Anda di halaman 1dari 54

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

Mata kuliah Akuntansi Keuangan mencakup teknik pencatatan transaksi HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….... i
keuangan untuk menghasilkan Laporan Keuangan suatu unit usaha/perusahaan. KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. ii

Mata kuliah ini bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa agar mampu DAFTAR ISI…………………………………………………….............................iv

menggunakan akuntansi sebagai alat analisis dalam memecahkan masalah


BAB I PENDAHULUAN
ekonomi dalam pelajaran yang termasuk bidang ilmu ekonomi.
1.1 Definisi Akuntansi………………………………............................... I - 1
1.2 Hubungan Tata Buku dengan Akuntansi……………………….….... I - 6
Materi kuliah ini dibagi dalam Sembilan bahasan, terdiri atas:
1.3 Bidang Pekerjaan (Profesi) Akuntansi……………............................. I - 6
1. Akuntansi dari Lingkupnya (Pendahuluan)
1.4 Bidang Spesialisasi Akuntansi……………………............................. I - 9
2. Prinsip Persamaan Dasar Akuntansi Dalam Laporan Keuangan
3. Dasar-dasar Prosedur Pembukuan BAB II PRINSIP PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI DALAM LAPORAN
4. Jurnal dan Posting KEUANGAN
5. Penutupan Buku dan Jurnal Penyesuaian Kembali 2.1 Neraca Sebagai Inti Laporan Keuangan………………………..….… II - 2
6. Neraca Lajur 2.1.1 Aktiva…………………………………………….............……. II - 3

7. Penutupan Buku dan Jurnal Penyesuaian Kembali 2.1.2 Hutang………………………………………………..…..……. II - 4


2.1.3 Modal…………………………………….................................. II - 5
8. Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang
2.2 Pengaruh Transaksi Terhadap Neraca………………………….....…. II - 7
9. Jurnal-jurnal Khusus dan Buku Besar Pembantu
2.3 Contoh Transaksi dan Neraca……………………………….......…... II - 10
2.4 Laporan Rugi-Laba………………………………….......................... II - 16
Materi tersebut berkaitan satu sama lain, oleh sebab itu untuk memahami
2.5 Laporan Perubahan Modal…………………………………….…….. II - 18
salah satu materi, harus dimulai dari materi 1 dan seterusnya.
2.6 Hubungan Antar Laporan Keuangan…………………….………….. II - 19

Untuk dapat mengikuti dan mempelajari materi ini dengan hasil sebaik- BAB III DASAR-DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN
baiknya, harus dikuasai kemampuan sebagai berikut: 3.1 Kategori Data yang Dibutuhkan……………………………………...III - 1
1. Mempunyai penguasaan dan keterampilan ilmu hitung (aritmatika) 3.2 Rekening Sebagai Alat Pencatatan…………………………………...III - 3
sederhana. 3.3 Penggolongan Rekening-rekening……………………………...…… III - 4

2. Memiliki penguasaan dan keterampilan dalam oprasi aljabar dan 3.4 Nama Rekening…………………………………………………...…. III - 4
3.5 Bentuk dan Isi Rekening……………………………………...……... III - 5
persamaan linier sederhana.
3.6 Hubungan Antara Rekening-rekening Riil dengan Neraca….............. III - 7
3. Mempunyai penguasaan dan keterampilan dalam membaca skema,
3.7 Struktur Rekening-rekening Nominal………………...……………... III - 10
diagram, table, dan grafik.
3.8 Aturan Pendebetan dan Pengkreditan……………………...………... III - 11
3.9 Rekening-rekening Nominal (Rekening-rekening Rugi-Laba)…….... III - 12
3.10 Rekening Prive……………………………...……………………….. III - 13

ii iv

Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari materi ini antara lain: 3.11 Saldo-saldo Rekening………………………………………………...III - 14
3.12 Pembukuan Berpasangan……………………………………...…….. III - 15

Tujuan umum: 3.13 Gambaran dari Suatu Buku Besar yang Lengkap……………...……. III - 16
3.14 Neraca Saldo………………………………………...………………. III - 22
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan dapat memahami kegiatan-
kegiatan usaha dan bentuk-bentuk badan usaha (perusahaan) yang
BAB IV JURNAL DAN POSTING
digunakan dalam melakukan kegiatan usaha itu, serta dapat memahami
4.1 Kegiatan Jurnal……………………………………………………….IV - 1
fungsi dan pengertian akuntansi sebagai alat bantu manajemen (pengelola)
4.2 Bentuk Jurnal……………………………………………...………… IV - 2
perusahaan dalam melakukan usaha tersebut.
4.3 Posting……………………………………………………………….. IV - 4
4.4 Kode Rekening………………………………………………………. IV - 6
Tujuan khusus: 4.5 Contoh Penggunaan Jurnal dan Buku Besar………...………………. IV - 7
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian dan fungsi akuntansi keuangan dalam kegiatan BAB V PENYESUAIAN PEMBUKUAN
perusahaan. 5.1 Piutang Penghasilan………………………...……………………….. V - 4

b. Menjelaskan bidang pekerjaan dan bidang spesialis akuntansi keuangan. 5.2 Hutang Biaya…………………...……………………………………. V - 6
5.3 Hutang Penghasilan…………………………...……………………... V - 7
c. Membedakan pengertian akuntansi dan tata buku.
5.4 Persekot Biaya……………………………...……………………....... V - 10
d. Menjelaskan pengertian usaha (perusahaan).
5.5 Kerugian Piutang……………………………...……………………... V - 12
e. Menyebutkan dan menjelaskan bidang usaha dan bentuk perusahaan.
5.6 Penyusutan (Depresiasi)……………………...……………………… V - 14
f. Menjelaskan jenis-jenis transaksi keuangan perusahaan.
g. Mencatat transaksi-transaksi keuangan dalam system pencatatan BAB VI NERACA LAJUR
berpasangan. 6.1 Tujuan Pemakaian Neraca Lajur……………...……………………... VI - 2
h. Menyusun laporan keuangan dalam bentuk sederhana. 6.2 Penyusunan Neraca Lajur……………...……………………………. VI - 2
6.3 Penyusunan Laporan-laporan Keuangan dari Neraca Lajur……….... VI - 12
Akhirnya penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan buku ini, serta memberi saran dan komentar BAB VII PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI

untuk perbaikan selanjutnya. Semoga buku panduan ini bermanfaat maksimal bagi 7.1 Pengertian dan Tujuan Penutupan Buku………………...…………... VII - 1
7.2 Prosedur Penutupan Buku pada Perusahaan Perseorangan……...…... VII - 2
pembaca.
7.3 Menyelesaikan dan Menggaris Dobel Jumlah pada
Rekening-rekening………………………………..……………….… VII - 6
7.4 Neraca Saldo Setelah Tutup Buku…………………...…………….... VII - 11
Denpasar, Juli 2003
7.5 Penutupan Buku dalam Perusahaan Persekutuan…………...……….. VII - 12
7.6 Penutupan Buku dalam Perusahaan Perseroan……………...………. VII - 13
Penyusun 7.7 Jurnal Penyesuaian Kembali……………………...…………………. VII - 14

iii v
BAB VIII AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG A. Fungsi Menghasilkan Informasi Keuangan
8.1 Kegiatan Perusahaan Dagang………………...……………………… VIII - 1 Bahwa akuntansi adalah alat yang dikembangkan berdasarkan ilmu
8.2 Laporan Rugi-Laba untuk Perusahaan Dagang………...…………….VIII - 2 pengetahuan untuk menghasilkan laporan keuangan. Lapaoran keuangan yang
8.3 Harga Pokok Penjualan……………………...………………………. VIII - 3
dihasilkan tersebut adalahan laporan yang menyajikan informasi keuangan
8.4 Transaksi Pembelian dan Penjualan Barang Dagangan……...……… VIII - 5
kuanttatif yang dinyatakan dalam suatu mata uang (rupiah) tentang posisi keuangn
8.5 Syarat-syarat dalam Transaksi Perdagangan……………...…………. VIII - 7
dan perubahan-perubahannya, serta hasil kegiatan usaha dalam perioda tertentu.
8.6 Pencatatan Transaksi Penjualan Barang Dagangan………...……….. VIII - 9
Laporan keuangan utama yang dihasilkan dari proses akuntansi adalah
8.7 Pencatatan Transaksi Pembelian Barang Dagangan…………...……. VIII - 9
neraca dan lapuran rugi-laba. Mesikpun bentuk kedua laporan ini bervariasi antara
8.8 Transaksi Retur…………………………..………………….……….VIII - 10
8.9 Pencatatan Transaksi Penerimaan dan Pengeluaran kas………….....VIII - 13 perusahaan yang satu dengan yang lainnya, namun tujuan utamanya tetap sama.
8.10 Rekening-rekening Biaya Angkut…………………………………...VIII - 16
8.11 Rekening Persediaan………………………………………………...VIII - 17 Neraca : dibuat dengan maksud untuk menggambarkan posisi
8.12 Contoh Proses Akuntansi dalam Perusahaan Dagang…………….....VIII - 21 keuangan suatu organisasi pada saat tertentu.
Laporan Rugi-Laba : disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil-hasil
BAB IX JURNAL-JURNAL KHUSUS DAN BUKU BESAR PEMBANTU yang dicapai dalam perioda waktu tertentu
9.1 Rekening Pembantu dan Rekening Kontrol…………………………….IX - 2
9.2 Prinsip Pencatatan ke dalam Rekening Kontrol dan
Pada Umumnya kedua laporan ini disusun setahun sekali (tahuanan), namun
Rekening Pembantu…………………….……………………................IX - 3
tak jarang dujumpai pada perusahaan menyusunnya tiap kwartal, bahkan tiap
9.3 Jurnal-jurnal Khusus……………………………………………………IX - 4
bulan.
9.3.1 Jurnal Penjualan…………………………………………….…….IX - 5
9.3.2 Jurnal Retur Penjualan……………………………………………IX - 9
9.3.3 Jurnal Pembelian…………………………...……………………IX - 11 Dapat dibayangkan apabila suatu perusahaan tidak mengetahui:
9.3.4 Jurnal Retur Pembelian………………………………………….IX - 13 - Jumlah uang perusahaan yang ada di bank
9.3.5 Jurnal Penerimaan Kas………………………………….……... IX - 13 - Jumlah pinjaman yang harus dibayar kepada kreditur
9.3.6 Jurnal Pengeluaran Kas………………………………………... IX - 18 - Jumlah piutang yang ada pada debitur
9.3.7 Jurnal Umum (Jurnal Memorial)………………………….…… IX - 21 - Jumlah barang dagangan yang ada digudang
9.4 Kebaikan-kebaikan Jurnal Khusus……………………………………IX - 23 - Jumlah biaya promosi yang telah dikeluarkan
- Dan sebagainya
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...…………… 173
-
tentu perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam kegiatan sehari-hari.
Demikian pula pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan
tersebut seperti pemerintah, bank, dll. Dalam banyak hal, pimpinan perusahaan
akan sulit dan ragu mengambil keputusan bagi perusahaannya, dan segala

vi I-2

BAB I tundakan tanpa pertimbangan data-data tersebut akan mempunyai resiko yang
PENDAHULUAN tinggi mengancam kelangsungan perusahaan.

1.1 Difinisi Akuntansi B. Unit Organisasi


Kata akuntansi (accounting) berasal dari bahasa Inggris “to account” yang Bahwa laporan keuangan yang dihasilkan adalah laporan keuangan
berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Memang dalam hal ini mengenai unit organisasi yang dapat berupa perusahaan, perkumpulan, koperasi,
akuntansi berkaitan dengan masalah pertanggungjawaban pengelola (pengurus) naitia, unit pemerintahan, yayasan, dan unit organisasi lainnya. Unit organisasi
kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepada tersebut dikelola oleh orang atau sekelompok orang yang diserahi tugas dan
pengelola untuk menjalankan kegiatan perusahaan. wewenang untuk itu, dan dituntut pertanggungjawabannya. Pengelola (pengurus)
unit organisasi tersebut disebut managemen.
Akuntansi dapat didifinisikan dari dua segi yaitu dari segi bidang dan segi
proses kegiatannya. Hasil Akhir akuntansi akan berupa laporan keuangan yang berisi informasi
tentang keuangan suatu unit organisasi diatas. Walaupun demikian dalam materi
Dari segi bidang ilmu, akutansi keuangan berarti: ini pembahasan dititikberatkan pada masalah akuntansi untuk perusahaan.
Keseluruhan pengetahuan yang bersangkutan denang fungsi
menghasilkan informasi keuangan suatu unit organisasi kepada pihak Bentuk-bentuk badan usaha
yang berkepentingan, untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan
Dalam dunia usaha kita mengenal berbagai badan usaha. Berdasarkan
Dari segi peroses atau kegiatannya, akuntansi keuangan dapat diartikan: kepemilikannya ada tiga bentuk badan usaha yang sering dijumpai di masyarakat,
Kegiatan pencatatan, penyortiran, penggolongan, pengikthisaran, yaitu: perusahaan perseorangan, persekutuan, dan perseroan
peringkasan dan panyajian transaksi keuangan suatu unit organisasi
dengan cara tertentu. Perusahaan perseorangan adalah suatu bentuk badan usaha yang hanya
dimiliki oleh satu orang, karena modalnya hanya berasal dari orang tersebut.
Dari difinisi diatas dapat dirinci lebih jelas kata-kata kunci yang terkandung dalam Bentuk badan usaha semacam ini sangat sering dijumpai dan biasanya merupakan
kedua pengertian diatas. perusahaan kecil karena modalnya sangat terbatas.

Persekutuan sringkali merupakan penggabungan dari beberapa perusahaan


perseorangan. Dalam persekutuan terdapat beberapa orang pemilik yang disebut
para sekutu. Modal persekutuan berasal dari modal para sekutu.

I-1 I-3
Perseroan biasanya dibentuk untuk usaha yang membutuhkan modal cukup 1.2 Hubungan Tata Buku dan Akuntansi
besar. Untuk mendapatkan modal, perseroan menerbitkan surat saham dan Tata buku hanya merupakan bagian kecil dari akuntansi, yang mencakup
menjualnya kepada mereka yang berminat menanamkan uangnya dalam kegiatan pencatatan data transaksi perusahaan dengan cara-cara tertentu. Sebagian
perusahaan. Setiap pemegang saham perusahaan adalah merupakan pemilik dari besar kegiatan ini hanya menyangkut masalah tulis-menulis saja. Dan karena itu
perusahaan. Dengan demikian jumlah pemilik suatu perusahaan perseroan adalah tidak mengherankan bila fungsi tata buku ini dapat digantikan oleh mesin
sama dengan jumlah orang yang memiliki saham yang dikeluarkan perseroan pembukuan atau computer.
tersebut.
Akuntansi mempunyai pengertian luas mencakup berbagai bidang
Perbedaan pokok dalam neraca yang dibuat oleh ketiga bentuk badan usaha spesialisasi seperti yang telah dijelaskan didepan. Selain mencakup kegiatan tata
diatas nampak pada bagian modal. Penyajian modal dalam berbagai bentuk badan buku, juga mencakup perancangan system pencatatan, penyusunan dan penafsiran
usaha ini akan dijelaskan dalam BAB II informasi keuangan. Dalam praktek, akuntan seringkali membimbing dan menilai
pekerjaan pemegang buku. Oleh sebab itu, tingkat pengetahuan, pemahaman
Kondep kesatuan usaha konsepsi dan keahlian analitis seorang akuntan harus lebih tinggi dari seorang
pemegang buku.
Setiap badan usaha, baik yang berbentuk perusahaan perseorangan,
persekutuan, maupun perseroan, adalah merupakan suatu unit akuntansi tersendiri 1.3 Bidang Pekerjaan (Profesi) Akuntansi
yang terpisah dari kegiatan-kegiatan ekonominya yang dilakukan oleh pemiliknya. Orang yang ahli dalam bidang akuntansi dinamakan akuntan. Gelar ini
Hal ini dikenal dengan istilah konsep kesatuan usaha di mana akuntansi yang diperoleh dari kelulusan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi atau dapat juga
diselenggarakan oleh suatu perusahaan hanya akan mencatat dan melaporkan diperoleh dari Ujian Negara Akuntasi (UNA) yang merupakan ujian persamaan
transaksi-transaksi yang bersangkutan dengan perusahaan. Ini berarti pula bahwa untuk mendapat gelar akuntan. Peluang lapangan pekerjaan ini masih sangat luas,
transaksi-transaksi keuangan pribadi pemilik atau para pemilik tidak dicatat dalam karena paling tidak tiap unit usaha/perusahaan memerlukan 1-2 orang akuntan,
akuntansi perusahaan. bahkan dalam perusahaan besar memerlukan staf khusus akuntan yang
beranggotakan minimal 4 orang. Semakin maju perusahaan semakin banyak
Pemilik perusahaan bisa mengambil uang atau kekayaan lainnya dari akuntan diperlukan.
perusahaan untuk keperluan pribadi. Jika hal ini dilakukan pemilik, maka
akibatnya kekayaan dan modal perusahaan akan berkurang. Bidang-bidang profesi dalam bidang akuntansi ada beberapa pilihan :
a. Akuntan swasta
b. Akuntan public
c. Akuntan pemerintah
d. Akuntan pendidik

I-4 I-6

C. Pihak yang berkepentingan: A. Akuntan Swasta


Pihak yang memerlukan laporan keuangan untuk dijadikan dasar dalam Para akuntan yang bekerja dalam perusahaan-perusahaan tertentu seperti
bertindak atau mengambil suatu keputusan pihak-pihat tersebut antara lain adalah perbankan, perusahaan semen, perusahaan kertas, dsb, dikatan bekerja di bidang
PIHAK KEPENTINGAN akuntansi swasta, yang menduduki jabatan seperti ; (1) kontroler, (2) bagian
INTERN pembukuan, (3) staf ahli perpajakan, (4) staf pemeriksa intern, dan (5) staf
1. Manajemen Untuk dijadikandasar dalam menyusun anggaran penyusun anggaran
pelaksanaan anggaran, pengawas kegiatan dsb.
EXTERN Kontroler adalah kepala bagian akuntansi suatu perusahaan yang bertugas
2. Kreditur Untuk dijadikan dasar menilai kemampuan mengawasi kegiatan akuntansi perusahaan tersebut dan sering bertindak
perusahaan dalam membayar hutang atau memberi sebagai “mata dan telinga” pengelola puncak. Dalam hal ini dapat
pinjaman. dianalogikan sebagai navigator dalam sebuah kapal. Nahkoda tidak dapat
3. Pemerintahan mengarahkan kapal dengan benar tanpa bantuan navigator.
Untuk dijadikan dasar dalam menetukan pajak
penghasilan, pajak pertambahan nilai, iuran Bagian Pembukuan. Pengertian ahli pembukuan berbeda dengan pengertian
4.Pemilik / pembangunan daerah, dsb. akuntansi. Tugas ahli pembukuan adalah melakukan pencatatan dan
pemegang saham Untuk mengetahui jumlah kekayaan yang ditanamlan transaksi dalam suatu system akuntansi. Dalam perusahaan besar tugas ini
dalam perusahaan tersebut mutlak menggunakan alat bantu computer. Tugas ahli pembukuan seperti
diatas hanya sebagian kecil dari kegiatan akuntansi.
D. Transaksi
Bahwa yang menjadi obyek akutansi adalah transaksi. Yang dimaksud Staf Pemeriksa Intern. Umumnya setiap perusahaan besar mempunyai staf
dengan transaksi adalah semua peristiwa atau kejadian yang mengubah posisi pemeriksa intern yang betugas menyelidiki dan menilai berfungsinya suatu
keuangan suatu perusahaan, misalnya: system akuntansi dengan cara sistematis. Staf ini bertugas untuk menelaah
- Pembelian barang dagangan catatan akuntansi dan membuat rekomendasi (jika diperlukan) tentang
- Pembayaran gaji pegawai perubahan-perubahan yang dianggap perlu.
- Penjualan barang dan jasa
- Pemakaian bahan baku yang dimasukkan proses produksi Staf Ahli Perpajakan. Tugasnya adalah menyusun laporan-laporan yang
- Pelunasan utang ke bank, dsb. diperlukan untuk kepentingan perpajakan. Selain itu, memberi nasihat
perpajakan kepada pengelola perusahaan. Nasihat ini biasanya tentang efek
suatu keputusan yang akan diambil terhadap besarnya pajak yang harus
ditanggung perusahaan.

I-5 I-7
Staf Ahli Anggaran. Anggaran dapat dikatakan sebagai pedoman oleh b) Auditing
pengelola perusahaan. Akuntan dibidang ini bertuas menyusun laporan Auditing adalah suatu proses pemeriksaan yang independen pada laporan
anggaran. Laporan ini berisi perbandingan antara anggaran dan realisasinya. keuangan suatu unit organiasi. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh kantor
akuntan dengan memeriksa catatan akuntansi dan bukti-bukti pendukung laporan
B. Akuntansi Publik keuangan. Akuntan ini memberi penilaian mengenai kewajaran laporan keuangan
Bidang akuntan public dilaksanakan oleh kantor-kantor akuntan yang tersebut.
didirikan oleh para akuntan. Tugas kantor akuntan adalah memberi pelayanan Pendapat akuntan ini biasanya merupakan jaminan bahwa informasi yzng
kepada masyarakat terutama pada unit-unit organisasi yang berhubungan dengan terkandung di dalamnya dapat diandalkan sampai batas-batas tertentu.
bidang akuntnasi. Pemberian jasa itu dapat berupa:
- Pemeriksa laporan keuangan c) Akuntansi Biaya
- Penyusunan system akuntansi Akuntansi biaya merupaka pencatatan dan penyajian informasi biaya.
- Studi kelayakan Informasi biaya ini digunakan oleh pengelola sebagai alat untuk melakukan
- Membantu menyusun laporan keuangan untuk kepentingan perpajakan perencanaan dan pengendalian biaya. Disamping itu, bidang bidang ini juga
dan perkreditan mempelajari tentang bagaimana menentukan harga pokok produk secara tepat
untuk kepentingan manajemen.
C. Akuntan Pemerintah
Ahli akuntansi yang bekerja pada pemerintah biasanya ditempatkan di d) Akuntansi Manajemen
lembaga-lembaga seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawas Akuntansi manajemen mengunakan biaya historis dan biaya taksiran guna
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Departemen Keuangan, Inspektorat membantu pengeola dalam menjalankan kegiatannya.
Wilayah Propinsi, dsb. Tugasnya, selain melaksanakan kegiatan pemeriksaan, Bidang ini sering dihadapkan pada masalah-masalah pemilihan berbagai
juga merancang system akuntansi yang dapat menyediakan informasi bagi alternative tindakan dan membantu memilih tindakan terbaik bagi perusahaan.
kepentingan pejabat eksekutif.
e) Akuntansi Perpajakan
D. Akuntan Pendidik Bidang akuntansi perpajakan menekankan pada laopran keuangan untuk
Akuntan ini bertugas untuk menyampaikan ilmu akuntansi kepada para tujuan perpajakan, pengisian formulir perpajakn dan memberi nasihat sehubungan
siswa/mahasiswa lembaga pendidikan swasta/negri, bahkan di instansi pemerintah dengan masalah perpajakan. Tentu saja profesi ini harus mengetahui banyak dan
sebagai guru atau dosen. Selain itu juga melakukan penelitian-penelitian guna tetap mengikuti perkembangan peraturan-peraturan perpajakan yang berlaku.
pengembangan ilmu akuntansi itu sendiri.

I-8 I-10

1.4 Bidang Spesialisasi Akuntansi f) Sistem Akuntansi


Sama halnya dengan bidang teknik dan kedoktran, profesi akuntansi juga Sistem akuntansi adalah bidang spesialisasi akuntansi yang berkaitan
mempunyai bidang spesialisasi, antara lain: dengan perancangan metode-metode, teknik dan prosedur akuntansi yang
a. Bidang Akuntansi Keuangan digunakan untuk mengolah transaksi perusahaan. Sistem ini dirancang untuk
b. Bidang Auditing (pemeriksa akuntansi) memperbaiki informasi akuntansi, melindungi kekayaan perusahaan dan menekan
c. Bidang Akuntansi Biaya biaya administrasi. Bidang ini biasanya dilakukan oleh akuntan-akuntan yang
d. Bidang Akuntansi Manajemen menyediakan jasa konsultasi.
e. Bidang Akuntansi Perpajakan
f. Bidang Sistem Akuntansi g) Akuntansi Anggaran
g. Bidang Akuntansi Anggaran Bidang akuntansi anggaran menghasilkan rencana kegiatan keuangan untuk
h. Bidang Akuntansi Pemerintahan perioda tertentu dan menyediakan data perbandingan antara rencana dan
realisasinya. Bidang ini sering dimasukan sebagai akuntansi manajemen.
Timbulnya bidang-bidang spesialisasi tersebut dikarenakan adanya
kemajuan ilmu akuntansi itu sendiri, serta teknologi dan perekonomian yang h) Akuntansi Pemerintahan
menimbulkan berbagai kebutuhan akan keahlian khusus. Akuntansi pemerintahan sebenarnya termasuk dalam bidang akuntansi
untuk perusahaan yang tidak semata-mata mencari laba, diistilahkan akuntansi
a) Akuntansi Keuangan non komersil ( Not For Profit / NFP Accounting).
Akuntansi Keuangan adalah akuntansi yang mengkhususkan diri pada
masalah-masalah pencatatan transaksi perusahaan dan penyusunan laporan Bidang akuntansi pemerintahan menekankan pada pencatatan dan pelaporan
keuangan berkala dari transaksi tersebut. Laporan keuangan tersebut disusun transaksi unit organisasi pemerintah baik pusat, daerah, departemen, proyek-
untuk kepentingan umum yang terdiri atas pengelola perusahaan, kreditur, pemilik proyek, dsb. Yang harus diperhatikan dalam akuntansi pemerintahan adalah
perusahaan, karyawan perusahaan, dan pemerintah. Oleh karena itu, maka laporan adanya peraturan-peraturan yang mengikat unit organisasi tersebut.
keuangan ini harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang lasim.
Dengan demikian laporan keuangan dapat dibaca dan ditafsirkan dengan tepat
oleh pihak-pihak yang memerlukan.

I-9 I-11
BAB II akuntansi, yaitu suatu persamaan yang menunjukan bahwa jumlah semua
PRINSIP PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI kekayaan atau sumber-sumber yang tercantum pada sisi kiri adalah dari kreditur
DALAM LAPORAN KEUANGAN dan pemilik. Sebaliknya jumlah kontribusi kreditur dan pemilik harus sama
dengan jumlah kekayaan perusahaan. Hubungan ini dapat dinyatakan dalam
Agar dapat bermanfaat bagi pemakaiannya, maka informasi akuntansi harus bentuk persamaan sebagai berikut
disusun dan dilaporkan secara objektif. Oleh karena itu akuntansi keuangan harus Aktiva = Hutang + Modal
didasarkan pada standar atau pedoman tertentu yang telah teruji dan diterima oleh Sumber-sumber = Kewajiban + Kewajiban
umum. Standar ini dikenal dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Kekayaan perusahaan = pada kreditur + pada pemilik
Mengingat bahwa akuntansi lebih merupakan suatu seni daripada suatu ilmu Rp 52.000.000,00 = Rp 12.000.000,00 + Rp 40.000.000,00
(sains), maka prinsip-prinsip ini tidak merupakan hukum mutlak seperti pada ilmu
pasti. Prinsip-prinsip akuntansi merupakan suatu pedoman bertindak dan bisa Sekarang masing-masing elemen dari persamaan dasar akuntansi tersebut
berubah dari waktu ke waktu. Suatu prinsip bisa saja dihapuskan atau diganti kita bahas secara mendalam.
dengan yang baru untuk menyesuaikan dengan perkembangan perekonomian atau
praktek-preaktek yang berlaku. 2.1.1 Aktiva
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang
Prinsip-prinsip akuntansi harus dirumuskan oleh sesuatu badan yang biasanya dinyatakan dalam satuan uang. Jenis sumber-sumber ekonomi atau biasa
kompeten di Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi disebut kekayaan perusahaan bisa bermacam-macam. Ada pula yang berupa
Indonesia (IAI) yang merupakan satu-satunya badan yang berwenang untuk tagihan atau piutang dagang atau ada pula yang berbentuk pembayaran di muka
membuat peraturan-peraturan di bidang akuntansi. Untuk pertama kalinya prinsip- (uang muka) atas jasa-jasa tertentu yang baru diterima di masa yang akan datang,
prinsip ini menjadi pedoman bertindak dalam melaksanakan akuntansi di misalnya uang muka asuransi. Untuk memudahkan pembaca laporan, biasanya
Indonesia dan masih akan berkembang di masa yang akan datang. aktiva dicantumkan dalam neraca dengan urutan-urutan tertentu dimulai dengan
aktiva lancar (kas, piutang dagang, persediaan dsb) dan diikuti dengan aktiva-
Hal-hal yang dibahas dalam buku ini diuraikan berdasarkan prinsip-prinsip aktiva yang lebih permanen (tanah, gedung, mesin dsb).
akuntansi tersebut sehingga laporan-lapporan akuntansi yang dihasilkannya dapat
diterima umum. Aktiva dicatat menurut harga beli atau harga perolehannya. Harga
perolehan yang melekat pada suatu aktiva bisa berkurang karena berbagai sebab,
Dalam BAB III ini dibahas elemen-elemen dari persamaan dasar akuntansi misalnya uang muka sewa semakin berkurang karena berlakunya masa sewa atau
dalam neraca dan proses pengolahannya hingga menjadi laporan keuangan: persediaan bisa berkurang karena dipakai. Meskipun dalam kenyataannya nilai
aktiva berfluktuasi (catatan: nilai tidak sama artinya dengan harga perolehan),
tetapi prinsip akuntansi tidak memperkenankan adanya kenaikan "nilai" aktiva.
Hal ini disebabkan kerena seringkali sulit atau tidak mungkin untuk menentukan
nilai sesungguhnya dari suatu aktiva dalam suatu kurun waktu tertentu secara

II-1 II-3

2.1 Neraca Sebagai Inti Laporan Keuangan obyektif. Sebagai contoh, misalnya sepuluh tahun yang lalu sebuah perusahaan
Neraca atau sering disebut juga laporan posisi keuangan adalah suatu daftar membeli sebidang tanah dengan harga Rp 20.000.000,00. Pada saat ini harganya
yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan), hutang-hutang dan modal yang telah naik hampir lima kali lipat dari harga dulu. Seandainya dikehendaki untuk
dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat tertentu. Dalam tabel di bawah ini menyatakan nilai tanah tersebut dengan harga sekarang, pelaksanaan akan
dilukiskan neraca Percetakan Rapi (sebuah perusahaan perorangan), yang menemui kesulitan dalam menetapkan nilai yang objektif dan bisa diterima
menunjukan posisi keuangan perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember umum, kecuali bila tanah itu dijual. Hal ini mungkin tidak dikehendaki
2002. perusahaan, karena biasanya perusahaan tidak bermaksud menjual aktiva-aktiva
Percetakan Rapi yang bisa digunakan dalam jangka panjang. Oleh karena itu menjadi kebiasaan
Neraca dalam akuntansi untuk melaporkan aktiva sebesar harga perolehannya.
31 Desember 2002
Aktiva Hutang / Pasiva 2.1.2 Hutang
Kas Rp 2.000.000,00 Hutang dagang Rp 1.000.000,00 Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan
Piutang dagang Rp 1.500.000,00 Hutang hipotik Rp 11.000.000,00 dengan atau jasa pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang. dengan
Persediaan kertas Rp 2.500.000,00 Rp 12.000.000,00 demikian hutang merupakan tagihan pada kreditur kepada perusahaan. Hutang-
Tanah Rp 4.000.000,00 hutang dilaporkan dalam neraca menurut urutan waktu pelunasannya. Pertama-
Gedung Rp 20.000.000,00 Modal tama dicantumkan hutang jangka pendek seperti hutang dagang kepada kreditur,
Mesin dan peralatan Rp 22.000.000,00 Modal Budiman Rp 40.000.000,00 hutang wesel yang ditarik untuk pijamanuang jangka pendek dan hutang jangka
Rp 52.000.000,00 Jumlah hutang dan modal Rp 52.000.000,00 pendek lainnya. Di bawah hutang jangka pendek (hutang lancar), dicantumkan
hutang jangka panjang. Contohnya hutang hipotik dan huatang obligasi yang

Judul suatu neraca terdiri atas (1) nama organisasi atau perusahaan, (2) biasanya harus dibayar seluruhnya dalam beberapa tahun di masa yang akan

nama laporan (dalam hal ini neraca) dan (3) tanggal pembuatan neraca. datang.

Badan atau isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu: aktiva, hutang dan Hutang pada umumnya harus dibayar dengan kas (uang atau cek) tetapi ada

modal. Dari laporan di atas, pembaca laporan secara sepintas dapat memperoleh pula yang harus dibayar dengan jasa. Sebagai contoh, penerbit majalah sering

informasi bahwa sumber-sumber atau kekayaan perusahaan berjumlah Rp menerima uang muka langganan majalah untuk satu tahun sekaligus. Bagi

52.000.000,00 dan bahwa kekayaan ini dibelanjai atau berasal dari dua sumber, penerbit majalah, ini merupakan hutang yang akan dibayar secara periodik dengan

yaitu Rp 12.000.000,00 dari kreditur (hutang) dan Rp 40.000.000,00 dari pemilik majalah yang ditertibkannya selama masa tersebut. Seandainya penerbit tidak bisa

perusahaan (modal). Sisi sebelah kanan neraca disebut juga pasiva yang terdiri menyerahkan majalah yang dijanjikannya, maka uang muka yang belum terpenuhi

atas dua bagian, yaitu kewajiban kepada kreditur (hutang) dan kewajiban kepada harus dikembalikan kepada pelanggan.

pemilik modal. Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam laporan ini
adalah bahwa jumlah aktiva selalu sama dengan jumlah hutang dan modal.
Keseimbangan ini biasanya digambarkan sebagai suatu persamaan dasar

II-2 II-4
2.1.3 Modal Pada pembahasan berikut ini akan duraikan berbagai tipe transaksi yang
Dalam neraca biasanya modal dicantumkan dibawah hutang. Modal pada akan berpengaruh terhadap neraca perusahaan. Tipe – tipe transaksi ini
hakekatnya merupakan hak milik perusahaan atas kekayaan (aktiva) perusahaan. digolongkan menjadi dua ketegori sebagai berikut :
Besarnya hak milik sama dengan aktiva bersih perusahaan, yaitu selisih antara (1) Transaksi yang tidak berpengaruh terhadap modal
aktiva dan hutang. Dengan demikian modal merupakan hak sisa, yaitu hak atas (2) Transaksi yang berpengaruh terhadap modal
sisa aktiva dikurangi hutang kepada kreditur.
(1) Transaksi yang tidak berpengaruh terhadap modal
Dalam contoh Neraca Percetakan Rapi diatas, modal pemilik berjumlah Rp Transaksi – transaksi tertentu bisa berpengaruh terhadap jumlah aktiva dan
40.000.000,00. Jumlah ini terdiri atas setoran modal pemilik dalam perusahaan hutang atau keduanya, tetapi tidak berpengaruh terhadap modal. Sabagai contoh
ditambah laba bersih perusahaan setelah dikurangi dengan pengambilan untuk bila Perusahaan Percetakan Rapi membeli sebuah mesin cetak secara tunai
keperluan pribadi pemilik (prive). seharga Rp 1.000.000,00 maka aktiva mesin dan peralatan akan bertambah dengan
Rp 1.000.000,00 dan aktiva kas akan berkurang Rp 1.000.000,00 transaksi ini
Modal dalam perusahaan perseorangan hanya akan mengakibatkan pergeseran aktiva dalam neraca. Hal yang sama terjadi
juga bila perusahaan menerima pembayaran dari piutang dagang. Transaksi
Pada waktu mendirikan perusahaan Budiman menyerahkan uang Rp penerimaan pembayaran dari piutang dagang sebesar Rp 500.000,00 akan
25.000.000,00 sebagai modal perusahaannya. Pada tahun tahun berikutnya mengakibatkan bertambahnya aktiva kas Rp 500.000,00 dan aktiva Piutang
diperoleh laba yang pada saat ini besisa Rp.15.000.000,00. Bagian modal dalam Dagang berkurang Rp 500.000,00
neraca yang disusun Budiman pada hari ini tampak sebagai berikut: Seandainya mesin tersebut dibeli secara kredit, maka akibatnya aktiva
mesin dan peralatan akan bertambah, dan hutang dagang juga bertambah.
Modal
Modal Budiman Rp 40.000.000,00 (2) Transaksi yang Berpengaruh Terhadap Modal
Transaksi – transaksi yang dapat berpengaruh terhadap modal bisa
Modal dalam persekutuan dikelompokkan menjadi 4 tipe sebagai berikut :
Tipe Transaksi Pengaruh terhadap Modal
Budiman, Bambang dan Baskoro mendirikan sebuah perusahaan percetakan. (1) Setoran modal oleh pemilik menambah
Masing masing menyerahkan modal sebesar Rp 10.000.000,00; Rp 8.000.000,00; (2) Pengambilan prive oleh pemilik mengurangi
dan Rp 7.000.000,00 perusahaan ini telah memperoleh laba sebesar Rp (3) Penghasilan menambah
15.000.000,00 yang kemudian dibagi sama rata kepada ketiga orang sekutu diatas, (4) Biaya mengurangi
masing masing menerima Rp 5.000.000,00. Bagian modal pada neraca
persekutuan akan nampak sebagai berikut.

II-5 II-7

Modal Apabila pemilik perusahaan menyerahkan kas atau kekayaan lainnya


Modal Budiman Rp 15.000.000,00 sebagai setoran modal, maka dalam neraca perusahaan akan terjadi pertambahan
Modal Bambang Rp 13.000.000,00 pada aktiva dan modalnya. Sebaliknya bila pemilik melakukan pengambilan prive
Modal Baskoro Rp 12.000.000,00 maka aktiva perusahaan akan berkurang dan demikian pula modalnya. Semua
Jumlah Modal Rp 40.000.000,00 orang mengetahui bahwa umumnya tujuan utama perusahaan adalah
meningkatkan modal dengan cara melakukan kegiatan yang mendatangkan
Modal dalam perseroan keuntungan atau laba bersih. Laba bersih perusahaan dapat ditentukan dengan
menguraikan biaya terhadap penghasilan. Dibawah ini akan dibahas lebih lanjut
Budiman dan kawan – kawan mendirikan sebuah perusahaan. Modal penghasilan dan biaya dalam akuntansi.
perseroan ditetapkan sebesar Rp 25.000.000,00 yang terdiri atas 250 lembar
saham masing – masing bernominal Rp 100.000,00. Seluruh saham telah laku Penghasilan perusahaan diperoleh melalui penyerahan barang atau jasa
terjual dan hingga saat ini perseroan telah menghasilkan laba sebesar Rp kepada para pelanggan/ konsumen. Penghasilan yang diperoleh biasanya diukur
15.000.000,00. Bagian modal dalam neraca perseroan akan menunjukan informasi dengan aktiva yang diterima (umumnya berupa kas atau piutang dagang) sebagai
sbb: penukar atas barang dan jasa yang diserahkan. Perlu ditegaskan disini bahwa
Modal penghasilan diperoleh dan dicatat dalam akuntansi pada saat barang atau jasa
Modal Saham Rp 25.000.000,00 diserahkan. Penerimaan kas dari suatu penghasilan tidak selalu bersamaan dengan
Laba yang ditahan Rp 15000.000,00 saat diperolehnya penghasilan. Dalam transaksi penjualan tunai, penerimaan kas
Jumlah Modal Rp 40.000.000,00 memang terjadi bersamaan dengan penghasilan, tetapi dalam transaksi penjualan
secara kredit, timbulnya penghasilan tidak dibarengi bertambahnya kas,
2.2 Pengaruh Transaksi – transaksi Terhadap Neraca melainkan aktiva lain yang disebut piutang dagang. Penerimaan kas dikemudian
Dalam uraian diatas telah disinggung bahwa neraca meggambarkan posisi hari sebagai pelunasan piutang, tidak menambah penghasilan lagi, tetapi hanya
keuangan sebuah perusahaan pada suatu saat tertentu. Telah ditegaskan pula mengakibatkan pergeseran dari aktva piutang dagang menjadi aktiva kas. Begitu
bahwa jumlah kekayaan perusahaan selalu sama dengan jumlah hutang dan pula halnya apabila perusahaan meminjam uang atau menerima setoran modal,
modal. Seandainya neraca disusun setiap kali setelah terjadi suatu transaksi, maka dalam hal ini perusahaan tidak memperoleh penghasilan karena tidak melakukan
aktiva selalu seimbang (sama) dengan jumlah htang dan modalnya. Namun dalam penyerahan barang atau jasa.
praktek hal ini tidak pernah dilakukan perusahaan, karena neraca disusun setiap
aktva perioda tertentu. Meskipun demikian setiap orang mempellajari akuntansi Biaya terjadi dalam proses mendapatkan penghasilan. Biasanya penghasilan
harus selalu membayangkan bahwa walaupun angka angka dalam neraca berubah diukur dengan harga pokok aktiva yang dipakai atau jasa yang digunakan dalam
karena adanya transaksi, tetapi jumlah aktiva selalu sama dengan jumlah hutang suatu perioda waktu tertentu. Beberapa contoh jenis biaya misalnya : diprestasi
dan modal (penyusuta) mesin, sewa, gaji pegawai, biaya listrik dan air dll.

II-6 II-8
Dalam penentuan laba bersih perusahaan, biaya harus dikurangkan terhadap Neraca
penghasilan dengan cara setepat mungkin. Ini berarti bahwa dalam proses Aktiva Hutang
akuntansi biaya harus dihubungkan dengan penghasilan untuk perioda yang sama. Kas Rp197.000.000,00 -
Sebagai contoh, biaya sewa kantor bulan Januari, waktu pembayaran diabaikan – Modal
harus dihubungkan dengan penghasilan dalam penentuan laba bersih bulan Modal Ny. Pratiwi Rp197.000.000,00
tersebut. Seandainya tanggal 1 Januari dibayarkan sewa gedung untuk satu tahun
penuh sebesar Rp 60.000.000,00 maka biaya sewa untuk bulan Januari adalah Jumlah Aktiva Rp197.000.000,00 Jumlah Pasiva Rp197.000.000,00
1/12 dari biaya tersebut yaitu Rp 5.000.000,00. Sedangkan kelebihan sewa yang
telah dibayar sebesar Rp 55.000.000,00; bukan merupakan biaya bulan Januari, 3) Pada tanggal 3 Desember Ny. Pratiwi membeli peralatan salon seperti meja
melainkan dipandang sebagai aktiva yang disebut uang muka sewa. Jumlah ini rias, kursi, alat-alat rambut, dan interior seharga Rp100.000.000,00 secara
harus disebarkan pada 11 bulan berikutnya. Hal yang sama harus dilakukan pula tunai. Transaksi ini menyebabkan aktiva kas berkurang dan aktiva peralatan
pada uang muka lainnya, seperti uang muka asuransi atau uang muka advertesi. salon bertambah sebesar Rp100.000.000,00.
Neraca
Pengeluaran kas untuk mendapatkan suatu aktiva bukan merupakan biaya, Aktiva Hutang
maka tidak berpengaruh terhadap modal. Begitu pula pengeluaran kas untuk Kas Rp97.000.000,00 -
membayar hutangm bukan merupakan biaya dan tidak berpengaruh terhadap Peralatan Salon Rp100.000.000,00 Modal
modal. Selainn itu pengambilan prive oleh pemilik – meskipun jelas mengurang Modal Ny. Pratiwi Rp197.000.000,00
modal tidak merupakan biaya. Biaya selalu berhubungan dengan usaha
mendapatkan penghasilan uang ditentukan dengan menghitung jumlah aktiva atau Jumlah Aktiva Rp197.000.000,00 Jumlah Pasiva Rp197.000.000,00
jasa yang dipakai dalam suatu perioda tertenti.
4) Pada tanggal 5 Desember Ny. Pratiwi membeli perlengkapan salon berupa
Dasar Accrual Pada Penghasilan Biaya bahan-bahan pembersih kulit, bahan make up, dan bahan pewarna rambut,
shampo, dsb seharga Rp4.000.000,00 secara kredit. Transaksi ini
Konsep tentang penghasilan dan biaya seperti diuraikan diatas, diterapkan mengakibatkan aktiva Persediaan Salon bertambah dan menimbulkan
pada perusahaan yang menggunakan sistem akuntansi dasar accrual. Dalam hutang sebesar Rp4.000.000,00 dalam transaksi ini meskipun aktiva
akuntansi accrual, biaya yang terjadi harus dihadapkan dengan penghasilan yang bertambah tetapi tidak terjadi penambahan dalam modal. Dalam hal ini
diperoleh untuk mendapatkan angka laba bersih dalam suatu perioda tertentu. perubahan (penambahan) terjadi pada hutang. Perlengkapan salon yang
Seperti telah diterangkan dalam uraian diatas, penghasilan dan biaya untuk dibeli diperkirakan cukup untuk beberapa bulan. Berhubung Ny. Pratiwi
menentukan laba bersih tidak tergantung pada waktu dimana kas sesungguhnya tidak mengetahui secara pasti jumlah perlengkapan salon yang akan terpakai
diterima atau dikeluarkan. (akan menjadi biaya) selama bulan Desember, maka perlengkapan ini
diperlakukan sebagai aktiva yang disebut Persediaan Perlengkapan Salon.

II-9 II-11

Perusahaan perusahaan jasa (seperti kantor pengacara, arsitek, salon atau Kelak apabila jumlah pemakaian perlengkapan telah dapat diketahui, maka
kantor akuntan) sering menyelenggarakan akuntansi dengan dasar tunai. Berbeda biayanya akan dapat ditentukan.
dengan akuntansi accrual, maka dalam dasar tunai, suatu penghasilan akan diakui Neraca
pada waktu kas diterima dan biaya terjadi saat kas dikeluarkan. Dasar ini biasanya Aktiva Hutang

dipilih karena sifatnya yang sederhana. Namun demikian, akuntansi dasar tunai Kas Rp 97.000.000,00 Hutang dagang Rp 4.000.000,00
Persediaan Per-
bisa memberi gambaran yang menyesatkan tentang posisi keuangan dan hasil
lengkapan Salon Rp 4.000.000,00
operasi perusahaan. Itulah sebabnya kebanyakan perusahaan memilih akuntansi
Peralatan Salon Rp 100.000.000,00 Modal
dengan dasar accural. Modal Ny. Pratiwi Rp 197.000.000,00

2.3 Contoh-contoh Transaksi dan Neraca Jumlah Aktiva Rp 201.000.000,00 Jumlah Pasiva Rp 201.000.000,00

Misalkan pada tanggal 1 Desember Nyonya Pratiwi mendirikan sebuah


salon kecantikan yang diberi nama salon “Cantik”. Transaksi-transaksi yang 5) Dalam waktu dua minggu salon kecantikan “Cantik” telah mendapat

terjadi selama bulan pertama (Desember) diuraikan beserta perubahannya pada pelanggan yang cukup banyak. Sebagai promosi, pelanggan bisa membayar

neraca. dalam beberapa minggu. Jumlah tagihan kepada pelanggan hingga tanggal
15 Desember berjumlah Rp16.000.000,00.

1) Pada tanggal 1 Desember 2002, Ny. Pratiwi menanamkan uangnya sebesar Neraca
Aktiva Hutang
Rp200.000.000,00 dalam salon kecantikan. Transaksi ini mengakibatkan
Kas Rp 97.000.000,00 Hutang dagang Rp 4.000.000,00
aktiva kas bertambah dan modal perusahaan bertambah.
Piutang dagang Rp 16.000.000,00
Neraca Persediaan Per-
Aktiva Hutang lengkapan Salon Rp 4.000.000,00

Kas Rp200.000.000,00 - Peralatan Salon Rp 100.000.000,00 Modal


Modal Ny. Pratiwi Rp 213.000.000,00
Modal
Modal Ny. Pratiwi Rp200.000.000,00
Jumlah Aktiva Rp 217.000.000,00 Jumlah Pasiva Rp 217.000.000,00

Jumlah Aktiva Rp200.000.000,00 Jumlah Pasiva Rp200.000.000,00 6) Tanggal 16 Desember, dibayar hutang atas pembelian peralatan salon
tanggal 5 Desember yang lalu sebesar Rp2.000.000,00. Transaksi ini
2) Ny. Pratiwi menyewa sebuah rumah untuk tempat usaha pada tanggal 2 menyebabkan Hutang dagang dan Kas berkurang sebesar Rp2.000.000,00.
Desember, membayar sewa rumah bulan Desember sebesar Dengan demikian baik hutang dagang maupun aktiva menjadi berkurang.
Rp3.000.000,00. Transaksi ini menggambarkan terjadinya biaya sewa untuk Pembayaran ini tidak menimbulkan biaya, sebab hal ini hanya merupakan
bulan Desember. Akibat dari transaksi ini adalah aktiva kas berkurang penyelesaian kewajiban yang telah dicatat sebelumnya dan tidak ada
Rp3.000.000,00 dan modal berkurang Rp3.000.000,00 perlengkapan salon baru yang diterima.

II-10 II-12
Neraca (11) Persedian perlengkapan salon yang masih tersisa pada tanggal 31 Desember
Aktiva Hutang membeli perlengkapan salon seharga berjumlah Rp 3.000.000,00. Hal ini
Kas Rp 95.000.000,00 Hutang dagang Rp 2.000.000,00 berarti bahwa selama bulan Desember telah dipakai perlengkapan salon
Piutang dagang Rp 16.000.000,00
seharga Rp 1.000.000,00. Seperti kita ketahui semula salon kecantikan
Persediaan Per-
lengkapan Salon Rp 4.000.000,00
“cantik” membeli perlengkapan salon seharga Rp 4.000.000,00 (lihat
Peralatan Salon Rp 100.000.000,00 Modal transaksi pembelian tanggal 5 Desember). Pada akhir periode dihitung
Modal Ny. Pratiwi Rp 213.000.000,00 persediaan jumlah barang yang masih ada dan jumlah ini dikurangkan dari
persediaan semula (yang dibeli) untuk menentukan biaya pemakaian
Jumlah Aktiva Rp 215.000.000,00 Jumlah Pasiva Rp 215.000.000,00
perlengkapan salon periode bersangkutan. Transaksi ini mengakibatkan
aktiva persediaan perlengkapan salon dan modal Ny. Pratiwi berkurang
7) Tanggal 31 Desember, dibaya gaji para pegawai salon bulan Desember
dengan Rp 1.000.000,00.
sebesar Rp4.500.000,00. Jumlah ini merupakan biaya bulan Desember,
Neraca
dimana Aktiva dan Modal berkurang karena jumlah ini merupakan
aktiva Hutang
pemakaian jasa bulan Desember. Dengan demikian Kas dan Modal akan
Kas Rp 91.500.000,00 Hutang dagang Rp 2.000.000,00
berkurang sebesar Rp4.500.000,00. Piutang dagang Rp 27.000.000,00

Neraca Persediaan perlengkapan Modal


salon Rp 3.000.000,00
Aktiva Hutang
peralatan salon Rp 100.000.000,00 Modal Ny. Pratiwi Rp 219.500.000,00
Kas Rp 90.500.000,00 Hutang dagang Rp 2.000.000,00
jumlah aktiva Rp 221.500.000,00 Jumlah pasiva Rp 221.500.000,00
Piutang dagang Rp 16.000.000,00
Persediaan Per-
(12) Pada tanggal 31 Desember diterima tagihan rekening listrik dan rekening
lengkapan Salon Rp 4.000.000,00
air, masing-masing sebesar Rp 250.000,00 dan Rp 150.000,00. Rekening-
Peralatan Salon Rp 100.000.000,00 Modal
Modal Ny. Pratiwi Rp 208.500.000,00 rekening ini belum dapat dibayar pada bulan Desember. Hal ini merupakan
transaksi terjadinya biaya untuk bulan Desember. Meningat bahwa biaya-
Jumlah Aktiva Rp 210.500.000,00 Jumlah Pasiva Rp 210.500.000,00 biaya ini belum terbayar sampai akhir bulan Desember, maka akibatnya
hutang dagang bertambah dan modal Ny. Pratiwi berkurang sebesar Rp
8) Tanggal 31 Desember, diterima pembayaran dari para pelanggan yang telah 400.000,00.
menerima jasa salon kecantikan hingga tanggal 15 Desember sebesar Neraca
Rp7.000.000,00. Dengan demikian transaksi ini hanya menyebabkan aktiva Hutang
terjadinya pergeseran dalam Aktiva. Perlu diperhatikan bahwa dalam hal ini Kas Rp 91.500.000,00 Hutang dagang Rp 2.000.000,00
tidak terjadi penambahan penghasilan, karena penghasilan telah dicatat pada Piutang dagang Rp 27.000.000,00

tanggal 15 Desember lalu. Persediaan perlengkapan Modal


salon Rp 3.000.000,00
peralatan salon Rp 100.000.000,00 Modal Ny. Pratiwi Rp 219.500.000,00
jumlah aktiva Rp 221.500.000,00 Jumlah pasiva Rp 221.500.000,00

II-13 II-15

Neraca Ringkasan kegiatan-kegiatan diatas dan pengaruhnya terhadap persamaan


Aktiva Hutang
dasar akuntansi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Hasil akhir ringkasan ini
Kas Rp 97.500.000,00 Hutang dagang Rp 2.000.000,00
Piutang dagang Rp 9.000.000,00 sudah tentu akan sama dengan neraca yang disusun setelah transaksi nomor 12
Persediaan Per- diatas. Dari ringkasan dan neraca tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagai hasil
lengkapan Salon Rp 4.000.000,00 Modal
kegiatan usaha salon, modal Ny. Pratiwi yang semula berjumlah Rp
Peralatan Salon Rp 100.000.000,00 Modal Ny. Pratiwi Rp 208.500.000,00
200.000.000,00, telah berkembang menjadi Rp 219.000.000,00 atau terjadi
Jumlah Aktiva Rp 210.500.000,00 Jumlah Pasiva Rp 210.500.000,00 kenaikan sebesar Rp 19.100.000,00. Seandainya Ny. Pratiwi tidak melakukan
pengambilan prive sebesar Rp 6.000.000,00 (lihat transaksi nomor 10) maka
9) Selama dua minggu terakhir bulan Desember tagihan yang diberikan kepada modal Ny. Pratiwi akan bertambah dengan Rp 25.100.000,00.
langganan berjumlah Rp18.000.000,00. Transaksi ini sama dengan transaksi Ringkasan Kegiatan Bulan Desember
nomor 5) di atas. Oleh sebab itu Piutang dagang dan Modal bertambah Dan Pengaruhnya Terhadap Persamaan Dasar Akuntansi
sebesar Rp18.000.000,00.
AKTIVA HUTANG + MODAL
Neraca
Aktiva Hutang Tran- Persediaan
Kas Piutang Dagang Peralatan Salon Hutang Dagang Modal Ny. Pratiwi
saksi Perlengkapan
Kas Rp 97.500.000,00 Hutang dagang Rp 2.000.000,00
Piutang dagang Rp 27.000.000,00 (1) + 200.000.000 + 200.000.000
Persediaan Per- (2) - 3.000.000 - 3.000.000
lengkapan Salon Rp 4.000.000,00 Modal (3) - 100.000.000 + 100.000.000
Peralatan Salon Rp 100.000.000,00 Modal Ny. Pratiwi Rp 226.500.000,00 (4) + 4.000.000 + 4.000.000
(5) + 16.000.000 + 16.000.000
Jumlah Aktiva Rp 228.500.000,00 Jumlah Pasiva Rp 228.500.000,00 (6) - 2.000.000 - 2.000.000
(7) - 4.500.000 - 4.500.000
(8) + 7.000.000 - 7.000.000
10) Pada tanggal 31 Desember, Ny. Pratiwi mengambil uang untuk keperluan (9) + 18.000.000 + 18.000.000
pribadi sebesar Rp6.000.000,00. Transaksi ini disebut pengambilan prive (10) - 6.000.000 - 6.000.000

dimana Kas dan Modal berkurang dengan jumlah Rp6.000.000,00. (11) - 1.000.000 - 1.000.000
(12) + 400.000 - 400.000
Transaksi semacam ini merupakan kebalikan dari transaksi penyetoran
Rp 91.500.000 Rp 27.000.000 Rp 3.000.000 Rp 100.000.000 Rp 2.400.000 Rp 219.100.000
modal yang dilakukan Ny. Pratiwi. Rp221.500.000 Rp221.500.000
Neraca
Aktiva Hutang
Kas Rp 91.500.000,00 Hutang dagang Rp2.000.000,00
Piutang dagang Rp 27.000.000,00
2.4 Laporan Rugi-Laba
Persediaan Per- Di atas telah dijelaskan bahwa neraca mengambarkan posisi keuangan
lengkapan Salon Rp 4.000.000,00 Modal
perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Dari neraca yang disusun setelah transaksi
Peralatan Salon Rp 100.000.000,00 Modal Ny. Pratiwi Rp220.500.000,00
(12) diatas dapat kita lihat bahwa modal telah berkembang menjadi Rp
Jumlah Aktiva Rp 222.500.000,00 Jumlah Pasiva Rp222.500.000,00 219.100.000,00 atau telah bertambah dengan Rp 19.100.000,00. Walaupun
demikian neraca tidak memberi informasi yang jelas mengapa hal itu terjadi. Kita

II-14 II-16
dapat menduga bahwa pertambahan itu terjadi karena perusahaan telah Salon “Cantik”
mendapatkan laba sehingga modal perusahaan bertambah, tetapi maish menjadi Laporan Perubahan Modal
pertanyaan benarkah perusahaan mendapat laba Rp 19.100.000,00 dan bagaimana Untuk Bulan Desember 2002
hal itu bisa terjadi. Untuk menjelaskan hal ini dibutuhkan laporan keuangan yang
lain, yaitu apa yang disebut laporan rugi-laba. Dalam laporan rugi-laba ditunjuk Saldo 1 Desember 2002 Rp. -
laba atau rugi yang diperoleh perusahaan suatu periode tertentu dimana diperinci Tambah : Setoran Modal Rp. 200.000.000,00
juga penghasilan dan biaya yang telah menimbulkan adanya laba atau rugi Laba Bersih Bulan Desember Rp. 25.100.000,00
tersebut. Rp. 225.100.000,00

Untuk menyusun laporan rugi-laba dari salon kecantikan “cantik” bulan Kurang : Pengambilan prive buloan Desember Rp. 6.000.000,00
Desember, kita harus menentukan penghasilan dan biaya dengan cara menganalisa
perusahaan yang terjadi atas modal dengan melihat “modal Ny. Pratiwi” dalam Saldo 1 Desember 2002 Rp. 219.100.000,00
tabel di atas. Informasi yang terkandung dalam kolom tersebut adalah sebagai
berikut:
(1) Setoran modal + Rp 200.000.000,00
2.6 Hubungan Antar Laporan Keuangan
(2) Biaya sewa - 3.000.000,00
Dalam uraian di atas telah dijelaskan laporan keuangan, yaitu neraca,
(5) Penghasilan salon + 16.000.000,00
laporan rugi-laba, dan laporan perubahan modal. Ketiga laporan tersebut
(7) Biaya gaji pegawai - 4.500.000,00
berhubungan satu sama lain dimana laporan perubahan modal menjadi
(9) Penghasilan salon + 18.000.000,00
penghubung antara laporan rugi-laba dan neraca. Angka laba atau rugi dalam
(10) Pengambilan prive oleh Ny. Pratiwi - 6.000.000,00
laporan rugi-laba menjadi bahan untuk menyusun laporan perubahan modal,
(11) Biaya pemakaian perlengkapan salon - 1.000.000,00
kemudian angka modal akhirnya digunakan untuk menyusun neraca. Oleh karena
(12) Biaya listrik dan air - 400.000,00
itu dalam menyusun laporan keuangan perusahaan biasanya digunakan urutan-
Rp 219.100.000,00
urutan sbb:

Dari daftar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa salon kecantikan “cantik” Laporan Rugi-Laba Laporan Perubahan Modal Neraca
selam bulan Desember diperoleh penghasilan sebesar Rp 34.000.000,00 yaitu
jumlah transaksi (5) Rp 16.000.000,00 dan transaksi (9) Rp 18.000.000,00. Biaya
timbul karena adanya transaksi (2), (7), (11), (12), dan (13) yang seluruhnya
Hubungan ketiga laporan keuangan Nampak lebih jelas dalam tabel berikut:
berjumlah Rp 9.700.000,00. Transaksi (1) yaitu penyerahan atau setoran modal
dan transaksi (10) yaitu pengambilan prive oleh pemilik tidak dimasukkan dalam
laporan rugi-laba.

II-17 II-19

Laporan rugi-laba yang disusun oleh salon “cantik” untuk bulan Desember
akan tampak sbb: Laporan Rugi – Laba

Salon “Cantik” Penghasilan

Laporan Rugi-Laba Penghasilan Salon Rp. 34,000,000.00

Untuk Bulan Desember 2002 Biaya


Biaya Sewa Rp. 3,000,000.00

Penghasilan Biaya Gaji Rp. 4,500,000.00

Penghasilan Salon Rp. 34.000.000,00 Biaya Pemakaian Per-

Biaya lengkapan Salon Rp. 1,000,000.00

Biaya Sewa Rp. 3.000.000,00 Biaya Listrik dan Air Rp. 400,000.00

Biaya Gaji Rp. 4.500.000,00 Jumlah Biaya Rp. 8,900,000.00

Biaya Pemakaian Laba Bersih Rp. 25,100,000.00

Perlengkapan Salon Rp. 1.000.000,00


Biaya Listrik dan Air Rp. 400.000,00 Laporan Perubahan Modal

Jumlah Biaya Rp. 8.900.000,00 Saldo 1 Desember 2002 Rp. -

Laba Bersih 25.100.000,00 Tambah : Setoran Modal Rp. 200,000,000.00


Laba Bersih Bulan Desember Rp. 25,100,000.00
Rp. 225,100,000.00
2.5 Laporan Perubahan Modal Kurang : Pengambilan prive bulan Desember Rp 6,000,000.00
Dalam laporan rugi-laba di atas jelas terlihat bahwa laba bersih untuk bulan Saldo 31 Desember 2002 Rp. 219,000,000.00

Desember untuk salon “cantik” adalah Rp 25.100.000,00 tetapi pertambahan


modal seperti telah ditunjukkan di atas berjumlah Rp 19.100.000,00. Hal ini
disebabkan karena ada faktor lain yang berpengaruh pada modal, yaitu
Neraca
pengambiloan prive yang dilakukan oleh pemilik (Ny. Pratiwi). Agar diperoleh
gambaran yang jelas tentang faktor-faktor yang menambah atau mengurangi Aktiva Hutang + Modal
modal maka perusahaan biasanya menyusun laporan keuangan yang disebut Kas Rp. 91,500,000.00 Hutang dagang Rp.
Laporan Perubahan Modal. Piutang dagang Rp. 27,000,000.00 2,400,000.00
Persediaan Per-
Laporan perubahan modal yang disusun salon “cantik” pada tanggal 30 lengkapan Salon Rp. 3,000,000.00 Modal
Desember 2002 akan Nampak sbb: Peralatan Salon Rp. 100,000,000.00
Modal Ny. Pratiwi Rp. 219,100,000.00
Jumlah aktiva Rp. 221,500,000.00 Jumlah Pasiva Rp. 221,500,000.00

II-18 II-20
BAB III Jumlah ketiga kolom di atas apabila digabungkan akan berjumlah Rp.
DASAR-DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN 219.100.000,00 yaitu sama dengan jumlah saldo akhir modal seperti nampak pada
table-2. Namun demikian informasi yang dihasilkan akan lebih baik apabila
Pada bab sebelumnya telah diuraikan informasi-informasi keuangan yang penghasilan dan biaya dipisahkan dari modal sehingga dapat disusun laporan rugi-
dihasilkan akuntansi yang dituangkan dalam bentuk laporan-laporan keuangan. laba tanpa harus menganalisa perubahan modal terlebih dahulu. Kebaikan cara ini
Dengan memahami itu dan arti tiap-tiap laporan keuangan, dapat dipelajari arah akan terlihat walau dalam kegiatan yang sederhana seperti salon “Cantik” di atas.
yang dicapai oleh suatu proses akuntansi. Pada bab ini akan dibahas sistem Manfaat pemisahan penghasilan dan biaya dari modal akan lebih terasa apabila
akuntansi yang diperlukan untuk dapat menghasilkan data yang akan dicantumkan diterapkan pada perusahaan yang lebih besar. Dalam perusahaan dengan kegiatan
dalam laporan keuangan. yang lebih kompleks terdapat bermacam-macam sumber penghasilan dan
mungkin terdapat ratusan jenis biaya sehingga pemisahan diatas mutlak
Pengaruh transaksi terhadap laporan keuangan tidak langsung digambarkan diperlukan.
dalam laporan keuangan seperti contoh sebelumnya, karena tidak lazim dilakukan
dan tidak efisien. Agar dapat diolah dengan mudah dan teratur, transaksi-transaksi Analisa transaksi yang telah dikemukakan diatas lebih dititik beratkan pada
tersebut ditampung, dicatat, dan dikelompokkan dalam suatu system akuntansi. usaha untuk memahami pengaruh transaksi terhadap laporan keuangan
perusahaan. Pada uraian berikut akan dibahas bagaimana mencatat transaksi
3.1 Kategori Data yang Dibutuhkan dalam suatu sistem akuntansi yang formal seperti yang dijumpai dalam praktek di
Untuk dapat menyusun neraca dari laporan rugi-laba seperti diuraikan dalam mana data yang diperlukan dikumpulkan dalam sejumlah alat pencatatan yang
bab II, maka suatu sistem akuntansi harus dapat menghasilkan lima kategori disebut rekening.
informasi, yaitu aktiva, hutang, modal, penghasilan dan biaya. Tiga kategori
informasi yang pertama menyangkut neraca, sedangkan dua kategori informasi 3.2 Rekening Sebagai Alat Pencatatan
yang terakhir menyangkut laporan rugi-laba. Rekening adalah suatu alat untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan
yang berkaitan dengan aktiva, hutang, modal, penghasilan dan biaya-biaya.
Di dalam menganalisa transaksi yang dihubungkan dengan persamaan dasar Tujuan pemakaian rekening adalah untuk mencatat data-data yang menjadi dasar
akuntansi pada bab II, hanya menggunakan aktiva, hutang, dan modal. Dengan penyusunan laporan-laporan keuangan. Rekening memberikan informasi tentang
cara demikian maka modal akan mencakup juga pertambahan karena adanya operasi-operasi perusahaan setiap hari. Sebagai contoh, misalnya dari rekening
penghasilan dan pengurangan akibat terjadinya biaya. Apabila diperhatikan dapat diketahui jumlah piutang perusahaan kepada pihak lain, jumlah hutang
dengan seksama, maka modal terdiri atas: kepada kreditur, harga beli aktiva yang dimiliki perusahaan, serta sumber-sumber
1. Saldo awal moda dan besarnya penghasilan. Dengan digunakannya rekening maka transaksi-
transaksi yang terjadi dapat dicatat secara tepat dan lengkap.

Jumlah rekening-rekening yang perlu diadakan dalam pembukuan


tergantung kebutuhan. Kumpulan rekening disebut Buku Besar atau Ledger yang

III-3
III-1

2. Tambahan modal bersih (setelah dikurangi pengambilan prive) berupa suatu buku yang berisikan rekening-rekeningatau mungkin berupa
3. Laba bersih (penghasilan dikurangi biaya) kumpulan kartu-kartu, dimana setiap rekening disediakan kartu tersendiri. Dalam
Mengingat bahwa penghasilan dan biaya pada suatu perusahaan sangat banyak buku besar biasanya rekening disusun dengan sistematis berurutan, misalnya
jenis dan jumlahnya, maka untuk efisiensi sebaiknya dibuatkan ruang khusus dalam rekening untuk neraca disusun paling depan, kemudian barulah rekening-rekening
persamaan dasar akuntansi untuk penghasilan dan biaya yang terpisah dari modal. untuk laporan rugi-laba.
Dengan demikian persamaan dasar akuntansi harus diperluas sehingga Nampak sbb :
Aktiva = Hutang + Modal 3.3 Penggolongan Rekening-rekening
Pada pokoknya rekening-rekening dapat dibagi atas 2 golongan besar, yaitu:
1. Rekening-rekening Neraca : disebut juga Rekening-rekening Riil, yaitu

modal rekening-rekening yang pada akhir perioda akan dilaporkan di dalam


neraca, yaitu rekening aktiva, rekening hutang, dan rekening modal.
2. Rekening-rekening Rugi-Laba : disebut juga Rekening-rekening Nominal,
Apabila persamaan telah diperluas ini diterapkan pada Salon “Cantik” pada bulan
yaitu rekening yang pada akhir perioda akan dilaporkan dalam laporan rugi-
Desember, maka perubahan-perubahan pada kolom modal dalam persamaan dasar
laba. Rekening ini meliputi rekening penghasilan dan rekening biaya.
akuntansi akan menumpuk sebagai berikut:
Penggolongan rekening-rekening dapat diperjelas dalam skema berikut :
Modal Ny. Pratiwi
+ Setoran Modal Rekening-rekening
Aktiva
- Prive + Penghasilan - Biaya
Rekening-rekening Rekening-rekening
(1) Setoran modal : Rp. 200,000,000
Riil Hutang
(2) Biaya sewa - Rp. 3,000,000
Rekening-rekening
(5) Penghasilan salon + Rp. 16,000,000 Rekening-rekening
Modal
dalam Buku Besar
(7) Biaya gaji - Rp. 4,500,000
(8) Penghasilan Salon + Rp. 18,000,000
(10) Pengambilan prive - Rp. 6,000,000 Rekening-rekening
(11) Biaya pemakaian per- dalam Buku Besar
Rekening-rekening
lengkapan salon - Rp. 1,000,000
Nominal
(12) Biaya listrik dan air - Rp. 400,000 Rekening-rekening
Rp.194,000,000 + Rp.34,000,000 - Rp. 8,900,000 dalam Buku Besar

Rp. 219,100,000 3.4 Nama Rekening


Setiap rekening harus diberi nama yang jelas sehingga mudah diketahui hal
apa yang dicatat dalam masing-masing rekening itu. Gambaran mengenai nama-

III-3
III-2
nama rekening dapat dilihat dari isi laporan-laporan keuangan yang telah jumlah sisi kredit seperti contoh diatas, rekening dikatakan mempunyai saldo
dijelaskan dalam bab II. Sebagai contoh misalnya : suatu rekening aktiva yang debet, dan bila kredit lebih besar, dikatakan mempunya saldo kredit.
diberi nama rekening Peralatan Salon menunjukkan bahwa dalam rekening
tersebut dicatat hal yang berhubungan dengan segala jenis peralatan salon, seperti Rekening-rekening yang pada akhir perioda menunjukkan saldo disebut
pengering rambut, alat-alat keriting, dsb. Rekening Terbuka, sedangkan yang tidak menunjukkan saldo disebut Rekening
Tertutup
Jumlah rekening-rekening nominal akan tergantung pada seberapa jauh
jenis-jenis penghasilan dan biaya harus diperinci sehingga dapat dilakukan 3.6 Hubungan Antara Rekening-Rekening Riil dengan Neraca
pengawasan yang sebaik-baiknya. Sebagai contoh misalnya dalam suat Saldo-saldo rekening riil dalam buku besar adalah sejalan dengan pos-pos
perusahaan memiliki sebuah truk, yang mungkin sudah cukup menggunakan dalam neraca yang disusun dalam bentuk rekening. Rekening aktiva pada neraca
rekening Biaya Kendaraan untuk mencatat biaya yang berhubungan dengan truk biasanya mempunya saldo debet, sedangkan rekening hutang dan modal pada sisi
tersebut. Tetapi dalam perusahaan yang memiliki banyak kendaraan, mungkin kanan neraca mempunya saldo kredit. Atas dasar hubungan tersebut, maka
perlu dibuatkan rekening yang lebih rinci, misalnya rekening-rekening biaya pertambahan aktiva dicatat pada sisi debet, sedangkan penambahan pada hutang
bahan bakar, biaya reparasi, asuransi kendaraan, gaji sopir, dan sebagainya. dan modal dicatat pada sisi kredit.
Intinya, apabila diperlukan maka untuk setiap jenis biaya dapat disediakan
rekening tersendiri. Kesimpulannya, rekening riil yang bersaldo debet adalah aktiva, dan yang
bersaldo kredit adalah hutang dan modal.
3.5 Bentuk dan Isi Rekening
Dalam praktek dikenal berbagai macam bentuk rekening, tetapi yang paling Neraca Saldo Buku Besar – Rekening-Rekening Riil
banyak ditetapkan adalah rekening yang berbentuk huruf “T”. Rekening ini terdiri Kiri Kanan Kiri atau Debit Kanan atau Kredit
atas dua sisi, yaitu sisi debet (kiri) dan sisi kredit (kanan). Secara sederhana Hutang dan Modal adalah
Hutang dan Aktiva adalah rekening
bentuk rekening dapat digambarkan sbb: Aktiva rekening riil dengan
Modal riil dengan saldo debet
saldo kredit
Nama Rekening
Hubungan antara rekening-rekening riil dengan neraca dapat dilihat lebih
( sisi debet ) ( sisi kredit ) jelas dalam contoh-contoh transaksi berikut ini :

1. Pada tanggal 1 September 2000 Adi mendirikan perusahaan Reparasi


Mencatat di sisi kiri disebut mendebet rekening, sedangkan apabila Televisi “Cepat”. Sebagai modal pertama pada perusahaannya, Adi
mencatat disisi kanan disebut mengkredit rekening. Secara lebih lengkap bentuk menyetorkan uang tunai sebesar Rp. 2.600.000,00. Neracanya akan
rekening “T” dapat dilukiskan sebagai berikut : tampak seperti berikut :

III-3 III-3

Rekening Reparasi Televisi “Cepat”


Tanggal Keterangan F Jumlah Tanggal Keterangan F Jumlah Neraca
1 September 2000
( sisi debet ) ( sisi kredit )
Aktiva Modal
Kas........................Rp. 2.600.000,00 Modal Adi.......Rp. 2.600.000,00
Nama rekening dicantumkan diatas di tengah-tengah, kolom tanggal untuk
mencatat tanggal transaksi, kolom keterangan untuk mencatat penjelasan
transaksi, sedangkan kolom “F” akan diterangkan kemudian Informasi-informasi di atas dapat dicatat dalam rekening-rekening dengan
mendebit rekening kas mengkredit rekening Modal Adi sebagai berikut :
Berikut ini adalah contoh rekening kas yang telah digunakan oleh Salon Kas Pendapatan
“Cantik” untuk mencatat transaksi Desember 2003 :
Kas 1) Rp. 2.600.000,00 1) Rp. 2.600.000,00
Tanggal Keterangan F Jumlah (Rp) Tanggal Keterangan F Jumlah (Rp)
2002 2002
Des 1 Setoran Modal 200,000,000 Des 1 Biaya Sewa 3,000,000
• Jumlah aktiva kas, pada neraca dan rekening kas, dicatat pada sisi kiri
31 Penerimaan Piutang 7,000,000 2 Peralatan Salon 100,000,000
(debet).
5 Pembayaran Hutang 2,000,000
31 Gaji Pegawai 4,500,000 • Jumlah Modal Adi, pada neraca dan rekening modal dicatat disisi kanan
31 Prive Ny. Pratiwi 6,000,000 (kredit)
• Saldo dari rekening-rekening riil (kas dan modal) apabila digabungkan
91,000,000*) 207,000,000*) 115,500,000*)
akan memberntuk neraca, yang dicatat pada posisi yang sama dengan
rekening
Contoh rekening diatas menunjukkan fungsi suatu rekening sebagai alat
pencatatan transaksi. Informasi yang dicatat dalam rekening Kas hanya transaksi
2. Perusahaan Reparasi Televisi “Cepat” membeli onderdil-onderdil televisi
yang berpengaruh terhadap kas, baik menambah atau mengurangi. Untuk rekening
seharga Rp. 700.000,00 secara tunai. Transaksi ini mengakibatkan adanya
aktiva seperti Kas, sisi kiri (debet) untuk mencatat penambahan, dan sisi kiri
aktiva baru, yaitu Persediaan Onderdil.
untuk mencatat pengurangan kas
• Nilai beli onderdil dicatat disisi debet rekening
• Pengurangan pada kas Rp. 700.000,00 dicatat di sisi kredit rekening
Pada tiap akhir bulan, sisi debet dan sisi kredit dijumlahkan, ditulis dengan
Apabila semua transaksi yang menambah atau mengurangi kas dicatat
pensil. Angka Rp. 207.000.000,00 dan Rp. 115.500.000,00 merupakan jumlah
pada sisi yang benar, maka untuk mengetahui saldonya sewaktu-waktu
masing-masing sisi debet dan sisi kredit. Dari kedua angka ini dapat dicari jumlah
tinggal diselisihkan sisi debet dan kreditnya. Setelah transaksi dicatat,
sisa kas yang ada di akhir bulan Desember, yaitu dengan mencari selisih jumlah
maka dalam buku besar akan nampak rekening-rekening sbb :
debet dengan jumlah kredit, dan didapatkan angka Rp. 91.500.000,00. Angka
selisih ini disebut saldo rekening. Apabila jumlah sisi debet lebih besar dari

III-3 III-3
Kas Modal Adi Biaya-biaya menyebabkan berkurangnya modal, karena itu timbulnya biaya
(bertambahnya biaya) dicatat di sebelah debet, sedangkan pengurangan biaya
1. Rp. 2.600.000,00 2. Rp. 700.000,00 1. Rp. 2.600.000,00
dicatat di sebelah kredit.
Sebagai contoh misalnya perusahaan membeli alat-alat tulis untuk kantor seharga
Persediaan Onderdil Rp. 20.000,00. Transaksi ini mengakibatkan timbulnya biaya kantor (bertambah) ,
dan kas berkurang. Dalam buku besar akan tampak:
2. Rp. 700.000,00

Biaya-biaya Kantor Kas


3. Perusahaan Reparasi TV “Cepat” membeli peralatan reparasi dari PT Maju Rp. 20.000,00 Rp. 20.000,00
seharga Rp. 2.400.000,00 , yang dibayar tunai Rp. 1.500.000,00 dan sisa
Rp. 900.000,00 akan dibayar 2 bulan mendatang. Transaksi ini
mengakibatkan adanya rekening baru pada buku besar, yaitu “Peralatan 3.8 Aturan Perdebetan dan Pengkreditan
Reparasi” dan “Hutang Dagang”, dan pada rekening Kas terjadi Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pada rekening-rekening aktiva, sisi
pengurangan debet untuk mencatat pertambahan, dan sisi kanan untuk mencatat pegurangan.
• Pengurangan kas, pada rekening Kas dicatat disisi kredit Sebaliknya pada rekening-rekening hutang dan modal berlaku kebalikannya.
• Penambahan hutang, pada rekening Hutang Dagang dicatat di sisi Dengan demikian sisi debet bisa menunjukkan pengurangan atau penambahan
kredit. tergantung pada jenis rekeningnya. Berikut ini aturan-aturan pendebetan dan
• Penambahan peralatan pada rekening Peralatan Reparasi dicatat di sisi pengkreditan untuk masing-masing rekening.
debet.
Apabila transaksi ini sudah dicatat di rekening-rekening yang Rekening
bersangkutan, maka perubahannya pada buku besar tampak : Debet Kredit
Kas Hutang Dagang Pertambahan pada rekening-rekening aktiva Pengurangan dalam rekening-rekening aktiva
Pengurangan pada rekening-rekening hutang Pertambahan dalam rekening-rekening hutang
1. Rp. 2.600.000,00 2. Rp. 700.000,00 3. Rp. 900.000,00 Pengurangan pada rekening-rekening modal Pertambahan dalam rekening-rekening modal
3. Rp. 1.500.000,00
Persediaan Onderdil Modal Adi

Akibat atau pengaruh dari transaksi biasanya tidak dinyatakan dengan


2. Rp. 700.000,00 1. Rp. 2.600.000,00
istilah-istilah kiri dan kanan atau penmambahan dan pengurangan tetapi istilah

Peralatan Reparasi yang umum digunakan adalah debet dan kredit.


Aturan pendebitan dan pengkreditan dapat juga dinyatakan dalam hubungannya
2. Rp. 2.400.000,00 dengan persamaan dasar akuntasi dan neraca dalam bentuk rekenin. Dalam
diagram berikut ini tanda + digunakan untuk menyatakan pertambahan dan tanda
Apabila pada hari itu juga perusahaan ingin menyusun neracanya, maka hasilnya
akan tampak sebagai berikut : – untuk menyaakan pengurangan.

III-3 III-3

Reparasi Televisi “Cepat”


Neraca
NERACA
1 September 2000
AKTIVA HUTANG

Aktiva Pasiva
Kas Rp. 400,000.00 Hutang Dagang Rp. 900,000.00 Rekening-rekening Aktiva Rekening-rekening Hutang
Persediaan Onderdil Rp. 700,000.00 Modal Adi Rp. 2,600,000.00 Debet Kredit Debet Kredit
Peralatan Reparasi Rp. 2,400,000.00
(+) (-) (-) (+)
MODAL
Jumlah Rp. 3,500,000.00 Jumlah Rp. 3,500,000.00
Rekening-rekening Modal
Debet Kredit
3.7 Struktur Rekening-rekening Nominal
(-) (+)
Rekening-rekening nominal adalah rekening-rekening yang digunakan
untuk mencatat sumber-sumber penghasilan dan penyebab terjadinya biaya-biaya.
3.9 Rekening-rekening Nominal (Rekening - rekening Rugi – Laba)
Dalam bab II telah dijelaskan bahwa apabila penghasilan lebih besar dari biaya,
Aturan tentang pendebitan dan pengkreditan untuk rekening-rekening
maka perusahaab mendapatkan laba, dan modal bertambah. Apabila mengalami
penghasilan dan biaya didasarkan pada hubungan antara rekening-rekening ini
kerugian, maka modal berkurang. Dengan kata lain, penghasilan cinderung
terhadap modal. Laba bersih atau rugi bersih dalam suatu periode seperti yang
menambah modal, dan biaya ciderung mengurangi modal. Atas dasar inilah, seiap
nampak dalam laporan rugi-laba, adalah merupakan pertambahan bersih atau
pertambahan penghasilan dicaat di sebelah kredit dan pengurangan penghasilan
pengurangan bersih atas modal yang berasal dari operasi-operasi perusahaan.
dicatat di sebelah debet.
Agar supaya pengumpulan data utuk menyusun laporan rugi-laba dapat dilakukan
dengan mudah maka dalam buku besar harus dibuat rekening-rekening untuk
Sebagai contoh apabila Perusahaan Reparasi Televisi “Cepat” memperoleh
mencatat penghasilan dan biaya. Gambaran tentang jenis-jenis penghasilan dan
Penghasilan Rp. 50.000,00 maka:
biaya-biaya dapat dilihat dalam contoh laporan rugi-laba pada bab II.
• Aktiva kas bertambah Rp. 50.000,00 pada debet.
• Rekening Penghasilan bertambah pada kredit.
Oleh karena penghasilan cenderung menambah modal dan biaya-biaya
Kedua rekening tersebut pada buku besar akan tampak sebagai berikut:
cenderung mengurangi modal maka aturan pendebitan dan pengkreditan unyuk
rekening-rekening penghasilan dan biaya apabila dihubungkan dengan rekening
Kas Penghasilan Reparasi
modal akan nampak seperti dalam diagram berikut :

Rp. 50.000,00 Rp. 50.000,00

III-3 III-3
Rekening Modal
Debet Kredit Jenis Rekening Pertambahan Pengurangan Saldo (umumnya)
Rekening-rekening Biaya Rekening-rekeningPenghasilan Aktiva Debet Kredit Debet
Hutang Kredit Debet Kredit
Debet Kredit Debet Kredit
(+) (-) (+) (-) Rekening Modal:

Modal Kredit Debet Kredit


Prive Debet Kredit Debet
Pada akhir periode akuntansi, saldo rekening-rekening penghasilan dan Penghasilan Kredit Debet Kredit
Biaya-biaya Debet Kredit Debet
rekening-rekening biaya dilaporkan dalam laporan Rugi-Laba. Dalam buku besar
saldo rekening-rekening nominal ini kemudian dipindahkan ke rekening ringkasan Apabila ada rekening yang biasanya mempunyai saldo debit tetapi dalam
penghasilan dan biaya yang disebut Rekening Rugi-Laba. Saldo rekening rugi- rekening sesungguhnya ternyata menunjukkan saldo kredit atau sebaliknya, maka
laba yang menggambarkan laba atau rugi periode yang bersangkutan kemudian hal ini merupakan suatu petunjuk adanya kesalahan pencatatan atau ada transaksi
dipindahkan ke Rekening Modal. Saldo rekening-rekening aktiva, Hutang dan yang tidak biasa. Misalnya apabila rekening alat perlengkapan kantor
Modal dilaporkan dalam neraca, dan saldo-saldo rekening-rekening ini akan menunjukkan saldo kredit, maka hal ini bisa terjadi karena adanya kesalahan.
dibawa ke periode akuntansi berikutnya. Akan tetapi rekening hutang dagang mempunyai saldo debit maka hal ini
mungkin terjadi karena adanya pembayaran pada debitur yang jumlahnya lebih
Dari Uraian di atas jelaslah bahwa saldo rekening-rekening penghasilan dan besar daripada jumlah yang sesungguhnya terhitung oleh perusahaan.
biaya-biaya akan berakhir pada rekeningrugi-laba yang selanjutnya dipindahkan
ke rekening modal, sehingga tidak ada saldo yang akan dibawa ke periode 3.12 Pembukuan Berpasangan
berikutnya. Berbeda dengan rekening-rekening nominal, maka saldo rekening- Sistem pencatatan transaksi-transaksi keuangan dari suaru perusahaan
rekening riil pada akhir periode akan dibawa ke periode akuntansi berikutnya tersebut pembukuan atau pemegang buku. Pemakaian rekening dimaksudkan
sebagai saldo awal. untuk dapat menunjukkan kondisi keuangan perusahaan dan perubahan-perubahan
serta sebab-sebab yang mengakibatkan perubahan pada kondisi keuangan
3.10 Rekening Prive perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini maka system yang dianggap paling
Pemilik perusahaan perseorang atau sekutu-sekutu dari suatu persekutuan memuaskan adalah system pembukuan berpasangan.
biasanya secara periodik mengambil uang atau barang dagangan dari
perusahaannya untuk keperluan pribadi. Pengambilan barang atau uang semacam Di dalam sistem pembukuan berpasangan, setiap transaksi keuangan yang
ini disebut juga pengambilan prive. Pengambilan prive menyebabkan terjadi sellau dicatat dengan cara sedemikian rupa sehingga jelas pengaruhnya
berkurangnya modal pemilik yang bersangkutan dan oleh karenanya dapat dicatat terhadap aktiva, hutang, modal, penghasilan, dan biaya. Prinsip utama sistem ini
dengan mendebit modal. Namun demikian biasanya perusahaan-perusahaan ialah bahwa setiap transaksi selalu dicatat dengan mendebit dan mengkredit
menyelenggarakan suatu rekening khusus yang disebut Rekening Prive. dengan jumlah yang sama. Dengan demikian dari setiap transaksi paling sedikit
Pendebitan atas rekening prive berarti akan berpengaruh dua buah rekening yaitu: satu rekening didebit dan satu

III-3 III-3

Menambah rekening prive dan mengurangi modal. Dalam hal ini rekening prive rekening yang dikredit. Apabila suatu perusahaan menggunakan sistem
seolah-olahsama dengan rekening biaya, akan tetapi antara prove dan biaya pembukuan berpasangan, maka tidak mungkin ada transaksi yang dicatat hanya
terdapat perbedaan yang prinsipil, sebab prive bukan merupakan elemen biaya dengan mendebit saja atau dengan mengkredit saja.
yang mengurangi penghasilan. Prive biasanya merupakan pengambilan kas dan
baranglain yang dilakukan oleh pemilik sebagai pengambilan bagian keuntungan 3.13 Gambaran Dari Suatu Buku Besar Yang Lengkap
perusahaan, disamping itu kredit rekening prive juga digunakan untuk mencatat Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang penerapan aturan
laba (atau bagian laba) yang menjadi pemilik perusahaan. tentang pendebitan dan pengkreditan, maka dibawah ini akan dikemukakan cara
melakukan pencatatan rekening-rekening di buku besar dari perusahaan angkutan
3.11 Saldo-saldo Rekening “Margine” selam bulan Oktober 2001.
Rekening merupakan alat untuk mencatat pertambahan dan pengurangan 1. Pada awal Oktober, Made menanamkan modalnya dalam perusahaan
dalam satuan uang. Penambahan dicatat pada sisi lainnya . Jumlah pertambahan tersebut berupa: uang tunai sebanyak Rp 740.000.000,00 dan peralatan
dapat diketahui dengan menjumlah sisi pertambahan, demikian pada jumlah kantor seharga Rp 15.000.000,00.
pengurangan dapat diketahui dengan menjumlah pengurangan Analisa transaksi:
a) Rekening aktiva dan rekening modal bertambah
Jumlah sisi pertambahan dalam suatu rekening biasanya sama atau lebih b) Nama rekening-rekening aktiva yang dipakai adalah Kas dan Peralatan
besar daripada sisi pengurangan, akibatnya adalah saldo dari semua rekening- Kantor, dan rekening modal adalag Modal Made
rekening pada umumnya adalah saldo positif. Untuk menentukan saldo dari suatu c) Kas : Rp 740.000.000,00 di debet, karena aktiva
rekening maka jumlah sisi yang kecil dikurangkan pada jumlah sisi yang besar. bertambah
Sudah barang tentu mungkin saja terjadi bahwa jumlah posisi debit dari suatu Peralatan Kantor : Rp 15.000.000,00 di debet, karena aktiva
rekening sama besarnya dengan sisi kredit, sehingga rekening tersebut jumlah bertambah
kedua sisinya seimbang atau tidak mempunyai saldo. Modal Made : Rp 755.000.000,00 di kredit, karena modal
bertambah
Aturan pendebitan dan pengkreditan serta saldo-saldo pada umumnya dari Kas Modal Made

berbagai jenis rekening dapat dilihat dibawah ini. 1) Rp 740.000.000 1) Rp 755.000.000

Peralatan kantor

1) Rp 15.000.000

2. Peusahaan membeli 2 buah truk, masing-masing harganya Rp


200.000.000,00 dan Rp 250.000.000,00 secara tunai.
Analisa traksaksi:

III-3 III-3
a) Traksaksi ini merupakan perubahan atas aktiva yang satu dengan yang 7. Dibayar biaya-biaya bensin dan oli seharga Rp 5.000.000,00.
lainnya. Analisa traksaksi:
b) Nama rekening yang terpengaruh transaksi ini adalah kendaraan dan kas a) Traksaksi ini menyebabkan biaya bertambah dan aktiva berkurang.
c) Kendaraan : Rp 450.000.000,00 di debet, karena aktiva b) Biaya bensin & oli : Rp 5.000.000,00 di debet (bertambah)
bertambah Kas : Rp 5.000.000,00 di kredit (berkurang)
Kas Kendaraan Kas Hutang Dagang

1) Rp 740.000.000 2) Rp 450.000.000 2) Rp 450.000.000 1) Rp 740.000.000 2) Rp 450.000.000 7) Rp 5.000.000


6) Rp 2.500.000 3) Rp 15.000.000
4) Rp 400.000
3. Perusahaan membayar sewa gedung bulan Oktober sebesar Rp 5) Rp 75.000.000
1.500.000,00. 7) Rp 5.000.000
Analisa traksaksi: 8. Dibayar hutang kepada Pak Karta Rp 10.000.000,00.
a) Traksaksi ini menyebabkan biaya bertambah dan aktiva berkurang Analisa traksaksi:
b) Rekening yang terpengaruh oleh transaksi ini adalah sewa gedung dan a) Traksaksi ini menyebabkan aktiva berkurang dan hutang berkurang
kas b) Hutang Dagang : Rp 10.000.000,00 di debet (berkurang)
c) Sewa gedung : Rp 1.500.000,00 di debet, karena biaya bertambah Kas : Rp 10.000.000,00 di kredit (berkurang)
Kas : Rp 15.000.000,00 di kredit, karena aktiva Kas Hutang Dagang

berkurang 1) Rp 740.000.000 2) Rp 450.000.000 8) Rp 10.000.000 5) Rp 25.000.000


Kas Sewa Gedung 6) Rp 2.500.000 3) Rp 15.000.000

1) Rp 740.000.000 2) Rp 450.000.000 3) Rp 1.500.000 4) Rp 400.000

3) Rp 15.000.000 5) Rp 75.000.000
7) Rp 5.000.000
4. Dibeli barang-barang kebutuhan kantor (kertas, karbon, tinta, cetak, map, 8) Rp 10.000.000

dsb) seharga Rp 400.000,00 secara tunai. 9. Dibayar gaji pegawai selama dua minggu sebesar Rp 3.000.000,00.
Analisa traksaksi: Analisa traksaksi:
a) Traksaksi ini merupakan perubahan suatu aktiva menjadi aktiva lain a) Traksaksi ini sama dengan no 3 dan no 7, yaitu disatu pihak menambah
b) Rekening yang terpengaruh adalah perlengkapan kantor dan kas biaya dan dilain pihak mengurangi aktiva
c) Perlengkapan kantor: Rp 400.000,00 di debet, karena bertambah b) Gaji Pegawai : Rp 3.000.000,00 di debet (bertambah)
Kas : Rp 400.000,00 di kredit, karena berkurang Kas : Rp 3.000.000,00 di kredit (berkurang)
Kas Perlengkapan kantor

1) Rp 740.000.000 2) Rp 450.000.000 4) Rp 400.000


3) Rp 15.000.000
4) Rp 400.000

III-3 III-3

5. Dibeli sebidang tanah untuk tempat parkir dan reparasi kendaraan seharga Kas Gaji Pengemudi

Rp 100.000.000,00 dari Pak Karta. Dari harga tersebut Rp 75.000.000,00 1) Rp 740.000.000 7) Rp 150.000.000 9) Rp 1.000.000
dibayar tunai dan sisanya akan dibayar secara bertahap selama 2 bulan 6) Rp 2.500.000 8) Rp 1.500.000

Analisa traksaksi: 9) Rp 400.000


10) Rp 75.000.000
a) Traksaksi ini mengakibatkan aktiva mengalami pengurangan dan
7) Rp 5.000.000
pertambahan, serta hutang bertambah 8) Rp 10.000.000
b) Rekening yang terpengaruh oleh transaksi ini adalah aktiva tanah, 9) Rp 1.000.000
aktiva kas, dan hutang yang disebut hutang dagang
c) Tanah : Rp 100.000.000,00 di debet, karena aktiva bertambah Transaksi No. 10 s/d No. 15 Diuraikan lebih singkat, tetapi dengan cara analisa
Kas : Rp 75.000.000,00 di kredit, karena aktiva berkurang yang samadan pegaruhya dapat dilihat pada rekening-rekening buku besar.
Hutang dagang : Rp 25.000.000,00 di kredit, karena hutang
bertambah 10. Diterima hasil angkutan Rp 4.000.000,00 (lihat transaksi No 6)
Kas Hutang Dagang Kas Rp 4.000.000,00 di debet (bertambah)
1) Rp 740.000.000 2) Rp 450.000.000 5) Rp 25.000.000 Hasil Angkutan Rp 4.000.000,00 di kredit (bertambah)
3) Rp 15.000.000
4) Rp 400.000
11. Dibayar baiya telpon dan bermacam-macam biaya lainnya sebesar Rp
5) Rp 75.000.000
800.000,00

Tanah
Macam-macam Biaya Rp 800.000,00 di debet (bertambah)
Kas Rp 800.000,00 di kredit (berkurang)
5) Rp 100.000.000

12. Diterima hasil angkutan Rp 3.500.000,00 (lihat transaksi No. 6)


6. Diterima setoran dari Ari yang berasal dari hasil angkutan barang ke Jakarta Kas Rp 3.500.000,00 di debet (bertambah)
dan Bandung sebesar Rp 2.500.000,00 Hasil Angkutan Rp 3.500.000,00 di kredit (bertambah)
Analisa traksaksi:
a) Traksaksi ini menyebabkan aktiva bertambah dan penghasilan 13. Dibayar gaji pegawai untuk 2 minggu sebesar Rp 3000.000,00 (lihat
bertambah transaksi No. 9)
b) Hasil angkutan : Rp 2.500.000,00 di kredit (bertambah) Gaji Pegawai Rp 3.000.000,00 di debet (bertambah)
Kas : Rp 2.500.000,00 di kredit (bertambah) Kas Rp 3.000.000,00 di kredit (berkurang)
Kas Hutang Dagang

1) Rp 740.000.000 2) Rp 450.000.000 6) Rp 2.500.000 14. Diterima hasil angkutan Rp 3.800.000,00 (lihat transaksi No. 6)
6) Rp 2.500.000 3) Rp 15.000.000
Kas Rp 3.800.000,00 di debet (bertambah)
4) Rp 400.000
Hasil angkutan Rp 3.800.000,00 di kredit (bertambah)
5) Rp 75.000.000

III-3 III-3
15. Dibeli oli danbesnsi seharga Rp 6.000.000,00 (lihat transaksi No 7) 3.14 Neraca Saldo
Biaya Bensin dan Oli Rp 6.000.000,00 di debet (bertambah) Pendebitan debagai akibat dasi satu transaksi harus sama dengan [engreditan
Kas Rp 6.000.000,00 di kredit (berkurang) dari transaksi yang bersangkutan. Oleh karena itu dalam buku besar, jumlah
pendebitan atas rekening-rekening harus selalu sama dengan jumlah
16. Made mengambil uang dari perusahaan sebanyak Rp 1.500.000,00 untuk pengkreditannya. Untuk menguji kebenaran pendebitan dan pengkreditan ini
keperluan pribadi makanpada akhir masa tertentu harus dibuat neraca saldo. Yang dimaksud Neraca
Analisa transaksi : Saldo ialah suatu daftar dari saldo-asldo dari seluruh rekkenign yang ada di dalam
a) Transaksi ini menyebaknamodal berkurang dan aktiva berkurang buku besar pada suatu saat tertentu.
b) Rekening yang terpengaruh yaitu, aktiva Kas dan Modal yang disebut Tujuan pembuatan neraca saldo aladah :
Prive 1) Untuk menguji kesamaan debet dan kredit di dalam buku besar
c) Prive Made Rp 1.500.000,00 di debet (bertambah) 2) Meupakan ringkasan dari buku besar sehingga mempermudah penyusunan
Kas Rp 1.500.000,00 di kredit (berkurang) laporan-laporan keuangan.
Kas Prive Made

1) Rp 740.000.000 2) Rp 150.000.000 16) Rp 1.500.000 Neraca Saldo dapat dibuat setiap saat setelah pncatatan suatu transaksi, akan
6) Rp 2.500.000 3) Rp 1.500.000 tetapi u tuk praktisnya neraca saldo biasanya dibuat pada akhir tiap-tiap tahun.
10) Rp 4.000.000 4) Rp 400.000
12) Rp 3.500.000 5) Rp 75.000.000
Neraca saldo yang disusun pada akhir bulan petama sejak perusahaan
14) Rp 1.800.000 7) Rp 5.000.000
8) Rp 10.000.000
didirikan adalahmerupakan ringkasan dari catatan—catatan selama satu bulan
9) Rp 1.000.000 neraca saldo yang disusun pada bulan-bulan berikutnya adalah ringkasan catatan
11) Rp 3.000.000 selama beberapa bulan. Msalnya neraca Perusahaan Angkutan “margine” yang
13) Rp 3.000.000 dsusun pada anggal 31 Desember 2001, adalh merupakan ringkasan cerita selama
15) Rp 6.000.000
bulan Oktober November, dan Desember (dari sejak berdiri hingga akhir
16) Rp 1.500.000
tahun).Apabila pada bulan Noember juga dibuat neraca saldo yan hanya
menyangkut transaksi bulan itu saja, tidak akan bermanfaat. Misalnya : Rekening
Stelah semua transaksi-transaksi yang terjadi dalam bulan dicatat, maka buku
Kas sampai akhir Oktober menunjukan saldo debet Rp 150.000 dan selama bulan
besar Perusahaan Angkot “Margine” pada akhir Oktober 2001 akan tampak
November kas di debet Rp20.0000 dan dikredit Rp 35.000.Maka saldo kas bulan
sebagai berikut (agar lebih mudah dipahami, maka rekening-rekening
November menunjukkan sando kredit sebesar Rp 15.000.
dikelompokan sesaui dengan persamaan dasar akuntansi; dalam ha ini rekenig
prive, penghasilan, dan biaya digolongkan sebagai bagian dari modal)
Jelaslah bahwa neraca saldo yang disusun dengan cara demikian, tidak akan
menunjukkan hal yang seusngguhanya, sebab rekening kas pada akhir November
seharusnya menunjukkan saldo debet sebesar Rp 135.000 (= Rp 150.000 + debet
20.000 – kredit 35.000)

III-3
IV-1

AKTIVA = HUTANG + KAS Contoh neraca saldo Perusahaan Angkutan “ Margine yang diambil dari
Kas Hutang Dagang Modal Made
1) Rp740.000.000 2)Rp 450.000.000 8) Rp 8.000.000 5)Rp25.000.000 1)Rp755.000.000 Buku Besar :
7) 6) Rp 2.500.000 3) Rp 1.500.000 Perusahaan Angkutan “Margine”
11) 10) Rp 4.000.000 4) Rp 400.000 PRIVE Neraca Saldo
13) 12) Rp 3.500.000 5) Rp 75.000.000 15.000.000 Prive Made 31 Oktober 2001
14) Rp 1.800.000 7) Rp 5.000.000 16) Rp 1.500.000
8) Rp 10.000.000
Saldo
9) Rp 3.000.000 Nama Rekening
Debet Kredit
11) Rp 800.000
13) Rp 3.000.000
15) Rp 6.000.000 PENGHASILAN Kas Rp 197.600.000,00 -
753.000.000 16) Rp 1.500.000 Hasil Angkutan Perlengkapan Kantor Rp 400.000,00 -
197.000.000 353.200.000 6) Rp 2.500.000 Peralatan Kantor Rp 15.000.000,00 -
10) Rp 4.000.000
KEndaraan Rp 450.000.000,00 -
Peralatan Kantor 12) Rp 3.500.000
Tanah Rp 100.000.000,00 -
14) Rp 3.800.000
Hutang Dagang - Rp 15.000.000,00
10) Rp 15.000.000 13.800.000
Modal Made - Rp 755.000.000,00

Kendaraan Bermotor Prive Rp 1.500.000,00 -


BIAYA-BIAYA Hasil Angkuan - Rp 13.800.000,00
Sewa Gedung Sewa Gedung Rp 1.500.000,00 -
2) Rp 450.000.000 3) Rp 1.500.000 Biaya Bensin & Oli Rp 11.000.000,00 -
Gaij Pegawai Rp 6.000.000,00 -
Biaya Bensin & Oli
Macam-macam Biaya Rp 800.0000,00 -
Perlengkapan Kantor 7) Rp 5.000.000
Rp 783.800.000,00 Rp 783.800.000,00
15) Rp 6.000.000
4) Rp 400.000 11.000.000

Apabila dalam penyusunan neraca saldo ternyata jumla debet dan kredit
Gaji Pegawai
9) Rp 3.000.000 tiadk sama, maaka jelaslah terjadi suatu kesalahan, emungkinan kealahan itu
10) Rp 3.000.000 antara lain
6.000.000
1. Kesalahaan dalam menyusu neraca saldo
Macam-macam Biaya a) Salah menjumlahkan kolom saldo
11) Rp 800.000
b) Ada rekening yang beum dicantumkan atau salah menuliskan jumlah
2. Kesalahan dalam menentukan saldo rekening
a) Salah menghitung jumlah saldo
b) Salah menempatka debet-kreditnya
c) Salah menghitung jumlah salah satu sisi rekening
3. Kesalahan mencatat daam buku besar
a) Trasasielah dicatat dengan jumlah pendebetan tidak sama dengan jumlah
pengkreditannya

III-3
IV-1
b) Debit-kredit tertukar 4. Ruang yang tersedia dalam kolom keterangan rekening-rekening buku besar
c) Lupa mencatat suatu pendebitan atau pengkreditan terbatas sehingga tidak dapat memuat keterangan yang cukup.
5. Pencatatan langsung ke buku besar rawan kesalahan dan sulit untuk
Sesuai dengan tujuan dibuatnya neraca saldo, kecocokan antara sisi debet mengetahui letak kesalahannya, misalnya:
dan kredit harus selalu sama (seimbang). Namun meskipun sudah sama belum a) Lupa mendebet atau mengkredit suatu rekening;
tentu segala sesuatu sudah benar, sebab ada kemungkinan kesalahan-kesalahan b) Melakukan pendebetan atau pengkreditan di sisi rekening yang salah.
tertentu yang tidak berpengaruh terhadap debet dan kredit, antara lain:
1. Adanya transaksi yang tidak dicatat dalam buku besar Dengan menggunakan jurnal, maka transaksi-transaksi dapat dicatat secara
Apabila ada transaksi yang tertinggal, maka keseimbangan saldo-saldo utuh dalam satu tempat, lain halnya pada buku besar yang tempatnya terpisah.
rekening tidak akan terganggu. Walaupun jumlah debet-kredit sama, tetapi Selain itu tersedia ruang yang luas untuk mencatat keterangan dari masing-masing
jumlah tersebut tidak menunjukan angka yang benar. Misalnya: apabila transaksi.
transaksi rekening gaji pegawai tidak dicatat, maka jumlah rekening gaji
pegawai kurang, maka saldo rekening kas jadi lebih besar. Meskipun sisi Jurnal adalah catatan berupa pendebetan dan pengkreditan dari transaksi
debet dan kredit seimbang tetapi saldo yang ada pasti lebih kecil daripada secara kronologis beserta penjelasan yang diperlukan. Pada waktu-waktu tertentu
saldo yang tampak di rekening kas. (mungkin setiap hari atau setiap minggu) pendebetan dan pengkreditan tersebut
2. Terdapat kesalahan dalam jumlah rupiah yang dicatat dalam buku besar dipindahkan ke rekening-rekening di buku besar. Data-data transaksi yang
Apabila jumlah yang salah tersebut menyangkut pendebetan dan terkumpul di buku besar merupakan sumber untuk menyusun laporan-laporan
pengkreditan masih ada kemungkinan seimbang. Misalnya penerimaan keuangan.
penghasilan yang seharusnya Rp. 100.000,00 di kredit, tetapi dalam buku
besar dicatat Rp. 50.000,00 didebet, dan Rp. 50.000,00 di kredit. Jurnal adalah buku pertama yang digunakan untuk mencatat transaksi pada
3. Adanya pendebetan atau pengkreditan dalam sisi yang salah saat terjadinya, sedangkan buku besar merupakan buku terakhir dimana
Contoh transaksi yang tidak menggangu keseimbangan misalnya pendebetan dan pengkreditan dari jurnal dipindahkan kedalamannya sehingga
pembayaran sewa gedung Rp. 1.500.000,00 seharusnya dicatat dengan dapat dikumpulkan dalam rekening yang tepat.
mendebit rekening sewa gedung Rp. 1.500.000,00 dan mengkredit rekening
kas Rp. 1.500.000,00 telah dicatat dengan mendebit gaji pegawai Rp. 4.2 Bentuk Jurnal
1.500.000,00 dan mengkredit kas Rp. 1.500.000,00. Bentuk jurnal yang digunakan dalam suatu perusahaan akan tergantung pada
4. Adanya kesalahan yang saling menutup besarnya perusahaan dan sifat operasinya. Bentuk jurnal yang paling sederhana
Misalnya rekening kas dicatat Rp. 100.000,00 lebih besar, dan rekening hanya mempunyai dua kolom jumlah dan dapat digunakan untuk mencacat semua
hutang juga lebih besar Rp. 100.000,00 atau transaksi yang harusnya transaksi secara kronologis.
mendebet kas tetapi dicatat dengan mendebet aktiva lain. Bentuk jurnal adalah sebagai berikut.

IV-1 IV-1

BAB IV Jurnal
JURNAL DAN POSTING Nomor Jumlah
Tanggal Keterangan
Rekening Debet Kredit

Buku besar adalah pencatatan dimana pengaruh – pengaruh dari transaksi-


transaksi perusahaan diklasifikasikan dan diringkas. Dalam bab yang lalu telah
dijelaskan cara mendebet dan mengkredit rekening-rekening yang telah dilakukan Proses pencatatan transaksi ke jurnal disebut menjurnal. Prosedur-prosedur yang
secara langsung di tiap transaksi. Di dalam praktek sesungguhnya, pencacatan harus diikuti dalam menjurnal adalah:
pertama kali tiap transaksi atau kelompok transaksi yang sama harus didasari oleh 1. Nama rekening yang dicantumkan harus sama dengan nama rekening
tanda bukti berupa faktur, kwitansi dan sebagainya. Pengaruh dari tiap transaksi didalam buku besar.
tidak langsung dicatat dalam buku besar, tetapi masing-masing dianalisa terlebih 2. Tahun ditulis pada bagian atas kolom pertama. Biasanya ditulis hanya satu
dahulu pengaruhnya terhadap elemen-elemen dari persamaan dasar akuntansi kali, kecuali tahun baru.
(aktiva, hutang, modal, penghasilan atau biaya) dan kemudian dicatat dalam 3. Nama bulan ditulis untuk transaksi pertama bulan yang bersangkutan pada
jurnal. kolom pertama kolom bagian atas (di bawah tahun) dan selanjutnya tidak
Setelah dicatat dalam jurnal barulah dipindahkan dalam buku besar. Urutan ditulis kecuali pergantian bulan.
pencacatan transaksi dapat dilukiskan dalam diagram berikut. 4. Tanggal dari tiap transaksi dicatat dikolom tanggal bagian kanan. Untuk

Transaksi Bukti-Bukti Jurnal Buku Besar setiap transaksi harus dicatat tanggalnya walaupun pada hari yang sama

Pembukuan terjadi beberapa kali transaksi.


5. Nama rekening yang didebet merapat kekiri kolom keterangan dan jumlah
pendebetan dimasukan kedalam sisi debet dalam kolom jumlah.
4.1 Kegunaan Jurnal 6. Nama rekening yang dikredit ditulis dalam baris berikutnya, dan nilainya
Apabila pencatatan transaksi tidak melalui jurnal, maka akan ditemui dimasukan kedalam kolom kredit pada kolom jumlah.
kesulitan-kesulitan sebagai berikut. 7. Penjelasan atau keterangan sebaiknya ditulis secara singkat tanpa
1. Tidak ada pencatat yang dapat menggambarkan pos-pos yang terpengauh mengabaikan informasi penting yang diperlukan.
oleh suatu transaksi yang mengakibatkan adanya beberapa pengkreditan dan 8. Nomor rekening tidak ditulis pada saat menjurnal. Kolom ini harus diisi
pendebetan, maka hal ini sulit diketahui melalui buku besar. dengan kode atau nomer rekening setelah jurnal tersebut dicatat dalam buku
2. Tidak ada alat pencacatan yang memberi gambara secara kronologis besar. Dengan demikian dapat diketahui jurnal yang sudah atau belum
(menurut urutan waktu terjadinya) sehingga sulit untuk mendapatkan dicatat dalam buku besar.
gambaran yang lengkap dari sebuah transaksi.
3. Buku besar tidak mungkin dikerjakan oleh beberapa orang secara
bersamaan. Cara pencatatan langsung ke buku besar hanya bisa dikerjakan
satu orang saja, sedangkan umumnya perusahaan besar mempunyai banyak
transaksi yang memerlukan beberapa orang untuk menanganinya.

IV-1 IV-1
Contoh posting ke sisi debit:
No.R Jumlah
Tanggal Keterangan
ek. Debet Kredit Jurnal
1999 1 Kas 1 Rp. 50.000.000,00 Halaman 12
April Modal Saham 600 Rp. 50.000.000,00 Nomor Jumlah
Tgl. Keterangan
Untuk mencatat penjualan 50
Rekening Debet Kredit
1999
lbr saham @ Rp. 1.000.000,00
April 5 Gaji Pegawai 865 Rp. 750.000
Kas 1 Rp.750.000
2 Peralatan Kantor 220 Rp. 2.500.000,00 Pembayaran gaji pegawai untuk
Kas 1 Rp. 2.500.000,00 minggu 1 bulan April
Pembelian 1 set meja tulis dari
toko Mutiara tunai
Gaji Pegawai
No. 865
3 Peralatan Kantor 220 Rp. 5.000.000,00
Hutang dagang 400 Rp. 5.000.000,00 Tgl. Keterangan F Jumlah Tgl Keterangan F Jumlah
Pembelian 1 bh mesin ketik dari 1999
Fa. Merapi, kredit 30 hari April 5 Gaji minggu 1
bulan April 12 Rp. 750.000
4 Biaya sewa 860 Rp. 1.500.000,00
Kas 1 Rp. 1.500.000,00
Pembayaran sewa gedung bulan
April

5 Gaji Pegwai 865 Rp. 750.000,00


Kas 1 Rp. 750.000,00
Pembayaran gaji minggu I
bulan April

6 Kas 1 Rp. 4.000.000,00


Hasil angkutan 900 Rp. 4.000.000,00
Hasil angkutan barang ke
jakarta

IV-1 IV-1

4.3 Posting Contoh posting ke kredit:


Proses memindahkan catatan dari jurnal ke buku besar disebut posting, yaitu Jurnal
memindahkan jumlah pada kolom debet jurnal ke dalam sisi debet rekening dan Halaman 12
Nomor Jumlah
jumlah kredit ke kredit rekening. Langkah-langkah posting adalah sebagai berikut. Tgl. Keterangan
Rekening Debet Kredit
1) Tanggal dan jumlah di jurnal dicatat kembali direkening dengan cara sama. 1999
Jumlah didebet dalam jurnal harus dicatata di sisi debet pada rekening April 5 Gaji Pegawai 865 Rp. 750.000
Kas 1 Rp.750.000
demikian jumlah di kreditnya.
Pembayaran gaji pegawai untuk
2) Apabila posting telah dilakukan, maka nomor halaman jurnal harus minggu 1 bulan April
dituliskan dalam kolom F di rekening.
3) Langkah berikutnya yaitu menuliskan kembali nomor rekening yang telah Kas
diposting di buku besar, ke dalam jurnal pada kolom nomor rekening. No. 1

Maksud langkah ini adalah: Tgl. Keterangan F Jumlah Tgl Keterangan F Jumlah
a) Untuk menunjukan bahwa jurnal tersebut telah diposting. 1999
b) Menunjukan hubungan antar jurnal dan buku besar. April 5 Gaji minggu 1
bulan April 12 Rp. 750.000

4) Apabila posting telah dilakukan, maka nomor halaman jurnal harus dituliskan
dalam kolom F di rekening.
5) Langkah berikutnya yaitu menuliskan kembali nomor rekening yang telah 4.4 Kode Rekening
diposting di buku besar, ke dalam jurnal pada kolom nomor rekening. Banyaknya rekening yang digunakan pada suatu perusahaan, tergantung dari
Maksud langkah ini adalah: operasi perusahaan, volume kegiatan, dan sampai seberapa jau detail yang
c) Untuk menunjukan bahwa jurnal tersebut telah diposting. dibutuhkan. Dalam suatu perusahaan mungkin disediakan rekening tersendiri
d) Menunjukan hubungan antar jurnal dan buku besar. untuk biaya listrik, telepon, dan air. Sedang di perusahaan lain mungkin diringkas
menjadi rekening macam-macam biaya.
Agar praktis dan aman, rekening-rekeningn di buku besar menggunakan
nama yang sama dengan pos-pos dalam neraca dan laporan rugi-laba. Rekening-
rekening diberi nomor untuk dijadikan kode dan mempermudah pengecekan
posting dari jurnal sudah dilakukan. Nomor kode rekening biasanya dicantumkan
dalam suatu daftar nomor-nomor kode rekening atau chart of account.
Ada beberapa cara untuk penomoran rekening, tetapi pada umumnya selalu
bertitik tolak pada penngelompokan rekening dalam 5 golongan yaitu: aktiva,
huang, modal, penghasilan, dan biaya.
Salah satu cara pemberian nomor kode rekening dapat dilihat dalam contoh ini:

IV-1 IV-1
Hotel Asri dibawah ini transaksi penjualan tunai hany terjadi pada pertengahan dan akhir
Kode Rekening bulan. Dalam praktek yang sesungguhnya tiap transaksi harus dicatat setiap hari.
April
Aktiva (1-399)
Aktiva Lancar (1-99) 2. Dibayar tunai kontrak gedung sebesar Rp. 600.000,00 untuk tuga
Kas 1 bulan(dalam pembayaran ini hanya sebagian saja yang digunakan untuk bulan
Surat-surat Berharga 10
April, oleh karena itu yang didebit adalah rekening Persekot sewa).
Piutang Dagang 20
Persediaan Perlengkapan Hotel 50 3. Dibeli mesin cetak baru secara kredit dari PT Merbabu Semarang seharga
Investasi (100-199) Rp. 18.000.000,00.
Investasi- Saham PT ABC 100
4. Diterima pembayaran dari debitur sebesar Rp. 500.000,00
Aktiva Tetap (200-299)
Tanah 200 6. Dibayar biaya advertensi pada harian Pembangunan Jakarta Rp. 150.000,00
Gedung 201 10. Dibayar hutang pada PT Merbabu Semarang Rp.1.000.000,00.
Kendaraan 210
13. Dibayar gaji pegawai selama 2 minggu seberat Rp.100.000,00
Meubel 220
Aktiva lain-lain (300-399) 16. Diterima uang hasil penyerahan pesanan barang cetakan sebesar Rp.
Goodwill 9.000.000,00
Hutang (400-599) 20. Dibeli supplies untuk kebutuhan percetakan srharga Rp. 3.500.000,00 tunai.
Hutang Lancar (400-499)
Hutang Dagang 400 27. Dibayar gaji pegawai selama 2 minggu Rp. 100.000,00
Hutang Wesel 410 30. Dibayar rekening telepon Rp. 200.000,00 untuk bulan April.
Hutang Pajak 450 30. Diterima uang hasil penyerahan pesanan barang cetakan sebesar Rp.
Hutang Jangka Panjang (500-599)
8.500.000,00
Hutang Hipotik 500
Modal (600-699) 30. Diserahkan pesanan barang pesanan barang-barang cetakan seharga Rp.
Modal 600 5.000.000,00 kepada FA Abadi Sala. Pesanan ini belum diterima
Prive 601
pembayarannya.
Penghasilan (700-799)
Penghasilan Hotel 700 30. Dibayar rekening listrik bulan April Rp.10.000,00
Penghasilan Restoran 701 30. Agus mengambil uang dari perusahaan Rp. 50.000,00 untuk keperluan
Penghasilan Kolam Renang 702
pribadi.
Penghasilan Lain-lain 703
Biaya-biaya (800-899)
Gaji Pegawai 800 Jurnal
Biaya Listrik 802 Halaman 1
Biaya Telepon 803 Nom Jumlah
Advertensi 804 or
Tgl. Keterangan
Asuransi 805 Reke Debet Kredit
ning
2000
April 1 Kas 1 Rp. 2.900.000,00

IV-1 IV-1

4.5 Contoh Penggunaan Jurnal dan Buku Besar Piutang 10 650.000,00


Tanggal 1 April 2000 Agus menerima warisan usaha milik orang tuanya Supplies 50 1.250.000,00
Mesin Cetak 220 35.000.000,00
yang harus dikelolanya sendiri, Perusahaan Percetakan “Aksara”. Harta kekayaan
Modal Agus 600 Rp. 39.800.000,00
ang dialihkan atas namanya, yaitu berupa: uang tunai Rp. 2.900.000,00 piutang
dagang Rp. 650.000,00 supplies (barang-barang kebutuhan untuk percetakan Untuk mencatat penanaman
seprti kertas, tinta cetak dan sebagainya) Rp. 1.250.000,00 dan mesin cetak dan modal dalam perusahaan
percetakan
foto copy seharga Rp.35.000.000,00. 2 Persekot Sewa 60 600.000,00
Transaksi di atas dapat dicatat dalam pembukuan perusahaan percetakan Kas 1 600.000,00
“Aksara” dalam 4 buah jurnal dimana masing-masing jurnal mendebit rekenik Pembayaran sewa gedung 3
bulan
aktiva dan mengkredit rekening Modal Agus dengan jumlah yang sama, atau
dapat juga menjual seluruh-seluruh transaksi di atasdalm satu jurnal dengan cara 3 Mesin cetak 220 18.000.000,00
Hutang Dagang 400 18.000.000,00
mendebit 4 rekening aktiva dan mengkredit rekening modal untuk jumlah
Dari PT Merbabu
seluruhnya, seperti terlihat dalam contoh berikut ini: Semarang

4 Kas 1 500.000,00
Jurnal Piutang Dagang 10 500.000,00
Penerimaan kas dari
Nomor Jumlah debitur
Tgl. Keterangan
Rekening Debet Kredit
2000 6 Biaya Advertensi 840 150.000,00
April 1 Kas Rp. 2.900.000,00 Kas 1 150.000,00
Piutang Rp. 650.000,00 Advertensi pada Harian
Supplies Rp. 1.250.000,00 Pembangunan
Mesin Cetak Rp. 35.000.000,00
Modal Agus Rp. 39.800.000,00 Rp. 39.800.000,00 Jumlah Dipindahkan 59.050.000,00 59.050.000,00
Pindahan 59,050,000.00 59,050,000.00
Untuk mencatat
penanaman modal 10 Hutang Dagang 400 1,000,000.00
dalam perusahaan Kas 1 1,000,000.00
percetakan Pembayaran hutang
kepada PT Merbabu
Seandainya dalam usaha yang lama agus mempunyai hutang maka dalam Semarang

jurnal di atas harus dimasukkan juga pos Hutang Dagang di sisi kredit dan dengan 13 Gaji Pegawai 860 100,000.00
demikian Modal Agus menjadi berkurang. Kas 1 100,000.00
Gaji selama 2 minggu
Transaksi yang terjadi selama bulan April 2000 dapat dilihat di bawah ini.

Unruk leboh menyederhanakan contoh dan menghindari jurnal yang sama secera 16 Kas 1 9,000,000.00
berulang-ualng, maka beberapa transaksi disederhanakan, misalnya: dalam contoh Penghasilan Percetakan 750 9,000,000.00

IV-1 IV-1
Penyerahan Barang Persekot Sewa
No. Rek : 60
20 Suplies 50 3,500,000.00 Jumlah
Kas 1 3,500,000.00 Tgl Keterangan F (Rp) Tgl Keterangan F Jumlah (Rp)
Pembelian suplies untuk 2000
percetakan April 2 1 600,000

27 Gaji Pegawai 860 100,000
Kas 1 100,000
Gaji selama 2 minggu Mesin Cetak
No. Rek : 220
30 Macam-macam Biaya 899 20,000.00 Jumlah
Kas 1 20,000.00 Tgl Keterangan F (Rp) Tgl Keterangan F Jumlah (Rp)
Biaya telepon bulan april 2000
April 1 1 35,000,000
30 Kas 1 8,500,000.00 3 1 18,000,000
Penghasilan Percetakan 8,500,000.00
Penyerahan barang 53,000,000 53,000,000
cetakan secara tunai

30 Piutang Dagang 10 5,000,000.00
Hutang Dagang
Penjualan 700 5,000,000.00
Penyerahan barang cetakan No.Rek : 400
secara kredit kepada Fu Jumlah
Abadi Sala Tgl Keterangan F (Rp) Tgl Keterangan F Jumlah (Rp)
2000 2000
30 Macam-macam Biaya 899 10,000.00 April 10 1 1,000,000 April 3 18,000,000
Kas 1 10,000.00 17,000,000
Biaya listrik bulan april

30 Prive Agus 601 50,000.00 Modal Agus
Kas 1 50,000.00
Pengambilan tunai untuk No. Rek : 600
pribadi Jumlah
Tgl Keterangan F (Rp) Tgl Keterangan F Jumlah (Rp)
2000
April 1 1 39,800,000

Prive Agus
No. Rek : 601
Jumlah
Tgl Keterangan F (Rp) Tgl Keterangan F Jumlah (Rp)
2000
April 30 2 50,000

IV-1 IV-1

Apabila jurnal diatas diposting ke buku besar, akan nampak sbb: Penghasilan Percetakan
Buku Besar No. Rek : 700
Kas Jumlah
Tgl Keterangan F (Rp) Tgl Keterangan F Jumlah (Rp)
No. Rek : 1 2000
Jumlah April 16 2 9,000,000
Tgl Keterangan F (Rp) Tgl Keterangan F Jumlah (Rp) 30 2 8,500,000
2000 2000 30 2 5,000,000
April 1 1 2,900,000 April 2 1 600,000 22,500,000 22,500,000
4 1 500,000 6 1 150,000
16 2 9,000,000 10 2 1,000,000
30 2 8,500,000 13 2 100,000
Biaya Advertensi
20 2 3,500,000
27 2 100,000 No. Rek : 840
30 2 20,000 Jumlah
30 2 10,000 Tgl Keterangan F (Rp) Tgl Keterangan F Jumlah (Rp)
30 2 50,000 2000
April 5 1 150,000
15,370,000 20,900,000 5,530,000 Gaji Pegawai
No. Rek : 860
Jumlah
Piutang Dagang Tgl Keterangan F (Rp) Tgl Keterangan F Jumlah (Rp)
No. Rek : 10 2000
Jumlah April 13 2 100,000
Tgl Keterangan F (Rp) Tgl Keterangan F Jumlah (Rp) 27 2 100,000
2000 2000
April 1 1 650,000 April 4 1 500,000 200,000 200,000
30 2 5,000,000
Macam – Macam Biaya
5,150,000 3,650,000
No. Rek : 899

Jumlah
Tgl Keterangan F (Rp) Tgl Keterangan F Jumlah (Rp)
Supplies 2000
No. Rek : 50 April 30 2 20,000,000
Jumlah 30 2 10,000,000
Tgl Keterangan F (Rp) Tgl Keterangan F Jumlah (Rp)
2000 30,000,000 30,000,000
April 1 1 1,250,000
20 2 3,500,000 Dari data-data buku besar diatas, disusun neraca saldo sebagai berikut:

4,750,000 4,750,000

IV-1 IV-1
Perusahaan Percetakan “Aksara” 1. Agar supaya setiap rekening khususnya rekening-rekening aktiva dan
Neraca Saldo rekening-rekening hutang menunjukan jumlah yang sebenarnya pada akhir
31 April 2000 periode.
Saldo 2. Agar setiap rekening nominal (rekening-rekening penghasilan dan rekening-
Nama Rekening
Debet (Rp) Kredit (Rp) rekening biaya) menunjukan penghasilan-penghasilan dan biaya-biaya yang

seharusnya diakui dalam suatu periode.
Kas 15,370,000.00 -
Pituang Dagang 5,150,000.00 -
Supplies 4,750,000.00 - Saldo-saldo di dalam neraca saldo biasanya memerlukan penyesuaian untuk
Persekot Sewa 600,000.00 -
mengetahui hal-hal sebagai berikut:
Mesin Cetak 53,000,000.00 -
Hutang dagang - 17,000,000.00 l) Piutang Penghasilan : penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan
Modal Agus 39,800,000.00 tetapi belum dicatat.
Prive Agus 50,000.00 -
2) Hutang biaya : biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban
Penghasilan Percetakan 22,500,000.00
Biaya Advertensi 150,000.00 - perusahaan tetapi belum dicatat.
Gaji Pegawai 200,000.00 - 3) Hutang Penghasilan : penghasilan yang sudah diterima, tetapi
Macam-Macam Biaya 30,000.00 -
Rp. Rp. sebenarnya merupakan untuk penghasilan untuk
79,300,000.00 79,300,000.00 periodé yang akan datang

4) Persekot Biaya : biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya
harus dibebankan pada periode yang akan datang.
5) Kerugian Piutang : taksiran kerugian yang timbul karena adanya
piutang yang tidak bisa ditagih.
6) Penyusutan : penyusutan dari aktiva tetap yang harus
dibebankan pada suatu penode akuntansi.

Untuk lebih menielaskan tentang cara melakukan penyesuaian, maka di


bawah ini akan dikemukakan suatu contoh proses penyesuaian atas neraca saldo
dari Perusahaan Photo Studio Aneka" per 31 Desember 2000. Perusabaan im
didirikan oleh Suprapta pada tanggal I Januari 2000.

IV-1 IV-1

BAB V PHOTO STUDIO “ANEKA”


PENYESUAIAN PEMBUKUAN NERACA SALDO
Per 31 Desember 2000
Dalam bab-bab dimuka telah diterangkan 3 proses kegiatan akuntansi yaitu : Saldo
Nama Rekening
Debit (Rp) Kredit (Rp)
1. Mencatat transaksi-transaksi jurnal Kas 5.235.000,00 -
2. Posting dari jurnal ke buku besar Piutang Dagang 1.820.000,00 -
Surat-surat Berharga 1.000.000,00 -
3. Menyusun neraca saldo, dengan membuat daftar saldo rekening-rekening yang Supplies Photographi 9.615.000,00 -
Supplies Kantor 4.130.000,00 -
ada di buku besar pada suatu saat tertentu.
Persekot Asuransi 1.000.000,00 -
Peralatan Photographi 48.000.000,00 -
Peralatan Kantor 11.500.000,00 -
Sebelum menyusun laporan-laporan keuangan dari neraca saldo, perlu Gedung 100.000.000,00 -
diteliti terlebih dahulu apakah saldo-saldo dari tiap-tiap rekening sudah Hutang Dagang - 1.200.000,00
Modal, Suprapta - 1336.300.000,00
menunjukkan keadaan yang benar, sebab ada rekening-rekening yang sudah siap Biaya-biaya Kantor 2.000.000,00 -
Penghasilan Photo Studio - 45.765.000,00
dicantumkan dalam laporan keuangan dan ada pula yang perlu disesuaikan Gaji Pegawai 2.200.000,00 -
terlebih dahulu. Advertensi 400.000,00 -
Penghasilan Bunga - 35.000,00
Penghasilan Sewa - 3.600.000,00
Rp. 186.900.000,00 Rp. 186.900.000,00
Sebagai contoh misalnya saldo rekening Kas adalah menunjukkan jumlah
kas yang tersedia pada akhir perioda, sedangkan saldo rekening Supplies
Data-data dalam neraca saldo di atas belum siap untuk sccara langsung
menunjukkan harga beli supplies, padahal dalam satu bulan belum tentu terpakai
dicantumkan pada iaporan keuangan karena adanya informasi-informasi berikut
seluruhnya. Hal yang sama terjadi pula pada rekening persekot sewa (juga
1) Masalah harus diterima penghasilan bunga dari obligas; 6% yang nilai
persekot lainnya), biaya yang belum terbayar, penghasilan yang belum diterima
nominalnya Rp 1.000.000,00 dengan tanggal pembayaran bunga tiap-tiap
dan lain sebagainya.
tanggal 1 April dan 1 Oktober.
2) Masih harus dibayar gali pegawai bulan Desember Rp. 200.000,00
Perlu diingat bahwa pembukuan perusahaan dilaksanakan atas dasar waktu
3) Penghasilan sewa yang akan diterima di muka Rp. 600.000,00
atau perioda, artinya segala sesuatu biaya dan hasil yang dicantumkan dalam satu
4) Persekot Asuransi pada tanggal 31 Desember 2000 adalah Rp. 400.000,00
perioda tertentu haruslah murni pada perioda tersebut, bukan berbaur pada perioda
5) Kerugian piutang ditaksir 1% dari penghft Ian photo studio.
sebelum atau sesudahnya. Oleh karena itu maka pada akhir perioda akuntansi
6) a. Penyusutan perlatan photographi ditalo. 20% setahun
perlu suatu proses penyesuaian atas data-data yang tercantum dalam neraca saldo,
b. Penyusutan peralatan kantor ditaksir setahun.
sehingga pembukuan dapat memberikan gambar yang sebenarnya.
c. Penyusutan gedung ditaksir 5% setahun.

Dari uraian di atas, tujuan dari proses penyesuaian adalah:

IV-1 v-3
Dengan adanya informasl-infomasi di atas maka data-data dalam neraca 5.2 Hutang Biaya
saldo harus disesuaikan sehingga infomasi-informasi tersebut tercakup juga Biaya-biaya yarug sudah menjadi beban pada suatu perioda tetapi sampai
dalam laporan keuangan perusahaan. Pcnycsuaian atas data-data dalam neraca akhir perioda belum terbayar, maka biaya-biaya tersebut harus dicantumkan
saldo ini harus diiakukan dengan juma!yang disebut jurnal penyesuaian. dalam neraca sebagai hutang biaya dan harus termasuk pula dalam saldo rekening
biaya. Dalam contoh di atas dikemukakan bahwa pada tanggal 31 Desember 2000
5.1 Piutang Penghasilan masih harus dibayar gaji pegawai sebesar Rp 200.000,00. Data ini berarti bahwa
Apabila suatu penghasilan telah mcnjadi hak perusahaan tetapi belum saldo rekening Gaji Pegawai yang tercantum dalam neraca saldo Rp. 2.200.000,00
ditcrima pada periode yang bersangkutan, maka pada akhir periode harus dibuat masih harus ditambah Rp 200.000,00 yaitu untuk pegawai bulan Desember yang
jurnal penyesuaian untuk mengakui jumlah penghasilan yang belum diterima belum terbayar tapi masih menjadi beban perioda 2000.
tersebut sebagai penghasilan.
Perhitungan gaji oegawai untuk tahun 2000 adalah:
Di dalam contoh di atas dilukuskan bahwa Photo Studio "Aneka" memiliki
suatu surat berharga berupa obligasi yang bemilai nominal . Rp .1000.000,00 Gaji pegawai (dalarn neraca saldo) Rp. 2.200.000,00
dengan bunga 6%, yang dibeli pada tanggal 1 Maret 2000. Karena bunga tersebut Hutang gaji pada tanggal 31 Desember 2000
dibayar pada tiap-tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober, maka pada tanggal 31 (penyesuaian) Rp. 200.000,00
Desember sebenarnya perusahaan sudah mempunyai tagihan bunga selama 3 Gaji Pegawai tahun 2000 Rp 2.400.000,00
bulan yaitu untuk buian-buian Oktober, Nopember dan Desember yaitu sebesar Jurnal Penyesuaian untuk mencatat hutang biaya adalah:
Rp. 15.000,00 2000
Desember 31 Gaji Pegawai Rp. 200.000,00

Infomasi tentang piutang bunga per 31 Desember 2000 dan jumlah Hutang Gaji Rp. 200.000,00

penghasilan bunga daiam tahun tersebut dapat dilukiskan dengan cara sebagai
berikut
Penerimaan Bunga yang terakhir dalam Penerimaan Bunga berikutnya akan Pada Buku Besar akan nampak sebagai berikut:

tahun 2000 adalah tanggal 1 Oktober diterima pada tanggal 1 April 2001 untuk Gaji Pegawai
2000 periode 1 Oktober 2000-31 Maret 2001 2000
Bunga antara tanggal 1 Oktober 2000 Bunga antara tanggal 1 Januari 31 Maret Des 31 Saldo 2.200.000
samoai dengan tanggal 31 Desember 2001 2000; Rp. 15.000,00 yang akan diakui 31 Penyesuaian 200.000
adalah Rp. 15.000,00 sebagai penghasilan tahun 2001.

Akhir perioda akuntansi 31 Desember 2000. diadakan


Hutang Gaji
penyesuaian untuk Piutang Bunga : Rp 15.000,00
2000
Des 31 Penyesuaian 200.000

v-4

Penghasilan Bunga untuk tahun 2000 adalah: Rekening-reknengin diatas dapat diklasifikasikan:
Gaji pegawai : dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya-biaya operasi
Penghasilan bunga (dalarn neraca saldo)…………......................... Rp. 35.000,00 Hutang gaji : dicantumkan dalam neraca sebagai hutang lancar
Piutang bunga pada tanggal 31esember 2000 seperu ditunjukkan
data penyusunan.................................................................. Rp 15.000,00 5.3 Hutang Penghasilan
Penghasilan bunga pada tahun 2000.............................................. Rp. 50.000,00 Penghasilan yang diterima dimuka tidak boleh diperhitungkan sebagai
penghasilan, tetapi harus diperlakukan sebagai hutang, sebab pada hakekatnya
Penyesuaian untuk mencatat piutang bunga adalah sebagai berikut: perusahaan belum berhak atas penghasilan tersebut.
2000
Desember 31 Piutang Bunga Rp. 15.000,00 Dalam contoh pada Photo Studio “Aneka”, dinyatakan pada tanggal 31
Penghasilan Bunga Rp. 15.000,00 Desember 2000 terdapat penghasilan yang diterima dimuka sebesar Rp
600.000,00. Penerimaan ini sudah termasuk dalam Rekening Penghasilan Sewa
Setelah informasi diatas dicatat dengan jumal penyesuaian, maka langkah yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2000 seluruhnya berjumlah Rp
selanjutnya adalah memasukkan jurnal tersebut ke dalam buku besar sehingga 3.600.000,00 seperti terlihat dalam neraca saldo. Dengan demikian jumlah yang
rekening-rekening yang bersangkutan akan nampak sebagai berikut: belum menjadi hak perusahaan (Rp 600.000,00) ini harus dikeluarkan dari neraca
saldo
Piutang Bunga
2000 Penghasilan Sewa (dalam neraca saldo) Rp. 3,600,000.00
Des 31 15.000,00 Hitung Penghasilan pada tanggal 31 Desember 2000 (penyesuaian) Rp. 600,000.00

Penghasilan sewa pada tahun 2000 Rp. 4,200,000.00

Penghasilan Bunga
2000
Jurnal penyesuaian untuk Hutang Penghasilan adalah :
Des 31 Saldo 35.000
2000
Penyesuaian 15.000
Desember 31 Penghasilan Sewa Rp. 600,000.00
Hutang Penghasilan Sewa Rp. 600,000.00

Rekening-rekening diatas selanjutnya dapat dapat diklasifikasikan sbb


Piutang Bunga : dicantumkan Calam neraca sebagai aktiva lancar. Maka pada buku besar menjadi :
Penghasilan Sewa
Penghasilan Bunga : dicantumkan da lam laporan rugi-laba sebagai penghasilan
2000 2000
lain-lain
Des 31 Penyesuaian 600,000.00 Des 31 Saldo 3,600,000.00
Hutang Penghasilan Sewa 5.4 Persekot Biaya
2000 Perusahaan serngkali membayar biaya secara persekot, artinya membayar
Des 31 Penyesuaian 600,000.00 sejumlah biaya untuk beberapa waktu yang akan datang dan kadang-kadang
melampaui batas akhir perioda akuntansi. Apabila pada akhir perioda dijumpai
biaya-biaya yang seharusnya dibebankan pada perioda mendatang, maka harus
Rekening-rekening tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
dilakukan penyesuaian untuk menentukan bagian biaya yang harus dibebankan
Penghasilan Sewa : dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai
pada perioda yang bersangkutan, dan bagian biaya yang masih berstatus sebagai
penghasilan lain-lain
persekot.
Hutang Penghasilan : dicantumkan dalam neraca sebagai hutang lancar

Dalam contoh diatas dapat kita lihat bahwa saldo rekening Persekot
Jurnal penyesuaian untuk menatat hutang penghasilan tergantung pada cara
Asuransi dalam neraca saldo Photo Studio Aneka per 31 Desember 2000
yang digunakan pada waktu menjurnal penerimaan penghasilan tersebut. Dalam
menunjukkan jumlah Rp 1.000.000,00 dan data untuk penyesuaian menunjukkan
contoh diatas, pada waktu menerima penghasilan sewa di dalam jurnal telah
bahwa saat itu besarnya persekot asuransi adalah sebesar Rp 400.000,00. Jelaslah
dikredit Penghasilan Sewa. Transaksi penerimaan penghasilan ini dapat juga
bahwa data yang tercantum dalam neraca saldo sudah tidak sesuai, maka perlu
dicatat (pada waktu terjadinya) dengan mengkredit rekening Hutang Penghasilan,
penyesuaian
sehingga pada akhir perioda yang Nampak dalam neraca saldo adalah rekening
Hutang PenghasilanSewa sebesar Rp 3.600.000,00
Premi asuransi yang dibayar selama tahun 2000
Dicatat dalam rekening Persekot Asuransi Rp. 1.000.000,00

Dengan data penyesuaian yang sama seperti di atas, maka jurnal Biaya premi asuransi yang menjadi biaya untuk Premi asuransi yang belum menjadi beban biaya
tahun 2000 Rp. 600.000,00 sampai dengan 31 Des 2000 Rp. 400.000,00
penyesuaian yang harus dilakukan pada tanggal 31 Desember 2000 adalah:
(masih merupakan persekot)

2000 Akhir perioda 2000 harus diadakan penyesuaian untuk mencatat


Desember 31 Hutang Penghasilan Sewa 3,000,000.00 biaya asuransi Rp. 600.000,00

Penghasilan Sewa 3,000,000.00

Perhitungan biaya asuransi untuk tahun 2000 adalah:


Pada buku besar:
Hutang Penghasilan Sewa Persekot asuransi (neraca saldo) Rp. 1,000,000.00
2000 2000 Persekot asuransi (penyesuaian) Rp. 600,000.00
Des 31 Penyesuaian 3,000,000.00 Des 31 Saldo 3,600,000.00
Penghasilan sewa pada tahun 2000 Rp. 400,000.00

Penghasilan Sewa
2000
Des 31 Penyesuaian 3,000,000.00

Selanjutnya rekening-rekening ini dapat diklasifikasikan dengan cara yang Jurnal penyesuaian :
sama seperti dalam contoh diatas dan hasil akhirnya menunjukkan jumlah-jumlah 2000
Des 31 Biaya asuransi Rp. 600,000.00
yang sama yaitu rekening Penghasilan Sewa menunjukkan saldo kredit Rp
Persekot asuransi Rp. 600,000.00
3.000.000,00 dan rekening Hutang Penghasilan Sewa menunjukkan saldo kredit
Rp 600.000,00 Maka pada buku besar :
Persekot Asuransi
Kedua prosedur untuk mencatat penghasilan sewa diatas dapat dibandingkan 2000 2000

seperti dibawah ini: Des 31 Saldo 1,000,000.00 Des 31 Penyesuaian 600,000.00

Biaya Asuransi
Penerimaan sewa dicatat dalam rekening Penghasilan Penerimaan sewa dicatat dalam rekening Hutang Penghasilan
2000
Kas Rp. 3,600,000.00 Kas Rp. 3,600,000.00 Des 31 Penyesuaian 600,000.00
Penghasilan Rp. 3,600,000.00 Penghasilan Rp. 3,600,000.00

Jurnal Jurnal
Penyesuaian : Penyesuaian : Persekot Asuransi : dicantumkan dalam neraca sebagai aktiva lancar
Biaya Asuransi : dicantumkan dalam laporan rugi-laba dalam kelompok
Penghasilan Sewa Rp. 600,000.00 Penghasilan Sewa Rp. 3,000,000.00
Hutang Penghasilan Sewa Rp. 600,000.00 Hutang Penghasilan Sewa Rp. 3,000,000.00 biaya-biaya operasi

Pada masing-masing buku besar: Jurnal penyesuaian atas persekot biaya tergantung pada cara yang digunakan
pada waktu menjurnalnya. Pada saat pembayaran premi asuransi dalam contoh ini
Penghasilan Sewa Penghasilan Sewa
telah didebet rekening Persekot Asuransi. Transaksi pembayaran premi asuransi
Rp. 600,000.00 Rp. 3,600,000.00 Rp. 3,000,000.00 ini dapat juga dijurnal pada waktu terjadinya dengan mendebet rekening Biaya
Asuransi, sehingga pada akhir perioda yang Nampak pada neraca saldo adalah
saldo rekening Biaya Asuransi sebesar Rp 1.000.000,00. Dengan data penyesuaian
yang sama seperti diatas, maka jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Hutang Penghasilan Sewa HUtang Penghasilan Sewa

Rp. 600,000.00 Rp. 3,000,000.00 Rp. 3,600,000.00 2000


Des 31 Persekot asuransi Rp. 400,000.00
Biaya asuransi Rp. 400,000.00

Pada buku besar :


Saldo rekening pada masing-masing buku besar menunjukkan hasil yang Biaya Asuransi
sama walaupun pencatatan pada jurnalnya menggunakan prosedur yang berbeda, 2000 200
Des 31 Saldo 1,000,000.00 Des Penyesuaian 400,000.00
dan otomatis jurnal penyesuaiannya juga berbeda.

Preskot Asuransi
2000 Selanjutnya rekening-rekening di atas dapat diklasifikasikan sebagai
Des 31 Penyesuaian 400.000
berikut:
Kerugian piutang : dalam laporan rugi-laba dalam kelompok biaya-
biaya operasi.
Dengan cara klasifikasi yang sama dengan contoh sebelumnya, didapat Cadangan kerugian piutang : dicantumkan dalam neraca sebagai pengurangan
hasil: Rekening Biaya Asurasnsi merupakan saldo debet Rp600.000,00 dan terhadap saldo rekening piutang.
rekening Persekot Asuransi menunjukkan saldi debet Rp400.000,00
Rekening cadangan kerugian piutang ini disebut rekening penilaian atau
Apabila kedua prosedur pencatatan premi asuransi diatas diperbandingkan rekening pengurang. Disebut rekening pengurang karena rekening ini dalam
maka akan tampak sebagai berikut: neraca harus dikurangkan terhadap rekening piutang sehingga rekening piutang
Premi Asuransi dicatat dalam rekening biasa Premi Asuransi dicatat dalam rekening menunjukan nilai bersihnya.
Preskot Asuransi
Biaya asuransi Rp1.000.000
Contoh cara penyajian rekening cadangan kerugian piutang dalam neraca adalah:
Khas Rp1.000.000 Biaya asuransi Rp1.000.000
Photo Studio “Aneka”
Khas Rp1.000.000
Neraca
Jurnal penyesuaian:
Per 31 Des 2000
Jurnal penyesuaian:
Persk Asuransi Rp400.000
Kas
Biaya Asuransi Rp400.000 Persk Asuransi Rp600.000
Rp5.235.000
Biaya Asuransi Rp600.000
Piutang Dagang Rp1.820.000
Cadangan Kerugian
Pada buku besar: Piutang Rp457.650
Biaya Asuransi Biaya Asuransi Rp1.362.350
Rp1.000.000 Rp400.000 Rp600.000

5.6 Penyusutan (Depresiasi)

Persekot Asuransi Persekot Asuransi


Semua aktiva tetap (kecuali tanah) yang dimikliki dan dipakai oleh
Rp400.000 Rp1.000.000 Rp600.000 perusahaan untuk operasi ,maka semakin lama akan semakin menyusut nilainya.
Penyusutan ini akan menyebabkan nilai aktiva berkurang, yang biasa diistilahkan
penyusutan atau depresiasi. Dengan demikian harga perolehan aktiva tetap harus
5.5 Kerugian Piutang dialokasikan sebagai beban penyusutan selama penggunaan aktiva ttersebut.
Piutang biasanya timbul karena adanya penjualan secara kredit. Fasilitas
kredit memang lebih menarik bagi pembeli,tapi bagi perusahaan penjual hal ini Pembebanan penyusutan ini biasanya dilakukan tiap akhir periode dengan
mengundang resiko rugi apabila debitur (pembeli) tidak dapat melaksanakan menggunakan jurnal penyesuaian, yaitu dengan mendebet rekening penyusutan
dan mengkredit rekening akumulasi penyusutan.

kewajibanya. Perusahaan yang menerapkan sistim penjualan ini pasti sering Sebagai contoh, data penyesuaian dari neraca saldo Photo Studio “Aneka”
mengalami hal tersebut. per 31 Des 2000 dikemukan bahwa penyusutan peralatan fotografi ditetapkan
20% setahun., dan dalam neraca saldo dapat dilihat bahwa perokehan peralatan
Kerugian akibat piutang yang tidak dapat ditagih ini dapat dicatat dalam fotografi adalah Rp 48.000.000,00. Dengan demikian penyusutan peralatan
perhitungan dengan dua acara, yaitu: fotografi setahun adalah 20% x Rp 48.000.000 = 9.600.000,00. Data dicatat
1. Pada saat ada kepastian bahwa piutang tidak mungkin dapat ditagih. dengan jurnal penyesuaiansebagai berikut.
2. Pada periode dimana penjualan kredit terjadi. 2000
Des 31 Penyusutan peralatan fotografi Rp 9.600.00,00
Akumulasi penyusutan peralatan
Apabila perusahaan menggunakan cara yang kedua, maka tiap akhir
fotogeafi Rp 9.600.00,00
periode akuntansi diadakan penaksiran kerugian piutang yang biasanya didasarkan
atas suatu persentse dari jumlah penjualan dalam periode tersebut.
Maka setelah diposting ke buku besar:
Penyusutan Peralatan Fotografi
Dalam data penyesuaian diatas dikemukakan bahwa taksiran kerugian 2000
piutang ditaksir 1% dari penghasilan Photo Studio “Aneka”. Ini berarti bahwa Des 31 Penyesuaian 9.600.000,00

taksiran kerugian untuk tahun 2000 adalah 1% x Rp45.765.000,00 =


Rp457.650,00. Data tersebut dicatat dengan menggunakan jurnal penyesuaian Akumulasi Penyusutan Peralatan Fotografi

sebagai berikut: 2000


Des 30 Penyesuaian 9.600.000,00
2000
Des 31 Kerugian Piutang Rp457.650,00
Cadangan kerugian piutang Rp457.650,00
Selanjutnya rekening-rekening diatas dapat diklasifikasikan:
Rekening penyusutan peralatan fotografi dicantumkan dalam laporan rugi-laba
sebagai biaya-biaya operasi.
Maka pada buku besar:
Rekening akumulasi penyusutan peralatan fotografi dicantumkan dalam neraca
Kerugian Piutang
rekening penilai atau rekening pengurangan terhadap rekening peralatan
2000
fotografi.
Des 31 Penyesuaian 457.650,00
Photo Studio “Aneka”
Neraca
Per 31 Des 2000

Cadangan Kerugian Piutang


Peralatan fotografi Rp48.000.000
2000
Akumulasi penyusutan
Des 30 Penyesuaian 457.650,00
peralatan fotografi Rp9.600.000
Rp57.600.000
BAB VI PHOTO STUDIO “ANEKA”
NERACA SALDO
NERACA LAJUR
Per 31 Desember 2000

Penyesuaian yang telah diterangkan sebelumnya, dilakukan sebagai


Saldo
persiapan untuk menyusun neraca dan laporan laba-rugi. Dengan melaksanakan Nama Rekening
Debet (Rp) Kredit (Rp)
penyesuaian, maka rekening-rekening riil maupun nominal akan menunjukan Kas 5.235.000,00 -
saldo yang tepat per tanggal neraca. Piutang Dagang 1.820.000,00 -
Surat-surat Berharga 1.000.000,00 -
Supplies Photographi 9.615.000,00 -
Dalam perusahaan-perusahaan kecil, yang mana jumlah rekening di buku
Supplies Kantor 4.130.000,00 -
besar tidak begitu banyak, maka penyesuaian laporan-laporan keuangan dapat
Persekot Asuransi 1.000.000,00 -
dilakukan secara langasung dari neraca saldo yang telah disesuaikan. Tetapi dalam Peralatan Photographi 48.000.000,00 -
perusahaan yang memiliki rekening dalam jumlah banyak,penyesuaian laporan- Peralatan Kantor 11.500.000,00 -

laporan keuangan secara langsung dari neraca saldo yang telah disesuaikan Gedung 100.000.000,00 -
Hutang Dagang - 1.200.000,00
tidaklah mudah, karena tidak janrang cara ini menimbulkan kesalahan yang juga
Modal Agus - 136.300.000,00
sulit untuk mencari letak kesalahanya. Oleh karena itu penyesuaian laporan
Biaya-biaya Kantor 2.000.000,00 -
keuangan dapat dilakukan secara teliti, dibutuhkan suatu alat, yaitu Neraca Lajur. Penghasilan Photo Studio - 45.765.000,00
Gaji Pegawai 2.200.000,00 -

Bentuk neraca lajur yang banyak digunakan dalam praktek dapat dilihat di Advertensi 400.000,00 -
Penghasilan Bunga - 35.000,00
halaman berikut. Pada bagian atas, seperti biasa dicantumkan nama perusahaan,
Penghasilan Sewa - 3.600.000,00
judul (neraca lajur), dan periodenya. Neraca lajur terdiri dari 5 jenis catatan
Rp 186.900.000,00 Rp 186.900.000,00
akuntansi, yaitu:
1. Neraca saldo Prosedur dalam penyusunan neraca lajur terdiri atas 5 langkah sebagai
2. Penyesuaian
berikut :
3. Neraca saldo setelah penyesuaian 1. Masukkan saldo-saldo rekening buku besar ke dalam kolom-kolom
4. Rugi-laba neraca saldo
5. Neraca Nama-nama rekening dan saldo-saldo rekening per 31 Des 2000 disalin
Masing-masing bagain mempunyai 2 kolom yaitu kolom debet dan kredit. langsung dalam kolom neraca saldo, lengkap dengan total jumlahnya pada
masing-masing sisi (debet-kredit). Sebaiknya saldo-saldo tersebut langsung
diambil dari buku besar, sebab jika membuat neraca saldo terlebih dahulu,
sama dengan pekerjaan dobel.

Hasil dari langkah 1 dapat dilihat di halaman VI-4 berikut ini.

6.1 Tujuan Pemakaian Neraca Lajur


Neraca Lajur direncanakan secara khusus untuk menghimpun semua data
akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan
keuangan. Neraca lajur tidak merupakan bagian dari catatan-catatan akuntansi
yang formal, atau bukan bagian dari laporan keuangan atau dapat menggantikan
kedudukan catatan-catatan akuntansi, oleh karena itu tidak perlu diberikan kepada
pihak luar seperti kreditur, pemegang sahan, dan sebagainya.

Neraca Lajur merupakan suatu landasan untuk memeriksa, di mana


rekening-rekening buku besar disesuaikan, diseimbangkan, dan untuk disusun
menurut cara yang sesuai dengan rekening-rekening dalam laporan keuangan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan penyusunan neraca lajur
adalah :
1) Untuk memudahkan penyusunan laporan-laporan keuangan.
2) Untuk menggolongkan data dan meringkas informasi-informasi dari
neraca saldo dan data-data penyesuaian sehingga merupakan persiapan
sebelum disusun laporan keuangan yg formal.
3) Untuk memudahkan menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan
dalam mebuat jurnal penyesuian.

6.2 Penyusunan Neraca Lajur


Penyusunan neraca lajur dimulai dari neraca saldo sebelum penyesuaian dan
kemudian dengan memasukkan data-data penyesuaian, barulah dapat ditentukan
data-data yang akan dicantumkan dalam laporan keuangan.

Sebagai gambaran tentang prosedur penyusunan neraca lajur ini digunakan


neraca saldo dan data penyesuaian dari Photo Studio “Aneka” seperti diuraikan
dalam bab V di atas :
Per 31 Desember 2000

Neraca Saldo Setelah


Neraca Saldo Penyesuaian Rugi-Laba Neraca
Rekening Disesuaikan
D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp)
Kas 5.235.000,00 -
Piutang Dagang 1.820.000,00 -
Surat-surat Berharga 1.000.000,00 -
Supplies Photographi 9.615.000,00 -
Supplies Kantor 4.130.000,00 -
Persekot Asuransi 1.000.000,00 -
Peralatan Photographi 48.000.000,00 -
Peralatan Kantor 11.500.000,00 -
Gedung 100.000.000,00 -
Hutang Dagang - 1.200.000,00
Modal Agus - 136.300.000,00
Biaya-biaya Kantor 2.000.000,00 -
Penghasilan Photo Studio - 45.765.000,00
Gaji Pegawai 2.200.000,00 -
Advertensi 400.000,00 -
Penghasilan Bunga - 35.000,00
Penghasilan Sewa - 3.600.000,00
186.900.000,00 186.900.000,00

Neraca Lajur Langkah 1


2. Masukkan penyesuaian ke dalam kolom-kolom penyesuaian
Penyesuaian yang dilakukan daam neraca lajur adalah sebelum penyesuaian
dalam jurnal dam posting ke buku besar. Jadi, kedua langkah tersebut dapat
langsung dilakukan pada neraca lajur agar lebih singkat informasi dan
penjelasan tentang penyesuaian telah diterangkan dalam bab V.

a) Saldo rekening Penghasilan Bunga sebesar Rp 35.000,00 menunjukkan


jumlah penghasilan bunga yang sudah diterima dalam tahun 2000. Sampai
31 Desember 2000, masih ada penghasilan bunga untuk 3 bulan yang
belum diterima, yaitu bulan Oktober sampai Desember. Jumlahnya 3/12 x
6% x Rp 1.000.000,00 = Rp 15.000,00. Penyesuaian dilakukan dengan
mendebet Piutang Penghasilan Bunga Rp 15.000,00. Untuk memudahkan
pemeriksaan kembali, maka di depan angka-angka penyesuaian tersebuut
diberi tanda huruf a), begitu pula dengan penyesuaian yang lain.
b) Saldo debet rekening Gaji Pegawai Rp 2.200.000,00 menunjukkan jumlah
gaji yang dibayar tahun 2000. Padahal masih ada tunggakan Rp
200.000,00. Ini berarti dalam pembukuan harus dicatat adanya Hutang
Gaji dan Gaji Pegawai Rp 200.000,00 yang dicatat melalui jurnal
penyesuaian dengan mendebet rekening Gaji Pegawai dan mengkredit
rekening Hutang Gaji.
c) Saldo rekening Penghasilan Sewa menunjukkan selama tahun 2000
diterima penghasilan sewa sebesar Rp 3.600.000,00. Dalam jumlah
tersebut termasuk sewa yang diterima di muka untuk perioda mendatang
Rp 600.000,00. Oleh karena itu, Penghasilan Sewa harus dikurangi dengan
mendebet rekening Penghasilan Sewa dan mengkredit Hutang Penghasilan
sebesar Rp 600.000,00.
d) Saldo debet rekening Persekot Asuransi menunjukkan pembayaran resmi
asuransi yang telah dilakukan tahun 2000 Rp 1.000.000,00 termasuk di
dalamnya premi asuransi untuk perioda mendatang Rp 400.000,00. Ini
berarti Persekot Asuransi sebenarnya masih Rp 400.000,00.
Per 31 Desember 2000
Neraca Saldo Setelah
Neraca Saldo Penyesuaian Rugi-Laba Neraca
Rekening Disesuaikan
D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp)
Kas 5.235.000,00 - - -
Piutang Dagang 1.820.000,00 - - -
Surat-surat Berharga 1.000.000,00 - - -
Supplies Photographi 9.615.000,00 - - -
Supplies Kantor 4.130.000,00 - - -
Persekot Asuransi 1.000.000,00 - - d) 600.000,00
Peralatan Photographi 48.000.000,00 - - -
Peralatan Kantor 11.500.000,00 - - -
Gedung 100.000.000,00 - - -
Hutang Dagang - 1.200.000,00 - -
Modal Agus - 136.300.000,00 - -
Biaya-biaya Kantor 2.000.000,00 - - -
Penghasilan Photo Studio - 45.765.000,00 b) 200.000,00 -
Gaji Pegawai 2.200.000,00 - - -
Advertensi 400.000,00 - - a) 15.000,00
Penghasilan Bunga - 35.000,00 c) 600.000,00 -
Penghasilan Sewa - 3.600.000,00 a) 15.000,00 -
186.900.000,00 186.900.000,00 - b) 200.000,00
- c) 600.000,00
d) 600.000,00 -
e) 457.650,00 -
- e) 457.650,00
f) 9.600.000,00 -
- f) 9.600.000,00
g) 1.150.000,00 -
- g) 1.150.000,00
h) 5.000.000,00 -
- h) 5.000.000,00
17.622.650,00 17.622.650,00

Neraca Lajur Langkah 2


sudah merupakan Biaya Asuransi tahun tersebut. Oleh karena itu, rekening
Persekot Asuransi harus dikredit, dan rekening Biaya Asuransi didebet sebesar
Rp 600.000,00

e) Kerugian piutang yang dibebankan pada tahun 2000 sebesar Rp 457.650,00


yaitu 1% dari penjualan (Penghasilan Photographi). Dalam jurnal penyesuaian
dicatat dengan mendebet rekening Kerugian Piutang dan mengkredit rekening
Cadangan Kerugian Piutang Rp 457.650,00. Karena dalam neraca saldo tdak ada
kedua rekening ini, maka dalam neraca lajur kedua rekening ini harus
dicantumkan di bawah jumlah neraca saldo.

f) Penyusutan peralatan photographi sebesar 20% dari perolehan Rp 48.000.000,00


= Rp 9.600.000,00. Dalam jurnal penyesuaian dicatat dengan mendebet rekening
Penyusutan Peralatan Photographi dan mengkredit rekening Akumulasi
Penyusutan Peralatan Photographi sebesar Rp 9.600.000,00. Karena kedua
rekening ini juga tidak ada dalam neraca saldo, maka kedua rekening ini juga
diletakkan di bawah jumlah neraca saldo.

g) Penyusutan peralatan kantor 10% dari perolehan Rp 11.500.000,00 = Rp


1.150.000,00. Pencatatan ke dalam jurnal penyesuaian dilakukan dengan
mendebet rekening Penyusutan Peralatan Kantor dan mengkredit rekening
Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor sebesar Rp 1.150.000,00

h) Penyusutan gedung setahun 5% dari perolehan Rp 100.000.000,00 = Rp


5.000.000,00. Di jurnal penyesuaian dicatat dengan mendebet rekening
Penyusutan gedung dan mengkredit Akumulasi Penyusutan Gedung.

Setelah semua penyesuaian dimasukkan ke dalam kolom-kolom penyesuaian,


maka kedua kolom ini dijumlahkan dengan jumlah penyesuaian harus seimbang.

Prosedur yang telah diterangkan di atas, yaitu rekening-rekening yang belum


tercantum dalam neraca saldo, ditukis dibawah jumlah neraca saldo, merupakan cara
yang umum diterapkan. Disamping itu ada pula cara lain yang juga tidak kalah

praktis, yaitu dengan menyisipkan langsung ke neraca saldo pada saat


penyusunannya dengan urutan yang tepat.

3 Mengisi kolom-kolom neraca saldo setelah disesuaikan

Tiap-tiap saldo rekening yang tercantum dalam neraca saldo digabungkan


dengan angka-angka pada kolom penyesuaian, dan jumlah ini dicantumkan dalam
Neraca Saldo. Setelah disesuaikan, sedangkan yang tidak terdapat penyesuaian,
langsung dipindahkan tanpa perubahan.

Sebagai contoh rekening Persekot Asuransi dalam neraca saldo pada sisi debet
sebesar Rp 1.000.000,00 ini digabungkan (diselisihkan) dengan jumlah kredit Rp
600.000,00 pada penyesuaian. Penggabungan kedua angka ini menghasilkan
jumlah debet Rp 400.000,00 yang harus dicantumkan pada kolom debet neraca
saldo setelah disesuaikan. Contoh lain misalnya rekening Biaya Asuransi,
rekening ini dalam neraca saldo tidak mempunyai neraca saldo, tetapi dalam
kolom penyesuaian terdapat jumlah debet dalam kolom neraca saldo setelah
disesuaikan.

4 Memindahkan jumlah dalam kolom neraca saldo setelah disesuaikan ke


dalam kolom rugi-laba atau kolom neraca.

Langkah berikutnya dalam pembuatan Neraca Lajur adalah memindahkan


saldo-saldo rekening aktiva, hutang, modal, dan prive ke dalam kolom neraca, dan
memindahkan saldo rekening biaya dan penghasilan ke kolom rugi-laba. Proses
ini sebaiknya dimulai dari atas secara berurutan untuk menghindari kesalahan
dalam pemindahan ke dalam kolom dan sisi yang tepat.

Proses pemindahan saldo-saldo rekening ini, sebenarnya merupakan suatu


proses pemilihan, atas rekening-rekening mana yang mempengaruhi rugi-laba dan
rekening mana yang mempengaruhi neraca
Per 31 Desember 2000

Neraca Saldo Penyesuaian Neraca Saldo Setelah Disesuaikan Rugi-Laba Neraca


Rekening
D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp)
Kas 5,235,000 - - - 5,235,000 - - - 5,235,000 -
Piutang dagang 1,820,000 - - - 1,820,000 - - - 1,820,000 -
Surat-surat berharga 1,000,000 - - - 1,000,000 - - - 1,000,000 -
Supplies Photographi 9,613,000 - - - 9,613,000 - - - 9,613,000 -
Supplies Kantor 4,130,000 - - - 4,130,000 - - - 4,130,000 -
Persekot Asuransi 1,000,000 - - - 1,000,000 - - - 1,000,000 -
Peralatan Photographi 48,000,000 - - - 48,000,000 - - - 48,000,000 -
Peralatan Kantor 11,500,000 - - - 11,500,000 - - - 11,500,000 -
Gedung 100,000,000 - - - 100,000,000 - - - 100,000,000 -
Hutang Dagang - 1,200,000 - - - 1,200,000 - - - 1,200,000
Modal Agus - 136,300,000 - - - 136,300,000 - - - 136,300,000
Biaya-biaya Kantor 2,000,000 - - - 2,000,000 - 2,000,000 - - -
Penghasilan Photo Studio - 45,765,000 - - - 45,765,000 - 45,765,000 - -
Gaji Pegawai 2,200,000 - b) 200,000 - 2,400,000 - 2,400,000 - - -
Advertensi 400,000 - - - 400,000 - 400,000 - - -
Penghasilan Bunga - 35,000 - a) 15,000 - 50,000 - 50,000 - -
Penghasilan Sewa - 3,600,000 c) 600,000 - 3,000,000 - 3,000,000 - -
186,900,000 186,900,000 - - - -
Piutang Bunga a) 15,000 - 15,000 - - - 15,000 -
Hutang Gaji - b) 200,000 - 200,000 - - - 200,000
Hutang Penghasilan Sewa - c) 600,000 - 600,000 - - - 600,000
Biaya Asuransi d) 600,000 - 600,000 - 600,000 - - -
Kerugian Piutang e) 457,650 - 457,650 - 437,650 - - -
Cad. Kerugian Piutang - e) 457,650 - 457,650 - - - 457,650
Peny. Peralatan Photographi f) 9,600,000 - 9,600,000 - 9,600,000 - - -
Ak. Peny. Peralatan Photographi - f) 9,600,000 - 9,600,000 - - - 9,600,000,000
Peny. Alat Kantor g) 1,150,000 - 1,150,000 - 1,150,000 - -
Ak. Peny. Peralatan Kantor - g) 1,150,000 - 1,150,000 - - - 1,150,000
Penyusutan Gudang h) 5,000,000 - 5,000,000 - 5,000,000 - - -
Ak. Penyusutan Gudang - h) 5,000,000 - 5,000,000 - - - 5,000,000
17,662,650 17,662,650 203,922,650 203,322,650

Neraca Lajur Lagkah 3 - 4


5 Menjumlahkan kolom-kolom rugi-laba dan kolom-kolom neraca, dan
mengontrol keseimbangan pada masing-masing sisinya.

Laba bersih arau rugi bersih untuk suatu perioda ditentukan dengan menghitung
selisih antara sisi debet dan sisi kredit pada kolom rugi-laba. Dari contoh neraca
lajur yang sudah selesai dikerjakan, dapat dilihat sisi kredit lebih besar dari sisi
debet. Selisih ini disebut Laba Bersih.

Jumlah sisi kredit (penghasilan-penghasilan) Rp 48.815.000,00


Jumlah sisi debit (Biaya-biaya) Rp 21.607.650,00
Selisih: Laba Bersih Rp 27.207.350,00

Jumlah laba bersih Rp 27.207.350,00 di atas dimasukkan ke dalam sisi debit


kolomrugi-laba sebagai angka pengimbang dan juga pada baris yang sama
dimasukkan ke dalam sisi kredit kolom neraca. Pada kolom perkiraan diberi
keterangan laba bersih untuk menjelaskan angka tersebut. Langkah terakhir adalah
menjumlah kembali kolom rugi-laba dan kolom-kolom neraca. Jumlah sisi debit
dan jumlah sisi kredit kedua kolom tersebut harus sama.

Alasan dimasukkannya laba bersih Rp 27.207.350,00 dalam sisi kredit kolom


neraca adalah karena laba mengakibatkan bertambahnya modal. Apabila jumah sisi
debit kolom neraca tidak sama dengan jumlah sisi kreditnya, maka hal ini berarti
bahwa dalam pembuatan neraca lajur tersebut telah terjadi kesalahan.

Seandainya jumlah sisi debit rugi-laba lebih besar daripada jumlah sisi
kreditnya, maka selisih kedua sisi tersebut menunjukkan rugi bersih. Jumlah rugi
tersebut dimasukkan kedalam sisi kredit kolom rugi-laba sebagai angka
pengimbang dan pada baris yang sama juga dimasukkan pada sisi debit kolom
neraca sehingga jumlah kedua sisi dari kolom rugi-laba dan kolom neraca akan
seimbang.
Photo Studio "Aneka"
Per 31 Desember 2000 Laporan Rugi - Laba
31 Desember 2000
Neraca Saldo Penyesuaian Neraca Saldo Setelah Disesuaikan Rugi-Laba Neraca
Rekening Penghasilan Photo Studio Rp 45,765,000.00
D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp)
Kas 5,235,000 - - - 5,235,000 - - - 5,235,000 -
Piutang dagang 1,820,000 - - - 1,820,000 - - - 1,820,000 - Biaya-biaya Operasi :
Surat-surat berharga 1,000,000 - - - 1,000,000 - - - 1,000,000 - Biaya-biaya Kantor Rp 2,000,000.00
Supplies Photographi 9,613,000 - - - 9,613,000 - - - 9,613,000 -
Supplies Kantor 4,130,000 - - - 4,130,000 - - - 4,130,000 - Gaji Pegawai Rp 2,400,000.00
Persekot Asuransi 1,000,000 - - - 1,000,000 - - - 1,000,000 -
Advertensi Rp 400,000.00
Peralatan Photographi 48,000,000 - - - 48,000,000 - - - 48,000,000 -
Peralatan Kantor 11,500,000 - - - 11,500,000 - - - 11,500,000 - Biaya Asuransi Rp 600,000.00
Gedung 100,000,000 - - - 100,000,000 - - - 100,000,000 -
Kerugian Piutang Rp 457,650.00
Hutang Dagang - 1,200,000 - - - 1,200,000 - - - 1,200,000
Modal Agus - 136,300,000 - - - 136,300,000 - - - 136,300,000 Penyusutan Peralatan Photographi Rp 9,600,000.00
Biaya-biaya Kantor 2,000,000 - - - 2,000,000 - 2,000,000 - - -
Penyusutan Peralatan Kantor Rp 1,150,000.00
Penghasilan Photo Studio - 45,765,000 - - - 45,765,000 - 45,765,000 - -
Gaji Pegawai 2,200,000 - b) 200,000 - 2,400,000 - 2,400,000 - - - Penyusutan Gedung Rp 5,000,000.00
Advertensi 400,000 - - - 400,000 - 400,000 - - - Jumlah biaya-biaya operasi Rp 21,607,650.00
Penghasilan Bunga - 35,000 - a) 15,000 - 50,000 - 50,000 - -
Penghasilan Sewa - 3,600,000 c) 600,000 - 3,000,000 - 3,000,000 - -
186,900,000 186,900,000 - - - - Laba Bersih Operasi Rp 24,157,350.00
Piutang Bunga a) 15,000 - 15,000 - - - 15,000 -
Hutang Gaji - b) 200,000 - 200,000 - - - 200,000
Hutang Penghasilan Sewa - c) 600,000 - 600,000 - - - 600,000
Biaya Asuransi d) 600,000 - 600,000 - 600,000 - - -
Penghasilan lain-lain :
Kerugian Piutang e) 457,650 - 457,650 - 437,650 - - - Pengahasilan Bunga Rp 50,000.00
Cad. Kerugian Piutang - e) 457,650 - 457,650 - - - 457,650
Peny. Peralatan Photographi f) 9,600,000 - 9,600,000 - 9,600,000 - - -
Penghasilan Sewa Rp 3,000,000.00
Ak. Peny. Peralatan Photographi - f) 9,600,000 - 9,600,000 - - - 9,600,000,000 Jumlah Penghasilan lain-lain Rp 3,050,000.00
Peny. Alat Kantor g) 1,150,000 - 1,150,000 - 1,150,000 - -
Ak. Peny. Peralatan Kantor - g) 1,150,000 - 1,150,000 - - - 1,150,000
Penyusutan Gudang h) 5,000,000 - 5,000,000 - 5,000,000 - - - Laba Bersih Rp 27,207,350.00
Ak. Penyusutan Gudang - h) 5,000,000 - 5,000,000 - - - 5,000,000
17,662,650 17,662,650 203,922,650 203,322,650 21,607,650 48,815,000 181,715,000 154,507,650
Laba Bersih 27,297,350 27,207,350
48,815,000 48,815,000 181,715,000 181,715,000

Neraca Lajur (Hasil Akhir)

6.3 Penyusunan Laporan-Laporan Keuangan Dari Neraca Lajur Photo Studio "Aneka"
Laporan Perubahan Modal
Pada awal bab ini telah diuraikan bahwa salah satu tujuan pembuatan neraca lajur adalah untuk mempermudah penysunan 31 Desember 2000
laporan-laporan keuangan. Dengan telah diselesaikannya neraca lajur maka penyusunan laporan-laporan keuangan akan menjadi Modal, 1 Januari 2000…………………………….. Rp 136,300,000.00
sangat mudah karena semua informasi yang diperlukan untuk menyusun neraca dan laporan rugi-laba telah tersedia. Laba Tahun 2000…………………………………. Rp 27,207,350.00

Laporan rugi-laba disusun dengan mengambil data-data uang tercantum dalam kolom-kolom rugi-laba sedangkan neraca disusun
Modal, 31 Desember 2000………………………… Rp 163,507,350.00
dengan mengambil data-data yang tercantum dalam kolom neraca di neraca lajur. Laporan rugi-laba dan neraca yang disusun atas
dasar neraca lajur dapat dilihat dalam contoh berikut ini:

PHOTO STUDIO “ANEKA”


NERACA
31 DESEMBER 2000

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Hutang Lancar

Kas Rp 5,235,000.00 Hutang Dagang Rp 1,200,000.00


Piutang Dagang Rp 1,820,000.00 Hutang Gaji Rp 200,000.00
Cadangan Kerugian Piutang Rp 457,650.00 Hutang Penghasilan Sewa Rp 600,000.00
Rp 1,362,350.00
Surat-surat berharga Rp 1,000,000.00 Jumlah Hutang Lancar Rp 2,000,000.00
Supplies Photographi Rp 9,615,000.00
Supplies Kantor Rp 4,130,000.00
Persekot Asuransi Rp 400,000.00 MODAL
Piutang Bunga Rp 15,000.00
Rp 163,508,250.00
Jumlah Aktiva Lancar Rp 21,757,350.00

Aktiva Tetap

Peralatan Photographi Rp 48,000,000.00


Akumulasi Penyusutan Rp 9,600,000.00
Peralatan Photographi Rp 38,400,000.00

Peralatan Kantor Rp 11,500,000.00


Akumulasi Penyusutan Rp 1,150,000.00
Peralatan Kantor Rp 10,350,000.00

Gedung Rp 100,000,000.00
Akumulasi Penyusutan Gedung Rp 5,000,000.00
Rp 95,000,000.00
BAB VII 2. Menjumlahkan, menyeimbangkan dan memberi garis dobel di bawah jumlah dari semua rekening riil untuk menunjukkan
PENUTUPAN BUKU DAN dengan jelas bahwa saldo rekening-rekening riil tersebut sama dengan jumlah yang tercantum dalam neraca.
JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI 3. Menyusun Neraca Saldo Setelah Tutup Buku untuk memeriksa kebenaran pelaksanaan proses penutupan buku.

Pada bab V telah diterangkan tentang penyesuaian pembukuan yang pada pokoknya mempunyai dua tujuan utama, yakni: Rekening Rugi-Laba

1. Agar pembukuan menunjukkan semua informasi dengan tepat dan untuk mencatat tambahan informasi seperti persediaan akhir Rekening rugi-laba adalah rekening yang bersifat sementara. Rekening ini dibuka dan segera ditutup kembali dalam proses
periode, penghasilan-penghasilan yang masih akan diterima, utang-utang yang masih harus dibayar, penghasilan yang diterima penutupan buku, oleh karena itu dalam mencatat transaksi-transaksi yang terjadi selama periode berjalan kita tidak pernah menjumpai
dimuka, biaya-biaya yang menjadi beban suatu periode yang berasal dari aktiva-aktiva seperti persekot asuransi dan aktiva tetap. rekening Rugi-Laba karena rekening ini baru diperlukan pada akhir periode. Seperti kita ketahui, laba atau rugi timbul karena adanya
2. Untuk memecah rekening-rekening campuran sehingga pada akhir periode rekening-rekening semacam itu telah terpisah menjadi penghasilan dan biaya. Meskipun demikian, selama periode berjalan kita tidak pernah menkredit penghasilan ke rekening Rugi-Laba
rekening riil atau rekening nominal. atau mendebet biaya ke rekening Rugi-Laba, karena hal itu akan menyebabkan pembukuan tidak dapat menggambarkan dengan jelas
elemen-elemen penghasilan dan biaya dalam periode yang bersangkutan. Perlu dipahami pula bahwa rekening Rugi-Laba tidaklah
Pada bab VI telah diterangkan pula tentang pemakaian neraca lajur sebagai alat untuk mempermudah penyusunan laporan- sama dengan Laporan Rugi-Laba. Rekening Rugi-Laba berada di dalam pembukuan (di Buku Besar) sedangkan laporan Rugi-Laba
laporan keuangan dan di samping itu juga mempermudah pembuatan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Pemakaian neraca adalah merupakan hasil dari pembukuan.
lajur juga akan sangat mempermudah di dalam menyelenggarakan penutup buku.
Sifat daripada rekening Rugi-Laba sama dengan rekening-rekening nominal lainnya, sebab pada hakekatnya merupaka
Di dalam bab II telah dikemukakan bahwa pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan selalu membutuhkan ringkasan dari seluruh rekening biaya dan rekening penghasilan yang ada dalam buku besar perusahaan.
informasi-informasi tentang hasil-hasil operasi perusahaan. Untuk dapat memberikan informasi tentang hasil-hasil perusahaan, maka
rekening-rekening nominal, yaitu rekening-rekening penghasilan dan rekening-rekening biaya harus ditutup. Proses penyelesaian Pemakaian rekening Rugi-Laba adalah:
rekening-rekening nominal pada tiap-tiap akhir periode ini disebut menutup buku. a) Rekening Rugi-Laba di debet untuk memindahkan saldo dari rekening-rekening nominal yang mempunyai saldo debet (biaya).
b) Rekening Rugi-Laba di kredit untuk memindahkan saldo dari rekening-rekening nominal yang bersaldo kredit (penghasilan).

Apabila rekening Rugi-Laba bersaldo kredit, atau penghasilan lebih besar dari biaya maka perusahaan mendapat laba.
7.1 Pengertian Dan Tujuan Penutupan Buku Sedangkan bila bersaldo debet, maka perusahaan merugi.
Rekening Rugi-Laba ditutup dengan cara membuat jurnal sebagai berikut:
Penutupan buku adalah proses memindahkan saldo rekening-rekening penghasilan dan saldo rekening-rekening biaya ke 1. Rekening Rugi-Laba di debet dan rekening Prive pemilik di kredit, apabila perusahaan mendapat laba.
rekening Rugi-Laba dan memindahkan saldo rekening Rugi-Laba ke reknening Modal. 2. Rekening Rugi-Laba di kredit dan rekening Prive pemilik di debet, apabila perusahaan menderita rugi.

Penutupan buku dilakukan dengan maksud untuk: Untuk lebih menjelasakan prosese penutupan buku dalam suatu perusahaan perseorangan, perhatikan contoh dari Photo Studio
1. Menutup semua rekening-rekening nominal. Aneka yang telah dikemukakan dalam bab V dan VI, kolom Rugi-Laba (kolom 7 & 8) dari neraca lajur pada halaman VI-11 telah
2. Untuk memindahkan saldo rekening Rugi-Laba (laba atau rugi bersih dalam suatu periode) ke rekening Modal, sehingga rekening menyediakan informasi-informasi yang diperlukan dalam penutupan buku. Mengingat Perusahaan Photo Studio Aneka merupakan
Modal menunjukkan jumlah yang sama dengan jumlah yang tercantum dalam neraca. perusahaan jasa, maka penghasilannya berupa uang jasa dari konsumen jasa (penutupan buku untuk perusahaan dagang akan diuraikan
dalam bab VIII).
7.2 Prosedur Penutupan Buku Pada Perusahaan Perseorangan
Dalam kolom 8 Neraca Lajur, ada 3 jenis rekeing penghasilan, yaitu Penghasilan Photo Studio, Penghasilan Bunga, dan
Penutupan Buku dilakukan dengan membuat jurnal-jurnal sebagai berikut: Penghasilan Sewa yang merupakan penghasilan di luar operasi perusahaan tersebut.
1. Jurnal-jurnal untuk memindahkan saldo dari setiap rekening nominal ke rekening Rugi-Laba.
2. Jurnal untuk memindahkan saldo rekening Rugi-Laba ke rekening Prive pemilik perusahaan. Ketiga rekening penghasilan tersebut ditutup ke rekening Rugi-Laba dngan jurnal sebagai berikut:
3. Jurnal untuk memindahkan saldo rekening Prive ke rekening Modal pemilik perusahaan. Penghasilan Photo Studio............................Rp. 45.765.000,00
Penghasilan Bunga………………………...Rp. 50.000,00
Selain daripada pembuatan jurnal-jurnal di atas dan pembukuannya di buku besar, dalam proses penutupan buku dilakukan pula Penghasilan Sewa………………………….Rp. 3.000.000,00
langkah-langkah sebagai berikut: Rugi-Laba………………………………………….Rp. 48.815.000,00
1. Menjumlah dan memberi garis dobel di bawah jumlah tiap-tiap rekening nominal untuk menunjukkan dengan jelas bahwa (penutupan saldo rekening-rekening penghasilan)
rekening-rekening nominal tidak mempunyai saldo lagi dan rekening tersebut siap utnuk digunakan pada periode berikutnya
Langkah berikutnya adalah memindahakan saldo rekening-rekening biaya ke rekening Rugi-Laba. Kolom 7 neraca lajur telah Berikut ini adalah gambaran rekening-rekening yang ada di buku besar Photo Studio Aneka setelah tutup buku. Untuk
menyediakan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses tutup buku ini. Jurnal penutup memindahkan saldo rekening-rekening menyederhanakan contoh ini maka rekening-rekening diringkas, tidak menggambarkan data secara lengkap dan hanya
biaya ke rekening Rugi-Laba pada Perusahaan Phot Studio Aneka adalah sebagai berikut: menggambarkan saldonya saja setelah disesuaikan (lihat neraca lajur hal.........)
Kas
Rugi-Laba………………………………………..Rp. 21.607.650,00 2000 Rp. 5.235.000,00 2000
Biaya-biaya Kantor…………………………………………..................Rp. 2.000.000,00 Des 31 Des 31 Saldo Rp. 5.235.000,00
Gaji Pegawai............................................................................................Rp. 2.400.000,00
Advertensi................................................................................................Rp. 400.000,00
2001
Biaya-biaya Asuransi...............................................................................Rp. 600.000,00
Jan 1 Saldo Rp. 5.235.000,00
Kerugian Piutang.....................................................................................Rp. 457.650,00
Piutang Dagang
Penyusutan Peralatan Photographi..........................................................Rp. 9.600.000,00
2000 Rp. 1.820.000,00 2000
Penyusutan Peralatan Kantor...................................................................Rp. 1.150.000,00 31 31 Saldo Rp. 1.820.000,00
Penyusutan Gedung.................................................................................Rp. 5.000.000,00 Des Des

(penutupan saldo rekening-rekening penghasilan) Saldo


2001 Rp. 1.820.000,00
1
Dalm neraca lajur Photo Studio Aneka di halaman VI-11 nampak bahwa laba bersih yang diperoleh perusahaan tersebut adalah Jan
Cadangan Kerugian Piutang
Rp. 27.207.350,00. Jumlah tersebut cocok dengan saldo kredit dari rekening Rugi-Laba berikut ini:
2000 Rp. 457.650,00 2000
Des 31 Saldo Des 31 Rp. 457.650,00
Rugi-Laba
2000 2000 2001
31 21.607.650 31 48.815.500
Des Des Jan 1 Saldo Rp. 457.650,00

Jumlah laba bersih di atas melalui jurnal penutup dipindahkan ke rekening Prive, tetapi mengingat bahwa selama tahun tersebut Surat-surat Berharga
2000 Rp. 100.000,00 2000
tidak ada transaksi prive, maka saldo laba tersebut dapat langsung dipindahkan ke rekening Modal degan jurnal sebagai berikut:
Des 31 Des 31 Saldo Rp. 100.000,00
Rp. 100.000,00

Rugi-Laba.................................................................Rp. 27.207.350,00 2001


Modal Suprapta............................................................................Rp. 27.207.350,00 Jan 1 Saldo
(Penutupan saldo rekening-rekening penghasilan) Supplies Photographi
2000 Rp. 9.615.000,00 2000

Setelah jurnal tersebut dibukukan ke rekening Modal Suprapta, rekening modal tersebut akan menunjukkan saldo Rp. Des 31 Des 31 Saldo Rp. 9.615.000,00

163.507.350,00. Jumlah tersebut cocok dengan jumlah modal Suprapta yang tercantum dalm neraca Photo Studio Aneka per 31
2001
Desember 2000.
Jan 1 Saldo Rp. 9.615.000,00
Rekening Rugi-Laba setelah ditutup (dipindahkan) saldonya ke rekening modal akan Nampak seperti berikut: Supplies Kantor
Rugi-Laba 2000 Rp. 4.130.000,00 2000
2000 2000 Des 31 Des 31 Saldo Rp. 4.130.000,00

Des 31 21.607.650 Des 31 48.815.000


2001
27.207.350
Jan 1 Saldo Rp. 4.130.000,00
48.815.500 48.815.000
Persekot Asuransi
2000 Rp. 400.000,00 2000
7.3 Menyelesaikan dan mengaris dobel jumlah pada rekening-rekening Des 31 Des 31 Saldo Rp. 400.000,00
Pada akhir periode, jumlah-jumlah yang terdapat di tiap sisi rekening dijumlahkan, dan setelah jurnal penutup dilakukan maka
rekening-rekening nominal akan seimbang. Jumlah-jumlah yang telah seimbang tersebut kemudian di garis bawah dobel sebagai tanda 2001
rekening tersebut telah ditutup dan siap digunakan untuk periode selanjutnya. Jan 1 Saldo Rp. 400.000,00

Piutang Bunga
Saldo rekening-rekening riil tidak perlu ditutup karena akan dibawa langsung ke periode berikutnya. Pada akhir periode
2000 Rp. 15.000,00 2000
akuntansi tiap rekening riil dicari saldonya. Saldo tersebut digunakan untuk menyeimbangkan rkening riil tersebut, dan akan dipakai
Des 31 Des 31 Saldo Rp. 15.000,00
untuk mencatat saldo awal pada rekening yang bersangkutan.
Rp. 15.000,00
2001 Hutang Penghasilan Sewa
Jan 1 Saldo 2000 2000
Peralatan Photographi Rp 600,000.00
Des 31 Saldo Des 31 Rp 600,000.00
2000 Rp. 48.000.000,00 2000
Des 31 Des 31 Saldo Rp. 48.000.000,00 2001
Jan 1 Saldo Rp 600,000.00

2001
Modal Suprapta
Jan 1 Saldo Rp. 48.000.000,00
2000 2000
Akumulasi Penyusutan Peralatan Photographi
Des 31 Saldo Rp 163,507,350.00 Des 31 Rp 136,300,000.00
2000 Rp. 9.600.000,00 2000
31 Saldo Laba Rp 27,207,350.00
Des 31 Saldo Des 31 Rp. 9.600.000,00 Rp 163,507,350.00 Rp 163,507,350.00
2001
2001 Jan 1 Saldo Rp 163,507,350.00
Jan 1 Saldo Rp. 9.600.000,00
Peralatan Kantor Penghasilan Photo Studio
2000 2000
2000 Rp. 11.500.000,00 2000
Ke
Des 31 Des 31 Saldo Rp. 11.500.000,00 Des 31 Rugi - Rp 45,765,000.00 Des 31 Rp 45,765,000.00
Laba
2001
Jan 1 Saldo Rp. 11.500.000,00 Biaya-biaya Kantor
2000 2000
Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor
Des 31 Rp 2,000,000.00 Des 31 Ke Rugi - Rp 2,000,000.00
2000 Rp. 1.150.000,00 2000
Laba
Des 31 Saldo Des 31 Rp. 1.150.000,00

Gaji Pegawai
2001 2000 2000
Jan 1 Saldo Rp. 1.150.000,00 Des 31 Rp 2,400,000.00 Des 31 Ke Rugi - Rp 2,400,000.00

Gedung
Laba
2000 Rp. 100.000.000,00 2000
Advertensi
Des 31 Des 31 Saldo Rp. 100.000.000,00
2000 2000
Des 31 Rp 400,000.00 Des 31 Ke Rugi - Rp 400,000.00
2001
Laba
Jan 1 Saldo Rp. 100.000.000,00
Biaya Asuransi
2000 2000
Akumulasi Penyusutan Gedung
2000 2000 Des 31 Rp 600,000.00 Des 31 Ke Rugi - Rp 600,000.00
Rp 5,000,000.00 Laba
Des 31 Saldo Des 31 Rp 5,000,000.00

Kerugian Piutang
2001
2000 2000
Jan 1 Saldo Rp 5,000,000.00
Des 31 Rp 457,650.00 Des 31 Ke Rugi - Rp 457,650.00

Hutang Dagang Laba


2000 2000
Penyusutan Peralatan Photographi
Rp 1,200,000.00
Des 31 Saldo Des 31 Rp 1,200,000.00 2000 2000
Des 31 Rp 9,600,000.00 Des 31 Ke Rugi - Rp 9,600,000.00
2001
Laba
Jan 1 Saldo Rp 1,200,000.00
Penyusutan Peralatan Kantor
Hutang Gaji 2000 2000
2000 2000 Des 31 Rp 1,150,000.00 Des 31 Ke Rugi - Rp 1,150,000.00
Rp 200,000.00
Des 31 Saldo Des 31 Rp 200,000.00 Laba

2001 Penghasilan Gedung


2000 2000
Jan 1 Saldo Rp 200,000.00
Des 31 Rp 5,000,000.00 Des 31 Ke Rugi - Rp 5,000,000.00
Laba Gedung 100,000,000.00 -
Akumulasi Penyusutan Gedung - 5,000,000.00
Hutang Dagang - 1,200,000.00
Hutang Gaji - 200,000.00
Penghasilan Bunga Hutang Penghasilan Sewa - 600,000.00
2000 2000 Modal Suprapta - 163,507,350.00
Ke Rp 181,715,000.00 Rp 181,715,000.00
Des 31 Rugi - Rp 50,000.00 Des 31 Ke Rugi - Rp 50,000.00
Laba Laba
7.5 Penutupan Buku Dalam Perusahaan Persekutuan
Penyusutan Sewa Penutupan buku dalam suatu perusahaan yang berbentuk persekutuan mempunyai perbedaan hanya pada pembagian laba bersih.
2000 2000 Pembagian ini biasanya tergantung dari kesepakatan dari para sekutu, baik itu pembagian sama rata atau berdasarkan perbandingan
Ke
Rugi - modal masing-masing.
Des 31 Rp 3,000,000.00 Des 31 Ke Rugi - Rp 3,000,000.00
Laba Laba
Untuk memahami prosedur penutupan buku dalam persekutuan perhatikan contoh berikut ini.
Rugi Laba CV Permata selama perioda 2001 memperoleh laba bersih sebesar Rp 3000.000.000,00. Perjanjian yang berlaku dalam
2000 2000 perusahaan tersebut menetapkan bahwa laba bersih akan dibagi rata di antara para sekutu, yaitu A, B, dan C.
Des 31 Rp 21,607,650.00 Des 31 Rp 48,815,000.00
Ke
31 Modal Rp 27,207,350.00
Saldo rekening Prive para sekutu per 31 Desember 2001 (sebelum tutup buku) menunjukkan sebagai berikut.
Rp 48,815,000.00 Rp 48,815,000.00
Prive, A (debet)……………………………… ………..Rp. 4,562,500.00
Prive, B (debet)……………………………… ………..Rp. 2,483,250.00
7.4 Neraca Saldo Setelah Tutup Buku Prive, C (debet)……………………………… ………..Rp. 1,000,000.00
Dalam proses pembuatan jurnal penutup dan pembukaannya di rekening-rekening buku besar, kemungkinan terjaidnya
kesalahan cukup besar terutama dalam menyeimbangkan (menutup saldo akhir) rekening-rekening riil. Setelah penutupan buku makan Setelah rekening-rekening biaya dan rekening-rekening penghasilan di pindahkan ke Rugi-Laba, maka saldo Rekening Rugi-
rekening di buku besar harus seimbang. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam proses penutupan buku pada akhir perioda akan Laba sebesar Rp 300.000.000,00 dipindahkan ke rekening Prive masing-masing sebagai berikut.

menimbulkan kesulitan besar pada perioda sebelumnya. Oleh karena itu, setelah selesai penutupan buku periu diadakan test untuk
memeriksa kebenaran dan keseimbangan jumlah-jumlah sisi debet dan redit. Test tersebut adalah berupa pembuatan Neraca Saldo Rugi-Laba Rp. 300,000,000.00
Setelah Tutup Buku. Prive, A …………………………………………..Rp. 300,000,000,00.00
Neraca Saldo yang disusun setelah tutup buku hanya berisikan rekening-rekening riil dan jumlah-jumlahnya yang tercantum Prive, B …………………………………………..Rp. 300,000,000,00.00
dalam Neraca Saldo Setelah Tutup Buku sama dengan rekening-rekening riil yang tercantum dalam neraca tetapi hanya penyajiannya Prive, C …………………………………………..Rp. 300,000,000,00.00
yang berbeda.
Setelah penutupan buku selesai dikerjakan, maka saldo-saldo yang ada di buku besar hanya saldo-saldo aktiva, hutang, dan Setelah jurnal penutupan buku di atas di bukukan ke rekening Prive masing-masing sekutu menunjukkan saldo kredit, masing-
modal. masing A, Rp. 95.437.500, B Rp. 97.516.750,00 , C Rp. 99.000.000,00. Saldo rekening-rekening Prive pada perusahaan persekutuan
Neraca Saldo Setelah Tutup Buku dari Phooto Studio Aneka per 31 Desember 2000 adalah sebagai berikut : biasanya tidak dipindahkan ke rekening Modal, tetapi tetap dibiarkan dalam rekening Prive sebagai rekening riil dan dicantumkan
PHOTO STUDIO “ANEKA” dalam neraca.
NERACA SALDO SETELAH TUTUP BUKU
Per 31 Desember 2009
7.6 Penutupan Buku Dalam Perusahaan Persekutuan
Saldo Proses penutupan buku pada perusahaan perseroan mempunyai perbedaan hanya pada penutupan rekening Rugi-Laba, dimana
Nama Rekening
Debet (Rp) Kredit (Rp)
saldo laba atau rugi tidak dipindahkan ke rekening Prive tetapi ditutupi ke rekening Laba Yang Ditahan.
Kas 5,235,000.00 -
Piutang Dagang 1,829,000.00 - Misalkan PT Mutiara selama periode 2001 memperoleh laba bersih sebesar Rp.500.000.000,00. Saldo laba tersebut pada akhir
Cadangan Kerugian Piutang - 457,650.00
periode dipindahkan ke rekening laba yang ditahan dengan jurnal penutupan sebagai berikut:
Surat-surat Berharga 1,000,000.00 -
Supplies Photographi 9,615,000.00 -
Supplies kantor 4,130,000.00 - Rugi-Laba…………………………………. Rp. 500.000.000,00
Persekot Asuransi 400,000.00 -
Piutang Bunga 15,000.00 - Laba yang ditahan…………………………………. Rp. 500.000.000,00
Peralatan Photographi 48,000,000.00 - Rekening Laba yang ditahan merupakan rekening riil, dan dicantumkan di dalam neraca di dalam rekening Modal Saham.
Akumulasi Penyusutan Peralatan Photographi - 9,600,000.00
Peralatan Kantor 11,500,000.00 -
Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor - 1,150,000.00 7.7 Jurnal Penyelesaian Kembali
Jurnal-jurnal penyesuaian tertentu yang dibuat pada akhir periode ada yang berpengaruh terhadap transaksi-transaksi yang
bersifat rutin yang terjadi pada periode akutansi berikutnya. Contoh dari jurnal penyesuaian semacam itu misalnya jurnal untuk Jurnal penyesuaian kembali tidak mengakibatkan terhapusnya hutang gaji, karena dengan jurnal tersebut rekening Biaya Gaji
mencatat hutang gaji pada akhir periode. Pencatatan gaji biasanya dilakukan pada saat pembayaran gaji. Jurnal untuk mencatat akan bersaldo kredit sebesar Rp 200.000.00 dan diimbangi dengan pembayaran gaji tanggal 5 Januari tersebut. Maka dalam buku
pembayaran gaji adalah sebagai berikut: besar tahun 2001 akan tampak sebagai berikut:
Hutang Gaji
Gaji…………………………………………. Rp.XXX 2001 2000
Kas…………………………………………………Rp.XXX Jan 1 Penyesuaian 200.000.00 Des 31 Penyesuaian 200,000.00
kembali
Apabila pada akhir periode akuntansi perusahaan masih mempunyai hutang gaji kepada pegawainya, dan hutang tersebut telah
dicatat dengan jurnal penyesuaian pada akhir periode, maka waktu pencatatan dalam periode berikutnya harus diingat bahwa Gaji
pembayaran tersebut merupakan beban bagi periode sebelumnya. 2001 2000
Jan 5 Pembayaran 1.000.000.00 Des 31 Penyesuaian 200,000.00
Untuk lebih jelasnya, sebagai contoh data dari Photo Studio Aneka tahun 2000 setelah penutupan buku pada akhir tahun tercatat Kembali
adanya Hutang Gaji sebesar Rp. 200.000,00.
Penyesuaian kembali juga dapat dilakukan pada hutang-hutang dan biaya yang lain, penghasilan yang diterima di muka, yang
terkait dengan periode berikutnya. Sedangkan biaya Akumulasi Penyusutan tidak perlu disesuaikan kembali, karena rekening ini
biasanya tetap terbuka sampai akhir penoda.
Hutang Gaji
2000
Penyesuaian 200,000
Des 31

Pada tanggal 5 Januari 2001 dibayar gaji untuk bulan Januari Rp. 1.000.000,00 termasuk pembayaran hutang gaji di atas. Maka
jurnal yang dibuat untuk transaksi tersebut adalah : BAB III
Hutang Gaji........................... Rp. 200.000,00 AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG
Gaji........................................ Rp. 800.000,00
Kas................................................................. Rp 1.000.000,00 Dalam pembahasan tentang siklus akuntansi pada bab-bab dimuka, kita telah menggunakan perusahaan jasa sebagai obyek
Jurnal di atas menghapus rekening hutang gaji dan mencatat biaya gaji sebesar Rp. 800.000,00 yang merupakan beban biaya pembahasan karena karena sifat operas! perusahaan jasa biasanya sangat sederhana, sehingga akan lebih mudah memahami proses
tahun 2001. Dalam kondisi transaksi" seperti ini sangat rawan adanya kesalahan / kekeliruan oleh pencatat transaksi. Misalnya ditulis kegiatan dalam siklus akuntansi.
seperti di bawah ini : Seperti telah kita ketahui, penentuan laba bersih dari perusahaan jasa dapat dilakukan dengan mudah, yaitu dengan
Gaji........................................ Rp. 1.000.000,00 mengurangkan jumlah seluruh biaya dari penghasilan jasa yang diperoleh perusahaan tersebut.
Kas................................................................. Rp 1.000.000,00 Dalam perusahaan dagang, penghasilan berasal dari seluruh barang yang dijual. Untuk menentukan laba bersih dalam suatu
Jurnal diatas akan mengakibatkan biaya gaji tahun 2000 berkurang dan biaya tahun2001 membengkak Rp. 200.000,00. Untuk perusahaan dagang, kita harus mengurangkan dari penghasilan, seluruh biaya untuk periode yang bersangkutan. Dalam hal ini. biaya
menghindari kekeliruan tersebut, maka pada awal periode diadakan penyesuaian kembali atas penyesuaian periode sebelumnya. Jurnal hanya tidak berupa "biaya operasi" tetapi juga meliputi biaya untuk memperoleh barang yang dijual.
penyesuaian kembali yang hams dilakukan pada tanggal 1 Januari 2001 adalah :
Hutang Gaji........................................ Rp. 200.000,00 8.1 Kegiatan Perusahaan Dagang
Kas................................................................. Rp 200.000,00 Kita Mengenal berbagai jenis perusahaan dalam rnasyarakat. Berdasarkan kegiatannya perusahaan-perusahaan tersebut dapat
Dengan adanya penyesuaian kernbali seperti di atas, maka pembayaran gaji yang tercatat tanggal 5 Januari dapat dilakukan dibedakan menjadi (1) perusahaan jasa, (2) perusahaan manufaktur, dan (3) perusahaan dagang. Perusahaan manufaktur dapat kita
tanpa memperhatikan hutang gaji. Jumlah atas pembayaran gaji tanggal bulan Januari 2001 adalah : kenal dan jenis kegiatannya, yaitu perusahaan yang mengolah bahan baku melalui suatu proses produksi tertentu menjadi barang jadi
Gaji........................................ Rp. 1.000.000,00 yang siap untuk dijual. Contoh perusahaan meubel yang mengolah bahan baku kayu menjadi meja, kursi, dan sebagainya. Perusahaan
Kas................................................................. Rp 1.000.000,00 dagang mempunyai jams kegiatan yang berbeda dengan perusahaan jasa, maupun perusahaan manufaktur. Kegiatan utama perusahaan
dagang adalah membeli barang (bukan jasa) dan kemudian menjual kembali barang tersebut (tidak mengolah barang tersebut).
Berdasarkan besar-kecilnya kegiatan, perusahan dagang dapat dibedakan menjadi grosir (biasanya melakukan transaksi pembelian dan yang masih tersisa di gudang pada akhir periode (persediaan akhir). Cara yang sederhana untuk menghitung harga pokok penjualan
penjualan barang dalam partai besar), dan perusahaan pengecer dimana penjualannya dilakukan dalam partai kecil atau eceran. adalah dengan rumus berikut:
HPP = Persediaan Awal + Pembelian - Persediaan Akhir
Jenis transaksi yang terjadi dalam perusahaan. tergantung pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut. Transaksi- Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai asal-usul rumus diatas, marilah kita perhatikan data yang dikutip dari
transaksi yang sangat sering terjadi dalam perusahaan dagang adalah pembelian dan penjualan barang dagangan. Oleh karena itu pembukuan CV.Mulia untuk tahun buku 2000. Pada tanggal 1 Januari CV. Mulia memiliki persediaan sebesar Rp. 9.000.000,00
dalam catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan dagang perlu disediakan rekening-rekening untuk mencatat Selania tahun 2000 perusahaan tersebut membeli barang dagangan seharga Rp. 39.800.000,00. Pada tanggal 31 Desember 2000, di
transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan Laporan keuangan yang dihasilkan dari catatan akuntansi juga harus dapat dalam gudang masih tersedia barang dagangan seharga Rp. 9.800.000,00. Data diatas dilukiskan dengan gambar berikui ini
menunjukkan dengan jelas hasil penjualan yang diperoleh dalam suatu periode dan harga perolehan atau harga pokok dan barang-
C
barang yang telah dijual tersebut. Persediaan akhir
Pembelian bersih Rp 9.800.000,00
8.2 Laporan Rugi-Laba Untuk Perusahaan Dagang Selama periode bersangkutan
Laporan rugi-laba untuk suatu perusahaan dagang agak berbeda jika dibandingkan dengan laporan rugi-laba untuk perusahaan Rp. 39.800.00,00
jasa. Dalam tabel dibawah mi dapat kita lihat contoh laporan rugi-laba dari PT Selecta yang bergerak dalam bidang jual-beli bahan Harga Pokok
bangunan, untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 1999. Dalam laporan ini biaya operasi hanya dikelompokkan menjadi dua Penjualan
A
golongan, yaitu biaya pemasaran dan biaya umum dan administrasi. Persediaan awal Rp 39.000.000,00
Dalam laporan rugi-laba perusahaan dagang diatas, kita menjumpai adanya Harga Pokok Penjualan yang tidak kita temukan Rp9.000.000,00 (A + B – C)
dalam perusahaan jasa. Harga Pokok Penjualan dicantumkan di bawah penjualan. Dengan mengurangkan harga pokok penjualan
terhadap penjualan, maka dapat ditentukan jumlah laba kotor penjualan.
Selanjutnya jumlah biaya-biaya operasi dikurangkan terhadap laba kotor penjualan tersebut, sehingga dapat diketahui jumlah
laba bersih.
Bacalah keterangan gambar diatas dari bawah ke atas. Pada awal periode, barang yang ada di gudang berjumlah Rp.
PT. SELECTA 9.000.000,00. Selama tahun 2000 dibeli barang dagangan seharga Rp 39.800.000,00. Seandainya selama setahun perusahaan diatas

Laporan Rugi-Laba tidak melakukan penjualan, maka pada akhir tahun 1985 akan tersedia barang di gudang seharga Rp 48.800.000,00 (Rp. 9.000.000,00
Untuk Tahun Yang Berakhir 1 anggal 31 Desember 1999 + Rp 39.800.000.00). Pada akhir tahun. jumlah barang yang sesungguhnya ada di gudang adalah Rp 9.800.000.00. Hal ini berarti
bahwa selama tahun 1985 telah dijual barang sebesar Rp. 39.000.000,00 (Rp 9.800.000,00), yang disebut "harga pokok barang yang
Penjualan................................................................................ Rp. 60.000.000,00 dijual” atau "harga pokok penjualan”
Harga Pokok Penjualan.......................................................... 39.000.000,00
Laba Kotor Penjualan............................................................ Rp. 21.000.000,00
Biaya Operasi : Dalam laporan rugi-laba, perhitungan harga pokok penjualan diatas "dicantumkan dengan susunan sebagai berikut :
Biaya Pemasaran.................. Rp. 12.000.000,00 Persediaan Barang Dagangan, 1 januari 2000 ………………………….Rp. 9.000.000,00
Biaya Umum & Administrasi..... 5.000.000,00 Tambah Pembelian Bersih……………………………………………………… Rp. 39.800.000,00
Jumlah Biaya Operasi............................................................ Rp. 17.000.000,00 Harga Pokok Barang Yang Tersedia Untuk Dijual ..........................Rp. 48.800.000,00
Laba Bersih……………........................................................ Rp. 4.000.000,00 Kurangi Persediaan Barang Dagangan, 31 Desember 2000……….Rp. 9.800.000,00
Harga Pokok Penjualan …………………………………………………………….Rp. 39.000.000,00
Informasi tentang laba kotor penjualan dalam suatu perusahaan dagang sangat penting artinya bagi manajemen maupun pihak-
pihak lainnya. Angka tersebut dapat dlgunakan oleh manajemen sebagai petunjuk dalam mengambil berbagai keputusan, misalnya 8.4 Transaksi Pembelian dan Penjualan Barang Dagangan
untuk menentukan apakah harga jual perlu dinaikkan atau diturunkan, apakah kebijaksanaan pembeli perlu diubah, dan sebagainya. Transaksi perdagangan barang selalu melibatkan dua pihak, yaitu pembeli sebagai pihak yang menerima barang dan penjual
sebagai pihak yang menyerahkan barang. Sebelum transaksi terjadi. kedua belah pihak harus mencapai kesepakatan mengenai harga
8.3 Harga Pokok Penjualan dari barang yang diperjual-belikan berserta syarat-syarat lainnya. Harga barang dan syarat-syarat tersebut akan dicantumkan dalam
Diatas telah ditunjukkan bahwa lab kotor penjualan adalah merupakan selisih Antara hasil penjualan dengan harga pokok dokumen sebagai bukti transaksi yang disebut faktur. Biasanya faktur dibuat oleh pihak penjual barang. Faktur tersebut harus dibuat
penjualan. Untuk menentukan harga pokok penjualan atas barang-barang yang telah dijual kepada pembeli, dapat dihitung dengan minimal rangkap 2 (dua). Lembar pertama diserahkan kepada nembeli, sebagai dasar untuk mencatat transaksi pembelian, sedangkan
mengambil data dari berbagai rekening. Data tersebut meliputi harga barang yang ada dalam persediaan awal periode (persediaan lembar kedua ditahan oleh penjual sebagai dasar untuk mencatat transaksi penjualan Bagi pembeli faktur yang diterima dari penjual
awal), harga pembelian dan seluruh barang yang dibeli selama periode yang bersangkutan (disingkat pembelian), dan harga barang disebut "faktur pembelian sedangkan bagi penjual faktur yang diserahkan kepada pembeli disebut "Faktur penjualan". Dengan
demikian, Penggunaan istilah faktur pembelian dan faktur penjualan akan tergantung dari pihak mana kita memandangnya.
Jumlah rupiah yang tercantum dalam faktur, akan dicatat oleh kedua pihak dalam pembukuannya masing-masing. Contoh faktur) Rp 8oo.ooo,oo tanggal faktur adalah 10 Nopember 1985, dengan syarat 2/10,n/30. Hal ini berarti bahwa pembeli membayar
faktur dapat dilihat pada halaman berikut : dalam jangka waktu 10 hari, maka kepadanya akan diberikan potongan tunai sebesar 2% dari Rp 800.000,00 atau sebesar Rp
16.000,00 sehingga dia cukup membayar dengan jumlah Rp 784.000,00 untuk melunasi transaksi tersebut.
PT. FREE JUNCTION
Modifikasi Otomotif
Jl. Batanghari 34
Denpasar

Kepada
Yth. AUTO 2000 Faktur No : 156 Potongan Rabat
Jl. Gatot Subroto 2 Tanggal : 19/07/2003 Perusahaan-perusahaan yang biasa menjual barang dalam partai besar seringkali memberikan potongan harga dalam bentuk
Denpasar Termin : 2/10, 11/30 lain yang disebut rabat. Potongan rabat adalah potongan yang diberikan kepada yang melakukan pembelian melebihi jumlah tertentu.
Sebagai contoh misalnya sebuah toko buku memberikan rabat sebesar 10% untuk pembelian antar 25-50 buah buku. Untuk pembelian
Pesanan Pembelian No : C-956 antara 51-100 buah buku diberi rabat 20% dan seterusnya. Seandainya harga eceran buku tersebut adalah Rp 5.000,00 per buah dan
Jumlah Satuan No. Stock Keterangan Harga/Unit (Rp) Jumlah (Rp) seseorang membeli sebanyak 100 buah buku maka jumlah yang harus dibayar adalah:
10 46595 Main Gear Transmisi 788 200,000.00 2,000,000.00 Harga eceran : 100 x Rp 5.000 = Rp 500.000,00
5 46599 Viper A-NY 12 Dyna 134,000.00 670,000.00 Kurangi
10 46718 Pipa Transmisi 1” 76,000.00 760,000.00 Rabat 20% x Rp 500.000,00 =Rp. 100.000,00
3 46728 Pack Block O11 167,500.00 502,500.00 Harga faktur (bersih)……………………………………………………….Rp. 400.000,00
1 46733 As Panjang XL-c 2,935,000.00 2,935,000.00 Dari perhitungan di atas terlihat bahwa junilah yang harus dibayar pembeli adalah Rp 400.000,00, yaitu harga setelah
dikurangi dengan rabat. Harga bersih ini akan digunakan oleh pembeli untuk mencatat transaksi pembelian dalam pembukuannya.

Copy 2 Bag. Akuntansi Diperiksa Diperiksa Halaman Jurnal 6,867,500.00 Dengan demikian dalam pembukuan pembeli tidak akan nampak jumlah harga eceran barang yang dibeli maupun potongan rabat yang
JUmlah/Harga Perkalian/Penjumlahan telah diperolehnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa potongan tunai akan terlihat dalam pembukuan sedangkan potongan rabat tidak
dibukukan karena transaksi dicatat sebesar harga bersih. yaitu harga setelah dikurangi dengan rabat

8.5 syarat-syarat Dalam Transaksi Perdagangan


Barang dagangan dapat dibeli atau dijual secara tunai maupun secara kredit. Dalam perusahaan-perusahaan eceran, sebagian
besar transaksi biasanya dilakukan secara tunai, tetapi dalam perusahaan-perusahaan besar umumnya dilakukan secara kredit. Apabila
transaksi pembelian atau penjualan dilakukan secara kredit, maka perlu diketahui jangka waktu kreditnya. Yang dimaksud dengan
jangka waktu kredit, adalah jangka waktu yang diberikan oleh penjual kepada pembeli untuk melakukan pembayaran. Dengan lain
perkataan, jangka waktu kredit merupakan kelonggaran waktu yang diberikan kepada pembeli untuk menunda pembayaran dalam
faktur biasanya jangka waktu ini dinyatakan dengan tanda “n/..”, yang merupakan singkatan dari net terms. Sebagai contoh transaksi
dengan syarat n/30, berarti bahwa transaksi tersebut dilakukan secara kredit dengan jangka waktu selama 30 hari.

Potongan Tunai
Untuk merangsang pembeli agar bersedia membayar lebih cepat dari jangka waktu kerdit yang diberikan. penjual kadang-
kadang memberikan jangka waktu potongan. Pembeli yang membayar dalam jangka waktu potongan akan mendapat potongan dari
Jumlah harga yang tertulis dalam faktur. Potongan semacam ini disebut “potongan tunai". Jika penjual menawarkan suatu petongan
tunai, maka hal tersebut perlu dinyatakan dalan faktu.r Tanda tersebut misalnya berbunyi : 2/10 n/30, hal ini berarti bahwa transaksi
dilakukan secara kredit dengan jangka waktu kredit 30 hari, tetapi jika pembeli membayar dalam waktu 10 hari. maka kepadanya
diberikan potongan tunai sebesar 2%. Sebagai contoh misalnya dalam suatu faktur tertulis sebagai berikut : jumlah harga (harga
8.6 Pencatatan Transaksi Penjualan Barang Dagangan
Apabila transaksi penjualan telah terjadi, maka atas dasar faktur yang telah dibuatnya, Rekening pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan.
penjual akan mencatat transaksi tersebut dalam pembukuannya sebagai Apabila perusahaan membeli barang dagang lain yang tidak merupakan barang dagangan, maka
pembelian tersebut tidak boleh dicatat dalam rekening Pembelian, tetapi dicatat langsung ke
dalam rekening aktiva yang bersangkutan. Sebagai contoh, apabila Firma Melati membeli sebuah
mobil Pick Up untuk melancarkan kegiatan usahanya, maka transaksi tersebut harus dicatat
dengan mendebet rekening Kendaraan (bukan rekening Pembelian).

8.8 Transaksi Retur

Kadang-kadang pembeli mengembalikan barang yang telah diterimanya kepada penjual


karena barang tersebut rusak dalam perjalanan atau tidak cocok dengan pesanan. Transaksi
pengembalian barang semacam ini disebut “retur pembelian”, sedangkan penjual menyebutkan
dengan istilah “retur penjualan”. Sehubungan dengan pengembalian barang tersebut, pembeli
membuat surat permintaan pengurangan atas harga yang tertulis dalam faktur. Setelah menerima
pemberitahuan adanya pengembalian barang dan permintaan pengurangan harga faktur, maka
penjual akan membuat suatu “kredit memo” yang contohnya dapat dilihat pada halaman VIII-11

Kredit memo pada hakekatnya merupakan pemberitahuan secara resmi bahwa penjual
menyetujui pengurangan atas harga yang terhutang oleh si pembeli (pengurangan atas harga yang
tertulis pada faktur). Surat kredit memo biasanya dibuat dalam rangkap 2 (dua). Lembar pertama
dikirimkan kepada pembeli, sedangkan lembar kedua ditahan oleh penjual sebagai dasar untuk
mencatat retur dalam pembukaannya. Sebagai contoh misalnya dalam transaksi di atas, Firma
Melati mengembalikan 20 buah buku yang dibelinya kepada Toko Buku Purnama karena banyak
halaman yang rusak. Toko Buku Purnama menyetujui pengembalian tersebut dan membuat
sebuah kredit memo untuk Firma Melati, dimana Firma Melati mendapatkan pengurangan harga
sebanyak Rp. 100.000,00 (20 x Rp. 5.000,00). Jurnal yang harus dibuat oleh kedua belah pihak
untuk transaksi terut di atas adalah sebagai berikut:

contoh, misalkan Toko Buku Purnama pada tanggal 20 November menjual sejumlah buku
dengan harga Rp. 400.000,00, dengan termin 2/10.n/30. Transaksi ini akan dicatat oleh Toko
Buku Purnama dengan jurnal sebagai berikut:

20 Nov Piutang Dagang………Rp.400.000

Penjualan……………Rp. 400.000,00

Rekening “Penjualan” adalah nam rekening yang sudah lazim digunakan oleh perusahaan
dagang untuk mencatat transaksi penghasilan yang berasal dari penjualan barang dagangan.
Status rekening ini sama dengan rekening penghasilan Jasa yang telah kita kenal dalam
pembahasan siklus akuntansi pada bab-bab yang lalu. Rekening “Penjualan” di kredit untuk
mencatat transaksi penjualan, baik dilakukan secara tunai maupun kredit. Penjualan yang
dimaksud adalah penjualan barang dagangan. Apabila barang yang dijualn bukan barang
dagangan, maka yang di kredit bukan rekening Penjualan. Sebagai contoh jika Toko Buku
Purnama menjual sebuah mesin ketik yang sudah tidak dipakai lagi, maka yang di kredit adalah
rekening Mesin Kantor. Seandainya transaksi penjualan buku di atas dilakukan secara tunai,
maka jurnal yang akan dibuat oleh Toko Purnama adalah sebagai berikut:

Kas…………………….Rp.300.000,00

Penjualan……………Rp. 300.000,00

8.7 Pencatatan Transaksi Pembelian Barang Dagangan

Apabila perusahaan membeli barang dagangan (untuk dijual kembali), maka harga
barang tersebut dicatat dengan mendebet rekening Pembelian. Rekening yang dikredit adalah
Hutang Dagang, tergantung cara pembeliannya. Sebaga icontoh, misalkan Firma Melati membeli
sejumlah buku dari Toko Buku Purnama seharga Rp. 400.000,00 dengan termin 2/10,n/30. Maka
jurnal yang akan dibuat oleh Firma Melati adalah:

20 Nov Pembelian ……………Rp.400.000,00

Hutang Dagang………Rp. 400.000,00


Toko Buku Purnama (Penjual)

25 Nov Retur Penjualan………Rp.100.000,00

Piutang Dagang………………Rp.100.000,00

Firma Melati (Pembeli)

25 Nov Hutang Dagang………Rp.100.000,00

Retur Pembelian………………Rp.100.000,00

Dalam pencatatan transaksi di atas, Toko Buku Purnama mengkredit rekening Piutang
Dagang untuk mengurangi piutangnya kepada Firma Melati, dan mendebet rekening Retur
Penjualan. Dalam hal ini, sebenarnya Toko Buku Purnama bias mendebet rekening Penjualan
untuk mengurangi penjualan karena adanya retur, tetapi cara yang demikian tidak akan
menghasilkan informasi keuangan yang baik. Dengan mendebet rekening rekening Retur
Penjualan, maka rekening Penjualan pada akhir periode akan menggambarkan seluruh penjualan
yang terjadi pada periode yang bersangkutan. Di lain pihak, rekening Retur Penjualan akan
menggambarkan seluruh penjualan yang dikembalikan karena alasan-alasan tertentu seperti
rusak dalam perjalanan, salah kirim, dan sebagainya. Informasi ini penting bagi manajemen
penjualan untuk mengadakan perbaikan pelayanan kepada langganan. Prosedur pembukuan
dengan membuat jurnal seperti dalam contoh di atas, dapat memberi informasi keuangan yang
baik. Data tentang penjualan bersih dapat diketahui dengan mengurangkan retur retur penjualan
dari total penjualan.

Dalam pembukuan pihak pembeli, rekening Hutang Dagang didebet retur pembelian di
kredit untuk mencatat pengembalian barang yang dibeli. Dalam hal ini, pembeli sebenarnya juga
bisa mengkredit rekening Pembelian sehingga pembelian berkurang karena adanya retur. Dengan
alasan yang sama seperti uraian di atas, pembeli sebaiknya mengkredit Retur Pembelian (bukan
rekening Pembelian) sehingga rekening pembelian akan menggambarkan seluruh pembelian

selama tahun yang bersangkutan (jumlah pembelian kotor). Rekening Retur Pembelian
menggambarkan jumlah pembelian yang akan dikembalikan. Informasi ini penting untuk
manajemen pembelian, misalnya untuk menyusun perencanaan pembelian di masa yang akan
dating, untuk memilih supplier, dan sebagainya.

Pada akhir periode akuntansi, rekening Retur Penjualan biasanya bersaldo debet. Dalam
laporan rugi-laba, saldo rekening ini dikurangkan terhadap jumlah saldo rekening penjualan.
Rekening Retur Pembelian biasanya bersaldo kredit, dan pada akhir periode dicantumkan dalam
laporan rugi-laba sebagai pengurang terhadap rekening pembelian.

8.9 Pencatatan Transaksi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Transaksui jual-beli barang dagangan akan berakhir pada saat pembeli melunasi
kewajiban yang timbul dari transaksi dan pembeli maupun penjual mencatat pelunasan tersebut
dalam pembukuannya masing-masing. Untuk memberi gambaran tentang pencatatan yang harus
dilakukan atas pembayaran hutang (atau penerimaan piutang), marilah kita ulangi contoh
transaksi perdagangan buku di atas. Dalam contoh ini kita misalkan bahwa transaksi dilakukann
dengan termin 2/10, n/30, dan pembayarannya dilakukan pada tanggal 30 November.
Pembukuan Penjual Pembukuan Penjual
( Toko Purnama ) ( Fa. Melati )

Untuk mencatat pembelian : Untuk mencatat pembelian :


20/10 Piutang Dagang Rp 400,000.00 20/10 Piutang Dagang Rp 400,000.00
Penjualan Rp 400,000.00 Penjualan Rp 400,000.00

Untuk mencatat retur : Untuk mencatat retur :


25/10 Retut Penjualan Rp 100,000.00 25/10 Hutang Dagang Rp 100,000.00
Piutang Dagang Rp 100,000.00 Retur Pembelian Rp 100,000.00

Untuk mencatat pembayaran hutang dagang : Untuk mencatat pembayaran hutang dagang :
30/10 Kas Rp 294,000.00 30/10 Hutang Dagang Rp 300,000.00
Potongan Pembelian Rp 6,000.00 Potongan Pembelian Rp 6,000.00
Hutang Dagang Rp 300,000.00 Kas Rp 294,000.00

VIII - 14
Setelah jurnal-jurnal di atas dibukukan ke dalam buku besar masing-masing, maka
rekening-rekening yang tersangkut transaksi perdagangan si atas akan Nampak Pembelian……………………………………….............................. Rp 35,000,000.000
sebagai berikut :
Kurang :
Retur Penjualan………... Rp 1,500,000.00
Buku Besar Penjual : Buku Besar Pembeli :
Potongan Penjualan……. Rp 2,000,000.00 Rp 3,500,000.000
Tambah Rp 31,500,000.000
Piutang Dagang Hutang Dagang Biaya Angkut Pembelian…………………………………..Rp 45,000,000.000
20/10 400,000.00 25/10 100,000.00 25/10 100,000.00 400,000.00 Biaya Angkut Pembelian…………………………………..Rp 45,000,000.000
30/10 300,000.00 30/10 300,000.00
0
Penjualan Pembelian
30/10 4,000.00 20/10 4,000.00

Gambar yang lebih lengkap tentang cara penyajian laporan rugi-laba dalam
Retur Penjualan Retur Pembelian
perusahaan dagang dapat dilihat pada halaman VIII – 28.
20/10 100,000.00 25/10 100,000.00

30/10 6,000.00 30/10 6,000.00


VIII - 16

Potongan Penjualan
30/10 294,000.000 Potongan Pembelian
30/10 294,000.000

Kas Kas

Dalam buku besar di atas dapat kita lihat bahwa rekening Retur Penjualan dan
Potongan Penjualan mempunyai saldo debet, sedangkan rekening rekening Penjualan
mempunyai saldo kredit. Pada akhir periode akutansi, rekening-rekening tersebut
disajikan dalam laporan rugi-laba dengan susunan sebagai berikut :

8.10 Rekening-rekening Biaya Angkut


Dalam transaksi perdagangan barang, sering dijumpai masalah pengangkutan barang
ini mungkin menjadi tanggungan pembeli ataupun penjual, tergantung pada kesepakatan yang
dicapai diantara mereka. Apabila biaya pengangkutan menjadi tanggungan pembeli, maka
pembeli akan mencatat biaya pengangkutan ini dalam rekening Biaya Angkut Pembelian.
Penghasilan Jurnal yang dibuat dalam pembukuan pembelian adalah sebagai berikut :
Penjualan……………………………………………............Rp 50,000,000.000
Kurang :
Biaya Angku Pembelian ………………. Rp 75.000,00
Retur Penjualan………... Rp 2,000,000.00
Potongan Penjualan……. Rp 3,000,000.00 Kas (atau Utang dagang) ……………… Rp 75.000,00

Penjualan Bersih…………………………………..Rp 5,000,000.000


45,000,000.000
Biaya angkut pembelian akan menambah harga pokok barang yang dibeli, oleh karena
itu dalam laporan rugi-laba biaya ini harus dicantumkan sebagai penambah atas harga
pembelian, seperti terlihat dalam contoh diatas.

Rekening-rekening Retur Pembelian dan Potongan Pembelian mempunyai Apabila biaya angkut menjadi tanggungan penjual, makan penjual akan melakukan
saldo kredit, sedangkan rekening Pembelian mempunyai saldo debet. Pada akhir pencatatan atas biaya angkut barang yang dijualnya. Rekening yang digunakan untuk
periode, rekening-rekening tersebut dilaporkan dalam laporan rugi-laba pada bagian mencatatat biaya ini adalah rekening Biaya Angkut Penjualan. Jurnal yang dibuat dalam
Harga Pokok Penjualan dengan susunan sebagai berikut : pembukuan penjual adalah sebagai berikut :

Biaya Angku Pembelian ………………. Rp 40.000,00


Kas (atau Utang dagang) ……………… Rp 40.000,00

Biaya angkut penjualan dicantumkan dalam laporan rugi-laba dengan cara yang agak
berbeda. Biaya ini tidak dikurangkan secara langsung terhadap jumlah Penjualan, tetapi
dicantumkan dalam kelompok Biaya Operasi, seperti terlihat dalam contoh laporan rugi-laba
di halaman VIII – 28.
VIII - 16

8.11 Rekening Persediaan


Persediaan barang dalam suatu perusahaan dagang adalah barang-barang yang ada
dalam persediaan yang menunggu untuk dijual jumlah rupiah dari persediaan ini dicatat
dalam suatu rekening yang disebut Persediaan Barang Dagangan. Transaksi pembelian dan Persediaan Barang Dagangan ..............................Rp.6.000.000,00
penjualan barang dagangan akan berpengaruh terhadap jumlah unit maupun jumlah rupiah Harga pokok Penjualan ........................................Rp.6.000.000,00
persediaan, dimana pembelian akan menambah persediaan, sedangkan penjualan akan Apabila jurnal penyesuaian di atas dibukukan ke buku besar, maka rekening –
mengurangi persediaan. rekening yang bersangkutan akan nampak sebagai berikut :

Dalam pencatatan transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan seperti telah Dengan adanya jurnal diatas, maka rekening Pembelian dan rekening-rekening yang
diuraikan di atas, pengaruh dari transaksi-transaksi tersebut tidak langsung mempengaruhi bersangkutan dengan pembelian (Biaya Angkut Pembelian, Retur Pembelian dan Potongan
persediaan. Hal ini disebabkan karena dalam menjurnal transaksi pembelian yang debebet Pembelian) tidak akan mempunyai saldo lagi, karena semua saldonya berpindah ke rekening
bukan rekening Persediaan Barang Dagangan, melainkan rekening Pembelian. Begitu pula Harga Pokok Penjualan. Rekening Persediaan Barang Dagangan yang semula hanya
bila terjadi penjualan barang dagangan, tidak dilakukan pengkreditan atas rekening menunjukkan saldo persediaan awal periode, sekarangan menunjukkan saldo sebesar
Persediaan barang dagangan. Metode pencatatan seperti ini disebut metode persediaan fisik persediaan yang ada pada akhir periode, Saldo persediaan awal barang telah berpindah ke
yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan dagang pengecer. Dari uraian di atas, rekening Harga Pokok Penjualan (lihat jurnal penyesuaian nomor 1) dan saldo persediaan
dengan mudah dapat kita lihat bahwa metode pencatatan ini mempunyai kelemahan, yaitu akhir barang dagangan telat dicatat dalam rekening yang bersangkutan, sekaligus mengurangi
bahwa catatan dalam rekening Persediaan Barang Dagangan tidak menggambarkan harga pokok penjualan dengan jurnal penyesuaian nomor 4. Dengan demikian, maka
persediaan yang sesunguhnya ada. Walaupun demikian, metode ini sangat praktis untuk rekening – rekening yang masih bersaldo setelah diadakan penyesuaian diatas adalah
digunakan dalam perusahaan dagang pengecer, karena sangat sederhana sehingga Persediaan Barang Dagangan ebesar Rp.6.000.000,00 dan Harga Pokok Penjualan sebesar
pembukuannya menjadi lebih mudah. Rp.43.500.000,00.
Rekening Penjualan dan rekening – rekening yang berhubungan dengan penjualan

Kelemahan lain dari metode ini adalah bahwa harga pokok barang yang dijual tidak (Retur Penjualan dan Potongan Penjualan), tidak membutuhkan penyesuaian, karena rekening

dapat diketahui dengan segera, karena pada waktu penjualan yang dicatat hanya hasil – rekening tersebut tidak berpengaruh terhadap penentuan harga pokok penjualan.

penjualannya saja. Akibatnya laba atau rugi dari setiap transaksi penjualan, juga tidak bisa Prosedur akuntansi lainnya, seperti pembuatan neraca lajur dan pembuatan jurnal

dapat diketahui dengan tepat. penutup, pada dasarnya tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Untuk mendapatkan gambaran
yang lengkap tentang proses akuntansi dalam suatu perusahaan dagang, marilah kita ikuti
contoh dibawah ini.
Kelemahan-kelemahan di atas akan berlangsung selama
VIII - 17 8.12 Contoh Proses Akuntansi Dalam Perusahaan Dagang
periode akuntansi berjalan. Pada akhir periode akuntansi, kelemahan ini
harus diakhiri, karena akuntansi harus dapat memberi informasi yang tepat dan akurat. Untuk
itu perlu dilakukan penyesuaian atas catatan-catatan yang telah dibuat selama periode
akuntansi, dengan tujuan untuk :
1) Menentukan persediaan barang dagangan yang sesungguhnya ada pada akhir
periode, dan
2) Menentukan harga pokok barang yang dijual, sehingga dapat ditentukan laba
atau rugi sebagai akibat dari transaksi jual-beli barang dagangan.

Sebelum dilakukan penyesuaian perlu diketahui dahulu jumlah barang dagangan yang PT. Semeru didirikan pada tanggal 1 Oktober 1998. Perusahaan ini bergerak dalam
sesungguhnya ada dalam persediaan. Seperti telah disinggung di atas, catatan akuntansi tidak bidang usaha jual – beli hasil bumi. Untuk memeriksa keseimbangan buku besarnya, PT.
dapat memberi keterangan tentang hal ini, karena rekening Persediaan Barang Dagangan Semeru menyusun neraca saldo pada setiap akhir bulan. Periode pembukuan perusahaan ini
hanya menunjukan persediaan yang ada pada awal periode. Jalan satu-satunya untuk diakhiri pada tiap tanggal 31 Desember. Berikut ini adalah neraca saldo yang disusun pada
menjawab hal ini ialah dengan cara melakukan perhitungan atas barang yang ada di gudang tanggal 30 Nopember 1998 :
pada akhir periode (metode fisik).
Untuk memberi gambaran tentang penyesuaian yang harus dibuat pada akhir tahun,
marilah kita ikuti contoh dibawah ini.

Misalkan pada akhir periode, dalam buku besar P.T. Abadi terdapat rekening-
rekening dengan jumlah saldo sebagai berikut : Persediaan Barang Dagangan Rp
2.000.000,00 (debet), Pembelian Rp 40.000.000,00 (debet), Biaya angkut Pembelian Rp.
3.500.000,00 (debet), Retur Pembelian Rp 2.000.000,00 (kredit), dan Potongan Pembelian Rp
3.000.000,00 (kredit). Hasil perhitungan fisik barang di gudang pada akhir tahun menunjukan
bahwa persediaan berjumlah Rp 6.000.000,00. Dengan data yang tercantum dalam rekening-
rekening tersebut, kita dapat menentukan harga pokok penjualan. Seperti telah dijelaskan di
muka, harga “pokok penjualan = Persediaan awal + pembelian (bersih) – persediaan akhir.
Hal ini dapat kita lakukan dengan membuat jurnal penyesuaian pada akhir tahun, dengan cara
sebagai berikut :
(1) Memindahkan saldo awal persediaan ke rekening harga pokok penjualan : Transaksi – transaksi yang terjadi selama bulan Desember 1998 adalah sebagai berikut :
Desember 1998.
Harga Pokok Penjualan ......................................... Rp.2.000.000,00
“1:Dibayar biaya pemasangan advertensi bulan Desember 1998, sebesar Rp.160.000,00
Persediaan barang dagangan ..............................Rp.2.000.000,00
“2:Dijual barang dagangan secara tunai kepada FaMustika, seharga Rp.5.750.000,00
(2) Memindahkan saldo rekening pembelian dan rekening biaya angkut pembelian ke
“4:Dibeli barang dagangan dari PT. Mulia, Yogyakarta, seharga Rp.2.750.000,00 dengan
rekening harga pokok penjualan :
termin 2/10, n/30
Harga pokok Pembelian .................................Rp.43.500.000,00
“5:Dari barang dagangan yang dijual pada tanggal 2 Desember, dikembalikan oleh pembeli
Pembelian ..................................................Rp.40.000.000,00
seharga Rp.250.000,00. Jumlah tersebut langsung dibayar tunai.
Biaya Angkut Pembelian ...........................Rp.3.500.000,00
“6:Dibeli barang dagangan secara tunai, seharga Rp.500.000,00
(3) Memindahkan saldo rekening retur pembelian dan potongan pembelian ke rekening
“7:Dibayar biaya pengangkutan barang dari Solo, sebesar Rp.100.000,00
harga pokok penjualan :
“8: Dari barang – barang yang dibeli tanggal 4 Desember, dikembalikan kepada penjual
Retur Pembelian ..............................................Rp.2.000.000,00
karena rusak, seharga Rp.300.000,00
Potongan Pembelian ........................................Rp.3.000.000,00
Harga Pokok Penjualan ...................................Rp.5.000.000,00
(4) Mencatat saldo persediaan akhir barang dagangan yang ada di gudang :
“10:Sejak 1 Januari 1998, PT. Semeru belum membayar sewa gudang yang disewanya dari Setelah jurnal di atas dibukukan ke buku-besar, maka buku-besar PT. Semeru pada akhir
CV. Andika. Pada hari ini dibayar sekaligus sewa gudang untuk 2 Tahun, sebesar bulan Desember 1998 akan Nampak sebagai berikut:
Rp.6.000.000,00 BUKU BESAR
“14:Dibayar utang kepada PT. Mulia untuk transaksi pembelian tanggal 4 Desember 1985.
“17:Dijual barang dagangan kepada CV. Setia, Surabaya, seharga Rp.3.500.000,00 dengan
termin 2/10, n/30
“18:Dibayar biaya pengangkutan barang ke Surabaya sebesar Rp.150.000,00
“27:Diterima pembayaran dari CV. Setia sebagai pelunasan transaksi tanggal 17 Desember
1998
“30:Dibayar gaji pegawai bulan Desember Rp.250.000,00

Berdasarkan buku besar di atas, pada tanggal 31 Desember 1998 PT. Semeru
menyusun neraca saldo sebagai berikut :
PT. SEMERU

Neraca Saldo

31 Desember 1998
Data untuk penyesuaian yang tersedia pada tanggal 31 Desember 1998 adalah sebagai
berikut :
1) Barang dagangan yang tersisa di gudang berdasarkan hasil perhitungan fisik pada
tanggal 31 Desember 1998 adalah Rp. 30.000.000,00.
2) Uang muka asuransi per 31 Desember 1998 adalah Rp. 1.600.000,00.
3) Penyusutan gedung per tahun adalah 10%.
4) Penyusutan peralatan kantor per tahun adalah 20%.
5) Masih harus bayar gaji pegawai Rp.250.000,00.
6) Biaya Sewa tahun 1998 adalah Rp. 3.000.000,00.

Jurnal Penyesuaian yang dibuat tanggal 31 Desember 1998 adalah :

PT. SEMERU
Jurnal Penyesuaian
31 Desember 1998

Sebagai persiapan penyusunan laporan keuangan, di buat Neraca Lajur sbb :


PT. SEMERU
Neraca Saldo
Per 31 Desember 1998
Berdasarkan neraca lajur tersebut, PT. Semeru menyusun laporan keuangan yang 9.1 Rekening Pembantu Dan Rekening Kontrol
terdiri atas Laporan Rugi Laba, Laporan Laba Yang Ditahan, dan Neraca untuk tahun yang Pada bab 3 telah diterangkan bahwa rekening adalah alat untuk mencatat traksaksi-
berakhir tanggal 31 Desember 1998. Laporan – laporan tersebut dapat dilihat dibawah ini : transaksi perusahaan di mana data yang dicatat dalam rekening tersebut, diambil dari bukti
transaksi melalui jumal.
PT. SEMERU Kumpulan dari seiuruh rekening-rekening yang digunakan dalam pembukuan disebut buku
Laporan Rugi – Laba besar. Rekening-rekening yang terdapat dalam buku besar dapat dibedakan atas rekening
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 1998 yang tidak membutuhkan perincian dan rekening yang membutuhkan perincian. Sebagai
contoh misalnya perusahaan mempunyai hutang kepada Bank Bumi Daya dan tidak
mempunyai hutang kepada bank lainnya, maka rekening hutang bank dalam buku besar
sudah cukup jelas dan tidak perlu diperinci lebih lanjut. Akan tetapi jika perusahaan
pempunyai tagihan kepada 50 orang langganan, maka rekening piutang dagang yang ada di
buku besar tidak renjelaskan rincian piutang tersebut baik nama debi umya maupun jumlah
tagiha :ta. Untui. rekening-rekening yang ikian diperlukan adanya perincian lebih lanjut yang
dicatat dalam rekening-rekening pembantu.

Rekening rekening buku besar yang mempunyai perincian disebut Rekening Kontrol, yang
isinya adalah merupakan ringkasan dari saldo saldo rekening pembantu.
Contoh rekening rekening kontrol dan rekening rekening pembantunya adalah sebagai
berikut:
Rekening Kontrol Rekening Pembantu.
Plutang Dagang Piutang dagang - Amir, Yogya
Piutang Dagang Piutang Dagang Basri Sala
Piutang Dagang-Cecep Bandung
Persediaan Barang Dagangan Persediaan kertas HVS
Persediaan buku tulis
Persediaan tinta
Hutang Dagang Hutang Dagang Abdul, Surabaya
BAB IX
Hutang Dagang Rembang, Jakarta
JURNAL JURNAL KHUSUS
Hutang Dagang Didit, Cirebon
DAN BUKU BESAR PEMBANTU
Mesin-mesin Mesin Cetak
Mesin Potong
Mesin Jilid

Pada bab-bab dimuka telah diuraikan tentang proses akuntansi di mana transaksi
transaksi keuangan pertama-tama dicatat dalam junal dan setelah itu data data yang tercantum 9.2 Prinsip Pencatatan ke dalam Rekening Kontrol dan Rekening Pembantu
dalam jumal dibukukan kedalam rekening-rekening buku besar, semua transaksi keuangan Prinsip pencatatan ke dalam rekening-rekening pembantu persis sama dengan pencatatan
dicatat dalam satu buah jurnal dan rekening rekening dikumpulkan dalam satu buah buku dalam rekening kontrol yang bersangkutan. Perbedaannya terletak pada prosedur pencatatan
besar. Sistem pencatatan yang demikian hanya baik dilaksanakan pada perusahaan- dan frekwensi pencatatannya Perbedaan ini dapat an-perbedaan diiktisarkan sebagai berikut :
perusahaan kecil dimana transaksi-transaksi keuangan tidak begitu banyak jumlahnya Jenis Perbedaan Rekening Kontrol Rekening Pembantu
sehingga jurnal dapat dilaksanakan oleh satu orang demikian juga buku besar cukup I. Sumber pencatatan - Jurnal - Bukti pebukuan
dikerjakan oleh satu orang. 2. Frekwensi pencatatan - Secara komulatif - Tiap – tiap terjadi transaksi
Di dalam perusahaan-perusahaan besar di mana transaksi-transaksi keuangan banyak Tiap akhir minggu atau yang menyangkut rekening
sekali jumlahnya, maka pencatatan dalam jumal tidak mungkin lagi ditangani oleh satu orang. akhir bulan pembantu yang bersangkutan
Selain dari pada itu posting dari jurnal ke buku besar tidak mungkin lagi dilakukan untuk
tiap-tiap transaksi karena hal itu akan banyak memakan waktu dan tenaga. Cara pencatatan ke dalam rekening kontrol dan rekening-rekening pembantu dapat dilukiskan
Mengingat adanya kelemahan-keiemahan diatas, maka untuk perusahaan- perusahaan dengan gambar sebagai berikut.
REKENING BUKU
besar perlu dicari sistem pencatatan yang dapat menghemat waktu dan memungkinkan untuk BUKTI TRANSAKSI JURNAL
BESAR / KONTROL
membagi pekejaan pembukuan sehingga dapat dikerjakan oleh beberapa orang. Salah satu
cara untuk memperbaiki sisitem pencatatan ialah dengan mengelompokkan transaksi-
BUKIT TRANSAKSI REKENING PEMBANTU
transaksi yang sejenis dan kerapkali.terjadi. sebagai contoh misalnya trasaksi penjualan kredit
yang biasanya dicatat dengan mendebet rekening Piutang Dagang dan mengkredit rekening r
rilualan, bisa dicatat dalam satu jumal tersendiri yang khusus digunakan untuk mencatat
transaksi- transaksi penjualan secara kredit. Agar tercipta kontrol intern yang baik, maka sebaiknya pemegang rekening buku
besar tidak merangkap sebagai pemegang rekening pembantu. Pada tiap-tiap akhir masa
Penyempurnaan yang lain perlu kita lakukan juga terhadap buku besar digunakan tertentu saldo rekening kontrol harus dicocokkan dengan saldo dari tiap- tiap rekening
dalam pembukuan. Apabila perusahaan hanya menggunakan satu buku besar maka pembantu yang jumlahnya harus sama.
pembukuan tidak dapat memberikan gambaran yang terperinci mengenai pos-pos tertentu
yang sebenarnya sangat diperlukan untuk kepentingan- kepentingan tertentu. Sebagai contoh 9.3 Jurnal jurnal Khusus
misalnya rekening Piutang Dagang dalam buku besar hanya memberikan gambaran tentang
piutang dagang secara global. dan dari rekening itu sukar untuk diketahui kepada siapa saja Sebelumnya telah disebutkan agar pencatatan ke dalam jumal bisa lebih cepat dan
perusahaan pempunyai tagihan. Untuk mengatasi hal itu diperlukan adanya catatan tambahan posting tidak perlu berulang-ulang, perlu dibuatkan jumal khusus untuk mencatat transaksi
sebagai pembantu terhadap rekening piutang yang ada di buku besar. yang sejenis dan sering terjadi Untuk menentukan jumaljumal khusus yang diperlukan, maka
kita harus menginventarisasi dahulu jenisjenis transaksi yang terjadi berulang-ulang
Di dalam bab ini akan diuraikan tentang penggunaan rekening pembantu dan
pemakaian jurnal jurnal khusus sehingga pencatatan dapat dilakukan lebih cepat dan Jumal jurnal khusus yang biasanya digunakan antara lain:
informasi dapat disajikan lebih terperinci. 1) Jurnal Penjualan : untuk mencatat transaksi penbelian secara kredit
2) Jurnal Pembelian : untuk mencatat transaksi penbelian secara kredit Jana, Negara Piutang Dagang 113
3) Jurnal Penerimaan Kas : untuk mencatat transaksi penerimaan kas 1/12 200.000 31/12 1,025.000
4) Jurnal Pengeluaran Kas : untuk mencatat transaksi pongeluaran kas
Suprapta, Panjer Penjualan 411
Untuk mencatat transaksi-transaksi lainnya yang tidak dapat dicatat dalam jumal 7/12 100.000 31/12 1,025.000
jurnal klusus di atas, digunakan jurnal umum atau biasa disebut jumal memeorial.
Rini, Sanur
Apabila perusahaan menggunakan jurnal jumal khusus, maka perlu ditentukan kode- 12/12 150.000
kode junual yang akan dicantumkan dalam rekening rekening buku besar.
Martin, Klungkung
15/12 225,000

untuk menunjukkan jumal mana yang menjadi sumber (asal) penbukuan ke rekening- Dewa, Singaraja
rekening tersebut. 22/12 125.000
Kode-kode jumal itu misalnya dapat ditentukan sebagai berikut :
JP1 : jumal penjualan halaman 1 Melati, Sidakarya
JB1 : jumal penjualan halaman 1 25/12 50.000
Jkm 1 : jumal kas masuk penerimaan kas halaman 1
Jkk 1 : jurnal kas keluar atau pengeluaran kas halaman 1 Made Dewa, Bangli
JM 1 : jumal memoriam jumal umum halaman 1 28/12 175.000

Berikut ini akan diuraikan mengenai bentuk dan penggunaan jurnaljumal khusus. Pencatatan ke Jurnal penjualan dilakukan setiap terjadi penjualan kredit.
Di dalam contoh jurnal penjuaian di atas hanya dicantumkan 7 transaksi penjualan
9.3.1 Jurnal Penjualan kredit Jika misalnya selama bulan Desember teriadi 500 transaksi penjualan kredit, maka
posting ke dalam rekening piutang dan rekening penjualan tetap cukup dilakukan satu kali
Jumal penjualan jumal yang khusus digunakan untuk uuencatat tansaksi- transaksi Dengan demikian jelaslah bahwa pemakaian jurnal penjualan akan sengat menghemat waltu
penjualan secara kredit Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pejudian kredit dicatat dalam dan tenaga apabilt perusahaan sering melakukan penjualan secara kredit.
pembukuan dengan mendebel rekening Piutang Dagang dan mengkredit rekening Penjualan.
Oleh karena pendebetan dan pengkreditan untuk mencatat setiap transaksi penjualan kredit Bentuk jurnal penjualan bisa dikembangkan sendiri oleh perusahaan sesuai dengan
selalu sama, maka kita dapat membuat kolom-kolom jumal sedemikian rupa sehingga lebih kebutuhan. Dalam contoh di atas kolom uang dalam jumal penjualan hanya terdiri dari satu
mudah mengkredit dan mendebet rekening-rekening buku besar. kolom, Jika umpamanya perusahaan menjual 3 jenis barang, dan dari jumal juga ingin
diketahui rincian tiap jenis barang yang dijual, maka kolom-kolom dalam jurnal penjualan
Contoh dari suatu bentuk jurnal penjualan yang sederhana dapat dilihat pada halaman dapat direncanakan seperti di bawah ini :
IX 6. Tiap akhir bulan kolom "jumlah" pada penjualan dijumlahkan, dan jumlah tersebut

kemudian dibukukan pada sisi debet rekening Piutang Dagang dan pada sisi kredit rekening
Penjualan Setelah posting dilakukan pada rekening- rekening yang bersangkutan maka pada
bagian bawah jumal penjualan dicantumkan kode rekening yang telah di kredit Pada contoh
tersebut tertera tanda 113/411 yang berarti telah didebet rekening dengan kode 113 (Piutang
Dagang dan telah dikredit rekening dengan nomor kode 411 (Penjualan) Dalam jurnal
penjualan disediaka satu kolom yang diberi tanda F (singkatan dari folio). Kolom ini
digunakan untuk mencocokkan dengan rekening pembantu yang bersangkutan. Jika jumlah
yang tercantum dalam rekening pembantunya, maka kolom F diberi tanda rurnput.

Jurnal Penjualan

Tanggal Keterangan No Faktur F Jumlah Berdasarkan jumal penjualan di atas maka pada akhir bulan Desember dilakukan
Des 1 Jana, Negara 307 ü Rp posting ke buku besar dengan mendebet rekening Piutang Dagang sebesar Rp 1.025.000,00
200.000,00 dan menkredit 3 buah rekening Penjualan yaitu Penjualan Barang A ORp 385.000,00),
7 Supratta, Panjer 308 ü 100.000,00 Penjualan Barang B (Rp 343.000,000, dan Penjualan Barang C (Rp 255.000,00).
12 Rini, Sanur 309 ü 150.000.00
15 Martin, Klunkung 310 ü 225.000.00
22 Dewa, Singaraja 311 ü 125,000.00
25 Melati, Sidakarya 312 ü 50,000.00
28 Made Dama, Bangli 313 ü 175.000.00
31 Jumlah Rp.
1.025.000.00

Dibukukan secara harian ke Pada akhir Bulan


rekening pembantu piutang dibukukan ke rekening
buku besar

Buku Besar Pembantu Piutang Buku Besar


Jika dalam harga jual termasuk pajak-pajak yang harus disetorkan ke kantor pajak
:
seperti pajak Pejualan PPn) atau MPO, maka hutang pajak yang timbul dari transaksi
penjualan-penjualan ini dapat pula ditunjukkan dengan merencanakan bentuk lain dari juma!
Buku besar dapat dilaksanakan lebih mudah dan lebih erlu dilakukan berulang
penjualan seperti berikut ini:
kali, cukup dilakukan setiap akhir bulan.
Tanggal Keterangan No. F Debet Kredit
Apabila terjadi pengembalian barang oleh pemilik, maka perusahaan
Faktur
membuat bukti kredit memo, yaitu pemberitahuan kepada pembeli bahwa
rekeningnya telah dikredit sejumlah yang tercantum dalam kredit memo
tersebut.
Salah satu copy kredit memo disampaikan pada Bagian Pembukaan untuk
dicatat dalam jurnal retur penjualan. Disamping itu juga dijadikan dasar untuk
mengkredit rekening pembantu piutang yang bersangkutan. Pembukuan ke
dalam rekening pembantu piutang ini dilakukan secara harian, langsung dari
bukti kredit memo.

Contoh jurnal retur penjualan :


Jurnal Retur Penjualan

No. Kredit
Tanggal Keterangan F Jumlah
Memo

Des 10 Sukardi, Nusa Dua - Barang rusak 745 √ 150,000


12 Fa. Melati, Abianbase - tidak sesuai pesanan 746 √ 1,250,000
22 Ud Parama Arta, Denpasar - segel rusak 747 √ 55,000
31 Jumlah 1,455,000
Pada akhir bulan Desember, jumlah kolom kolom uang dari jumal panjualan diposting ke
(425/113)
buku besar yaitu dengan mendebet rekening Piutang Dagang dan mengkredit 3 buah
rekening, yaitu Rekening Penjualan, Rekening Hutang PPn, dan Rekening Hutang MPO.
Pada tiap akhir bulan, kolom uang dalam jurnal retur penjualan
dijumlahkan. Jumlah tersebut kemudian diposting ke buku besar yaitu dengan
Dalam uraian di atas telah dikemukakan bahwa jurnal penjualan hanya digunakan
mendebet rekening Retur Penjualan dan mengkredit rekening Piutang Dagang.
untuk mencatat transaksi penjualan secara kedit Sedangkan untuk penjualan tunai, tidak
Setelah posting ke buku besar selesai maka dibawah jumlah uang dicantumkan
dibuatkan jumal penjualan tetapi dicatat dalam jurnal penerimaan kas. Dengan demikian data
kode rekening yang telah didebet atau dikredit. Dalam contoh diatas, dibawah
penjualan tercantum dalam 2 jurnal yang terpisah, sehingga jika ingin mengetahui jumlah
jumlah uang tercantum kode 425/113 yang berarti rekening dengan kode 425
seluruh penjualan sampai dengan tanggal tertentu. harus mengumpulkan dahulu datanya dari
(retur penjualan) telah didebet dan rekening dengan kode 113 (Piutang
jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas Cara ini memang merepotkan, maka bentuk jumal
Dagang) telah dikredit.
bisa didisain lain di mana data penjualan tunai juga dimasukkan ke dalam jurnal penjualan,
Tiap akhir bulandilakukan pencocokan antara jumlah – jumlah yang
seperti di bawah ini: IX-8
tercantum dalam jurnal retur penjualan dengan pengkreditan pada rekening

Piutang Penjualan
Dagang Tunai Penjualan
pembantu piutang yang timbul oleh adanya retur. Jika pengkreditan telah
tercantum dalam rekening pembantu piutang maka pada kolom F dalam jurnal
Des 1 CV Andika, Pemogan 745 √ 150,000 − 150,000
5 Penjualan Tunai 746 √ − 400,000 400,000 retur penjualan dicantumkan
10 PT PDS 747 √ 250,000 − 250,000
11 Iwan, Jl Batanghari 748 √ 200,000 − 200,000 tanda rumput (√) yang berarti jumlah dalam retur penjualan cocok dengan
PT Nanda Bangun jumlah yang dibukukan dalam rekening pembantu piutang.
30 Nusa 749 √ 500,000 − 500,000
31 Jumlah 1,100,000 400,000 1,500,000 9.3.3 Jurnal Pembelian
(113) (190) (411)

Jurnal pembelian dalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat


Jurnal Penjualan transaksi-transaksi pembelian secara kredit. Tujuan pemakaian jurnal khusus
ini juga untuk menyederhanakan pencatatan dalam jurnal dan untuk
Jumlah kolom-kolom uang dari jurnal penjualan tersebut diposting ke buku besar dengan menyederhanakan posting ke dakam rekening – rekening buku besar. Seperti
mendebet 2 buah rekening yaitu rekening Piutang Dagang (Rp. 1.100.000,00) dan halnya jurnal penjualan, dalam jurnal pembelian inipun dilakukan pencatatan
rekening Penjualan Tunai (Rp. 400.000,00), serta mengkredit Penjualan (Rp. secara harian atas semua transaksi-transaksi pembelian kredit yang dilakukan
1.500.000,00) hari itu, sedangkan posting ke buku besar dapat dilakukan secara komulatif
Transaksi penjualan tunai tetap dicatat dalam jurnal penerimaan kas, dengan mendebel pada akhir bulan.
rekening Kas dan mengkredit Penjualan Tunai sebesar Rp. 400.000,00

Pencatatan ke dalam jurnal pembelian dilakukan atas dasar faktur


Rekening penjualan tunai adalah merupakan rekening perantara karena rekening ini pembelian, yaitu faktur yang diterima perusahaan dari pihak penjual. Dalam
sifatnya hanya sementara dan pada akhir bulan rekening semacam ini tidak mempunyai jurnal pembelian dicantumkan tanggal faktur beserta termin yang diberikan
saldo. oleh penjual. Faktur pembelian selain dicatat dalam jurnal juga dibukukan
dalam rekening pembantu hutang secara harian yang merupakan rincian dari
9.3.2 Jurnal Retur Penjualan rekening hutang dagang yang tercantum dalam buku besar.

Barang-barang yang sudah dijual seringkali dikembalikan oleh pembeli, misalnya Setiap akhir bulan dilakukan pencocokan antara jurnal pembeli dengan
karena kerusakan, kualitas tidak benar atau karena sebab lain. Ooleh karena itu perlu rekening pembantu hutang dagang pada bagian kredit, setelah cocok maka
suatu jurnal khusus untuk mencatat retur atas barang-barang yang telah dijual. pada jurnal pembelian pada kolom F diberi tanda rumput. Setal itu posting
dilakukan dengan mendebet rekening Pembelian dan mengkredit rekening
Seperti dijelaskan dalam bab 8 transaksi retur penjualan dicatat dengan mendebet Hutang Dagang, serta mencantumkan kode rekening tempat jurnal tersebut
rekening Retur Penjualan dan mengkredit rekening Piutang Dagang. Jurnal retur diposting pada kolom bawah jurnal pembelian untuk menghinsarkan
penjualan direncanakan sedemikian rupa sehingga posting ke dalam pembukuan dobel.
Gambar lengkap mengenai penggunaan jurnal pembelian terhadap Des 10 UD Daya Mandiri, Gatsu - warna keramik 173 √ 150.000,00
rekening pembantu pembelian serta proses posting ke buku besar dapat dilihat berbeda dengan pesanan.
pada halaman berikutnya : 12 Harry's Computer, Jl Teuku Umar - Printer 174 √ 750.000,00
rusak

Jurnal Pembelian 22 UD Sai Amerta, Denpasar - segel rusak 175 √ 55.000,00


31 Jumlah 955.000,00
Tanggal Keterangan Tgl Faktur Termin F Jumlah (212/515)

UD Daya Mandiri, √
Kolom-kolom yang disediakan dalam jurnal retur pembelian sama dengan
Des 3 Gatsu 2/2 30 hari Rp. 3.500.000,00
kolom jurnal retur penjualan, demikian juga prosedur pencatatan ke rekening
5 PT Andika, Pemogan 5/12 2/10,n/30 √ 2.000.000,00
13 PT jaindo, Renon 10/12 30 hari √ 1.500.000,00
pembantu hutang dan posting ke buku besar sama dengan prosedur pada

20 Paddy's Café, Kuta 20/12 1/10,n/30 √ 3.000.000,00 jurnal pembelian, hanya saja arah debet-kreditnya terbalik karena
27 Hotel Baroekah, Sanur 27/12 2/10,n/30 √ 1.000.000,00 merupakan kebalikan dari pembelian.
31 Jumlah Rp. 11.000.000,00
(511/212)
9.3.5 Jurnal Penerimaan Kas
Dibukukan secara harian ke Pada akhir bulan dibukukan
rekening Pembantu Hutang ke rekening Buku Besar Pada kebanyakan perusahaan transaksi yang paling sering terjadi
Buku Besar Pembantu Hutang : Buku Besar : adalah transaksi kas. Meskipun banyak tranksaksi yang dilakukan secara
UD Daya Mandiri, Gatsu Pembelian kredit, tetapi untuk pelunasannya sebagian besar juga tetap menggunakan
511 kas.
3/12 3.500.000 31/12 11.000.000

PT Andika, Pemogan Transaksi penerimaan kas biasanya berasal dari penjualan secara tunai dan dari
5/12 2.000.000 Hutang Dagang penerimaan piutang atau penghasilan sewa, dan sebagainya. Agar pencatatan
212 jurnal menjadi lebih sederhana dan posting tidak perlu dilakukan berulang-ulang,
31/12 maka perlu diadakan jurnal khusus untuk mencatat transaksi penerimaan kas.
11.000.000 Jika transaksi penjualan tunai sering terjadi maka bukti-bukti penerimaan
PT Jaindo, Renon kas dari penjualan tunai dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian jumlah pada hari
13/12 1.500.000 itu di catat dalam jurnal penerimaan kas. Untuk transaksi penerimaan kas dari
piutang, biasanya tidak dicatat secara komulatif, tetapi dicatat dalam jurnal
penerimaan kas transaksi demi transaksi karena penerimaan piutang akan

Paddy’s Café, Kuta menyangkut pula pencatatan dalam buku pembantu piutang sehingga dalam jurnal
20/12 3.000.000 penerimaan kas perlu ditunjukan dari siapa asal penerimaan piutang trsebut.
Untuk lebih jelas, berikut adalah sejumlah transaksi penerimaan kas yang
Hotel Baroekah, Sanur terjadi pada CV Aneka Usaha selama bulan Oktober 2002 :
27/12 1.000.000 Oktober 2002
1 Dijual barang dengan seharga Rp. 3.000.000,-
Seperti halnya jurnal penjualan, kolom-kolom dalam jurnal 4 Diterima pelunasan piutang dari Budi, yaitu transaksi penjualan tanggal 26
pembelian juga dapat direncanakan sendiri oleh perusahaan tergantung September. Harga faktur Rp. 4.500.000,- potongan 2%
keperluan, mungkin pada bagian debet diperluas dengan menambahkan 5 Diterima penghasilan sewa alat selama 1 hari sebesar Rp. 75.000,-
kolom jenis barang. Intinya dalam jurnal pembelian ini harus dapat 10 Dijual barang dengan seharaga Rp. 5.000.000,-
informasi waktu (tanggal pencatatan dan tanggal faktur), keterangan, kolom 16 Diterima penyerahan modal dari Made Sidik, yaitu sekutu baru sebesar
dbet (pembelian), kolom kredit (hutang dagang), serta sarana pengecekan Rp. 60.000.000,-
(kolom folio dank ode-kode posting pada buku besar). 19 Diterima penghasilan bunga Rp. 30.000,-
9.3.4 Jurnal Retur Pembelian 22 Diterima pelunasan piutang dari Sumardi, untuk transaksi penjualan
Jika barang yang sudah dibeli terpaksa harus dikembalikan ke penjual, tanggal 15 Oktober. Harga faktur Rp. 4.000.000,- potongan 2%
maka perusahaan membuat debet memo, yaitu pemberitahuan kepada 25 Dijual barang dagangan tunai Rp. 2.500.000,-
penjual bahwa rekening penjual yang ada dalam pembukuan pembeli, telah 28 Diterima pengembalian uang sebesar Rp. 150.000,- yaitu berasal dari
didebet sejumlah yang tercantum dalam surat pemberitahuan tersebut. pengembalian atas barang yang dibeli tunai tanggal 27 Oktober
Tiap-tiap debet memo yang timbul karena pengembalian, dicatat dalam 30 Diterima pelunasan piutang dari Marsandha yaitu untuk transaksi
jurnal retur pembelian dan rekening pembantu hutang secara harian. penjualan tanggal 20 Oktober. Harga faktur Rp. 5.000.000,- potongan 2%
Kemudian jumlah tersebut diposting degan mendebet rekening Hutang
Dagang dan mengkredit rekening Pembelian (sisi yang diposting dari jurnal Jurnal penerimaan kas seperti terlukis pada halaman berikut terdiri atas 2
retur pembelian berlawanan dengan sisi yang diposting dari jurnal kolom debet dari 3 kolom kredit sebagai berikut : IX-
pembelian). Debet: 14
1. Kas : Kolom ini digunakan untuk setiap transaksi yang dicatat
dalam jurnal penerimaan kas, karena hanya transaksi-
transaksi yang menyangkut penerimaan kas yang bisa
dicatat dalam jurnal ini.
2. Potongan Penjualan: Kolom ini digunakan untuk mencatat potongan yang
diberikan kepada pembeli, jumlah rupiah dalam kolom ini
Jurnal Retur Pembelian akan menggambarkan jumlah selururh potongan yang
Tanggal Keterangan No. Debet Memo F Jumlah diberikan dalam bulan yang bersangkutan.
Kredit:
1. Piutang Dagang : Kolom ini untuk mencatat penerimaan-penerimaan kas
dari debitur. Nama debitur dicantumkan dalam kolom
keterangan di sebelah kiri kolom piutang dagang.
2. Penjualan Tunai : Untuk mencatat penjualan-penjualan tunai dalam bulan
yang bersangkutan . Rekening penjualan tunai adalah
merupakan rekening perantara (akan dijelaskan
kemudian).
3. Lain-lain : Untuk mencatat rekening-rekening yang harus dikredit
selain rekening piutang dagang dan rekening penjualan
tunai. Oleh karena dalam kolom ini dicatat berbagai
rekening yang dikredit, maka diberi kolom F (Folio)
unutuk mencatat kode rekening yang dikredit.

Setiap transaksi penerimaan kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas


secara harian. Dalam Rp Transaksi, kolom kas pasti harus diisi, sedangkan kolom
kreditnya tergantung dari sumber penerimaan kas itu. Jika sumber penerimaan kas
sudah disediakan kolom khusus, maka langsung dicatat di dalamnya. Apabila
tidak termasuk dalam kolom khusus tersebut maka dicatat dalam kolom “lain-
lain”.
Apabila transaksi penerimaan kas menyangkut rekening pembantu seperti
IX-pada
penerimaan piutang, maka bukti penerimaan kas juga dicatat secara harian
rekening pembantu yang bersangkutan. 15

Pada akhir bulan, kolom-kolom uang dalam jurnal penerimaan kas


dijumlahkan. Jumlah dari kolom-kolom khusus seperti kas, potongan penjualan,
piutang dagang, dan penjualan tunai bisa langsung diposting ke rekening masing-
masing, sedangkan jumah dalam kolom “lain-lain” harus diposting per transaksi
secara tersendiri kecuali jika didalamnya terdapat beberapa transaksi yang sama,
dapat diposting bersamman.

Dari contoh jurnal penerimaan di halaman berikut, dapat diperhatikan :


jumlah kolom-kolom khusus yang dapat langsung diposting yaitu: debet rekening
kas Rp. 83.985.000,-, debet rekeninig potongan penjualan Rp. 270.000,-, kredit
rekening piutang dagang Rp. 13.500.000,-, dan kredit penjualan tunai Rp.
10.500.000,-. Jumlah kolom lain-lain sebesar Rp. 60.255.000,- tidak bisa
dikreditkan pada satu rekeninig karena jumlah tersebut terdiri atas rekening yang
harus dikredit. Rekening-rekening yang perlu dikredit dari kolom lain-lain adalah
penghasilan sewa Rp. 75.000,- : Modal Made Sidik Rp. 60.000.000,- ;
Penghasilan Bunga Rp. 30.000,- dan Retur Pembelian Rp. 150.000,-.

IX-
16
Debet (Rp) Kredit
Tanggal Keterangan F Kas Potongan Piutang Penjualan F Lain-Lain Kredit
Penjualan Dagang Tunai Jumlah Rekening
Okt 1 Penjualan Tunai 3.000.000 3.000.000
4 Budi-Faktur no.351 √ 4.410.000 90.000 4.500.000
5 Penerimaan Sewa Alat 75.000 802 75.000 Penghasilan sewa
10 Penjualan Tunai 5.000.000 5.000.000
16 Modal, sekutu - Made Sidik 60.000.000 303 60.000.000 Modal, Made Sidik
19 Penerimaan Bunga 30.000 805 30.000 Penghasilan Bunga
22 Sumardi - Faktur no. 355 √ 3.920.000 80.000 4.000.000
25 Penjualan Tunai 2.500.000 2.500.000
28 Penerimaan Retur 150.000 505 150.000 Retur Pembelian
30 Marsandha - Faktur no.360 √ 4.900.000 100.000 5.000.000
31 Jumlah 83.985.000 270.000 13.500.000 10.500.000 60.225.000
(100) (416) (113) (190)

BUKU PEMBANTU PIUTANG BUKU BESAR

Budi Kas 100 Penghasilan Sewa 802


4/10 450,000 31/10 83,985,000 31/10 75,000

Sumardi Potongan Penjualan 416 Modal, Made Sidik 303


22/10 450,000 31/10 270,000 31/10 60,000,000

Marsandha Piutang Dagang 113 Penghasilan Bunga 805


30/10 450,000 31/10 13,500,000 31/10 30,000

Penjualan Tunai 190 Retur Pembelian


31/10 10,500,000 31/10 150,000
9.3.6 Jurnal Pengeluaran Kas
Sesuai namanya, jurnal ini berfungsi untuk mencatat transaksi pengeluaran
kas. Dalam perusahaan dagang biasanya pengeluaran kas yang paling sering
terjadi adalah pengeluaran kas untuk membayar hutang, pembayaran ongkos
operasi, dan pembelian tunai barang dagangan.
Pengeluaran kas selalu dicatat dengan mengkredit rekening kas.
Sedangkan rekening di debet tergantung pada tujuan pembayarannya. Misalnya
dalam transaksi pembayaran hutang yang didebet adalah rekening hutang dagang,
sedangkan dalam transaksi pembelian tunai yang didebet adalah rekening
Pembelian.
Jika transaksi pembelian tunai sering terjadi, maka bukti-bukti pengeluaran
kas dari pembelian terlebih dahulu dikumpulkan, dan jumlahnya pada hari itu
dicatat dalam jurnal pengeluaran kas. Dalam hal transaksi pembayaran hutang,
biasanya tidak dicatat secara komulatif tetapi dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
per transaksi, karena pembayaran hutang menyangkut pula pencatatan dalam buku
pembantu hutang sehingga dalam jurnal pengeluaran kas perlu ditunjukan kepada
siapa pembayaran itu dilakukan.
Berikut ini adalah sejumlah transaksi pengeluaran kas yang terjadi pada
CV Mulia selama bulan Desember 2002
Desember
1 Dibayar sewa gedung untuk bulan Desember Rp. 800.000,-
5 Dibeli barang-barang dagangan Rp. 5.000.000,- tunai
8 Dibayar hutang kepada CV Nusantara untuk pembelian tanggal 4
Desember.
Harga faktur Rp. 7.000.000,- potongan 2%
12 Dibeli tanah seharga 150.000.000,- dan gedung seharga Rp. 350.000.000,-
Jumlah tersebut seluruhnya dibayar tunai
18 Dibayar gaji pegawai Rp. 6.000.000,- Pada penjumlahan akhir bulan, jumlah dari kolom khusus seperti hutang
20 Dibeli barang dagangan seharga Rp. 4.000.000,- tunai dagang, pembelian, kas, dan potongan pembelian bias langsung diposting ke buku
26 Dibeli barang dagangan RP. 6.500.000, - tunai besar pada rekening masing masing. Sedangkan tiap transaksi dalam kolom lain-
28 Dibayar biaya advertensi sebesar Rp. 5.000.000,- lain harus dipostig satu-persaru dalam rekening yang berbeda, kecuali ada
30 Dibayar persekot premi asuransi untuk 3 bulan sebesar Rp. 7.200.000,- pendebitan yang sama bias diposting bersamaan.

IX-
18

31 Dibayar hutang kepada PT Andika untuk pembelian tanggal 27 Desember.


Harga faktur Rp. 15.000.000,- potongan 2% Dari contoh di atas, jumlah kolom yang tidak bias diposting dalam satu
rekemimg, antara lain Biaya sewa RP 800,000,- Tanah Rp 150,000,000,-, Gedung
Jurnal Pengerluaran kas seperti yang Nampak di halaman berikut terdiri Rp. 350,000,000,-, Gaji Pegawai Rp 6,000,000,-, Biaya Advertasi Rp 5,000,000,-
dari 3 kolom debit dan 2 kolom kredit yaitu: dan Persekot Asuransi Rp 7,200,000,-
Debit:
1.Hutang Dagang : Untuk mencatat pembayaran hutang kepada kreditur. Setelah posting seelesai, maka pada jurnal pengeluarana kas perly di beri
Nama kreditur pada kolom keterangan di sebelah kiri tanda kode dibawah untuk kolom-kolom khusus. Sedangkan untuk kolom-kolom
kolom hutang dagang. “lain-lain” sedangkan kolom F lainnya yang terletask disebelah kanan kolom
2.Pembelian : Untuk mencatat pembelian tunai dalam bulan keterangan digunakan untuk memberi tanda bahwa jumlah pada baris tersebut
bersangkutab jika diperlukan, agar pembelian kredit atau telah dibukukan pada rekening pembantu yang bersangkutan.
tunai dapat diketahui, maka kolom ini dapat diganti
menjadi “pembelian tunai” yang merupakan rekening 9.3.7 Jurnal Umum (Jurnal Memorial)
perantara.
3.Lain-lain : Untuk mencatat pendebitan lain selain hutang dagan Jurnal umum atau jurnal memorial digunakan untuk mencatat transaksi
dan pembelian. Oleh karena didalamnya tercatat yang tidak dicatat dalam jurnal khusus. Jika perusahaan menggunakan jurnal-
berbagai rekening yang di debit maka diberi kkolom F jurnal khusus seperti yang diuraikan sebelumnya, maka tinggal sedikit saja
untuk mencatat kode rekening yang didebet. transaksi yang harus dicatat dalam jurnal umum.
Kredit:
1.Kas : Untuk mencatat setiap pengeluaran kas. Dari berbagai transaksi yang tercatat dalam jurnal umum yang sifatnya
2.Potongan Pembelian : Untuk mencatat potongan-potongan yang diterima dari bermacam-macam dapat dikelompokkan sebagai berikut:
penjual. Jumlah kolom ini akan menggambarkan jumlah
seluruh potongan yang diterima selama bulan tersebut. A Transaksi-transaksi yang tidak dapat dicatat dalam jurnal-jurnal khusus
B Koreksi kesalahan
Apabila transaksi pengeluaran kas menyangkut rekening pembantu seperti C Penyesuaian pembukuan
pembayaran hutang, maka bukti pengeluaran kas juga dicatat secara harian pada D Penutupan pembukuan
rekening pembantu piutang yang bersangkutan. E Penutupan kembali

Jurnal umum biasanya mempunyai 2 kolom uang, yaitu satu kolom debit
dan satu kolom kredit.
Contoh transaksi yang dicatat dalam jurnal umum:
A Transaksi yang tidak dapat dicatat dalam jurnal-jurnal khusus: dankolom secara berulang-ulang, cukup dengan menuliskanangka rupiah
Desember 27 : Piutang dagang kepada Sukradi Rp. 750,000,00 dirubah pada kolom yang benar untuk setiap transaksi.
menjadi piutang wesel – 60 hari. (3) Menghemat waktu
Desember 28 : Diterima sebidang tanah sebesar Rp. 1.000.000,00 telah Posting dari jurnal ke buku besar dari jurnal cukup dilakukan sekali
sebulan secara komulatif, tidak perlu setiap terjadi transaksi.
dicatat sebagai biaya balik nama mobil.

B Koreksi kesalahan:
Desember 28 : Biaya balik nama tanah sebesar Rp. 1.000.000,00 telah
dicatat sebagai biaya balik nama mobil.

C Penyesuaian pembukuan:
Desember 31 : Masih harusdibayar gaji karyawan untuk minggu terakhir
bulan desember sebesar Rp. 500.000,00

D Penutupan pembukuan:
Desember 31 : Pemindahan saldo rekening penjualan yang berjumlah Rp
12.500.000,00 ke rekening rugi-laba.

E Penyesuaian kembali:
Januari 2 : Penyesuaian kembali atas penyesuaian biaya gaji pegawai
yang telah dilakukan tanggal 31desember.
Jurnal untuk transaksi-transaksi di atas adalah sebagai berikut:

9.4 Kebaikan-kebaikan Jurnal Khusus

Sebagai penutup dari bab ini, dapat disimpulan bahwa pemkaian jurnal
khusus dalam pembukuan perusahaan akan memberi beberapa kemudahan yaitu:
(1) Memungkinkan untuk mengadakan pembagian kerja.
Dengan digunakannya jurnal-jurnal khusus, memungkinkan adanya
pembagian tugas intem pertugas pembukuan terutama pada perusahaan
besar misalnya ada.Yang menangani jurnal penerimaan kas, pengeluaran
kas, dan yang lain menangani jurnal pembelian, penjualan.
(2) Menyederhanakan pekerjaan penjualan
Karena juranl-jurnal khusus menggunakan kolom-kolom yang telah
direncanakan sesuai kebutuhan akan mempermudah pernjualan, karena
untuk transaksi-transaksi yang sama tidak perlu menuliskan nama rekening

Anda mungkin juga menyukai