Anda di halaman 1dari 27

1.

2.
3.

NOMOR PERCOBAAN
JUDUL PERCOBAAN
TUJUAN PERCOBAAN

: I (SATU)
: ALAT UKUR DASAR
:

a.

Menggunakan jangka sorong dan mikrometer skrup sebagai pengukur


panjang dan tebal benda, sedangkan neraca ohouss sebagai pengukur massa
suatu benda
b.
Menentukan massa jenis benda homogen yang berbentuk teratur
(simetris)
4.

DASAR TEORI

Massa Jenis
Massa jenis suatu benda di definisikan sebagai massa benda per satuan volume.
Jadi benda yang memiliki massa (m) dan volume (v) mempunyai massa jenis sebesar.
m

V
Keterangan :

= massa jenis benda (kg/m3)


m
= massa benda (kg)
V
= Volume benda (m3)
Untuk keperluan praktis, massa jenis air = 1000 kg/m3 atau 1 gr/cm3 digunakan
sebagai acuan. Finn, allonso (1962:22) mengemukakan massa jenis seperti yang
didefinisikan dalam persamaan di atas hanya berlaku untuk benda-benda homogen, yaiut
benda-benda yang memiliki komposisi atau struktur yang sama pada seluruh volumenya
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mengukur massa benda digunakan
neraca ohoussserta jangka sorong dan mikrometer skrup untuk mengukur panjang, lebar
dan ketebalan (sehingga volume benda dapat dihitung).
A

Jangka
D
B Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk
mengukur panjang bagian luar benda, panjang bagian rongga dalam benda dan mengukur
C
kedalaman benda.

Keterangan
A
= skala utama dalam satuan cm
B
= skala nonius dalam satuan mm
C
= rahang untuk mengukur panjang dan ketebalan benda
D
= acuan untuk mengukur kedalaman benda
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa

Halaman 1

Adapun langkah-langkah penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut:


1.
Benda yang akan di ukur ditempatkan sesuai dengan bentuk
pengukuran panjang yang dilakukan
2.
Skala utama di baca dari garis skala nol sampai kegaris skala 0
skala nonius
3.
Skala nonius dibaca dengan cara memperhatikan garis skala
nonius yang paling berhimpit dengan salah satu garis skala utama, kemudian hasil
pembacaan dikalikan dengan ketelitian jangka sorong.
4.
Hasil pengukuran adalah hasil pembacaan skala utama tambah
ahsil pembacaan skala nonius
Mikrometer Skrup
Mikrometer skrup digunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki ukuran
maksimum sekitar 2.5 cm. Diagram mikrometer skrup ditunjukkan pada gambar 1.2.

1
4
Keterangan:
1
2
3
4

= rahang mikrometer scrup


= sekrup pemutar kecil
= skala utama
= skala nonius

Jika selubung luar diputar lengkap 1 kali maka rahang geser dan juga selubung luar
maju atau mundur 0,5 mm. Karena selubung luar memiliki 50 skala, maka 1 skala pada
selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur sejauh 0,5 mm/50 = 0,01mm.
Bilangan 0,01 mm ini merupakan skala terkecil mikrometer. Dengan demikian
ketidakpastiannya adalah
1
2
= x 0,01 mm = 0,005 mm
Cara menentukan perhitungan dengan menggunakan mikrometer skrup
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa

Halaman 2

5.

ALAT DAN BAHAN

ALAT/ BAHAN
JANGKA SORONG
MIKROMETER SKRUP
6.

JLH
1
1

ALAT/BAHAN
NERACA............
KUBUS,SILINDER DAN BOLA

JLH
1
1

PROSEDUR PERCOBAAN
Ukur massa kubus dan silinder alumunium dengan
menggunakan neraca ........
2.
Gunakan jangka sorong untuk mengukur panjang sisi
kubus sebanyak 5 kali, dengan perulangan pada posisi yang berbeda-beda
3.
Ukur diameter silinder alumunium dengan menggunakan
mikrometer sekrup sebanyak 5 kali pengulangan
4.
Buat tabel pengamatan untuk menyusun data hasil
pengukuran yang telah anda lakukan
1.

Data Pengamatan
Kubus alumunium
No
SU (cm)
1
2
3
Kubus tembaga
No
SU (cm)
1
2
3
Kelereng
No
1
2
3
7.

SU (cm)

SN

SN

SN

TUGAS
1.
Tentukan massa jenis kubus alumunium, kubus tembaga dan
kelereng, lengkap dengan angka ketidakpastiannya masing-masing

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 3

2.

Bandingkan massa jenis aluminium yang saudara peroleh


dalam percobaan dengan harga massa jenis aluminium yang tertera pada buku
3.
Buatlah kesimpulan percobaan yang telah saudara lakukan

1.
2.

NOMOR PERCOBAAN
: II (DUA)
JUDUL PERCOBAAN
: GETARAN BENDA PADA
PEGAS
3.
TUJUAN PERCOBAAN
:
- Mempelajari hubungan antara perioda dan massa beban yang
digantungkan pada pegas.
- Menentukan konstanta pegas dengan prinsip getaran
II. Alat Percobaan :
Dasar Statif
Kaki Statif
Batang statif pendek
Batang Statif panjang
Pegas spiral

Nama Alat
Bosshead
Beban 50 gr, 100 gr, 150 gr
Pasak pemikul
Stop watch

4. Dasar Teori
Bila sebuah pegas yang memiliki panjang mula-mula lo, salah satu ujungnya dugantungkan
pada titik tetap dan ujung bawahnya diberi beban massa m, maka panjang pegas bertambah
menjadi l saat massa m diam di satu titik setimbang misalnya O. Pada saat setimbang tersebut,
gaya berat benda (kebawah) sama dengan besarnya gaya yang diberikan pegas pada benda
(keatas). Pada kondisi demikian maka berlaku:
mg = k (l - lo) k = konstanta pegas.......................................................
(1)
dan bila tidak diganggu maka benda akan diam selamanya (tidak bergetar).
Tetapi apabila benda kemudian ditarik sedikit keatas atau kebawah sejauh x dari titik setimbang
lalu dilepaskan, maka pegas akan memberi gaya F yang sebanding dengan simpangan x tersebut
dan arahnya menuju titik setimbang O. Gaya ini sering dikenal dengan gaya pemulih (ingin
mengembalikan keposisi setimbang), yang akibatnya benda mengalami osilasi atau getaran.
Menghubungkan gaya pemulih dengan hukum II Newton maka:

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 4

Lo

k ?L

Setimbang

O
x

F= -kx

mg

Gambar 2.1 Sistem pegas

F=-kx
d 2x k
x0
dt 2 m

ma= - k x
Penyelesaian matematikanya diperoleh:
X(t) = A cos (wt)
2
k
w

T
m
......................
(2)

Tetapan pegas k dalam elastisitas berhubungan dengan kekenyalan pegas, makin sulit
sebuah pegas direnggangkan (makin besak kekenyalan pegas)
pegas sejauh
jarak tertentu.
Beberapa besaran dalam osilasi :
Simpangan x : simpangan beban dari titik
setimbang.
Amplitude (A): simpangan maksimum.
Perioda (T) : waktu yang dibutuhkan benda untuk
melakukan satu getaran penuh.
Frekuensi (f) : merupakan banyaknya getaran yang
terjadi selama satu detik.
1
f
T
Hubungan frekuensi dengan perioda dapat ditulis
1
T
f
atau
Gambar 2.2 Susunan percobaan

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 5

Pada percobaan ini kita mempelajari hubungan antara perioda T dan massa M
benda yang berosilasi pada sistem peegas. Karena perioda biasanya tetap dan sangat
kecil, maka akan lebih mudah jika mengukur waktu sejumlah osilasi (misalnya 10 atau 20
osilasi) , jadi jika waktu untuk n osilasi adalah t, maka periodanya adalah t/n.
5. Langkah Percobaan :
1. Susun alat percobaan seperti gambar 2.2
2. Ukur panjang pegas sebelum diberi beban (misal lo), dan panjang pegas setelah
diberi beban (l) dengan massa beban m
3. Tarik (simpangkan) beban ke bawah lebih kurang 3 cm dari titik setimbang.
4. Lepaskan beban agar berosilasi secara sempurna di sekitar titik keseimbangan.
Catatan : Bila geratan yang diperoleh belum stabil maka lakukan penambahan
beban, mulailah pengukuran dengan beban yang lebih besar, misalnya
100 g.
5. Hidupkan stopwatch saat beban mencapai titik simpangan maksimum dan hitung
sampai diperoleh 10 getaran.
6.
Matikan stopwatch saat hitungan ke 10 getaran, catat pembacaan waktu pada
tabal di bawah.
7. Ulangi langkah percobaan 1 sampai 6, setiap kali penambahan beban dan catat
hasilnya pada tabel 2.1

6. Hasil Pengamatan
Tabel 1 : Data Pengukuran Hubungan antara T dan m
Lo = .....................cm (sebelum ada beban)
Massa beban m (gram)
Panjang pegas setelah diberi beban L (cm)
Waktu untuk 10 0silasi t (s)
Perioda (T) = t/10 (s)
T2
Perubahan panjang: (L-Lo)
Nilai k = m (2

50

100

150

(cm)

VI. Tugas
1.
2.

Buat grafik antara kuadrat perioda (T2) terhadap massa m


Buat grafik antara kuadrat perioda (T2) terhadap perubahan panjang L

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 6

(m )

M(kg)

m(kg)

Tg

T2
Tg

T2

T2
Grafik : L Vs T2

Grafik: m Vs T2

Tentukan nilai k dari grafik: m Vs T2


Bagaimana nilai prioda T terhadap penambahan beban?
Beri pendapatmu tentang nilai rata-rata k dari tabel 2.1, bandingkan dengan nilai k
berdasarkan grafik apakah hasil yang diperoleh berbeda atau sama.
6.
Sebutkan faktor yang mungkin penyebab kesalahan pada hasil-hasil pengukuran
di atas
7.
Tuliskan kesimpulan Anda
3.
4.
5.

1.
2.

NOMOR PERCOBAAN
JUDUL PERCOBAAN

: III (TIGA)
: HUKUM

ARCHIMEDES
3.

TUJUAN PERCOBAAN
gaya ke atas yang dialami oleh
di dalam fluida
4.
ALAT - ALAT
1. Neraca Pegas
2. Gelas kimia dan gelas ukur
3. Neraca Lengan
4. Bejana berisi air
5.

: Menyelidiki
benda

DASAR TEORI
Setiap benda yang dicelupkan kedalam fluida baik sebagian maupun seluruhnya
akan mengalami gaya keatas ( berkurang beratnya ) sebesar berat fluida yang
dipindahkannya.

f .V f .g
FA =
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa

. ( 1 )
Halaman 7

f
Dengan
massa jenis fluida yang digunakan dan V f = volume fluida yang
dipindahkan oleh benda. Jika berat benda sebelum dicelupkan kedalam air adalah w u dan
berat benda setelah dicelupkan kedalam air adalah w a , maka pengurangan berat benda
( gaya ke atas ) adalah:
FA = wu - wa.. ( 2 )
6.

PERSIAPAN PERCOBAAN
a. siapkan bejana berisi air seperti gambar

7.

LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
Siapkan alat-alat percobaan seperti gambar
Ukur berat batu sebelum dimasukkan kedalam air (w u)
Masukkan batu tadi kedalam bejana berisi air secara
perlahan-lahan, sehingga sebahagian air keluar dari bejana secara perlahanlahan
4.
Setelah seluruh permukaan batu tercelup dalam air.
Ukurlah berapa berat batu di dalam air (w a). Selisih antara wu dan wa disebut
pengurangan berat atau gaya ke atas (F A)
5.
Air yang keluar dari bejana, ditampung ke dalam gelas
kimia. Kemudian di ukur massa air tersebut (m f), sehingga dapat ditentukan berat
air tersebut (wf)
6.
Catat semua data yang diperoleh ke dalam tabel data
dibawah ini
1.
2.
3.

8.
NO
1
2
3

WU (N)

9.

WA (N)

HASIL PENGAMATAN
FA (N)
mF (kg)

TUGAS

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 8

WF (N)

FA - WF

1.

Tentukan massa dan volume batu yang digunakan,


kemudian hitunglah massa jenis batu tersebut
2.
Berdasarkan eksperimen ini dan hasil perhitungan alam
tabel di atas, tulislah rumus hukum archimedes untuk benda padat yang berada di
dalam fluida
3.
mengapa balon gas dapat melambung di udara, kapal
laut dapat terapung pada permukaan laut dan kapal selam dapat menyelam di
bawah permukaan laut dan dapat pula terapung pada permukaan laut

1.
2.

NOMOR PERCOBAAN
JUDUL PERCOBAAN

: IV (EMPAT)
: KALOR

TUJUAN PERCOBAAN

: Menentukan

JENIS
3.
kalor jenis suatu logam
4.

DASAR TEORI
Panas jenis adalah bilangan yang menunjukkan berapa kalori yang diperlukan
untuk memanaskan satu satuan massa dari zat dengan kenaikan suhu sebesar 1 0C.
t
Untuk memanaskan m gram massa dengan kenaikan suhu sebesar
diperlukan kalori
sebesar :

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 9

Q m.c. t

.
Keterangan :
Q
m
c
t

(1)

: Kalor (joule)
: Massa benda (kg atau g)
: Kalor (kal/g 0C atau kkal/kg 0C)
: Perubahan suhu (0C)

Pada jenis suatu zat ternyata tidak tetap bergantung pada suhu. Panas jenis
biasanya disebutkan untuk rentang suhu tertentu. Panas jenis dalam hal ini adalah panas
rata-rata untuk rentang suhu tersebut. Panas jenis dapat ditentukan dengan kalorimeter.
Jika tidak ada pertukaran kalor antara kalorimeter dengan sekelilingnya maka berlaku :
mb . cb .( tb t2 ) = ( ma.ca + mk . ck + mp. cp ) ( t2 t1 )........
dengan : mb = massa benda padat
mp = massa pengaduk
mk = massa kalorimeter
ma = massa air
cp = panas jenis pengaduk

(2)

cb = panas jenis benda padat


ck = panas jenis kalorimeter
tb = suhu benda padat
t1 = suhu awal kalorimeter
t2 = suhu akhir

Pertukaran kalor dengan sekelilingnya dapat dikurangi dengan kalorimeter yang


sempurna pembuatannya dan percobaan yang dilakukan dengan suhu awal yang lebih
rendah dari suhu ruang dan suhu akhir yang lebih tinggi dari suhu kamar dengan selisih
antara suhu akhir dengan suhu kamar.
Dalam persamaan di atas tidak ada suhu yang menyatakan kalor yang diperlukan
untuk penguapan air berarti dalam percobaan ini penguapan air harus dapat diabaikan.

5.

ALAT DAN BAHAN


NAMA ALAT / BAHAN

JUMLAH

NAMA ALAT / BAHAN

JUMLAH

2
1
1
2
1
1
1
1

Klem Universal
Klem Penjepit
Dasar Stalif
Kakl Stalif
Batang Stalif Panjang
Batang Stalif Pondok
Batang Gelas

1
1
1
1
2
1
1

Thermometer
Beaker Alumunium
Isolasi Pelindung
Kubus Logam
Gelas Kimia
Pembakar Spintus
Neraca 3 Lengan
Thermometer
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa

Halaman 10

6.

PERSIAPAN PERCOBAAN

KETERANGAN :
1. Persiapan peralatan/komponen sesuai dengan daftar alat/bahan.
2. Rakit alat seperti gambar di atas (Gambar 1).
3. Periksa kembali rakitan alat.
7. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Ikat kubus logam benang jahit kemudian timbang massanya m 1 =
2. Catat suhu air kalorimeter t1 =
3. Isi gelas kimia dengan air hingga 1/3 bagian kemudian gantung kubus di dalam
gelas kimia hingga logam tercelup seluruhnya dan panaskan hingga mendidih.
Catat suhunya t2 = ..
4. Timbang beaker alumunium. Catat massanya m k =
5. Isi air beaker alumunium dengan air bagian kemudian timbang, massanya m k+a
= .
6. Angkat logam dari air mendidih kemudian masukkan ke dalam kalorimeter.
7. Aduk-aduk air dalam kalorimeter sampai suhunya tidak berubah lagi. Catat suhu
tersebut, misalnya t3.
8.

HASIL PENGAMATAN
Massa kubus logam
Massa kalorimeter
Massa air
Suhu kalorimeter + air
Suhu kubus logam
Suhu kalorimeter + air logam
Kapasitas kalor kalorimeter diketahui
Kalor jenis air

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

m1 = .
mk = .
ma = .
t1 = .
t2 = .
t3 = .
ck = .
ca = .
Halaman 11

9. CARA PENGOLAHAN DATA


Jika hanya air dan kalorimeter yang menerima kalor dari kubus logam dan
misalkan cb = kalor jenis logam, maka sesuai dengan Azas Black, yang menyatakan bahwa
dalam suatu sistem berlaku :
Jumlah kalor yang dipancarkan = jumlah kalor yang diterima.

m1.c1. t
= ma.ca. t + mk.ck. t
m1.c1. (t2 t3) = ma.ca.(t3 t1) + mk.ck. (t3 t1)
ml.cl. (t2 t3)

ma.ca + mk.ck
t3 t1
m a .c a m k .c k t 3 t 1
m l .( t 2 t 3 )

cl
=
Mula-mula gunakan logam besi. Dengan menganggap ck = 0,215 kal/gr. 0C dan ca = 1
kal/gr. 0C, catat data dalam tabel, kemudian hitunglah kalor jenis besi.
Ulangi percobaan tersebut di atas untuk menghitung kalor jenis logam alumunium dan
tembaga, dengan terlebih dahulu mengisi tabel pengamatan berikut ini :
Nama
kubus
logam

Massa
logam
(m1)

Massa
kal.
(mk)

Massa
air
(ma)

Suhu
Kal.
+Air
(t1)

Suhu
Logam
(t2)

Suhu kal. +
air + logam
(t3)

Besi
Alumuniu
m
Tembaga

1.
2.
3.

NOMOR PERCOBAAN
:
JUDUL PERCOBAAN
: LENSA CEMBUNG
TUJUAN PERCOBAAN
:
1.
Mengamati berkas sinar-sinar utama pada lensa
cembung
2.
Menentukan jarak fokus lensa cembung

4.

DASAR TEORI

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 12

Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan melengkung. Lensa
yang konvergen (cembung) bagian tengahnya lebih tebal daripada bagian pinggirnya, dan
berkas sinar sejajar akan dikonvergensikan pada titik fokus yang nyata. Semua sinar
datang yang sejajar dengan sumbu optik dibelokkan sedemikian sehingga sinar sinar itu
melewati titik F pada sumbu optik, yang dinamakan titik pumpun (titik fokus) lensa.
Fokus utama lensa tipis dengan permukaan bola adalah titik F dimana sinar yang
sejajar dan berada pada dekat sumbu utama X, terpusatkan; titik fokus ini bersifat nyata
untuk lensa konvergen. Jarak fokus f adalah jarak antara titik fokus utama dan lensa.
Karena setiap lensa dapat dibalik tanpa merubah sinar, pada setiap lensa terdapat dua titik
fokus yang simetris.
Perhitungan pada lensa Cembung:
1 1
1
'
s s
f

5.

ALAT DAN BAHAN


ALAT/BAHAN
JLH
ALAT/BAHAN
Kotak cahaya
1
Lensa cembung
Catu daya
1
Diafragma 1 & 3 celah
Kertas A4
1
Kabel penghubung

6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

JLH
1
1
2

LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
Nyalakan catu daya.
Sinar dari kotak cahaya harus terlihat jelas di atas kertas, jika dibutuhkan atur
posisi lensa kondensor kotak cahaya untuk mendapatkan sinar sejajar yang baik.
Amati berkas sinar setelah dibiaskan oleh lensa.
Ganti diafragma 3 celah dengan diafragma 1 celah.
Atur kedudukan kotak cahaya.
Gambar berkas sinar yang meninggalkan lensa.
Simpan gambar tadi pada kolom yang telah disediakan pada bagian pengamatan.
Ulangi langkah 3 dan 4 dengan kedudukan kotak
cahaya yang berbeda.

7.

TABEL PENGAMATAN
Lensa cembung
Sinar sejajar sumbu utama

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 13

Sinar melalui fokus

Sinar melalui pusat optik lensa

Lensa cekung
Sinar sejajar sumbu utama

Sinar menuju fokus

Sinar melalui pusat optik lensa

Langkah-langkah untuk menentukan fokus lensa cembung


1.
Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut.
Lensa

benda

Lensa 1

lampu

Power suply
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa

Halaman 14

layar

2.

Letakkan benda di depan lampu yang terpasang lensa (sebelah kiri lensa
1) dan layar disebelah kanan lensa 1 (depan lensa 1).
3.
Ukur jarak benda ke lensa (s) dan tinggi benda (h) kemudian geserlah
layar sedemikian rupa sehingga terlihat bayangan yang jelas dan tajam terbentuk
pada layar terbalik, diperkecil atau diperbesar.
4.
Ukur jarak lensa kelayar (s), dan ukur tingginya bayangan (h) ketika
bayangan terlihat tajam dan jelas pada layar.
5.
Lakukan percobaan 2, 3 dan 4 dengan kedudukan benda yang berubahubah, kemudian catatlah data pengukuran ke dalam tabel pengamatan.
s
(cm)

No

s
(cm)

h
(cm)

h
(cm)

f
(cm)

1
f

1
s

1
'
s

(y)
ss

(X)
s + s

1
2
3
4
8.

TUGAS
1.

Buat grafik antara y dan x!

y = ss

tg

y
x

x = s + s

tg
2.

Bandingkan hasil perhitungan


rata yang didapat pada percobaan! Apa kesimpulan anda?

1.
2.

dengan fokus rata-

NOMOR PERCOBAAN
: VI (ENAM)
JUDUL PERCOBAAN : CEPAT RAMBAT GELOMBANG DALAM
DAWAI
3.
TUJUAN PERCOBAAN
:
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 15

Mengamati pengaruh tegangan dawai terhadap jumlah


gelombang dalam dawai

Menetukan cepat rambat gelombang trasversal dalam


dawai

4.

DASAR TEORI
Satu gelombang tegak dapat dibentuk oleh superposisi antara gelombang asal
dan gelombang yang dipantulkan. Dalam kenyataan yang sebenarnya, jika kedua ujung
dawai yang bergetar terikat pada ujung tetap, maka tiaptiap gelombang datang akan
dipantulkan balik tiap kali mengenai ujungujung tetap tersebut. Hal ini akan
menyebabkan perbedaan fase antara gelombang datang dengan gelombang pantul
sebesar setengah panjang gelombang, dan akibatnya amplitudo gelombang
superposisi menjadi berubahubah, terutama pada frekwensifrekwensi tertentu.
Namun pada frekwensi yang bersesuaian, semua gelombang yang terlibat akan
menghasilkan suatu gelombang tegak yang amplitudonya sangat besar atau berharga
maksimum. Frekwensifrekwensi ini disebut frekwensi resonansi. Keadaan resonansi
ini terjadi jika panjang gelombang dalam dawai telah memenuhi persamaan :

2L
n

............................................

(1)

Dimana: L = Panjang dawai tempat terbentuknya gelombang ketika tercapai resonansi


n = Orde atau jumlah gelombang, dengan harga n = 1, 2, 3, .... dst.
Selanjutnya dengan mengaggap bahwa dawai atau bersifat fleksibel atau
elastis sempurna, maka cepat rambat gelombang dalam dawai memenuhi persamaan:

v2 =
Dimana:

............................................

T = tegangan dawai
= rapat linier dawai
m
l

(2)

(N)
(kg/m)

......................................

(3)

Dimana:

m = massa dawai
(kg)
l = panjang dawai (meter)
Cepat rambat gelombang dalam dawai dapat juga ditentukan dengan
menggunakan persamaan :
= . f

Dimana:

f = Frekwensi sumber getaran (Hz)


= Panjang gelombang

(meter)
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa

Halaman 16

5.

ALAT DAN BAHAN


ALAT/BAHAN
Function generator
Osiloscop
Dawai
Mistar kain

6.

JLH
1
1
1
1

ALAT/BAHAN
Mechanikal vibrator
Power supply
Katrol, statif, dan wayer
Beban

JLH
1
1
1
1

PROSEDUR PERCOBAAN
A.
Tentukan harga persatuan panjang dawai yang digunakan dengan cara
menimbang massa dengan cara mengukur panjangnya.
B.
Susunlah alat percobaan seperti pada gambar 1.

Osiloskop
Audio Generator

Vibrator
Beban
C.

Ubah frekwensi function generator secara perlahan-lahan untuk


mendapatkan pola-pola gelombang (pada saat terjadinya resonansi) yang berbeda
untuk tiap-tiap tegangan dawai (beban hanger yang berbeda).
D.
Untuk tiap-tiap pola, catat order atau banyaknya gelombang (n)
dan frekwensi generator yang dioperasikan.
(Gunakan osiloskop untuk menentukan frekwensi padasaat terjadinya resonansi).
F.

Ulangi langkah (3), (4), dan (5) dengan memfariasikan


massa beban (m) yang ditempatkan pada hanger.
G.
Catat data pengamatan pada tabel.
7.
DATA PENGAMATAN
N
faudio (Hz)
fosiloskop (Hz)
O
1
2
3
4
5
1.

NOMOR PERCOBAAN

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

(m)

(m)

: VII (TUJUH)
Halaman 17

.f

2.
3.

JUDUL PERCOBAAN
: HUKUM OHM
TUJUAN PERCOBAAN
:
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat :
- Memahami konsep hukum Ohm.
- Menentukan harga konstanta karakteristik dari lampu pijar.

4.

TEORI DASAR
Terang atau tidaknya lampu menyala tergantung pada beda potensial dan kuat arus
yang mengalir. Sesuai dengan hokum Ohm bahwa:
I

V
R

Jika R dianggap tetap, maka jika V berubah, maka I juga bertambah.


5.

ALAT DAN BAHAN


ALAT/BAHAN
Sumber tegangan DC (0 - 12Volt)
Hambatan tetap 100
Volmeter DC
Ampermeter DC

6.
1.
2.

JUMLAH
1
1
1
1

PROSEDUR PERCOBAAN
Ukur hambatan yang digunakan.
Hubungkan alat-alat seperti gambar 1. a
Lampu Pijar
+

Sumber Tegangan

Gambar. 1.a
3.

Catat kuat arus I dan V untuk sumber tegangan


yang berbeda. Pada table dibawah ini, mulai dengan tegangan yang paling
kecil sampai dengan yang besar.

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 18

7.

DATA PENGAMATAN

Bola lampu pijar 12 volt


No
V (Volt)
I (Ampere)
.

V/I

V.I

KETERANGA
N

V.I

KETERANGA
N

1
2
3
4
Hambatan 100
No
V (Volt)
.

I (Ampere)

V/I

1
2
3
4
1.

Lukislah grafik I terhadap V berdasarkan tabel diatas


V

8.

TUGAS
1. Apakah harga V/I sama dengan nilai hambatan filamen bola lampu pijar yang
digunakan? Jelaskan.

2. Dari grafik yang diperoleh tentukanlah harga

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

I
V

Halaman 19

I
V

3.

Apakah harga
sama dengan kebalikan
dengan nilai hambatan dari bola lampu.
4.
Apakah ada hubungan antara nyala lampu
dengan pertambahan V dan I ?

Komponen Vektor
I.
II.

Tujuan : menguraikan vektor menjadi dua buah vektor yang sebidang


Alat dan bahan
a. neraca pegas 3 buah
b. benang
c. kertas grafik
d. papan triplek
e. paku payung
f. busur derajat

III.

Teori dasar

Setiap vektor diuraikan kedalam komponen vektor yang diinginkan. Penguraian


vektor dilakukan untuk mempermudah penjumlahan dua buah vektor atau lebih.
Pemahaman konsep ini sangat bermanfaat untuk lebih mendalami pelajaran fisika
khususnya untuk bidang mekanika, medan listrik dan bidang lainnya.
Kita akan mudah menemukan resultan ketiga vektor berikut ini dengan cara
mencari dulu komponen tiap vektornya. Perhatikan gambar berikut.

F1

F2

F3

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 20

Ursiksnlsh vektor F2 dan F3 sehingga diperoleh komponen vektor pada arah


vertikal dan horizontal. Jika 1 (satu) kotak memiliki 1 N maka kita akan
mendapatkan daa-data sebagi berikut.
F1 = 6 N
F2x = 9 N
F3x = 4 N

F2y = 3 N
F3y = 2 N

Sesuai gambar (buatlah gambar terlebih dahulu), maka akan didapatkan bahwa:
F2x - F3x =9-4 = 5 N
F1 + F2y + F3y = 6 + 3 + 2 = 11 N

F1

Sehingga denagn menggunakan rumus


FR

phytagoras kita dapat menemukan

F3

resultan ketiga vektor gaya sebagai berikut

FR

F F
2

5 11
2

F2

12,1N

IV.

Cara kerja
a. Siapkan benag dan diikat membentuk huruf Y seperti gambar berikut

b. Kaitkan neraca pegas pada tiap ujung tali sehingga membentuk gambar
berikut.

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 21

F1

F2

F3

c. Siapkan papan tripleks, tancapkan paku payung kemudian kaitkan dua


neraca pegas pada paku payung. Tarik neraca pegas ketiga sehingga dua
neraca lainnya membentuk sudut 900 (siku-siku).

d. Tandai titik sambungan benang yang membentuk sudut siku-siku dan


titik lain pada benang penghubung neraca pegas ketiga, kemudian
buatlah garis seperti pada gambar berikut.

e. catat hasil yag di tunjukan oleh neraca 1 sebagai F1 dan neraca 2 sebagai
F2, catat pula hasil yang di tunjukan oleh neraca 3 sebagai F3.
f. Ukurlah sudut yaitu sudut antara vektor F dengan F1
g. Lakukan percobaan sebanyak 5 kali dengan merubah salah satu paku
payung ( merubah-ubah sudut .
h. Masukan data kedalam tabel

V. Data Hasil Pengamatan


1. Hasil pengukuran volume kelereng secara matematis
Pengukuran ke

F1

F2

Newton

Newton

Newton

1
2
3
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa

Halaman 22

F1 sin

F2 sin

4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error
pengukuran

VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan


1. Dari hasil pengukuran jika nilai sudut di rubah-ubah apakah yang
terjadi?
2. amatilah tabel data, adakah kecenderungan nilai yag sama? Tuliskan
terdapat pada bagian mana?
3. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran

, kesalahan pengukuran

V
(V) dan perentase error perhitungan (

x100%) pada tiap-tiap data

pengukuran. Gunakan persamaan berikut:

Dengan

Vi V
n

= rata-rata hasil pengukuran

Vi

= ketidak pastian pengukuran


Vi

= jumlah data hasil pengukuran


= banyaknya pengulangan

Jawab.

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 23

NOMOR PERCOBAAN
JUDUL PERCOBAAN
TUJUAN PERCOBAAN
I.

: III (TIGA)
: GLB, GLBB DAN FREE FALL
: Mengukur kecepatan, Percepatan dan
gravitasi

Alat dan bahan


1.
2.
3.
4.
5.

II.

Meteran
Stopwacth
Mobil-mobilan
Terjun Payung mainan
Selotip

Teori dasar

Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah suatu gerak lurus yang mempunyai kecepatan
konstan. Maka nilai percepatannya adalah a = 0. Gerakan GLB berbentuk linear dan nilai
kecepatannya adalah hasil bagi jarak dengan waktu yang ditempuh.
Rumus:

Dengan ketentuan:

= Jarak yang ditempuh (km, m)

= Kecepatan (km/jam, m/s)

= Waktu tempuh (jam, sekon)

Catatan:
1. Untuk mencari jarak yang ditempuh, rumusnya adalah
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa

Halaman 24

2. Untuk mencari waktu tempuh, rumusnya adalah

3. Untuk mencari kecepatan, rumusnya adalah

Gerak lurus berubah beraturan


Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus dengan
kecepatannya yang berubah beraturan.
Percepatannya bernilai konstan/tetap.
Rumus GLBB ada 3, yaitu:

Dengan ketentuan:

= Kecepatan awal (m/s)

= Kecepatan akhir (m/s)

= Percepatan (m/s2)

= Jarak yang ditempuh (m)

Gerak jatuh bebas


Benda dikatakan jatuh bebas apabila benda:

Memiliki ketinggian tertentu (h) dari atas tanah.

Benda tersebut dijatuhkan tegak lurus bidang horizontal tanpa kecepatan awal.

Selama bergerak ke bawah, benda dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi (g) dan
arah kecepatan/gerak benda searah, merupakan gerak lurus berubah beraturan dipercepat.
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa

Halaman 25

Keterangan:

v = kecepatan di permukaan tanah

g = gravitasi bumi

h = tinggi dari permukaan tanah

t = lama benda sampai di tanah

III.

Cara kerja
Buatlah lintasan untuk gerak lurus
Jalankan mobol-mobilan sekalian dengan tekan stopwacth
Hitung waktu yang tercatat.
Lepaskan Terjun Payung mainan Sekalian dengan tekan stopwacth
Catat waktu sampainya.

IV.

Data Hasil Pengamatan

1.
2.
3.
4.
5.

No

Jenis
Gerak

GLB

FREE FALL

V.

Jarak(m)

Waktu(s)

Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan

Jawab.

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 26

[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]


Modul by zuchra ulfa

Halaman 27

Anda mungkin juga menyukai