Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH
1. Ayu Ananda
2. Ayu Azhari
3. Friski Ari Putra Fauzi
A. KOPING KELUARGA
Tuntutan terus menerus memaksa keluarga beradaptasi dalam upaya
bertahan, berlanjut, dan bertumbuh. Proses dan strategi koping keluarga sangat
penting guna membuat hal ini mungkin. Presepsi dan penanganan keluarga
terhadap masalahnya melalui pemanfaatan sebagai sumber dan strategi koping
amatlah penting bagi keberhasilan keluarga mengatasi tuntutan yang ada.
Selain itu, yang paling penting, proses dan strategi koping keluarga
berfungsi sebagai proses atau mekanisme vital yang memfasilitasi fungsi
keluarga. Tanoa koping keluarga yang efektif, fungsi afektif, sosialisasi,
ekonomi, dan perawatan kesehatan tidak dapat dicapai secara adekuat. Oleh
karena itu, proses dan strategi koping keluarga mengandung proses yang
mendasari yang memungkinkan keluarga mengukuhkan fungsi keluarga yang
diperlukan.
Mengkaji sumber, strategi koping, dan proses keluarga memberikan
landasan guna membantu keluarga dalam adaptasi dan mencapai derajat
kesejahteraan yang lebih tinggi. Mencapai derajat kesejahteraan yang lebih
tinggi adalah tujuan atau alasan keberadaan praktik keperawatan keluarga.
Memperkuat dan mendorong respon dan kapasitas adaptif yang adekuat, serta
mengurangi stressor actual dan potensial dari dalam dan luar keluarga, adalah
bagian dari tujuan luas dan cakupan ini. Baik keluarga secara esensial sehat
atau disfungsional atau dianatara keaduanya (dalam letak kontinuum sehat
sakit).
Gambar 1.1
Teori Stress Keluarga
Sumber
Koping B
Stresor Krisis
Keluarga Bukan X
A Persepsi
terhadap
Koping C
b. Strategi Kognitif
Normalisasi. Strategi koping fungsional keluarga lainnya adalah
kecenderungan bagi keluarga untuk menormalisasi sesuatu sebanyak
mungkin saat mereka mengatsi stressor jangka panjang yang
cenderung mengganggu kehidupan keluarga dan aktivitas rumah
tangga. Banyak penulis telah menggunakan “Normalisasi” untuk
membuat konsep tentang bagaimana keluarga mengelola disabilitas
anggota (Faux, 1998;Knaff, Deatrick,& Kirby, 2001).
Pengendalian makna masalah dengan membingkai ulang dan
penilaian pasif. Dalam sebuah studi besar pada orang dewasa
Amerika, salah satu cara utama yang ditemukan Pearlin dan Schooler
(1978) efektif dalam koping adalah pemakaian mekanisme mental-
pengendalian makna masalah tersebut. Strategi koping kognitif ini
memperbaiki atau secara kognitif menetralkan stimulus yang
mengancam dalam hidup.
Pemecahan Masalah Bersama. Pemecahan masalah bersama
diantara anggota keluarga adalah strategi koping kognitif dan
komunikasi keluarga yang telah diteliti secara ekstensif melalui
metode penelitian laboratorium oleh kelompok peneliti keluarga
(Kleim, 1982; Strauss, 1968).
Mendapatkan informasi dan pengetahuan. Keluarga yang lebih
berbasis kognitif berespons terhadap stress dengan mencari
pengetahuan dan informasi berkenaan dengan stressor atau
kemungkinan stressor. Hal ini khususnya terbukti dalam kasus masalah
kesehatan berat atau yang mengancam hidup. Dengan mendapatkan
informasi yang bermanfaat, dapat meningkatkan perasaan memiliki
beberapa pengendalian terhadap situasi dan mengurangi rasa takut
keluarga tehadap sesuatu yang tidak diketahui, juga membantu
keluarga menilai stressor (maknanya) lebih akurat dan mengambil
tindakan yang diperlukan.
c. Strategi Komunikasi
Terbuka dan jujur. Komunikasi yang baik sangat penting bagi
fungsi keluarga. Akan tetapi, hal ini menjadi lebih penting selama
periode stress dan krisis keluarga. Anggota keluarga yang
menunjukkan keterbukaan, kejujuran, pesan yang jelas, dan perasaan
serta afeksi yang lebih besar dibutuhkan pada masa ini (Oliver, 1998;
Walsh, 1998).
Menggunakan Humor dan Tawa. Studi mengenal resiliency
menekankna bahwa humor tidak terhingga nilainnya dalam mengatasi
penderitaan (Walsh, 1998). Humor tidak hanya dapat menyokong
semangat, humor juga dapat menyokong sistem imun seseorang dalam
mendorong penyembuhan. Demikian juga bagi keluarga, rasa humor
adalah sebuah asset yang penting. Humora dapat membantu
memperbaiki sikap keluarga tehadap masalahnya dan perawatan
kesehatan serta mengurangi kecemasaan dan ketegangan mereka.
Friedman, Dkk. (2010). Buku Ajaran Keperawatan Keluarga: Riset, Teori &
Praktik. Edisi 5. Jakarta : EGC.