Anda di halaman 1dari 28

PERENCANAAN FASILITAS HIJAU PADA

PERUMAHAN PAKUWON CITY SURABAYA

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Suharyanto, M.Eng.

Disusun Oleh:
M. Toha Sitanggang 21010119120004
M. Ravi Arkan Taqy 21010119120008
Aufa Zaki Faizal 21010119120025
M. Hibatullah Azhary 21010119120046
Ifan Hasnan T.R. 21010119130087

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pembangunan
Berdampak Rendah (LID) untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah
Pembangunan Berdampak Rendah (LID). Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari
berbagai pihak, tugas ini tidak akan dapat diselesaikan. Oleh karena itu, kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Suharyanto, M.Eng. sebagai Dosen Mata Kuliah
Pembangunan Berdampak Rendah (LID),
2. Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng. sebagai Dosen Mata Kuliah Pembangunan
Berdampak Rendah (LID),
3. Teman – teman mahasiswa Kelompok Tugas Pembangunan Berdampak
Rendah (LID),
4. Semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam menyusun tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga
kritik dan saran dari segala pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan penulisan tugas selanjutnya. Akhir kata, semoga Tugas Pembangunan
Berdampak Rendah (LID) ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siapa saja, baik
langsung maupun tidak langsung.

Semarang, 1 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Tujuan ............................................................................................................. 1
1.3. Manfaat ........................................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................................... 3
2.1. Studi Literatur................................................................................................. 3
2.2. Identifikasi Permasalahan............................................................................... 3
2.3. Pengumpulan Data ......................................................................................... 3
2.4. Analisis dan Simulasi Model .......................................................................... 4
BAB III ......................................................................................................................... 5
3.1. Simulasi Model............................................................................................... 5
3.2. Hasil Simulasi............................................................................................... 10
3.3. Pengaruh LID Pada Debit Limpasan ............................................................ 13
BAB IV ....................................................................................................................... 14
4.1. Kesimpulan ................................................................................................... 14
4.2. Saran ............................................................................................................. 14
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertumbuhan penduduk akan selalu meningkat setiap tahun.
Pertumbuhan penduduk ini akan berpengaruh pada meningkatnya kebutuhan
sandang, pangan, dan papan bagi setiap manusia. Dapat dipastikan bahwa
pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan pertumbuhan pembangunan
pula.
Perumbuhan penduduk di kota disebabkan oleh migrasi penduduk
pedesaan ke perkotaan. Urbanisasi ini akan mengakibatkan perubahan tata
guna lahan yang tadinya adalah ruang terbuka kemudian menjadi daerah
permukiman atau daerah fungsional lainnya yang akan berpengaruh besar pada
siklus hidrologi yang terjadi pada daerah tersebut. Jika tidak direncanakan dan
diantisipasi maka hal ini akan meningkatkan daerah – daerah kedap air di kota.
Bertambahnya daerah – daerah kedap air di kota akan mengakibatkan
peningkatan volume limpasan (runoff) dan penurunan kualitas air drainase
perkotaan. Hal ini perlu diadakan pengelolaan air hujan untuk mengurangi
dampak negatif volume limpasan tersebut. Salah satu rekayasa yang bisa
dibangun untuk meminimalisir dampak negatif tersebut adalah dengan
pembangunan bioretensi.
Bioretensi adalah teknologi aplikatif yang menggabungkan antara unsur
tanaman (green water) dan air (blue water) di dalam suatu bentang lahan
dengan semaksimal mungkin meresapkan air ke dalam tanah supaya supaya
selama mungkin berada di dalam DAS untuk mengisi aquifer bebas, sehingga
air dapat dikendalikan dan dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk
kepentingan masyarakat. Pembuatan bioretensi dapat dilakukan di halaman
rumah, selokan, trotoar, taman, lahan parkir dan di gang-gang sempit yang
padat penduduk.
1.2. Tujuan
Laporan ini diharapkan bisa menjadi salah satu sarana evaluasi dalam
pengelolaan, pengembangan, serta pemilihan fasilitas LID di Perumahan
Pakuwon City Surabaya. Dimana seiring berjalannya waktu, lahan yang
berada di sekitar perumahan ini mengalami pertambahan pembangunan
perumahan dan kebutuhan infrastruktur lainnya.
1.3. Manfaat
Konsep LID yang diterapkan pada area Perumahan Pakuwon City
Surabaya ini diharapkan akan dapat meminimalisir dampak negatif dari

1
pembangunan sekitar lokasi tersebut. Dimana dalam hal ini yang akan
ditekankan adalah permasalahan banjir dan limpasan air baik dalam durasi
yang singkat ataupun durasi yang panjang. Keberadaan air hujan yang
diakibatkan oleh adanya siklus hidrologi yang terjadi pada suatu area yang
mengalami perubahan tata guna lahan tersebut ditahan dan didorong untuk
meresap kedalam tanah sehingga tidak mengakibatkan aliran permukaan yang
menyebabkan banjir.
Selain itu, manfaatnya antara lain yaitu menjaga ketersediaan air di
dalam tanah, mencegah longsor, pencemaran, dan permasalahan lainnya.
Namun dalam hal ini permasalahan yang akan difokuskan yaitu banjir dan
limpasan air akibat air hujan.

2
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1. Studi Literatur


Studi literatur yang dilakukan dalam laporan penelitian ini adalah
tinjauan pustaka terhadap studi terdahulu yang pernah dilakukan. Studi
literatur tersebut merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan alternatif
yang digunakan dalam simulasi model. Berdasarkan studi literatur tersebut
juga dapat diketahui identifikasi awal terhadap permasalahan limpasan dan
genangan yang terjadi di lokasi studi. Selain itu, dalam tahap ini juga dilakukan
pengumpulan data hidrologi dan hidrolika yang diperlukan dalam proses
simulasi. Data tersebut merupakan data sekunder yang diperoleh dari web
dinas terkait.

2.2. Identifikasi Permasalahan


Identifikasi permasalahan pada tahap sebelumnya perlu dievaluasi
kebenarannya dengan cara melakukan survey di lapangan. Survey tersebut
bertujuan untuk meninjau secara langsung mengenai permasalahan yang
diperoleh dari hipotesa awal. Dengan adanya identifikasi permasalahan, maka
dapat ditentukan langkah yang harus dilakukan dalam penelitian ini, dalam hal
ini adalah analisa beserta data yang diperlukan untuk menunjang proses
simulasi model.

2.3. Pengumpulan Data


Data yang diperlukan dari simulasi model ini adalah data hidrologi, data
hidrolika dan data spasial. Ketiga data tersebut akan digunakan sebagai input
data dalam pembuatan model, berikut merupakan uraian dari beberapa data
yang diperlukan dalam proses simulasi. yaitu:
1. Data Spasial
Data spasial yang diperlukan dalam pembuatan model ini adalah data
layout Perumahan Pakuwon City, Jl. Laguna Raya KJW Putih Barat No.4,
Kejawaan Putih Tamba, Kec. Mulyorejo, Kota Surabaya, Jawa Timur
60112. Data layout akan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
survei pengukuran saluran drainase serta background map dalam model
SWMM untuk menentukan pembagian subcatchment, node beserta link
dalam simulasi.

3
2. Data Hidrologi
Data hidrologi digunakan untuk menentukan besarnya debit
limpasan yang mengalir menuju saluran drainase. Dalam prosesnya,
perhitungan debit limpasan tersebut memerlukan besaran hujan rencana
dan distribusi hujan terpusat. Selanjutnya hasil perhitungan tersebut
digunakan sebagai input data dalam model. Data hujan diperoleh dari
pencatatan stasiun terdekat yaitu stasiun hujan Surabaya. Data lain yang
juga diperlukan dalam proses simulasi adalah luas lahan, tata guna lahan,
dan jaringan drainase.
3. Data Hidrolika
Data hidrolika dalam penelitian ini adalah data terkait penampang
saluran drainase yaitu potongan melintang dan memanjang saluran
drainase.

2.4. Analisis dan Simulasi Model


Pada penelitian ini terdapat beberapa macam analisa yang perlu
dilakukan yaitu perhitungan hujan rencana, perhitungan distribusi hujan
terpusat, dan proses simulasi dengan program bantu SWMM (Storm Water
Management Model). Simulasi akan dilakukan untuk dua kondisi yaitu
eksisting dan dua jenis alternatif pengembangan LID. Simulasi kondisi
eksisting ditentukan berdasarkan hasil survey virtual di lapangan. Dari hasil
simulasi akan diperoleh besarnya surface runoff dan final stored pada
subcatchment berdasarkan kondisi eksisting. Sedangkan simulasi alternatif
dilakukan dengan menerapkan konsep LID (Low Impact Development) pada
subcatchment. Tujuan dari penerapan konsep tersebut adalah kawasan ini
dapat terkelola dengan baik limpasan airnya meskipun berada di pusat kota
dengan banyak area terbangun, sehingga tetap memberikan kesempatan
limpasan permukaan untuk dapat meresap ke dalam tanah sehingga beban
debit limpasan yang masuk ke saluran drainase tidak terlalu besar. Pada model
SWMM, terdapat beberapa 7 tipe LID yang dapat diterapkan diantaranya
adalah green roof, rain garden, rain barrel, bioretention, infiltration trench,
permeable pavement, vegetative swale. Namun dalam simulasi tidak semua
tipe tersebut diterapkan dalam subcatchment, pemilihan tipe akan didasarkan
pada kondisi eksisting yaitu keberadaan bangunan dan kondisi lahan salah
satunya adalah muka air tanah. Hasil simulasi dari kedua model akan
dibandingkan untuk menunjukkan pengaruh dari penerapan LID serta tipe
manakah yang sangat mungkin diterapkan.

4
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1. Simulasi Model


Lokasi studi penelitian ini berada di Perumahan Pakuwon City, Jl.
Laguna Raya KJW Putih Barat No.4, Kejawaan Putih Tamba, Kec. Mulyorejo,
Kota SBY, Jawa Timur 60112.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Perumahan Pakuwon City Surabaya

Gambar 3.2 Peta Situasi Perumahan

Permodelan SWMM (Storm Water Management Model) ini merupakan


kombinasi analisa hidrologi dan hidrolika. Sebelum melakukan input data
dalam model, diperlukan analisa hidrologi terkait hujan sebagai input data
dalam model. Berikut merupakan uraian dari proses yang dilakukan, yaitu:

5
a. Analisis Perhitungan Hidrologi
Analisis perhitungan yang dilakukan adalah perolehan besar hujan
rencana untuk dijadikan input data dalam program SWMM. Simulasi
model yang dilakukan dalam penelitian ini adalah simulasi data hidrologi
dan hidrolika. Input data dari analisa hidrologi yang diperlukan adalah
hujan rencana kala ulang 25 tahunan yang kemudian diubah dalam bentuk
distribusi hujan terpusat 4 jam. Data yang diperlukan untuk analisis hujan
rencana periode ulang adalah data hujan harian stasiun hujan dengan hasil
perhitungan hujan rencana adalah:

Tabel 3.1 Perhitungan Curah Hujan Metode Log Pearson Tipe III
Metode Sebaran Log Pearson Tipe III
Rh
Log (Log Xi - (Log Xi - (Log Xi - (Log Xi -
No Tahun Rencana,
Xi Log Xrt) Log Xrt)2 Log Xrt)3 Log Xrt)4
Xi (mm)
1 2006 79.0 1.898 -0.007 0.000 0.000 0.000
2 2007 76.0 1.881 -0.024 0.001 0.000 0.000
3 2008 88.0 1.944 0.040 0.002 0.000 0.000
4 2009 64.5 1.810 -0.095 0.009 -0.001 0.000
5 2010 109.5 2.039 0.135 0.018 0.002 0.000
6 2011 76.5 1.884 -0.021 0.000 0.000 0.000
7 2012 69.5 1.842 -0.062 0.004 0.000 0.000
8 2013 85.0 1.929 0.025 0.001 0.000 0.000
9 2014 119.5 2.077 0.173 0.030 0.005 0.001
10 2015 55.0 1.740 -0.164 0.027 -0.004 0.001
Jumlah 822.500 19.045 0.000 0.091 0.002 0.002
Xrata-rata (Xrt) 82.250 1.904
Standard Deviasi (Sd) 0.101
Koef. Skewness (Cs) 0.295
Koef. Kurtosis (Ck) 3.961
Koef. Variasi (Cv) 0.053
Sumber: Hasil Perhitungan

6
Tabel 3.2 Harga K
Periode Ulang
Cs
2 5 10 20 25 50 100 200 500 1000
1.4 -0.225 0.705 1.337 1.864 2.128 2.706 3.271 3.828 4.309 5.110
1.2 -0.195 0.732 1.340 1.838 2.087 2.626 3.149 3.661 4.096 4.820
Interpolasi Nilai Cs
0.295 -0.059 0.854 1.354 1.720 1.901 2.264 2.597 2.905 3.131 3.507
Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 3.3 Curah Hujan Rencana


T Xrt Xt
No Sd K
(Tahun) (log) (Log) (mm)
1 2 1.904 0.101 -0.059 1.899 79.2
2 5 1.904 0.101 0.854 1.990 97.8
3 10 1.904 0.101 1.354 2.041 109.8
4 20 1.904 0.101 1.720 2.078 119.6
5 25 1.904 0.101 1.901 2.096 124.7
6 50 1.904 0.101 2.264 2.132 135.6
7 100 1.904 0.101 2.597 2.166 146.5
8 200 1.904 0.101 2.905 2.197 157.4
9 500 1.904 0.101 3.131 2.220 165.8
10 1000 1.904 0.101 3.507 2.258 180.9
Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 3.4 Curah Hujan Rencana Terkoreksi


Periode Hujan Faktor Hujan
No Ulang Rancangan Reduksi Rancangan
(Tahun) (mm) Luas Terkoreksi (mm)
1 2 79.2 0.829 65.6
2 5 97.8 0.829 81.1
3 10 109.8 0.829 91.0
4 20 119.6 0.829 99.1
5 25 124.7 0.829 103.4
6 50 135.6 0.829 112.4
7 100 146.5 0.829 121.4
8 200 157.4 0.829 130.4
9 500 165.8 0.829 137.5
10 1000 180.9 0.829 150.0
11 PMP 0.0 0.829 0.0
Luas DPS (km2) 3.240
Faktor Reduksi Luas 0.829
Sumber: Hasil Perhitungan

7
Tabel 3.5 Faktor Reduksi Luas

Sumber: Hasil Perhitungan

Hujan rencana kala ulang yang digunakan sebagai data input adalah
hujan rencana kala ulang 25 tahun yang kemudian didistribusikan menjadi
hujan terpusat selama 4 jam seperti ditunjukkan dalam Tabel 3.6
menggunakan metode Alternating Block Methode (ABM) dengan
Hyetograph Hujan Efektif.
Tabel 3.6 Hyetograph Hujan Efektif
Td Δt I I.Td Δp pt Hyetograph
(jam) (jam) (mm/jam) (mm) (mm) (%) (%) (mm)
1 0-1 20.470 20.470 20.470 63.025 9.135 9.443
2 1-2 12.892 25.785 5.315 16.363 63.025 65.146
3 2-3 9.837 29.512 3.727 11.476 16.363 16.914
4 3-4 8.120 32.479 2.967 9.135 11.476 11.863
Jumlah 32.479 100.000 100 103.366
Sumber: Hasil Perhitungan

b. Input data dalam model


Data input yang dimasukkan dalam model merupakan data hidrologi
dan hidrolika. Data hidrologi akan dibagi menjadi beberapa macam yaitu
data hujan dan subcatchment. Sedangkan data hidrolika terdiri dari node
dan link. Berikut merupakan uraian dari masing – masing data, diantaranya
adalah:
1. Data Hidrologi
• Rain Gage, merupakan input data hujan dengan beberapa tipe data
yang dapat ditentukan yaitu dalam bentuk intensitas, volume dan
kumulatif. Data tersebut disimpan dalam bentuk time series.

8
• Subcatchment, merupakan input data terkait dengan lahan. Dalam
hal ini, lokasi studi harus dibagi dulu menjadi beberapa
subcatchment (Gambar 3.3 Subcatchment Pada Model). Beberapa
input data yang diperlukan adalah outlet dari lahan tersebut, luas
area, kemiringan lahan, persentase impervious, subarea routing, dll

Gambar 3.3 Subcatchment Pada Model

LID pada simulasi model diterapkan dalam subcatchment


sesuai dengan tipe yang dapat diterapkan berdasarkan karakteristik
masing – masing subcatchment.

2. Data Hidrolika
• Node
Beberapa input data yang diperlukan dalam node adalah
junction, outfall, divider dan storage unit. Penggunaan tipe node
tersebut tergantung dari bangunan air dalam sistem drainase.
Junction dalam simulasi ini menggambarkan titik cross section
yang dilakukan pengukuran, sehingga jumlah dan penamaan
junction disesuaikan berdasarkan pengukuran. Input data
pembuang akhir dalam simulasi ini ditentukan dengan
menggunakan tipe outfall pada node. Jika dalam sistem drainase
terdapat tampungan (storage area) sebagai pembuang akhir maka
perlu melengkapi storage curve pada storage unit. Input data node
dalam model ditunjukkan pada gambar dibawah.

9
Gambar 3.4 Node dan Link Pada model
• Link
Data yang diperlukan dalam menu link pada SWMM ini
merupakan dimensi penampang yang diperoleh dari hasil
pengukuran. Terdapat beberapa macam data yang diperlukan selain
data penampang yaitu fasilitas drainase yang terletak pada saluran.

3.2. Hasil Simulasi


Hasil simulasi dalam model dibedakan atas dua hal yaitu simulasi tanpa
penerapan LID dan simulasi dengan penerapan LID (2 alternatif). Berikut
merupakan uraian dari kedua simulasi, yaitu:
a. Tanpa Penerapan Konsep LID di Kondisi Eksisting
Simulasi kondisi eksisting dilakukan dengan tanpa penerapan konsep
LID dalam subcatchment. Dengan asumsi bahwa pengembangan kawasan
yang terjadi untuk beberapa tahun kedepan akan banyak merubah lapisan
tidak kedap menjadi lapisan kedap. Subcatchment tersebut dalam simulasi
ini akan diasumsikan memiliki perubahan terhadap lapisan tidak kedap
menjadi lapisan kedap, sehingga akan berpengaruh terhadap nilai koefisien
pengaliran. Berikut merupakan hasil simulasi dari model.

Tabel 3.4 Hasil Simulasi Tanpa Analisis LID


No Jenis Kedalaman (mm)
1 Total Presipitasi 110.19
2 Total Infiltrasi 2.34
3 Total Runoff 107.15
4 Final Surface Storage 0.908

10
Gambar 3.5 Grafik runoff tanpa LID

Gambar 3.6 Grafik elevasi air pada drainase tanpa LID

b. Dengan Penerapan Konsep LID


Pada simulasi yang kedua, dilakukan penerapan LID dalam
subcatchment dengan beberapa tipe. Berdasarkan kondisi eksisting di
lapangan, dengan beberapa pertimbangan terkait pengembangan dan
karakteristik dari lahan maka tipe LID yang digunakan dalam model adalah
rain barrel dan bioretensi. Kedua tipe tersebut diterapkan pada kawasan
luas kawasan untuk masing – masing subcatchment. Berikut merupakan
hasil simulasi model.

11
Gambar 3.7 Konsep dengan pengaplikasian LID

Tabel 3.5 Hasil Simulasi LID


No Jenis Kedalaman (mm)
1 Initial LID Storage 0.069
2 Total Presipitasi 110.19
3 Total Infiltrasi 2.28
4 Total Runoff 107.27
5 Final Surface Storage 0.903

Gambar3.8 Grafik runoff dengan LID

12
3.3. Pengaruh LID Pada Debit Limpasan
Kondisi eksisting dimana tanpa menerapkan konsep LID dengan yang
menerapkan konsep LID terdapat perbedaan dalam mengelola debit limpasan.
Hal ini dapat dilihat dari hasil keluaran software SWMM yang menunjukan
nilai Final Surface Storage daerah eksisting yang tidak menerapkan konsep
LID lebih kecil dibandingkan kondisi eksisting yang menerapkan konsep LID.

13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Penerapan LID dapat memberikan dampak yang baik bagi Perumahan
Pakuwon City Surabaya. Dari beberapa fasilitas LID yang direncanakan pada
Perumahan Pakuwon City berdasarkan hasil simulasi SWMM dapat
menurunkan debit limpasan yang terjadi pada perumahan tersebut.

4.2. Saran
Untuk dapat menerapkan konsep LID perlu adanya upaya mengubah
paradigma berkaitan dengan drainase lingkungan dari membuang air secepat
dan sebanyak mungkin menjadi menahan air selama mungkin tanpa
menimbulkan gangguan lingkungan. Selain itu, dalam pembangunan fasilitas
LID perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak agar hasilnya maksimal.

14
DAFTAR PUSTAKA

[KEMENPU] Kementerian Pekerjaan Umum. 2011. Materi Bidang Drainase. Jakarta


(ID): Kementerian Pekerjaan Umum

Harto, Sri Br.1993. Analisis Hidrologi. Jakarta (ID): PT.Gramedia Pustaka Utama

Haryono, Sukarto. 1999. Drainase Perkotaan. Jakarta (ID): Mediatama Saptakarya.

Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: ANDI.

Soemarto, C.D. 1995. Hidrologi Teknik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

15
LAMPIRAN

Gambar 1. Subcatchment Runoff Eksisting

Gambar 2. Subcatchment Runoff LID

Gambar 3. LID Performance

16
Gambar 4. Node Depth Eksisting

Gambar 5. Node Depth LID

Gambar 6. Node Inflow Eksisting

17
Gambar 7. Node Surcharge Eksisting

Gambar 8. Node Surcharge LID

Gambar 9. Node Flooding Eksisting

18
Gambar 10. Node Flooding LID

Gambar 11. Outfall Loading Eksisting

Gambar 12. Outfall Loading LID

19
Gambar 13. Link Flow Eksisting

Gambar 14. Link Flow LID

Gambar 15. Flow Classification Eksisting

20
Gambar 16. Flow Classification LID

Gambar 17. Conduit Surcharge Eksisting

Gambar 18. Conduit Surcharge LID

21
Gambar 19. WEP Eksisting Jam 1

Gambar 20. WEP Eksisting Jam 2

Gambar 21. WEP Eksisting Jam 3

22
Gambar 22. WEP Eksisting Jam 4

Gambar 23. WEP Eksisting Jam 5

Gambar 24. WEP LID Jam 1

23
Gambar 25. WEP LID Jam 2

Gambar 26. WEP LID Jam 3

Gambar 27. WEP LID Jam 4

24
Gambar 28. WEP LID Jam 5

25

Anda mungkin juga menyukai