2.
3.
NOMOR PERCOBAAN
JUDUL PERCOBAAN
TUJUAN PERCOBAAN
: I (SATU)
: ALAT UKUR DASAR
:
a.
DASAR TEORI
Massa Jenis
Massa jenis suatu benda di definisikan sebagai massa benda per satuan volume.
Jadi benda yang memiliki massa (m) dan volume (v) mempunyai massa jenis sebesar.
m
V
Keterangan :
Jangka
D
B Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk
mengukur panjang bagian luar benda, panjang bagian rongga dalam benda dan mengukur
C
kedalaman benda.
Keterangan
A
= skala utama dalam satuan cm
B
= skala nonius dalam satuan mm
C
= rahang untuk mengukur panjang dan ketebalan benda
D
= acuan untuk mengukur kedalaman benda
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa
Halaman 1
1
4
Keterangan:
1
2
3
4
Jika selubung luar diputar lengkap 1 kali maka rahang geser dan juga selubung luar
maju atau mundur 0,5 mm. Karena selubung luar memiliki 50 skala, maka 1 skala pada
selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur sejauh 0,5 mm/50 = 0,01mm.
Bilangan 0,01 mm ini merupakan skala terkecil mikrometer. Dengan demikian
ketidakpastiannya adalah
1
2
= x 0,01 mm = 0,005 mm
Cara menentukan perhitungan dengan menggunakan mikrometer skrup
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa
Halaman 2
5.
ALAT/ BAHAN
JANGKA SORONG
MIKROMETER SKRUP
6.
JLH
1
1
ALAT/BAHAN
NERACA............
KUBUS,SILINDER DAN BOLA
JLH
1
1
PROSEDUR PERCOBAAN
Ukur massa kubus dan silinder alumunium dengan
menggunakan neraca ........
2.
Gunakan jangka sorong untuk mengukur panjang sisi
kubus sebanyak 5 kali, dengan perulangan pada posisi yang berbeda-beda
3.
Ukur diameter silinder alumunium dengan menggunakan
mikrometer sekrup sebanyak 5 kali pengulangan
4.
Buat tabel pengamatan untuk menyusun data hasil
pengukuran yang telah anda lakukan
1.
Data Pengamatan
Kubus alumunium
No
SU (cm)
1
2
3
Kubus tembaga
No
SU (cm)
1
2
3
Kelereng
No
1
2
3
7.
SU (cm)
SN
SN
SN
TUGAS
1.
Tentukan massa jenis kubus alumunium, kubus tembaga dan
kelereng, lengkap dengan angka ketidakpastiannya masing-masing
Halaman 3
2.
1.
2.
NOMOR PERCOBAAN
: II (DUA)
JUDUL PERCOBAAN
: GETARAN BENDA PADA
PEGAS
3.
TUJUAN PERCOBAAN
:
- Mempelajari hubungan antara perioda dan massa beban yang
digantungkan pada pegas.
- Menentukan konstanta pegas dengan prinsip getaran
II. Alat Percobaan :
Dasar Statif
Kaki Statif
Batang statif pendek
Batang Statif panjang
Pegas spiral
Nama Alat
Bosshead
Beban 50 gr, 100 gr, 150 gr
Pasak pemikul
Stop watch
4. Dasar Teori
Bila sebuah pegas yang memiliki panjang mula-mula lo, salah satu ujungnya dugantungkan
pada titik tetap dan ujung bawahnya diberi beban massa m, maka panjang pegas bertambah
menjadi l saat massa m diam di satu titik setimbang misalnya O. Pada saat setimbang tersebut,
gaya berat benda (kebawah) sama dengan besarnya gaya yang diberikan pegas pada benda
(keatas). Pada kondisi demikian maka berlaku:
mg = k (l - lo) k = konstanta pegas.......................................................
(1)
dan bila tidak diganggu maka benda akan diam selamanya (tidak bergetar).
Tetapi apabila benda kemudian ditarik sedikit keatas atau kebawah sejauh x dari titik setimbang
lalu dilepaskan, maka pegas akan memberi gaya F yang sebanding dengan simpangan x tersebut
dan arahnya menuju titik setimbang O. Gaya ini sering dikenal dengan gaya pemulih (ingin
mengembalikan keposisi setimbang), yang akibatnya benda mengalami osilasi atau getaran.
Menghubungkan gaya pemulih dengan hukum II Newton maka:
Halaman 4
Lo
k ?L
Setimbang
O
x
F= -kx
mg
F=-kx
d 2x k
x0
dt 2 m
ma= - k x
Penyelesaian matematikanya diperoleh:
X(t) = A cos (wt)
2
k
w
T
m
......................
(2)
Tetapan pegas k dalam elastisitas berhubungan dengan kekenyalan pegas, makin sulit
sebuah pegas direnggangkan (makin besak kekenyalan pegas)
pegas sejauh
jarak tertentu.
Beberapa besaran dalam osilasi :
Simpangan x : simpangan beban dari titik
setimbang.
Amplitude (A): simpangan maksimum.
Perioda (T) : waktu yang dibutuhkan benda untuk
melakukan satu getaran penuh.
Frekuensi (f) : merupakan banyaknya getaran yang
terjadi selama satu detik.
1
f
T
Hubungan frekuensi dengan perioda dapat ditulis
1
T
f
atau
Gambar 2.2 Susunan percobaan
Halaman 5
Pada percobaan ini kita mempelajari hubungan antara perioda T dan massa M
benda yang berosilasi pada sistem peegas. Karena perioda biasanya tetap dan sangat
kecil, maka akan lebih mudah jika mengukur waktu sejumlah osilasi (misalnya 10 atau 20
osilasi) , jadi jika waktu untuk n osilasi adalah t, maka periodanya adalah t/n.
5. Langkah Percobaan :
1. Susun alat percobaan seperti gambar 2.2
2. Ukur panjang pegas sebelum diberi beban (misal lo), dan panjang pegas setelah
diberi beban (l) dengan massa beban m
3. Tarik (simpangkan) beban ke bawah lebih kurang 3 cm dari titik setimbang.
4. Lepaskan beban agar berosilasi secara sempurna di sekitar titik keseimbangan.
Catatan : Bila geratan yang diperoleh belum stabil maka lakukan penambahan
beban, mulailah pengukuran dengan beban yang lebih besar, misalnya
100 g.
5. Hidupkan stopwatch saat beban mencapai titik simpangan maksimum dan hitung
sampai diperoleh 10 getaran.
6.
Matikan stopwatch saat hitungan ke 10 getaran, catat pembacaan waktu pada
tabal di bawah.
7. Ulangi langkah percobaan 1 sampai 6, setiap kali penambahan beban dan catat
hasilnya pada tabel 2.1
6. Hasil Pengamatan
Tabel 1 : Data Pengukuran Hubungan antara T dan m
Lo = .....................cm (sebelum ada beban)
Massa beban m (gram)
Panjang pegas setelah diberi beban L (cm)
Waktu untuk 10 0silasi t (s)
Perioda (T) = t/10 (s)
T2
Perubahan panjang: (L-Lo)
Nilai k = m (2
50
100
150
(cm)
VI. Tugas
1.
2.
Halaman 6
(m )
M(kg)
m(kg)
Tg
T2
Tg
T2
T2
Grafik : L Vs T2
Grafik: m Vs T2
1.
2.
NOMOR PERCOBAAN
JUDUL PERCOBAAN
: III (TIGA)
: HUKUM
ARCHIMEDES
3.
TUJUAN PERCOBAAN
gaya ke atas yang dialami oleh
di dalam fluida
4.
ALAT - ALAT
1. Neraca Pegas
2. Gelas kimia dan gelas ukur
3. Neraca Lengan
4. Bejana berisi air
5.
: Menyelidiki
benda
DASAR TEORI
Setiap benda yang dicelupkan kedalam fluida baik sebagian maupun seluruhnya
akan mengalami gaya keatas ( berkurang beratnya ) sebesar berat fluida yang
dipindahkannya.
f .V f .g
FA =
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa
. ( 1 )
Halaman 7
f
Dengan
massa jenis fluida yang digunakan dan V f = volume fluida yang
dipindahkan oleh benda. Jika berat benda sebelum dicelupkan kedalam air adalah w u dan
berat benda setelah dicelupkan kedalam air adalah w a , maka pengurangan berat benda
( gaya ke atas ) adalah:
FA = wu - wa.. ( 2 )
6.
PERSIAPAN PERCOBAAN
a. siapkan bejana berisi air seperti gambar
7.
LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
Siapkan alat-alat percobaan seperti gambar
Ukur berat batu sebelum dimasukkan kedalam air (w u)
Masukkan batu tadi kedalam bejana berisi air secara
perlahan-lahan, sehingga sebahagian air keluar dari bejana secara perlahanlahan
4.
Setelah seluruh permukaan batu tercelup dalam air.
Ukurlah berapa berat batu di dalam air (w a). Selisih antara wu dan wa disebut
pengurangan berat atau gaya ke atas (F A)
5.
Air yang keluar dari bejana, ditampung ke dalam gelas
kimia. Kemudian di ukur massa air tersebut (m f), sehingga dapat ditentukan berat
air tersebut (wf)
6.
Catat semua data yang diperoleh ke dalam tabel data
dibawah ini
1.
2.
3.
8.
NO
1
2
3
WU (N)
9.
WA (N)
HASIL PENGAMATAN
FA (N)
mF (kg)
TUGAS
Halaman 8
WF (N)
FA - WF
1.
1.
2.
NOMOR PERCOBAAN
JUDUL PERCOBAAN
: IV (EMPAT)
: KALOR
TUJUAN PERCOBAAN
: Menentukan
JENIS
3.
kalor jenis suatu logam
4.
DASAR TEORI
Panas jenis adalah bilangan yang menunjukkan berapa kalori yang diperlukan
untuk memanaskan satu satuan massa dari zat dengan kenaikan suhu sebesar 1 0C.
t
Untuk memanaskan m gram massa dengan kenaikan suhu sebesar
diperlukan kalori
sebesar :
Halaman 9
Q m.c. t
.
Keterangan :
Q
m
c
t
(1)
: Kalor (joule)
: Massa benda (kg atau g)
: Kalor (kal/g 0C atau kkal/kg 0C)
: Perubahan suhu (0C)
Pada jenis suatu zat ternyata tidak tetap bergantung pada suhu. Panas jenis
biasanya disebutkan untuk rentang suhu tertentu. Panas jenis dalam hal ini adalah panas
rata-rata untuk rentang suhu tersebut. Panas jenis dapat ditentukan dengan kalorimeter.
Jika tidak ada pertukaran kalor antara kalorimeter dengan sekelilingnya maka berlaku :
mb . cb .( tb t2 ) = ( ma.ca + mk . ck + mp. cp ) ( t2 t1 )........
dengan : mb = massa benda padat
mp = massa pengaduk
mk = massa kalorimeter
ma = massa air
cp = panas jenis pengaduk
(2)
5.
JUMLAH
JUMLAH
2
1
1
2
1
1
1
1
Klem Universal
Klem Penjepit
Dasar Stalif
Kakl Stalif
Batang Stalif Panjang
Batang Stalif Pondok
Batang Gelas
1
1
1
1
2
1
1
Thermometer
Beaker Alumunium
Isolasi Pelindung
Kubus Logam
Gelas Kimia
Pembakar Spintus
Neraca 3 Lengan
Thermometer
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa
Halaman 10
6.
PERSIAPAN PERCOBAAN
KETERANGAN :
1. Persiapan peralatan/komponen sesuai dengan daftar alat/bahan.
2. Rakit alat seperti gambar di atas (Gambar 1).
3. Periksa kembali rakitan alat.
7. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Ikat kubus logam benang jahit kemudian timbang massanya m 1 =
2. Catat suhu air kalorimeter t1 =
3. Isi gelas kimia dengan air hingga 1/3 bagian kemudian gantung kubus di dalam
gelas kimia hingga logam tercelup seluruhnya dan panaskan hingga mendidih.
Catat suhunya t2 = ..
4. Timbang beaker alumunium. Catat massanya m k =
5. Isi air beaker alumunium dengan air bagian kemudian timbang, massanya m k+a
= .
6. Angkat logam dari air mendidih kemudian masukkan ke dalam kalorimeter.
7. Aduk-aduk air dalam kalorimeter sampai suhunya tidak berubah lagi. Catat suhu
tersebut, misalnya t3.
8.
HASIL PENGAMATAN
Massa kubus logam
Massa kalorimeter
Massa air
Suhu kalorimeter + air
Suhu kubus logam
Suhu kalorimeter + air logam
Kapasitas kalor kalorimeter diketahui
Kalor jenis air
m1 = .
mk = .
ma = .
t1 = .
t2 = .
t3 = .
ck = .
ca = .
Halaman 11
m1.c1. t
= ma.ca. t + mk.ck. t
m1.c1. (t2 t3) = ma.ca.(t3 t1) + mk.ck. (t3 t1)
ml.cl. (t2 t3)
ma.ca + mk.ck
t3 t1
m a .c a m k .c k t 3 t 1
m l .( t 2 t 3 )
cl
=
Mula-mula gunakan logam besi. Dengan menganggap ck = 0,215 kal/gr. 0C dan ca = 1
kal/gr. 0C, catat data dalam tabel, kemudian hitunglah kalor jenis besi.
Ulangi percobaan tersebut di atas untuk menghitung kalor jenis logam alumunium dan
tembaga, dengan terlebih dahulu mengisi tabel pengamatan berikut ini :
Nama
kubus
logam
Massa
logam
(m1)
Massa
kal.
(mk)
Massa
air
(ma)
Suhu
Kal.
+Air
(t1)
Suhu
Logam
(t2)
Suhu kal. +
air + logam
(t3)
Besi
Alumuniu
m
Tembaga
1.
2.
3.
NOMOR PERCOBAAN
:
JUDUL PERCOBAAN
: LENSA CEMBUNG
TUJUAN PERCOBAAN
:
1.
Mengamati berkas sinar-sinar utama pada lensa
cembung
2.
Menentukan jarak fokus lensa cembung
4.
DASAR TEORI
Halaman 12
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan melengkung. Lensa
yang konvergen (cembung) bagian tengahnya lebih tebal daripada bagian pinggirnya, dan
berkas sinar sejajar akan dikonvergensikan pada titik fokus yang nyata. Semua sinar
datang yang sejajar dengan sumbu optik dibelokkan sedemikian sehingga sinar sinar itu
melewati titik F pada sumbu optik, yang dinamakan titik pumpun (titik fokus) lensa.
Fokus utama lensa tipis dengan permukaan bola adalah titik F dimana sinar yang
sejajar dan berada pada dekat sumbu utama X, terpusatkan; titik fokus ini bersifat nyata
untuk lensa konvergen. Jarak fokus f adalah jarak antara titik fokus utama dan lensa.
Karena setiap lensa dapat dibalik tanpa merubah sinar, pada setiap lensa terdapat dua titik
fokus yang simetris.
Perhitungan pada lensa Cembung:
1 1
1
'
s s
f
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
JLH
1
1
2
LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
Nyalakan catu daya.
Sinar dari kotak cahaya harus terlihat jelas di atas kertas, jika dibutuhkan atur
posisi lensa kondensor kotak cahaya untuk mendapatkan sinar sejajar yang baik.
Amati berkas sinar setelah dibiaskan oleh lensa.
Ganti diafragma 3 celah dengan diafragma 1 celah.
Atur kedudukan kotak cahaya.
Gambar berkas sinar yang meninggalkan lensa.
Simpan gambar tadi pada kolom yang telah disediakan pada bagian pengamatan.
Ulangi langkah 3 dan 4 dengan kedudukan kotak
cahaya yang berbeda.
7.
TABEL PENGAMATAN
Lensa cembung
Sinar sejajar sumbu utama
Halaman 13
Lensa cekung
Sinar sejajar sumbu utama
benda
Lensa 1
lampu
Power suply
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa
Halaman 14
layar
2.
Letakkan benda di depan lampu yang terpasang lensa (sebelah kiri lensa
1) dan layar disebelah kanan lensa 1 (depan lensa 1).
3.
Ukur jarak benda ke lensa (s) dan tinggi benda (h) kemudian geserlah
layar sedemikian rupa sehingga terlihat bayangan yang jelas dan tajam terbentuk
pada layar terbalik, diperkecil atau diperbesar.
4.
Ukur jarak lensa kelayar (s), dan ukur tingginya bayangan (h) ketika
bayangan terlihat tajam dan jelas pada layar.
5.
Lakukan percobaan 2, 3 dan 4 dengan kedudukan benda yang berubahubah, kemudian catatlah data pengukuran ke dalam tabel pengamatan.
s
(cm)
No
s
(cm)
h
(cm)
h
(cm)
f
(cm)
1
f
1
s
1
'
s
(y)
ss
(X)
s + s
1
2
3
4
8.
TUGAS
1.
y = ss
tg
y
x
x = s + s
tg
2.
1.
2.
NOMOR PERCOBAAN
: VI (ENAM)
JUDUL PERCOBAAN : CEPAT RAMBAT GELOMBANG DALAM
DAWAI
3.
TUJUAN PERCOBAAN
:
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
Halaman 15
4.
DASAR TEORI
Satu gelombang tegak dapat dibentuk oleh superposisi antara gelombang asal
dan gelombang yang dipantulkan. Dalam kenyataan yang sebenarnya, jika kedua ujung
dawai yang bergetar terikat pada ujung tetap, maka tiaptiap gelombang datang akan
dipantulkan balik tiap kali mengenai ujungujung tetap tersebut. Hal ini akan
menyebabkan perbedaan fase antara gelombang datang dengan gelombang pantul
sebesar setengah panjang gelombang, dan akibatnya amplitudo gelombang
superposisi menjadi berubahubah, terutama pada frekwensifrekwensi tertentu.
Namun pada frekwensi yang bersesuaian, semua gelombang yang terlibat akan
menghasilkan suatu gelombang tegak yang amplitudonya sangat besar atau berharga
maksimum. Frekwensifrekwensi ini disebut frekwensi resonansi. Keadaan resonansi
ini terjadi jika panjang gelombang dalam dawai telah memenuhi persamaan :
2L
n
............................................
(1)
v2 =
Dimana:
............................................
T = tegangan dawai
= rapat linier dawai
m
l
(2)
(N)
(kg/m)
......................................
(3)
Dimana:
m = massa dawai
(kg)
l = panjang dawai (meter)
Cepat rambat gelombang dalam dawai dapat juga ditentukan dengan
menggunakan persamaan :
= . f
Dimana:
(meter)
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa
Halaman 16
5.
6.
JLH
1
1
1
1
ALAT/BAHAN
Mechanikal vibrator
Power supply
Katrol, statif, dan wayer
Beban
JLH
1
1
1
1
PROSEDUR PERCOBAAN
A.
Tentukan harga persatuan panjang dawai yang digunakan dengan cara
menimbang massa dengan cara mengukur panjangnya.
B.
Susunlah alat percobaan seperti pada gambar 1.
Osiloskop
Audio Generator
Vibrator
Beban
C.
NOMOR PERCOBAAN
(m)
(m)
: VII (TUJUH)
Halaman 17
.f
2.
3.
JUDUL PERCOBAAN
: HUKUM OHM
TUJUAN PERCOBAAN
:
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat :
- Memahami konsep hukum Ohm.
- Menentukan harga konstanta karakteristik dari lampu pijar.
4.
TEORI DASAR
Terang atau tidaknya lampu menyala tergantung pada beda potensial dan kuat arus
yang mengalir. Sesuai dengan hokum Ohm bahwa:
I
V
R
6.
1.
2.
JUMLAH
1
1
1
1
PROSEDUR PERCOBAAN
Ukur hambatan yang digunakan.
Hubungkan alat-alat seperti gambar 1. a
Lampu Pijar
+
Sumber Tegangan
Gambar. 1.a
3.
Halaman 18
7.
DATA PENGAMATAN
V/I
V.I
KETERANGA
N
V.I
KETERANGA
N
1
2
3
4
Hambatan 100
No
V (Volt)
.
I (Ampere)
V/I
1
2
3
4
1.
8.
TUGAS
1. Apakah harga V/I sama dengan nilai hambatan filamen bola lampu pijar yang
digunakan? Jelaskan.
I
V
Halaman 19
I
V
3.
Apakah harga
sama dengan kebalikan
dengan nilai hambatan dari bola lampu.
4.
Apakah ada hubungan antara nyala lampu
dengan pertambahan V dan I ?
Komponen Vektor
I.
II.
III.
Teori dasar
F1
F2
F3
Halaman 20
F2y = 3 N
F3y = 2 N
Sesuai gambar (buatlah gambar terlebih dahulu), maka akan didapatkan bahwa:
F2x - F3x =9-4 = 5 N
F1 + F2y + F3y = 6 + 3 + 2 = 11 N
F1
F3
FR
F F
2
5 11
2
F2
12,1N
IV.
Cara kerja
a. Siapkan benag dan diikat membentuk huruf Y seperti gambar berikut
b. Kaitkan neraca pegas pada tiap ujung tali sehingga membentuk gambar
berikut.
Halaman 21
F1
F2
F3
e. catat hasil yag di tunjukan oleh neraca 1 sebagai F1 dan neraca 2 sebagai
F2, catat pula hasil yang di tunjukan oleh neraca 3 sebagai F3.
f. Ukurlah sudut yaitu sudut antara vektor F dengan F1
g. Lakukan percobaan sebanyak 5 kali dengan merubah salah satu paku
payung ( merubah-ubah sudut .
h. Masukan data kedalam tabel
F1
F2
Newton
Newton
Newton
1
2
3
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa
Halaman 22
F1 sin
F2 sin
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error
pengukuran
, kesalahan pengukuran
V
(V) dan perentase error perhitungan (
Dengan
Vi V
n
Vi
Jawab.
Halaman 23
NOMOR PERCOBAAN
JUDUL PERCOBAAN
TUJUAN PERCOBAAN
I.
: III (TIGA)
: GLB, GLBB DAN FREE FALL
: Mengukur kecepatan, Percepatan dan
gravitasi
II.
Meteran
Stopwacth
Mobil-mobilan
Terjun Payung mainan
Selotip
Teori dasar
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah suatu gerak lurus yang mempunyai kecepatan
konstan. Maka nilai percepatannya adalah a = 0. Gerakan GLB berbentuk linear dan nilai
kecepatannya adalah hasil bagi jarak dengan waktu yang ditempuh.
Rumus:
Dengan ketentuan:
Catatan:
1. Untuk mencari jarak yang ditempuh, rumusnya adalah
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa
Halaman 24
Dengan ketentuan:
= Percepatan (m/s2)
Benda tersebut dijatuhkan tegak lurus bidang horizontal tanpa kecepatan awal.
Selama bergerak ke bawah, benda dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi (g) dan
arah kecepatan/gerak benda searah, merupakan gerak lurus berubah beraturan dipercepat.
[SMA LAB SCHOOL UNSYIAH]
Modul by zuchra ulfa
Halaman 25
Keterangan:
g = gravitasi bumi
III.
Cara kerja
Buatlah lintasan untuk gerak lurus
Jalankan mobol-mobilan sekalian dengan tekan stopwacth
Hitung waktu yang tercatat.
Lepaskan Terjun Payung mainan Sekalian dengan tekan stopwacth
Catat waktu sampainya.
IV.
1.
2.
3.
4.
5.
No
Jenis
Gerak
GLB
FREE FALL
V.
Jarak(m)
Waktu(s)
Jawab.
Halaman 26
Halaman 27