Anda di halaman 1dari 7

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Suprastruktur politik merupakan suatu lembaga formal yang menjadi suatu


keharusan untuk kelengkapan sistem bernegara. Sistem adalah suatu kebulatan atau
keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. Suprastruktur dibagi menjadi 3
kelompok seiring adanya perubahan sosial dan politik pada masa revolusi perancis
1789-1799 kala itu, sehingga pada dasarnya negara tidak boleh dikuasai oleh satu
tangan saja. Hal itulah yang mengidikasikan dalam menjalankan suatu pemerintahan
perlu adanya pembagian tugas. Selain suprastruktur politik ada juga yang dinamakan
dengan infrastruktur politik, yaitu suatu lembaga yang lahir, tumbuh berkembang
pada masyarakat. Contohnya LSM, parpol, media massa,dan tokoh masyarakat.
Sistem politik adalah kelembagaan dari hubungan antara supra struktur dan infra
struktur politik, supra struktur sering disebut juga bangunan. Suasana kehidupan
politik pemerintah ini merupakan kompleks hal-hal yang bersangkut paut dengan
kehidupan lembaga-lembaga negara yang ada, fungsi dan wewenang antara lembaga
yang satu dengan yang lainya. Suasana ini pada umumnya di ketahui dalam konstitusi
atau UUD nya serta peraturan perundangan lainnya. Indonesia dalam hal ini tidak
menganut sistem pemisahan kekuasaan, tetapi menganut sistem pembagian kekuasaan
artinya antara lembaga negara yang satu dengan lembaga negara yang lain masih ada
hubungan tata kerja.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah yaitu “apa yang dimaksud
dengan system suprastruktur politik?”

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui system suprastruktur politik.

1
Bab II
Pembahasan

2.1 Pengertian suprastruktur politik

Suprastruktur politik merupakan suatu lembaga formal yang menjadi suatu


keharusan untuk kelengkapan sistem bernegara. Suprastruktur dibagi menjadi 3
kelompok seiring adanya perubahan sosial dan politik pada masa revolusi Perancis
1789-1799 kala itu, sehingga pada dasarnya Negara tidak boleh dikuasai oleh satu
tangan saja. Hal itulah yang mengindikasikan dalam menjalankan suatu pemerintahan
perlu adanya pembagian tugas.

Mengutif dari pendapat Prof. Sri sumantri, bahwa sistem politik adalah
kelembagaan dari hubungan antar manusia yang berupa hubungan antara supra
struktur dan infra struktur politik. Sistem politik tersebut menggambarkan hubungan
antara dua lembaga yang ada di dalam Negara , yaitu lembaga supra dan infra struktur
politik. Supra struktur politik sering disebut sebagai bangunan atas atau mesin politik
resmi, atau lembaga pembuat keputusan politik yang sah. Lembaga tersebut bertugas
mengkonversikan input yang berupa tuntutan dan dukungan yang menghasilkan suatu
output berupa kebijakan publik.

2.2 Lembaga-Lembaga yang termasuk suprastruktur politik

Montesquieu, membagi lembaga dalam 3 kelompok :

1. Eksekutif

Kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden, kalau di Indonesia presiden


adalah kepala Negara dan sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Presiden adalah
pemegang kekuasaan pemerintahan Negara. Presiden Indonesia (nama jabatan resmi:
Presiden republik Indonesia) adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan
Indonesia. Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di

2
dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan
menteri-menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan
tugas-tugas pemerintahan sehari-hari. Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama
5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu
kali masa jabatan.

2. Legislatif

Sistem perwakilan di Indonesia saat ini menganut sistem bikameral. Itu


ditandai dengan adanya dua lembaga perwakilan, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Dengan merujuk asas trias politika, di
Indonesia kekuasaan terbagi menjadi eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dalam hal
ini, DPR dan DPD merepresentasikan kekuasaan legislatif. Kekuasaan legeslatif
terletak pada, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR ). Yang anggota-angotanya
terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ) dan Dewan Perwakilan Daerah (
DPD).

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR )


MPR terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih secara langsung.
Pasal 3 UUD 1945 menyebutkan kewenangan MPR sebagai berikut:
a. Mengubah dan menetapkan UUD
b. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden
c. Hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam
masa jabatannya menurut UUDPemegang dan pelaksana sepenuhnya
kedaulatan rakyat. ( pasal 1 ayat 2 )

2. Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )


Tugas-tugas DPR adalah sebagai berikut:
a. Membentuk undang-undang
b. Membahas rancangan RUU bersama Presiden
c. Membahas RAPBN bersama presiden

3
 Fungsi DPR adalah sebagai berikut :
a. Fungsi legislasi berkaitan dengan wewenang DPR dalam pembentukan
undang-undang
b. Fungsi anggaran, berwenang menyusun dan menetapkan RAPBN bersama
presiden
c. Fungsi pengawasan, melakukan pengawasan terhadap pemerintah
 DPR diberikan hak-hak yang diatur dalam pasal-pasal UUD 1945, antara lain:
a. Hak interpelasi, hak DPR untuk meminta keterangan pada presiden
b. Hak angket, hak DPR untuk mengadakan penyelidikan atas suatu
kebijakan Presiden/ Pemerintahc) Hak menyampaikan pendapat
c. Hak mengajukan pertanyaan
d. Hak Imunitas, hak DPR untuk tidak dituntut dalam pengadilan
e. Hak mengajukan usul RUU
3. Dewan Perwakilan Daerah ( DPD )
Dewan Perwakilan Daerah (disingkat DPD) adalah lembaga tinggi negara
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan perwakilan
dari setiap provinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum.

 DPD memiliki fungsi:

a. Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan


pertimbangan yang berkaitan dengan bidang legislasi tertentu
b. Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu.

Anggota DPD dari setiap provinsi adalah 4 orang. Dengan demikian jumlah anggota
DPD saat ini adalah 128 orang. Masa jabatan anggota DPD adalah 5 tahun, dan
berakhir bersamaan pada saat anggota DPD yang baru mengucapkan sumpah/janji.

4. Yudikatif
Kekuasaan Kehakiman Pasal 24 UUD 1945 menyebutkan bahwa kekuasaan
kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan

4
peradilan guna menegakkan hokum dan keadilan. Kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh:
a. Mahkamah Agung (MA)
Tugas MA adalah mengawasi jalannya undang-undang dan memberi sanksi
terhadap segala pelanggaran terhadap undang-undang.
b. Mahkamah Konstitusi (MK) Adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman
bersama-sama dengan Mahkamah Agung.

 Kewenangan MK adalah sebagai berikut:


a. Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
b. Menguji undang-undang terhadap UUD
c. Memutuskan sengketa lembaga Negara
d. Memutuskan pembubaran partai politik
e. Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilu
f. Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
menurut UUD 1945.

c. Komisi Yudisial (KY)


Lembaga ini berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama
calon hakim agung. Lembaga ini berwenang mengusulkan pengangkatan hakim.

Keanggotaan Komisi Yudisial terdiri atas mantan hakim, praktisi hukum, akademisi
hukum, dan anggota masyarakat. Anggota Komisi Yudisial adalah pejabat Negara,
terdiri dari 7 orang (termasuk Ketua dan Wakil Ketua yang merangkap Anggota).
Anggota Komisi Yudisial memegang jabatan selama masa 5 (lima) tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

5
Bab III
Penutup

3.1 simpulan

Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara.
Yang dimana suprastruktur sebagai penggerak politik formal yang bersangkut paut
dengan kehidupan lembaga-lembaga negara yang ada, fungsi, dan wewenang antar
lembaga negara yang satu dengan yang lainnya. Lembaga-lembaga tersebut di
Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil
Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-
lembaga ini yang akan membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
kepentingan umum. Tuntutan dan dukungan sebagai input dalam proses pembuatan
keputusan. Dengan adanya partisipasi masyarakt diharapkan keputusan yang dibuat
pemerintah sesuai dengan aspirasi dan kehendak rakyat.Pada dasarnya negara tidak
boleh dikuasai oleh satu tangan saja oleh karena itu dalam menjalankan suatu
pemerintahan perlu adanya pembagian tugas. Lembaga-lembaga negara merupakan
lembaga kenegaraan yang berdiri sendiri yang satu tidak merupakan bagian dari yang
lain. Akan tetapi, dalam menjalankan kekuasaan atau wewenangnya, lembaga Negara
tidak terlepas atau terpisah secara mutlak dengan lembaga negara lain.

3.2 Saran

Makalah ini masih banyak kekurangan seehingga membutuhkan banyak saran.

6
Daftar Pustaka

https://aniszaqiyatun.wordpress.com/2013/05/20/sistem-politik-indonesia-
suprastruktur-dan-infrastruktur-politik-indonesia/

http://tommysyatriadi.blogspot.co.id/2013/05/suprastruktur-dan-infrastruktur-
politik.html

Anda mungkin juga menyukai