Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

IZIN-IZIN PEMBANGUNAN

DISUSUN OLEH :
FADHLAN SYAHNIAR
1801413008

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PERANCANGAN


JALAN DAN JEMBATAN UNTUK TOL

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas kasih dan sayangNya
memberikan pengetahuan,kemampuan dan kesempatan kepada penyusun sehingga mampu
meyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah
Manajemen Konsruksi I
Penyusun meyadari, dalam penulisan makalah ini masih ada kemukinan beberapa kekurangan
karena keterbatasan kemampuan penyusun. Untuk itu, masukan yang bersifat membangun
akan sangat membantu penyusun untuk semakin memperbaiki kekuragannya.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah ini
untuk teman teman dan semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan terimakasih.
Semoga makalah ini dapat berguna dan dapat membantu kita di segala aspek kehidupan.

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam rangkaian proses pembangunan gedung bertingkat tinggi di Indonesia memerlukan
beberapa izin kepada pemerintah serta pihak-pihak terkait, proses pengurusan izin
tersebut bisa jadi memakan banyak waktu dan biata namun tentunya hal tersebut unutk
kebaikan semua pihak. Misalnya ketika kontraktor menggunakan alat berat tower crane
sebagai alat angkat selama proses pembangunan berlangsung, kontraktor harus mengurus
izin TC ke departemen tenaga kerja. Dengan begitu Depnaker bisa memastikan apakah
alat tersebut aman serta layak digunakan.

Dalam pekerjaan bangunan, perizinan termasuk masalah bagian penting karena


mendirikan bangunan merupakan suatu dasar dan keharusan sebelum bangunan didirikan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas
didalam isi makalah, sebagai berikut:
1. Apa pengertian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ?
2. Apa saja tujuan dan fungsi IMB ?
3. Apa saja syarat IMB?
4. Apa pengertian Izin Penggunaan Bangunan (IPB) ?
5. Apa saja dasar hukum dalam izin mendirikan bangunan ?
6. Apa saja sanksi atas pelanggaran izin ?
7. Berapa lama masa berlakunya IPB ?
8. Bagaimana cara mengurus IMB dan IPB ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Izin Mendirikan Bangunan ( IMB )


2.1 Pengertian IMB
Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) adalah izin yang dieberikan oleh pemerintah
kepada orang pribadi atau badan unutk mendirikan suatu bangunan yang diaksud agar
desain, pelaksanaan bangunan, sesuai rencana tata ruang yang berlaku, sesuai dengan
koefisien dasar bangunan, koesfisien luas bangunan, dan koefisien ketinggian
bangunan yang ditetapkan sesuai dengan syarat-syarat keselamatan bagi yang
menempati bangunan tersebut.

2.2 Tujuan dan Fungsi IMB

Secara umum tujuan dan fungsi dari perizinan adalah untuk pengendalian aktifitas
pemerintah dalam hal-hal tertentu dimana ketentuannya berisi pedoman-pedoman
yang harus dilaksanakan oleh yang berkepentingan ataupun oleh penjabat yang
berwenang.

Selain itu tujuan dari perizinan itu dapat dilihat dari dua sisi yaitu :

1. Dari sisi pemerintah

Dari Sisi Pemerintah tujuan pemberian izin itu adalah :

1. Untuk melaksanakan peraturan apakah ketentuan-ketentuan yang termuat dalam


peraturan tersebut sesuai dengan kenyataan dalam prakteknya atau tidak dan sekaligus
untuk mngatur ketertiban.
2. Sebagai sumber pendapatan daerah

Dengan adanya permintaan permohonan izin maka secara langsung pendapatan pemerintah
akan bertambah karena setiap izin yang dikeluarkan pemohon harus membayar retribusi
terlebih dahulu. Semakin banyak pula pendapatan dibidang retribusi tujuan akhirnya yaitu
untuk membiayai pembangunan.

2. Dari sisi masyarakat

Dari Sisi Masyarakat tujuan pemberian izin itu adalah:

4
1. Untuk adanya kepastian hukum.
2. Untuk adanya kepastian hak
3. Untuk memudahkan mendapatkan fasilitas

Bila bangunan yang didirikan telah mempunyai izin akan lebih mudah mendapat fasilitas.
Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah mempunyai fungsi masing-masing.
Begitu pula halnya dengan ketentuan tentang perizinan mempunyai fungsi yaitu :

 Sebagai fungsi penertib

Fungsi penertib dimaksudkan agar izin atau setiap izin atau tempat-tempat usaha, bangunan
dan bentuk kegiatan masyarakat lainnya tidak bertentangan satu sama lain, sehingga
ketertiban dalam setiap segi kehidupan masyarakat dapat terwujud.

 Sebagai fungsi pengatur

Fungsi mengatur dimaksudkan agar perizinan yang ada dapat dilaksanakan sesuai dengan
peruntukannya, sehingga terdapat penyalahgunaan izin yang telah diberikan, dengan kata
lain, fungsi pengaturan ini dapat disebut juga sebagai fungsi yang dimiliki oleh pemerintah.

Tujuan izin mendirikan bangunan adalah untuk melindungi kepentingan baik kepentingan
pemerintah maupun kepentingan masyarakat yang dutujukan atas kepentingan hak atas tanah.

2.3 Syarat-Syarat IMB


Sebelum masuk ke persyaratan dan langkah membuat IMB, kamu perlu mengetahui
bahwa terdapat beberapa jenis IMB. Mulai dari rumah tinggal, non rumah tinggal
sampai dengan 8 lantai, dan non rumah tinggal 9 lantai lebih. Di sini, Rumah123.com
akan membahas IMB yang paling umum dibuat, yaitu IMB rumah tinggal.

Sama seperti pembuatan dokumen resmi lainnya, pembuatan Izin Mendirikan


Bangunan pun memerlukan sejumlah berkas. Setiap daerah biasanya akan
memberikan persyaratan yang berbeda-beda. Untuk wilayah Jakarta, berdasarkan
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 129 Tahun 2012
tentang Tata Cara Pemberian Pelayanan di Bidang Perizinan Bangunan, berikut berkas
yang perlu dipersiapkan:
-Fotokopi KTP

-Fotokopi NPWP

-Fotokopi surat bukti kepemilikan tanah

-Surat pernyataan bermaterai, berisi pernyataan bahwa tanah tidak dalam sengketa

-Ketetapan Rencana Kota (KRK) sebanyak 5 set

-Gambar rancangan arsitektur bangunan gedung dengan tanda tangan arsitek yang
memiliki (Izin Pelaku Teknis Bangunan) IPTB sebanyak 5 set

5
Persyaratan lain untuk bangunan dengan kriteria tertentu :

-Fotokopi Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) untuk lahan dengan luas lebih
dari 5.000 m2 atau yang dipersyaratkan

-Rencana struktur bangunan gedung beserta lampiran hasil penyelidikan tanah dengan tanda
tangan perencana struktur yang memiliki IPTB bagi yang dipersyaratkan sebanyak 3 set

-Gambar rencana dan perhitungan mekanikal dan elektrikal bangunan gedung dengan tanda
tangan perencana mekanikal dan elektrikal yang memiliki IPTB

-Surat penunjukan penanggung jawab perencana arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal
bangunan gedung dari pemilik bangunan

-Softcopy rancangan arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal bangunan Gedung

-Fotokopi IPTB penanggung jawab perencana arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal
bangunan gedung

2.4 Pengertian Izin Penggunaan Bangunan ( IPB )


Izin Penggunaan Bangunan adalah izin tertulis dari instansi berwenang unutk
penggunaan suaru bangunan dan atau kelayakan bangunan. IPB harus dimiliki oleh setiap
pemilik bangunan sebelum bangunan itu digunakan , dimaksudkan sebagai alat kendali dalam
pengawsan, penggunaan, dan kondisi bangunan , baik bangunan umum, bangunan tempat
tinggakm atau gedung-gedung lainnya. Surat IPB diberikan bersamaan dengan selesainya
pekerjaan konstruksi dengan permohonan IPB diajukan bersamaan dengan permohonan IMB.

2.5 Dasaar Hukum Izin-Izin Pembangunan

1. Undang-undang no. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung


2. Undang-undang no. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
3. PP no. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang no. 28 tahun
2002 tentang Bangunan Gedung.

2.6 Sanksi Pelanggaran dalam IMB


 Sanksi atas pelanggaran ketentuan izin :
1. Peringatan tertulis
2. Pencabutan izin
3. Penghentian fungsi bangunan
4. Pelanggaran atas wajib retribusi diancam pidana paling lama kurungan 6 bulan
atau denda paling banyak 4 kali jumlah restribusi terulang

6
 Sanksi Administrasi :
1. Kegiatan mendirikan bangunan dihentikan
2. Bangunan disegel
3. Pencabutan izin
2.7 Masa Berlakunya IPB
IPB ditetapkan dengan masa berlaku 5 tahun unutk bangunan umum dan 10 tahun
unutk rumah tinggal dan setelah habis masa berlakunya, bangunan diwajibkan
mengajukan permohonan perpanjangan IPB.

2.8 Tata Cara Permohonan Izin-Izin Pembangunan

Permohonan izin harus diajukan secara tertulis kepada kepala daerah oleh orang,
badan/lembaga dengan mengisi blangko permohonan yang telah disediakan ioleh Dinas Tata
Kota.

1. Dinas Tata Kota memeriksa permohonan izin yang diajukan mengenai syarat-syarat
administrasi, teknis dan lingkungan, sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
2. Dinas Tata Kota dapat memanggil secara tertulis pemohonan IMB untuk
menyempurnakan permohonan IMB
3. Perubahan penggunaan yang telah disahkan dalam IPB harus mendapat izin terlebih
dahulu dari kepala daerah.
4. Kepada daerah memberikan keputusan terhadap permohonan IPB selambat-lambatnya
42 hari setelah hari diterimanya permohonan IPB dari Dinas Tata Kota
5. Penyerahan IPB dilakukan apabila semua persyaratan permohonan IPB dipenuhi dan
pemohonan telah membayar retribusi IPB
6. Permohonan IPB dapat dikabulkan / ditolak unutk seluruh atau sebagian penggunaan
bangun-bangunan yang diajukan

Pemilik IPB wajib memberitahukan secara tertulis kepada Dinas Tata Kota saat akan
dimulainya penggunaan bangunan sekurang-kurangnya 24 jam sebelum penggunaan itu
dimulai.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan di atas penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa izin-izin
dalam mendirikan bangunan adalah cara pemeritah agar tata sebuah perkotaan atau
pemukiman menjadi lebih rapih dan tertib sehingga tidak ada bangunan ilegal yang didirikan
di tempat yang tidak seharusnya serta mengantisipasi adanya penyalah gunaan dari bangunan
itu sendiri untuk menimilasir adalanya tindak kejahatan baik dari dalam maupun luar.

3.2 Saran
Makalah ini dibuat untuk memberi motivasi pada pembaca agar pembaca dapat lebih
memahami tentang manajemen konstruksi. Semoga makalah ini berguna, saran dan kritiknya
saya harapkan dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

 Kementerian Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman


Teknis Izin Mendirikan Bangunan. Lembaran Negara RI Tahun 2007. Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta.
 Pratomojari, I. 2000. Manajemen Konstruksi I. Taman Sidoarjo: Zifatama Publisher.
 Gunawan, Rudy. 1978. Pengantar Ilmu Bangunan. Yogyakarta : Yayasan Kanisius

Anda mungkin juga menyukai