Anda di halaman 1dari 19

TUMBAL PROYEK DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas


mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu:
Dr. Jenuri, S.Ag, M.Pd.

Disusun Oleh:

Muhammad Amir Wildan 1904364


Egi Krismawan Permana 1905696
Lutfia Hayatun Nufus 1907869
Chandraditya Prakoso 1908129

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Dr. Setiabudhi, No.229 Bandung 40154
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih diberikan kesempatan untuk hidup
dan menikmati seluruh ciptaan-Nya. Sholawat dan salam kita curahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang sangat indah.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Seminar Pendidikan Agama Islam berjudul “Tumbal Proyek dalam Perspektif
Islam”. Dalam makalah ini, penulis mencoba untuk menulis beberapa perspektif
tumbal proyek.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika makalah ini tentu
jauh dari kesempurnaan. Maka, kritik dan saran sangat kami butuhkan guna
memperbaiki karya- karya kami di lain waktu.

Bandung, 3 oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbal merupakan sesuatu perbuatan untuk mempersembahkan sesuatu dengan
tujuan agar menolak atau mendapatkan sesuatu sebagai gantinya. Ada berbagai macam
tujuan dalam aktivitas tumbal, sebagai contoh: tumbal untuk mendapatkan kekayaan,
tumbal untuk mendapatkan kelancaran proyek, tumbal untuk menolak suatu
wabah/bencana, dll. dengan banyaknya tujuan dari tumbal itu sendiri, bisa menjadi
alternatif bagi beberapa orang yang mempercayainya untuk mereka yang percaya akan
teori tumbal ini, bahkan kebanyakan adalah orang-orang yang ingin mendapatkan
seseuatu secara instan, atau dalam arti lain orang-orang ini merupakaan orang-orang
pemalas, berpengetahuan rendah, lemah iman, dll. Seringkali orang iri akan pencapaian
atau keberhasilan seseorang dalam suatu hal, namun mereka tidak tahu apa yang sudah
mereka lalui untuk bisa mendapatkan hal/pencapaian tersebut.
Sebagai salah satu calon orang yang akan bekerja di dalam sebuah proyek atau
pembangunan tentu kita pernah mendengar isu terkait tumbal proyek, isu ini mungkin
bagi jaman sekarang sudah semakin jarang terdengar, namun bagi para generasi anak-
anak tahun 2000an isu ini menjadi hangat, karena pada jaman tersebut di Indonesia
sedang marak-maraknya pembangunan daerah termasuk jembatan yang menghubungkan
antarwilayah, ataupun pembangunan-pembangunan di bidang lainnnya yang
mengakibatkan isu tumbal proyek menjadi semakin terdengar dan juga menjadi sebuah
momok yang mengerikan untuk anak-anak karena isu penculikan selalu beredar dan
selalu dikait-kaitkan dengan tumbal proyek. Meskipun pada era tersebut internet belum
berkembang seperti saat ini, namun cerita/isu ini tersebar luas hampir ke seluruh kota-
kota besar, isu ini diserbarkan dari mulut ke mulut. Bapak-bapak yang biasa membantu
proyek suka menceritakan mengenai tumbal kepala yang dijadikan pondasi jembatan,
tumbal manusia untuk pondasi gedung-gedung, dll. Konon, tumbal berupa potongan
kepala menjadi sebuah persembahan wajib gaib, agar membantu kelancaran proyek
pembangunan yang sedang dijalankan, di era sekarang tentu hal ini sangat tidak logis
atau masuk akal, bagaimana tidak dengan hanya mempersembahkan beberapa manusia
suatu proyek dapat berjalan dengan lancar atau fondasinya akan menjadi kokoh.
Tumbal proyek merupakan isu yang mungkin sudah jarang terdengar di masa saat
ini. Bagaimana tidak seiring berjalannya waktu, teknologi, dan ilmu pengetahuan
semakin berkembang, hal ini mengakibatkan beberapa isu, rumor, dan tradisi yang ada
menjadi memudar, beberapa hal seperti riset atau penelitian terkait dampak dari sebuah
tradisi, penelitian terkait penyebab terjadinya isu atau rumor yang beredar, mudahnya
akses terhadap suatu informasi, semua hal ini membuat masyarakat menjadi tahu akan
kejelasan rumor, isu, dan tradisi tersebut. Sebagai contoh kita mengambil isu tumbal
proyek, pada jaman dulu isu ini santer dibicarakan namun setelah berjalannya waktu dan
peningkatan keselamatan kerja isu ini semakin memudar.
Kaitannya dalam perspektif Islam bagaimana melihat isu dari tumbal proyek itu
sendiri. Maka, penulis akan mencoba membahas terkait isu tumbal proyek yang dulu
pernah santer dibicarakan oleh masayrakat, terutama bagi mereka yang kebetulan dekat
dengan tempat diadakan proyeknya, sedikit pengantar dalam Islam tumbal proyek bisa
dikatakan sebagai perbuatan syirik dimana hal ini termasuk ke dalam dosa besar, selain
itu apabila benar tumbal yang digunakan adalah manusia, maka ini merupakan perbuatan
membunuh jiwa manusia dan tentu perbuatan ini termasuk ke dalam dosa besar juga.
Perbuatan yang termasuk ke dalam dosa besar akan sulit mendapat pengampunan dan
bayarannya nanti di akhirat sangatlah jelas yaitu menjadi teman dari para setan dan iblis
di neraka.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa itu tumbal proyek?


2. Bagaimana histori tumbal proyek?
3. Bagaimana tumbal proyek dalam perspektif Islam?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang tumbal proyek.


2. Pembaca dapat mengetahui dan memahami histori tumbal proyek
3. Pembaca dapat mengetahui dan memahami tumbal proyek dalam prespektif Islam.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Lokasi penulisan makalah kami dilakukan di rumah masing-masing anggota
kelompok. Penelitian ini kami mulai dari tanggal 30 September 2021 hingga 5 Oktober
2021.

2.2 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang kami lakukan untuk dapat menjelaskan tentang “Tumbal
Proyek dalam Prespektif Islam” merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode historis dan juga metode deskriptif. Menurut Saryono (2010), penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan,
dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat
dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.
Metode deskriptif menurut Moch. Nazir (2003: 54), adalah suatu metode untuk
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
Menurut (Surakhmad, 2003: 131), metode historis yaitu metode penelitian yang
meliputi pengumpulan data dan penafsiran gejala peristiwa yang timbul di masa lalu
yang menggambarkan secara kritis seluruh kebenaran, kejadian, atau fakta, untuk
membantu mengetahui apa yang harus dikerjakan di masa datang. Melalui dua metode
tersebut, penulis yakin dapat menjelaskan tentang pengertian dari tumbal proyek, sejarah
tumbal proyek, perspektif Islam mengenai tumbal proyek.
2.3 Sumber Penelitian
Sumber primer yang kami gunakan dalam penelitian ini yaitu dari Al-Qur’an,
Hadits, buku, dan juga jurnal-jurnal ilmiah dari berbagai instansi, penerbit, dan individu.
Sedangkan sumber sekunder yang kami gunakan yaitu dari artikel-artikel yang terdapat
di internet.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Definisi Tumbal Proyek


Tumbal proyek terdiri dari dua kata yaitu tumbal dan proyek. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, tumbal dikatakan sebagai sesuatu yang digunakan untuk menolak
penyakit dan sebagainya. Tumbal dalam prakteknya lebih khusus atau identik dengan
sesembelihan. Dalam arti yang lebih luas tumbal bisa bermakna sesuatu yang sengaja
dikorbankan demi menyelamatkan suatu hal yang lain.
Proyek dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya rencana pekerjaan dengan
sasaran khusus yaitu pengairan, pembangkit tenaga listrik, dan sebagainya. Semua
proyek selalu mengandung resiko relatif besar terhadap manajemen yang diterapkan
untuk proyek itu. Sehingga, dari dua definisi diatas Pada prinsipnya tumbal proyek
memiliki arti aktifitas persembahan sesuatu pada rencana pekerjaan dengan harapan
agar tidak mengganggu atau mencelakai. Lalu pada praktiknya tumbal proyek ini bisa
berupa kepala hewan,darah hewan, ataupun manusia itu sendiri.
Tumbal proyek merupakan warisan kepercayaan animisme dan dinamisme, yaitu
kepercayaan bahwa benda-benda atau tempat tertentu di alam raya ini memiliki
kekuatan ghaib (magic) yang dapat mencelakai seseorang atau menolong serta
memenuhi hajatnya.
Mengutip pendapat Mohamad Sobary tentang pengertian tumbal dalam buku
“Tumbal” karya Y. B. Mangunwijaya, terdapat tiga pengertian tumbal menurut Romo
Mangun, yaitu:
Pertama, tumbal yang dimaksud adalah manusia yang secara sengaja dibikin
menjadi tumbal oleh permintaan tradisi, lewat aneka macam upacara. Dalam tulisan
Romo Mangun, hal ini diungkapkan dalam bagian yang berjudul tumbal dengan cerita
tentang pembangunan jembatan kereta api Sungai Progo yang mengorbankan seorang
ronggeng remaja jelita (Y. B. Mangunwijaya, Tumbal: 1994 hal. 353).
Kedua, tumbal yang mengacu pada korban sia-sia dalam sebuah proyek
pembangunan semata karena kelalaian. Mereka ini terdiri dari kuli-kuli yang bekerja
tanpa alat-alat pengaman/penyelamat, dan juga mandor atau pegawai lain yang bernasib
malang tertimpa batu atau benda berat lainnya di lokasi pembangunan. Mereka menjadi
tumbal tak bernama bagi pembangunan yang bersangkutan.
Ketiga, merujuk pada tumbal yang bersifat simbolik. Dalam hal ini, tumbal yang
dimaksud merujuk pada pihak-pihak yang secara langsung terkena dampak
pembangunan sebuah proyek pemerintah. Dampak tersebut bisa berupa tergusurnya
lahan pekarangan mereka oleh pembangunan jalan yang menjadi proyek penyediaan
fasilitas sarana dan prasarana transportasi rakyat. Tumbal simbolik ini merupakan
tumbal yang secara tidak sadar bahwa mereka juga menjadi korban dari sebuah program
pembangunan.

3.2 Histori Tumbal


Pekerjaan di bidang konstruksi merupakan pekerjaan yang memiliki tingkat
resiko kematian yang tinggi.

Gambar 1. Resiko kematian bidang kontruksi

Bisa dilihat pada gambar di atas tingkat kematian di bidang konstruksi tinggi.
Hal ini, mengindikasikan pada bidang tersebut sangat rentan terjadinya kematian
dibandingkan bidang lain, akhirnya ketika ada yang meninggal di suatu proyek orang-
orang mengaitkannya dengan tumbal padahal belum tentu dia dijadikan tumbal ada
faktor-faktor lain yang dapat di kaitkan seperti pekerja kelelahan, tidak bagusnya
tingkat keamanan proyek, pekerjaan yang asal-asalan, dsb. Terkait tingkat
keamanannya, orang-orang yang bekerja di proyek haruslah dibekali dengan ilmu dan
perlengkapan keselamatan kerja yang memadai, namun dilihat dilapangan orang-oang
kita (warga Indonesia) sepertinya masih saja ada yang tidak menggunakan
perlengkapan keselamatan pekerjaan seperti helm, harness tidak dipakai, dan alas kaki
cuma sendal swallow, dll. Berikut contoh gambar pekerja yang tidak untuk ditiru.
Gambar 2. Pekerja tanpa perlengkapan keamanan

Bisa kita bayangkan saat ini saja dengan begitu tingginya resiko kematian di
bidang konstruksi dan dengan ilmu pengetahuan yang kurang memadai, hal tersebut
bisa terjadi sebagaimana pada 20 tahun kebelakang dengan kurangnya ilmu
pengetahuan. Bukan tidak mungkin tingkat resiko kematiannya lebih tinggi pada
bidang konstruksi atau proyek, sehingga orang-orang mulai percaya dengan isu tumbal
proyek.
Selain itu, dalam buku “Tumbal” karya Y. B. Mangunwijaya dikisahkan bahwa
ronggeng tersebut ditempatkan pada lubang pondasi tiang utama jembatan dan menari-
nari sendirian. Hal ini merupakan upacara selamatan secara gelap yang dilakukan oleh
para kuli yang berkerumun di tepi lubang dan secara tiba-tiba seorang kuli tua
melemparkan batu besar ke ronggeng tersebut. Semua kuli mengikutinya sampai
ronggeng tersebut tertimbun batu-batu dan mati sebagai tumbal. Kisah lain bercerita
tentang pembangunan jembatan Sungai Krasak yang memakan korban para kuli yang
mati tertimbun pasir dan batu di dalam lobang pondasi gara-gara keteledoran
pemborong dari Jakarta. Selain itu, penduduk setempat juga melarang anak-anaknya
untuk pergi ke sekolah karena beredar kabar bahwa setiap kepala sekolah daerah
tersebut harus menyetorkan 10 pasang bola mata anak-anak ke Kanwil P dan K untuk
dijadikan cendol es dawet dalam "upacara selamatan" para pejabat pembangunan
jembatan itu. Terdapat juga satu cerita sejarah, tapi lebih mirip sebuah anekdot. Jadi,
pada saat itu masih mengandalkan rakit untuk menyeberangi sungai. Lalu, datanglah
insinyur-insinyur Belanda untuk membangun burg atau jembatan. Karena minimnya
pengalaman yang dimiliki masyarakat setempat, mereka kebingungan dan bertanya
kepada para meneer tersebut. “Bagaimana cara yang ampuh agar kami bisa
membangun jembatan yang kuat dan awet?”, “Dengan ini” jawab salah seorang
meneer sambil menempelkan jari telunjuknya tepat di kepala orang yang bertanya.
Dari dialog tersebut, warga berasumsi bahwa untuk membangun jembatan yang kokoh
harus menggunakan kepala manusia. Tentu saja tidak ada yang mau kepalanya
dijadikan tumbal. Maka munculah dongeng orang potong kepala untuk mencari tumbal
dengan cara menculik dan memenggal kepala. Padahal bagi para meneer Belanda, saat
ia menunjuk kepala, itu berarti menggunakan isi kepala untuk menghasilkan jembatan
yang kokoh, alias otak. Cerita/kisah ini bisa menjadikan gambaran tentang bagaimana
isu tumbal proyek ini beredar karena dengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang ada
pada saat itu mengakibatkan isu ini bisa beredar.
Ritual mempersembahkan tumbal kepada makhuk halus (jin) yang dianggap
adanya penunggu atau penguasa tempat tertentu, mereka meyakini makhluk halus
tersebut punya kekuatan untuk memberikan kebaikan atau menimpakan malapetaka
kepada siapa saja, sehingga dengan mempersembahkan tumbal tersebut mereka
berharap dapat meredam kemarahan makhluk halus itu dan agar segala permohonan
mereka dipenuhinya. Ternyata, ritual ini sudah berkembang sejak jaman jahiliyah
sebelum Allah mengutus Rasul-Nya SAW, untuk menegakkan tauhid
(peribadatan/penghambaan diri kepada Allah semata) dan memerangi syirik dalam
segala bentuknya.
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫م َرهَقًا‬Fْ ُ‫ون ِب ِر َجا ٍل ِم َن ْال ِجنِّ فَ َزا ُدوه‬


َ ‫س يَعُو ُذ‬ َ ‫َوأَنَّهُ َك‬
ِ ‫ان ِر َجا ٌل ِم َن اإْل ِ ْن‬
“Dan bahwasanya ada beberapa orang dari (kalangan) manusia meminta perlindungan
kepada beberapa laki-laki dari (kalangan) jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka
dosa dan kesalahan”. (QS. al-Jin :6).

Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jalla berfirman:

ِ ‫ا ُؤهُ ْم ِمنَ اإل ْن‬FFَ‫ َوقَا َل أَوْ لِي‬،‫س‬


‫س‬ ِ ‫َويَوْ َم يَحْ ُش ُرهُ ْم َج ِميعًا يَا َم ْع َش َر ْال ِجنِّ قَ ِد ا ْستَ ْكثَرْ تُ ْم ِمنَ اإل ْن‬
‫ين فِيهَا‬ َ ‫ قَا َل النَّا ُر َم ْث َوا ُك ْم َخالِ ِد‬،‫ت لَنَا‬
َ ‫ْض َوبَلَ ْغنَا أَ َجلَنَا الَّ ِذي أَج َّْل‬ ُ ‫َربَّنَا ا ْستَ ْمتَ َع بَ ْع‬
ٍ ‫ضنَا بِبَع‬
‫إِال َما َشا َء هَّللا ُ إِ َّن َرب ََّك َح ِكي ٌم َعلِي ٌم‬
“Dan (ingatlah) hari di waktu Allâh menghimpunkan mereka semuanya, (dan Dia
berfirman): “Hai golongan jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah banyak
(menyesatkan) manusia”. Lalu berkatalah teman-teman dekat mereka dari golongan
manusia (para dukun dan tukang sihir): “Ya Rabb kami, sesungguhnya sebagian dari
kami telah mendapatkan kesenangan/manfaat dari sebagian (yang lain) dan kami telah
sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Allâh berfirman:
“Neraka itulah tempat tinggal kalian, sedang kalian kekal didalamnya, kecuali kalau
Allâh menghendaki (yang lain)”. Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui”. (Q.S. al-An’âm :128).

3.3. Hukum Tumbal Proyek dalam Perspektif Islam


Perbuatan tumbal proyek dilihat dari kaca mata Islam bukanlah hal yang baru,
melainkan sudah menjadi warisan dari jaman Jahiliah, memang bukan secara terang
tumbal proyek melainkan hal yang disorot adalah perilaku tumbal menumbalnya. Pada
jaman tersebut banyak orang yang melakukan perbuatan itu dengan berbagai macam
tujuan.
Mempersembahkan atau mengeluarkan sebagian harta kita dengan tujuan
untuk mendekatkan diri kepada Allah, adalah suatu bentuk ibadah yang hanya pantas
ditujukan kepada Allah semata. Sebagaimana dalam Firman-Nya :

‫اي َو َم َماتِ ْي هّٰلِل ِ َربِّ ْال ٰعلَ ِمي َْن‬ َ ‫قُلْ اِ َّن‬
َ َ‫صاَل تِ ْي َونُ ُس ِك ْي َو َمحْ ي‬
"Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam," (QS. Al-An'am 6: Ayat 162).

‫ت َواَنَ ۡا اَ َّو ُل ْال ُم ْسلِ ِمي َْن‬ َ ِ‫ك لَهٗ ۚ َوبِ ٰذل‬
ُ ْ‫ك اُ ِمر‬ َ ‫اَل َش ِر ْي‬
"Tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama berserah diri (muslim)." (QS. Al-An'am 6: Ayat 163).

Kedua ayat ini menunjukkan segala sesuatu hanya pantas ditujukan kepada
Allah. Oleh karena itu, maka mempersembahkan ibadah ini kepada selain Allah (baik
itu jin, makhluk halus ataupun manusia) dengan tujuan untuk mengagungkan dan
mendekatkan diri kepada mereka, istilah ini biasa kita kenal dengan tumbal, tentu saja
semua hal itu merupakan perbuatan dosa yang sangat besar, bahkan merupakan
perbuatan syirik besar yang bisa menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam.
Dalam sebuah hadits shahih, dari Ali bin Abi Thalib bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Allah melaknat orang yang menyembelih (berkurban) untuk selain-Nya.”
(HR. Muslim).
Dalam hadist lain menunjukkan ancaman besar bagi orang yang berkurban
untuk selain-Nya, dengan laknat Allah yaitu dijauhkan dari rahmat-Nya. Perbuatan ini
termasuk syirik kepada Allah dan merupakan dosa yang sangat besar, sehingga
pelakunya pantas untuk mandapatkan laknat Allah dan dijauhkan dari rahmat-Nya.
(Keterangan Syaikh Shalih Alu Syaikh dalam kitab at Tamhiid Li Syarhi Kitaabit
Tauhiid hal. 146).
Penting sekali untuk diingatkan dalam hal ini, bahwa faktor utama yang
menjadikan besarnya keburukan perbuatan ini, bukanlah semata-mata karena besar atau
kecilnya kurban yang dipersembahkan kepada selain-Nya, tetapi karena besarnya
pengagungan dan ketakutan dalam hati orang yang mempersembahkan kurban tersebut
kepada selain-Nya, yang semua ini merupakan ibadah hati yang agung yang hanya
pantas ditujukan kepada Allah ta’ala semata. Meskipun tumbal yang dipersembahkan
kepada selain-Nya sangat kecil dan remeh, misalkan hanya seekor lalat sekalipun, jika
disertai dengan pengagungan dan ketakutan dalam hati kepada selain-Nya, maka hal ini
termasuk perbuatan syirik besar. (Lihat kitab Fathul Majid hal. 178 dan 179).
Dalam perspektif Islam perbuatan tumbal proyek dapat termasuk ke dalam 2
dari beberapa dosa besar yang ada yaitu, syirik (menyekutukan Allah Azza wa Jalla
dengan makhluk) atau membunuh jiwa manusia.

1. Syirik
Syirik adalah keyakinan, perbuatan dan perkataan yang menyekutukan Allah
SWT. Syirik dalam keyakinan termasuk dalam iktikad seperti orang yang
berkeyakinan bahwa Tuhan memiliki anak dan sebagainya. Syirik dalam perbuatan
termasuk di dalam ibadah dan tingkah laku, seperti orang sujud di patung , pohon
kayu mengikuti acara ritual di gereja , dan sebagainya. Syirik dalam perkataan
termasuk dalam bacaan, ucapan, dan ikrar, seperti orang mencerca Allah dan Rasul-
Nya, meminum minuman khamar dengan membaca basmalah, mengikrarkan
kesetiaan atas agama selain islam.
Menurut Ibn Mandzûr, syirik adalah menyekutukan Allah dalam hal ketuhanan,
yakni menuhankan zat lain selain Allah, padahal tidak ada yang mampu menyamai
Allah subhanahu wata’ala. Sedangkan menurut Ibn ʽAsyur (w. 1393 H), syirik adalah
menyekutukan Allah dengan hal lain dalam perkara ketuhanan dan ibadah. Ibn Mandzur
menambahkan dengan mengutip kaul dari Abu al-ʽAbbas, dikatakan bahwa syirik bukan
berarti hanya menyembah selain Allah dan meninggalkan Allah. Yang dimaksud syirik
adalah menyembah Allah dan sesembahan lain selain Allah. Atau dalam bahasa lain,
menduakan Allah.
Seperti pada firman Allah dalam Q.S. Al-An’am ayat 82 :
ٓ
‫ون‬ َ ‫ظ ْل ٍم أ ُ ۟و ٰ َلئ‬
َ ‫ِك َل ُه ُم ٱأْل َمْنُ َوهُم ُّم ْه َت ُد‬ ُ ‫وا َو َل ْم َي ْل ِبس ُٓو ۟ا إِي ٰ َم َنهُم ِب‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
َ ‫ٱلَّذ‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am : 82).

Dari hubungan ayat tersebut menunjukkan bahwa syirik bukanlah berpaling dari
Allah menuju tuhan lain selain Allah, melainkan menduakan Allah atau menganggap
zat lain sama dan memiliki persamaan dengan Allah.
Perbuatan syirik adalah suatu perbuatan yang memutuskan hubungan antara
Allah dan hambanya, maka tidak ada ampunan bagi hambanya apabila sewaktu
meninggal dunia ini mereka dalam keadaan syirik. Seseorang yang mati dalam
keadaan musyrik atau kafir, maka ia tidak akan mendapatkan pengampunan dosa kelak
di akhirat. Adapun seseorang yang mati dalam keadaan Muslim, sebesar apa pun dosa
yang pernah ia perbuat, maka di akhirat keadaannya di bawah kehendak Allah. Jika
Allah berkehendak, dosa-dosanya diampuni. Dan jika Allah berkehendak, dosa-dosanya
tidak diampuni. Jika dosa-dosanya diampuni, ia akan langsung dimasukkan ke dalam
surga. Dan jika dosa-dosanya tidak diampuni, maka ia dimasukkan terlebih dahulu ke
dalam neraka dan pada akhirnya ia akan dimasukkan ke dalam surga. Allah SWT
berfirman:

َ ِ‫ون ٰ َذل‬
‫ك لِ َم ْن يَ َشا ُء ۚ َو َم ْن يُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ فَقَ ِد‬ َ ‫إِ َّن هَّللا َ اَل يَ ْغفِ ُر أَ ْن يُ ْش َر‬
َ ‫ك بِ ِه َويَ ْغفِ ُر َما ُد‬
‫ا ْفتَ َر ٰى إِ ْث ًما َع ِظي ًما‬

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya


(syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia
kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat
dosa yang besar.” (Q.S. An-Nisa:48).

Intinya, syirik itu adalah mengakui pada selain Allah. Lalu, kenapa tumbal
proyek ini bisa termasuk perbuatan syirik karena tujuan dari tumbal proyek sendiri
adalah untuk meminta kelancaran/perlindungan kepada selain Allah oleh karena itu,
perbuatan tumbal proyek bisa termasuk kedalam perbuatan syirik .

2. Membunuh jiwa manusia


Perbuatan dalam tumbal proyek apabila tumbal yang digunakan adalah
manusia maka perbuatan tumbal proyek ini termasuk ke dalam pembunuhan jiwa
manusia dimana maksud membunuh dalam pembahasan ini adalah membunuh jiwa
yang diharamkan tanpa hak dengan sengaja. Orang yang berbuat seperti itu akan
dimasukkan ke neraka jahanam dan kekal di dalamnya. Sebagaimana firman Allah:

ٗ‫ب هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه َولَ َعنَهٗ َواَ َع َّد لَه‬ ِ ‫ه َجهَنَّ ُم َخالِدًا فِ ْيهَا َو َغ‬Fٗ‫َو َم ْن يَّ ْقتُلْ ُم ْؤ ِمنًا ُّمتَ َع ِّمدًا فَ َج َز ۤا ُؤ‬
َ ‫ض‬
‫َع َذابًا َع ِظ ْي ًما‬

”Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya ialah, jahannam, kekal ia didalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya”. (QS. An-Nisa:93).

Setelah kita mengetahui bahwa melakukan ritual jahiliyyah ini adalah dosa
yang sangat besar, bahkan termasuk perbuatan syirik kepada Allah, yang berarti
terkena ancaman dalam firman-Nya. Maka, ikut berpartisipasi dan membantu
terselenggaranya acara ini dalam segala bentuknya, adalah termasuk dosa yang
sangat besar, karena termasuk tolong-menolong dalam perbuatan maksiat yang
sangat besar kepada Allah, yaitu perbuatan syirik. Allah SWT berfirman :

Fِ ‫اإلث ِم َو ْال ُع ْد َو‬


َ ‫ان َواتَّقُوا هَّللا َ إِ َّن هَّللا‬ ْ ‫َوتَ َعا َونُوا َعلَى ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َوى َوال تَ َعا َونُوا َعلَى‬

ِ ‫َش ِدي ُد ْال ِعقَا‬


‫ب‬

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan


janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (QS. al-Maaidah: 2).
Imam Ibnu Katsir berkata, “(Dalam ayat ini) Allah Subhanahu wa Ta’ala
memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk saling tolong-
menolong dalam melakukan perbuatan-perbuatan baik, yang ini adalah al-birr
(kebajikan), dan meninggalkan perbuatan-perbuatan mungkar, yang ini adalah
ketakwaan, serta melarang mereka dari (perbuatan) saling membantu dalam
kebatilan dan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan maksiat.” [ Kitab Tafsir
Ibnu Katsir (2/5)].

3.4 Menyikapi Tumbal Proyek

Apabila ketika proyek/urusan kita ingin dipermudah atau diperlancar maka


hendaknya kita meminta pertolongan kepada Allah S.W.T kita bisa meminta
pertolongan kepada Allah seperti pada dalil-dalil berikut.

َ ‫ا ِْذ اَ َوى ْال ِف ْت َي ُة ِا َلى ْال َك ْهفِ َف َقالُ ْوا َر َّب َنٓا ٰا ِت َنا ِمنْ لَّ ُد ْن‬
‫ك َرحْ َم ًة َّو َهيِّئْ َل َنا ِمنْ اَمْ ِر َنا‬

‫َر َش ًدا‬

“(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa,
“Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah
petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.” (QS. Al-Kahfi : 10).

Dalam ayat ini, Allah swt mulai menguraikan kisah Ashhabul Kahf kepada
Rasullah SAW. Allah SWT mengingatkan kepada Rasul-Nya bahwa ketika zaman
dahulu beberapa pemuda keturunan bangsawan di suatu negeri, karena takut
penganiayaan rajanya, mereka pergi mencari perlindungan ke dalam gua di sebuah
gunung. Di dalam gua ini mereka berdoa kepada Allah semoga dilimpahi rahmat
dari sisi-Nya. Mereka mengharapkan pengampunan, ketenteraman, dan rezeki dari
Allah. Selain itu, mereka juga memohon agar Allah memudahkan bagi mereka jalan
yang benar untuk menghindari godaan dan kezaliman orang-orang kafir dan
memperoleh ketabahan dalam menaati Tuhan sehingga tercapai kebahagiaan dunia
dan akhirat. Ketika raja kafir itu berhasil menemukan jejak mereka pada pintu gua
itu, lalu masuk ke dalamnya, maka Allah SWT menutup penglihatan mereka
sehingga tidak dapat melihat para pemuda tersebut. Oleh karena itu, akhirnya raja
memutuskan menutup pintu gua dengan perkiraan bahwa mereka akan mati
kelaparan dan kehausan.

‫ص ْد ِري َويَسِّرْ لِي أَ ْم ِري َواحْ لُلْ ُع ْق َدةً ِم ْن لِ َسانِي يَ ْفقَهُوا قَ ْولِي‬
َ ‫َربِّ ا ْش َرحْ لِي‬
“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku,
dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS.
Thaha : 25-28).
Do’a ini merupakan do’a yang digunakan oleh Nabi Musa as., saat
menghadapi Fir'aun. Nabi Musa as., meminta kepada Allah SWT agar dilancarkan
urusannya dalam menghadapi Fir’aun. Do’a ini tentunya terasa tidak asing ditelinga
kita, sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu do’a ini juga
memiliki makna agar segala kekakuan lisan dan kegugupan kita dihilangkan.
Kepada-Nya lah sesungguhnya kita harus memohon. Ketika ada kesulitan,
kesempitan adukanlah kepada Allah. Allah sungguh Maha mendengar. Allah
mendengan do’a-do’a hamba-Nya.
Maka, dari kedua ayat itu menunjukan untuk berdoa kepada Allah SWT agar
kamu diberikan kemudahan. Mintalah pertolongan kepada-Nya agar terhindar dari
masalah baru dan berhasil menghadapi masalah. Dan apabila terjadi musibah dalam
sebuah proyek/pembangunan hendaknya kita tidak boleh mengaitkannya dengan
perkara tumbal proyek karena sesungguhnya segala sesuatu yang terjadi di
kehidupan kita sudah ada yang mengaturnya, seperti pada hadist di bawah :
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ ‫ض بِ َخ ْم ِسي َْن أَ ْل‬


‫ف َسنَ ٍة‬ َ ْ‫ت َواألَر‬ َ ُ‫ق قَ ْب َل أَ ْن يَ ْخل‬
Fِ ‫ق ال َّس َم َوا‬ ِ ِ‫ب هللاُ َمقَا ِد ْي ُر ال َخالَئ‬
َ َ‫َكت‬
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum
penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin
Al-‘Ash)
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Tumbal proyek saat ini mungkin sudah semakin memudar karena dengan
mudahnya akses akan informasi, meningkatnya kebijakan keselamatan kerja di
lapangan isu ini kini menjadi hanyalah sebuah kisah lama.Tumbal proyek juga
merupakan perbuatan yang termasuk ke dalam dua dosa besar yaitu syirik atau
membunuh jiwa manusia. Tumbal proyek merupakan suatu isu yang sudah semakin
memudar seiring berkembangnnya jaman, isu ini terjadi di karenakan kurangnya ilmu
dan kurang iman. Apabila kita ingin mendapatkan kemudahan dan pertolongan
sebagai seorang muslim yang baik kita haruslah memintanya kepada Allah

.4.2 Kritik dan Saran

Makalah ini merupakan jenis makalah penelitian kualitatif sehingga


pembahasan fakta, sumber, dan juga sudut pandang dari penulis bisa saja salah. Selain
itu isi materi yang kami sampaikan dalam makalah ini merupakan sebagian kecil dari
perspektif Islam mengenai tumbal proyek yang mana pada kenyatan masih banyak
hal-hal yang bisa dibahas dan ditulis, namun tidak bisa penulis masukkan karena
keterbatasan sumber dan pengetahuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis harapkan
pembaca untuk bijak dalam membaca pada makalah ini, serta pembaca di harap juga
mencari pada sumber lain dan apabila ditemukan kesalahan, kami terbuka atas kritik
dan juga saran dari pembaca
DAFTAR PUSTAKA

[1] Buletin.muslim.or.id, ‘’Tumbal dan Sesajen dalam Pandangan Islam’’, 15 September


2011, <https://buletin.muslim.or.id/tumbal-dan-sesajen-dalam-pandangan-islam/>
[diakses pada 4 Oktober 2021].

[2] Hasmi.org, “Tumbal dan Sesajen Tradisi Syirik Warisan Jahiliyah (Bagian 3)”, 16 Mei
2020,<https://www.hasmi.org/tumbal-dan-sesajen-tradisi-syirik-warisan-jahiliyah-
bagian-3/> [diakses pada 4 Oktober 2021].

[3] Filah, nafillah. 2020. “Dosa-Dosa Besar”. <https://osf.io/xs3mf>. Diakses pada 5 Oktober
2021.

[4] Dwiwardhani,Mumpuni.(27 Agustus 2014)”Teologi Tumbal: Telaah Terhadap Buku


Tumbal Karya Y. B Mangunwijaya Dalam Pandangan Iman Kristen”. <
https://katalog.ukdw.ac.id/3685/1/01062068_Bab1_Bab5_Daftarpustaka.pdf>.
Diakses pada 5 Oktober 2021.

[5] Id.quora.com, “Apakah tumbal proyek benar-benar ada?”, <https://id.quora.com/Apakah-


tumbal-proyek-benar-benar-ada>. Diakses 5 Oktober 2021.

[6] Islam.nu.or.id, “Bentuk-bentuk Syirik dalam Al-Qur’an”, 29 Maret 2019,


<https://islam.nu.or.id/post/read/104195/bentuk-bentuk-syirik-dalam-al-quran?
_ga=2.147958903.1587918146.1633414411-823331541.1633316523>, [Diakses
pada 5 Oktober 2021]

[7] Tafsiralquran.id. “Tafsiran dari Ayat Al-Qur’an” <https://tafsiralquran.id>. Diakses pada


5 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai