Anda di halaman 1dari 4

1.

Studi Kasus
Studi Kasus : AMDAL PERUMAHAN
Lokasi Studi : Kavling Graha Isola Desa PasirHalang Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat ,
Luas Lahan Perumahan : 25 Ha
Ditanyakan :
a. Rona Lingkungan Awal yang akan terkena dampak
b. Deskripsi Rencana Kegiatan Pembangunan Perumahan
c. Kesesuaian Rencana Kegiatan dengan RTRW Kabupaten Bandung Barat
d. Luas KDB yang diperbolehkan di Kawasan tersebut ( Lihat PerGub Jawa Barat tentang Kawasan Bandung Utara)
e. Diagram Alir Pelingkupan atau Scooping dalam KA
f. Dampak yang akan terjadi akibat pembangunan perumahan, (lihat permen LH tentang jenis rencana kegiatan yang
wajib amdal dan bandingkan peraturan lama dan baru).
g. Metode Studi untuk menganalisis dampak-dampak tersebut.
Jawab:
a. Rona Lingkungan Awal yang akan terkena dampak
A. FISIK – KIMIA
1. Iklim (makro dan mikro)
2. Kualitas udara
3. Getaran dan kebisingan
4. Fisigrafi
5. Sedimentasi muara sungai
6. Perubahan neraca air
7. Kualitas air (sungai & sumur)
8. Jenis tanah
9. Kesesuaian lahan
10. Kesuburan tanah
11. Erosi
12. Alih fungsi lahan
B. BIOLOGI
1. Vegetasi hutan
2. Tanaman budidaya
3. Satwa (fauna darat)
4. Biota air
5. OPT
C. SOSEKBUD
1. Kecemburuan sosial
2. Kesempatan kerja
3. Aksesibilitas
4. Tingkat pendapatan keluarga
5. Aktifitas perekonomian
6. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
7. Sistem nilai
D. KESLINGMAS
1. Sanitasi lingkungan
2. Kesehatan masyarakat

b. Deskripsi Rencana Kegiatan Pembangunan Perumahan


 Status Studi Amdal
Studi AMDAL pembangunan perumahan Kavling Graha Isola dibuat berdasarkanrencana desain yang telah
disusun oleh pemrakarsa. Hasil perencanaan tersebut akan diuraikan menjadi sub sub bagian teknis secara
garis besar,sehingga akan digunakan sebagai dasar menentukan komponen kajian potensial yang
menimbulkan dampak dan menentukan batas wilayah AMDAL
 Kesesuaian Rencana Lokasi Kegiatan dengan Tata Ruang Kabupaten Bandung Barat
Kawasan Bandung Utara ditetapkan sebagai kawasan strategis Provinsi Jawa Barat yang tercantum dalam
RTRW Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2029. Saat ini, pemanfaatan ruang Kawasan Bandung Utara tidak
terkendali sehingga mengancam keberlangsungan fungsi konservasi kawasan daerah sebagai daerah
tangkapan air.
Sehingga Kabupaten Bandung Barat dilakukan pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan WP Lembang
atau yang termasuk dalam Kawasan Bandung Utara dilakukan melalui pembatasan pertumbuhan
permukiman dan peningkatan pengawasan perizinan
 Uraian Rencana Kegiatan
a.Pra Konstruksi
Tahap ini berupa surve lokasi dan melakukan pendekatan kemasyarakat berupa sosialisasi untuk
mengetahui persepsi masyarakatterhadap proyek yang akan berjalan.
b.Konstruksi
Tahap ini berupa rekruitmen tenaga kerja yang akan membangun bagunan fisik.
Selanjutnya membersihkan lahan daritanaman. Dan mendatangkan alat alat yang akan
mengerjakanbangunan fisik. Mendatangkan bahan bahan material yang akandigunakan untuk
membangun.Berupa pemetaan dan pemberian batas lahan untuk membangun bangunan fisik.
c.Pasca kontruksi
Apabila dalam pengelolaan perumahan ini timbul masalah masalah yang dirasakan oleh
alam lingkungan maupun masyarkat sekitar.Maka aktivitas perumahan ini perlu dihentikan dan
dilakukan penyelidikanpenyebab dan apa solusi yang tepat
c. Kesesuaian Rencana Kegiatan dengan RTRW Kabupaten Bandung Barat
Berdasarkan RTRW Kabupaten Bandung Barat, salah satu isu di wilayah ini adalah isu lingkungan. Pemicu utama hal
ini adalah karena masih rendahnya pengelolaan kawasan lindung yang ada terutama di Kawasan Bandung Utara,
serta kawasan sempadan sungai. Akibat dari kondisi ini diantaranya adalah penurunan luas kawasan resapan air
serta sedimentasi yang tinggi, yang kemudian menjadi pendorong teradinya banjir dan menurunnya muka air tanah
hampir di seluruh wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Dalam RTRW Kabupaten Barat, aturan terkait Kawasan Bandung Utara terdapat pada ketentuan umum peraturan
zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman perkotaan khusus di wilayah Kawasan Bandung Utara (KBU) dan
ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman perdesaan khusus di wilayah Kawasan
Bandung Utara (KBU). Pada ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman perkotaan
dan perdesaan di wilayah Kawasan Bandung Utara, hal-hal yang diatur diantaranya kegaiatan yang
diperbolehkan, diperbolehkan bersyarat, dan tidak diperbolehkan. Proyek pembangunan perumahan Kavling Graha
Isola ini termasuk dalam kegiatan yang diperbolehkan bersyarat
d. Luas KDB yang diperbolehkan di Kawasan tersebut ( Lihat PerGub Jawa Barat tentang Kawasan Bandung Utara)
Luas Tanah (LT) = 25 ha
KDB Maksimum Bandung Barat = 40%-60% (Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2
Tahun 2016 tentang Pedoman Pengendalian Kawasan Bandung Utara Sebagai Kawasan Strategis
Provinsi Jawa Barat BAB V Pasal 18)

Penetapan KDB 40% = LT x 40%


= 25 x 40% = 10 ha

Penetapan KDB 60% = LT x 60%


= 25 x 60% = 15 ha

Jadi, luas KDB yang diperbolehkan di Kawasan Bandung Barat adalah 10 ha - 15 ha

e. Diagram Alir Pelingkupan atau Scooping dalam KA

Bagan Alir Pelingkupan (scooping) AMDAL Pembangunan Perumahan di Kawasan Bandung Barat
f. Dampak yang akan terjadi akibat pembangunan perumahan, (lihat permen LH tentang jenis rencana kegiatan yang
wajib amdal dan bandingkan peraturan lama dan baru).

Urutan komponen yang paling berpengaruh terhadap perubahan lingkungan akibat pembangunan perumahan,
yaitu : luas lahan, panorama, jalan masuk dan kedekatan.
Prioritas dampak penting hipotetik pembangunan perumahan berdasarkan hasil pelingkupan di kawasan Bandung
Utara yang akan terjadi adalah penurunan produksi pertanian, penurunan keanekaragaman hayati, penurunan
kesejahteraan masyarakat.

Analisis dampak pembangunan perumahan terhadap lingkungan menunjukkan bahwa berkurangnya lahan untuk
perumahan berdampak pada tingginya penyimpangan penggunaan lahan di kawasan budidaya non perumahan dan
kawasan lindung.
Menurunnya luas lahan pertanian di kawasan budidaya mempengaruhi ketersediaan produksi pertanian perkapita.
Konversi lahan kawasan budidaya dan kawasan lindung menjadi lahan perumahan berpengaruh terhadap
menurunnya kerapatan jumlah jenis flora dan fauna di kawasan budidaya dan lindung. Jumlah jenis flora dan fauna
dengan nilai diversitasnya mempengaruhi keanekaragaman hayati atau nilai indeks biodiversity kawasan disamping
luas kawasan yang terbangun.
Pengurangan biodiversity baik secara kualitatif maupun kuantitatif akan menurunkan manfaat lingkungan (jasa
lingkungan berupa pemandangan alam dan kenyamanan lingkungan)
Semakin luas lahan terkonversi perumahan, semakin kecil nilai keanekaragaman hayati kawasan. Semakin kecil
nilai keanekaragaman hayati di kawasan Bandung Utara, semakin kecil nilai kenyamanan dan keindahan
lingkungan.

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NO. 38 Tahun 2019 TENTANG
JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP
Jenis Kegiatan: Pembangunan Perumahan dan kawasan Permukiman dengan pengelola tertentu
a. Wilayah Perkotaan, luas (≥5 ha)  Termasuk wajib AMDAL karena luas bangunan proyek ini 10-15 ha
b. Wilayah Perdesaan, luas (≥50 ha)
c. Untuk keperluan settlement transmigrasi (≥2000 ha)
Kategori Amdal: Kategori C

a. Hubungan antar kawasan fungsional sebagai bagian lingkungan hidup diluar kawasan lindung;
b. Keterkaitan lingkungan hunian perkotaan dengan lingkungan hunian perdesaan;
c. Keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian perkotaan dengan pengembangan lingkungan hunian
perdesaan;
d. Keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup;
e. Keseimbangan antara kepentingan publik dan kepentingan privat.
f. Analisis teknis, meliputi:
g. Tingkat pembebasan lahan.
h. Daya dukung lahan, seperti daya dukung tanah, kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan bangunan
perhektar
i. Tingkat kebutuhan air sehari-hari.
j. Limbah yang dihasilkan sebagai akibat hasil kegiatan perumahan dan permukiman.
k. Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (mobilisasi material, manusia, dan lalu lintas)
l. KDB (Koefisien dasar bangunan) dan KLB (Koefisienluas bangunan).
m.Peningkatan air larian (run-off) yang mengakibatkan banjir dihilirnya.

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG
JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP
Jenis Kegiatan: Pembangunan Perumahan dan kawasan Permukiman denganpengelola tertentu :
a. Kota Metropolitan, luas (≥25 ha)
b. Kota besar, luas (≥50 ha)
c. Kota sedang dan kecil, luas (≥100 ha)
d. Untuk keperluan settlement transmigrasi (≥2000 ha)
maka tidak termasuk wajib AMDAL karena luas bangunan proyek ini 10-15 ha
Kategori Amdal: Kategori -

a. Hubungan antar kawasan fungsional sebagai bagian lingkungan hidup diluar kawasan lindung;
b. Keterkaitan lingkungan hunian perkotaan dengan lingkungan hunian perdesaan;
c. Keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian perkotaan dengan pengembangan lingkungan hunian
perdesaan;
d. Keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup;
e. Keseimbangan antara kepentingan publik dan kepentingan privat.
f. Analisis teknis, meliputi:
g. Tingkat pembebasan lahan.
h. Daya dukung lahan, seperti daya dukung tanah, kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan bangunan
perhektar
i. Tingkat kebutuhan air sehari-hari.
j. Limbah yang dihasilkan sebagai akibat hasil kegiatan perumahan dan permukiman.
k. Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (mobilisasi material, manusia, dan lalu lintas)
l. KDB (Koefisien dasar bangunan) dan KLB (Koefisienluas bangunan).
m.Peningkatan air larian (run-off) yang mengakibatkan banjir dihilirnya.

g. Metode Studi untuk menganalisis dampak-dampak tersebut.


Metode yang digunakan adalah deskriptif dan analitik eksplanatoris.
Analisis data meliputi analisis faktor, analisis identifikasi dampak potensial, scooping, analisis kualitas fisik-
biologi-ekonomi lingkungan, prediksi perubahan lingkungan, analisis sistem dan sintesis model dinamis,
analisis kebijakan berdasarkan nilai sensitivitas. Software yang digunakan adalah SPSS 15, ArcView 3.3 dan
Powersim.
Hasil meliputi faktor-faktor pemicu paling berpengaruh terhadap pembangunan perumahan, prioritas dampak
penting hipotetik hasil pelingkupan, analisis dampak pembangunan perumahan terhadap lingkungan dan
kebijakan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan di kawasan Bandung Utara berdasarkan analisis
sensitivitas model sistem dinamis

Anda mungkin juga menyukai