Anda di halaman 1dari 28

PERIZINAN DALAM PROYEK

N A M A K E L O MPOK :
DEDY ADNYANA

WINDA PRAMESTI

I GDE BAYU AULLIA PERMANA (1605512025)


1 .Perizinan Pada Proyek Gedung
Bangunan gedung merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan
ruang. Oleh karena itu, dalam pengaturan bangunan gedung tetap
mengacu pada peraturan penataan ruang sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Untuk menjamin kepastian dan ketertiban
hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung, setiap bangunan
gedung harus memenuhi persyaratan administrative dan teknis
bangunan gedung, serta harus diselenggarakan secara tertib dan
teratur.
Dalam hal ini pemerintah telah mengatur dengan dikeluarkannya
U n d a n g - U n d a n g N o m o r 2 8 Ta h u n 2 0 0 2 , t e n t a n g B a n g u n a n G e d u n g .
Undang-undang ini mengatur fungsi bangunan gedung, persyaratan
bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk hak
dan kewajiban pemilik dan pengguna bangunan gedung pada setiap
tahap penyelenggaraan bangunan gedung, ketentuan tentang peran
masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah, dan sanksinya.
2. Izin Prinsip
Ijin prinsip adalah ijin yang harus diperoleh oleh setiap
orang atau badan hukum yang akan memanfaatkan ruang untuk
tempat usaha skala besar. Ijin prinsip dikeluarkan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota yang biasanya dituangkan
dalam bentuk surat keputusan bupati/wali kota. Pemerintah
daerah mewajibkan setiap perusahaan yang akan mengajukan
ijin prinsip memenuhi seluruh persyaratan legalitas suatu
badan usahan seperti akta pendirian perusahaan, Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan
Ta n d a D a f t a r P e r u s a h a a n ( T D P ) . S e l a n j u t n y a y a n g p e r l u A n d a
lengkapi adalah uraian rencana proyek yang akan dibangun
berikut peta lokasi dan rencana siteplan atau rencana tapak
bangunan. Persyaratan lainnya adalah sertifikat tanah dan
keterangan jumlah tenaga kerja yang akan digunakan. Setelah
semua persyaratan lengkap lalu pemohon mengisi formulir
permohonan di kantor pelayanan perijinan.
3. Ijin Lokasi
Ijin lokasi adalah ijin yang diberikan kepada perusahaan untuk
memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman
modal yang berlaku pula sebagai ijin pemindahan hak, dan
untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha
penanaman modalnya.

Ijin lokasi dapat diberikan kepada pemohon apabila tanah akan


digunakan sesuai dengan peruntukannya dan rencana tata ruang
wilayah. Jika ijin lokasi diajukan untuk pembangunan
perumahan, maka peruntukan lokasi tersebut memang untuk
perumahan.
M e n u r u t P e r a t u r a n M e n t e r i N e g a r a A g r a r i a d a n Ta t a R u a n g / K e p a l a B a d a n
P e r t a n a h a n N a s i o n a l N o m o r 5 Ta h u n 2 0 1 5 t e n t a n g I j i n L o k a s i , j a n g k a w a k t u
berlakunya ijin lokasi adalah 3 tahun. Konsekuensinya apabila perusahaan
pemegang ijin lokasi tidak menyelesaikan perolehan tanah dalam jangka
waktu diberikannya ijin lokasi maka ijin lokasi seluas yang diberikan tidak
dapat lagi dipergunakan lagi. Pemohon hanya dapat memanfaatkan lokasi
yang sudah dikuasainya. Sanksi selanjutnya adalah pemerintah daerah bisa
saja memberikan ijin lokasi tersebut kepada pihak lain yang memenuhi
syarat. Dalam proses pemberian ijin lokasi ini pemerintah daerah beserta
BPN mengajak masyarakat pemegang hak tanah untuk mengadakan rapat
untuk berkoordinasi, terutama tentang besarnya ganti rugi yang akan
diterima oleh masyarakat. Penjelasan lainnya yang wajib diketahui oleh
masyarakat adalah tentang rencana penggunaan tanah yang akan diberikan
ijin lokasi.
Setelah ijin lokasi didapat perusahaan tersebut harus membebaskan lahan
yang berada dalam lingkup ijin lokasinya dengan cara memberikan ganti rugi
kepada pemegang haknya sesuai dengan jumlah yang disepakati.
4. Ijin Lingkungan Setempat
Ijin lingkungan adalah ijin yang diberikan kepada setiap orang
yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) atau Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UKL-UPL) dalam rangka perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh ijin usaha
dan/atau kegiatan. Demikian pengertian ijin lingkungan menurut
P e r a t u r a n P e m e r i n t a h R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 2 7 Ta h u n 2 0 1 2
tentang Ijin Lingkungan.
Melihat dari defenisinya, ijin lingkungan diterbitkan pada tahap
perencanaan atau sebelum diterbitkannya ijin usaha. Ijin
lingkungan diterbitkan oleh menteri, gubernur, atau
bupati/walikota tapi bisa didelegasikan kepada pejabat yang
ditunjuk.

Ta h a p a n m e m p e r o l e h i j i n l i n g k u n g a n :
a)Penyusunan Amdal/UKL-UPL.
b)Penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-UPL.
c)Permohonan dan penerbitan ijin lingkungan.
Jangka waktu penerbitan paling lama 100 hari dihitung sejak
persyaratan permohonan ijin dinyatakan lengkap.
Amdal
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan kegiatan di Indonesia

Amdal ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang


diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan
hidup di sekitarnya. Pentingnya Amdal untuk sebuah recana
pembangunan proyek perumahan adalah untuk menjamin tidak
adanya gangguan lingkungan setelah dibangunnya proyek
tersebut.
Jika suatu rencana perumahan tidak mewajibkan pembuatan
Amdal maka perumahan tersebut diwajibkan membuat dokumen
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL). Dimana UKL-UPL adalah
pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan
yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan kegiatan.
Selanjutnya kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL wajib
membuat Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL).
5. Izin SITU HO
Izin Gangguan (HO) adalah izin kegiatan usaha kepada orang
pribadi / badan dilokasi tertentu yang berpotensi menimbulkan
bahaya kerugian dan gangguan, ketentraman dan ketertiban
umum tidak termasuk kegiatan/tempat usaha yang lokasinya telah
ditunjuk oleh Pemerintah Pusat atau Daerah. Dasar hukum izin
i n i a d a l a h U n d a n g - U n d a n g R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 2 8 Ta h u n
2 0 0 9 Te n t a n g P a j a k D a e r a h d a n R e t r i b u s i D a e r a h .
6. Izin Mendirikan Bangunan
Dalam negara hukum modern tugas dan kewenangan pemerintah
untuk menjaga keamanan dan ketertiban umum merupakan tugas
klasik yang sampai saat ini masih tetap dipertahankan.
Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut kepada pemerintah
diberikan wewenang dalam bidang pengaturan, yang berfungsi
memunculkan beberapa instumen yuridis untuk menghadapi
peristiwa individual dan konkret, yaitu dalam bentuk ketetapan.
Sesuai dengan sifatnya, individual dan konkret, ketetapan
merupakan awal mula dari instrumen hukum dalam
penyelenggaraan pemerintahan, atau sebagai norma penutup
dalam rangkaian norma hukum.
Pengaturan mengenai IMB diatur dalam berbagai peraturan
perundangundangan yang berlaku, yaitu Undang-Undang
R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 2 8 Ta h u n 2 0 0 2 Te n t a n g B a n g u n a n
G e d u n g . D a l a m U n d a n g - U n d a n g N o m o r 2 8 Ta h u n 2 0 0 2 Te n t a n g
Bangunan Gedung diatur tentang asas, tujuan dan lingkup dari
bangunan gedung, fungsi bangunan gedung, persyaratan
bangunan gedung yaitu syarat 51Ibid, hal. 179-180 administratif
dan syarat teknis, peranan masyarakat, pembinaan terhadap
bangunan gedung dan sanksi yang terdiri atas sanksi
administratif dan sanksi denda.
P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 3 6 Ta h u n 2 0 0 5 Te n t a n g P e r a t u r a n
Pelaksana Undang-Undang Nomor 28 Ta h u n 2002 Te n t a n g
Bangunan Gedung mengatur secara lebih rinci mengenai
bangunan gedung. Diantaranya persyaratan administratif
bangunan gedung yang meliputi :

1.Status hak atas tanah yaitu setiap bangunan gedung harus


didirikan pada status tanah yang memiliki kepemilikan jelas,
baik milik sendiri maupun pihak lain. Dalam hal tanah milik pihak
lain, bangunan gedung hanya dapat didirikan dengan izin
pemanfaatan tanah dari pemegang hak atas tanah atau pemilik
tanah dalam bentuk perjanjian tertulis antara pemegang hak atas
tanah atau pemilik tanah dengan pemilik bangunan gedung.
Perjanjian tertulis tersebut harus memuat hak dan kewajiban
para pihak, luas, letak dan batas-batas tanah serta fungsi
bangunan gedung dan jangka waktu pemanfaatan tanah
2.Status kepemilikan gedung yang dibuktikan dengan surat bukti
kepemilikan bangunan gedung yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah, kecuali bangunan gedung fungsi khusus oleh pemerintah
berdasarkan hasil kegiatan pendataan bangunan gedung.
Kepemilikan gedung ini dapat dialihkan kepada pihak lain,
namun apabila pemilik bangunan gedung bukan merupakan
pemilik tanah, pengalihan hak harus mendapat persetujuan dari
pemilik tanah.
3.Izin Mendirikan Bangunan harus diberikan oleh pemerintah
daerah, kecuali bangunan gedung fungsi khusus oleh
pemerintah, melalui proses pemohonan izin mendirikan
bangunan. Pemerintah daerah wajib memberikan surat
keterangan rencana kabupaten/kota untuk lokasi yang
bersangkutan kepada setiap orang yang akan mengajukan
permohonan izin mendirikan bangunan gedung. Dalam
mengajukan permohonan izin mendirikan bangunan gedung harus
dilengkapi dengan :
a. Ta n d a b u k t i s t a t u s k e p e m i l i k a n h a k a t a s t a n a h a t a u t a n d a
bukti perjanjian pemanfaatan tanah
b. Data pemilik bangunan gedung
c. Rencana teknis bangunan gedung
d. Hasil analisis dampak lingkungan bagi bangunan gedung

Dalam Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007


Te n t a n g P e d o m a n Te k n i s I z i n M e n d i r i k a n B a n g u n a n G e d u n g , d i a t u r
mengenai prinsip penerbitan IMB gedung , yaitu pelayanan prima.
Pelayanan prima yaitu proses pemeriksaan (pencatatan dan penelitian)
termasuk pengkajian, penilaian/evaluasi, persetujuan dan pengesahan
dokumen rencana teknis berupa penerbitan IMB dilakukan dengan :
1. Prosedur yang jelas sesuai dengan proses dan kelengkapan
yang diperlukan berdasarkan tingkat kompleksitas pelayanan
teknis
2.Waktu proses yang singkat berdasarkan penggolongan sesuai
dengan kompleksitas prosedur penerbitan IMB
3.Transparansi dalam pelayanan dan informasi termasuk
penghitungan/penetapan besarnya retribusi IMB yang dilakukan
secara objektif, proporsional dan terbuka
4. Keterjangkauan yaitu besarnya retribusi IMB sesuai dengan
lingkup dan jenis bangunan gedung serta tingkat kemampuan
ekonomi masyarakat
D a l a m P e r a t u r a n M e n t e r i D a l a m N e g e r i N o m o r 3 2 Ta h u n 2 0 1 0
Te n t a n g P e d o m a n P e m b e r i a n I z i n M e n d i r i k a n B a n g u n a n , d a l a m
Pasal 2 disebutkan bahwa IMB harus berdasarkan prinsip :

1. Prosedur yang sederhana, mudah dan aplikatif


2. Pelayanan yang cepat, terjangkau dan tepat waktu
3. Keterbukaan informasi bagi masyarakat dan dunia usaha
4. Aspek rencana tata ruang, kepastian status hukum
pertanahan, keamanan dan keselamatan serta kenyamanan

Dan dalam Pasal 3 disebutkan bahwa :


a. Bupati/walikota memanfaatkan Izin Medirikan
Bangunan (IMB) untuk:
1) Pengawasan, pengendalian dan penertiban bangunan
2) Mewujudkan tertib peneyelenggaraan bangunan yang menjamin
keandalan bangunan dari segi keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan
3) Mewujudkan bangunan yang fungsional sesuai dengan tata bangunan
dan serasi dengan lingkungannya
4) Syarat penerbitan laik fungsi bangunan

b. Pemilik Izin Mendirikan Bangunan (IMB)


mendapat manfaat untuk :
1)Mengajukan sertifikat laik jaminan fungsi bangunan
2)Memperoleh pelayanan utilitas umum seperti pemasangan jaringan
listrik, air minum, hydrant, telepon dan gas
Dalam Pasal 4 peraturan ini mengenai pemberian Izin Medirikan Bangunan
(IMB), tata cara permohonan IMB yaitu pemohon dapat mengajukan kepada
bupati/walikota yang meliputi bangunan gedung dan bangunan bukan gedung
dengan melengkapi syarat administratif dan syarat teknis. Bangunan gedung
yang dimaksud adalah antara lain berfungsi sebagai:
1. Hunian yaitu terdiri atas bangunan rumah tinggal sederhana dan,
rumah tinggal tidak sederhana
2. Keagamaan yaitu terdiri atas mesjid/mushola, gereja, vihara,
klenteng, pura dan bangunan pelengkap keagamaan
3. Usaha yaitu terdiri atas perkantoran komersial, pasar modern, ruko,
rukan, mall/supermarket, hotel, restoran dan sebagainya
4. Sosial dan budaya terdiri atas bangunan olah raga, bangunan
pemakaman, bangunan kesenian/kebudayaan, bangunan pasar
tradisional, bangunan terminal/halte bus, bangunan pendidikan,
bangunan kesehatan, kantor pemerintah, bangunan panti asuhan, panti
jompo dan sebagainya
5 . G a n d a / c a m p u r a n t e r d i r i a t a s h o t e l , a p a r t e m e n , m a l / s h o p p i n g c e n t e r,
sport hall, dan/atau hiburan Adapun bangunan bukan gedung antara lain :
1 . P e l a t a r a n u n t u k p a r k i r, l a p a n g a n t e n i s , l a p a n g a n b a s k e t , l a p a n g a n
golf dan lain sejenisnya
2. Pondasi, pondasi tangki dan lain sejenisnya
3. Pagar tembok/besi dan tanggul/turap dan lain sejenisnya
4. Septic tank/ bak penampungan bekas air kotor dan lain sejenisnya
5. Sumur resapan dan lain sejenisnya
6 . Te r a s t i d a k b e r a t a p a t a u t e m p a t p e n c u c i a n d a n l a i n s e b a g a i n y a
7. Dinding penahan tanah dan lain sebagainya
8. Jembatan penyebrangan orang, jembatan jalan perumahan dan lain
sejenisnya
9 . P e n a n a m a n t a n g k i , l a n d a s a n t a n g k i , b a n g u n a n p e n g o l a h a n a i r,
gardu listrik, gardu telepon, menara tiang listrik/telepon dan lain
sejenisnya
10. Kolam renang, kolam ikan air deras dan lain sejenisnya
11 . G a p u r a , p a t u n g , b a n g u n a n r e k l a m e , m o n u m e n d a n l a i n s e j e n i s n y a
Prosedur Perolehann Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di
daerah Kab. Badung
Ijin Mendirikan Bangunan adalah suatu ijin untuk mendirikan, memperbaiki,
mengubah, atau merenovasi suatu bangunan termasuk ijin bagi bangunan
yang sudah berdiri yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah.
Dasar Hukum IMB Kabupaten Badung
1. Pe r d a Ti n g k a t I Ba l i No . 2 / 3 / 4 / PD/ DPRD/ 1 9 7 4 , t e n t a n g :
Ta t a r u a n g u n t u k P e m b a n g u n a n P r o p i n s i D a e r a h T i n g k a t I B a l i .
2. P e r d a T i n g k a t I I B a d u n g N o . 6 Ta h u n 1 9 7 7 t e n t a n g U a n g I j i n B a n g u n
bangunan.
3 . P e r d a T i n g k a t I I B a d u n g N o . 3 Ta h u n 1 9 9 2 , t e n t a n g :
Larangan mendirikan Bangun-bangunan di daerah Jalur Hijau.
4. S K . B u p a t i T i n g k a t I I B a d u n g N o . 1 0 9 4 A Te n t a n g G a r i s S e m p a d a n
Bangunan.
5. P e r d a T i n g k a t I B a l i N o . 4 Ta h u n 1 9 6 6 t e n t a n g R e n c a n a Ta t a R u a n g
Wila y a h Pr o p in s i Ti n g k a t I Ba li .
KEGUNAAN MEMILIKI IMB

* Tata letak ruang, tata tetak bangunan dan tata lingkungan menjadi teratur dan tertata sesuai dengan
ketentuan teknis tata ruang dan tata bangunan sehingga sangat bermanfaat bagi tata lingkungan
kehidupan manusia dan alam.
* Melestarikan Budaya Arsitektur Tradisional Bali.
* Memiliki kepastian Hukum terhadap bangunan yang dimiliki.
* Dapat memudahkan dalam pengurusan : Kredit Bank, Ijin Usaha dan dapatkinkan pihak-pihak yang
memerlukan dalam transaksi jual-beli, sewa-menyewa, dll.
* Menunjang kelangsungan pembangunan Daerah melalui peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
P E R S YA R A TA N U M U M M E M O H O N I M B
1. Mengisi formulir permohonan IMB yang telah disiapkan dengan kelengkapansebagai berikut :
* Foto Copy KTP.
* Foto Copy sertifikat/akte jual beli/surat keterangan tanah yang sah sesuai ketentuan.
* Foto Copy pembayaran Pajak PBB terakhir.
* Surat keterangan penyanding (bila perlu).
* Gambar rencana bangnan antara lain :
- Gambar situasi
- Gambar rencana tapak
- Gambar rencana denah
- Gambar rencana tampak ( depan, samping )
- Gambar potongan ( memanjang, memendek )
- Gambar struktur/pembesian ( khusus untuk bangunan bertingkat )
* Permohonan IMB dimasukkan dalam Map berwarna dalam rangkap 2 (dua).
2. Permohonan IMB ditujukan kepada :
Bupati Badung
c v. D i n a s C i p t a K a r y a K a b u p a t e n B a d u n g ,
Jl. Mulawarman
D e n p a s a r – 8 0 111

PROSES MEMPEROLEH IMB


1. Permohonan IMB yang sudah lengkap dan benar diterima
petugas pada meja pelayanan IMB Dinas Cipta Karya Kabupaten
Badung, diserahkan pada petugas pada meja pelayanan IMB.
2. Berkas permohonan IMB yang benar akan dihitung biaya IMB-
nya dan diperiksa kelapangan oleh petugas bersama pemilik
sesuai dengan jadwal.
3. Setelah Pemeriksaan Lapangan, Permohonan tersebut dapat
diproses, bila telah memenuhi syarat-syarat teknis.
4. Waktu penyelesaian IMB adalah 2 s/d 4 hari sejak pelunasan
biaya IMB.
KLASIFIKASI BANGUNAN
1. Bangunan Hunian
- Rumah tinggal dan toko (Ruko)
- Rumah tinggal, Rumah kost, Rumah sewa
- Hotel, Pondok Wisata
- Villa, Guest house, Apartement
2. Bangunan Non Hunian
- To k o , K a n t o r , K i o s
- Bank, Industri, Gudang, Garment, Workshop
- S w a l a y a n , D e p a r t e m e n t S t o r e , G r o s i r, P e r t o k o a n
- Restaurant, Rumah makan
3. Bangunan Sosial
- Klinik/Rumah sakit
- Sekolah
- Te m p a t I b a d a h
4. Bidang Umum
- Te r m i n a l
- Balai Pertemuan
- Bangunan Rekreasi, Lapangan Golf
- Bangunan POM Bensin
5. Bangunan Khusus
- To w e r / A n t e n a
- P o m p a A i r, B o s t e r, G a r d u
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai