Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN KELUARGA

“Koping Keluarga dan Masalahnya”

Dosen Pengampu :

Dr. Maksuk, SKM, M.Kes

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 6 TINGKAT IIIC

1. Ayu Ananda
2. Ayu Azhari
3. Friski Ari Putra Fauzi

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


KOPING KELUARGA DAN MASALAH KELUARGA

A. KOPING KELUARGA
Tuntutan terus menerus memaksa keluarga beradaptasi dalam upaya
bertahan, berlanjut, dan bertumbuh. Proses dan strategi koping keluarga sangat
penting guna membuat hal ini mungkin. Presepsi dan penanganan keluarga
terhadap masalahnya melalui pemanfaatan sebagai sumber dan strategi koping
amatlah penting bagi keberhasilan keluarga mengatasi tuntutan yang ada.
Selain itu, yang paling penting, proses dan strategi koping keluarga
berfungsi sebagai proses atau mekanisme vital yang memfasilitasi fungsi
keluarga. Tanoa koping keluarga yang efektif, fungsi afektif, sosialisasi,
ekonomi, dan perawatan kesehatan tidak dapat dicapai secara adekuat. Oleh
karena itu, proses dan strategi koping keluarga mengandung proses yang
mendasari yang memungkinkan keluarga mengukuhkan fungsi keluarga yang
diperlukan.
Mengkaji sumber, strategi koping, dan proses keluarga memberikan
landasan guna membantu keluarga dalam adaptasi dan mencapai derajat
kesejahteraan yang lebih tinggi. Mencapai derajat kesejahteraan yang lebih
tinggi adalah tujuan atau alasan keberadaan praktik keperawatan keluarga.
Memperkuat dan mendorong respon dan kapasitas adaptif yang adekuat, serta
mengurangi stressor actual dan potensial dari dalam dan luar keluarga, adalah
bagian dari tujuan luas dan cakupan ini. Baik keluarga secara esensial sehat
atau disfungsional atau dianatara keaduanya (dalam letak kontinuum sehat
sakit).

B. KONSEP STRES DAN KOPING DASAR


Stress adalah respon atau keadaan ketegangan yang disebabkan oleh
stressor atau tuntutan aktual/yang dirasakan yang tetap tidak teratasi
(Antonovsky, 1979., Burr 1973).
Stress adalah ketegangan dalam seseorang atau sistem social (misal.,
keluarga) dan merupakan reaksi terhadap situasi yang menimbulkan tekanan
(Burgess, 1978).
Stresor adalah agen pemrakarsa atau presipitasi yang mengaktifkan proses
stress (Burr et al., 1993; Chrisman & Fowler, 1980).
Presepsi anggota keluarga/keluarga adalah interprestasi anggota keluarga
secara tunggal atau kolektif menyusun pengalaman mereka. Presepsi mewarnai
sifat dan signifikansi stressor keluarga yang mungkin, karena keluarga beraksi
tidak hanya terhadap adanya stressor aktual, tetapi juga terhadap peristiwa saat
keluarga merasakan atau meinterprestasikan nya. Persepsi keluarga merupakan
hal yang terpenting.
Koping terdiri atas upaya pemecahan masalah yang dihadapi oleh individu
dengan tuntutan yang sangat relevan dengan kesejahteraannya, tapi membebani
sumber sseorang (Lazarus, Averill, & Opton, 1974). Pearlin dan Schooler
(1978) menambahkan pernyataan mengenai dungaan keefektifan respon koping
saat mereka mendefinisikan koping sebagai respon ( Kognitif perilaku atau
persepsi) terhadap ketegangan hidup eksternal yang berfungsi untuk mencegah,
menghindar, atau mengendalikan distress emosional. Koping adalah sebuah
istilah yang terbatas pada perilaku atau kognisi aktual yang ditampilkan
seseorang, bukan pada sumber yang mungkin mereka gunakan.
Koping keluarga menunjukkan tingkat analisis kelompok keluarga (atau
sebuah tingkat analisis interaksional). Koping keuarga didefinisikan sebagai
proses aktif saat keluarga memanfaatkan sumber baru yang akan memperkuat
unit keluarga dan mengurangi dampak peristiwa hidup penuh stres (McCubbin,
1979).
Krisis keluarga didefinisikan sebagai kondisi kekacauan, tidak teratur, atau
ketidakmampuan dalam sistem keluarga yang berlangsung terus menerus
(Burr, 1973; McCubbin & McCubbin, 1993). Oleh karena itu, krisis keluarga
merupakan keadaan atau masa kacau dalam kehidupan keluarga saat peristiwa
yang sangat menimbulkan stress atau rangkaian kejadian yang secara signifian
membebani sumbr dan kemampuan koping keluarga, disertai tidak dapat
melihat pemecahan masalah. Keterampilan pemecahan masalah keluarga yang
biasanya efektif menjadi tidak berguna atau berkurang selama kegawatan
psikososial (Kus, 1992).
Adpatasi adalah proses mengelola tuntutan secara melalui pemanfaatan
sumber, koping, dan strategi pemecahan masalah. Hasil akhirnya adalah
perubahan keadaan bagi yang dapat positif atau negatif, yang menyebabkan
peningkatan atau penurunan atau keadaan sejahtera keluarga (Burgess, 1978).
Adaptasi keluarga secara fungsional didefinisikan oleh McCubbin dan
McCubbin (1993), sebagai “proses saat keluarga terlibat dalam respon
langsung dihadapan tuntutan stressor yang ekstensif, dan menyebabkan
perubahan sistemik dibutuhkan dalam unit keluarga untuk memperbaiki
stabnilitas fungsional dan memperbaiki kepuasan dan kesejahteraan keluarga.

Gambar 1.1
Teori Stress Keluarga

Sumber
Koping B

Stresor Krisis
Keluarga Bukan X
A Persepsi
terhadap
Koping C

Sumber McCubbin & Patterson, 1983)

C. FASE WAKTU STRESS DAN STRATEGI KOPING


1. Periode Antrestres
Suatu periode sebelum benar-benar melawan stressor seperti hospitalisasi
anak, antisipasi kadang mungkin terjadi, terdapat kesadaran terhadap
bahaya yang mengancam atau ancaman situasi yang dirasakan. Jika
keluarga atau orang yang membantu dapat mengidentifikasi stressor yang
akan datang, bimbingan antisipasi serta strategi koping pencegahan dapat
dicari atau diberikan untuk memperlemah atau mengurangi dampak besar.
2. Perode Stress Aktual
Strategi kopng selama periode stress biasanya berbeda intensitas dan
jenisnya dari strategi yang digunakan sebelum awitan stressor dan stress.
Mungkin terdapat strategi defensive dab bertahan yang sangat dasar yang
digunakan selama periode ini jika stress dalam keluarga sangat berat.
3. Periode Pascastres
Strategi koping yang diterapkan setelah periode stress akut, disebut fase
pascatrauma yang terdiri dari strategi untuk mengembalikan keluarga ke
keadaan homeostasis yang seimbang. Untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga selama fase ini, keluarga perlu aling bekerja sama, saling
mengungkapkan perasaan, dan memecahkan masalahnya (Burgerss, 1978).

D. STRATEGI KOPING KELUARGA


Strategi koping perilaku, kognitif, dan emosional keluarga serta individu
diartikan sebagi masalah atau situasi khusus. Perbedaan situasi dan masalah
membutuhkan pemecahan yang berbeda; yaitu, respon koping yang berbeda
perlu diterapkan.
Cara lain memandang koping keluarga adalah dengan melihat apakah
strategi koping berasal dari dalam keluarga atau bergantung pada dukungan
dan sumber di luar keluarga.
1. Strategi koping keluarga internal
Dalam strategi koping kelaurga internal, tiga jenis strategi koping intra-
keluarga yang umum dibahas: strategi hubungan keluarga, kognitif, dan
komunikasi.
a. Strategi Hubungan
Mengandalkan kelompok keluarga. Keluarga tertentu saat
mengalami tekanan mengatasi dengan menjadi lebih bergantung pada
sumber mereka sendiri. Bersatu adalah satu dari proses yang paling
penting dalam badai kehidupan keluarga. Keluarga berhasil melalui
masalah dengan menciptakan struktur keluarga dan organisasi yang
lebih beasr dirumag dan keluarga.
Kebersamaan yang lebih besar (memperkuat kohesi keluarga)
salah satu cara membuat keluarga makin erat dan memelihara serta
mengelola tingkat stress dan moral yang dibutuhkan keluarga adalah
dengan berbagaib perasaan dan pemikiran, seta terlibat dalam
pengalaman atau aktivitas keluarga. Kebersamaan yang lebih besar
menghasilkan kohesi keluarga yang lebih tinggi, atribut keluarga yang
mendapatkan perhatian atribut keluarga inti (Olson, 1993).

b. Strategi Kognitif
Normalisasi. Strategi koping fungsional keluarga lainnya adalah
kecenderungan bagi keluarga untuk menormalisasi sesuatu sebanyak
mungkin saat mereka mengatsi stressor jangka panjang yang
cenderung mengganggu kehidupan keluarga dan aktivitas rumah
tangga. Banyak penulis telah menggunakan “Normalisasi” untuk
membuat konsep tentang bagaimana keluarga mengelola disabilitas
anggota (Faux, 1998;Knaff, Deatrick,& Kirby, 2001).
Pengendalian makna masalah dengan membingkai ulang dan
penilaian pasif. Dalam sebuah studi besar pada orang dewasa
Amerika, salah satu cara utama yang ditemukan Pearlin dan Schooler
(1978) efektif dalam koping adalah pemakaian mekanisme mental-
pengendalian makna masalah tersebut. Strategi koping kognitif ini
memperbaiki atau secara kognitif menetralkan stimulus yang
mengancam dalam hidup.
Pemecahan Masalah Bersama. Pemecahan masalah bersama
diantara anggota keluarga adalah strategi koping kognitif dan
komunikasi keluarga yang telah diteliti secara ekstensif melalui
metode penelitian laboratorium oleh kelompok peneliti keluarga
(Kleim, 1982; Strauss, 1968).
Mendapatkan informasi dan pengetahuan. Keluarga yang lebih
berbasis kognitif berespons terhadap stress dengan mencari
pengetahuan dan informasi berkenaan dengan stressor atau
kemungkinan stressor. Hal ini khususnya terbukti dalam kasus masalah
kesehatan berat atau yang mengancam hidup. Dengan mendapatkan
informasi yang bermanfaat, dapat meningkatkan perasaan memiliki
beberapa pengendalian terhadap situasi dan mengurangi rasa takut
keluarga tehadap sesuatu yang tidak diketahui, juga membantu
keluarga menilai stressor (maknanya) lebih akurat dan mengambil
tindakan yang diperlukan.

c. Strategi Komunikasi
Terbuka dan jujur. Komunikasi yang baik sangat penting bagi
fungsi keluarga. Akan tetapi, hal ini menjadi lebih penting selama
periode stress dan krisis keluarga. Anggota keluarga yang
menunjukkan keterbukaan, kejujuran, pesan yang jelas, dan perasaan
serta afeksi yang lebih besar dibutuhkan pada masa ini (Oliver, 1998;
Walsh, 1998).
Menggunakan Humor dan Tawa. Studi mengenal resiliency
menekankna bahwa humor tidak terhingga nilainnya dalam mengatasi
penderitaan (Walsh, 1998). Humor tidak hanya dapat menyokong
semangat, humor juga dapat menyokong sistem imun seseorang dalam
mendorong penyembuhan. Demikian juga bagi keluarga, rasa humor
adalah sebuah asset yang penting. Humora dapat membantu
memperbaiki sikap keluarga tehadap masalahnya dan perawatan
kesehatan serta mengurangi kecemasaan dan ketegangan mereka.

2. Strategi Koping Keluarga Eksternal


a. Strategi komunitas: memelihara jalinan aktif dengan komunitas.
Kategori ini merujuk pada upaya koping keluarga yang terus menerus,
jangka panjang, dan umum, bukan upaya seseorang menyesuaikan
untuk mengurangi stressor khusus siapa pun. Ingat satu asumsi dalam
model Resiliency (McCubbin & McCubbin, 1993) adalah bahwa
keluarga berperan terhadap dan mendapat manfaat dari jaringan
dukungan dan layanan komunitas yang aktif. Rasional pentingnya
hubungan ini sebagai upaya koping berdasarkan pada teori ssistem,
yang menyatakan bahwa setiap sistem sosial memiliki gerakan
informasi dan aktivitas melewati batasannya jika ingin melakukan
fungsinya (Whitchurch & Constantine, 1993).

b. Memanfaatkan sistem dukung sosial. Memanfaatkan sistem


dukungan sosial keluarga adalah strategi koping keluarga eksternal
yang sangat utama dan penting, “Ikatan pribadi adalah bagian
kehidupan yang terjadi bersamaan, yang berfungsi sebagai fungsi
social, psikologi, dan perilaku yang penting melintasi masa hidup”
(Singer & Ryff, 2001).
- Definisi Konsep
- Dukungan Sosial
- Sumber Dukungan Sosial
- Tujuan Sistem Dukungan Sosial
- Penggunaan Jaringan Social Yang Tidak Adekuat
- Kelompok Saling Bantu Atau Swa-Bantu
- Dukungan Sprritual
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Dkk. (2010). Buku Ajaran Keperawatan Keluarga: Riset, Teori &
Praktik. Edisi 5. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai