Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Suharyanto, M.Eng.
Disusun Oleh:
M. Toha Sitanggang 21010119120004
M. Ravi Arkan Taqy 21010119120008
Aufa Zaki Faizal 21010119120025
M. Hibatullah Azhary 21010119120046
Ifan Hasnan T.R. 21010119130087
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pembangunan
Berdampak Rendah (LID) untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah
Pembangunan Berdampak Rendah (LID). Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari
berbagai pihak, tugas ini tidak akan dapat diselesaikan. Oleh karena itu, kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Suharyanto, M.Eng. sebagai Dosen Mata Kuliah
Pembangunan Berdampak Rendah (LID),
2. Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng. sebagai Dosen Mata Kuliah Pembangunan
Berdampak Rendah (LID),
3. Teman – teman mahasiswa Kelompok Tugas Pembangunan Berdampak
Rendah (LID),
4. Semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam menyusun tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga
kritik dan saran dari segala pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan penulisan tugas selanjutnya. Akhir kata, semoga Tugas Pembangunan
Berdampak Rendah (LID) ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siapa saja, baik
langsung maupun tidak langsung.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pembangunan sekitar lokasi tersebut. Dimana dalam hal ini yang akan
ditekankan adalah permasalahan banjir dan limpasan air baik dalam durasi
yang singkat ataupun durasi yang panjang. Keberadaan air hujan yang
diakibatkan oleh adanya siklus hidrologi yang terjadi pada suatu area yang
mengalami perubahan tata guna lahan tersebut ditahan dan didorong untuk
meresap kedalam tanah sehingga tidak mengakibatkan aliran permukaan yang
menyebabkan banjir.
Selain itu, manfaatnya antara lain yaitu menjaga ketersediaan air di
dalam tanah, mencegah longsor, pencemaran, dan permasalahan lainnya.
Namun dalam hal ini permasalahan yang akan difokuskan yaitu banjir dan
limpasan air akibat air hujan.
2
BAB II
METODE PENELITIAN
3
2. Data Hidrologi
Data hidrologi digunakan untuk menentukan besarnya debit
limpasan yang mengalir menuju saluran drainase. Dalam prosesnya,
perhitungan debit limpasan tersebut memerlukan besaran hujan rencana
dan distribusi hujan terpusat. Selanjutnya hasil perhitungan tersebut
digunakan sebagai input data dalam model. Data hujan diperoleh dari
pencatatan stasiun terdekat yaitu stasiun hujan Surabaya. Data lain yang
juga diperlukan dalam proses simulasi adalah luas lahan, tata guna lahan,
dan jaringan drainase.
3. Data Hidrolika
Data hidrolika dalam penelitian ini adalah data terkait penampang
saluran drainase yaitu potongan melintang dan memanjang saluran
drainase.
4
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5
a. Analisis Perhitungan Hidrologi
Analisis perhitungan yang dilakukan adalah perolehan besar hujan
rencana untuk dijadikan input data dalam program SWMM. Simulasi
model yang dilakukan dalam penelitian ini adalah simulasi data hidrologi
dan hidrolika. Input data dari analisa hidrologi yang diperlukan adalah
hujan rencana kala ulang 25 tahunan yang kemudian diubah dalam bentuk
distribusi hujan terpusat 4 jam. Data yang diperlukan untuk analisis hujan
rencana periode ulang adalah data hujan harian stasiun hujan dengan hasil
perhitungan hujan rencana adalah:
Tabel 3.1 Perhitungan Curah Hujan Metode Log Pearson Tipe III
Metode Sebaran Log Pearson Tipe III
Rh
Log (Log Xi - (Log Xi - (Log Xi - (Log Xi -
No Tahun Rencana,
Xi Log Xrt) Log Xrt)2 Log Xrt)3 Log Xrt)4
Xi (mm)
1 2006 79.0 1.898 -0.007 0.000 0.000 0.000
2 2007 76.0 1.881 -0.024 0.001 0.000 0.000
3 2008 88.0 1.944 0.040 0.002 0.000 0.000
4 2009 64.5 1.810 -0.095 0.009 -0.001 0.000
5 2010 109.5 2.039 0.135 0.018 0.002 0.000
6 2011 76.5 1.884 -0.021 0.000 0.000 0.000
7 2012 69.5 1.842 -0.062 0.004 0.000 0.000
8 2013 85.0 1.929 0.025 0.001 0.000 0.000
9 2014 119.5 2.077 0.173 0.030 0.005 0.001
10 2015 55.0 1.740 -0.164 0.027 -0.004 0.001
Jumlah 822.500 19.045 0.000 0.091 0.002 0.002
Xrata-rata (Xrt) 82.250 1.904
Standard Deviasi (Sd) 0.101
Koef. Skewness (Cs) 0.295
Koef. Kurtosis (Ck) 3.961
Koef. Variasi (Cv) 0.053
Sumber: Hasil Perhitungan
6
Tabel 3.2 Harga K
Periode Ulang
Cs
2 5 10 20 25 50 100 200 500 1000
1.4 -0.225 0.705 1.337 1.864 2.128 2.706 3.271 3.828 4.309 5.110
1.2 -0.195 0.732 1.340 1.838 2.087 2.626 3.149 3.661 4.096 4.820
Interpolasi Nilai Cs
0.295 -0.059 0.854 1.354 1.720 1.901 2.264 2.597 2.905 3.131 3.507
Sumber: Hasil Perhitungan
7
Tabel 3.5 Faktor Reduksi Luas
Hujan rencana kala ulang yang digunakan sebagai data input adalah
hujan rencana kala ulang 25 tahun yang kemudian didistribusikan menjadi
hujan terpusat selama 4 jam seperti ditunjukkan dalam Tabel 3.6
menggunakan metode Alternating Block Methode (ABM) dengan
Hyetograph Hujan Efektif.
Tabel 3.6 Hyetograph Hujan Efektif
Td Δt I I.Td Δp pt Hyetograph
(jam) (jam) (mm/jam) (mm) (mm) (%) (%) (mm)
1 0-1 20.470 20.470 20.470 63.025 9.135 9.443
2 1-2 12.892 25.785 5.315 16.363 63.025 65.146
3 2-3 9.837 29.512 3.727 11.476 16.363 16.914
4 3-4 8.120 32.479 2.967 9.135 11.476 11.863
Jumlah 32.479 100.000 100 103.366
Sumber: Hasil Perhitungan
8
• Subcatchment, merupakan input data terkait dengan lahan. Dalam
hal ini, lokasi studi harus dibagi dulu menjadi beberapa
subcatchment (Gambar 3.3 Subcatchment Pada Model). Beberapa
input data yang diperlukan adalah outlet dari lahan tersebut, luas
area, kemiringan lahan, persentase impervious, subarea routing, dll
2. Data Hidrolika
• Node
Beberapa input data yang diperlukan dalam node adalah
junction, outfall, divider dan storage unit. Penggunaan tipe node
tersebut tergantung dari bangunan air dalam sistem drainase.
Junction dalam simulasi ini menggambarkan titik cross section
yang dilakukan pengukuran, sehingga jumlah dan penamaan
junction disesuaikan berdasarkan pengukuran. Input data
pembuang akhir dalam simulasi ini ditentukan dengan
menggunakan tipe outfall pada node. Jika dalam sistem drainase
terdapat tampungan (storage area) sebagai pembuang akhir maka
perlu melengkapi storage curve pada storage unit. Input data node
dalam model ditunjukkan pada gambar dibawah.
9
Gambar 3.4 Node dan Link Pada model
• Link
Data yang diperlukan dalam menu link pada SWMM ini
merupakan dimensi penampang yang diperoleh dari hasil
pengukuran. Terdapat beberapa macam data yang diperlukan selain
data penampang yaitu fasilitas drainase yang terletak pada saluran.
10
Gambar 3.5 Grafik runoff tanpa LID
11
Gambar 3.7 Konsep dengan pengaplikasian LID
12
3.3. Pengaruh LID Pada Debit Limpasan
Kondisi eksisting dimana tanpa menerapkan konsep LID dengan yang
menerapkan konsep LID terdapat perbedaan dalam mengelola debit limpasan.
Hal ini dapat dilihat dari hasil keluaran software SWMM yang menunjukan
nilai Final Surface Storage daerah eksisting yang tidak menerapkan konsep
LID lebih kecil dibandingkan kondisi eksisting yang menerapkan konsep LID.
13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Penerapan LID dapat memberikan dampak yang baik bagi Perumahan
Pakuwon City Surabaya. Dari beberapa fasilitas LID yang direncanakan pada
Perumahan Pakuwon City berdasarkan hasil simulasi SWMM dapat
menurunkan debit limpasan yang terjadi pada perumahan tersebut.
4.2. Saran
Untuk dapat menerapkan konsep LID perlu adanya upaya mengubah
paradigma berkaitan dengan drainase lingkungan dari membuang air secepat
dan sebanyak mungkin menjadi menahan air selama mungkin tanpa
menimbulkan gangguan lingkungan. Selain itu, dalam pembangunan fasilitas
LID perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak agar hasilnya maksimal.
14
DAFTAR PUSTAKA
Harto, Sri Br.1993. Analisis Hidrologi. Jakarta (ID): PT.Gramedia Pustaka Utama
15
LAMPIRAN
16
Gambar 4. Node Depth Eksisting
17
Gambar 7. Node Surcharge Eksisting
18
Gambar 10. Node Flooding LID
19
Gambar 13. Link Flow Eksisting
20
Gambar 16. Flow Classification LID
21
Gambar 19. WEP Eksisting Jam 1
22
Gambar 22. WEP Eksisting Jam 4
23
Gambar 25. WEP LID Jam 2
24
Gambar 28. WEP LID Jam 5
25