Dosen Pengampu:
Dr. Jenuri, S.Ag, M.Pd.
Disusun Oleh:
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih diberikan kesempatan untuk hidup
dan menikmati seluruh ciptaan-Nya. Sholawat dan salam kita curahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang sangat indah.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Seminar Pendidikan Agama Islam berjudul “Tumbal Proyek dalam Perspektif
Islam”. Dalam makalah ini, penulis mencoba untuk menulis beberapa perspektif
tumbal proyek.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika makalah ini tentu
jauh dari kesempurnaan. Maka, kritik dan saran sangat kami butuhkan guna
memperbaiki karya- karya kami di lain waktu.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
Bisa dilihat pada gambar di atas tingkat kematian di bidang konstruksi tinggi.
Hal ini, mengindikasikan pada bidang tersebut sangat rentan terjadinya kematian
dibandingkan bidang lain, akhirnya ketika ada yang meninggal di suatu proyek orang-
orang mengaitkannya dengan tumbal padahal belum tentu dia dijadikan tumbal ada
faktor-faktor lain yang dapat di kaitkan seperti pekerja kelelahan, tidak bagusnya
tingkat keamanan proyek, pekerjaan yang asal-asalan, dsb. Terkait tingkat
keamanannya, orang-orang yang bekerja di proyek haruslah dibekali dengan ilmu dan
perlengkapan keselamatan kerja yang memadai, namun dilihat dilapangan orang-oang
kita (warga Indonesia) sepertinya masih saja ada yang tidak menggunakan
perlengkapan keselamatan pekerjaan seperti helm, harness tidak dipakai, dan alas kaki
cuma sendal swallow, dll. Berikut contoh gambar pekerja yang tidak untuk ditiru.
Gambar 2. Pekerja tanpa perlengkapan keamanan
Bisa kita bayangkan saat ini saja dengan begitu tingginya resiko kematian di
bidang konstruksi dan dengan ilmu pengetahuan yang kurang memadai, hal tersebut
bisa terjadi sebagaimana pada 20 tahun kebelakang dengan kurangnya ilmu
pengetahuan. Bukan tidak mungkin tingkat resiko kematiannya lebih tinggi pada
bidang konstruksi atau proyek, sehingga orang-orang mulai percaya dengan isu tumbal
proyek.
Selain itu, dalam buku “Tumbal” karya Y. B. Mangunwijaya dikisahkan bahwa
ronggeng tersebut ditempatkan pada lubang pondasi tiang utama jembatan dan menari-
nari sendirian. Hal ini merupakan upacara selamatan secara gelap yang dilakukan oleh
para kuli yang berkerumun di tepi lubang dan secara tiba-tiba seorang kuli tua
melemparkan batu besar ke ronggeng tersebut. Semua kuli mengikutinya sampai
ronggeng tersebut tertimbun batu-batu dan mati sebagai tumbal. Kisah lain bercerita
tentang pembangunan jembatan Sungai Krasak yang memakan korban para kuli yang
mati tertimbun pasir dan batu di dalam lobang pondasi gara-gara keteledoran
pemborong dari Jakarta. Selain itu, penduduk setempat juga melarang anak-anaknya
untuk pergi ke sekolah karena beredar kabar bahwa setiap kepala sekolah daerah
tersebut harus menyetorkan 10 pasang bola mata anak-anak ke Kanwil P dan K untuk
dijadikan cendol es dawet dalam "upacara selamatan" para pejabat pembangunan
jembatan itu. Terdapat juga satu cerita sejarah, tapi lebih mirip sebuah anekdot. Jadi,
pada saat itu masih mengandalkan rakit untuk menyeberangi sungai. Lalu, datanglah
insinyur-insinyur Belanda untuk membangun burg atau jembatan. Karena minimnya
pengalaman yang dimiliki masyarakat setempat, mereka kebingungan dan bertanya
kepada para meneer tersebut. “Bagaimana cara yang ampuh agar kami bisa
membangun jembatan yang kuat dan awet?”, “Dengan ini” jawab salah seorang
meneer sambil menempelkan jari telunjuknya tepat di kepala orang yang bertanya.
Dari dialog tersebut, warga berasumsi bahwa untuk membangun jembatan yang kokoh
harus menggunakan kepala manusia. Tentu saja tidak ada yang mau kepalanya
dijadikan tumbal. Maka munculah dongeng orang potong kepala untuk mencari tumbal
dengan cara menculik dan memenggal kepala. Padahal bagi para meneer Belanda, saat
ia menunjuk kepala, itu berarti menggunakan isi kepala untuk menghasilkan jembatan
yang kokoh, alias otak. Cerita/kisah ini bisa menjadikan gambaran tentang bagaimana
isu tumbal proyek ini beredar karena dengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang ada
pada saat itu mengakibatkan isu ini bisa beredar.
Ritual mempersembahkan tumbal kepada makhuk halus (jin) yang dianggap
adanya penunggu atau penguasa tempat tertentu, mereka meyakini makhluk halus
tersebut punya kekuatan untuk memberikan kebaikan atau menimpakan malapetaka
kepada siapa saja, sehingga dengan mempersembahkan tumbal tersebut mereka
berharap dapat meredam kemarahan makhluk halus itu dan agar segala permohonan
mereka dipenuhinya. Ternyata, ritual ini sudah berkembang sejak jaman jahiliyah
sebelum Allah mengutus Rasul-Nya SAW, untuk menegakkan tauhid
(peribadatan/penghambaan diri kepada Allah semata) dan memerangi syirik dalam
segala bentuknya.
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اي َو َم َماتِ ْي هّٰلِل ِ َربِّ ْال ٰعلَ ِمي َْن َ قُلْ اِ َّن
َ َصاَل تِ ْي َونُ ُس ِك ْي َو َمحْ ي
"Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam," (QS. Al-An'am 6: Ayat 162).
ت َواَنَ ۡا اَ َّو ُل ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َ ِك لَهٗ ۚ َوبِ ٰذل
ُ ْك اُ ِمر َ اَل َش ِر ْي
"Tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama berserah diri (muslim)." (QS. Al-An'am 6: Ayat 163).
Kedua ayat ini menunjukkan segala sesuatu hanya pantas ditujukan kepada
Allah. Oleh karena itu, maka mempersembahkan ibadah ini kepada selain Allah (baik
itu jin, makhluk halus ataupun manusia) dengan tujuan untuk mengagungkan dan
mendekatkan diri kepada mereka, istilah ini biasa kita kenal dengan tumbal, tentu saja
semua hal itu merupakan perbuatan dosa yang sangat besar, bahkan merupakan
perbuatan syirik besar yang bisa menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam.
Dalam sebuah hadits shahih, dari Ali bin Abi Thalib bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Allah melaknat orang yang menyembelih (berkurban) untuk selain-Nya.”
(HR. Muslim).
Dalam hadist lain menunjukkan ancaman besar bagi orang yang berkurban
untuk selain-Nya, dengan laknat Allah yaitu dijauhkan dari rahmat-Nya. Perbuatan ini
termasuk syirik kepada Allah dan merupakan dosa yang sangat besar, sehingga
pelakunya pantas untuk mandapatkan laknat Allah dan dijauhkan dari rahmat-Nya.
(Keterangan Syaikh Shalih Alu Syaikh dalam kitab at Tamhiid Li Syarhi Kitaabit
Tauhiid hal. 146).
Penting sekali untuk diingatkan dalam hal ini, bahwa faktor utama yang
menjadikan besarnya keburukan perbuatan ini, bukanlah semata-mata karena besar atau
kecilnya kurban yang dipersembahkan kepada selain-Nya, tetapi karena besarnya
pengagungan dan ketakutan dalam hati orang yang mempersembahkan kurban tersebut
kepada selain-Nya, yang semua ini merupakan ibadah hati yang agung yang hanya
pantas ditujukan kepada Allah ta’ala semata. Meskipun tumbal yang dipersembahkan
kepada selain-Nya sangat kecil dan remeh, misalkan hanya seekor lalat sekalipun, jika
disertai dengan pengagungan dan ketakutan dalam hati kepada selain-Nya, maka hal ini
termasuk perbuatan syirik besar. (Lihat kitab Fathul Majid hal. 178 dan 179).
Dalam perspektif Islam perbuatan tumbal proyek dapat termasuk ke dalam 2
dari beberapa dosa besar yang ada yaitu, syirik (menyekutukan Allah Azza wa Jalla
dengan makhluk) atau membunuh jiwa manusia.
1. Syirik
Syirik adalah keyakinan, perbuatan dan perkataan yang menyekutukan Allah
SWT. Syirik dalam keyakinan termasuk dalam iktikad seperti orang yang
berkeyakinan bahwa Tuhan memiliki anak dan sebagainya. Syirik dalam perbuatan
termasuk di dalam ibadah dan tingkah laku, seperti orang sujud di patung , pohon
kayu mengikuti acara ritual di gereja , dan sebagainya. Syirik dalam perkataan
termasuk dalam bacaan, ucapan, dan ikrar, seperti orang mencerca Allah dan Rasul-
Nya, meminum minuman khamar dengan membaca basmalah, mengikrarkan
kesetiaan atas agama selain islam.
Menurut Ibn Mandzûr, syirik adalah menyekutukan Allah dalam hal ketuhanan,
yakni menuhankan zat lain selain Allah, padahal tidak ada yang mampu menyamai
Allah subhanahu wata’ala. Sedangkan menurut Ibn ʽAsyur (w. 1393 H), syirik adalah
menyekutukan Allah dengan hal lain dalam perkara ketuhanan dan ibadah. Ibn Mandzur
menambahkan dengan mengutip kaul dari Abu al-ʽAbbas, dikatakan bahwa syirik bukan
berarti hanya menyembah selain Allah dan meninggalkan Allah. Yang dimaksud syirik
adalah menyembah Allah dan sesembahan lain selain Allah. Atau dalam bahasa lain,
menduakan Allah.
Seperti pada firman Allah dalam Q.S. Al-An’am ayat 82 :
ٓ
ون َ ظ ْل ٍم أ ُ ۟و ٰ َلئ
َ ِك َل ُه ُم ٱأْل َمْنُ َوهُم ُّم ْه َت ُد ُ وا َو َل ْم َي ْل ِبس ُٓو ۟ا إِي ٰ َم َنهُم ِب
۟ ِين َءا َم ُن
َ ٱلَّذ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am : 82).
Dari hubungan ayat tersebut menunjukkan bahwa syirik bukanlah berpaling dari
Allah menuju tuhan lain selain Allah, melainkan menduakan Allah atau menganggap
zat lain sama dan memiliki persamaan dengan Allah.
Perbuatan syirik adalah suatu perbuatan yang memutuskan hubungan antara
Allah dan hambanya, maka tidak ada ampunan bagi hambanya apabila sewaktu
meninggal dunia ini mereka dalam keadaan syirik. Seseorang yang mati dalam
keadaan musyrik atau kafir, maka ia tidak akan mendapatkan pengampunan dosa kelak
di akhirat. Adapun seseorang yang mati dalam keadaan Muslim, sebesar apa pun dosa
yang pernah ia perbuat, maka di akhirat keadaannya di bawah kehendak Allah. Jika
Allah berkehendak, dosa-dosanya diampuni. Dan jika Allah berkehendak, dosa-dosanya
tidak diampuni. Jika dosa-dosanya diampuni, ia akan langsung dimasukkan ke dalam
surga. Dan jika dosa-dosanya tidak diampuni, maka ia dimasukkan terlebih dahulu ke
dalam neraka dan pada akhirnya ia akan dimasukkan ke dalam surga. Allah SWT
berfirman:
َ ِون ٰ َذل
ك لِ َم ْن يَ َشا ُء ۚ َو َم ْن يُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ فَقَ ِد َ إِ َّن هَّللا َ اَل يَ ْغفِ ُر أَ ْن يُ ْش َر
َ ك بِ ِه َويَ ْغفِ ُر َما ُد
ا ْفتَ َر ٰى إِ ْث ًما َع ِظي ًما
Intinya, syirik itu adalah mengakui pada selain Allah. Lalu, kenapa tumbal
proyek ini bisa termasuk perbuatan syirik karena tujuan dari tumbal proyek sendiri
adalah untuk meminta kelancaran/perlindungan kepada selain Allah oleh karena itu,
perbuatan tumbal proyek bisa termasuk kedalam perbuatan syirik .
ٗب هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه َولَ َعنَهٗ َواَ َع َّد لَه ِ ه َجهَنَّ ُم َخالِدًا فِ ْيهَا َو َغFَٗو َم ْن يَّ ْقتُلْ ُم ْؤ ِمنًا ُّمتَ َع ِّمدًا فَ َج َز ۤا ُؤ
َ ض
َع َذابًا َع ِظ ْي ًما
”Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya ialah, jahannam, kekal ia didalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya”. (QS. An-Nisa:93).
Setelah kita mengetahui bahwa melakukan ritual jahiliyyah ini adalah dosa
yang sangat besar, bahkan termasuk perbuatan syirik kepada Allah, yang berarti
terkena ancaman dalam firman-Nya. Maka, ikut berpartisipasi dan membantu
terselenggaranya acara ini dalam segala bentuknya, adalah termasuk dosa yang
sangat besar, karena termasuk tolong-menolong dalam perbuatan maksiat yang
sangat besar kepada Allah, yaitu perbuatan syirik. Allah SWT berfirman :
َ ا ِْذ اَ َوى ْال ِف ْت َي ُة ِا َلى ْال َك ْهفِ َف َقالُ ْوا َر َّب َنٓا ٰا ِت َنا ِمنْ لَّ ُد ْن
ك َرحْ َم ًة َّو َهيِّئْ َل َنا ِمنْ اَمْ ِر َنا
َر َش ًدا
“(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa,
“Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah
petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.” (QS. Al-Kahfi : 10).
Dalam ayat ini, Allah swt mulai menguraikan kisah Ashhabul Kahf kepada
Rasullah SAW. Allah SWT mengingatkan kepada Rasul-Nya bahwa ketika zaman
dahulu beberapa pemuda keturunan bangsawan di suatu negeri, karena takut
penganiayaan rajanya, mereka pergi mencari perlindungan ke dalam gua di sebuah
gunung. Di dalam gua ini mereka berdoa kepada Allah semoga dilimpahi rahmat
dari sisi-Nya. Mereka mengharapkan pengampunan, ketenteraman, dan rezeki dari
Allah. Selain itu, mereka juga memohon agar Allah memudahkan bagi mereka jalan
yang benar untuk menghindari godaan dan kezaliman orang-orang kafir dan
memperoleh ketabahan dalam menaati Tuhan sehingga tercapai kebahagiaan dunia
dan akhirat. Ketika raja kafir itu berhasil menemukan jejak mereka pada pintu gua
itu, lalu masuk ke dalamnya, maka Allah SWT menutup penglihatan mereka
sehingga tidak dapat melihat para pemuda tersebut. Oleh karena itu, akhirnya raja
memutuskan menutup pintu gua dengan perkiraan bahwa mereka akan mati
kelaparan dan kehausan.
ص ْد ِري َويَسِّرْ لِي أَ ْم ِري َواحْ لُلْ ُع ْق َدةً ِم ْن لِ َسانِي يَ ْفقَهُوا قَ ْولِي
َ َربِّ ا ْش َرحْ لِي
“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku,
dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS.
Thaha : 25-28).
Do’a ini merupakan do’a yang digunakan oleh Nabi Musa as., saat
menghadapi Fir'aun. Nabi Musa as., meminta kepada Allah SWT agar dilancarkan
urusannya dalam menghadapi Fir’aun. Do’a ini tentunya terasa tidak asing ditelinga
kita, sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu do’a ini juga
memiliki makna agar segala kekakuan lisan dan kegugupan kita dihilangkan.
Kepada-Nya lah sesungguhnya kita harus memohon. Ketika ada kesulitan,
kesempitan adukanlah kepada Allah. Allah sungguh Maha mendengar. Allah
mendengan do’a-do’a hamba-Nya.
Maka, dari kedua ayat itu menunjukan untuk berdoa kepada Allah SWT agar
kamu diberikan kemudahan. Mintalah pertolongan kepada-Nya agar terhindar dari
masalah baru dan berhasil menghadapi masalah. Dan apabila terjadi musibah dalam
sebuah proyek/pembangunan hendaknya kita tidak boleh mengaitkannya dengan
perkara tumbal proyek karena sesungguhnya segala sesuatu yang terjadi di
kehidupan kita sudah ada yang mengaturnya, seperti pada hadist di bawah :
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
4.1 Kesimpulan
Tumbal proyek saat ini mungkin sudah semakin memudar karena dengan
mudahnya akses akan informasi, meningkatnya kebijakan keselamatan kerja di
lapangan isu ini kini menjadi hanyalah sebuah kisah lama.Tumbal proyek juga
merupakan perbuatan yang termasuk ke dalam dua dosa besar yaitu syirik atau
membunuh jiwa manusia. Tumbal proyek merupakan suatu isu yang sudah semakin
memudar seiring berkembangnnya jaman, isu ini terjadi di karenakan kurangnya ilmu
dan kurang iman. Apabila kita ingin mendapatkan kemudahan dan pertolongan
sebagai seorang muslim yang baik kita haruslah memintanya kepada Allah
[2] Hasmi.org, “Tumbal dan Sesajen Tradisi Syirik Warisan Jahiliyah (Bagian 3)”, 16 Mei
2020,<https://www.hasmi.org/tumbal-dan-sesajen-tradisi-syirik-warisan-jahiliyah-
bagian-3/> [diakses pada 4 Oktober 2021].
[3] Filah, nafillah. 2020. “Dosa-Dosa Besar”. <https://osf.io/xs3mf>. Diakses pada 5 Oktober
2021.