Anda di halaman 1dari 36

RANCANGAN AKTUALISASI

PERENCANAAN INTEGRASI DATA PENUNJANG PENGEMBANGAN WILAYAH


MELALUI PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PADA BAPPEDA KABUPATEN BANGGAI LAUT

OLEH:
NAMA : MUHAMMAD SYAHRI PAPUTUNGAN, S.T
NIP : 199110252020121006
JABATAN : ANALIS PENGEMBANGAN WILAYAH
NDH :

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXXXV


KABUPATEN BANGGAI LAUT
KERJA SAMA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXXXV


KABUPATEN BANGGAI LAUT KERJA SAMA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2021

NAMA : MUHAMMAD SYAHRI PAPUTUNGAN, S.T


NIP : 199110252020121006
JABATAN : ANALIS PENGEMBANGAN WILAYAH
NDH :

JUDUL AKTUALISASI
“PERENCANAAN INTEGRASI DATA PENUNJANG PENGEMBANGAN WILAYAH
MELALUI PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PADA BAPPEDA KABUPATEN BANGGAI LAUT”

Disetujui untuk diseminarkan


Pada tanggal : 4 Oktober 2021

Banggai Laut, 4 Oktober 2021


Menyetujui,
Coach, Mentor,

ABUBAKAR ALMAHDALI, SE., M.Si MOH. SYAIFUL DJALUMANG, S.T


NIP. 195707101985031020 NIP. 198903212015031004
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. i


DAFTAR TABEL …………………………………………………………………….. ii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….. I-1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………….. I-1
1.1.1. Kondisi Saat Ini dan Kondisi Yang Diharapkan ……………….. I-2
1.1.2. Penentuan Isu …………………………………………………………. I-4
1.2. Visi, Misi dan Gambaran Organisasi …………………………………….. I-7
1.2.1. Visi dan Misi Pemerintah Daerah …………………………………. I-7
1.2.2. Gambaran Organisasi ……………………………………………….. I-10
1.2.3. Tugas dan Fungsi Peserta ………………………………………….. I-13
1.3. Tujuan ………………………………………………………………………….. I-13
1.3.1. Tujuan Umum …………………………………………………………. I-13
1.3.2. Tujuan Khusus ………………………………………………………… I-14
1.4. Manfaat …………………………………………………………………………. I-14
1.4.1. Manfaat Bagi Peserta …………………………………………………. I-14
1.4.2. Manfaat Bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ……………. I-14
1.4.3. Manfaat Bagi Pemerintah …………………………………………… I-14
1.4.4. Manfaat Bagi Masyarakat …………………………………………… I-15
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI ……………………………………………. II-1
2.1. Nilai-Nilai Dasar ASN ………………………………………………………… II-1
2.1.1. Akuntabilitas …………………………………………………………… II-1
2.1.2. Nasionalisme …………………………………………………………… II-2
2.1.3. Etika Publik ……………………………………………………………. II-3
2.1.4. Komitmen Mutu ……………………………………………………….. II-4
2.1.5. Anti Korupsi ……………………………………………………………. II-5
2.2. Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI ……………………………….. II-6
2.2.1. Manajemen ASN ………………………………………………………. II-6
2.2.2. Pelayanan Publik ……………………………………………………… II-8
2.2.3. Whole Of Government (WoG) ……………………………………….. II-10
2.3. Rencana Aktualisasi ………………………………………………………… II-12
2.4. Jadwal Kegiatan ……………………………………………………………….II-17
i
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penentuan Isu Analisis APKL ………………………………………. I-4


Tabel 1.2 Isu Prioritas Metode USG ……………………………………………. 1-5
Tabel 2.1 Nilai dan Indikator Akuntabilitas ………………………………….. II-1
Tabel 2.2 Nilai dan Indikator Nasionalisme …………………………………. II-2
Tabel 2.3 Nilai dan Indikator Etika Publik …………………………………… II-3
Tabel 2.4 Nilai dan Indikator Komitmen Mutu ……………………………… II-4
Tabel 2.5 Nilai dan Indikator Anti Korupsi …………………………………… II-5
Tabel 2.6 Matriks Rancangan Aktualisasi ……………………………………. II-13
Tabel 2.7 Jadwal Kegiatan ……………………………………………………….. II-17

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penyebab Masalah Fishbone Diagram …………………………. I-6


Gambar 1.2 Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Banggai Laut …… I-12

ii
RANCANGAN AKTUALISASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) seorang ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Seorang ASN dituntut untuk
memahami nilai-nilai dasar dalam menjalankan profesinya yaitu
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi.
Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun
2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
menyebutkan bahwa Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi, yang
artinya memadukan antara jalur Pelatihan Klasikal dengan nonklasikal dan
Kompetensi Sosial Kultural dengan Kompetensi bidang. Kompetensi yang
dikembangkan dalam Pelatihan Dasar CPNS yaitu menunjukkan sikap
perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam
pelaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran
PNS dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai
dengan bidang tugas.
Kabupaten Banggai Laut yang terlahir dari Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Banggai Laut di Propinsi
Sulawesi Tengah merupakan Kabupaten yang masih tergolong baru sehingga
masih terdapat beberapa permasalahan dalam proses perencanaan dan
pembangunannnya. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah
ketersediaan dan integrasi data di Kabupaten Banggai Laut, hal ini dapat
berimplikasi pada proses perencanaan dan pembangunan yang akan
dilaksanakan. Kebutuhan data yang akurat, mudah diperoleh dan dapat
dipertanggungjawabkan merupakan hal yang perlu dipenuhi untuk
mencapai sebuah pembangunan yang berkelajutan.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai Laut yang memiliki fungsi sebagai Perencanaan Pembangunan

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-1
RANCANGAN AKTUALISASI

sangat berkaitan erat dengan kebutuhan akan data. Dengan adanya data
yang akurat, mudah diperoleh dan dapat dipertanggungjawabkan maka akan
menghasilkan hasil perencanaan pembangunan yang baik, terukur dan
berkelanjutan.
Salah satu aspek data yang masih kurang dan perlu mendapat
perhatian penanganannya adalah kebutuhan akan data Perencanaan
Pengembangan Wilayah yang dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis
data yaitu Data Perencanaan Pembangunan, Data Perencanaan Tata Ruang,
Data Infrastruktur dan Data Non Infrastruktur. Data-data tersebut sangat
penting guna menunjang kebutuhan akan Perencanaan Pengembangan
Wilayah yang berkelanjutan.
Oleh karenanya peserta memandang penting untuk mencarikan
gagasan pemecahan masalah dalam pelaksanaan aklualisasi ini. Gagasan
pemecahan masalah yang coba digagas oleh peserta yaitu Perencanaan
Integrasi Data Penunjang Pengembangan Wilayah Melalui Penerapan
Standar Operasional Prosedur (SOP) pada Bappeda Kabupaten Banggai
Laut.

1.1.1. Kondisi Saat Ini dan Kondisi Yang Diharapkan


Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional mengamanatkan pada Pasal 31 bahwa perencanaan
pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dan dalam penjelasan bahwa data adalah
keterangan objektif tentang suatu fakta baik dalam bentuk kuantitatif,
kualitatif, maupun gambar visual (images) yang diperoleh baik melalui
observasi langsung maupun dari yang sudah terkumpul dalam bentuk
cetakan atau perangkat penyimpan lainnya. Sedangkan, Informasi adalah
data yang sudah terolah yang digunakan untuk mendapatkan interpretasi
tentang suatu fakta. Data dan informasi yang dihimpun berhubungan
dengan kondisi daerah dan potensi daerah yang merupakan bagian penting
dalam proses perencanaan pengembangan wilayah demi hasil perencanaan
yang baik dan komprehensif. Data dan informasi yang berkualitas harus
dijadikan rujukan perencanaan, penentuan kebijakan dan program

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-2
RANCANGAN AKTUALISASI

pembangunan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Dengan


adanya data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan maka hasil dari
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah akan tercapai dengan
efektif dan efisien untuk kepentingan masyarakat.
Salah satu permasalahan yang ditemukan di Sub Bidang Pengendalian
Sarana dan Pengembangan Wilayah, Bidang Perencanaan Sarana dan
Pengembangan Wilayah pada Bappeda Kabupaten Banggai Laut adalah
keterbatasan akan data/dokumen perencanaan yang diperlukan untuk
kebutuhan perencanaan pengembangan wilayah. Secara umum kebutuhan
data/dokumen untuk perencanaan pengembangan wilayah dapat
diklasifikasikan menjadi data/dokumen Perencanaan Pembangunan,
Perencanaan Tata Ruang, Infrastruktur dan Non Infrastruktur. Untuk
data/dokumen perencanaan tata ruang dinas pengampuh penyedia data
adalah Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
sedangkan untuk kebutuhan data infrastruktur dasar seperti data air bersih,
perumahan, sanitasi dan jalan secara keseluruhan terdapat di Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan juga terdapat data/dokumen non
infrastruktur yang tersebar dibeberapa instansi teknis lainnya. Hal ini
mengakibatkan beberapa kendala saat melakukan suatu analisis tertentu
terkait pengembangan wilayah, disebabkan ketidaktersediaannya data
penunjang yang dibutuhkan tersebut. Kendala lain adalah masih kurangnya
koordinasi dan sinkronisasi data yang ada pada berbagai instansi, sehingga
data-data yang seharusnya saling berhubungan namun masih tersebar
dibeberapa instansi menyebabkan data tersebut tidak tersedia saat akan
melakukan perencanaan pengambangan wilayah.
Dari kondisi tersebut, sehingga perlu dilakukan sebuah perencanaan
dalam pembuatan sistem integrasi data untuk kebutuhan perencanaan
pengembangan wilayah. Data-data yang telah ada perlu diinventarisir dengan
baik, data-data yang masih tersebar dibeberapa instansi yang berkaitan
dengan perencanaan pengembangan wilayah dikumpulkan dan dilakukan
proteksi terhadap data-data tersebut untuk memudahkan proses
perencanaan pengembangan wilayah.

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-3
RANCANGAN AKTUALISASI

1.1.2. Penetapan Isu


Beberapa isu yang ditemukan pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Banggai Laut, pada Bidang Perencanaan Sarana dan
Pengembangan Wilayah, terkhusus Sub Bidang Pengendalian Sarana dan
Pengembangan Wilayah, dapat diidentifikasi dalam beberapa isu:
1. Belum terintegrasi data penunjang perencanaan pengembangan wilayah;
2. Lemahnya koordinasi antar Perangkat Daerah dalam pemenuhan data
pengembangan wilayah;
3. Belum adanya transfer pengetahuan tentang penggunaan aplikasi Sistem
Informasi Perangkat Daerah (SIPD) secara merata;
4. Keterbatasan prasarana dan sarana [enunjang pengembangan wilayah.
Dari keempat isu yang telah diidentifikasi maka dalam tahap
selanjutnya dilakukan penentuan isu yang memenuhoi syarat untuk
dilakukan tahapan analisis selanjutnya dengan menggunakan Analisis APKL.

Tabel 1.1
Penentuan Isu
Analisis APKL
KRITERIA
NO ISU KET
A P K L
1 Belum terintegrasi data penunjang √ √ √ √ MS
perencanaan pengembangan wilayah
Lemahnya koordinasi antar Perangkat
2 Daerah dalam pemenuhan data √ √ √ √ MS
pengembangan wilayah
Belum adanya transfer pengetahuan
3 tentang penggunaan aplikasi Sistem √ √ √ x TMS
Informasi Perangkat Daerah (SIPD)
secara merata
4 Keterbatasan prasarana dan sarana √ √ √ x TMS
penunjang pengembangan wilayah
Keterangan:
1. A : Aktual
2. P : Problematik
3. K : Khalayak
4. L : Layak
5. MS : Memenuhi Syarat
6. TMS : Tidak Memenuhi Syarat

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-4
RANCANGAN AKTUALISASI

Setelah ditemukan dua isu yang memenuhi syarat maka perlu


dilakukan analisis kembali untuk menemukan isu prioritas yang akan
dicarikan permasalahannya. Analisis yang akan digunakan untuk
menentukan isu prioritas adalah dengan Metode USG.

Tabel 1.2
Isu Prioritas
Metode USG
KRITERIA
NO ISU TOTAL PERINGKAT
U S G
Belum terintegrasi data penunjang
1 perencanaan pengembangan 5 5 5 15 1
wilayah
Lemahnya koordinasi antar
2 Perangkat Daerah dalam 4 5 4 13 2
pemenuhan data pengembangan
wilayah
Keterangan:
1. U : Urgency
2. S : Seriousness
3. G : Growth
4. 1 : Sangat Kecil
5. 2 : Kecil
6. 3 : Sedang
7. 4 : Besar
8. 5 : Sangat Besar

Dari hasil yang didapatkan melalui Metode USG untuk menentukan


Isu prioritas maka diperoleh isu “Belum Terintegrasi Data Penunjang
Perencanaan Pengembangan Wilayah” sebagai isu prioritas. Dari isu
prioritas tersebut maka akan dilakukan penentuan penyebab masalah
dengan melakukan analisis dengan Fishbone Diagram.

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-5
RANCANGAN AKTUALISASI

Gambar 1.1
Penyebab Masalah
Fishbone Diagram

CAUSES/PENYEBAB EFFECT/AKIBAT

MACHINE MONEY MAN


Belum ada Pokja,
SOP dan Juknis Belum menjadi Belum ada SDM
tentang Sistem prioritas dalam yang bertugas
Pengumpulan Data perencanaan khusus sebagai
terintegrasi penganggaran Pengumpul Data Belum terintegrasi
data penunjang
perencanaan
Tidak tersedia
Data tersebar Belum tersedia pengembangan
perangkat untuk
dibeberapa sistem/aplikasi wilayah
mengumpulkan
Perangkat Daerah pengumpulan data
data/digitalisasi
yang terintegrasi
data (Big Data)

ENVIROMENT MATERIAL METHODE

Hasil analisis diatas dengan menggunakan Fishbone Diagram ditemukan


enam penyebab masalah yaitu:
1. Belum ada SDM yang bertugas khusus sebagai Pengumpul Data;
2. Belum menjadi prioritas dalam perencanaan penganggaran;
3. Belum ada Kelompok Kerja (Pokja), Standar Operasional Prosedur (SOP)
dan Petunjuk Teknis (Juknis) tentang Sistem Pengumpulan Data
terintegrasi;
4. Belum tersedia sistem/aplikasi pengumpulan data terintegrasi;
5. Tidak tersedia perangkat untuk mengumpulkan data/digitalisasi data
(Big Data);
6. Data tersebar dibeberapa perangkat daerah.
Dari enam penyebab masalah tersebut perlu diklasifikasikan prioritas
penyebab masalah yang dapat diaktualisasikan selama masa habituasi dan
penyebab masalah lainnya akan dijadikan sebagai rencana tindak lanjut.
Penyebab masalah yang akan diaktualisasikan dan dibuat dalam bentuk
kegiatan:
1. Belum menjadi prioritas dalam perencanaan penganggaran;
2. Data tersebar dibeberapa perangkat daerah;

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-6
RANCANGAN AKTUALISASI

3. Belum ada Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Sistem


Pengumpulan Data terintegrasi.
Sedangkan penyebab masalah yang akan dijadikasn sebagai rencana
tindak lanjut adalah:
1. Belum ada SDM yang bertugas khusus sebagai Pengumpul Data;
2. Belum ada Kelompok Kerja (Pokja) dan Petunjuk Teknis (Juknis) tentang
Sistem Pengumpulan Data terintegrasi;
3. Belum tersedia sistem/aplikasi pengumpulan data terintegrasi;
4. Tidak tersedia perangkat untuk mengumpulkan data/digitalisasi data
(Big Data).

1.2. Visi, Misi Dan Gambaran Organisasi


1.2.1. Visi dan Misi Pemerintah Daerah
A. Visi
Visi Pemerintah Kabupaten Banggai Laut merupakan penjabaran visi
Bupati dan Wakil Bupati Banggai Laut hasil Pemilihan Kepala Daerah yang
dilaksanakan secara langsung pada Tahun 2020. Visi dan misi yang
ditawarkan kepada masyarakat Kabupaten Banggai Laut tersebut
merupakan janji politik Kepala Daerah terpilih yang harus dipenuhi sebagai
bentuk pertanggungjawaban publik dan implementasi amanah masyarakat.
Visi dan Misi tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai visi daerah. Visi Bupati
dan Wakil Bupati Kabupaten Banggai Laut Sofyan Kaepa, SH dan Ablit Hi.
Ilyas, SH yaitu:
“Terwujudnya Bangai Laut Yang Maju
Dan Berbudaya Berbasis Kearifan Lokal”

Adapun penjelasan kata-kata kunci (keywords) Visi sebagai berikut:


➢ Maju
Maju bermakna mewujudkan Banggai Laut sebagai daerah yang lebih
baik dan meningkat dari kondisi sebelumnya. Maju berarti pembangunan
daerah mampu meningktkan daya saing daerah yang tinggi (high
competitiveness) di regional maupun nasional berbasis pada potensi lokal,

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-7
RANCANGAN AKTUALISASI

yang didukung dengan disiplin dan etos kerja, daya kreasi, dan inovasi dari
masyarakat dan pemerintah daerah, serta seluruh pemangku kepentingan.
Maju berarti berhasil memberikan kemakmuran, kesejahteraan, dan
pemerataan pembangunan bagi masyarakat. Maju berarti penting dan
strategis dalam pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
inklusif (inclusive economy growth) yang bertumpu pada sektor unggulan
daerah yakni Sektor Perikanan dan Kelautan, Sektor Pertanian, dan Sektor
Pariwisata.
Maju berarti kemajuan daerah Banggai Laut yang ditunjang oleh
kuantitas dan kualitas infrastruktur strategis daerah yang memadai, untuk
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan masyarakat di pesisir dan
pulau-pulau. Maju berarti meningkatkan kualitas sumber daya manusia
masyarakat Kabupaten Banggai Laut, agar memiliki kemampuan dalam
persaingan yang semakin kompetitif dan inovatif menghadapi perubahan
global dan kemajuan information technology (IT).
Maju merupakan langkah untuk menciptakan kelembaagaan
Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai Laut yang lebih handal, profesional,
bersih, dan partisipatif yang berorientasi pada Pelayanan Publik (public
services) dengan dukungan hadirnya pemerintah daerah yang bersih dan
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) atau clean government, serta
meningkatkan kemajuan masyarakat berdasarkan adat dan budaya dalam
bentuk kearifan lokal (local wisdom) yang tumbuh dan hidup dalam
masyarakat Banggai Laut.
➢ Berbudaya
Berbudaya sebagai pengakuan atas nilai-nilai yang mengandung
keluhuran budi dan kebajikan yang hidup dalam tradisi-tradisi masyarakat
Banggai Laut yang sudah turun temurun, dalam berbagai bentuk
pengetahuan, sikap, tutur, tata aturan hukum, adat dan budaya yang
bersendikan Agama. Penerapan Prinsip Adat Bersendikan Agama.
Berbudaya sebagai bentuk dan kebijakan pelestarian adat dan budaya
Banggai, sehingga eksistensi kelembagaan adat-istiadat Banggai memiliki
peran penting dan strategis dalam kehidupan kemasyarakatan, Babasaloan
Banggai dan Keraton Batomundoan Banggai, dalam kehidupan

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-8
RANCANGAN AKTUALISASI

kemasyarakatan dan pranata-pranata hukum menjadi basis dan referensi


dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah bersama dengan sumber-
sumber hukum formal.
Budaya menjadi landasan gerak dan nilai dasar masyarakat Banggai
Laut dalam berperilaku, baik secara individual maupun sosial dan pranata
hukum adat yang mampu menjadi jiwa (spirit) individu, sehingga
terwujudnya Banggai Laut yang maju dan berbudaya berbasis kearifan lokal
yang bersendikan Agama tersebut.
➢ Kearifan Lokal
Kearifan Lokal mengandung pengertian sebagai pandangan hidup dan
ilmu pengetahuan, serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas
yang dilakukan oleh masyarakat Banggai Laut dalam menjawab berbagai
masalah dan tantangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup mereka sehari-
hari. Kearifan lokal terdiri atas, kearifan (wisdom) dan lokal (local).
Kearifan lokal merupakan kebijakan setempat, pengetahuan setempat (local
knowledge), dan kecerdasan setempat (local genious). Kearifan lokal merupakan
bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
itu sendiri. Kearifan lokal diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh
masyarakat lokal tertentu, melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan
diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu
wilayah tertentu.

B. Misi
Misi didefinisikan sebagai rumusan umum mengenai upaya-upaya yang
akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, dengan cara memperhatikan
kondisi umum daerah dan arah pembangunan. Rumusan misi
mencerminkan upaya-upaya menjalankan fungsi dan dan menguraikan apa
yang harus dilakukan dalam pencapaian Visi.
Misi adalah langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai visi
yang ditetapkan. Dalam kaitan ini misi pun akan terbagi dalam misi yang
terkait dengan rumusan penting sebagai ruh Misi. Untuk mewujudkan visi
yang telah diuraikan akan ditempuh melalui tujuh misi pembangunan daerah
Kabupaten Banggai Laut Tahun 2021-2026 sebagai berikut:

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-9
RANCANGAN AKTUALISASI

1. Penataan dan Penegakkan Hukum Berbasis Kearifan Lokal yaitu


Menata Pranata Adat dan Budaya dalam bangunan Hukum daerah yang
bersinergis dengan bangunan hukum Nasional sebagai landasan gerak
pembangunan yang berkelanjutan;
2. Pengembangan Sektor Unggulan Dan Industri Daerah yaitu
Pengembangan Sektor Unggulan dan Industri daerah melalui pengelolaan
dan pemanfaatan Sumber Daya Alam di Sektor Kelautan dan Perikanan,
Pertanian, Pariwisata Terintegrasi Berbasis Budaya;
3. Pendidikan Dan Kesehatan Yang Berdaya Saing yaitu Percepatan
Pengembangan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing dengan
keberpihakan pemerintah daerah pada Pendidikan formal-non formal dan
Pelayanan Kesehatan yang berkualitas;
4. Pemerataan Infrastruktur Dasar yaitu Pemerataan Infrastruktur Dasar
untuk Mengurangi Kesenjangan Wilayah Pada sarana dan prasarana
Jalan, Perumahan, Perhubungan, Air Bersih, Penerangan dan
Telekomunikasi;
5. Reformasi Birokrasi yaitu Menciptakan Kelembaagaan pemerintah
Daerah yang handal, professional, bersih dan partisipatif yang
berorientasi pada Pelayanan Publik;
6. Ekonomi Kerakyatan yaitu Memperkuat Ketahanan dan Meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi Daerah yang Inklusif Berbasis ekonomi
kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat;
7. Penataan Kota Yang Berwawasan Lingkungan Hidup Dan Tangguh
Bencana yaitu Mewujudkan Penataan kota Budaya dan modern dengan
mengutamakan Pelestarian Lingkungan dan Tangguh Bencana.

1.2.2. Gambaran Organisasi


Dalam rangka menjamin perkembangan, keseimbangan dan
kesinambungan pembangunan di daerah diperlukan perencanaan yang lebih
menyeluruh, terarah dan terpadu. Upaya yang sistematis untuk melakukan
tindakan yang tanggap dan tepat terhadap setiap permasalahan serta
antisipasi permalasahan yang muncul di masyarakat ataupun pada

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-10
RANCANGAN AKTUALISASI

lingkungan pengelolaan pemerintahan daerah merupakan perencanaan yang


baik.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai Laut adalah lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Banggai Laut yang melaksanakanurusan perencanaan pembangunan. Tugas
dan Fungsi Bappeda adalah sebagai berikut:
“Membantu Bupati dalam Melaksanakan Fungsi Penunjang
Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Daerah”

Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah mempunyai fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang Perencanaan Pembangunan
Daerah;
b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang Perencanaan
Pembangunan Daerah;
c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan
teknis di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah;
d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan
pemerintahan daerah di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan
fungsinya.

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-11
RANCANGAN AKTUALISASI

Gambar 1.2
Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Banggai Laut

KEPALA BAPPEDA

KELOMPOK JABATAN SEKRETARIS BAPPEDA


FUNGSIONAL

KASUBAG. UMUM DAN KASUBAG. PERENCANAAN,


KEPEGAWAIAN KEUANGAN DAN ASET

KEPALA BIDANG PERENCANAAN KEPALA BIDANG PERENCANAAN KEPALA BIDANG PENELITIAN DAN
EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA SARANA DAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
WILAYAH

KASUBID. PERENCANAAN EKONOMI KASUBID. PENATAAN RUANG KASUBID. EKONOMI PEMBANGUNAN,


WILAYAH INOVASI DAN TEKNOLOGI

KASUBID. PERENCANAAN SOSIAL KASUBID. FISIK PRASARANA KASUBID. SOSIAL DAN


BUDAYA PEMERINTAHAN

KASUBID. PENGENDALIAN EKONOMI KASUBID. PENGENDALIAN SARANA KASUBID. DATA DAN PELAPORAN
DAN SOSIAL BUDAYA DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-12
RANCANGAN AKTUALISASI

1.2.3. Tugas dan Fungsi Peserta


Peserta bertugas di unit kerja Bidang Perencanaan Sarana dan
Pengembangan Wilayah, Sub Bidang Pengendalian Sarana dan
Pengembangan Wilayah dengan Jabatan Fungsional sebagai Analis
Pengembangan Wilayah. Berdasarkan Analis Beban Kerja (ABK) peserta
memiliki Tugas Pokok sebagai berikjut:
1. Menerima dan memeriksa bahan data dan informasi sesuai prosedur
sebagai bahan analisa dalam rangka penyusunan dokumen
pengembangan wilayah;
2. Mengumpulkan bahan-bahan kerja sesuai dengan prosedur yang berlaku
untuk keperluan penyelesaian pekerjaan;
3. Mempelajari, menganalisa serta menelaah bahan-bahan sesuai dengan
ketentuan dalam pengembangan wilayah agar memperlancar
pelaksanaan tugas;
4. Menyusun bahan data dan informasi sesuai prosedur kerja untuk
dipedomani;
5. Menelaah dan menganalisa bahan data pengembangan wilayah sesuai
dengan ketentuan untuk menghasilkan output yang maksimal;
6. Menyusun laporan hasil kerja untuk disampaikan kepada pimpinan agar
hasil analisa dapat bermanfaat;
7. Memberikan saran berdasarkan pelaksanaan pekerjaan dan
pemanfaatannya untuk disampaikan kepada pimpinan unit;
8. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan
baik secara tertulis maupun lisan.

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum aktualisasi ini adalah penerapan nilai-nilai dasar ASN
berupa Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi dalam pelaksanaan tugas sebagai seorang PNS dan dapat memahami
kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yaitu Manajeman ASN, Pelayanan
Publik dan Whole of Government.

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-13
RANCANGAN AKTUALISASI

1.3.2. Tujuan Khusus


Tujuan khusus aktualisasi ini berkaitan dengan isu pada unit kerja Sub
Bidang Pengendalian Sarana dan Pengembangan Wilayah, Bidang
Perencanaan Sarana dan Pengembangan Wilayah pada Bappeda Kabupaten
Banggai Laut tentang masalah ketersediaan data pengembangan wilayah.
Perlu dilakukan integrasi data perencanaan pengembangan wilayah agar
data yang tersedia memiliki akurasi yang tinggi dan dapat
dipertanggungjawabkan.

1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Bagi Peserta
Manfaat bagi peserta dengan aktualisasi ini agar dapat memahami dan
menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN melalui latihan mengidentifikasi
isu dan permasalahan di unit kerja serta menanamkan nilai-nilai tersebut
pada aspek kedudukan dan peran ASN dalam NKRI.

1.4.2. Manfaat Bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD)


Manfaat bagi OPD yaitu Bappeda Kabupaten Banggai Laut dengan
aktualisasi ini dapat meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan
sebagai fungsi utama Bappeda karena ketersediaan data akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan yang menjadi dasar acuan dalam pelaksanaan
perencanaan pembangunan.

1.4.3. Manfaat Bagi Pemerintah


Manfaat bagi pemerintah yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai
Laut dengan aktualisasi ini dan terintegrasi data perencanaan
pengembangan wilayah maka akan memudahkan dalam tahapan
perencanaan, pengambilan kebijakan dan pembangunan daerah karena
setiap keputusan yang diambil dapat terukur dengan ketersediaan data yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabnkan.

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-14
RANCANGAN AKTUALISASI

1.4.4. Manfaat Bagi Masayarakat


Manfaat bagi masyarakat Banggai Laut dengan terintegrasinya data
pada salah satu unit kerja maka dapat memudahkan masyarakat dalam
pemenuhan data terkait pengembangan wilayah jika masyarakat
membutuhkan informasi tentang data tersebut.
Dengan terintegrasinya data maka akan memudahkan masyarakat
dalam melakukan pembangunan yang diindikasikan dengan mudahnya
masyarakat dalam mendapatkan informasi penggunaan lahan jika ingin
melakukan pembangunan dikawasan tertentu.

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH I-15
RANCANGAN AKTUALISASI

BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1. NILAI-NILAI DASAR ASN


Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun
2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, peserta Pelatihan
Dasar diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN
dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada
tempat tugas, sehingga peserta Latsar dapat merasakan manfaatnya secara
langsung. Nilai-nilai dasar ASN yang merupakan seperangkat prinsip yang
menjadi landasan dalam menjalankan profesi ASN.
Nilai-nilai dasar ASN yang merupakan seperangkat prinsip yang menjadi
landasan dalam menjalankan profesi ASN adalah sebagaiberikut:

2.1.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertical (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal
accountability). Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas horizontal
adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Amanah seorang PNS
adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik, indikatornya adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Nilai dan Indikator Akuntabilitas

NO NILAI-NILAI INDIKATOR
1 Tanggung Menyelesaikan pekerjaan dan tugas-tugas secara
Jawab tuntas dan dengan hasil terbaik serta mampu
mempertanggungjawabkan
2 Jujur Memberikan laporan kinerja dengan memberikan
buktinyata dari hasil dan proses yang dilakukan
3 Kejelasan Target Melakukan perencanaan atas apa yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan dengan melalui
identifikasi program atas kebijakan yang perlu
dilakukan, siapa yang bertanggung jawab, kapan
akan dilaksanakan, dan biaya yang dibutuhkan

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-1
RANCANGAN AKTUALISASI

NO NILAI-NILAI INDIKATOR
4 Netral Menunjukkan sikap netralitas PNS dari kepentingan
tertentu
5 Orientasi Publik Mengutamakan kepentingan masyarakat diatas
kepentingan pribadi dan golongan
6 Adil Melayani masyarakat tanpa diskriminasi dan
ketidakjujuran
7 Transparan Keterbukaan dalam melakukan kegiatan organisasi
8 Konsisten Melakukan tindakan yang telah disepakati dan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku dari
waktukewaktu
9 Partisipatif Ikut terlibat secara mental dan emosi kepada
pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab
didalamnya

2.1.2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk
mengaktualisasikan nilai dasar nasionalisme. Adapun nilai-nilai
indikatornya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2
Nilai dan Indikator Nasionalisme

NO NILAI-NILAI INDIKATOR

1 Ketuhanan 1. Menghadirkan Tuhan pada setiap aktivitas;


2. Menghormati kemerdekaan beragama;
3. Membina kerukunan hidup antar umat beragama.
2 Kemanusiaan 1. Mencintai sesama manusia;
2. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
3. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai
harkat martabat;
4. Membela kebenaran dan keadilan.
3 Persatuan 1. Mengutamakan keutuhan bangsa;
2. Rela berkorban;
3. Mengembangkan rasa bangga berbangsa dan
bernegara tanah air Indonesia baik dalam pikiran,
ucapan dan perbuatan;
4. Memajukan pergaulan antar sesama manusia;
5. Menjaga persatuan dalam keberagaman.
4 Kerakyatan 1. Menghormati kedudukan, hak dan kewajiban yang

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-2
RANCANGAN AKTUALISASI

NO NILAI-NILAI INDIKATOR

sama;
2. Mendahulukan kepentingan bersama;
3. Tidak memaksakan kehendak;
4. Melaksanakan hasil musyawarah mufakat;
5. Bertanggung jawab atas keputusan bersama;
6. Membangun rasa persaudaraan dengan berbagai
suku dan budaya.
5 Keadilan 1. Membangun semangat kekeluargaan dan
Sosial kegotong- royongan;
2. Mendahulukan kewajiban dari pada hak;
3. Gemar menolong orang lain;
4. Menghormati hak orang lain dalam pelayanan
publik;
5. Mengembangkan pola hidup sederhana;
6. Mengakui dan menghargai kesempatan berkarya.

2.1.3. Etika Publik


Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di
dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau
buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan
kewajiban yang baik dan benar. Adapun indikatornya sebagai berikut:

Tabel 2.3
Nilai dan Indikator Etika Publik

NO NILAI-NILAI

1 Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;


2 Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945;
3 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
4 Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
5 Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
6 Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7 Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
8 Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-3
RANCANGAN AKTUALISASI

NO NILAI-NILAI

9 Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,


tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
10 Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
11 Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
12 Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13 Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
14 Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

2.1.4. Komitmen Mutu


LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam
menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang
digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu
hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi
diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikankegiatan. Adapun indikatornya sebagai berikut:

Tabel 2.4
Nilai dan Indikator Komitmen Mutu

NO NILAI-NILAI INDIKATOR
1 Efektif 1. Memenuhi kebutuhan masyarakat;
2. Mencapai target;
3. Berhasil guna.
2 Efisien 1. Menjalankan tugas dengan tepat dan cermat;
2. Bekerja berdaya guna dan bertepatguna;
3. Bekerja tanpa kesalahan dan tanpa pemborosan.
3 Inovatif Berpikir kreatif dan inovatif.
4 Orientasi 1. Bekerja dengan komitmen bagi kepuasan
Mutu masyarakat;
2. Bekerja cepat, tepat dan ramah;
3. Melayani dengan hati;
4. Melindungi dan mengayomi;
5. Melakukan perbaikan berkelanjutan.

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-4
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1.5. Anti Korupsi


Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun nilai -
nilai indikator nya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5
Nilai dan Indikator Anti Korupsi

NO NILAI-NILAI INDIKATOR
1 Jujur 1. Tidak melakukan perbuatan curang pada saat
melakukan pengadaan;
2. Tidak melakukan perbuatan curang pada saat
pengawasan proyek;
3. Tidak melakukan perbuatan curang pada saat
melakukan inventarisasi aset milik Negara.
2 Peduli 1. Tidak membiarkan orang lain merusak atau
menghilangkan barang inventaris dan kekayaan
instansi;
2. Bersedia memberi keterangan atas kasus
penyalahgunaan wewenang dan kerugian negara
yang sedang dilakukan penanganan berwajib.
3 Mandiri 1. Tidak melakukan penyuapan untuk melancarkan
urusannya;
2. Tidak memberikan hadiah atau imbalan berupa
apapun pada petugas/pejabat yang telah
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya;
3. Tidak tergantung dengan orang lain dalam
melaksanakan tugas pokoknya.
4 Disiplin 1. Tidak melakukan tindakan melawan hukum;
2. Taat menjalankan tugas yang diberikan oleh
atasan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5 Tanggung 1. Tidak menyalahgunakan wewenang untuk
Jawab menguntungkan diri sendiri/ orang lain dan
korporasi dan dapat merugikan keuangan negara;
2. Tidak menerima imbalan apapun atas
pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggungjawabnya.
6 Kerja keras 1. Bekerja dengan hasil terbaik dan tidak meminta

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-5
RANCANGAN AKTUALISASI

NO NILAI-NILAI INDIKATOR
imbalan apapun atas pelaksanaan pekerjaan yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya;
2. Memiliki kemampuan dan kemauan bekerja sesuai
aturan;
3. Memiliki ketekunan dalam bekerja untuk
mendapatkan hasil terbaik.
7 Sederhana 1. Efisien dalam menggunakan sumber daya untuk
mendapatkan hasil terbaik;
2. Mensyukuri apapun hasil yang dicapainya setelah
melakukan upaya maksimal;
3. Memiliki gaya hidup sederhana yang akan
mempengaruhi pelaksanaan tugas pokoknya;
4. Menggunakan dan memelihara aset negara.
8 Berani 1. Berani menolak perintah yang berlawanan dengan
hukum dana dapat merugikan negara;
2. Berani memberikan informasi sesuai dengan fakta.
9 Adil 1. Memberikan layanan sesuai dengan aturan yang
berlaku secara konsisten pada semua orang;
2. Memberikan sesuai dengan apa yang menjadi
Haknya.

2.2. KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI


2.2.1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN
lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman.
Sebagai salah satu sumber daya dalam pemerintahan, Aparatur Sipil
Negara (ASN) mempunyai peran yang amat penting dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern,
demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan
pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang
Undang Dasar Tahun 1945.

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-6
RANCANGAN AKTUALISASI

Pegawai ASN memiliki peran sebagai perencana, pelaksana, dan


pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
Untuk dapat menjalankan perannya dengan baik, Pegawai ASN memiliki
fungsi sebagai:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa.
Kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat
kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya
diberikan. Dalam UU ASN, disebutkan kewajiban Pegawai ASN antara lain:
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Profesi ASN berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku yang
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-7
RANCANGAN AKTUALISASI

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan


berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan;
5. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundangundangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;

2.2.2 Pelayanan Publik


Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah,
dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pelayanan publik sebagaimana
termuat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Pengklasifikasian bentuk pelayanan publik dapat dibagi menjadi:
1. Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik;
2. Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik;
3. Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai jasa yang
dibutuhkan oleh publik; dan

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-8
RANCANGAN AKTUALISASI

4. Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan


peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang
mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah:
1. Partisipatif;
2. Transparan;
3. Responsif;
4. Tidak diskriminatif;
5. Mudah dan Murah;
6. Efektif dan Efisien;
7. Aksesibel;
8. Akuntabel; dan
9. Berkeadilan.
Hal-hal fundamental yang harus menjadi pola fikir ASN dalam
pelayanan publik adalah:
1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi:
2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga
negara;
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-
hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan dating;
4. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga
berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi warga negara (proteksi).
ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas
dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Dalam menerjemahkan budaya birokrasi yang lebih operasional
dalam melayani masyarakat adalah:

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-9
RANCANGAN AKTUALISASI

1. Birokrasi harus memiliki kode etik untuk mengatur hal-hal apa saja yang
secara etis boleh dan tidak boleh dilakukan, misalnya yang terkait dengan
konflik kepentingan;
2. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan
prinsip melayani sebagai suatu kebanggaan;
3. Birokrasi harus memiliki code of conduct, bagaimana cara birokrasi
bertingkah laku dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
(warga negara);
4. Birokrasi harus memiliki etika profesionalisme sebagai seorang birokrat.

2.2.3. Whole Of Government (WoG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
WoG menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang
mendapatkan perhatian dari pemerintah karena: Pertama, adalah adanya
faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Kedua, terkait faktor-faktor
internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai
akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang
nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong
adanya potensi disintegrasi bangsa.
WoG dapat dipraktekkan dalam kontinum koordinasi-merger, di mana
pelaksanaan WoG dilakukan mulai dari sebatas koordinasi tanpa ada
dampak perubahan institusi atau kelembagaan sampai dengan proses
merger atau penyatuan beberapa lembaga menjadi satu unit organisasi baru.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik
dari sisi penataan institusi formal maupun informal yaitu:
1. Penguatan koordinasi antar Lembaga;
2. Membentuk lembaga koordinasi khusus;

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-10
RANCANGAN AKTUALISASI

3. Membentuk gugus tugas; dan


4. Koalisi sosial.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik
yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah:
1. Pelayanan yang Bersifat Adminisitratif;
2. Pelayanan Jasa;
3. Pelayanan Barang; dan
4. Pelayanan Regulatif.
Karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsipprinsip
kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup
keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan. Pendekatan
WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori hubungan
antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
1. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a. Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan
dampak;
b. Dialog atau pertukaran informasi;
c. Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
2. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a. Joint working, atau kolaborasi sementara;
b. Joint venture, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada
pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu penulis
kerjasama;
c. Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif.
3. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
a. Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada
isu besar yang menjadi urusan utama salah satu penulis kerjasama;
b. Union, berupa unifikasi resmi, identitas masing-masing masih
nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-11
RANCANGAN AKTUALISASI

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme, telah ditetapkan asas-asas umum penyelenggaraan negara, yang
harus menjadi acuan dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan
negara oleh Aparatur Negara yaitu:
1. Asas Kepastian Hukum;
2. Asas Kepentingan Umum;
3. Asas Akuntabilitas;
4. Asas Proporsionalitas;
5. Asas Profesionalitas;
6. Asas Keterbukaan;
7. Asas Efisiensi; dan
8. Asas Efektifitas.

2.3. RENCANA AKTUALISASI


Unit Kerja Sub Bidang Pengendalian Sarana dan Pengembangan
Wilayah, Bidang Perencanaan Sarana dan Pengembangan
Wilayah pada Bappeda Kabupaten Banggai Laut
Isu Yang Diangkat Belum terintegrasi data penunjang perencanaan
pengembangan wilayah.
Keterkaitan Agenda III:
Pelayanan Publik dalam hal ini diklasifikasikan pada
Pelayanan Regulatif yang mengatur kebijakan publik yang
dapat memberikan informasi data kepada masyarakat.
Whole of Government dimana diterapkan adanya
kolaborasi, koordinasi, sinergitas dan kerjasama antar
instansi pemerintah daerah dalam hal pengintegrasian
data perencanaan pengembangan wilayah.
Gagasan Pemecahan Perencanaan Integrasi Data Penunjang Pengembangan
Masalah Wilayah Melalui Penerapan Standar Operasional Prosedur
(SOP) pada Bappeda Kabupaten Banggai Laut.

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-12
RANCANGAN AKTUALISASI

Tabel 2.6
Matriks Rancangan Aktualisasi

PENGUATAN
KETERKAITAN SUBSTANSI KONTRIBUSI TERHADAP
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL NILAI
MATA PELATIHAN VISI DAN MISI DAERAH
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1 Persiapan Melapor dan konsultasi Disetujuinya rancangan Akuntabilitas: (Kejelasan Visi: Terwujudnya
perencanaan kepada mentor tentang aktualisasi Target, Transparan) Banggai Laut Yang Maju
pembuatan SOP persiapan aktualisasi Nasionalisme: (Kerakyatan) Dan Berbudaya Berbasis
Integrasi Data serta pengajuan Etika Publik: (Menghargai Kearifan Lokal
Pengembangan rancangan aktualisasi komunikasi, konsultasi, dan
Wilayah Kerjasama) Misi Kelima, Reformasi
Konsultasi dan Terlaksananya Akuntabilitas: (Kejelasan Birokrasi yaitu
koordinasi rancangan konsultasi dan Target, Transparan) Menciptakan
aktualisasi kepada koordinasi serta arahan Nasionalisme: (Kerakyatan) Kelembaagaan pemerintah
pimpinan dan masukan dari Etika Publik: (Menghargai Daerah yang handal,
pimpinan terkait komunikasi, konsultasi, dan profesional, bersih, dan
aktualisasi Kerjasama) partisipatif yang
Meminta izin dan Diberikannya izin dan Nasionalisme: (Kerakyatan) berorientasi pada
persetujuan kepada persetujuan Etika Publik: Pelayanan Publik
pimpinan untuk pelaksanaan aktualisasi (Mengutamakan
melaksanakan kepemimpinan berkualitas
aktualisasi tinggi)
Anti Korupsi: (Disiplin)
Agenda III:
Manajemen ASN: (Kode Etik
dan Kode Perilaku ASN)
2 Identifikasi Membuat daftar List kebutuhan data dan Akuntabilitas: (Kejelasan Visi: Terwujudnya
kebutuhan data kebutuhan data dan OPD pengampuh data Target) Banggai Laut Yang Maju
pengembangan OPD pengampuh data Komitmen Mutu: (Efisien) Dan Berbudaya Berbasis
wilayah pengembangan wilayah Kearifan Lokal
Pengumpulan data Terkumpulnya soft file Akuntabilitas: (Tanggung
pengembangan wilayah data pengembangan Jawab) Misi Keempat,
wilayah Pemerataan

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-13
RANCANGAN AKTUALISASI

PENGUATAN
KETERKAITAN SUBSTANSI KONTRIBUSI TERHADAP
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL NILAI
MATA PELATIHAN VISI DAN MISI DAERAH
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
Etika Publik: (Membuat Infrastruktur Dasar yaitu
keputusan berdasarkan Pemerataan Infrastruktur
prinsip keahlian) Dasar untuk Mengurangi
Komitmen Mutu: (Inovatif) Kesenjangan Wilayah
Proteksi data yang Terproteksinya soft file Akuntabilitas: (Jujur,
telah terkumpul data pengembangan Transparan)
wilayah Etika Publik: (Memberikan
layanan secara jujur, tepat,
akurat)
Komitmen Mutu: (Orientasi
Mutu)
Anti Korupsi (Jujur,
Tanggung Jawab, Berani,
Adil)
Agenda III:
Pelayanan Publik:
(Pelayanan Regulatif);
WoG: (Koordinasi, Integrasi,
Kedekatan dan Pelibatan).
3 Penyusunan SOP Penyusuna SOP Draf SOP Integrasi Data Akuntabilitas: (Tanggung Visi: Terwujudnya
Integrasi Data Integrasi Data Pengembangan Wilayah Jawab, Transparan, Banggai Laut Yang Maju
Pengembangan Pengembangan Konsisten) Dan Berbudaya Berbasis
Wilayah Wilayah Nasionalisme: (Keadilan Kearifan Lokal
Sosial)
Etika Publik: (Menjalankan Misi Kelima, Reformasi
tugas secara professional, Birokrasi yaitu
Memberikan layanan secara Menciptakan
jujur, tepat, akurat) Kelembaagaan pemerintah
Komitmen Mutu: (Efisien) Daerah yang handal,
Anti Korupsi: (Jujur, profesional, bersih, dan
Tanggung Jawab) partisipatif yang

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-14
RANCANGAN AKTUALISASI

PENGUATAN
KETERKAITAN SUBSTANSI KONTRIBUSI TERHADAP
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL NILAI
MATA PELATIHAN VISI DAN MISI DAERAH
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
Melakukan konsultasi Arahan dan masukan Akuntabilitas: (Kejelasan berorientasi pada
terhadap perbaikan terhadap perbaikan SOP Target, Transparan) Pelayanan Publik
SOP Nasionalisme: (Kerakyatan)
Etika Publik: (Menghargai
komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama)
Melakukan perbaikan Hasil perbaikan draf Akuntabilitas: (Tanggung
SOP dari hasil SOP Jawab)
konsultasi Komitmen Mutu (Orientasi
Mutu)
Agenda III:
WoG: (Koordinasi, Integrasi,
Kedekatan dan Pelibatan).
4 Uji Publik SOP Mengundang Kepala Surat undangan uji Aktualisasi: (Partisipatif) Visi: Terwujudnya
Integrasi Data Bidang, Mentor, Kepala publik Nasionalisme: (Keadilan Banggai Laut Yang Maju
Pengembangan Sub Bidang dan staf Sosial) Dan Berbudaya Berbasis
Wilayah Bidang Perencanaan Kearifan Lokal
Sarana dan
Pengembangan Misi Kelima, Reformasi
Wilayah untuk Uji Birokrasi yaitu
Publik SOP Menciptakan
Memaparkan SOP Berita Acara Hasil Uji Akuntabilitas: (Jujur, Kelembaagaan pemerintah
Integrasi Data Publik SOP Integrasi Transparan) Daerah yang handal,
Pengembangan Data Pengembangan Nasionalisme: (Kerakyatan) profesional, bersih, dan
Wilayah dan mencatat Wilayah Etika Publik: partisipatif yang
poin-poin penting hasil (Mempertanggung jawabkan berorientasi pada
uji publik tindakan dan kinerjanya Pelayanan Publik
kepada publik)
Perbaikan SOP Perbaikan draf SOP hasil Akuntabilitas: (Tanggung
Integrasi Data uji publik Jawab, Jujur)
Pengembangan Komitmen Mutu: (Orientasi
Wilayah hasil uji publik Mutu)

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-15
RANCANGAN AKTUALISASI

PENGUATAN
KETERKAITAN SUBSTANSI KONTRIBUSI TERHADAP
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL NILAI
MATA PELATIHAN VISI DAN MISI DAERAH
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
Agenda III
Manajemen ASN: (Kode Etik
dan Kode Perilaku ASN)
Pelayanan Publik:
(Pelayanan Administratif)

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-16
RANCANGAN AKTUALISASI

2.4. JADWAL KEGIATAN

Tabel 2.7
Jadwal Kegiatan
MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU
NO KEGIATAN DAN TAHAP KEGIATAN
KE-I KE-II KE-III KE-IV
Persiapan perencanaan pembuatan SOP Integrasi Data Pengembangan
1
Wilayah
Melapor dan konsultasi kepada mentor tentang persiapan aktualisasi
a
serta pengajuan rancangan aktualisasi
b Konsultasi dan koordinasi rancangan aktualisasi kepada pimpinan
Meminta izin dan persetujuan kepada pimpinan untuk melaksanakan
c
aktualisasi
2 Identifikasi kebutuhan data pengembangan wilayah
Membuat daftar kebutuhan data dan OPD pengampuh data
a
pengembangan wilayah
b Pengumpulan data pengembangan wilayah
c Proteksi data yang telah terkumpul
3 Penyusunan SOP Pengelolaan Pusat Data Terintegrasi
a Penyusuna SOP Integrasi Data Pengembangan Wilayah
b Melakukan konsultasi SOP kepada mentor dan pimpinan
c Melakukan perbaikan SOP dari hasil konsultasi

4 Uji Publik SOP Integrasi Data Pengembangan Wilayah

Mengundang Kepala Bidang, Mentor, Kepala Sub Bidang dan staf Bidang
a Perencanaan Sarana dan Pengembangan Wilayah untuk melakukan
pengecekan kembali SOP Inetegrasi Data Pengembangan Wilayah
Memaparkan SOP Integrasi Data Pengembangan Wilayah dan mencatat
b
poin-poin penting hasil uji publik
c Perbaikan SOP Integrasi Data Pengembangan Wilayah hasil uji publik

LATSAR CPNS ANGKATAN LXXXV KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH II-17

Anda mungkin juga menyukai