TEMA
“ANALIS PERMUKIMAN SARPAS-SISTEM KOTA” ANALISIS PERMUKIMAN
SARPAS-SITEM KOTA’’KABUPATEN MERANGIN
OLEH
GEMA ANUGRAH
181316105
i
PENGANTAR
Kami ucapkan puji syukur serta nikmat pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
yang melimpah.Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Teknik
perencanaan pengembangan Tujuan dibuatnya laporan ni yaitu untuk melaporkan segala
sesuatu yang ada kaitannya ANALIS PERMUKIMAN SARPAS-SISTEM KOTA”
ANALISIS PERMUKIMAN SARPAS-SITEM KOTA Dalam penyusunan laporan magang
ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis
ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
Bab 1....................................................................................................................................1
Pendahuluan.........................................................................................................................1
1.1 latar belakang.................................................................................................................1
1.2 rumusan masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
1.4 Ruang lingkup................................................................................................................2
Bab 2....................................................................................................................................3
Pembahasan.........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Sarana dan Prasarana Kota..........................................................................3
2.2 Komponen Sarana Prasarana.........................................................................................3
2.3 Tujuan Penyediaan Prasarana........................................................................................4
2.4 Manfaat Prasarana.........................................................................................................5
2.5 Peran Prasarana dan Sarana Umum...............................................................................5
2.6 Analisis sarana prasarana ..............................................................................................5
2.7 Langkah pengerjaan peta sarana prasarana....................................................................6
2.8 efwefhjerf
Bab 3....................................................................................................................................9
Penutup................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................9
3.2 Saran..............................................................................................................................9
Daftar Pustaka......................................................................................................................10
ii
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sarana dan prasarana suatu wilayah merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
manusia. Dengan adanya sarana dan prasarana suatu wilayah, manusia dapat menjalankan
aktifitas sehari-hari nya dengan lancar. Begitu juga bagi pemerintah, Sarana dan Prasarana
merupakan hal terpenting untuk menjalankan roda ekonomi dan pemerintahan. Jika kondisi
Sarana dan prasarana suatu wilayah baik, maka aktifitas perekonomian dan transportasi juga
akan menjadi lancar. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendata sarana dan prasarana yang
ada diwilayah pemerintahannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sarana dan
prasarana beserta data atribut yang berhubungan dengan sarana dan prasarana tersebut.
Untuk memudahkan dalam pendataan dan pengolahan data sarana dan prasarana tersebut,
dapat dilakukan dengan sebuah sistem yang berbasis komputer. Dengan adanya sebuah
sistem informasi tersebut, data beserta peta sarana dan prasarana dapat diproses secara
otomatis oleh komputer. Sistem informasi ini dirancang untuk proses mengumpulkan dan
menyimpan data objek. Sistem informasi ini dapat mengintegrasikan data spasial (peta vektor
dan citra digital), atribut (tabel basis data), dan lain sebagainya. Mengingat bahwa data yang
diproses memiliki volume dan variasi yang banyak, sehingga memungkinkan terjadi
tingginya tingkat kesalahan dan lambatnya pengolahan data, akibatnya informasi yang
dihasilkan tidak akurat dan dapat memperlambat proses pengambilan keputusan serta sulit
nya memperoleh data sarana dan prasaran suatu wilayah.
Pengertian sarana prasarana menurut ketentuan umum permendiknas (Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional) No. 24 Tahun 2007 yaitu sarana adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses
produksi sedangkan prasarana ialah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan bahan
untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi. Dengan kata lain prasarana
ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak seperti gedung, jaringan drainase, jaringan
listrik, dan jaringan telefon. Serta maksud dari sarana yaitu fasilitas untuk mencapai suatu
tujuan yaitu kesejahteraan seperti sekolah, perkantoran, kesehatan maupun sarana pendukung
aktifitas manusia yang lainya.
Pembangunan prasarana dan sarana ini juga telah diatur dalam UU Nomor 1 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Jumlah penduduk, proyeksi jumlah
penduduk, dan pergerakan pertumbuhan penduduk sangat berpengaruh dalam pembangunan
prasarana dan sarana baik perkotaan maupun perumahan.
1
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui jumlah sarana dan prasarana yang ada di kabupaten merangin
2. Agar mengetahui jumlah penduduk di di kabupaten merangin
3. Agar mengetahui jumlah sarana dan prasarana yang ada di di kabupaten merangin
4. Memetakan sarana dan prasarana yang ada di kabupaten merangin
2
BAB 2
PEMBAHASAN
4
2.4 Manfaat Prasarana
ini bebrapa manfaat dari pengadaan prasarana atau infrastruktur terhadap suatu wilayah:
a. Membantu menambah daya dukung lingkungan, atau mengurangi beban lingkungan
b. Melestarikan alam lingkungan
c. Mendukung kegiatan
d. Meningkatkan interaksi sosial, ekonomi, kebudayaan
e. Mengurangi jarak dan waktu, memudahkan, meringankan pembiayaan
f. Merepresentasikan kemampuan suatu wilayah
A. Anaisis Skalogram
Analisis Skalogram GuttmanAnalisis skalogram merupakan salah satu alat untuk
mengidentifikasipusat pertumbuhan wilayahberdasarkan fasilitas yang dimilikinya,
dengandemikian dapat ditentukan hierarkipusat-pusatpertumbuhan dan aktivitaspelayanan
suatu wilayah. Wilayah dengan fasilitas yang lebih lengkap merupakanpusat pelayanan,
sedangkan wilayah dengan fasilitas yang kurang akan menjadi daerah belakang
(hinterland).Louis Guttman (1950) salah satu skala satu dimensi menggambarkan respon
subyek terhadap obyek tertentu menurut tingkatan yang sempurna, orang yang mampu
menjawab semua pertanyaan dengan baik akan lebih baik dibandingkan dengan
yang mampu menjawab sebagian saja.Skalogram digunakan untuk menganalisis
pusat-pusat pemukiman, khususnya hierarkiatau orde pusat-pusat pemukiman. Subjek
dalam analisis ini merupakan pusat pemukiman(settlement), sedangkan obyek diganti
5
dengan fungsi atau kegiatan. Dengan beberapa tambahan analisis, misalnya aturan
Marshall, atau algoritma Reed-Muench, tabel skalogram menjadi indikasi awal analisis
jangkauan pelayanan setiap fungsi dan pusat pemukimanyang dihasilkan. Teknik ini
untuk memberikan gambaran adanya pengelompokkan pemukiman sebagai pusat
pelayanan dengan mendasarkan pada kelengkapan fungsi pelayanannya.Ukuran fasilitas
yang dinilai adalah jumlah dan kelengkapannya. Fasilitas yang digunakan pada
penilaian ini adalah fasilitas yang mencirikan fungsi pelayanan sosial dan
9ekonomi. Skalogram diperoleh dengan cara membuat suatu tabel yang mengurutkan
keberadaan fasilitas suatu wilayah yang diidentifikasi sebagai pusat pelayanan. Dengan
beberapa tambahan analisis, misalnya aturan Marshall, atau algoritma Reed-Muench, tabel
skalogram menjadi indikasi awal analisis jangkauan pelayanan setiap fungsi dan pusat
pemukimanyang dihasilkan. Prosedur pengerjaan metode Skalogram Guttman adalah
sebagai berikut:a.Identifikasi semua kawasan perkotaan yang ada.b.Membuat urutan
pemukimanberdasarkan jumlah penduduk pada bagian sebelah kiri tabel kerja.c.Membuat
urutan fasilitas yang ditemukan berdasarkan frekuensi yang ditemukan, pada bagian
atas.d.Membuat garis baris dan kolom sehingga lembar kerja tersebut membentuk
matriks yang menampilkan fasilitas yang ada pada masing-masing pusat pelayanan
atau kota.e.Menggunakan tanda (1) pada sel yang menyatakan keberadaan suatu fasilitas, dan
tanda (0) pada sel yang jmenyatakan ketiadaan suatu fasilitas.f.Menyusun ulang baris dan
kolom berdasarkan frekuensi keberadaan fasilitas, semakin banyak fasilitas yang
didapati pada suatu pemukimanmaka pemukimantersebut berada pada urutan
atas.g.Mengidentifikasi peringkat atau hierarkipemukiman yang dapat diinterpretasikan
berdasarkan prosentase keberadaan fasilitas pada suatu pemukiman.Semakin tinggi
prosentasenya, maka hierarkipemukiman tersebut akan semakin tinggi.Nilai atau tingkat
kelayakan nilai pada analisis ini yaitu 0,9 -1. HierarkiNilai COR yang ideal antara 0,9 –1.
Tingkat kesalahan ini dapat dihitung dengan rumus :
6
Contoh pemetaan analisis scalogram
Metode Christaller
Perbandingan jumlah penduduk antara kota orde lebih tinggi dengan kota orde
setingkat lebih rendah setidaknya tiga kali lipat. Misal pada sebuah kabupaten, penentu kota
di dasarkan atas data BPS tentang penduduk perkotaan dan penduduk persedaan, data
disajikan perkelurahan/desa. Untuk menentukan penduduk suatu kota harus digabung
penduduk beberapa kelurahan yang bertetangga yg memang terlihat menyatu sebagai kota
dilapangan.
Penduduk perkotaan dari suatu kelurahan yang terpisah jauh dari penduduk perkotaan
lainnya diperlakukan sebagai kota yang berdiri sendiri.
Contoh :
Di sebuah kabupaten dimisalkan terdapat 32 buah kota, kota terbesar adalah ibukota
kabupaten itu sendiri dengan pendudk 135.000 jiwa, kota kecil berpenduduk 5.000 jiwa. Kota
dibawah penduduk 5.000 jiwa dikategorikan sebagai kota nonorde. Berdasarkan data diatas
maka susunan orde kota di kabupaten tersebut :
Kota orde I, Jumlah penduduknya 135.000 jiwa
Kota orde II, Jumlah penduduknya 45.000 jiwa
Kota orde III, Jumlah penduduknya 15.000 jiwa
Kota orde IV, Jumlah penduduknya 5.000 jiwa
7
2.7 Langkah pengerjaan peta sarana prasarana
8
Langlah kedua yaitu digit sarana prasarana (jalan,rumah sakit, pendidikan, bangunan telkom.)
9
Langkah terakhir memakai arc map untuk mengolah data SIG
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan permukiman berubah seiring berjalannya waktu dan dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor.Analisis perkembangan permukiman berguna untuk menjadikan
permukiman yang tepat dan layak untuk manusia dan juga alam itu sendiri.Perkembangan
permukiman juga tidak lepas dari faktor sarana dan prasarana pendukung yang ada.Sarana
dan prasarana berperan penting untuk menunjang aktivitas sehari-hari penduduk pemukiman
baik dirumah maupun aktivitas diluar rumah.
3.2 Saran
Sarana prasarana pada saat ini sangatlah minim, oleh karena itu ada baiknya pemerintah pusat
dan pihak pembangunan tetap memerhatikan infrastruktur dan sarana prasarana kabupaten
merangin.
11
Daftar Pustaka
Adi, H. P. (2011). Kondisi dan Konsep Penanggulangan Bencana Kekeringan di Jawa
Tengah. Seminar
Iskandar, L. (2009). GEOGRAFI. PT. Remaja Rosdakarya. Jakarta.
Waru Surabaya. Buana Sains, 10(2), 181–188.
Laksito, B. (2014).
Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman (Studi Kasus Kabupaten
Boyolali). Jurnal
Geodesi Undip Oktober 2014, 4(April), 267–276.,
3(4), 50–59.
12