Diusulkan oleh:
Waskita Dwi NIM: 18524086
F: Gaya (newton)
Apabila kita memutar kunci inggris oleh gaya F tetapi pada jarak poros yang berbeda
maka Torsi yang dihasilkan pada gaya F1 lebih kecil disbanding gaya F2. Karena jarak/panjang
lengan yang di gunakan pada F1 lebih kecil daripada F2.
Torsi merupakan besaran vector yang memiliki arah namun, tidak ada perjanjian khusus
arah dari torsi. Jika kita mengikuti aturan mathematis maka nilai positif (+) merupakan
berlawanan arah jarum jam, sedangkan nilai negative (-) searah dengan jarum jam. Namun tanda
negative dan positif bukan menandakan nilai dalam perhitunggan melainkan penunjuk arah
dalam torsi tersebut.
Perhatikan diatas ini. Rumus torsi tersebut digunakan untuk gaya yang bekerja pada
benda Tegak Lurus. Lalu bagaimana rumus jika gaya diberikan sudut tertentu. Seperti pada
gambar berikut:
Jika diperoleh masalah tersebut maka garis gaya tersebut diperpanjang sampai
membentuk sudut 90 derajat. Maka panjang lengan diperoleh dengan rumus L=r sin ϴ maka
rumus tersebut menjadi sebagai berikut:
Dengan r menunjukkan jarak dari sumbu putar ke tempat yang dikenai gaya. Selanjutnya
lihat kembali pada gambar yang pertama jika di perhatikan sudut yang dihasilkan pada gaya
terhadap benda tersebut ialah 0 derajat sehingga tidak bernilai pada sin ϴ = 0 maka torsi yang
dihasilkan pada gambar tersebut yaitu 0 artinya benda tersebut tidak akan berputar. Kemudian
gambar yang kedua gaya menbentuk sebuah sudut sehingga rumus yang digunakan ialah rumus
yang kedua . Jika pada suatu benda bekerja lebih dari satu gaya maka torsi total yang bekerja
pada benda tersebut sama dengan penjumlahan torsi yang dihasilkan dari masing-masing gaya.
Dengan tetap mengacu pada perjanjian tanda positif dan negatif seperti pada diatas tadi.
Momen Inersia
Hukum Newton pertama mengatakan bahwa benda yang bergerak maka cenderung bergerak
sedangkan benda yang diam maka cenderung tetap diam. Maka Inersia adalah kecenderungan
sebuah benda agar memepertahankan keadaannya ( tatap bergerak atau tetap diam) atau biasa
dikenal dengan kelembaman sebuah benda. Oleh karena itu Hukum Newton pertama disebut
sebagai Hukum Inersia atau Hukum kelembaman benda. Contohnya: Benda yang memiliki
momen inersia yang besar cenderung susah bergerak begitupun sebaliknya.
- Massa benda/partikel
- Geometri benda (bentuk)
- Letak sumbu putar benda
- Jarak ke sumbu putar benda (lengan momentum)
Besarnya momen inersia suatu benda bermassa yang memiliki titik putar pada sumbu yang
diketahui dirumuskan sebagi berikut:
Dimana, m merupakan massa suatu benda atau partikel ( kilogram), dan R merupakan jarak
antara suatu partikel benda terhadap sumbu putar (meter). Untuk benda yang pejal (padat)
dengan geometri yang tidak sederhana, besarnya momen inersia dihitung sebagai besar distribusi
massa dikali dengan jarak sumbu putar. Perhatikan gambar dibawah ini untuk mengetahui lebih
jelas gambar yang dibawah. Dimensinya dalam standar internasional (SI) adalah .
Untuk benda yang terdiri dari beberapa partikel maka momen inersianya merupakan
jumlah dari semua momen inersia benda masing masing partikel. Begitu pula jika suatu benda
memiliki bentuk yang kompleks atau terdiri dari macam macam bentuk benda, maka besar
momen inersia adalah jumlah momen inerisa dari tiap tiap bagian – bagiannya yang dirumuskan
sebagai berikut:
Untuk benda- benda yang bentuknya teratur dan telah diketahui bentuknya secara umum
maka rumusnya momen inersianya sebagai berikut:
Rumus Momen
Benda Sumbu Putar Gambar benda Inersia
Di sebelah partikel
Partikel dengan jarak R
Tepat melalui
Batang pusat dan tegak
silinder lurus batang
Melalui ujung
Batang batang dan tegak
silinder lurus batang
Empat buah partikel yang saling berhubungan dan membentuk satu sistem kesatuan
dengan konfigurasi seperti gambar diatas. Masing-masing partikel memiliki berat yang berbeda
dan jarak antar partikel satu sama lain sebesar R. Tentukan momen inersia sistem diatas jika:
SOLUSI:
Oleh karena sistem terdiri dari empat partikel yang masing-masing memiliki berat yang berbeda,
maka besar momen inersia sistem adalah jumlah dari setiap partikel terhadap sumbu putarnya.
m1 = m dan R1 = 0;
m2 = 2m dan R2 = R;
m3 = 3m dan R3 = 2R;
m4 = 4m dan R4 = 3R.
Sehingga didapat,
b) Sistem diputar terhadap sumbu putar B:
m1 = m dan R1 = R;
m2 = 2m dan R2 = 0;
m3 = 3m dan R3 = R;
m4 = 4m dan R4 = 2R.
Maka, didapat
Jawab
Diketahui:
F1 = 4 N
F2 = 6 N
F3 = 6 N
Sudut a = 30
AB = BC = CD = DE = 1 m
Ditanyakan:
∑τ C?
Jawab
∑τ C = F1 x L1 + F2 sin 30 x L2 - F3 x L3
∑τ C = (4)(2) + (6)(1)(1/2) - (6)(2)
∑τ C = 8Nm + 3Nm - 12Nm
∑τ C = -1Nm
Daftar pustaka:
https://www.studiobelajar.com/dinamika-rotasi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Torsi
https://pelitahijau.blogspot.com/2017/01/pengertian-dan-rumus-torsi-dalam-fisika.html
http://www.ilmusainsonline.com/2018/02/contoh-soal-dan-pembahasan-torsi-momen-
inersia.html
https://www.studiobelajar.com/momen-inersia/