Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

FISIKA

GERAKAN DALAM DUA DAN


TIGA DIMENSI Bagian-2

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

04
Teknik Teknik Elektro MK14008 Fina Supegina, ST. MT

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan gerakan Setelah membaca modul ini,
benda yang bergerak dalam dua dan mahasiswa diharapkan mampu
tiga dimensi untuk:
 Mendefinisikan gerak benda
yang bergerak dalam dua dan
tiga dimensi.
 Menyelesaikan permasalahan
gerak partikel dalam dua dan tiga
dimensi.
 Menganalisa gerak partikel
dalam dua dan tiga dimensi.
Gerakan Dalam Dua dan Tiga Dimensi
4.1 Gerak Proyektil

Pada modul 2, kita telah mempelajari gerak benda dalam satu dimensi ditinjau dari
perpindahan, kecepatan, dan percepatan termasuk gerak vertikal murni dari benda jatuh yang
mendapat percepatan karena adanya gravitasi. Sekarang kita lihat gerak yang lebih umum
dari benda-benda yang bergerak di udara dalam dua dimensi di dekat permukaan Bumi,
seperti bola golf, bola yang dipukul atau dilempar pada permainan baseball, bola yang
ditendang, peluru yang cepat, dan para atlit yang melakukan lompat jauh atau lompat tinggi.
Semua ini adalah contoh gerak peluru.
Galileo adalah yang pertama kali mendeskripsikan gerak peluru secara akurat. Ia
menunjukkan bahwa gerak tersebut bisa dipahami dengan menganalisa komponen-komponen
horisontal dan vertikal gerak tersebut secara terpisah.
Mari kita lihat sebuah bola kecil yang berguling jatuh dari sebuah meja dengan

kecepatan awal
υ x 0 dengan arah horisontal (x). Lihat Gambar 4-1 (juga ditunjukkan sebuah
benda yang jatuh vertikal, sebagai perbandingan). Vektor kecepatan v pada setiap saat searah
dengan gerak bola pada saat itu dan selalu merupakan tangen terhadap jalur tersebut. Dengan
mengikuti gagasan Galileo, kita tangani komponen-komponen horisontal dan vertikal

kecepatan,
υ x dan υ y , secara terpisah, dan kita bisa menerapkan persamaan-persamaan
kinematika (Persamaan-persamaan 2-11a sampai 2-11d).

Gambar 4-1: Gerak peluru. (Benda


yang jatuh secara vertikal
ditunjukkan di sebelah kiri sebagai
perbandingan)

2012 FISIKA
2 Fina Supegina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pertama kita lihat komponen vertikal (y) dari gerak benda jatuh vertikal. Begitu bola
meninggalkan meja (pada t = 0), bola mengalami percepatan vertikal ke bawah, g percepatan
yang disebabkan oleh gravitasi. Dengan demikian, υy pada awalnya nol tetapi terus bertambah
dengan arah ke bawah (sampai bola mengenai lantai). Mari kita ambil arah y positif ke atas.
Berarti ay = −g dan dari persamaan 2-11a kita bisa menuliskan υy = −gt karena kecepatan awal
dalam arah vertikal (υy0 = 0) adalah nol. Perpindahan vertikal y, dinyatakan dengan
1
y=− 2 gt 2 , jika kita tentukan y = 0.
0

Jika sebuah benda diarahkan ke sudut atas, seperti Gambar 4-2 analisisnya sama,
kecuali bahwa sekarang ada komponen vertikal kecepatan awal, υy0. karena percepatan ke
bawah oleh gravitasi υy terus berkurang sampai benda tersebut mencapai titik tertinggi pada
jalurnya di Gambar 4-2, pada saat υy = 0. kemudian υy mulai bertambah dengan arah ke
bawah, sebagaimana ditunjukkan (yaitu menjadi negatif). Seperti sebelumnya, υx tetap
konstan.

Gambar 4-2: Lintasan sebuah peluru yang ditembakkan dengan kecepatan


awal v0 dengan sudut  terhadap garis horisontal. Lintasan digambarkan
dengan warna hitam, vektor kecepatan dengan tanda panah tebal dan
komponen-komponen kecepatan berupa garis terputus-putus.

4.2 Menyelesaikan Masalah yang Melibatkan Gerak Peluru

Untuk dapat menyelesaikan masalah yang melibatkan gerak peluru kita dapat
mempergunakan persamaan kinematika yaitu persamaan 2-11a sampai 2-11d secara terpisah
baik untuk komponen vertikal dan horisontal dari gerak tersebut. Ada pun persamaan-

2012 FISIKA
3 Fina Supegina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
persamaan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4-1 yaitu dengan menyelesaikan secara
terpisah komponen-komponen gerak pada sumbu x dan y.

Tabel 4-1
Persamaan-persamaan Umum Gerak Kinematika untuk Percepatan Konstan dalam
Dua Dimensi [3]
x Komponen (horisontal) y komponen (vertikal)
υ x =υ x 0 +a x t (Pers. 2-11a) υ y =υ y 0 +a y t
1 1 2
x=x 0 +υ x 0 t + 2 ax t 2 (Pers. 2-11b) y= y 0 +υ y 0 t+ 2 a y t
υ 2y =υ2y 0 +2 a y ( y− y 0 )
2 2 (Pers. 2-11c)
υ x =υ x 0 +2 a x ( x−x 0 )

Kita dapat menyederhanakan persamaan-persamaan diatas untuk kasus gerak peluru

karena kita dapat menentukan


a x =0 . Pada Tabel 4-2, kita dapat mengasumsikan y positif

ke atas, sehingga
a y=−g=−9,8 m/s2. Perhatikan bahwa jika  dipilih relatif terhadap

sumbu +x seperti Gambar 4-2, maka


υ x 0=υ0 cosθ , dan υ y 0 =υ 0 sin θ ,

Tabel 4-2
Persamaan-persamaan Gerak Kinematika untuk Gerak Peluru (y positif arah ke atas;
ax = 0, ay = −g = −9,8 m/s2) [3]
Gerak Horisontal Gerak Vertikal
(ax = 0, υx = konstan) (ay = −g = konstan)
υ x =υ x 0 (Pers. 2-11a) υ y =υ y 0 −g y t
1
x=x 0 +υ x 0 t (Pers. 2-11b) y= y 0 +υ y 0 t− 2 g y t 2
(Pers. 2-11c) 2 2
υ y =υ y 0 −2 gy

Contoh 1:
Sebuah bola dilemparkan ke udara dengan kecepatan awal 50 m/s pada 37 terhadap
horizontal. Cari waktu total bola berada di udara dan jarak horizontal yang ditempuhnya
dengan menggunakan pendekatan g = 10 m/s2.
Jawab:
Komponen-komponen vektor kecepatan awal adalah
υ x 0=50 cos37 °= 40 m/ s
υ y 0 =50 sin 37 °=30 m/ s

2012 FISIKA
4 Fina Supegina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Waktu total bola berada di udara dapat ditemukan dari Persamaan 2-11b dengan
mengambil y = 0 dan mencari t:
1 1
Δy =υ y 0 − 2 gt 2 =t ( υ y 0 − 2 gt )=0

Persamaan ini mempunyai solusi t = 0, yang berhubungan dengan kondisi awal, dan
2 υ y 0 2⋅30
t= = =6 s
g 10
Ini adalah waktu total untuk bola berada di udara yaitu dua kali waktu t1 yang dibutuhkan
bola untuk mencapai titik tertingginya, yang dapat ditemukan dengan mengambil

υ y =0 pada persamaan 2-11a:

υ y =υ y 0 −gt q 1=0
υ 30
t 1 = y 0 = =3 s
g 10
Karena bola bergerak secara horizontal dengan kecepatan konstan 40 m/s, jarak total
horizontal yang ditempuh adalah
Δx=υ x 0 t=40×6=240 m
Jarak ini dinamakan jangkauan proyektil

Contoh 2:
Seorang pemain pengganti mengendarai sebuah motor yang melaju melompat dari atas
sebuah tebing dengan tinggi 50 m. Seberapa cepat motor tersebut harus meninggalkan
puncak tebing jika harus mendarat di daratan rata di bawahnya, yang berjarak 90 m dari
kaki tebing (Gambar 4-3) di mana kamera-kamera berada?

Gambar 4-3: Contoh 2.

2012 FISIKA
5 Fina Supegina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jawab:

Kita ambil arah y positif ke atas, dengan puncak tebing sebagai


y 0 =0 , sehingga dasar

tebing berada pada y=−50,0 m. Pertama, kita cari berapa lama waktu yang diperlukan
oleh motor untuk mencapai daratan di bawah. Kita gunakan Persamaan 2-11b untuk arah

vertikal (y) (Tabel 4-2) dengan


y 0 =0 , dan υ y 0 =0 :
1
y=− 2 gt 2

Kita selesaikan untuk t dan tentukan y = 50,0 m:

2y 2 (−50 ,0 )
t=
√ √
−g
=
−9,8
=3 ,19 s

Untuk menghitung kecepatan awal,


υ x 0 , kita gunakan kembali Persamaan 2-11b, tetapi

kali ini untuk arah horisontal (x), dengan


a x =0 dan x 0=0:

x=υ x 0 t
x 90 , 0 m
υ x 0= = =28 , 2 m/s
t 3 ,19 s
yang memberikan hasil 101 km/jam.

Contoh 3:
Sebuah bola ditendang dengan sudut θ0 = 37º dengan kecepatan 20 m/s, sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 4-4. hitung (a) tinggi maksimum, (b) waktu perjalanan sebelum
bola menyentuh tanah, (c) seberapa jauh dari titik awal bola tersebut menyentuh tanah,
(d) vektor kecepatan pada ketinggian maksimum, (e) vektor percepatan pada ketinggian
maksimum. Anggap bola meninggalkan kaki pada ketinggian permukaan tanah.

2012 FISIKA
6 Fina Supegina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 4-4: Contoh 3.

Jawab:
Soal ini mungkin terlihat sulit karena banyak yang ditanyakan. Tetapi kita dapat
menanganinya satu per satu. Kita ambil arah y positif ke atas. Komponen-komponen
kecepatan awal adalah (Gambar 4-4)
υ x 0=υ0 cos 37 , 0°= 20 ,0⋅0 , 799=16 , 0 m/s
υ y 0 =υ 0 cos 37 ,0 °=20 , 0⋅0 , 602=12 ,0 m/s
(a) Pada ketinggian maksimum, kecepatannya adalah horizontal (Gambar 4-4), sehingga

υ x 0=0 ; dan ini terjadi (lihat Persamaan 2-11a pada Tabel 4-2) pada waktu

υ y 0 12,0
t= = =1 ,22 s
g 9,8

Dari Persamaan 2-11b, dengan


y 0 =0 , kita dapatkan

y=υ y 0 t−12 gt 2
=12 , 0⋅1 , 22−12 ⋅9,8⋅1 , 222=7 ,35 m

Alternatif lain, kita bisa menggunakan Persamaan 2-11c, untuk menyelesaikan y dan
mendapatkan
2 2
υ y 0 −υ y 12 ,0 2−02
y= = =7 , 35 m
2g 2⋅9,8
(b) Untuk menemukan waktu yang diperlukan bola untuk kembali ke tanah, kita gunakan

Persamaan 2-11b dengan


y 0 =0 dan tentukan juga y = 0 (permukaan tanah):

y= y 0 +υ y 0 t −12 gt 2
0=0+12 ,0⋅t−12 ⋅9,8⋅t 2

yang merupakan persamaan yang dapat dengan mudah difaktorkan:


1
[ 2
⋅9,8 t −12 ] t =0
Ada dua penyelesaian, t = 0 (yang berhubungan dengan titik awal,
y 0 ), dan

2 ( 12 )
t= =2 , 45 s
9,8
yang merupakan hasil yang kita cari.
(c) Jarak total yang ditempuh pada arah x didapat dengan memakai Persamaan 2-11b

dengan
x=υ x 0 t=16⋅2 , 45=39 , 2 m

2012 FISIKA
7 Fina Supegina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(d) Pada titik tertinggi, tidak ada komponen vertikal dari kecepatan. Hanya ada
komponen horizontal (yang tetap konstan selama bola tersebut melayang di udara),

sehingga
υ=υ x 0 =υ0 cos 37=16 m/ s
(e) Vektor percepatan adalah sama pada titik tertinggi maupun pada saat lainnya, yaitu
9,8 m/s2 dengan arah ke bawah.

Untuk kasus istimewa di mana ketinggian awal dan akhir sama, kita dapat menurunkan rumus
umum untuk jangkauan peluru dinyatakan dalam kelajuan awal dan sudut lemparan. Waktu
yang dibutuhkan peluru untuk mencapai ketinggian maksimumnya didapatkan dengan
mengambil komponen vertikal kecepatannya sama dengan nol:
υ y =−gt=0
atau
υ y0
t=
g
Maka, jangkauan R adalah jarak yang ditempuh dalam dua kali waktu ini:
υy 0 2 υx 0 υ y 0
R=2 υ x 0 ( )
g
=
g
Bila dinyatakan dalam kelajuan awal 0 dan sudut lemparan jangkauan ini adalah
2
2 ( υ 0 cos θ )( υ0 sinθ ) 2υ 0 sin θ cos θ
R= =
g g
Rumus ini dapat disederhanakan lebih lanjut dengan menggunakan kesamaan trigonometri
untuk sinus dua klai sudut:
sin 2θ=2 sin θ cos θ
Karena itu didapatkan
2
υ0
R= sin2 θ
g
Karena nilai maksimum sin 2 adalah 1 karena 2 = 90 atau  = 45, jangkauan maksimum
2
sama dengan υ 0 / g ketika  = 45.

4.3 Gerak Peluru adalah Parabola

Kita sekarang menunjukkan bahwa jalur yang ditempuh peluru merupakan sebuah parabola,
jika kita mengabaikan hambatan udara dan dapat mengasumsikan bahwa g konstan. Untuk

2012 FISIKA
8 Fina Supegina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
melakukan hal tersebut, kita perlu mendapatkan y sebagai fungsi x dengan mengeliminasikan
t di antara dua persamaan untuk gerak horisontal dan vertikal (persamaan 2-11b) dan kita

tentukan
x 0= y 0 =0 ;

x=υ x 0 t
y=υ y 0 t−12 gt 2

Dari persamaan pertama, kita dapat


t=x /υ x 0 , dan kita substitusikan ke persamaan kedua
untuk mendapatkan

υ y0 g
y=
( ) ( )
υx 0
x− 2
2υ x 0
x2

Jika kita tuliskan


υ x 0=υ0 cos θ0 dan υ y 0 =υ 0 sin θ 0 , kita juga bisa menuliskan

g
y=(tan θ0 ) x−
( 2 υ20 cos2 θ 0 ) x
2

Pada setiap kasus, kita lihat bahwa y sebagai fungsi x mempunyai bentuk

2
y=ax−bx

dengan a dan b adalah konstanta untuk gerak peluru tertentu. Ini merupakan persamaan yang
terkenal untuk parabola.

4.4 Soal Latihan

1. Sebuah bola dilemparkan ke


udara dengan kecepatan awal
60 m/s dengan kemiringan 60
dari suatu tebing yang berada
200 m di atas bidang datar
yang terlihat seperti Gambar
4-5 di bawah ini. Di manakah
bola akan mendarat?

2012 FISIKA
9 Fina Supegina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 4-5. Soal Latihan 1.
2. Sebuah peluru ditembakkan secara horizontal dengan kecepatan awal 245 m/s.
Senapan berada 1,5 m di atas tanah. Berapa lama peluru berada di udara?
3. Pilot sebuah pesawat yang terbang dengan laju 160 km/jam akan menjatuhkan
bantuan makanan untuk korban banjir yang terisolasi di sebidang tanah 160 m di
bawahnya. Berapa sekon sebelum pesawat persis berada di atas korban, makanan
tersebut harus dijatuhkan?
4. Sebuah peluru ditembakkan dengan laju awal 75,2 m/s dan sudut 34,5 di atas arah
horizontal pada tempat latihan yang panjang. Tentukan (a) tinggi maksimum yang
dicapai peluru, (b) waktu total di udara, (c) jarak horizontal total yang ditempuh
(yaitu, jangkauannya), dan (d) kecepatan peluru 1,5 s setelah penembakan.
5. Sebuah pesawat supersoik terbang horizontal pada ketinggian 20 km dengan kelajuan
2500 km/jam ketika sebuah mesin jatuh. (a) Berapa waktu yang dibutuhkan mesin
untuk menumbuk tanah? (b) Secara horizontal, berapa jau jarak dari tempat mesin
menumbuk tanah ke titik saat mesin jatuh? (c) Berapakah jangkauan horizontalnya?
6. Sebuah proyektil diluncurkan dengan kelajuan 0 pada sudut 0 terhadap horizontal.
Carilah rumus untuk ketinggian maksimum yang dicapainya di atas titik berangkatnya
dalam 0, 0 dan g.
7. Sebuah proyektil ditembakkan dengan kecepatan awal 30 m/s dengan arah 60
terhadap arah horizontal. Berapakah kecepatan proyektil pada titik tertingginya?
Berapa percepatannya?
8. Seorang pelempar bola melemparkan sebuah bola dengan 140 km/jam ke tempat
pemukul, yang berada sejauh 18,4 m. Dengan mengabaikan hambatan udara, carilah
berapa jauh bola jatuh karena gravitasi pada saat mencapai tempat pemukul.

Daftar Pustaka

[1] David Halliday, Robert Resnick, Jearl Walker. (2010). Fundamental of Physics
Extended. Jilid 1. 9th ed. NY. John Wiley & Sons.
[2] Giancoli. (2001). Fisika. Jilid 1. 5th ed., Jakarta, Erlangga
[3] Giancoli. (2013). Physics Principles With Applications. Jilid 1. 7th ed. NY. Pearson.
[4] Tripler. (2001). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jilid 1. 3rd ed. Jakarta: Erlangga

2012 FISIKA
10 Fina Supegina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
[5] Tripler, Paul A & Gene Mosca. (2008). Physics For Scientists and Engineers. 6th ed.
NY: W. H. Freeman and Company

2012 FISIKA
11 Fina Supegina
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai