2015
M-5
Oleh :
Hasan Nuurul H. (15030184084)
Puji Rahayu (15030184081)
ABSTRAK
Percobaan hukum newton tentang gerak ini bertujuan untuk menentukan nilai percepatan
trolly yang dihitung menggunakan persamaan hukum II newton dan gerak lurus berubah beraturan,
untuk mengetahui pengaruh percepatan trolly terhadap penambahan massa beban, dan untuk
mengetahui hubungan antara waktu tempuh trolly dengan percepatan pada trolly. Metode yang
digunakan dalam percobaan ini untuk arah bidang datar dan arah bidang miring adalah
menimbang massa trolly dan beban, kemudian merangkai alat, menentukan jarak lintasan pada
papan luncur, menarik dan melepaskan trolly kemudian menghitung waktu tempuh dan
mengulangi percobaan sebanyak 5 kali manipulasi dan 3 kali pengulangan dengan manipulasi
massa beban(m2) pada arah bidang datar dan manipulasi sudut kemiringan(α) untuk arah bidang
miring. Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh perbedaan nilai percepatan pada
perhitungan menggunakan persamaan hukum newton dengan persamaan GLBB. Salah satu contoh
percobaan trolly pada arah bidang datar. Untuk percepatan yang dihitung menggunakan rumus
hukum II newton diperoleh nilai a sebesar 2,08 m/s2 sedangkan percepatan yang dihitung
menggunakan rumus GLBB diperoleh nilai a sebesar ( 0,84±0,10) m/s2 dengan taraf ketelitian
sebesar 89,00%. Hal tersebut menunjukan adanya perbedaan yang disebabkan salah satunya
diabaikan gaya gesek pada trolly.
maka kecepatan benda tidak berubah dipengaruhi gaya luar tadi. Dalam bahasa
(tetap)” (Ishaq.2007). matematika hal ini diungkapkan dalam
Hukum Newton pada rumus Hukum Newton yang amat terkenal
dasarnya menyatakan bahwa setelah yaitu :
benda secara alami cenderung ∑F = m.a
memertahankan keadaannya, kecuali dimana a adalah percepatan, m adalah
ada gaya yang mengganggu keadaan massa, dan ∑F merupakan gaya total.
ini. Artinya jika benda mula-mula Simbol ∑ (sigma) berarti “jumlah dari”; F
diam, maka ia akan tetap diam. Tapi adalah gaya, sehingga ∑F berarti jumlah
jika semula benda bergerak dengan vektor dari semua gaya yang bekerja pada
kecepatan tetap v , maka akan tetap benda benda tersebut, yang didefiisikan
bergerak dengan kecepatan (v) juga sebagai gaya total.(Giancoli.2001)
dalam bahasa matematis, dituliskan Hukum II newtonI
sebagai berikut : “ Setiap gaya (gaya aksi) yang
∑F = 0 mengenai sebuah benda kedua, maka kedua
Hukum II newton benda tersebut akan menghasilkan gaya
“Jika resultan gaya pada (gaya reaksi) yang sama besar dan
suatu benda tidak nol, maka benda berlawanan arah pada benda pertama.”
akan mengalami perubahan (Ishaq.2007).
kecepatan.” (Ishaq.2007). Sifat pasangan gaya aksi reaksi
Makna dari Hukum II newton adalah besar dari kedua gaya adalah sama.
ini adalah jika ada gaya yang tidak Arah gaya aksi dengan reaksi berlawanan
berimbang terjadi pada sebuah dan kedua gaya terletak dalam satu garis
benda, maka benda yang semula diam lurus. Dalam ungkapan matematis hukum
akan bergerak dengan kecepatan aksi – reaksi ini adalah :
tertentu, atau jika benda semula ∑F aksi = - ∑F reaksi
bergerak dapat menjadi diam Suatu benda dikatakan bergerak
(kecepatan nol). Bertambah apabila terjadi perubahan posisi benda
kecepatannya atau melambat karena terhadap sebuah titik acuan, salah satu
gerak lurus yang bekerja pada benda Trolly mengalami pergerakan dan
adalah gerak lurus berubah beraturan mempunyai percepatan tertentu saat
(GLBB) yaitu gerak dengan lintasan digantungkan beban (m2). Berlaku hokum
berupa garis lurus, dan kecepatannya Newton II dan gaya gesekan pada roda
selalu berubah secara beraturan setiap trolly diabaikan, yang dapat dituliskan :
waktu. (Ishaq.2007) ∑𝐹 = 𝑚 𝑎
Fenomena gerak benda yang
𝑇1 − 𝑇2 + 𝑤 = 𝛥𝑚 𝑎
dipengaruhi gaya sangat sesuai
𝑚2. 𝑔 = (𝑚1 + 𝑚2)𝑎
dengan Hukum II Newton. Yang bisa
Sehingga untuk mencari percepatan yang
didefinisikan sebagai perubahan
dialami trolly dapat dirumuskan:
momentum tiap detik. Karena
𝑚2 . 𝑔
momentum adalah perkalian massa 𝑎=
(𝑚1 + 𝑚2)
dengan kecepatan gerak yang dapat
Jika trolly tersebut berada pada
dituliskan :
bidsng miring yang membentuk sudut α
terhadap bidang datar seperti pada gambar
𝑑𝑝
𝐹= di bawah ini (gambar 2).
𝑑𝑡
𝑑(𝑚𝑣)
𝐹=
𝑑𝑡
𝑑𝑣
𝐹=𝑚
𝑑𝑡
𝐹 =𝑚𝑎
Ditinjau suatu kereta (trolly)
bermassa m benda diatas papan m2 g
luncur digerakkn oleh beban W = m.g Gambar 2
(gambar 1). Trolly pada arah bidang miring
Gambar 1
Trolly pada arah bidang datar
Variabel Respon = waktu (t) kemiringan yaitu 0,06; 0,08; 0,09; 0,14;
Definisi Operasional Variabel dan 0,17.
respon :Waktu tempuh dialami Variabel Respon = waktu (t)
trolly sampai jarak yang sudah Definisi Operasional Variabel respon :
ditentukan, yang dapat diukur Waktu tempuh dialami trolly sampai
menggunakan stop wacth. jarak yang sudah ditentukan, yang dapat
Variabel Kontrol = massa trolly diukur menggunakan stop wacth.
(m1), jarak lintasan (s) Variabel Kontol = massa trolly (m1),
Definisi Operasional Variabel massa beban (m2), dan jarak lintasan
kontrol : (s)
1. Massa trolly yang timbang Definisi Operasional Variabel kontrol :
menggunakan neraca analitik. 1. Massa trolly yang ditimbang
Massa trolly ini dikontrol menggunakan neraca analitik.
sebesar 654,00 gram. Massa trolly ini dikontrol sebesar
2. Jarak antara titik awal sampai 654,00 gram.
titik akhir. Jarak ini dikontrol 2. Massa beban yang ditimbang
sebesar 76,00cm. menggunakan neraca analitik.
b) Percobaan 2 (Arah Bidang Massa
Miring) 3. Jarak antara titik awal sampai titik
Variabel manipulasi = sudut akhir. Jarak ini dikontrol sebesar
kemiringan (α) 76,00 cm.
Definisi operasional variabel 4. Langkah-langkah Percobaan
manipulasi: Sudut kemiringan a. Percobaan 1
yang digunakan semakin lama Menimbang massa trolly sebagai m1
semakin besaryang dicari dengan dan menimbang massa beban sebagai
membagi ketinggian dengan m2. Setelah itu merangkai peralatan
kemiringan atau dengan sin α. seperti rancangan percobaan,
Dilakukan 5 kali manipulasi sudut mengukur jarak lintasan pada papan
luncur, lalu memberi beban (m2) yang
digantungkan pada benang yang yaitu 0,06; 0,08; 0,09; 0,14; dan 0,17
terhubung dengan katrol hingga
trolly dapat berjalan pelan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
dipercepat. Langkah selanjutnya Berdasarkan percobaan untuk
yaitu menarik ujung trolly ke menentukan percepatan trolly pada arah
ujung jarak lintasan kemudian bidang datar dan arah bidang miring
ditahan, trolly dilepaskan dan didapatkan hasil sebagai berikut:
secara bersamaan mengukur Percobaan 1 (arah bidang datar)
waktu tempuh trolly saat Tabel 1. Data Hasil Percobaan 1
melintasi jarak lintasan.
Megulangi langkah-langkah Perc. a(Hk.Newto a(GLBB)
(t±0,1)s
tersebut sebanyak 5 kali Ke- n)m/s2 m/s2
2,0 0,38
percobaan 3 kali pengulangan 1. 2,0 1,46 0,38
dengan massa beban (m2) yang 1,8 0,46
1,8 0,46
berbeda yaitu 115,00 g; 147,50 2. 1,8 1,79 0,46
g; 192,70 g; 209,00 g; dan 1,8 0,46
1,4 0,77
235,00 g.
3. 1,4 2,21 0,77
b. Percobaan 2 1,4 0,77
Langkah percobaan kedua 1,2 1,05
4. 1,2 2,37 1,05
sama seperti langkah percobaan 1,2 1,05
pertama tetapi pada langkah 1,0 1,52
5. 1,0 2,58 1,52
percobaan kedua munggunakan 1,0 1,52
arah bidang miring.
Mengulangi langkah-langkah dengan m1= 654,00 g; s= 76,00 cm
seperti percobaan pertama
sebanyak 5 kali percobaan 3
kali pengulangan dengan sudut
kemiringan (α) yang berbeda
percepatan (a)
2(arah pada bidang miring), dimana 1 Series1
maka didapatkan nilai percepatan (a) 1 dan 2 untuk mencari percepatan trolly
newton sebesar 2,31 m/s2 dan ini terjadi karena perhitungan dengan
ketidakpastian 14,00 % dan taraf trolly terhadap bidang, massa tali dan
ketelitian sebesar 86,00%. diperoleh momen inersia pada katrol. Faktor lainnya
dengan sudut kemiringan (α) sebagai adalah kurang telitinya dalam mengukur
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C.2001.Fisika Jilid
I Edisi Keilma.Jakarta:Erlangga.
Ishaq, Mohamad.2007.Fisika Dasar
Edisi 2.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Tim Fisika Dasar.2015.Panduan
Praktikum Fisika Dasar
I.Surabaya:UNIPRESS
UNESA.