Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TUGAS BESAR

RANGKAIAN PENDETEKSI HUJAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Desain Sistem Digital
Dosen Pengampu : Dr. Siscka Elvyanti, S.Pd., M.T.
Asisten Dosen : Resa Pramudita, S.Pd., M.T.

Disusun oleh:
Egi Krismawan P (1905696)
Falah Hasbi A (1905671)
Ridwan Dwi Adani (1905532)
Rizky Heryanto H (1904308)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Dr. Setia Budhi No.229 Bandung 40154
2020
Kata Pengantar
Penulis panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tugas
besar dengan judul “RANGKAIAN PENDETEKSI HUJAN”. Karya Tulis ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Desain Sistem Digital.
Karya tulis ini dapat tersusun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Siscka Elvyanti, S.Pd., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah
Desain Sistem Digital.
2. Bapak Resa Pramudita selaku asisten dosen yang sudah membantu penulis
dalam melaksanakan tugas praktikum ini.
3. orang tua, keluarga dan teman-teman yang selalu memberi dukungan kepada
penulis
4. semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya karya tulis ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih terdapat banyak
kekurangan. Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi pembaca dan seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya.

Bandung, 27 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................................iii
Daftar Gambar..................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................................2
1.4 Batasan Masalah............................................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................................................2
BAB 2 DASAR TEORI
2.1 Transistor NPN..............................................................................................................3
2.2 Resistor..........................................................................................................................4
2.3 IC 555............................................................................................................................4
2.4 Kapasitor........................................................................................................................6
2.5 Dioda.............................................................................................................................6
2.6 Sensor Air......................................................................................................................7
2.7 Buzzer............................................................................................................................7
BAB 3 METODOLOGI DAN PERANCANGAN
3.1 Tahapan Penulisan.........................................................................................................9
3.2 Metodologi.....................................................................................................................10
3.3 Perancangan...................................................................................................................10
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian..............................................................................................................11
4.2 Pembahasan...................................................................................................................11
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................13
5.2 Saran..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................v

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Transistor NPN................................................................................................3
Gambar 2.2 Resistor............................................................................................................4
Gambar 2.3 IC 555..............................................................................................................4
Gambar 2.4 Kapasitor..........................................................................................................6
Gambar 2.5 Dioda................................................................................................................7
Gambar 2.6 Sensor Air........................................................................................................7
Gambar 2.7 Buzzer..............................................................................................................8
Gambar 3.1 Flowchart Tahapan Penulisan.........................................................................9
Gambar 3.2 Diagram Blok Perancangan.............................................................................10
Gambar 4.1 Rangkaian Pendeteksi Hujan...........................................................................11

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia termasuk dalam negara dengan iklim tropis yang memiliki dua musim
yaitu musim kemarau dan musim hujan. Hujan adalah sebuah peristiwa Presipitasi
(jatuhnya suatu cairan dari atmosfer yang berwujud cair maupun beku ke permukaan
bumi) berwujud cairan. Di Bumi, hujan adalah sebuah proses kondensasi (perubahan
wujud benda ke wujud yang lebih padat) uap air di atmosfer menjadi suatu butiran air
yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di sebuah daratan. Adanya pemanasan
global mengakibatkan pergantian musim hujan dan musim kemarau sulit diprediksi. Hal
tersebut dapat merugikan sebagian masyarakat yang memerlukan sinar matahari sebagai
penunjang aktivitasnya. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah sistem yang dapat
memonitoring kondisi cuaca agar masyarakat mampu mempersiapkan diri sebelum
datangnya hujan.
Menurut Tata (2011) pembuatan sistem ini memiliki tujuan agar masyarakat (1)
memperoleh informasi lebih awal tentang besaran (magnitude) banjir yang mungkin
terjadi, (2) memiliki waktu untuk mengevakuasi barang-barang sehingga risiko yang
ditimbulkan rendah. Pemantauan kondisi cuaca pada lingkungan saat ini dirasa penting
karena cuaca yang tak menentu setiap harinya (Salindri et al., 2015). Selain itu,
sebagian masyarakat memiliki kekhawatiran ketika menjemur pakaian atau benda
terkena air hujan sehingga hasil dari proses penjemuran tidak sesuai dengan yang
direncanakan atau diharapkan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merancang sebuah alat yang dapat
digunakan untuk mendeteksi hujan saat intensitasnya masih kecil. Harapannya, dari
hasil penelitian ini akan membantu masyarakat dalam mengidentifikasi jika akan terjadi
hujan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka disusun rumusan masalahnya yaitu:
1. Bagaimana konsep desain sistem alat pendeteksi hujan?
2. Bagaimana desain rencana impelentasi alat pendeteksi hujan?

1
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui konsep desain sistem alat pendeteksi hujan.
2. Mengetahui desain rencana implementasi alat pendeteksi hujan.
1.4 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah dengan hanya membuat rangkaian
digital saja, tidak adanya pemograman pada komponen yang digunakan.
1.5 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat
a. Mampu mengidentifikasi jika akan terjadi hujan.
b. Meminimalisir barang yang dijemur basah akibat terkena hujan.
c. Membuat proses penjemuran menjadi lebih efektif.
2. Bagi Akademisi
a. Menjadi referensi pengetahuan khususnya dibidang innovation.

2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Transistor NPN
Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi
seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya.
Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak
ditemukan dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Boleh dikatakan bahwa hampir
semua perangkat elektronik menggunakan Transistor untuk berbagai kebutuhan dalam
rangkaiannya. Perangkat-perangkat elektronik yang dimaksud tersebut seperti Televisi,
Komputer, Ponsel, Audio Amplifier, Audio Player, Video Player, konsol Game, Power
Supply dan lain-lainnya.
Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya
memerlukan perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup negatif untuk
mengisi kekurangan electon atau hole di kutub positif. Bipolar berasal dari kata “bi”
yang artinya adalah “dua” dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor
Bipolar juga sering disebut juga dengan singkatan BJT yang kepanjangannya adalah
Bipolar Junction Transistor.
Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan
tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan
yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.

3
Gambar 2.1 Transistor NPN

3
2.2 Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau
membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana
fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen
elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di
sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa
resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain
nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan
kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor
tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh
karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.

Gambar 2.2 Resistor


2.3 IC 555
IC Timer atau IC Pewaktu adalah jenis IC yang digunakan untuk berbagai
Rangkaian Elektronika yang memerlukan fungsi Pewaktu dan multivibrator
didalamnya. Beberapa rangkaian yang memerlukan IC Timer diantaranya seperti
Waveform Generator, Frequency Meter, Jam Digital, Counter dan lain sebagainya. IC
Timer atau IC Pewaktu yang paling populer saat ini adalah IC 555 yang dikembangkan
oleh Hans
R.

Camenzind yang bekerja untuk Signetic.

4
Gambar 2.3 IC Timer 555

4
Corporation pada tahun 1970-an. Pada dasarnya, IC Timer 555 merupakan IC
Monolitik pewaktu yang menghasilkan Osilasi (Oscilation) dan Waktu Penundaan
(Delay Time) dengan keakuratan dan kestabilan tinggi.
Berikut adalah konfigurasi pada kaki-kaki IC 555:
1) Kaki 1 (GND) : Terminal Ground atau Terminal Negatif sumber tegangan
DC.
2) Kaki 2 (TRIG) : Terminal Trigger (Pemicu), digunakan untuk memicu
Output menjadi “High”, kondisi High akan terjadi apabila level tegangan
pada kaki Trigger ini berubah dari High menuju ke <1/3Vcc (Lebih kecil
dari 1/3Vcc).
3) Kaki 3 (OUT) : Terminal Output (Keluaran) yang memiliki 2 keadaan yaitu
“Tinggi/High” dan “Rendah/Low”.
4) Kaki 4 (RESET) : Terminal Reset. Apabila kaki 4 digroundkan, Output IC
akan menjadi rendah dan menyebabkan perangkat ini menjadi OFF. Oleh
karena itu, untuk memastikan IC dalam kondisi ON, Kaki 4 biasanya
diberikan sinyal “High”.
5) Kaki 5 (CONT) : Terminal Control Voltage (Pengatur Tegangan),
memberikan akses terhadap pembagi tegangan internal. Secara default,
tegangan yang ditentukan adalah 2/3 Vcc.
6) Kaki 6 (THRES) : Terminal Threshold, digunakan untuk membuat Output
menjadi “Low”. Kondisi “Low” pada Output ini akan terjadi apabila Kaki 6
atau Kaki Threshold ini berubah dari Low menuju > 1/3Vcc (lebih besar
dari 1/3Vcc).
7) Kaki 7 (DISCH) : Terminal Discharge. Pada saat Output “Low”, Impedansi
kaki 7 adalah “Low”. Sedangkan pada saat Output “High”, Impedansi kaki 7
adalah “High”. Kaki Discharge ini biasanya dihubungkan dengan Kapasitor
yang berfungsi sebagai penentu interval pewaktuan. Kapasitor akan mengisi
dan membuang muatan seiring dengan impedansi pada kaki 7. Waktu
pembuangan muatan inilah yang menentukan Interval Pewaktuan dari
IC555.
8) Kaki 8 (Vcc) : Terminal Positif sumber tegangan DC (sekitar 4,5V atau
16V).

5
2.4 Kapasitor
Kapasitor atau kondensator yang ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867)
pada hakikatnya adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/ muatan listrik di
dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari
muatan listrik atau komponen listrik yang mampu menyimpan muatan listrik yang
dibentuk oleh permukaan (piringan atau kepingan) yang berhubungan yang dipisahkan
oleh suatu penyekat.
Ketika kapasitor dihubungkan pada sebuah sumber tegangan maka piringan atau
kepingan terisi elektron. Bila elektron berpisah dari satu plat ke plat lain maka muatan
elektron akan terdapat diantara kedua kepingan. Muatan ini disebabkan oleh muatan
positif pada plat yang kehilangan elektron dan muatan negatif pada plat yang
memperoleh elektron.
Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan
elektron-elektron selama waktu yang tertentu atau komponen elektronika yang
digunakan untuk menyimpan muatan listrik yang terdiri dari dua konduktor dan di
pisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik) tiap konduktor di sebut keping.

Gambar 2.4 Kapasitor

2.5 Dioda
Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah
tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering
dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya
mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip
kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat

6
mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak
dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

Gambar 2.5 Dioda


2.6 Sensor Air
Sensor air merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi ketinggian air
dengan output analog. Cara kerja sensor ini adalah pembacaan resistansi yang
dihasilkan air yang mengenai garis lempengan pada sensor. Semakin banyak air yang
mengenai lempengan tersebut, maka nilai resistansinya akan semakin kecil dan
sebaliknya, semakin sedikit air yang mengenai lempengan, maka nilai resistansinya
semakin besar.

Gambar 2.6 Sensor Air


2.7 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara getaran listrik menjadi getaran
suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loudspeaker, jadi
buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian
kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi
akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas

7
magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan
kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat
udara bergetar yang akan menghasilkan suara.

Gambar 2.7 Buzzer

8
BAB III
METODOLOGI DAN PERANCANGAN
3.1 Tahapan Penulisan
Penulisan karya tulis ini terdiri atas enam tahap. Gambar 3.1 di bawah ini
menunjukkan skema tahap penulisannya :

Gambar 3.1 Flowchart tahapan penulisan


a. Identifikasi masalah
Sebelum memulai karya tulis ini, penulis mencoba untuk mencari
permasalahan yang sering terjadi di tengah masyarakat.
b. Pengumpulan data

9
Pada tahap ini, penulis mencari dan mempelajari literatur-literatur yang
berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Tujuan dari tahap ini adalah
agar penulis dapat memahami topik yang akan dibahas.

9
c. Analisa
Pada tahap ini, penulis melakukan analisa terhadap data yang diperoleh.
Analisa tersebut meliputi npn transistor, resistor, ic timer 555, kapasitor,
dioda, sensor air, dan buzzer.
d. Perancangan
Dalam merancang sistem pendeteksi hujan, hal pertama yang dilakukan
adalah menentukan aplikasi apa yang akan digunakan, dalam hal ini penulis
menggunakan aplikasi proteus. Setelah itu dilakukan perancangan dengan
aplikasi.
e. Pengujian
Setelah perancangan selesai, tahap pengujian dilakukan dengan fitur
simulasi pada aplikasi proteus. Pengujian yang dilakukan berupa buzzer
yang berbunyi ketika air menyentuh water sensor.
f. Pembuatan laporan akhir
Pembuatan laporan akhir berdasarkan kerangka yang telah dirancang.
Kerangka tersebut terdiri dari: Pendahuluan, Dasar Teori dan Tinjauan
Pustaka, Metodologi dan Perancangan, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan
dan Saran.
3.2 Metodologi
Dalam pelaksanaan dan penyusunan lapora tugas ini, penulis menggunakan metode
studi pustaka. Metode ini dilaksanakan dengan mencari dan mempelajari buku-buku,
litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang berhubungan dengan topik
yang ingin dibahas.
3.3 Perancangan

Water
Air Hujan Amplifier IC 555
Sensor

Air Hujan

Gambar 3.2 Diagram blok perancangan

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian

Gambar 4.1 Rangkaian Pendeteksi Hujan


*LDR digunakan sebagai pengganti Water Sensor

4.2 Pembahasan
Pada rangkaian ini terdapat dua komponen utama yakni, IC 555 dan water
sensor. Setiap kali water sensor mendeteksi air hujan, ia akan mengirimkankan sinyal ke
IC 555 yang dikonfigurasi dalam mode A-Stable. Disini buzzer dihubungkan dengan
keluaran IC Timer 555 yang artinya pada saat keluaran Timer 555 tinggi maka buzzer
akan ON dan pada saat keluaran Timer 555 rendah maka buzzer akan OFF. Anda juga
dapat mengubah frekuensi bip bel menggunakan persamaan di atas.
Ketika tetesan hujan jatuh pada sensor, kabel pada sensor mulai berjalan dan
menutup jalur antara suplai dan basis transistor Q2. Oleh karena itu, transistor Q1 dan
Q2 akan ON, dan LED juga akan menyala.
Ketika transistor Q2 tersaturasi, C1 akan mengalami korsleting dan membuat
transistor Q3 ON. Pada titik ini C1 akan diisi oleh resistor R4. Ketika transistor Q3
mencapai mode saturasi, pin reset IC Timer 555 akan menjadi positif. Segera setelah pin
reset timer mendapat tegangan positif, kita bisa mendapatkan sinyal pulsa pada pin
output IC Timer 555. Ini akan menyalakan bel dan membuat alarm berbunyi bip.
Kapasitor dihubungkan ke pin3 IC Timer 555 dan speaker untuk memblokir sinyal DC.
Dan, karena dioda D2, tidak ada arus balik yang diizinkan dari pengatur waktu.

11
Transistor Q3 akan masuk ke wilayah cut-off setelah beberapa waktu karena resistor R4
dan kapasitor C1. Akibatnya, tidak akan ada tegangan positif pada pin reset timer dan
buzzer akan berhenti mengeluarkan suara. Suara bel sepenuhnya tergantung pada
kapasitor C1 dan resistor R4. Dan, jika tidak ada hujan, sensor tidak akan membiarkan
arus melewatinya. Akibatnya IC Timer 555 tidak akan terpicu dan buzzer tetap dalam
kondisi mati.
Water sensor pada rangkaian ini harus ditempatkan di area terbuka dengan
kemiringan 30 - 40 derajat dari permukaan, hal ini bertujuan agar air hujan tidak
menggenang di water sensor.

12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Desain sistem alat pendeteksi hujan ini memiliki indikator tujuan utamanya yaitu
pengguna dapat mengetahui akan terjadi hujan saat intensitasnya masih kecil.
Rangkaian pendeteksi hujan ini bekerja dengan baik. Namun, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu sensor hujan sebaiknya diposisikan pada sudut 30 sampai 40
derajat dari permukaan tanah untuk menghindari keberadaan air pada sensor dalam
waktu yang lama.
Pengimplementasian sistem pendeteksi hujan menggunakan basis Internet of
Things (IoT) sebagai dasar pegaturnya. Adapun komponen terdiri dari beberapa
perangkat antara lain : IC 555, transistor NPN, resistor, kapasitor, dioda, water sensor,
dan buzzer.
5.2 Saran
Pandemi Covid-19 membuat penulis tidak bisa melakukan penelitian dengan
membuat alat berupa prototype guna menguji prinsip dan sistem kerja alat pendeteksi
hujan ini. Namun pada hakikatnya, penerapan alat pendeteksi hujan terbilang mudah
dan memiliki nilai efisien kerja sistem dengan biaya yang murah. Oleh karena itu,
sistem ini cocok untuk diterapkan kepada masyarakat yang memiliki kebutuhan akan
informasi kedatangan hujan. Rangkaian ini masih sederhana, sehingga penulis
menyarankan untuk mengembangkan kembali rangkaian tersebut agar manfaatnya lebih
banyak lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA
Salindri, Z. H., Munawar, A. R., & Darjat. (2015). Rancang Bangun Mini Weather
Station menggunakan Web Berbabis Arduino ATMega 2560. Transient, 4(2302–
9927), 1–7.
Supriyadi, T. (2011). Penggunaan Sensor Ultrasonik Sebagai Pendeteksi Ketinggian
Air Sungai Pada Sistem Peringatan Dini. 143–147.

Anda mungkin juga menyukai