Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

FISIKA I

PENDAHULUAN

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik Teknik Elektro F021700006 Dian Widi Astuti, ST. MT

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan definisi dari Setelah membaca modul ini,
pembelajaran fisika, sistem dan mahasiswa diharapkan mampu:
satuan, konversi satuan.  Mengetahui materi-materi apa
saja yang dipelajari di dalam
pembelajaran Fisika I
 Memahami sistem satuan
 Mengkonversi satuan
Pendahuluan
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling mendasar, karena berhubungan dengan perilaku
dan struktur benda. Bidang fisika biasanya dibagi menjadi gerak, fluida, panas, suara cahaya,
listrik dan magnet, dan topik-topik modern seperti relativitas, struktur atom, fisika nuklir,
partikel elementer dan astrofisika. [2]

1.1 Sains dan Kreativitas

Tujuan utama semua sains, termasuk fisika, umumnya dianggap merupakan usaha untuk
mencari dalam pengamatan manusia pada alam sekitarnya. Banyak orang yang berfikir
bahwa sains adalah proses mekanis dalam mengumpulkan fakta-fakta dan membuat teori. Hal
ini tidak benar. Sains adalah suatu aktifitas kreatif yang dalam banyak hal menyerupai
aktivitas kreatif pikiran manusia.

Pengamatan, dan eksperimen dan pengukuran yang cermat merupakan satu sisi dari
proses ilmiah. Sisi lainnya adalah penemuan atau perumusan teori untuk menjelaskan dan
mengatur pengamatan. Teori tidak pernah diturunkan langsung dari pengamatan. Teori
merupkan inspirasi yang datang dari pikiran manusia. Misalnya, gagasan bahwa zat terbuat
dari atom (teori atom) tentunya tidak didapat karena seseorang mengamati atom, melainkan
gagasan tersebut muncul dari pikiran yang kreatif. Teori relativitas, teori elektromagnetik
mengenai cahaya, dan hukum Newton mengenai gravitasi universal juga merupakan hasil
dari imajinasi manusia.
Teori-teori besar sains basa dibandingkan, sebagai hasil karya kreatif, dengan karya-
karya besar pada bidang seni dan sastra. Tetapi bagaimana sains berbeda dari aktivitas kreatif
lain tersebut? Satu perbedaan penting adalah bahwa sains membutuhkan pengujian dari
gagasan-gagasannya untuk melihat apakah prediksi tersebut dapat didukung dengan
eksperimen. [2]

1.2 Model, Teori dan Hukum

Ketika ilmuwan mencoba memahami serangkaian fenomena tertentu, mereka sering


menggunakan model. Model, dari sudut pandang ilmiah, merupakan semacam analogi atau
bayangan mengenai fenomena yang bersangkutan dipandang dari hal yang sudah akrab

2018 FISIKA I
2 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan kita. Satu contoh adalah model gelombang dari cahaya. Kita tidak dapat melihat
gelombang cahaya sebagai mana kita melihat gelombang air. Akan tetapi ada gunanya
membayangkan seakan-akan cahaya terbuat dari gelombang-gelombang, karena eksperimen
menunjukkan bahwa cahaya dalam banyak hal berperilaku seperti gelombang air.
Tujuan pembuatan model adalah untuk memberi kita gambaran pendekatan―sesuatu
yang bisa dipakai sebagai acuan―ketika kita tidak bisa melihat apa yang sebenarnya sedang
terjadi. Model sering memberi kita pemahaman yang lebih dalam: analogi terhadap sistem
yang telah diketahui (misalnya, gelombang air pada contoh di atas) dapat memberi ilham
untuk melakukan eksperimen-eksperimen baru dan bisa memberi gagasan mengenai
fenomena lain yang masih berhubungan dan mungkin terjadi.
Model relatif sederhana dan memberikan kesamaan struktural dengan fenomena yang
sedang dipelajari, sementara teori lebih luas, lebih rinci, dan dapat memberikan prediksi yang
dapat diuji secara kuantitatif, seringkali dengan ketepatan tinggi. Kadang-kadang, karena
sebuah model dikembangkan dan dimodifikasi dan berhubungan lebih dekat dengan
eksperimen yang mencakup fenomena yang lebih luas, ia dapat disebut sebagai teori. Salah
satu contohnya adalah teori atom, di samping teori gelombang untuk cahaya.
Para ilmuwan memberi istilah hukum untuk pernyataan-pernyataan tertentu yang
singkat tetapi bersifat umum mengenai perilaku alam (bahwa energi itu kekal, misalnya).
Kadang-kadang pernyataan tersebut berbentuk suatu hubungan atau persamaan antara
besaran-besaran (misalnya hukum Newton kedua, F = ma). [2]

1.3 Satuan

Semua besaran fisika dapat dinyatakan dalam beberapa satuan-satuan pokok. Sebagai contoh,
kelajuan dinyatakan dalam satuan panjang dan satuan waktu, misalnya meter per sekon atau
mil per jam. Banyak besaran yang akan kita pelajari, seperti gaya, momentum, kerja, energi,
dan daya, dapat dinyatakan dalam tiga besaran pokok-panjang, waktu, dan massa. Pemilihan
satuan standar untuk besaran-besaran pokok ini menghasilkan suatu sistem satuan. Sistem
satuan yang digunakan secara universal dalam masyarakat ilmiah adalah Sistem
Internasional (SI). Dalam SI, standar satuan untuk panjang adalah meter, standar satuan
untuk waktu adalah sekon, dan standar satuan untuk massa adalah kilogram.
Dalam memperlajari termodinamika dan listrik, kita akan memerlukan tiga satuan
dasar fisik pokok lagi: satuan temperatur, kelvin (K); satuan jumlah zat, mole (mol); dan

2018 FISIKA I
3 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
satuan arus, ampere (A). Masih ada satuan pokok lainnya, yaitu kandela (cd), untuk
menyatakan intensitas penyinaran. Ketujuh satuan pokok inimeter (m), sekon (s), kilogram
(kg), kelvin (K), ampere (A), mole (mol) dan candela (cd)membentuk sistem satuan SI.
Satuan tiap besaran fisik dapat dinyatakan dengan satuan pokok SI. Beberapa
kombinasi satuan yang sering digunakan mendapat nama khusus. Misalnya, satuan SI untuk
gaya, kgm/s2, disebut newton (N). Dengan cara yang sama, satuan SI untuk daya, kgm2/s3 =
Nm/s disebut watt (W)
Awalah untuk kelipatan-kelipatan sederhana dalam SI dapat dilihat pada Tabel 1-1.
Semua kelipatan tersebut semuanya merupakan pangkat dari 10, sehingga sistem semacam itu
disebut sistem desimal. Sistem desimal yang didasarkan pada meter dinamakan sistem
metrik. Awalan-awalan dapat digunakan pada setiap satuan SI; sebagai contoh 0,001 detik
sama dengan 1 milisekon (ms); 1.000.000 watt sama dengan 1 megawatt (MW). [4]

Tabel 1-1 Awalan-awalan untuk Pangkat dari 10 [2]


Awalan Singkatan Kelipatan
eksa E 1018
peta P 1015
tera T 1012
giga G 109
mega M 106
kilo k 103
hekto h 102
deka da 101
desi d 10-1
senti c 10-2
mili m 10-3
mikro  10-6
nano n 10-9
piko P 10-12
femto f 10-15
atto a 10-18

Sistem desimal lain yang masih digunakan tetapi secara bertahap digantikan oleh
satuan SI adalah sistem cgs, yang berdasarkan pada sentimeter, gram dan sekon. Sentimeter
didefinisikan sebagai 0,01 m. Sekarang gram didefinisikan sebagai 0,001 kg. Semula, gram
didefinisikan sebagai massa satu sentimeter kubik air.
Dalam sistem satuan lain yang digunakan di Amerika Serikat, satuan gaya, yaitu
pound, dipilih sebagai satuan pokok. Satu pound didefinisikan sebagai besarnya tarikan
gravitasi bumi di tempat tertentu pada sebuah benda standar. Satuan massa didefinisikan

2018 FISIKA I
4 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berdasarkan pound. Satuan pokok untuk panjang dalam sistem Amerika Serikat ini adalah
foot (ft). Foot (bentuk tunggal dari feet) didefinisikan sebagai tepat sepertiga dari satu yard
(yd), yang sekarang didefinisikan dalam meter sebagai:
1 yd = 0,9144 m
1
1 ft = 3 yd = 0,3048 m
Definisi tersebut menghasilkan 1 inci (in) tepat sama dengan 2,54 cm. Satuan pokok waktu
dalam sistem Amerika Serikat adalah sekon, yang didefinisikan seperti sistem SI. Sistem
Amerika Serikat ini bukanlah sistem desimal. Dibandingkan dengan SI atau sistem desinal
lainnya, sistem Amerika Serikat kurang praktis karena kelipatan sederhana dari satuannya
bukanlah pangkat dari 10. Misalnya, 1 yd = 3 ft dan 1 ft = 12 in.

1.4 Mengkonversi Satuan

Besaran apapun yang kita ukur, seperti panjang, kecepatan ataupun arus listrik, terdiri dari
angka dan satuan. Sering kita diberikan besaran dalam satu set satuan, tetapi kita ingin
menyatakannya dalam set satuan yang lain.
Sebagai contoh, kita mengukur bahwa sebuah meja lebarnya 21,5 inci, dan kita ingin
menyatakannya dalam centimeter. Kita harus menggunakan faktor konversi yang dalam hal
ini adalah
1 in. = 2,54 cm
atau, jika dituliskan dengan cara lain,
1 = 2,54 cm/in.
Karena mengalikan yang satu tidak merubah apa-apa, lebar meja kita, dalam centimeter,
adalah
cm
(
21 ,5 inci=(21 ,5 )× 2 , 54
in )
=54 , 6 cm

Perhatikan bagaimana satuan (dalam hal ini inci) saling meniadakan. [2]

Contoh 1:
Berapa jarak lari 100-m jika dinyatakan dalam yard? (1 yd = 3 ft = 36 in)
Jawab:
Mari kita anggap jarak tersebut diketahui dengan akurat sampai empat angka signifikan, 100,0 m.
Satu yard (yd) adalah tepat 3 feet (36 inci), sehingga kita dapat menuliskan

2018 FISIKA I
5 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
cm
1 yd = 3 ft = 36 in. =
(
( 36 in ) 2 , 540
in )
=91 , 44 cm

atau,
1 yd = 0,9144 m,
karena 1 m = 100 cm. Kita dapat menulis ulang hasil ini menjadi
1 yd
=1, 094 yd
1m= 0,9144
Maka
yd
100 m =
(
( 100 m ) 1 , 094
m )=109 , 4 yd

Berarti lari 100 m lebih jauh 9,4 yard dari lari 100 yard. [2]

Contoh 2:
Sebuah membran yang bundar memiliki luas 1,25 inci persegi. Nyatakan dalam
centimeter persegi. [2]
Jawab:
Karena 1 in. = 2,54 cm, maka
1 in.2 = (2,54 cm)2 = 6,45 cm2.
Sehingga
2 2
cm ( cm
(
1 ,25 in. =( 1 ,25 in.2 ) 2 ,54
2
) (
= 1 , 25 in .2 ) 6 , 45 2 =8 , 06 cm2
in. in. )
Contoh 3:
Berapakah nilai ekivalen dari 90 km/jam dalam meter per sekon dan dalam mil per jam?
Jawab:
Kita gunakan fakta bahwa 1000 m = 1 km, 60 s = 1 menit, dan 60 menit = 1 jam untuk
mengubah kilometer per jam menjadi meter per sekon. Kita kalikan besaran 90 km/jam
dengan sekumpulan faktor konversi yang masing-masing mempunyai nilai 1 sehingga
nilai kelajuan tidak berubah: [4]
90 km 1000 m 1 jam 1 menit
× × × =25 m/s
jam 1 km 60 menit 60 sekon
Untuk mengubah kelajuan ini menjadi mil per jam, kita gunakan faktor konversi (1
mi)/(1,61 km) = 1.

2018 FISIKA I
6 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
90 km 1 mil
× =55 ,9 mil/ jam
jam 1 ,61 km

Contoh 4:
Jika batas laju kendaraan yang diperbolehkan adalah 55 mil per jam (mi/jam atau mph),
berapa laju ini (a) dalam meter per sekon (m/s) dan (b) dalam kilometer per jam
(km/jam)? [2]
Jawab:
(a) Kita dapat menuliskan 1 mil sebagai

( inft )(2,54 cmin )( 1001 mcm )=1609 m


1 mil=( 5280 ft ) 12

Perhatikan bahwa setiap faktor konversi sama dengan satu. Kita juga mengetahui bahwa 1
jam (hour) sama dengan (60 min/jam)  (60 s/min) = 3600 s/jam, sehingga

mil mil m 1 jam


55
jam (
= 55
jam )(
1609 )(
mi 3600 s
=25 m/ s )
(b) Sekarang kita menggunakan 1 mi = 1609 m = 1,609 km; maka
mil mil km km
55
jam (
= 55
jam )(
1, 609
mil
=88 )
jam

1.5 Notasi Ilmiah

Perhitungan bilangan-bilangan yang sangat besar atau sangat kecil dapat disederhanakan
dengan menggunakan notasi ilmiah. Dalam notasi ini, suatu bilangan ditulis sebagai hasil kali
suatu bilangan antara 1 dan 10 dengan pangkat dari 10, seperti 102 (= 100) atau 103 (= 1000).
Sebagai contoh, bilangan 12.000.000 dapat ditulis sebagai 1,2  107; jarak dari bumi ke
matahari, kira-kira 150.000.000.000 m, ditulis 1,5  1011 m. Bilangan 11 pada 1011 dinamakan
eksponen. Untuk bilangan-bilangan yang lebih kecil dari 1, eksponennya adalah negatif.
Sebagai contoh, 0,1 = 10-1 dan 0,0001 = 10 -4. Diameter sebuah virus yaitu 0,00000001 m,
dapat ditulis sebagai 1  10-8 m.
Dalam perkalian, eksponen dijumlahkan; dalam pembagian, eksponen dikurangkan.
Beberapa contoh sederhana berikut menunjukkan penggunaan aturan-aturan tersebut.
102 ×103 =100×1000=100 .000=102+3 =105
Demikian juga:

2018 FISIKA I
7 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
102 100 1
=
3 1000
= =10 2−3 =10−1
10 10
Dalam notasi ilmiah, 100 didefinisikan sebagai 1. Kita dapat melihat hal ini. Sebagai berikut.
Misalkan kita membagi 1000 dengan dirinya sendiri, kita dapatkan: [4]
1000 10 3
= 3 =103−3 =100 =1
1000 10

Contoh 5:
Dengan menggunakan notasi ilmiah, hitunglah (a) 120  6000 dan (b) 3.000.000/0,00015.
Jawab:
(a) (1,20  102)(6,00  103) = (1,20)(6,00)  102+3 = 7,20  105
6
3 , 00×10 3 , 00 6− (−4 )
=
−4 1 , 50
×10 =2 ,00×1010
(b) 1 , 50×10
Dua tanda minus dalam (b) muncul sebab-4 dikurangkan dari 6. [4]

Contoh 6:
Satu liter adalah volume dari suatu kubus yang berukuran 10 cm kali 10 cm kali 10 cm.
Nyatakan satu liter tersebut dalam sentimeter kubik dan dalam meter kubik. [4]
Jawab:
Volume V sebuah kubus dengan sisi L adalah L3.
V = L3 = (10 cm) (10 cm) (10 cm) = 103 cm3.
Untuk mengubahnya ke meter kubik (m3), kita gunakan 1 cm = 10-2 m,
3
10−2 m
3 3
10 cm =10 cm × 3
1 cm
3
( )
10−6 m3
=103 cm3 × 3
=10−3 m3
1 cm

1.6 Pengukuran dan Ketidakpastian

Ketika menyatakan hasil pengukuran, penting juga untuk menyatakan ketepatan atau
perkiraan ketidakpastian, pada pengukuran tersebut. Sebagai contoh, lebar papan yang diukur
dengan penggaris terbaca 5,2 ± 0,1 cm. Hasil ± 0,1 cm (“kurang lebih 0,1 cm”) menyatakan
perkiraan ketidakpastian pada pengukuran itu, sehingga lebar sebenarnya paling mungkin

2018 FISIKA I
8 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berada di antara 5,1 dan 5,3 cm. Persen ketidakpastian merupakan rasio antara ketidakpastian
dan nilai yang terukur, dikalikan dengan 100. misalnya, jika pengukuran adalah 5,2 dan
ketidakpastian sekitar 0,1 cm, persen ketidakpastian adalah [2]
0,1
×100=2%
5,2
Seringkali, ketidakpastian pada suatu nilai terukur tidak dinyatakan secara eksplisit.
Pada kasus seperti ini, ketidakpastian biasanya dianggap sebesar satu atau dua satuan (atau
bahkan tiga) dari digit terakhir yang diberikan. Sebagai contoh, jika panjang sebuah benda
dinyatakan sebagai 5,2 cm, ketidakpastian dianggap sebesar 0,1 cm (atau mungkin 0,2 cm).
Dalam hal ini, adalah penting bagi Anda untuk tidak menulis 5,20 cm, karena hal ini
menyatakan ketidakpastian sebesar 0,01 cm; dianggap bahwa panjang benda tersebut
mungkin antara 5,19 dan 5,21 cm, sementara sebenarnya Anda menyangka nilainya antara
5,1 dan 5,3 cm.
Jumlah digit yang diketahui dapat diandalkan disebut jumlah angka signifikan.
Dengan demikian ada empat angka signifikan pada angka 23,21 dan dua pada 0,062 cm (nol
pada angka pertama dan kedua hanya merupakan “pemegang tempat” yang menjunjukkan di
mana koma diletakkan). Jumlah angka signifikan mungkin tidak selalu jelas. Misalnya,
ambillah angka 80. Apakah angka tersebut terdiri dari satu atau dua angka signifikan? Jika
kita katakan jarak antara dua kota kira-kira 80 km, hanya ada satu angka signifikan (8) karena
nol-nya hanya pemegang tempat. Jika jarak tersebut 80 km dengan ketepatan 1 atau 2 km,
berarti angka 80 tersebut memiliki dua angka signifikan. Jika tepat 80 km terukur dengan
angka ketidakpastian 0,1 km, kita tuliskan 80,0 km.
Suatu aturan umum yang harus diikuti jika mengalikan atau membagi berbagai
bilangan adalah:
“Jumlah angka signifikan pada hasil perkalian atau pembagian tidaklah lebih besar daripada
jumlah terkecil angaka signifikan dalam masing-masing bilangan yang terlibat dalam
perkalian atau pembagian.”
Ketelitian dari suatu jumlahan atau selisih dua pengukuran hanyalah sebaik ketelitian
paling tidak teliti dari kedua pengukuran itu. Suatu aturan umum yang harus diikuti adalah:
Hasil dari penjumlahan atau pengukuran dua bilangan tidak mempunyai angka signifikan di
luar tempat desimal terakhir di mana kedua bilangan asal mempunyai angka signifikan. [2]

2018 FISIKA I
9 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.7 Perkiraan yang Cepat

Kadang-kadang kita hanya tertarik pada nilai pendekatan/perkiraan untuk sebuah besaran.
Hal ini mungkin disebabkan karena perhitungan yang akurat akan memakan waktu yang lebih
lama atau akan membutuhkan data tambahan yang tidak tersedia. Dalam kasus lain, kita
mungkin ingin membuat perkiraan kasar untuk memeriksa perhitungan akurat yang dilakukan
oleh kalkulator, untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam memasukkan angka-
angka.
Perkiraan kasar dibuat dengan membulatkan semua bilangan menjadi satu angka
signifikan dan pangkat 10-nya, dan setelah perhitungan dilakukan, kembali hanya satu angka
signifikan yang dipakai. Perkiraan seperti ini disebut perkiraan pangkat nilai dan bisa
akurat dalam faktor 10, dan seringkali lebih baik. Kenyataannya, istilah “pangkat nilai”
kadang-kadang digunakan hanya untuk mengacu kepada pangkat 10. [2]

1.8 Matematika pada Fisika

Fisika kadang-kadang dianggap sebagai subyek yang sulit. Bagaimanapun, kadang-kadang


matematika yang digunakannyalah yang merupakan sumber kesulitan dibandingkan dengan
fisika sendiri. [2]

1.9 Soal Latihan

1. Umur alam semesta ini diperkirakan sekitar 10 milyar tahun. Dengan mengasumsikan
satu angka signifikan, tuliskan angka ini dalam pangkat sepuluh dalam (a) tahun, (b)
sekon.
2. Hitung luas dan perkiraan ketidakpastiannya dari lingkaran dengan radius 2,8  104
cm.
3. Berapa persen ketidakpastian dari volume bola pantai yang bundar yang radiusnya

adalah r=3 ,86±0 ,08 m?


4. Sebuah atom memiliki diameter sekitar 1,0  10-10 m. (a) Berapa angka ini dalam
inci? (b) Berapa atom yang bisa terdapat dalam suatu garis 1,0 cm?
5. Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya (kecepatan 2,998  108 m/s)
dalam 1,00 tahun. (a) Berapa meter 1,00 tahun cahaya itu? (b) Satu satuan astornomi

2018 FISIKA I
10 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(AU) adalah jarak rata-rata dari Matahari ke Bumi, 1,50  108 km. Berapa AU 1,00
tahun cahaya itu? (c) Berapa kecepatan cahaya jika dinyatakan dalam AU/h?
6. Diameter bulan adalah 3480 km. Berapa luas permukaan, dan bagaimana
perbandingannya dengan luas permukaan Bumi?
7. Volume sebuah benda adalah 1000 m3. Nyatakan volume ini dalam (a) cm3, (b) ft3,
(c) in3.
8. Perahu Nabi Nuh diperintahkan untuk dibangun dengan panjang 300 kubit, lebar 50
kubit dan tinggi 30 kubit. Kubit adalah satuan pengukuran yang sama dengan panjang
lengan bawah manusia, dari siku ke ujung jari yang paling panjang. Nyatakan dimensi
perahu Nabi Nuh dalam meter.

Daftar Pustaka

[1] David Halliday, Robert Resnick, Jearl Walker. (2010). Fundamental of Physics
Extended. Jilid 1. 9th ed. NY. John Wiley & Sons.
[2] Giancoli. (2001). Fisika. Jilid 1. 5th ed., Jakarta, Erlangga
[3] Giancoli. (2013). Physics Principles With Applications. Jilid 1. 7th ed. NY. Pearson.
[4] Tripler. (2001). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jilid 1. 3rd ed. Jakarta: Erlangga
[5] Tripler, Paul A & Gene Mosca. (2008). Physics For Scientists and Engineers. 6th ed.
NY: W. H. Freeman and Company

2018 FISIKA I
11 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai