Anda di halaman 1dari 20

PROYEK PERENCANAAN dan PERANCANGAN(uraian

rencana kegiatan proyek perumahan Pesona


Kuantan Tegalrejo)
4.3.1 Uraian Rencana Kegiatan Proyek
4.3.1.1 Data Umum
1. Nama Kegiatan
Alamat Lengkap
Yogyakarta

: Pembangunan Perumahan Pesona Kuantan Tegalrejo


: RW 04 RT 11 Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kota

2. Lokasi Kegiatan

Kelurahan

: Tegalrejo

Kecamatan

: Tegalrejo

Kabupaten/ Kota

Provinsi

: Kota Yogyakarta
: Daerah Istimewa Yogyakarta

3. Penanggung Jawab Kegiatan

Nama Pengembang

Akte Notaris

: PT merapi Arsitagraha
: Tanggal 31 Juli 2008 No. 25

Notaris Asnawati H. Herwidhi, SH

Anggota REI DIY

Tanda Daftar Perusahaan

: No. 050/Kep-Rei/10XXXX
: No. 12051700XXX

Berlaku sd. 13 Maret 2012

SIUP Menengah

Nomor NPWP

Tanda Izin Gangguan

: No. 038/12-XXXX
:02.034.XXXXX
: No. 503-XXXX

4. Pemanfaatan Lahan Sekitar Lokasi Kegiatan

Utara

: Areal Pertanian (Sawah)

Timur

: Perumahan/Permukiman

Selatan : Jalan Kampung

Barat

: Saluran Air/Permukiman

4.3.1.2 Sumber Energi Listrik (PLN)

: Pra Kontruksi 1.300 Watt

Pasca Konstruksi 1.300 Watt/kavling


4.3.1.3 Luas Tanah/Status Tanah/Luas Bangunan/ Fasilitas
Luas Tanah

:2.613m2

Jumlah Kavling

:14 unit (tipe pada tabel3.1)

Luas Bangunan Perumahan

: 755m2

Luas Tanah untuk Bangunan

: 1.777m2

Fasilitas Umum (Jalan)

: 557m2

Fasilitas Umum (Taman) : 279m2


Status Hak Tanah
Fasilitas Umum Perumahan

: hak Guna Bangunan


:

Sanitasi Lingkungan
: Bak Sampah, Pohon Peneduh, Saluran Air Hujan, Septictank
Komunal 1 unit ukuran 2x7x2m dan Taman Umum 279m2

Fasilitas Umum : Taman Bermain dan Jalan Kawasan lebar 5,5m2, Lampu Penerangan
Jalan dan Pos Keamanan

Sumur Peresapan Air Hujan ( SPAH) ukuran 0,8x10m di titik tertentu sepanjang saluran
pelimpasan air hujan kemudian masuk ke saluran air di sebelah barat lokasi perumahaan.

Penerangan Jalan di jalan masuk dan di jalan kawasan

Pos Pengamanan di pintu masuk perumahan

3.2.4 Jenis Perizinan yang Harus Dimiliki


No Jenis Izin

Nomor & tgl diterbitkan

1.

IP3T

13/KLF/PPN/YK/2009

2.

Sertifikat Tanah Hak Guna Bangunan


no.204/Tegalrejo, Tgl 0705-2009 Luas : 2.613m2
IMBB
Dalam Proses
In Gang
Dalam Proses

3.
4.

Instansi Pemberi
Izin
Kantor Pertanahan
Kota Yogyakarta
Kantor Pertanahan
Kota Yogyakarta

Masa berlaku
Sesuai
peruntukkan
30-4-2039

Dinas Perijinan
Dinas Perijinan

4 Peruntukkan Lokasi Rencana Kegiatan


Berdasarkan Perda Kota Yogyakarta No.6 tahun 1994 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota
Yogyakarta lokasi kegiatan Pembangunan Perumahan Pesona Kuantan Tegalrejo masuk pada:
1. Rencana penetapan status kawasan budidaya penuh ekonomi, sosial dan budaya
2. Pemanfaata lahan untuk perumahan
3. Intensitas pemanfaatan ruang sedang
Berdasarkan Keputusan Walikota No. 20 tahun 2002 tentang penjabaran status kawasan
pemanfaatan lahan dan intensitas pemanfaatan ruang yang berkaitan dengan tata fisik bangunan
masuk pada kawasan Jalan Magelang, dengan ketentuan Koefisien dasar bangunan 70%,
Building Coverage Rate (BCR) 70 dan Floor Area Ratio (FAR) 1,5 dan ketinggian kurang dari
16m.

4.3.1.4 Letak Lokasi Kegiatan Dengan Fasilitas Umum


1. Sekolah/sarana pendidikan
2. Pasar
3. Tempat Ibadah

= 500m
=1000m
= 200m

4. Sarana layanan kesehatan


5. Sungai (Winongo)
6. Kantor Kelurahan Tegalrejo

= 300m
= 1000m
= 500m

4.3.1.5 Deskripsi Rencana Kegiatan


1. Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap pra konstruksi pembangunan perumahan Pesona Kuantan Tegalrejo pihak
pengembang melakukan kegiatan-kegiatan yang diharapkan mampu mendukung keberadaan
perumahaan bail selama konstruksi dan pasca konstruksi. Hal ini penting dilakukan mengingat
banyak pihak yang akan terpengaruh oleh adanya perumahan mulai dari lingkungan, sosial,
ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap pra
konstruksi yaitu pembebasan lahan, sosialisasi ke masyarakat, dan pengurusan perizinan.
1. Pembebasan Lahan
Lahan untuk rencana perumahan terletak di kampung Tegalrejo RT 11 RW 04 Kelurahan
Tegalrejo Kota Yogyakarta telah dilakukan pembebasan lahan dan izin klarifikasi/IP3T ( Izin
Peningkatan Pemanfaatan dan Penggunaan Tanah).
1. Sosialisasi
Tahap kegiatan ini merupakan informasi tentang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
perumahan kepada warga masyarakat sekitar sehingga diperoleh manfaat bersama antara pihak
pengembang dan warga masyarakat sekitar. Dalam kegiatan ini pihak pengembang
menyampaikan uraian/tahapan rencana pembangunan disertai dampak-dampak yang ditimbulkan
baik positif dan negatif dan solusi penyelesaiannya. Pada saat sosialisasi yang dihadiri warga
masyarakat sekitar dan para tokoh masyarakat telah diperoleh beberapa kesepakatan dan
dituangkan dalam berita acara yang diketahui oleh Lurah kelurahan Tegalrejo dan Camat wilayah
kecamatan Tegalrejo.
1. Pengurusan Perizinan
Pengurusan perijinan kepada Pemerintah Kota Yogyakarta yang telah dilaksanakan adalah
Klarifikasi Tanah/IP3T (Izin Peningkatan Pemanfaatan Penggunaan Tanah). Kemudian tahap
perizinan yang lain yaitu Ijin mendirikan Bangun Bangunan (IMBB), In Gang (jalan masuk), dan
Penampungan Saluran Air Hujan (SAH).

1. Perencanaan Pembangunan

Lahan untuk kegiatan pembangunan perumahan Pesona Kuantan Tegalrejo Yogyakarta seluas
2.613m2 dengan status tanah Hak Guna Bangunan. Dari luas tersebut sebagian akan digunakan
sebagai fasilitas umum berupa tamanisasi dan fasilitas jalan kawasan. Rencana pembangunan
perumahan 14 unit berbagai tipe menggunakan luas tanah 1.777m2, luas bangunan 755,75m2,
fasilitas jalan 557m2 dan fasilitas taman 279m2. Tabel 4.1 menggambarkan rencana pemanfaatan
tanah dan berbagai tipe bangunan.

No

Kav.

Luas
Bangunan

Luas Tanah Jumlah (Unit) Keterangan

1.

A.1

64,125m2

156m2

1 lantai

2.

A.2

49m2

100m2

1 lantai

3.

A.3

49m2

100m2

1 lantai

4.

A.4

49m2

100m2

1 lantai

5.

A.5

57,125m2

167m2

1 lantai

6.

B.1

64,125m2

156m2

1 lantai

7.

B.2

49m2

100m2

1 lantai

8.

B.3

49m2

100m2

1 lantai

9.

B.4

49m2

100m2

1 lantai

10.

B.5

57,125m2

149m2

1 lantai

11.

C.1

64,125m2

189m2

1 lantai

12.

C.2

49m2

105m2

1 lantai

13.

C.3

49m2

105m2

1 lantai

14.

C.4

57,125m2

150m2

1 lantai

755,75m2

1.777m2

14

Tabel 4.1 Rencana Type Rumah

2. Tahap Konstruksi
Tahap pelaksanaan pembangunan /tahap konstruksi pembangunan Perumahan Pesona Kuantan
Tegalrejo pada pelaksanaan konstruksi menggunakan standar pelaksanaan pembangunan rumah
tinggal. Operasionalnya menggunakan alat sedang, untuk material yang dipakai sesuai dengan
standar yang berlaku untuk pembangunan. Beberapa kegiatan yang diperkirakan menimbulkan
dampak :
1. Rekruitmen Tenaga Kerja dan Peralatan Pendukung
Tenaga kerja yang digunakan diambil dari sekitar wilayah proyek (kota Yogyakarta) berjumlah
kurang lebih 50 orang. Jumlah tenaga kerja yang digunakan tidak terlalu banyak memngingat
pembangunan perumahan dilakukan secara bertahap. Pemenuhan tenaga kerja diambil sesuai
dengan ketrampilan dalam bidang pembangunan gedung seperti: tukang batu, tukang gali, tukang
cat, tukang kayu, pelaksanaan, mandor, kepala tukang, dan lain-lain.
Dengan adanya pembangunan Perumahan Pesona kuantan Tegalrejo pada tahap konstruksi,
diharapkan dapat memberikan peluang kerja/usaha pada masyarakat sekitar kegiatan walaupun
kontribusi dampak positif relatif kecil yang terpenting adalah peran serta pemrakarsa untuk
melibatkan masyarakat sekitar agar tercipta hubungan timabal balik yang saling menguntungkan.

No.

Jenis Kegiatan

Tenaga Kerja

Peralatan Pendukung

1.

Pembukaan Lahan

10 orang

Truck Dump, sabit,


parang, cangkul, selang
air, dll

2.

Pengerukan/penggalian lahan

10orang

Linggis, cangkul, selang


air, dll

3.

Pembangunan perumahan dan


fasilitas

30 orang

Molen, cetok, sekop,


gergaji, besi, pasah,
tangga pukul besi, alat

instalir alat dan air

Jumlah

50 orang

Tabel 4.2 Tenaga Kerja dan Peralatan pada Tahap Konstruksi

1. Mobilisasi Pengangkutan Material


Kegiatan pengangkutan material dan peralatan adalah kegiatan persiapan bahan-bahan bangunan,
transportasi keluar masuk di lokasi proyek. Kebutuhan bahan bangunan antara lain ; batu , pasir,
batu bata, kayu, besi, semen, kapur, keramik dan genting. Bahan-bahn bangunan tersebut diambil
dari Daerah Istimewa Yogyakarta dengan pertimbangan efiensi pengangkutan dan mencegah
resiko-resiko yang tidak diinginkan di tengah peerjalanan.
1. Aktivitas Barak Pekerja ( Base Camp)
Untuk mendukung pelaksanaaan konstruksi maka di lokasi areal perumahan dibuat bangunan
semi permanan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan material dan alat-alat kerja yang
manual.
1. Pembangunan Fisik
Merupakan tahapan pelaksanaan konstruksi mulai dari penggalian tanah untuk pondasi sampai
dengan konstruksi finishing dan siap dioperasikan. Pekerjaan-pekerjaan tahap pembangunan fisik
lebih rinci dapat dijelaskan sbb:
1. Pekerjaan pondasi yaitu pembuatan pondasi dengan menggunakan batu kali dengan spesi
1pc: 4ps
2. Pekerjaan rangka bangunan dibuat dari beton bertulang yang terdiri dari sloof, kolom
praktis, dan ring balk.
3. Pekerjaan dinding dan plesteran yaitu pembuatan pasangan dinding menggunakan batu
merah bata dengan spesi 1pc:5ps, sedangkan plesteran beton kedap air dengan spesi
1pc:3ps. Finishing aci dan cat tembok.
4. Pekerjaan atap yaitu pemasangan usuk, reng, genting, plafond dan eternit.
5. Pekerjaan finishing lantai yaitu pemasangan keramik
6. Pekerjaan kusen pintu dan jendela pembuatan kusen dengan bahan kayu, teralis dan kaca.

7. Pekerjaan penyediaan sarana air dengan menggunakan air sumur


8. Pekerjaan mekanikal dan elektikal yaitu pembuatan instalansi listrik
9. Pekerjaan instalansi limbah rumah tangga dari kamar mandi/WC menggunakan
septinktank komunal yang diletakkan di lahan fasilitas open space. Kemudian
dihubingkan ke dalam bak kontrol masing-masing rumah yang dibuat kedap air.
10. Untuk air hujan dibuatkan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH) pada titik tertentuk
sepanjang saluran drainase ( limpasan air hujan) di kawasan perumahan.

1. Penggunaan Sumber Air


Pada tahap pelaksanaan fisik pembangunan untuk penggunaan air dipenuhi dari air tanah/ sumur
gali untuk kebutuhan pembangunan. Kondisi air tanah di wilayah kegiatan Kelurahan Bener dari
pengamatan lapangan dan informasi penduduk rata-rat kedalaman adalah 5-6m (pengamatan
dalam musim kemarau) dan pada musim penghujan lebih baik. Dilihat dari kebutuhan air tanah
pada tahap konstruksi relatif sedikit, mengingat pembangunan perumahan direncanakan sesuai
dengan daya jual sehingga pemanfaatan air yang digunakan relatif sedikit pengaruhnya terhadap
air tanah wilayah kajian. Untuk pengambilan air tanah digunakan pompa kemudian
didistribusikan melalui selang.
1. Jenis Dampak dan Limbah yang Ditimbulkan
Pada tahap konstruksi jenis limbah yang ditimbulkan sesuai dengan tahap perkerjaan yaitu
pelaksanaan fisik bangunan gedung dan fasilitasnya, adapun dampaknya adalah debu, dan
kebisingan yang intensitasnya relatif kecil. Dampak debu yang ditimbulkan pada tahap
konstruksi pencegahannya dilakukan penyiraman, sedangkan dampak kebisingan relatif sedikit
mengingat pembangunan dilakukan siang hari dan tidak menggunakan alat uang menimbulkan
suara keras. Pencegahan dampak kebisingan dengan menutup areal bangunan sehingga
diharapkan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar. Tenaga kerja diusahakan
dipenuhi dari masyarakat sekitar. Damapk positif dengan pelaksanaan pembangunan Perumahan
Pesona Kuantan Tegalrejo adalah peluang tenaga kerja untuk pembangunan, penyediaan
material/bahan-bahan bangunan untuk kegiatan pembangunan dan lain-lain. Penanganan limbah
cair menggunakan sumur peresapan sedangkan penanganan sampah dari sisa-sisa makanan dan
pembungkusnya (organik) dilakukan penimbunan di tanah sehinnga menjadi kompos. Sedangkan
bahan-bahan anorganik seperti bekas pembungkus semen, karet, plastik, sisa kaca/ logam
diambil oleh pengepul sampah

3. Tahap Pasca Konstruksi


a. Penggunaan Tenaga Kerja

Tahap pasca konstruksi adalah tahapan selesainya bangunan fisik atau operasionalnya kegiatan
perumahan Pesona Kuantan Tegalrejo .

No

Jenis Kegiatan

Satuan

Tenaga Kerja

Satpam

Keamanan

Petugas kebersihan

Petugas kebersihan

1.
2.
Jumlah

Tabel 4.3 Tenaga Keraja Yang Dibutuhkan

Keberadaan Perumahan Pesona kuantan Tegalrejo kesempatan kerja, tambahan tenaga kerja
yang memungkinkan diperlukan satpam dan petugas kebersihan. Untuk sistem pengupahannya
diserahkan sepenuhnya untuk dikoordinir kepada warga perumahan dalam bentuk paguyuban
atau yang sejenisnya. Dengan demikian tahap operasional Perumahan Pesoan Kuantan
Tegalrejo diharapkan dapat memberikan nilai tambah/ kontribusi di wilayah kelurahan Bener.
b. Penggunaan Air Tanah
Kebutuhan air tanah untuk operasional kegiatan pembangunan Perumahan Pesona Kuantan
Tegalrejo dipenuhi dengan air tanah dangkal/sumur gali, sedang untuk kebutuhan tiap-tiap
rumah akan dipenuhi sumur gali. Keperluan air bagi seluruh penghuni dengan asumsi tiap rumah
dihuni oleh 5 orang berjumlah 4m3 (5 orang x 14 unit x 200lt = 14.000 lt) dan keperluan
penyiraman taman dan fasilitas umum diperkirakan kuarang lebih 20m3 perhari. Untuk menjaga
keseimbangan dan konservasi kuantitas air tanah maka dilengkapi tiap rumah dibuatkan SPAH
(Sumur Peresapan Air Hujan).
c. Penggunaan Sumber Energi Listrik
Sumber enrgi untuk memenuhi kegiatan Perumahan Pesona Kuantan Tegalrejo tiap rumah
denah berbagai ukuran tipe dan tahap pasca konstruksi disediakan dari Pusat listrik Negara
(PLN) dengan kapasitas daya 1.300 KVA per rumah.
1. Pengelolaan Sampah

Sampah yang berasal dari operasional perumahan baik basah maupun kering. Pengembang
mengharapkan masing-masing rumah menyediakan 2 (dua) tempat sampah yang terdiri dari
tempat sampah kering dan basah sehingga memudahkan pengelolaan dan menjaga sanitasi
lingkungan.
1. Pengelolaan Limbah Cair
Untuk mencegah penurunan kualitas air tanah atau pencemaran limbah cair maka akan dibuat
septictank komunal 1 unit di lokasi perumahan. Limbah cair yang berasal dari kamar mandi
dialirkan melalui saluran riool yang dibuat oleh pengembang menuju bak kontrol menuju bak
kontrol di masing-masing rumah, kemudian menuju septictank komunal. Limbah cair yang
berasal dari dapur dan kamar mandi dialirkan menuju bak pemisah lemak di masing-masing
rumah kemudian dialirkan menuju septictank komunal yang berada di lokasi perumahan.
Mengingat keberadaan septictank komunal merupakan sarana umum (warga perumahan) maka
untuk pemiliharaan selanjutnya, seperti kebersihan saluran riool, penyedotan dan lain-lain
menjadi tanggung bersama warga penghuni perumahan.

1. Transportasi dalam kawasan sekitar


Dengan adanya operasional perumahan Pesona Kuantan Tegalrejo maka akan menambaha
beban kepadatan lalu lintas di gang/jalan kampung RW04 Kelurahan Tegalrejo dan bermuara
pada Jl. HOS Cokroaminoto dan Jl. Soragan. Kepadatan arus lalu lintas yang ditimbulkan oleh
penghuni perumahan sebanyak 14 unit relatif tidak akan terlalu besar, akan tetapi sekecil apapun
dampak yang ditimbulkan diperlukan pengelolaan dampak. Jl HOS Cokroaminoto merupakan
jalan provinsi dengan laju 2 (dua) arah yang cukup lebar ( lebar jalan lebih 6m). Berdasarkan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), kapasitas adalah jumlah maksimum kendaraan
bermotor yang melintasi suatu penampang tertentu pada suatu ruas jalan tertentu dalam satuan
waktu tertentu. Sedangkan kapasitas dasar adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat
melintasi suatu penampang pada suatu jalur selama satu jam, dalam keadaan jalan dan lalu lintas
yang mendekati ideal dicapai. Kapasitas dasar tergantung pada tipe jalan, jumlah lajur, dari
pemisah fisik. Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan seperti pada tabel 4.5

Tipe Jalan Kota


4 lajur dipisah atau jalan satu
arah

Kapasitas Dasar (Satuan Mobil


Penumpang/Jam)

Keterangan

1650

perlajur

1500

perlajur

4 lajur tidak dipisah

2 lajur tidak dipisah


2900

Kedua arah

Tabel 4.4 Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan

Dengan asumsi penghuni perumahan Pesona Kuantan Tegalrejo mempunyai mobil maka
kemungkinan akan menambah gangguan transportasi , terutama pada muara kampung menuju
jalan HOS Cokroaminoto.
3.2.8 Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi di lapangan meliputi bentuk site yang memanjang mengikuti jalan,
yang mengakibatkan luasan site yang akan dibangun berkurang akibat sempadan jalan. Selain itu
masalah krusial yang dihadapi dalam pembangunan perumahan Pesona Kuantan Tegalrejo
adalah batas barat site yang merupakan saluran air. Setelah di konfirmasikan ke dinas Perijinan,
ternyata saluran air yang berada di sebelah barat site merupakan sebuah cabang anak sungai.
Menurut peraturan jarak sempadan sebuah sungai lebih dari 15 meter terhadap depan bangunan
yang dihitung dari bibir sungai, akan tetapi untuk anak sungai yang memiliki kedalaman kurang
dari 4 meter dihitung dari permukaan tanah, memiliki sempadan 10 meter. Permasalahan inilah
yang nanti yang mempengaruhi perencanaan dalam desain dan proses sirkulasi dalam
perumahan. Jarak sempadan bangunan dari jalan, yaitu tiga meter.

Sumber :
https://p4th.wordpress.com/2009/10/06/proyek-perencanaan-danperancanganuraian-rencana-kegiatan-proyek-perumahan-pesona-kuantan-tegalrejo/

AMDAL PERUMAHAN

ANALISIS MENGENAI DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN


PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN
NGLUWAR REGENCY
Disusun Oleh :
1. Adhita Putra Perdana PO.7041
2. Agus Sudarmiono PO.7042
3. Andriyanus G.W PO.7043
4. Ardy Sarwono PO.7044
5. Ari Puji Hastutik PO.7045
SWADANA
DINAS KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGA
2009
A. Diskrpsi lokasi kawasan perumahan
Letak rencana lokasi pembangunan kawasan perumahan berada di Desa Jamus Kauman dan
Desa Karang Talun, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang. Yang secara rinci luasan lahan
yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
No Lokasi Luasan lahan
A. Desa jamus kauman 110,5 Ha
1. dusun jamus krajan 12 Ha
2. dusun jamus pasar 23 Ha
3. dusun barongan 15 Ha
4. dusun jamus pasar 36 Ha
5. dusun danurojo 14 Ha
6. dusun diwak 10.5 Ha
B. Desa karangtalun 84 Ha
1. dusun dangkel kulon 13 Ha
2. dusun dangkel tengah 15 Ha
3. dusun dangkel wetan 14 Ha
4. dusun tembulan 17 Ha
5. dusun jampiroso 12 Ha
6. dusun jangkang A 13 Ha
Jumlah 117,108 Ha

Lahan kawasan pemukiman tersebut adalah berbentuk sawah jadi untuk pekerjaan pelaksanaan
fisik sudah siap jadi tidak perlu dilakukan pembebasan lahan.sehingga secaa fisik lahan kawasan
tersebut sudah siap digunakan.
B. Diskripsi kegiatan
Pembangunan perumahan beserta sarana dan prasarananya seluas 117,108 Ha. Rencana
pegembangan 2 tahap, yaitu seluas 97 Ha untuk tahap I dan seluas 20 Ha untuk tahap II.
Pembangunan perumahan dengan tipe 36 sebanyak 3.450 unit. Tipe 90 sebanyak 796 unit.
Rumah toko sebanyak 20 unit, Bangunan dengan tipe komersial 10 unit. Kebutuhan air bersih
yang akan digunakan 8.207.694 L/hari
Sarana penunjang yang akan dibangun:
a. Pembuatan jalan antara lain :
1. jalan jamus karangtalun dengan panjang 2,5 km,akan dikembangkan untuk badan jalan dari
lebar 3,5 m menjadi 6,5 m.
2. jalan jamus- pendem dengan panjang 1,2 km, akan dikembangkan dari 2,5 m menjadi 3,5 m.
3. ruas jalan karang talun saitan dengan panjang 1,5 km, akan dikembangkan dari lebar 2,5 m
menjadi 3,5 m.dan pembuatan jalan baru sepanjang 0,6 km yang nantinya menjadi jalan lintas
Utama
b. Pemasangan instalasi listrik
Jaringan listrik utama untuk kawasan pemukiman dipilih sumber tenaga PLN dan sebagai
cadangan menggunakan tenaga diesel/generator.
c. Pemasangan jaringan Teelepon
Telepon sistem otomatis belum dapat menjangkau ke dalam kawasan.
d. Pemasangan jaringan Air
Sumber air bersih yang digunakan untuk melayani kawasan pemukiman dipastikan
menggunakan sumber air dari PDAM dan air bawah Tanah.
e. Drainase air hujan.
Pada drainase air hujan dugunakan prinsip air hujan harus disalurkan secepat mungkin ke badan
air yang telah ditentukan(sungai) untuk itu sistem jaringan drainase yang digunakan adalah
mengikuti sistem aliran air hujan alami.
C. Uraian Rencana Tahapan Proyek
Tahapan proyek adalah sebagai berikut :
1. Tahapan pra konstruksi :
yaitu tahapan / kegiatan sebelum dimualainya kegiatan kawasa perumahan dari perencanaan
sampai persiapan lahan siap dilakukan pekerjaan konstruksi yang uraian kegiatannya antara lain
adalah asebagai berikut
a. survey lokasi
Survey yang dilakukan antara lain survey luas lahan, survey kelayakan lahan dan survey keadaan
social daerah tersebut
b. Kegiatan pembebasan lahan
Kegiatan pembebeasan yang dimaksud adalah pembelian lahan yang akan dibangun proyek dari
para penmilik lahan .harga yang digunakan adalah aharga pasar yang berlaku waktu itu.

c. Kegiatan perijinan
Yaitu tahapan permintaan ijin dilakukan.Permintaan ijin wajib dilakukan untuk mendirikan
sebuah bangunan, agar nantinya jika terjadi sesutau terhadap lahan tersebut ada jaminan dari
pemerintah.
2. Tahapan konstruksi
Tahapan kegiatan pelaksanaan fisik kawasan perumahan baik dari mulai perataan tanah , sampai
selesainya bangunan. Pada tahap konstruksi di uraikan sebagai berikut :
a. Pembuatan base camp
Yaitu pembuatan pos untuk semua kegiatan dengan cara membuat suatu bangunan khusus buat
para kontraktor dan penempatan bahan-bahan material bangunan.
b. Pembuatan jalan kerja
Pembuatan ini bertujuan untuk jalan bagi kendaraan pengangkut material seperti semen, pasir,
batu-batuan, besi, dan lain-lain dan juga sebagai jalan bagi alat-alat berat dan jalan bagi para
pekerja proyek.
c. Pengangkutan material
Pengangkutan itu dilakukan dengan menggunakan kendaraan berat seperti truk material yang
dibawa adalah pasir, semen, batu-batuan, besi, dll.
d. Pengangkutan alat-alat berat
Alat-alat berat yang dibawa dan akan digunakan adalah buldoser, pengaduk semen, mesin perata
tanah.
e. Kegiatan mobilisasi tenaga kerja.
Yaitu kegiatan perekrutan tenaga kerja untuk pelaksanaan pembangunan perumahan. Kebutuhan
tenaga kerja diperkirakan sebesar 1500 tenaga kerja.
f. Pembangunan kawasan perumahan
Pembangunan perumahan dimulai dengan perataan tanah dengan menggunakan alat berat lalu
pembuatan pondasi, pembangunan dinding, sampai bangunan konstruksi tersebut selesai dan siap
digunakan.
g. Pembangunan fasilitas sosial
Pembuatan fasilitas sosial adalah pembangunan masjid, pembangunan taman perumahan,
pembuatan lapangan, kolam renang, dan lain-lain.
h. Pembangunan TPS
Pembungan sampah dilakukan dengan cara pengumpulan sampah di TPS.
3. Tahapan pasca konstruksi.
Tahapan pasca konstruksi antara lain :
a. Perawatan jalan
Perawatan jalan dilakukan secara berkala, bila terjadi kerusakan akan langsung diperbaiki atau
ditambal.
b. Perawatan lingkungan
Perawatan lingkungan antara lain :
o Penyiraman tanaman dilakukan pada setiap pagi dan sore hari.
o Pemangkasan tanaman dilakukan apabila tanaman tersebut sudah tua atau mengganggu.
o Perawatan drainase dilakukan dengan cara melakukan monitoring terhadap saluran tersebut

secara berkala.
c. Perawatan bangunan
Perawatan banguan antara lain :
o Melakukan pengecatan ulang pada bangunan yang sudah rusak warnanya.
4. Kegiatan-kegiatan lain.
Kegiatan-kegiatan lain antara lain :
a. Kontruksi :
o Adanya pendapatan tambahan warga sekitar dengan membuka warung makan untuk para
pekerja bangunan.
o Adanya pendapatan tambahan warga sekitar dengan membuka lahan parkir untuk para pekerja
bangunan.
o Adanya penarikan retribusi dari warga.
b. Pasca kontruksi :
o Adanya pedagang kaki lima keliling yang sering memasuki komplek perumahan tersebut.
o Munculnya pos ojek atau pangkalan angkutan disekitar daerah tersebut.
D. Perkiraan Dampak Yang Akan Timbul
1. Tahapan Pra konstruksi
a. Dampak positif ()
keuntungan dari menjual lahan yang akan dibangun perumahan. Warga mendapat keuntungan
dari penjualan tanah, karena harga tanah lebih tinggi dari harga pasar.
Kesempatan untuk mendapat kanpekerjaan baik dalam proses konstuksi maupun pasca
konstruksi misal menjadi satpam, tukang kebun.
b. Dampak negatif (-)
Persepsi masyarakat tentang akan berubahnya kebiasaan warga. Anggapan warga mengenai
gaya hidup para pendatang yang akan berpengaruh bagi gaya hidup warga tersebut.
Warga tidak bisa lagi mengandalkan pekerjaan sebagai petani jika sawah mereka jadi dijual.
Karena lahan yang mereka andalkan sudah berubah fungsi.
2. Tahapan Konstruksi
a. Dampak positif ()
Adanya peluang pekerjaan.
Penduduk sekitar mendapat pekrjaan sebagai pekerja bangunan dari warga sekitar yang
sebelumnya menganggur direkrut menjadi menjadi pekerja bangunan.
Penghasilan penduduk meningkat (tenaga kerja pembangunan)
Penduduk mendapatkan penghasilan dan bekerja sebagai tukang bangunan.
Daerah disekitar perumahan menjadi berkembang dari segi ekonomi, sosial, tataruang, dll. Dari
segi ekonomi penghasilan yang didapatkan dari bekerja sebagai bangunan dari segi sosial
Meningkatkan penghasilan tambahan warga sekitar dari pendirian warung makan yang
disediakan untuk para pekerja.
Meningkatkan penghasilan tambahan warga sekitar dari pembukaan lahan parkir, karena dapat
saja para pekerja menggunakan motor atau sepeda

Menambah kas desa yang suatu saat dapat digunakan untuk memperbaiki jalanan yang rusak
b. Dampak negatif ()
Penduduk menjadi sesak nafas akibat debu dari proses konstruksi dan dari kendaraan
pengangkut alt berat dan pengangkut material.
Resiko adanya kecelakaan kerja pekerja bangunan
Penduduk menderita kebisingan dari suara mesin-mesin berat. Hal itu menyebabkan
pendengaran pekerja dan warga sekitar terganggu.
Adanya persepsi negatif masyarakat berupa kecemburuan sosial adanya pendatang baru atau
tenaga kerja
Kesehatan para pekerja menurun. Seringnya menghirup udara kotor disekitar proyek,
kepanasan
Kualitas air menurun akibat adanya pembangunan pondasi, pembangunan jalan, pemasangan
tonblok
Adanya vektor penyakit (nyamuk, tikus)
Kualitas udara menurun akibat adanya pencemaran alat-alat berat.
Kerusakan jalan akibat dilalui truk pengangkut material.
Bertambahnya kepadatan penduduk di wilayah desa jamut kauman dan desa karang talun
3. Tahapan Pasca konstruksi
a. Dampak positif ()
Penduduk sekitar berkesempatan mendapat pekerjaan sebagai satpam,tukang kebun.
Kondisi lingkungan menjadi lebih baik. Lingkungan disekitar menjadi tertata dengan baik.
Memudahkan transportasi warga, karena adanya pos ojek.
Meningkatkan penghasilan tambahan warga (tukang ojek atau pedagang kaki lima keliling)
dengan adanya perumahan di desa jamus kauman dan desa karang talun
b. Dampak negatif ()
Penurunan kualitas air akibat kegiatan MCK warga komplek. Misalnya saja dari kegiatan
mencuci, mandi, dll
Bertambahnya produksi sampah. Akibat bertambahnya penduduk berarti sampah yang
dihasilkan semakin meningkat.
Peningkatan iklim mikro akibat pendirian bangunan perumahan. Suhu atau iklim dikawasan
perumahan menjadi panas karena pohon-pohon yang sebelumnya sudah tidak ada karena
ditebangi.
Bertambahnya kepadatan penduduk dan mobilitas penduduk mengakibatkan munculnya
kesenjangan sosial, munculnya sikap egoisme.
Timbulnya polusi, akibat adanya pos ojek dan pangkalan angkutan disekitar perumahan.
Kebisingan karena banyaknya angkutan atau ojek yang meningkat di sekitar wilayah tersebut.
4. Kegiatan-kegiatan lain.
Kegiatan-kegiatan lain antara lain :
a. Kontruksi :
Dampak positif (+) :
a. Meningkatkan penghasilan tambahan bagi warga sekitar dari pendirian warung makan yang

didirikan untuk para pekerja bangunan.


b. Meningkatkan penghasilan tambahan dari warga atas pembukaan lahan parkir, karena
mungkin saja para pekerja bangunan ada yang menggunakan motor atau sepeda sehingga
kendaraan tersebut tertata dengan rapi.
c. Menambah kas desa yangsuatu saat dapat digunakan untuk memperbaiki jalanan yang rusak
akibat dari seringnya dilalui kendaraan berat seperti truk pengangkut material.
Dampak negatif (-) :
a. Munculnya kecemburuan sosial. Karena mungkin saja ada banyak atau beberapa warga yang
sama-sama mendirikan warung makan sehingga secara tidak langsung terjadi persaingan.
b. Bertambahnya produksi sampah akibat adanya warung dadakan tersebut.
d. Pasca kontruksi :
Dampak positif (+) :
a. Memudahkan transportasi warga karena adanya pos ojek.
b. Meningkatkan penghasilan tambahan warga (tukang ojek/pedagang kaki lima keliling) dengan
adanya perumahan tersebut karena daerah tersebut menjadi ramai.
Dampak negatif (-) :
a. Timbulnya polusi akibat adanya pos ojek disekitar daerah tersebut.
b. Kebisingan meningkat karena banyaknya nagkutan atau ojek yang sering ,melewati daerah
tersebut.
E. RECANA UPAYA PENGELOLAAN DAMPAK
a. Jual beli lahan dikelola dengan cara :
Kompensasi atau harga jual beli menerapkan prinsip saling menguntungkan, dengan sistim
musyawarah dan mufakat.
Penyuluhan kepada pemilik lahan agar memanfaatkan kembali uang yang diterima untuk
kegiatan yang lebih menguntungkan.
Proses jual beli lahan tidak melalui perantara
Memberikan harga jual sesuai dengan harga pasar yang berlaku.
b. Penanggulangan debu dikelola dengan cara :
Menganjurkan menggunakan masker bagi pekerja pada saat bekerja
Menyiram secara berkala pada saat pelaksanaan konstruksi untuk megurangi debu yang
berterbangan
c. Peningkatan kebisingan dikelola dengan cara :
Kegiatan pengoperasian kendaraan untuk pematangan tanah tidak pada jam istirahat terutama
pada lokasi yang berdekatan dengan pemukiman penduduk.
Perawatan mesin secara intensif termasuk peredam suara dari kendaraan tersebut.
d. Peningkatan erosi tanah
Melakukan penyiapan lahan berdasarkan kondisi tanahnya, terutama lahan yang berbatasan
langsung dengan sungai.
Melakukan pembuatan teras/bronjong untuk mengurangi kecepatan aliran air.
Pembukaan lahan secara bertahap.
Seluruh lahan terbuka ditutupi rumput dan tanaman yang berfungsi dapat mencegah erosi.
e. Aspek sosial dikelola dengan cara memberi kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal, memberi

kesempatan berusaha bagi masyarakat yang tinggal disekitar lokasi kegiatan, melakukan
penanganan terhadap kecemburuan sosial.
f. Kesehatan masyarakat terutama untuk tenaga pekerja, dikelola dengan cara menyediakan
peralatan P3K dan obat-obatan, melakukan kerjasama dengan Puskesmas setempat,
mengansuransikan keselamatan pekerja.
g. Perubahan iklim mikro dikelola dengan cara menanam penghijauan dengan jenis tanaman
terutama pohon pelindung pada lahan terbuka 54,8%.
h. Penurunan kuantitas air tanah dikelola dengan cara memanajemen penggunaan air tanah
yaitu :
Kebutuhan air bersih perumahan tahap I dapat dipenuhi dari PDAM
Kebutuhan air untuk penyiraman tanaman menggunakan air hasil daur ulang/hasil proses IPAL
akhir.
Kebutuhan air lainnya diambil alternatif dari sumur bor di dalam lokasi dengan debit sungai
yang diijinkan.
i. Penurunan kuantitas air permukaan Sungai Cikeas untuk memenuhi kebutuhan air bagi
penghuni dan penggunaan sarana prasarana, dikelola dengan cara pengaturan
penggunaan/pemakaian supaya tidak melebihi debit yang diijinkan.
j. Penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan MCK dari penghunian, penggunaan sarana
dan prasarana dikelola dengan cara:
Pembuatan tangki septik untuk buangan dari WC sesuai syarat-syarat yang dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum No. SK.SNI. T-07-1989-F.
Pembuatan saluran air kotor terpisah dengan saluran drainase untuk areal yang belum saluran
drainase.
Pemanfaatan air hasil daur ulang (pengolahan) dan air akhir dari buangan drainase IPAL, untuk
penyiraman dan lainnya.
Pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah domestik untuk buangan yang berasal dari kamar
mandi dan toilet, untuk menurunkan kadar suspended solid (TSS) dan BOD.
Penanganan/pengolahan limbah cair, limbah padat, debu, gas dan kebisingan, agar tidak
mengganggu kesehatan masyarakat.
Membantu penyediaan faslitas kesehatan seperti puskesmas ,posyandu dan rumah sakit.
Membantu dan koordinasi dengan posyandu/ibu-ibu PKK dalam bimbingan dan penyuluhan
kepada masyarakat sekitar lokasi mengenai kesehatan lingkungan/pencegahan penyakit dan
kecelakaan lalu lintas.
F. RENCANA UPAYA PEMANTAUAN DAMPAK
a. Peningkatan kadar debu pada saat pelaksanaan konstruksi, menganalisa kadar debu di
lingkungan sekitar dan lingkungan kerja, parameter TSP.
b. Peningkatan kebisingan akibat kegiatan mobilisasi kendaraan berat pada saat pematangan
tanah dilingkungan areal kerja, memantau tingkat intensitas kebisingan.
c. Peningkatan erosi akibat kegiatan cut and fill pada saat pematangan tanah, parameter
lingkungan yang dipantau adalah kondisi tanah yang peka terhadap terhadap erosi.
d. Peningkatan air larian akibat penambahan daerah lahan yang tertutup akibat pelaksanaan
konstruksi, parameter yang dipantau perubahan neraca air yaitu meningkatnya volume run off
dan menurunnya volume infiltrasi.

e. Kesempatan kerja dan berusaha bagi tenaga kerja lokal, parameter yang dipantau jumlah
kesempatan kerja yang terserap dan jumlah penduduk yang memperoleh peluang berusaha.
f. Perubahan iklim mikro akibat pengurangan lahan terbuka, parameter yang dipantau
peningkatan suhu, dipantau dengan pengukuran suhu udara dilokasi dan disekitar lokasi.
g. Kuantitas air tanah akibat penggunaan untuk kebutuhan penghunian dan penggunaan sarana
serta prasarana, parameter yang dipantau penurunan debit air tanah, dipantau dengan melakukan
pengukuran debit air tanah.
h. Kuantitas air permukaan akibat kegiatan penggunaan untuk kebutuhan penghunian dan
penggunaan sarana serta prasarana, parameter yang dipantau kuantitas air sunagi Cikeas, debit
air, dipantau dengan pengkuran debit air sungai Cikeas.
i. Kualitas air permukaan akibat kegiatan MCK dari penghunia, pengguna sarana dan prasarana,
parameter yang dipantau suhu, zat padat terlarut, zat padat tersuspensi dll, dipantau dengan
menganalisis sampling air di Laboratorium.
j. Peningkatan arus lalu lintas akibat kegiatan mobilisasi transportasi penghuni dan pengguna
sarana serta prasarana, parameter yang dipantau kemacetan arus lalu lintas, dipantau dengan
pengamatan secara visual dan penghitungan.
k. Estetika lingkungan akibat penanganan limbah padat parameter yang dipantau bau serta
munculnya serangga.
l. Perubahan nilai dan norma budaya, parameter yang dipantau perubahan nilai dan norma
budaya, terjadinya perubahan sikap/tingkah laku masyarakat, dipantau dengan cara pengamatan
langsung.
m. Peningkatan migrasi penduduk, parameter yang dipantau migrasi penduduk baik yang bersifat
komuter harian maupun migrasi permanent, pemantauan dengan pengamatan langsung dan
menginformasikannya kepada kelurahan setempat mengenai penambahan jumlah jiwa.
n. Kecemburuan sosial, parameter yang dipantau kecemburuan sosial akibat benturan atau
konflik antar penduduk, dipantau dengan melakukan pengamatan terhadap perilaku masyarakat
sekitar lokasi dan penghuni perumahan.
o. Ketertiban dan keamanan, parameter yang dipantau ketertiban dan keamanan dengan adanya
gangguan diwilayah perumahan tersebut, dipantau dengan pengamatan secara visual.
p. Kesehatan masyarakat, parameter yang dipantau pengamatan pola penyakit dimasyarakat,
antara lain status gizi, penyakit menular dan penyakit lainnya.

https://cemplukhtm.wordpress.com/2009/04/28/amdal-perumahan/

Anda mungkin juga menyukai