Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS UMUM

“STUDI KASUS KELURAHAN TALLUNGLIPU MATALLO


KECAMATAN TALLUNGLIPU KABUPATEN TORAJA
UTARA

JUSUKI
17.023.22.201.100

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO
2023
ABSTRAK
Naskah ini merupakan tugas mata kuliah perencanaan fasilitas umum
yang dilakukan di program studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Univeristas Andi
Djemma Palopo.

Kata kunci: Toraja Utara dalam Angka (Kecamatan Tallunglipu Dalam


Angka), BPS Toraja Utara, Fasilitas Umum, Proyeksi Penduduk Kabupaten
Toraja Utara, Kabupaten Toraja Utara

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Penyayang. Puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan
nikmat yang tak terhinga. Salah satu kebahagiaan adalah penulis dapat
menyelesaikan proposal ini dengan judul Proyeksi Penduduk dan Fasilitas
Umum.

Penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas segala


bantuan dan bimbingan serta dukungan yang telah diberikan oleh semua pihak
khususnya kepada :

1. Kedua orang tua saya, Ayah dan bu yang saya cintai, yang selama ini
telah banyak memberi dukungan, Doa, dan selalu berusaha untuk
memenuhi kubutuhan saya hingga saya sampai titik ini.
2. HASBI, S.T., M. SP Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Andi
Djemma Palopo.
3. AMIRUDDIN AKBAR FISU, S.T., M.T Selaku Dosen Pembimbing Yang
Telah Banyak Membantu, Memberi Bimbingan dan Arahan Serta
Motivasi dalam Penyelesaiaan proposal ini
4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Seluruh Staff di Program studi Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andi Djemma Kota Palopo.
5. Keluarga serta rekan-rekan terdekat yang selalu senantiasa memberi
dukungan serta motivasi
6. Teman-teman seangkatan khususnya mahasiswa Program Studi
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andi Djemma Kota Palopo.

Palopo, juli 2023

Penulis

2
DAFTAR TABEL

tabel 2. 1 kebutuhan program ruang minimum............................................................9

tabel 2. 2 Kebutuhan sarana pendidikan dan pembelajaran ...................................11

tabel 2. 3 Kebutuhan sarana kesehatan ....................................................................12

tabel 2. 4 Jenis sarana perdagangan dan niaga .......................................................13

tabel 5. 1 analisis proyeksi penduduk.........................................................................20

tabel 5. 2 tabel proyeksi fasilitas umum pendidikan .................................................20

tabel 5. 3 proyeksi fasilitas umum kesehatan ............................................................21

tabel 5. 4 proyeksi fasilitas umum ekonomi ...............................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengertian sarana dan prasarna Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai

alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah

segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu

proses (usaha, pembangunan, proyek). untuk lebih memudahkan

membedakan keduanya. Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang

bergerak, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak

bergerak seperti bangunan.

Fasilitas umum merupakan fasilitas yang disedikan untuk

kepentingan umum, dalam artian fasilitas tersebut digunakan untuk

kepentingan semua masyarakat dalam melaksanakan dan memudahkan

masyarakat untuk aktivitas sehari-hari. 1 Jalan raya, jalan desa, saluran air,

jembatan, fly over, trotoar, tempat pembuangan sampah, halte, alat

penerangan umum dan lain sebagainya merupakan contoh dari fasilitas

umum.

Pemerintah daerah menginstruksikan kegiatan pemeliharaan

dilaksanakan secara efektif, efisien dan berkelanjutan dengan menggunakan

dana yang telah dianggarkan dalam APBD tahun tersebut. Personel,

peralatan, dan pendanaan yang masih tergolong rendah menyebabkan

banyaknya pekerjaan pemeliharaan tidak terlaksana atau penyelesaian tidak

sesuai dengan target yang diharapkan.

4
Pengetahuan akan lingkungan adalah serangkaian pengetahuan ekologis

yang dimiliki oleh seseorang mengenai lingkungan (Chen 2013), dengan tingkat

pengetahuan atas pemeliharaan lingkungan yang masih rendah, maka

pelanggaran yang muncul di sekitaran pasar Bolu Toraja Utara kerap terjadi yang

akan menjadi sebuah pemicu terjadinya kerusakan lingkungan pada area-area

tertentu, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan yang harus

memelukan pengendalian Kabupaten Toraja Utara pada Wilayah Kelurahan

Tallunglipu Matallo (Ariadi et al, 2020). Dengan adanya pengendalian yang

dilakukan maka diharapkan dapat menghasilkan tingkatan layanan fasilitas

umum yang optimal sesuai dengan yang direncanakan.

Berdasarkan beberapa uraian pada latar belakang di atas dan merujuk

pada kondisi di lapangan, maka untuk mengurangi tingkat kesenjangan terhadap

kecilnya fasilitas umum di Toraja Utara, Kecamatan Tallunglipu, Kelurahan

Tallunglipu Matallo maka dilakukan “Proyeksi Penduduk Dan Proyeksi

Fasilitas Umum”.

2.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Apa saja permasalahan yang muncul dalam kegiatan pemeliharaan oleh

oleh Dinas Permukiman Dan Tata Ruang Toraja Utara.

2. Bagaimana standar operasional prosedur rangkaian penyelenggaraan

kegiatan pemeliharaan fasilitas sosial dan fasilitas umum oleh Dinas

Permukiman Dan Tata Ruang Toraja Utara.

5
3. Bagaimana pengaruh tingkat kerusakan terhadap kegiatan pemeliharaan

fasilitas sosial dan fasilitas umum yang dilaksanakan oleh oleh Dinas

Permukiman Dan Tata Ruang Toraja Utara.

3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui permasalahan yang muncul dalam kegiatan pemeliharaan

oleh oleh Dinas Permukiman Dan Tata Ruang Toraja Utara.

2. Untuk mengetahui standar operasional prosedur rangkaian penyelenggaraan

kegiatan pemeliharaan fasilitas sosial dan fasilitas umum oleh Dinas

Permukiman Dan Tata Ruang Toraja Utara.

3. Mengetahui pengaruh tingkat kerusakan terhadap kegiatan pemeliharaan

fasilitas sosial dan fasilitas umum yang dilaksanakan oleh oleh Dinas

Permukiman Dan Tata Ruang Toraja Utara.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Sarana Prasarana

2.1.1 Defenisi

Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan,

kawasan, kota atau wilayah (spatial space) sehingga memungkinkan ruang

tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Infrastuktur metujuk pada

sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase,

bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan

untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan

ekonomi (Grigg,1988 dalam Kodoatie,2005:8). Sementara itu adapun

pengertian prasarana menurut Jayadinata (1992 dalam Juliawan,2015:5)

prasarana merupakan suatu faktor potensial yang sangat penting dalam

menentukan arah dan masa depan perkembangan suatu wilayah, karena

pembangunan tidak akan sukses dan berjalandengan baik tanpa dukungan

prasarana yang memadai, prasarana kota merupakan fasilitas umum yang

menjadi penunjang utama terselenggaranya suatu proses atau kegiatan

dalam kota yang pada akhirnya akan menentukan perkembangan kota.

Dengan demikian prasarana kota merupakan fasilitas umum yang menjadi

penunjang utama terselenggaranya suatu proses atau kegiatan dalam kota,

yang padxa akhirnya akan menentukanperkembangan kota.

Prasarana lingkungan merupakan kelengkapan dasar fisik

lingkungan yang memungkinkan lingkungan dapat berfungsi sebagaimana

mestinya, lebih jelasnya prasarana lingkungan atau sarana yang utama

bagi berfungsinya suatu lingkungan permukiman adalah jaringan jalan

7
untuk mobilitas orang dan angkutan barang, mencegah perambatan

kebakaran serta untuk menciptakan ruang dan bangunan yang teratur,

jaringan air bersih, jaringan saluran pembuangan air limbah dan tempat

pembuangan sampah untuk kesehatan lingkungan, serta jaringan saluran

air hujan untuk pematusan (drainase) dan pencegah banjir setempat.

Fungsi prasarana adalah untuk melayani dan mendorong terwujudnya

lingkungan permukiman dan lingkungan usaha yang optimal sesuai dengan

fungsinya, upaya memperbaiki lingkungan membutuhkan keseimbangan

antar tingkat kebutuhan masyarakat (Diwiryo,1996 dalam Juliawan, 2015:6)

2.2 Standar Nasional Indonesia (SNI)

Berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan pada penentuan

kebutuhan ruang dan lahan adalah:

1. Penyediaan jumlah sarana pendidikan dan pembelajaran yang harus

disediakan didasarkan pada Tabel 9.

2. Kebutuhan sarana pendidikan prabelajar serta pendidikan tingkat

dasar dan menengah, harus direncanakan berdasarkan perhitungan

proyeksi jumlah siswa dengan cara sebagaimana Rumus 2, Rumus 3,

Rumus 4 dan Rumus 5, yang akan menentukan tipe sekolah serta

kebutuhan jumlah ruang, luas ruang dan luas lahan. Rumus 2, Rumus

3, Rumus 4 dan Rumus 5, dipergunakan juga untuk menghitung

penambahan ruang-ruang belajar pada sekolah-sekolah yang sudah

ada.

3. Perencanaan kebutuhan ruang dan lahan untuk sarana pendidikan

didasarkan tipe masing-masing sekolah yang dibedakan menurut:

8
a. jumlah rombongan belajar;

b. jumlah peserta didik;

c. jumlah tenaga kependidikan; kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, guru, dan tenaga tata usaha;

d. kebutuhan ruang belajar, ruang kantor, dan ruang penunjang;

e. luas tanah, dan lingkungan/lokasi sekolah.

4. Kebutuhan luas lantai dan lahan untuk masing-masing sarana

pendidikan tergantung pada tipe sekolah untuk masing-masing

tingkatan pendidikan.

Untuk perencanaan bangunan SMU, mengacu pada SNI-03-1730-2002

tentang Tata cara perencanaan bangunan gedung sekolah menengah umum.

Dasar penyediaan ini juga akan mempertimbangkan pendekatan desain

keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada beserta posisi pusat

lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup

bangunan / blok yang nantinya lahir sesuai konteks lingkungannya.

tabel 2. 1 kebutuhan program ruang minimum


No Jenis Sarana Program Ruang

Memiliki minimum 2 ruang kelas @25-30


1. Taman Kanak-Kanak murid. Dilengkapi dengan ruang-ruang lain
dan ruang terbuka/bermain ± 700 m 2.
2. Sekolah Dasar Memiliki minimum 6 ruang kelas @ 40
murid dilengkapi dengan ruang-ruang lain
3. SLTP dan ruang terbuka/bermain ± 3000-7000 m2

4. SLTA

5. Taman Bacaan Memiliki minimum 1 ruang baca @15 murid

9
10
tabel 2. 2 Kebutuhan sarana pendidikan dan pembelajaran
Kebutuhan
Jumlah kriteria
persatuan sarana
Jenis penduduk Standard
No Luas Luas Radius Lokasi dan keterangan
sarana pendukung (m2/jiwa
Lantai Lahan Pencapaian Penyelesaian
(jiwa)
Min. (m2) Min. (m2)
1. Taman 1250 216 500 0,28 m2/j 500 m’ Di tengah kelompok Dua rombongan
Kanak- termasuk warga. tidak prabelajar
kanak rumah menyebrang jalan @60 murid dapat
penjaga raya bergabung dengan bersatu
36 m2 taman sehingga dengan sarana lain
2. Sekolah 1600 633 2000 1.25 1000 m' terjadi
Dasar pengelompokkan
kegiatan
3. SLTP 4.800 2.282 9.000 1,88 1.000 m’ Dapat dijangkau Kebutuhan harus
dengan kendaraan berdasarkan
4. SMU 4.800 3.835 12.500 2,6 3.000 m’ umum. perhitungan dengan
Disatukan dengan rumus 2, 3 dan 4.
lapangan olah raga. Dapat digabung
Tidak selalu dengan sarana
harus di pusat pendidikan lain, mis.
lingkungan. SD, SMP, SMA
Taman 2.500 72 150 0,09 1.000 m’ Di tengah kelompok dalam satu komplek
Bacaan warga tidak
5. menyeberang jalan
lingkungan.

11
tabel 2. 3 Kebutuhan sarana kesehatan
Kebutuhan persatuan
Jumlah kriteria
sarana
penduduk Standard
No Jenis sarana Luas Luas Radius Lokasi dan keterangan
pendukung (m2/jiwa
Lantai Lahan Pencapaian Penyelesaian
(jiwa)
Min. (m2) Min. (m2)
1. Posyandu 1.250 36 60 0,048 500’ Di tengah kelompok Dapat bergabung
tetangga tidak dengan balai warga
menyeberang jalan atau sarana
raya hunian/rumah
2. Balai 2.500 150 300 0,12 1.000 m’ Di tengah kelompok Dapat bergabung
Pengobatan tetangga tidak dalam lokasi balai
Warga menyeberang jalan warga
raya.
3. BKIA / Klinik 30.000 1.500 3.000 0,1 4.000 m’ Dapat dijangkau
Bersalin dengan kendaraan
umum
4. Puskesmas 30.000 150 300 0,006 1.500 m’ -idem- Dapat bergbung
Pembantu dalam lokasi kantor
dan Balai kelurahan
Pengobatan
Lingkungan
5. Puskesmas 120.000 420 1.000 0,008 3.000 m’ -idem- Dapat bergabung
dan Balai dalam lokasi kantor
Pengobatan kecamatan
6. Tempat 5.000 18 - - 1.500 m’ -idem- Dapat bersatu
Praktek dengan rumah
Dokter tinggal/tempat
7. Apotik / 30.000 120 250 0,025 1.500 m’ -idem- usaha/apotik
Rumah Obat

12
tabel 2. 4 Jenis sarana perdagangan dan niaga
Kebutuhan persatuan
Jumlah kriteria
sarana
penduduk Standard
No Jenis sarana Luas Luas Radius Lokasi dan
pendukung (m2/jiwa
Lantai Lahan Pencapaian Penyelesaian
(jiwa)
Min. (m2) Min. (m2)
1. Toko / 250 50 100 (bila 0,4 300 m’ Di tengah kelompok
Warung (termasuk berdiri tetangga. Dapat
gudang) sendiri) merupakan bagian dari
sarana lain
2. Pertokoan 6.000 1.200 3.000 0,5 2.000 m’ Di pusat kegiatan sub
lingkungan. KDB 40%
Dapat
3. Pusat 30.000 13.500 10.000 0,33 - Dapat dijangkau
Pertokoan + dengan kendaraan
Pasar umum
Lingkungan
4. Pusat 120.000 36.000 36.000 0,3 - Terletak di jalan utama.
Perbelanjaan Termasuk sarana parkir
dan Niaga sesuai ketentuan
(toko + pasar setempat
+ bank +
kantor)

13
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Teknik Proyeksi

3.5.1. Proyeksi Penduduk

Memproyeksikan penduduk 20 tahun ke depan dengan

menggunakan Dasar Bunga Majemuk pertumbuhan penduduk (bunga

berbunga) yang dituliskan dengan rumus sebagai berikut:

1. Metode Geometrik

Keterangan:

Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan

Po = Jumlah penduduk pada awal tahun

r = angka pertumbuhan penduduk

n = Jangka waktu dalam tahun

2. Metode Aritmatika

Keterangan:

Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan

Po = Jumlah penduduk pada awal tahun

r = angka pertumbuhan penduduk

n = Jangka waktu dalam tahun

3. Metode Eksponensial

14
Keterangan:

Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan

Po = Jumlah penduduk pada awal tahun

r = angka pertumbuhan penduduk

n = Jangka waktu dalam tahun

e = bilangan eksponensial = 2.7

3.5.2. Proyeksi Fasilitas Umum

Proyeksi kebutuhan fasilitas pelayanan dibutuhkan dalam rangka

populasi penduduk yang terus mengalami pertumbuhan yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan perkembangan kota, sehingga dengan

pertumbuhan populasi penduduk menuntut pula kebutuhan akan fasilitas

pelayanan.

Rumus untuk menentukan proyeksi Fasilitas Umum adalah

sebagai berikut:

15
BAB IV

GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.1 Profil Wilayah

1. Letak Geografis Wilayah

Kelurahan Tallunglipu Matallo merupakan salah satu lembang (desa)

dari enam kelurahan dan satu desa yang ada pada wilayah Kecamatan

Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara. Di dalamnya terdiri 5 dusun yaitu

dusun Rante Bolu, Pasar Bolu, To’Nangka, Bunga Tanah, dan

Kakondongan dan total luas keseluruhan Kelurahan Tallunglipu Matallo

adalah 1,03 km 2 dengan jumlah penduduk sebanyak 4779 jiwa pada

tahun 2022.

Secara administrasi Kelurahan Tallunglipu Matallo berbatasan

dengan empat kelurahan lainnya yaitu:

1. Sebelah utara : Kelurahan Rantepaku

2. Sebelah timur : Kelurahan Tondon

3. Sebelah selatan : Kelurahan Tagari

4. Sebelah barat : Kelurahan Tallunglipu

a. Topografi

Kondisi topografi Kelurahan Tallunglipu Matallo adalah

dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata mulai dari 795 mdpl dengan

luas wilayah 1.03 km 2 yang terdiri dari lima Dusun dan wilayah terdiri dari

permukiman, fasilitas umum, pertanian, dan wisata.

b. Hidrologi

Sumber air yang digunakan di Wilayah Kelurahan Tallunglipu

Matallo adalah:

16
1. Bersumber dari bak penampungan air dalam rumah yang

memiliki kedalaman yang berfariasi dengan kedalaman 1-

1,5 meter.

2. Bersumber dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

c. Klimatologi

Curah hujan yang ada pada Kelurahan Tallunglipu Matallo

berdasarkan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) curah hujan yang

ada di Kabupaten toraja Utara pada tahun 2017 tetinggi pada bulan

januari yaitu 140,20 mm3 dan curah hujan terendah pada bulan

September yaitu 121,10 mm3 (BPS Toraja Utara, 2018).

d. Aspek Penggunaan Lahan

Pemanfaatan lahan yang ada di Kelurahan Tallunglipu

Matallo, Kecamatan Tallunglipu Matallo, Kabupaten Toraja Utara dengan

luas kurang lebih 1.03 m 2 yang terbagi ke dalam lahan pertanian, fasilitas

umum, wisata dan perkebunan.

4.2 Kondisi Eksisting

5.1.1. Penduduk

Sesuai dengan edaran Badan Pusat Statistika (BPS) Toraja Utara

pada tahun 2018 jumlah penduduk Kelurahan Tallunglipu Matallo

berjumlah 4535 jiwa, pada tahun 2019 jumlah penduduk berjumlah 4563

jiwa, pada tahun 2020 jumlah penduduk berkurang tingkat perkembangan

populasinya diakibatkan adanya waba penyakit covid-19 yang melanda

hampur semua negara dibelahan bumi sehingga mengakibatkan

menurunnya tingkat pepulasi pada Kelurahan Tallunglipu Matallo dengan

jumlah 4129 jiwa, pada tahun 2021 jumlah penduduk bertambah

17
mencapai 4776 jiwa, dan sedangkan pada tahun 2022 jumlah penduduk

mencapai 4779 jiwa.

5.1.2. Fasilitas Pendidikan

Jumlah fasilitas pendidikan pada tahun 2021/2022 di daerah

Kelurahan Tallunglipu Matallo di antaranya Taman Kanak-Kanak (TK)

berjumlah 2 unit, Sekolah Dasar (SD) berjumlah 0 unit, Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berjumlah 0 unit, Sekolah Menengah Atas

(SMA) berjumlah 0 unit, dan banyaknya Perguruan Tinggi adalah

sebanyak 1 unit.

5.1.3. Fasilitas kesehatan

Jumlah fasilitas kesehatan pada tahun 2021/2022 di daerah

Kelurahan Tallunglipu Matallo di antaranya poliklinik/balai pengobatan

berjumlah 1 unit, rumah sakit berjumlah 0 unit, rumah sakit bersalin

berjumlah 0 unit, puskesmas berjumlah 0 unit, apoteker berjumlah 3 unit,

poskesdes berjumlah 1 unit, tempat praktek dokter sebanyak 2 unit, dan

tempat praktek bidan berjumlah 0 unit.

5.1.4. Faslitas ekonomi

Jumlah fasilitas pendidikan pada tahun 2021/2022 di daerah

Kelurahan Tallunglipu Matallo di antaranya kelompok pertokoan

berjumlah 1 unit, pasar dengan bangunan permanen 1 unit, pasar dengan

bangunan semi permanen 0 unit, pasar tanpa bangunan 1 unit,

minimarket/swalayan 2 unit, toko/warung 50 unit, restoran/atau rumah

makan 2 unit, warung/kedai makanan atau minuman 40 unit, hotel

berjumlah 1 unit, hotel atau wisma berjumlah 3 unit, bank umum

18
pemerintah berjumlah 3 unit, bank umum swasta berjumlah 1 unit, dan

bank perkreditan rakyat berjumlah 0 unit.

19
BAB V

ANALISIS

5.1. Analisis Proyeksi Penduduk

tabel 5. 1 analisis proyeksi penduduk


Metode Metode Metode
No Tahun
Geomtrik Aritmatika Eksponensial
1 2027 5103 5084 4929
2 2032 5448 5389 5084
3 2037 5817 5694 5243
4 2042 6211 5999 5408

Terlihat pada tabel di atas data prediksi pertumbuhan penduduk

dengan metode Geometrik menunjukkan data yang stabil sehingga kita

dapat menggunakannya sebagai acuan untuk memproyeksikan penduduk

selama 20 tahun ke depan. Tercatat pada tahun 2027 data jumlah

penduduk berjumlah 5103 jiwa, pada tahun 2031 berjumlah 5448, pada

tahun 2037 berjumlah 5817 jiwa, dan pada tahun 2042 berjumlah 6211.

5.2. Analisis Proyeksi Fasilitas Umum

5.2.1. Pendidikan

tabel 5. 2 tabel proyeksi fasilitas umum pendidikan


Jenis Fasilitas Eksisting 2027 2032 2037 2042
TK 2 2 2 2 3
SD 0 0 0 0 0
SMP 0 0 0 0 0
SMA 0 0 0 0 0
KAMPUS 1 1 1 1 1

20
Sesuai data yang telah di proyeksikan di atas maka dapat di tentukan

untuk tahun 2027 jumlah taman kanak-kanak berjumlah 2 unit, pada tahun 2032

berjumlah 2 unit, pada tahun 2037 berjumlah 2 unit, dan pada tahun 2042

berjumlah 3 unit. Untuk Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP),

dan Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK) dalam 20 tahun ke depan di daerah

Tallunglipu Matallo belum ada pengembangan untuk penambahan fasilitas

pendidikan. Begitupun dengan Universitas untuk 20 tahun ke depan masih bisa

menampung untuk pertambahan penduduk yang terjadi di Kelurahan Tersebut.

5.2.2. Kesehatan

tabel 5. 3 proyeksi fasilitas umum kesehatan


Jenis Fasilitas Eksisting 2027 2032 2037 2042
PoliKlinik 1 1 1 1 1
RS 0 0 0 0 0
RS Bersalin 0 0 0 0 0
Puskesmas 0 0 0 0 0
Apoteker 3 3 3 4 4
Poskesdes 1 1 1 1 1
Tempat Praktek
2 2 2 2 3
Dokter
Tempat Praktek Bidan 0 0 0 0 0

Fasilitas umum seperti poliklinik untuk 20 tahun ke depan belum

membutuhkan penambahan di karenakan masih memadainya untuk masyarakat

menjangkau fasilitas tersebut, Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, dan

puskesmas untuk 20 tahun ke depan belum membutuhkan pembangunan

dikarenakan pertumbuhan populasi belum cukup padat, apotek dalam kurun

waktu 10 tahun ke depan sesuai dengan hasil proyeksi seharusnya telah

bertambah 1 dari yang sebelumnya 3 menjadi 4 apotek, untuk fasilitas umum

seperti poskesdes untuk 20 tahun ke depan belum belum membutuhkan

21
penambahan, untuk fasilitas umum seperti tempat praktek dokter untuk 20 tahun

ke depan harusnya telah dilakukan penambahan satu unit, dan untuk tempat

praktek bidan untuk 20 tahun ke depan belum ada pengadaan untuk rumah

praktek bidan.

5.2.3. Ekonomi

tabel 5. 4 proyeksi fasilitas umum ekonomi


Jenis Fasilitas Eksisting 2027 2032 2037 2042
Kelompok Pertokoan 1 1 1 1 1
Pasar Permanen 1 1 1 1 1
Pasar Semi
0 0 0 0 0
Permanen
Pasar Tanpa
1 1 1 1 1
Bangunan
Minimarket/Swalayan 2 2 2 2 3
Toko/Warung 50 53 57 61 65
Restoran/Rumah
2 2 2 2 3
Makan
Warung/Kedai Makan 40 43 46 49 52
Hotel 1 1 1 1 1
Wisma 3 3 3 4 4
Bank Pemerintah 3 3 3 4 4
Bank Swasta 1 1 1 1 1
Bank Kredit 0 0 0 0 0

Tahun 2027-2042 untuk jenis fasilitas umum seperti pertokoan, pasar

permanen, pasar semi permanen, dan pasar tanpa bangunan melihat dari

pertumbuhan penduduk yang tidak signifikan untuk pengembangan ataupun

pembangunan lebih lanjut, minimarket di tengah kebutuhan masyarakat yang

berangsur naik untuk itu 15 tahun ke atas seharusnya telah bertambah dari 3

menjadi 4 unit, begitupun dengan toko/warung untuk 10-20 tahun ke depan

harusnya telah mengalami penambahan sebanyak 15 unit, restoran/rumah

makan dalam waktu 15-20 tahun ke depan harus ada penambahan yang dari 2

22
menjadi 3 unit, warung/kedai makan untuk 5-20 tahun ke depan harusnya

bertambah dari 40 menjadi 52 unit, hotel dalam untuk 20 tahun ke depan tidak

ada penambahan, wisma untuk 10-20 tahun ke depan seharusnya bertambah

dari 3 menjadi 4 unit, bank pemerintah untuk 10-20 tahun ke depan seharusnya

bertambah dari 3 menjadi 4 unit, sedangkan untuk bank swasta dan bank kredit

untuk 20 tahun ke depan cenderung tidak akan mengalami

perubahan/penambahan.

23
BAB VI

PENUTUP

5.3. Kesimpulan

Proyeksi penduduk di perlukan pemerintah untuk memproyeksikan

penduduk yang sesuai dengan tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi

sosial ekonomi rakyat khususnya untuk Kelurahan Tallunglipu Matallo melalui

pembangunan yang terencana. Proyeksi penduduk dapat di gunakan untuk

perencanaan yang tujuan nya untuk menyediakan jasa sebagai respon terhadap

penduduk yang sudah di proyeksikan, perencanaan yang tujuannya untuk

merubah trend penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan

Ekonomi.

Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada waktu yang akan datang

dalam jangka waktu yang relatif pendek dapat di lakukan baik dengan

menggunakan metode matematik maupun metode komponen karena hasil

secara total hampir tak ada perbedaan.

24
DAFTAR PUSTAKA

(Jurnal)

Fisu, A. A. (2018). Analisis Lokasi Pada Perencanaan Terminal Topoyo Mamuju


Tengah. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 3(1), 1-12.

Fisu, A. A. (2016). Potensi Demand Terhadap pengembangan Kanal Jongaya &


Panampu Sebagai Moda Transportasi (Waterway) di Kota Makassar.
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik, 3(3), 285-298.

Fisu, A. A. (2016). Analisis dan Konsep Perencanaan Kawasan Pelabuhan Kota


Penajam Sebagai Pintu Gerbang Kab. Penajam Paser Utara kalimantan
Timur. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 1(2), 125-136

Fisu, A. A. (2019). Merawat Nilai Membangun Kota

Fisu, A. A., & Didiharyono, D. (2020, April). Economic & Financial Feasibility
Analysis of Tarakan Fishery Industrial Estate Masterplan. In IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 469, No. 1, p.
012002). IOP Publishing.

Anwar, C., & Sangadji, M. N. (2016). Analisis Proyeksi Pertumbuhan Penduduk


Dan kebutuhan Fasilitas Persampahan Di Kota Palu. Journal
unbara.ac.id, 23-34.

Hafid, Z., Fisu, A. A., Humang, W. P., & Natsir, R. (2022). Application of The PPP
Scheme on The Tourism-Transportation, Case Study: The Concept Of
Palopo City Tourism. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 7(1),
35-52.

Hilman, M. (2005). Pengelolaan Sampah. Jakarta: Kementerian Lingkungan


Hidup.

Latief, A. A. (2020). Strategi Pengendalian Perkembangan Permukiman


Disepanjang Sungai Tallo Kelurahan Rapokalling Kecamatan Tallo Kota
Makassar. Journal of Urban Planning Studies.
ejournalfakultasteknikunibos.id, 27.

Nurmandi, A. (1999). Manajemen Perkotaan. Lingkaran Bangsa, Yogyakarta.


jurnal katalogis, 143.

Retno, (2007). Analisis Ketersediaan Dan Kapasitas Pemenuhan Infrastruktur Di


Kawasan Bisnis Beteng Surakarta Program Studi Megister Teknik Sipil,
Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro Semarang

Syaban, A. S., Tilaar, S., & Sembel, A. (2014). Analisis Kebutuhan Prasarana
Dasar Permukiman Di Kelurahan Maasing, Kecamatan Tuminting, Kota
Manado. ejurnal.unsrad.ac.id, 199-200.

25
Yuan, C. F. (2013). The intention and determining factors for airline passengers'
participation in carbon offset schemes. Journal of Air Transport
Management, 17-22.

Yunus, H. S. (2010). Tata Ruang Kota. Yogyakarta.

(UNDANG-UNDANG)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008, Tentang


Pengolahan Sampah

Undang-Undang No. 1 Tahun 2011, Tentang Perumahan dan Kawasan


Permukiman

Badan Pusat Statistika (BPS) 2021, Tetang Pertumbuhan Penduduk

Standar Nasional Indonesia (SNI)

SNI 03-1733-2004 Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan


(ONLINE)

https://www.siswapedia.com/proyeksi-jumlah-penduduk/

26

Anda mungkin juga menyukai