Anda di halaman 1dari 4

Universitas Gadjah Mada

Program Pascasarjana
Program Studi Teknik Sipil

TEKNIK SUNGAI
SP: AGRADASI DASAR SUNGAI

SOAL B
Suatu sungai mengalirkan debit q = 1.5 m2/s. Kemiringan dasar sungai adalah So =
0.0005. Material dasar sungai terdiri dari butir seragam berdiameter d50 = 0.32 mm,
dengan rapat massa relatif ss = 2.6 dan porositas p = 0.4. Di sungai tersebut dijumpai
transpor sedimen dalam jumlah yang tidak besar. Di suatu seksi/tampang, terjadi
penambahan sedimen sejumlah qs = 0.0001 m2/s selama kurun t = 50 jam.
Perkirakanlah agradasi yang akan terjadi.

PENYELESAIAN
i) Diskripsi matematis
Seperti degradasi (Soal A), perkiraan tebal agradasi dasar sungai dapat dihitung
dengan model parabolik apabila aliran dianggap permanen dan seragam (semu);
dengan demikian, berlaku persamaan:
z 2z
K 2 0 (1)
t x
dimana untuk permasalahan agradasi seperti soal di atas, sumbu x mengikuti dasar
sungai awal dan positif ke arah hilir, sedang sumbu z menunjukkan variasi dasar
sungai dan positif ke arah atas. Perlu diingat bahwa model parabolik berlaku untuk
Angka Froude Fr < 0.6 dan jarak x > 3Rh/Se.

Gambar 1 Agradasi dasar sungai akibat penambahan debit sedimen

1
Syarat awal dan syarat batas pada Pers. (1) di atas adalah:
z  x,0   0 ; lim z  x, t   0 ; z  0, t   h t  (2)
x 

Penyelesaian Pers. (1) dengan syarat awal dan syarat batas menurut Pers. (2) adalah:
 x 
z  x, t   h t  erfc  (3)
2 Kt 
 

ii) Hitungan aliran


Dengan anggapan aliran seragam, maka Persamaan Manning-Strickler berikut dapat
dipakai untuk menghitung kemiringan garis energi.
12
U  q h  K s h2 3 Se (4)

dimana: Ks = 21.1/d501/6 = 80.7 m1/3/s;


Se = So = 0.0005;
q = 1.5 m2/s;
Dengan demikian, kedalaman aliran adalah h = 0.895 m, kecepatan adalah U =
1.676 m/s, dan Angka Froude Fr = 0.565 (< 0.6, memenuhi syarat berlaku model
parabolik).

iii) Hitungan transpor sedimen


Debit sedimen, qs = Cs U h, dihitung dengan Persamaan Graf:

        d50 
2.52
Cs U Rh
 20.39  s  (5)
  s    g d503  So Rh 
dimana: (s = ss – 1 = 1.6
d50 = 1 mm;
Rh  h = 0.895 m
Dengan demikian, debit sedimen adalah
q s  C s U h  1.7  10 4 m 2 s

Debit sedimen dapat pula dihitung dengan persamaan-persamaan empirik yang lain,
misal:
a. Persamaan Schoklitch
2.5 3 2
q sb  S e  q  q cr 
ss
q cr  0.26  s s  1
53 32 7 6
d 40 Se
dimana: d40 = d50 = 0.32 mm (butir seragam)
sehingga: qsb = 1.588x105 m2/s

2
b. Persamaan Meyer-Peter
 g  Rhb  M S e  0,047 g   s   d 50
32
1 
q sb   
g   s    0.25 1 3 
dimana: M = 1
 = 1000 kg/m3
Rhb = Rh = h = 0.985 m
sehingga: qsb = 1.365x104 m2/s
c. Persamaan Einstein

 s s  1 g d 50 3   0.391 s s  1 d 50 
q sb  exp 
0.465   Se
Rhb 
dimana: Rhb’ = Rh = h = 0.985 m
sehingga: qsb = 3.122x105 m2/s

iv) Koefisien difusi


1 1 1
Ko  K  bs qs (6)
3 1  p Se 0

dimana: Se0 = So0 = 0.0005  (1  p)= 0.6;


bs = 2 x 2.52  = 2.52)
Dengan demikian koefisien difusi adalah K = 0.933 m2/s.

v) Tebal agradasi akibat panambahan transpor sedimen qs = 0.0001 m2/s


selama rentang waktu t = 50 jam
Volume penambahan sedimen adalah qst dan tebal agradasi pada saat t = t =
50 jam adalah:

h t  50 jam  
q s  t

 0.0001   50  3600  0.065 m
1.13 1  p  Kt 1.13  1  0.4   0.933   50  3600
Agradasi tersebut tersebar di sungai sepanjang lebih kurang La, yaitu jarak dari titik
awal (x = 0) sampai dengan tempat dimana tebal agradasi adalah 0.01h. Nilai La
dapat dicari dengan persamaan berikut.
z  x  L a , t  t   La 
 erfc   0.01  erfc    0.01
h 2 Kt 
 

Dengan memakai fasilitas perintah “ERFC(…)” dan “Goal Seek” yang ada didalam
MS Excel, diperoleh  = 1.846. Panjang agradasi, dengan demikian, adalah:
 La 
  1.846     La  1.846  2  0.933  50  3600  1513 m
2 Kt 
 

3
vi) Profil dasar sungai
Untuk menggambarkan profil dasar sungai pada saat t = t = 50 jam, perlu dihitung
elevasi dasar sungai di beberapa titik di sepanjang ruas sungai, z(x,t = 50 jam), dimana
x < La = 1513 m. Sekilas tampak bahwa panjang ruas sungai tersebut pendek,
sedangkan syarat berlaku model parabolik adalah jarak yang panjang, x > 3Rh/Se.
Dengan nilai Rh = h = 0.985 m dan Se = So = 0.0005, maka model parabolik berlaku
untuk jarak x > 5371 m. Dengan demikian, model parabolik sebenarnya tidak dapat
dipakai untuk menghitung profil dasar sungai pada saat t = 50 jam. Oleh karena itu,
hasil hitungan profil dasar sungai dengan model parabolik di bawah ini (lihat Tabel 1
dan Gambar 2) hanya merupakan indikasi awal profil agradasi.
Pada Tabel 2 dan Gambar 3, disajikan tabel hitungan dan gambar profil dasar sungai
pada saat t = 1 bulan. Perlu dicatat, bahwa hasil hitungan untuk x < 5500 m harus
dibaca dengan hati-hati mengingat syarat berlaku model parabolik tidak dipenuhi.
Namun demikian, profil dasar sungai tersebut tetaplah dapat dipakai sebagai indikasi
awal. Hasil yang lebih tepat, tentu saja, dapat diperoleh dengan memakai metode yang
lebih baik, yaitu penyelesaian numerik persamaan Saint-VenantExner.

Lampiran
Gambar 2 Profil dasar sungai pada waktu 50 jam
Gambar 3 Profil dasar sungai pada waktu 1 bulan
Tabel 1 Hitungan profil dasar sungai pada waktu 50 jam
Tabel 2 Hitungan profil dasar sungai pada waktu 1 bulan

Anda mungkin juga menyukai