini.

Beserta ukurannya (dalam cm). Jika AB dan AF merupakan sumbu koordinat maka,
letak titik berat bangun ABCDEF adalah...

3. Tentukan letak titik berat bangun berupa luasan berikut dihitung dari bidang
alasnya!

4. Tentukan koordinat titik berat susunan enam buah kawat tipis berikut ini dengan
acuan titik 0 !

5. Tentukan letak titik berat bangun berikut terhadap alasnya!


SOAL PILIHAN GANDA

TORSI (MOMEN GAYA)

1. Batang AB yang massanya diabaikan diletakkan mendatar dan dikerjakan tiga buah
gaya seperti gambar.

Resultan momen gaya yang bekerja pada batang jika diputar pada poros D
adalah...(sin 530 = 0,8).
A. 2,4 Nm
B. 2,6 Nm
C. 3,0 Nm
D. 3,2 Nm

2. Sebuah tongkat yang panjangnya 40 cm mendapat 3 gaya seperti gambar.

Jika tongkat diputar dititik C, maka momen gaya total adalah...


A. 0,5 Nm
B. 3 Nm
C. 100 Nm
D. 300 Nm

3. Sebatang kayu yang massanya diabaikan, dikerjakan gaya pada titik A, B, dan C seperti
gambar.

Bila titik B dipakai sebagai poros, maka momen gaya sistem adalah…..(sin 37° = 0,6)
A. 1,28 Nm
B. 1,60 Nm
C. 2,88 Nm
D. 5,44 Nm
4. Sebuah tongkat homogen dengan panjang 40 cm bermassa 3 kg. Pada salah satu
ujung tongkat diberi beban, sedangkan ujung lainnya sebagai tumpuan.

Jika F = 280 N, maka momen gaya pada titik O adalah....


A. 0 Nm
B. 6 Nm
C. 8 Nm
D. 14 Nm

5. Gaya F1, F2, F3, dan F4 bekerja pada batang ABCD seperti gambar!

Jika massa batang diabaikan, maka nilai momen gaya terhadap titik A adalah ...
A. 15 N.m
B. 18 N.m
C. 35 N.m
D. 53 N.m

6.

Anda mungkin juga menyukai