Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ANALISA DOKUMEN LINGKUNGAN DALAM PEKERJAAN


PERENCANAAN TEKNIK JALAN PAKET PERENCANAAN JALAN
PANTURA SEPANJANG 54 KM DI PROVINSI BANTEN
(BALARAJA – SERANG, SERANG – CILEGON, CILEGON – MERAK)

Disusun dan diajukan oleh:

Intan Yuniarti,ST,MEng
NIP. 198706232010122002

SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL


PROVINSI BANTEN
BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL BANTEN
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
ridho-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisa dokumen lingkungan
dalam pekerjaan perencanaan teknik jalan paket perencanaan jalan pantura sepanjang 54 km di
Provinsi Banten (Balaraja – Serang, Serang –Cilegon, Cilegon – Merak) ” tepat pada waktunya.

Maksud dari penyusunan makalah ini, antara lain adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam pengajuan usulan penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Teknik Jalan dan
Jembatan Muda, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; serta dengan harapan dapat memotivasi penyusun sehingga mampu memahami dan
memperdalam segala pembahasan dan aplikasi terkait perencanaan jembatan gantung.
Pada kesempatan ini, penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada rekan – rekan kerja
pada Satuan Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VI
Jakarta, dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta, atas segala dukungan dan
bantuannya, sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait.
Serta Penyusun berharap semoga apa yang kita lakukan mendapatkan limpahan rahmat dari Allah
SWT dan berguna bagi kita semua. Aamiin ya rabbalallamiin..
Wassalamu ‘Alaikum Wr.Wb.

Serang, Mei 2021


Penyusun

Intan Yuniarti, ST,MEng


NIP.198706232010122002
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 2
I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 2
I.2 Maksud Dan Tujuan ....................................................................................... 3
I.3 Ruang Lingkup Pekerjaan .............................................................................. 3
I.4 Lokasi Proyek................................................................................................. 4
I.5 Dasar Pedoman............................................................................................... 5
II. PEMBAHASAN ...................................................................................................... 7
2.1. Gambaran Teknis Proyek ............................................................................... 7
2.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ....................................................................... 7
2.3. Penyusunan Matriks Interaksi Rencana Kegiatan .......................................... 9
2.4. Kondisi Existing Ruas Jalan........................................................................... 9
2.5. Keterkaitan Dengan Instansi Lain ................................................................ 13
III. PREDIKSI KOMPONEN LINGKUNGAN TERDAMPAK ............................... 14
3.1. Aspek Komponen Lingkungan Yang Perlu Diperhatikan ........................... 14
3.2. Aspek Sosial – Ekonomi dan Aspek Sosial – Budaya ................................. 16
3.3. Sarana dan Prasarana.................................................................................... 17
3.4. Persepsi Masyarakat Terhadap Proyek ........................................................ 18
IV. JENIS DAMPAK YANG DIPANTAU DAN UPAYA PENGELOLAAN ......... 19
IV.1. Identifikasi.................................................................................................... 19
IV.2. Dampak Yang Dipantau ............................................................................... 19
IV.3. Perumusan Pengelolaan Lingkungan Tahap Pra Konstruksi ....................... 21
IV.4. Perumusan Pengelolaaan Lingkungan Terhadap Konstruksi ....................... 22
IV.5. Perumusan Pengelolaan Lingkungan Terhadap Pasca Konstruksi .............. 26
V. KESIMPULAN ...................................................................................................... 28
VI. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29

1
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dengan meningkatnya volume kendaraan tentunya akan berpengaruh
terhadap percepatan kerusakan alinyemen jalan yang ada. Salah satu sistem
penanganan yang cukup berpengaruh adalah melakukan perencanaan teknis
yang baik serta pelaksanaan pembangunan jalan yang dilakukan dengan
pertimbangan serta masukan mengenai desain perencanaan jalan itu sendiri,
baik secara teknis atau pengelolaan lingkungan dan yang dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
Faktor upaya pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan,
diharapkan akan mendapatkan hasil desain atau perancangan yang tidak
berdampak negatif serta dapat dengan segera melakukan tindakan antisipasi
yang tepat dan akurat.
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) ini untuk selanjutnya harus
dievaluasi dan mendapatkan persetujuan Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten / Kota setempat sehingga dapat difungsikan sebagai dokumen
rujukan definitif dalam pengelolaan lingkungan hidup Pekerjaan
Perencanaan Jalan Pantura Sepanjang 54.0 km. Adapun lokasi pekerjaan
paket ini terletak di daerah Balaraja, Serang, Cilegon, dan merak di Provinsi
Banten.
Setiap jenis usaha dan atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi
dengan AMDAL, wajib melakukan UKL dan UPL. Berdasarkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No 16 Tahun 2012, lampiran IV, mengenai
pedoman pengisian formulir UKL – UPL, Pekerjaan Perencanaan Teknik
Jalan Paket Perencanaan Jalan Pantura Sepanjang 54.0 km perlu didukung
dokumen lingkungan hidup UKL – UPL untuk meminimalisir dampak
negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dan meningkatkan dampak
positif.
Dengan adanya laporan ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi
pemrakarsa, pengelola kegiatan atau intansi yang terlibat, dalam hal lingkup
tugas serta tanggung jawab dalam pengelola lingkungan yang terkait dalam
kegiatan proyek tersebut. Kemudian dapat menentukan penilaian

2
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dalam tahap tahap
pra kontruksi dan pasca konstruksi. Sebagai masukan bagi pengambil
keputusan, perencana, pemrakarsa dalam pelaksanaan Pemantauan
Lingkungan

I.2 Maksud Dan Tujuan


Maksud Dari Pengelolaan Lingkungan Dan Pemantauan Lingkunagan
Pada Proyek Perencanaan Teknik Jalan adalah antara lain untuk
mengupayakan pengelolaan lingkungan secara terpadu dalam pemanfaatan,
panataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendaliaan dan pengembangan
lingkungan hidup, sehingga sumber daya alam akan dapat dilestarikan,
dicegah atau dikurangi dari pencemaran dan perusakan lingkungan,
khususnya pada lokasi ruas jalan yang akan ditingkatkan sesuai dengan
program Final Engineering Design (FED). Adapun tujuan dari penelitian
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemanfaatan Lingkungan
(UPL) pada hakekatnya adalah untuk mengendalikan dampak negatif serta
pengembangan dampak positif sebagai akibat kegiatan proyek pembangunan
jalan berikutnya.
Adapun manfaat maupun teknis yang digunakan untuk mencapai
tujuan utama dalam pengelolaan atau pemantauan lingkungan adalah
sebagai berikut :
a. Merumuskan tata cara dan langkah-langkah dalam menangani
dampak negatif yang timbul serta mengembangkan dampak positif.
b. Mempertahankan kelestarian kualitas dan daya dukung lingkungan.
c. Memanfaatkan sumber daya alam secara oftimal dan bijaksana.
d. Mengikutsertakan intansi terkait dalam kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.

I.3 Ruang Lingkup Pekerjaan


Dengan mengacu pada Kepmen Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2001
mengenai penjelasan untuk Pembangunan dan Peningkatan Jalan dengan
Pelebaran diluar daearah milik jalan (DMJ) dengan panjang lebih besar atau
sama dengan 30 Km, kemudian ketentuan dari Dirjen Bina Marga yang
terdiri atas :
a. Pembangunan Jalan Tol.

3
b. Pembangunan dan Peningkatan Jalan Arteri Primer lebih dari atau
sama dengan 4 lajur.
c. Pembangunan dan Peningkatan Jalan arteri sekunder dengan 2 lajur
terpisah oleh median permanen, dengan jumlah lajur sekurang-
kurangnya 2 pada setiap lajur.
Menyarankan bahwa harus diikuti dengan laporan hasil penelitian
AMDAL, tetapi jika panjang ruas jalan lebih pendek dari 30 km, dan masih
masuk daerah milik jalan (DMJ) serta tidak termasuk kedalam ketentuan dari
Dirjen Bina Marga, maka pelaporan ini dibuat berdasarkan data-data yang
ada hasil analisis system penanganan lingkungan di lapangan yang
menunjukan bahwa daerah lokasi proyek masuk dalam daerah milik jalan
(DMJ) dan dari data-data sekunder dan hasil pengkajian lingkungan dengan
menggunakan instrument penapisan yang baku.
Dari hasil penyaringan tersebut disimpulkan bahwa upaya pengelolaan
dampaknya masih bisa diselesaikan dan dikelola secara teknis, dengan
demikian lingkup pekerjaan penanganan lingkungan hanya melakukan
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) saja.

I.4 Lokasi Proyek


Lokasi proyek yang disurvey adalah sebagai berikut :
1. Nama pekerjaan : Pekerjaan Perencanaan Teknik Jalan
2. Paket : Perencanaan Jalan Pantura Sepanjang 54.0 km
3. Ruas Jalan : Balaraja – Serang, Serang – Cilegon, Cilegon – Merak
4. Penyedia Jasa : PT. JASAKONS NUSAJAYA.
5. Nomor Kontrak : KU 08.08/SKNVTPPJJ.PB/II/29.02.2008.002
6. Tanggal Kontrak : 29 Februari 2008
7. Tanggal SPMK : 29 Februari 2008
8. Waktu Pelaksanaan : 150 hari kalender
9. Awal Pelaksanaan : 29 Februari 2008
10. Akhir Pelaksnaan : 29 Juli 2008

4
Ruas jalan yang akan dilakukan survey adalah sebagai berikut :
Fungsi
No Nama Ruas No.Link Panjang Pekerjaan
Jalan

1 Balaraja – Serang 003.N ARTERI 31 FED

2 Serang – Cilegon 002.N ARTERI 11,567 FED

3 Cilegon – Merak 001.N ARTERI 13,7 FED

Total Panjang 56,267

Ket : FED = Full Engineering Design

11. Pengguna Jasa


Pengguna jasa adalah Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan
Dan Pengawasan Jalan Dan Jembatan Banten (SNVT P2JJ Banten).

I.5 Dasar Pedoman


Timbulnya permasalahan lingkungan sebagai akibat dari pembagunan
yang tidak dilaksanakan secara bijaksana. Untuk mengatur semua ini
Pemerintah telah menyiapkan beberapa perangkat peraturan yang jelas, tegas
dan menyeluruh, yang dituangkan dalam :
a. Undang-undang No. 5 tahun 1960, tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria.
b. Undang-undang No. 5 tahun 1974, tentang Pokok-pokok Pemerintah
di Daerah.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1985 tentang Jalan.
d. Undang-undang No. 14 tahun 1991, tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
e. Undang-undang No. 24 tahun 1992, tentang Penataan Ruang.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1993 tentang Analisis
mengenai Dampak Lingkungan.
g. Keputusan Presiden Nomor 55 tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

5
h. Keputusan Mentri KLH Nomor : 12/MENLH/3/94, tentang Pedoman
Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan.
i. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor
056 tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
j. Kepmen Lingkungan Hidup Nomor 39 tahun 1996 tentang Jenis Usaha
atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL yang mengganti
Kepmen Lingkungan Hidup No. 11 tahun 1994.
k. Permen PU Nomor 69 tahun 1995 tentang Pedoman Teknis AMDAL
Proyek Bidang PU
l. Kepmen PU No. 58 tahun 1995 tentang Petunjuk Tata Laksana
AMDAL Departemen PU.
m. Kepmen PU No. 147 tahun 1995 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Kerangka Acuan Andal Bidang PU.
n. Kepmen PU No. 148 tahun 1995 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
RKL dan RPL Proyek Bidang PU.
o. Keputusan Kepal Bapedal Nomor 299 tahun 1996 tentang Pedoman
Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan AMDAL.
p. Keputusan Mentri Pekerjaan Umum Nomor : 296 /KPTS/1996, tentang
Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
q. Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
r. Kepmen PU No. 377 tahun 1996 tentang Petunjuk Tata Laksana UKL
dan UPL Departemen PU.
s. Keputusan Mentri Pekerjaan Umum Nomor : 481/KPTS/1996, tentang
Penetapan Jenis Kegiatan Bidang PU yang wajib Dilengkapi dengan
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
t. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 105 tahun 1997 tentang Panduan
Pemantauan Pelaksanaan RKL dan RPL.
u. Kepmen PU No. 40 tahun 1997 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
AMDAL Proyek Jalan.
v. Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2001
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
6
II. PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Teknis Proyek


Guna melayani meningkatnya volume lalu lintas dan keadaan kondisi
jalan yang berada pada lokasi yang rawan kerusakan atau mudah terjadi
longsoran, maka faktor yang mempengaruhi lingkungan disekitar ruas jalan,
dapat berdampak negatif maupun berdampak positif.
Di dalam pembahasan mengenai pelaporan UKL/UPL ini diharapkan akan
dapat memberikan arahan isi-isu lingkungan yang akan dikelola serta
merumuskan kegiatan. Kemudian hasil kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan yang perlu ditangani untuk meningkatkan fungsi
ruas jalan sesuai dengan pekerjaan Perencanaan Teknik Jalan, Paket
Perencanaan Jalan Pantura Sepanjang 54.0 km.
Hal ini dilakukan agar pada pembangunannya dimasa mendatang dapat
berfungsi sesuai dengan kapasitas, kerawanan terhadap bahaya longsor serta
kondisi volume kendaraan secara baik dengan meminimalkan dampak
negatif yang terjadi.

2.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Jadwal pelaksanaan pekerjaan akan dibuat sesuai dengan rencana
pelaksanaan pekerjaan fisik selanjutnya, agar supaya tidak terjadi perbedaan
jadwal antar pihak pelaksanaan fisik dengan pihak-pihak lainnya, maka
jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang telah dibuat oleh pihak fisik akan
disajikan sesuai dengan tahapan pra konstruksi, tahap konstruksi dan pasca
konstruksi dimana uraiannya seperti dibawah ini (Lihat lampiran-lampiran
dalam pelaporan ini).

2.2.1.Tahap Pra Konstruksi


Untuk kegiatan Tahap Pra konstruksi akan disajikan sebagai berikut:
a. Pengukuran detail untuk keperluan pematokan secara rinci,
inventarisasi pembebasan tanah meliputi : penetapan batas, luas
lahan, nama pemilik/pemegang hak, status hak
pemilikan/penggunaan, jenis bangunan dan tanaman yang ada

7
diatasnya, Utilitas (PLN, PAM / PDAM, Telkom) dan prasarana
umum (Tempat Ibadah atau Sekolah) bila ada.
b. Peninjauan terhadap lokasi-lokasi yang rawan akan terjadinya
longsoran.
c. Pematokan dan pemasangan bouwplank
d. Persiapan mobilisasi alat dan personil
e. Pengenalan lokasi dan kondisi medan, termasuk quarry, Base camp
dan AMP.
f. Koordinasi dengan instansi terkait serta sosialisasi.

2.2.2.Tahap Konstruksi
Tahapan selanjutnya adalah Tahap Konstruksi.Untuk jelasnya tahapan ini
akan diuraikan sebagaimana uraian tahapan dibawah ini:
a. Persiapan dan koordinasi dengan instansi terkait
b. Mobilisasi alat secara bertahap sesuai kebutuhan, antara lain :
Buldozer, Motor Grade, Dump Truck, Excavator, Asphalt Sprayer,
Concrete Mixer, Tandem Roller, Finisher
c. Mobilisasi tenaga kerja, kegiatan pelaksanaan peningkatan ruas jalan
diperkirakan melibatkan banyak tenaga kerja dari berbagai mecam
disiplin ilmu dan keterampilan.
d. Pekerjaan galian dan timbunan
~ Pekerjaan galian saluran
~ Pekerjaan galian untuk konstruksi
~ Pekerjaan timbunan pelebaran badan jalan
~ Pekerjaan timbunan untuk konstruksi
e. Pekerjaan pengangkutan material
~ Material untuk galian dan timbunan
~ Material urugan pilihan
~ Material untuk sub base (LPA Klas A, Klas B)
~ Material pavement AC dan ATB
~ Material lain-lain untuk penunjang
f. Pekerjaan untuk pembuatan saluran drainase dan penataan bahu
jalan.
g. Pekerjaan pembongkaran dan penataan kembali sarana Utilitas (bila
ada)
8
h. Pekerjaan penanganan pengelolaan/pemeliharaan jalan (p.p) menuju
quarry, Base camp, AMP.
i. Pekerjaan pengendalian pencemaran udara, keseimbangan dan lalu
lintas
j. Pekerjaan penanganan pencegahan erosi/longsor akibat
galian/timbunan dan pemotongan tebing.
k. Pekerjaan perkerasan badan jalan.
l. Pekerjaan pembersihan.
2.2.3.Tahapan Pasca Konstruksi
Tahapan berikutnya adalah Tahapan Pasca Konstruksi, Tahapan ini akan
dibahas mengenai :
a. Operasional jalan dan manajemen lalu lintas.
b. Pemeliharaan jalan (lapis ulang/overlay).
c. Pembersihan rumput dan tanaman lainnya.
d. Pencegahan kecelakaan lalu lintas dengan pengaturan dan
pemasangan rambu-rambu lalu lintas di tempat yang diperkirakan
sering terjadi kecelakaan lalu lintas.
e. Pengendalian pencemaran udara dan kebisingan, dan penggunaan
lahan kiri kanan jalan.

2.3. Penyusunan Matriks Interaksi Rencana Kegiatan


Untuk penyusunan matriks Interaksi Rencana kegiatan yang
dilakukan harus berkesinambungan dengan pelaksanaan kegiatan fisik.
Penyusunan matriks ini bisa mendetail karena uraian kerja akan
dihubungkan dengan komponen kegiatan. Semakin detail komponen
kegiatan yang dapat diidentipikasi dengan matriks interaksi terbatas pada
dampak langsung, bukan pada dampak turunan.

2.4. Kondisi Existing Ruas Jalan


Lokasi ruas jalan yang termasuk dalam Proyek Perencanaan Teknik
Jalan, Paket Perencanaan Jalan Pantura Sepanjang 54.0 km ini terletak di
daerah Balarajan Serang, Cilegon, dan Merak Provinsi Banten, dengan
panjang ruas efektif yang dikerjakan sesuai dengan hasil laporan survey
pendahuluan, adalah kurang lebih 56,267 km.

9
Adapun kondisi geometrik ruas jalan dapat diuraikan sebagaimana tertera
dibawah ini :

Ruas jalan Balaraja – Serang (003.N) 31 Km :


KONDISI BADAN LEBAR GEOMETRIK
STA
JALAN (M) JALAN
Perkerasan dari Hotmix Asphalt Alinemen vertikal berkisar <
Concrete (AC) dengan kondisi 5%, alinemen horizontal
55 + 000 s/d
kurang bagus, rata-rata 7,00 mempunyai R > 400
59 + 015
berlubang, retak memanjang di
tengah dan penggir.
Perkerasan dari Hotmix Asphalt Alinemen vertikal berkisar <
59 + 100 s/d Concrete (AC) dengan kondisi 5%, alinemen horizontal
7,00
63 + 900 cukup bagus, sedikit lubang kecil mempunyai R > 400
dan ada sedikit retak pinggir.
Perkerasan dari Hotmix Asphalt Alinemen vertikal berkisar <
Concrete (AC) dengan kondisi 5%, alinemen horizontal
63 + 953 s/d
cukup bagus, sedikit lubang kecil 7,00 mempunyai R > 350
68 + 300
di penggir dan sedikit deformasi
di penggir badan jalan.
Perkerasan dari Hotmix Asphalt Alinemen vertikal berkisar <
Concrete (AC) dengan kurang 5%, alinemen horizontal
68 + 347 s/d
bagus, banyak lubang dan terjadi 7,00 mempunyai R > 400
70 + 500
penurunan d badan jalan serta
terjadi retak.
Perkerasan dari Hotmix Asphalt Alinemen vertikal berkisar <
70 + 600 s/d
Concrete (AC) dengan kondisi 7,00 5%, alinemen horizontal
71 + 600
bagus, rata tanpa lubang. mempunyai R > 400
Perkerasan dari Hotmix Asphalt Alinemen vertikal berkisar <
71 + 620 s/d Concrete (AC) dengan kondisi 5%, alinemen horizontal
7,00
74 + 429 cukup bagus, beberapa badan mempunyai R > 350
jalan berlubang.
Perkerasan dari Hotmix Asphalt Alinemen vertikal berkisar <
74 + 500 s/d Concrete (AC) dengan kondisi 5%, alinemen horizontal
7,00
78 + 563 cukup bagus, retak memanjang, mempunyai R > 350
berlubang dan bergelombang.
Perkerasan dari Hotmix Asphalt Alinemen vertikal berkisar <
78 + 600 s/d
Concrete (AC) dengan kondisi 7,00 5%, alinemen horizontal
80 + 700
bagus, rata ada sedikit lubang mempunyai R > 400

10
lubang.
Perkerasan dari Hotmix Asphalt Alinemen vertikal berkisar <
80 + 776 s/d Concrete (AC) dengan kondisi 5%, alinemen horizontal
7,00
84 + 500 cukup bagus, sedikit mempunyai R > 400
bergelombang dan berlubang.
Perkerasan dari Hotmix Asphalt Alinemen vertikal berkisar <
84 + 510 s/d Concrete (AC) dengan kondisi 5%, alinemen horizontal
7,00
86 + 000 bagus, berlubang d penggir mempunyai R > 400
badan jalan.

Ruas jalan Serang – Cilegon (002.N) 11,567 Km :


KONDISI BADAN LEBAR GEOMETRIK
STA
JALAN (M) JALAN
Perkerasan dari Hotmix Alinemen vertikal berkisar <
93 + 350 s/d Asphalt Concrete (AC) dengan 5%, alinemen horizontal
7,20
96 + 300 kondisi bagus, rata ada sedikit mempunyai R > 400
lubang kecil.
Perkerasan dari Hotmix Alinemen vertikal berkisar <
Asphalt Concrete (AC) dengan 5%, alinemen horizontal
96 + 500 s/d kondisi bagus, ada beberapa mempunyai R > 400
7,00
104 + 417 bergelombang da retak
memanjang di pinggir badan
jalan.

Ruas jalan Cilegon – Merak (001.N) 13,7 Km :


KONDISI BADAN LEBAR GEOMETRIK
STA
JALAN (M) JALAN
Perkerasan dari Hotmix Alinemen vertikal berkisar <
Asphalt Concrete (AC) dengan 5%, alinemen horizontal
112 + 350 s/d
kondisi cukup bagus, ada 7,00 mempunyai R > 400
115 + 500
beberapa berlubang, retak alur
dan bergelombang.
Perkerasan dari Hotmix Alinemen vertikal berkisar <
Asphalt Concrete (AC) dengan 5%, alinemen horizontal
115 + 600 s/d
kondisi bagus, ada beberapa 7,00 mempunyai R > 400
116 + 880
lubang kecil dan bergelombang
di pinggir badan jalan.
Perkerasan dari Hotmix Alinemen vertikal berkisar <
166 + 900 s/d
Asphalt Concrete (AC) dengan 7,00 5%, alinemen horizontal
121 + 000
kondisi cukup bagus, banyak mempunyai R > 350

11
lubang dan retak memanjang.
Perkerasan dari Hotmix Alinemen vertikal berkisar <
103 + 000 s/d Asphalt Concrete (AC) dengan 5%, alinemen horizontal
102 + 780 dari kondisi cukup bagus, ada 14,00 mempunyai R > 350
km Jkt. tol lubang kecil.

102 + 780 s/d Perkerasan jalan beton dengan Alinemen vertikal berkisar <
102 + 650 dari kondisi sedikit retak pada 10,00 5%, alinemen horizontal
km Jkt. tol badan jalan. mempunyai R > 400
Perkerasan dari Hotmix Alinemen vertikal berkisar <
102 + 650 s/d Asphalt Concrete (AC) dengan 5%, alinemen horizontal
101 + 900 dari kondisi kurang bagus, banyak 14,00 mempunyai R > 400
km Jkt. tol lubang dan retak memanjang
pada badan jalan.
Perkerasan dari Hotmix Alinemen vertikal berkisar <
101 + 900 s/d Asphalt Concrete (AC) dengan 5%, alinemen horizontal
99 + 800 dari kondisi cukup bagus, ada 7,00 mempunyai R > 400
km Jkt. tol sedikit bergelombang pada
badan jalan.
Perkerasan dari Hotmix Alinemen vertikal berkisar <
99 + 800 s/d Asphalt Concrete (AC) dengan 5%, alinemen horizontal
98 + 400 dari kondisi cukup bagus, terdapat 7,00 mempunyai R > 400
km Jkt. tol lubang kecil, retak dan
bergelombang.

Ruas jalan existing merupakan jalan dengan lebar bervariasi 7 m, 10 m,


bahkan ada yang 12 m, untuk lokasi yang dengan badan jalan lebar > 12
meter adalah merupakan lokasi dalam kota atau lokasi pertokoan, dengan
demikian pelebaran badan jalan digunakan untuk area parkir atau mobil
berhenti.
Pada umumnya kondisi permukaan perkerasan masih cukup bagus
terutama daerah Serang – Cilegon, rata serta kokoh, jenis perkerasan
diperkirakan adalah AC serta dengan bahu jalan masuk kategori medium,
pada beberapa lokasi yang masuk perkotaan bahu jalan diperlebar serta
dipergunakan trotoar untuk pejalan kaki, pada bagian saluran samping
kurang terpelihara akan tetapi masih berfungsi dengan baik pada musim
hujan.

12
Pada umumnya kondisi alinemen geometrik jalan baik alinemen vertikal
dan alinemen horizontal cukup bagus, alinemen vertikal rata-rata
mempunyai grade cukup datar berkisar antara 0 sampai 5%, sedangkan
alinemen horizontal terdapat beberapa tikungan dengan R>400 meter yang
terletak pada daerah pemukiman.

2.5. Keterkaitan Dengan Instansi Lain


Keterkaitan proyek ini dengan instansi lain khususnya pada pekerjaan
peningkatan ruas jalan adalah adanya program kerja dari instansi lain,
misalnya dari PT. Telkom, dan PT. PLN Persero, dimana kegiatan tersebut
berhubungan langsung yang antara lain adalah melaksanakan penggalian
pada sisi bahu jalan untuk penanaman kabel telepon dan pemasangan tiang
listrik. Dengan demikian hal tersebut perlu dilakukan koordinasi antar
instansi pada saat pra konstruksi dilakukan.

13
III. PREDIKSI KOMPONEN LINGKUNGAN
TERDAMPAK

3.1. Aspek Komponen Lingkungan Yang Perlu Diperhatikan


Aspek Geofisika – Kimia
a. Iklim
Proyek Perencanaan Teknik Jalan, Paket Perencanaan Jalan Pantura
Sepanjang 54.0 km ini terletak empat diwilayah, adapun keempat
wilayah tersebut adalah Balaraja, Serang, Cilegon dan Merak Provinsi
Banten. Dari hasil penelitian klimatologi dapat diterangkan bahwa
keadaan iklim di keempat wilayah ini umumnya beriklim tropis dan
dipengaruhi iklim muson dengan suhu rata-rata berkisar antara 18 0C
sampai 30 0C dan kelembaban udara sebesar 85 %.
b. Fisiografi
Bentuk Fisiografi pada umumnya meliputi permukaan yang datar dan
sebagian daerah bergelombang yang berkembang diwilayah Balaraja,
Serang, Cilegon dan Merak. Dengan adanya daerah pantai dan
sebagian daerah gunung, maka kondisi topografi yang demikian
menyebabkan sebagian wilayah Kabupaten merupakan daerah yang
rawan longsoran, erosi tanah dan lain sebagainya.
Aspek kemampuan tanah (kedalaman efektif dan tekstur) pada
umumnya sebagaian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung).
Kedalaman tanahnya dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) golongan
besar yaitu kedalaman tanah sangat dalam > dari 90 cm dan
kedalaman tanah yang kurang dalam <dari 90 cm. Jenis tanah yang
umumnya dijumpai adalah tanah latasol, andosol, podsolik, laterit,
grumosol dan alluvial.
c. Kualitas Udara dan Kebisingan
Kualitas udara dan kebisingan suatu lokasi biasnya ditentukan oleh
beberapa pertimbangan, misalnya : lokasi jalan yang padat lalu lintas
(terminal atau pasar), lokasi jalan yang cukup berdekatan dengan
pusat-pusat industri, lokasi jalan dengan kondisi lalu lintas sepi dan
tenang. Untuk lokasi wilayah Balaraja, Serang, Cilegon dan Merak,
faktor uadara cukup besar pengaruhnya, karena jumlah lalu lintas

14
yang sangat padat, khususnya di daerah Balaraja dan Serang (lihat
table hasil survey lalu lintas), dan berkembangnya pusat industri yang
banyak berdampak negatif terhadap kualitas udara serta tingkat
kebisingannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara
disajikan sebagai berikut : kadar gas buang berbahaya, kadar debu,
kadar asap dari hasil pembakaran pabrik, pencemaran air limbah yang
menimbulkan bau yang menyengat.
d. Hidrologi
Analisis pada hidrologi disini ditunjukan untuk menentukan pola air
memotong rencana trase jalan, dimana dengan mengetahui pola air
tersebut dapat ditetukan tindakan-tindakan yang sesuai agar rencana
desain drainase jalan nantinya mempunyai volume yang cukup
memadai dan dengan rencana konstruksi yang tepat dapat membantu
dan mempertahankan usia jalan yang cukup panjang.
Lingkup pekerjaan survey pendahuluan dalam kaitannya mendata
pola aliran air terhadap rencana jalan adalah mendata sampai sejauh
mana ketinggian muka air disaluran drainase, serta mendata curah
hujan dari stasiun curah hujan disekitar lokasi serta memberi
masukan terhadap jenis konstruksi bangunan air pada sepanjang
rencana trase.
e. Tata Guna Lahan
Tata guna lahan yang dominan oleh berbagai lapisan masyarakat
secara umum masih merupakan lahan bebas bangunan atau untuk
selengkapnya disajikan sebagai berikut :
Ruas Jalan Balaraja – Serang, Serang – Cilegon dan Cilegon – Merak.
RUAS JALAN STA. TATA GUNA LAHAN

Balaraja - Serang 55 + 000 s/d 60 + 000 Pemukiman warga, Toko-Toko kecil,


Kebun, Sawah, SPBU, Pabrik,
sekolahan.
60 + 000 s/d 65 + 000 Pemukiman warga, sawah, Kebun,
Pabrik,
65 + 000 s/d 70 + 000 Lahan kosong, Pabrik, sawah,
perumahan warga, pasar, PLN.
70 + 000 s/d 75 + 000 Perumahan warga, pasar, pertokoan,
toko kecil, kantor.
75 + 000 s/d 80 + 000 Pertokoan, rumah warga, toko kecil,
SPBU, pabrik, sawah, lahan kosong.

15
Sawah, perumahan warga, pasar,
80 + 000 s/d 86 + 000 SPBU, kebun, lahan kosong, pabrik,
sekolahan.
Serang - Cilegon 93 + 350 s/d 98 + 000 Lahan kosong, pertokoan, dealer,
rumah warga.
98 + 000 s/d 102 + 000 Perumahan warga, lahan kosong,
SPBU, kebun, toko kecil, kampus.
Pasar, SPBU, toko kecil, lahan kosong,
102 + 000 s/d 104 + 000 perumahan warga.

Cilegon - Merak 112 + 400 s/d 117 + 000 Perumaan warga, SPBU, pabrik,
kebun, sekolahan.
117 + 000 s/d 121 + 000 Perumahan warga, hotel, pabrik, laut,
pertokoan.
103 + 000 s/d 98 + 400 Pertokoan, Rumah warga, SPBU,
kebun, lahan kosong.

3.2. Aspek Sosial – Ekonomi dan Aspek Sosial – Budaya


3.2.2 Kependudukan
a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah dan kepadatan penduduk diperkirakan akan berkembang
setelah terlaksananya kegiatan pebangunan jalan ini, khususnya
pembangunan hasil dari desain proyek Perencanaan Teknik Jalan,
Paket Perencanaan Jalan Pantura Sepanjangan 54.0 Km. Jumlah
penduduk disekitar Balaraja 1.033.600 orang, Serang 3.002.250
orang, Cilegon 925.340 orang, dan Merak 154.005 orang (Badan
Pusat Statistik Masing-masing Kabupaten)
b. Pertumbuhan dan Struktur Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk pada ruas jalan Balaraja – Serang,
Serang – Cilegon, dan Cilegon – Merak, untuk ruas Balaraja –
Serang berdasrkan hasil statistik tahun 2001 rata-rata 1.65 %,
Balaraja 1,23 %, Serang 1,44 %, Cilegon 1,21 % dan Merak 1,26 %
pertahun. Laju pertumbuhan tersebut masih dibawah laju
pertumbuhan penduduk secara nasional, yaitu 2.10 % pertahun.
Berdasrkan pengelompokan jenis kelamin, maka perbandingan
tingkat perkembangan penduduk antar pria dan wanita hampir
seimbang, tingkat pendidikan wanita dan kesadaran masyarakat
terhadap peran wanita semakin meningkat.
16
c. Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat sekitar ruas jalan yang termasuk dalam
proyek perencanaan teknik jalan, Paket Perencanaan Jalan Pantura
Sepanjang 54.0 Km, secara umum cukup baik, penyakit yang
menjangkit biasanya hanya penyakit ringan yang mudah ditangani
ole h puskesmas setempat serta sangat mudah teratasi karena
cukup dekat dengan rumah sakit umum yang ada, kemudian
kesadaran masyarakat cukup tinggi akan pencegaan penyakit, akan
tetapi bagi masyarakat sekitar ruas jalan ini harus meningkat
kewaspadaan terhadap bahaya polusi udara.
d. Kegiatan Perekonomian
Kegiatan perekonomian yang berkembang disekitar lokasi ruas
jalan yang termasuk dalam proyek dalam pelaksanaanperencanaan
teknik jalan Paket Perencanaan Jalan Pantura Sepanjang 54.0 Km,
selama kurun waktu 2000 sampai 2007 menunjukan laju
pertumbuhan yang cukup berarti seperti industri-industri kecil.

3.3. Sarana dan Prasarana


3.3.1 Prasarana Umum (Utilitas, Tempat peribadahan, Sekolah serta
Rumah tinggal)
Utilitas yang terdiri atas jaringan tiang dan kabel listrik, telepon,
serta prasarana umum yang terdiri atas sarana peribadatan, sekolah
dan rumah yang khususnya berada disekitar ibukota kecamatan.
Apabila dalam pelaksanaan pembangunan ada pelebaran badan
jalan yang cukup signifikan, maka pada ruas jalan Pantura yang
terdiri dari ruas Balaraja – Serang, Serang – Cilegon, dan Cilegon -
Merak diperkirakan ada prasarana umu yang terpengaruh oleh
pelaksanaan pembangunan tersebut, terutama tiang dan kabel listrik.
3.3.2 Drainase
Drainase disekitar ruas jalan yang termasuk dalam proyek
Perencanaan Teknik Jalan, Paket Perencanaan Jalan Pantura
Sepanjang 54.0 Km ini pada umumnya saluran samping kanan/kiri,
baik yang terbuat dari pasangan batu mortar khususnya pada lokasi

17
pemukiman maupun hasil galian biasa hasil dari swadaya
masyarakat.

3.4. Persepsi Masyarakat Terhadap Proyek


Berdasarkan atas hasil analisa terhadap aspek sosial ekonomi dan
budaya serta gambaran dari tanggapan masyarakat disekitar ruas jalan
Pantura yang terdiri dari ruas Balaraja – Serang, Serang – Cilegon, dan
Cilegon - Merak, terhadap rencana proyek adalah sebagai berikut :
a. Sebagian besar masyarakat disekitar lokasi belum mengetahui rencana
proyek Perencanaan Teknik Jalan, Paket Perencanaan Jalan Pantura
Sepanjang 54.0 km yang saat ini sedang dikerjakan.
b. Pendapat masyarakat disekitar lokasi dengan adanya proyek ini
diharapkan kelak akan meningkatkan pelayanan dan kenyamanan
baik pengguna jalan maupun untuk masyarakat sekitarnya.
c. Dalam realisasi fisik pelaksanaan proyek, diharapkan dapat
menampung tenaga dari lokasi daerah ruas-ruas jalan yang dilalui
proyek.

18
IV. JENIS DAMPAK YANG DIPANTAU DAN UPAYA
PENGELOLAAN

IV.1. Identifikasi
Jenis dampak yang dipantau dan upaya pengelolaannya akan dibuat
berdasarkan hasil identifikasi dampak yang ditimbulkan, adapun identifikasi
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) akan dibuat dalam bentuk perumusan berdasarkan hasil pemantauan
terhadap kemungkinan dampak yang terjadi baik pada tahap pra konstruksi,
tahap konstruksi maupun pada tahap pasca konstruksi.
Dari ketiga tahapan tersebut, tahap pra konstruksi perlu mendapatkan
perhatian khusus, karena pada tahap ini akan melakukan proses pembebasan
tanah yang biasanya akan menimbulkan konflik.

IV.2. Dampak Yang Dipantau


4.2.1 Tahap Pra Konstruksi
e. Kesehatan Masyarakat
Hal yang akan menimbulkan keresahan pada masyarakat, yaitu
adanya mobilosasi alat berat sebagai pengangkut material
galian/timbunan sehingga akan menimbulkan kemacetan,
pencemaran udara maupun kebisingan disekitar lokasi proyek.
4.2.2 Tahap Konstruksi
a. Meningkatnya Kecemburuan Sosial
Berkembangnya kecemburuan sosial akan diakibatkan oleh
pemanfaatan sumberdaya manusia yang tidak melibatkan sumber
daya manusia setempat dalam pelaksanaan proyek ini, hal ini akan
menimbulkan efek meningkatnya kecemburuan sosial.
b. Gangguan Lalu Lintas
Gangguan lalu lintas akan berkembang saat pengoprasian alat-alat
berat dimulai, hal ini akan mempegaruhi sirkulasi arus lalu lintas
terutama pada jam-jam kerja, kegiatan ini berupa pengangkutan
atau menurunkan hasil galian atau timbunan tanah untuk
19
pelebaran hasil galian bulldozer serta saat menaikan dengan
menggunakan whell loader. Semua ini akan berakibat tercecernya
material tanah maka gangguan terhadap arus lalu lintas akan
semakin meningkat. Akan lebih bijaksana apabila semua kegiatan
ini dikoordinasikan dengan intansi dan kepolisian guna
pengaturan lalu lintas dan tambahan rambu-rambu serta dicari
cara/metode dalam melaksanakan pelebaran jalan sehingga
gangguan terhadap lalu lintas akan dapat dikurangi.
c. Kerusakan Prasarana Umum
Kerusakan prasarana jalan umum antara lain diakibatkan juga oleh
kegiatan pengoprasian alat-alat berat. Seperti diketahui bersama
bahwasannya alat berat seperti dump truck akan sangat
mempengaruhi badan jalan dimana beban gandar truck tersebut
mencapai 5 hingga 10 ton, sehingga terjadi pembebanan pada jalan
yang dilalui, terutama pada jalan lingkungan disekitar quarry, base
camp dan AMP, biasanya merupakan jalan yang sering dilalui
dump truck dan dikelola jalan tersebut bisa dilakukan kesepakatan
antara pihak perusahaan/kontraktor quarry dengan pihak
pelaksana pekerjaan.
4.2.3 Tahap Pasca Konstruksi
Setelah selesai kegiatan tahap konstruksi dikerjakan dilanjutkan
dengan tahap pasca konstruksi, dalam tahap ini biasanya akan
timbul masalah baru yang cukup berdampak negatif, adapun
dampak yang terjadi antara lain adalah :
a. Gangguan lalu lintas
Gangguan lalu lintas akan timbul apabila rambu dan tanda lalu
lintas serta lampu lalu lintas tidak terpasang dengan baik pada saat
kegiatan konstruksi. Karena pengguna jalan akan cenderung
memacu kendaraan dengan cepat, maka sangat dimungkinkan
akan terjadi penigkatan kecelakaan lalu lintas.
b. Perubahan tata guna lahan
Dengan selesainya kegiatan konstruksi, biasanya akan muncul
kecenderungan dari masyarakat untuk memanfaatkan lahan
disekitarnya sebagai bangunan baru, hal ini biasanya kurang
memperhatikan batas-batas jalan. Kondisi ini akan mengganggu
20
tata guna lahan, mengingat disekitar lokasi proyek saat ini masih
ada lahan persawahan, ladang dan perkebunan.
c. Perubahan kondisi udara dan kebisingan
Factor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara disajikan sebagai
berikut :
1. kadar gas-gas buang berbahaya.
2. kadar debu
dengan selesainya kegiatan terhadap konstruksi, maka akan
berakibat terpacunya pembangunan disekitar proyek, sehingga
akan meningkat pula nilai kadar gas buang dan debu, begitu pula
tingkat kebisingannya, hal ini disebabkan oleh meningkatnya
jumlah pengguna jalan yang baru.

IV.3. Perumusan Pengelolaan Lingkungan Tahap Pra Konstruksi


4.3.1 Jenis Dampak : Naiknya Harga Tanah
Sumber Dampak :
Sumber dampak naiknya harga tanah akan dipicu setelah
dilakukannya kegiatan pengukuran dan pematokan hasil desain
topografi. Masyarakat cenderung akan perkiraan adanya
pembebasan tanah sehingga akan berpengaruh terhadap nilai jual
tanah yang ada disekitar lokasi pembebasan tersebut.
Indikator Dampak :
Sebagai dampak dari kecenderungan diatas, maka akan muncul
spekulan tanah disekitar lokasi ruas jalan, sehingga banyak yang
cenderung berusaha membeli tanah terlebih dahulu sebelum proses
pembebasan dilakukan oleh pihak intansi.
Pengelolaan Dampak :
Upaya pengelolaan untuk mengurangi dampak yang terjadi, maka
baik pihak pengelola, pihak pelaksana serta instansi terkait
sebaiknya mengambil langkah-langkah sebagaimana dijelaskan
dibawah ini:
a. Melakukan program sosialisasi pelaksanaan proyek kepada
masyarakat setempat yang sifatnya informative dan transparan.

21
b. Mensosialisasikan lokasi milik masyarakat yang kena dampak
serta mempercepat proses penggantian/relokasi lahan atau
penggantian dengan uang.
c. Melakukan musyawarah dalam setiap penyelesaian dengan
masyarakat, kepala desa maupun pihak-pihak lainnya yang
berkopeten.
d. Program tersebut diatas dilaksanakan paling lama 1 bulan selama
masa pra konstruksi saja.
4.3.2 Jenis Dampak : Keresahan Masyarakat
Sumber Dampak :
Hal yang akan menimbulkan keresahan pada masyarakat, yaitu
adanya mobilisasi alat berat sebagai pengangkut material
galian/timbunan.
Indikator Dampak :
Akibat adanya kegiatan diatas, maka akan menimbulkan kemacetan,
pencemaran udara maupun peningkatan kebisingan.
Pengelolaan Dampak :
Upaya pengelolaan dampak untuk mengurangi keresahan
dimasyarakat dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Melakukan musyawarah antara pihak pengelola dengan
masyarakat setempat, instansi terkait, serta pelaksanaan
pekerjaan.
b. Melakukan sosialisasi keberadaan proyek secara transparan
kapada mesyarakat sekitar, terutama masyarakat yang
keberadaanya berdekatan dengan direksi kit.

IV.4. Perumusan Pengelolaaan Lingkungan Terhadap Konstruksi


4.4.1 Jenis Dampak : Turunnya Kualitas Udara
Sumber Dampak :
Menurunnya kualitas udara antara lain diakibatkan oleh adanya
kegiatan yang melibatkan pengopersian alat berat yang
digunakan dalam pengangkutan material. Untuk material yang
tercecer akan menimbulkan debu dan asap, dengan demikian

22
maka akan terjadi gangguan terhadap kualitas udara disekitar
lokasi pekerjaan.
Indikator Dampak :
Bertambahnya partikel debu dan asap disekitar ruas jalan jalan
sebagai akibat dari pengangkuatan material tanah/agregat hasil
open traffic setelah pemadatan agregat yang tertiup angin.
Kemudian bertambahnya partikel debu akibat dari adanya
aktifitas penggalian tanah dan penimbunan pada ruas jalan dan
pembuatan saluran samping.
Pengelolaan Dampak :
Upaya pengelolaan dampak akan diuraikan sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan secara bertahap serta mengikuti prosedur
pelaksanaan pekerjaan (mis. Menutup bak dengan terpal dll).
b. Melakukan penyiraman dengan air disepanjang jalan yang
dilakukan pekerjaan gali dan timbun serta yang dilalui
kendaraan proyek.
c. Lokasi base camp, AMP dan direksi kit ditempatkan diluar
area proyek dan jauh dari pemukiman penduduk serta
dilengkapi ruang kerja yang sesuai dan penanganan limbah
yang memenuhi syarat.

4.4.2 Jenis Dampak : Meningkatnya Gangguan Lalu-lintas


Sumber Dampak :
Gangguan lalu lintas akan berkembang saat pengoperasian alat-
alat berat dimulai, hal ini akan mempengaruhi sirkulasi arus lalu
lintas terutama pada jam-jam kerja. Kegiatan ini berupa
pangangkutan atau penurunan hasil galian atau timbunan tanah
untuk pelebaran hasil galian bulldozer serta saat manaikan
dengan mengunakan whel loader.
Indikator Dampak :
Timbunan keluhan baik dari masyarakat setempat maupun
masyarakat pemakai ruas jalan akibat menurunya tingkat
pelayanan jalan, sehingga kendaraan yang melalui ruas jalan
akan terhambat.
Pengelolaan Dampak :
23
Upaya pengelolaan dampak dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Memasang rambu disekitar pelaksanaan pekerjaan “sedang
ada pekerjaan” atau dilokasi yang dibutuhkan.
b. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk
pengaturan lalu lintas atau pengalihan sebagian ruas ke jalur
alternatif.
c. melakukan kegiatan pengaturan jadwal pelaksanaan
mobilisasi alat berat serta dump truck secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan dan tahapan pekerjaan.
d. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara bertahap sebelah
jalur tidak dilakukan langsung dua jalur kanan dan kiri tetapi
sebelah jalur

4.4.3 Jenis Dampak : Meningkatnya Kebisingan


Sumber Dampak :
Meningkatnya kebisingan disekitar lokasi proyek diakibatkan
oleh adanya kegiatan pekerjaan overlay yang mana dalam
kegiatan tersebut akan mengoprasikan alat-alat berat.
Indikator Dampak :
Kegiatan diatas akan mempergunakan sistem buka tutup
sehingga akan berdampak terhadap terganggunya arus lalu lintas
sehingga menimbulkan kemacetan dan suara bising disekitar
lokasi yang sedang dikerjakan.
Pengelolaan Dampak :
Upaya pengelolaan dampak dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pemanfaatan kendaraan berat keperluan saja, mesin
dihidupkan apabila memang diperlukan.
b. Pemakaian knalpot standar pada semua kendaraan proyek,
pengunaan engine mount pada mesin kendaraan disesuaikan.
c. Kegiatan pengangkutan dilkukan pada jam kerja atau siang
hari.

4.4.4 Jenis Dampak : Kerusakan Prasarana Umum


Sumber Dampak :

24
Kerusakan prasarana jalan umum antara lain diakibatkan juga
oleh kegiatan pengoperasian alat-alat berat.
Indikator Dampak :
Seperti diketahui bersama bahwasannya alat berat seperti dump
truck akan sangat mempengaruhi badan jalan dimana beban
gandar truck tersebut mencapai 5 hingga 10 ton, sehingga terjadi
pembebanan pada jalan yang dilalui yang mengakibatkan
terjadinya kerusakan jalan lokal atau lingkungan, permukaan
jalan bergelombang dan lepas-lepas jalan berlubang, terutama
pada jalan lingkungan disekitar quarry, base camp dan AMP,
biasanya merupakan jalan yang dilalui dump truck dan dikelola
oleh pengusaha quarry dan kontraktor sendiri.
Pengelolaan Dampak :
Upaya pengelolaan dampak dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Membatasi kapasitas muatan truk sesuai dengan ketentuan
jalan lokal.
b. Kontraktor harus melakukan perbaikan permukaan jalan atau
perbaikan pondasi jalan.
c. Pengurusan ijin usaha pembangunan di quarry (kontraktor /
Pengusaha).
d. Penerapan retribusi pada jalan lokal dan jalan lingkungan.
e. Menentukan rute pengankutan material dan mengenakan
sangsi bagi angkutan yang melalui batas angkutan muatan
baik jembatan ataupun jalan.
f. Kontraktor pelaksana harus melakukan penggalian /timbunan
serta menyiapkan material bahan jalan secara teratur.

4.4.5 Jenis Dampak: Meningkatnya Kecemburuan Sosial Masyarakat.


Sumber Dampak :
Berkembangnya kecemburuan sosial yang diakibatkan oleh
pemanfaatan sumber daya manusia yang tidak melibatkan
sumberdaya manusia setempat dalam pelaksanaan proyek ini,
hal ini akan menimbulkan efek meningkatnya kecemburuan
sosial.
Indikator Dampak :
25
Timbulnya rasa tidak suka terhadap pekerja pendatang
dilingkungan proyek, pada puncaknya terjadi perusakan barang,
alat serta instalasi proyek.
Pengelolaan Dampak :
Upaya pengelolaan dampak dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Mempekerjakan tenaga lokal (setempat) atau diusahakan
orang dari daerah sekitar proyek untuk mengisi kebutuhan
tenaga kerja kasar dan menengah.
b. Memberi pengertian kepada masyarakat sekitar tentang
pentingnya proyek serta rasa pengertian rasa ikut memiliki.
c. Kontraktor ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial
dilingkungan direksi kit atau lingkungan sekitar lokasi
proyek, kalo perlu ikut menyumbang materi dalam kegiatan
sosial dan peribadatan.

IV.5. Perumusan Pengelolaan Lingkungan Terhadap Pasca Konstruksi


4.5.1 Jenis Dampak : Meningkatnya Gangguan Lalu lintas
Sumber Dampak :
Gangguan lalu lintas akan timbul apabila rambu dan tanda lalu
lintas serta lampu lalu lintas tidak terpasang dengan baik pada
saat kegiatan konstruksi. Karena penggunaan jalan akan
cenderung memacu kendaraannya dengan cepat, maka sangat
dimungkinkan akan terjadi peningkatan kecelakaan lalu lintas
atau tundaan pada segmen tertentu.
Indikator Dampak :
Adanya kecelakaan atau tundaan pada ruas jalan yang masih
baru, serta menurunnya tingkat pelayanan jalan, terhambatnya
laju kendaraan diruas jalan pada awal pengoprasian jalan.
Pengelolaan Dampak :
Upaya pengelolaan dampak akan diuraikan sebagai berikut:
a. Memasang rambu disekitar lokasi yang dibutuhkan.
b. Melakukan koordinasi dengan instansi kepolisian untuk
melakukan pengaturan lalu lintas.
c. Pengaturan arah lalu lintas atau memodifikasi pertigaan.
26
4.5.2 Jenis Dampak : Perubahan Tata Guna Lahan
Sumber Dampak :
Dengan selesainya kegiatan konstruksi, maka biasanya berubah pula
fungsi lahan yang ada disekitarnya. Hal ini ditunjukan oleh adanya
peningkatan harga jual dan daya beli lahan, serta meningkat pula
pembangunan fisik perumahan disekitar yang terkadang tidak
memindahkan batas-batas jalan yang ada. Kondisi demikian akan
menggangu tata guna lahan, mengingat disekitar lokasi proyek saat ini
masih ada pesawahan dan ladang.
Indikator Dampak :
Adanya perubahan fungsi lahan berupa pembangunan rumah yang
dilakukan tanpa memindahkan batas-batas jalan.
Pengelolaan Dampak :
Upaya untuk mengurangi dampak dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Menetapkan garis sepadan jalan dan Daerah Milik Jalan (Damija).
b. Melakukan pembinaan terhadap masyarakat terhadap pentingnya
IMB.
c. Menanami sepadan jalan dengan tanaman yang mudah diatur serta
berfungsi sebagai pembatas/tanda.
Pelaksana kegiatan adalah Dinas Bina Marga dan Pemda setempat
serta instansi terkait lainnya.Waktu pelaksanaan adalah selama masa
pengoprasian ruas jalan sesuai dengan tata ruang daerah setempat.

27
V. KESIMPULAN

Berdasarkan atas hasil survey pendahuluan dilapangan, baik keadaan


topografi, lingkungan serta kondisi demografi yang berkembang di sekitar
lokasi proyek, maka dapat disimpulkan bahwa upaya pengelolaaan
dampaknya masih bisa diselesaikan dan dikelola secara teknis, dengan
demikian lingkup pekerjaan penanganan lingkungan hanya melakukan
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemanfaatan Lingkungan
(UPL). Hal ini ditunjang oleh adanya Kepmen Lingkungan Hidup No. 17
Tahun 2001 dan Ketentuan Penyusunan AMDAL dari Dirjen Bina Marga,
mengenai batasan-batasan dalam pembuatan laporan.
Batasan pelaporan ini antara lain adalah pelaporan yang disusun
berdasarkan data-data yang ada dan hasil analisis sistem penanganan
lingkungan, dari data-data sekunder dan hasil pengkajian lingkungan
dengan menggunakan instrument penepsiran yang baku.
Kajian terhadap pembagian kerangka waktu studi akan mengikuti
tahapan pelaksanaan pekerjaan jalan, yaitu tahapan pekerjaan pra konstruksi,
konstruksi dan pasca konstruksi (operasional).
Dari hasil kajian dilapangan terhadap lokasi ruas jalan yang termasuk
dalam proyek perencanaan teknik jalan, Paket Perencanaan Jalan Pantura
Sepanjang 54.0 Km, maka dapat dijelaskan bahwa bobot pengaruh untuk
setiap komponen kegiatan pekerjaan yang berhubungan dengan aspek
lingkungan pada setiap lokasi tidak sama. Khususnya tergantung pada
kepadatan penduduk dan kegiatan perputaran perekonomian disekitarnya,
selain itu keadaan fungsi ruas jalan, dimana ruas jalan tersebut merupakan
jalan penghubung antar kabupaten atau Provinsi.

28
VI. DAFTAR PUSTAKA

Jasakons Nusajaya, PT. 2008. Laporan Akhir Perencanaan Teknik Jalan Paket
Perencanaan Jalan Pantura Sepanjang 54 km di Provinsi Banten, Tahun
Anggaran 2008. Jakarta.
APHA. 1986. Standard Method for the Examination of Water and Waste Water.
APHA, Washington.
Budihardjo, E. 2001. Dampak Pada Kualitas Udara, Bising dan Getaran. Makalah
pada Pelatihan Dasar-dasar AMDAL Angkatan 88, 12 – 23 Maret 2001 di
PPSML-UI, Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang, 2019. Cooper and Alley. Air
Pollution Control.1986.
Dwi P, Sasongko, dkk. 2000. Kebisingan Lingkungan. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro Semarang. Semarang.
Fandeli, C. 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Prinsip Dasar dan
Pemaparannya Dalam Pembangunan. Liberty, Yogyakarta.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya
Sebagai Jalan Nasional
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.102 Tahun
2016 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Bagi
Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan
Hidup.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Undang – undang Nomor 11/2020 pasal 34 mengenai penyusunan standar UKL -
UPL

29

Anda mungkin juga menyukai