Intan Yuniarti,ST,MEng
NIP. 198706232010122002
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
ridho-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisa dokumen lingkungan
dalam pekerjaan perencanaan teknik jalan paket perencanaan jalan pantura sepanjang 54 km di
Provinsi Banten (Balaraja – Serang, Serang –Cilegon, Cilegon – Merak) ” tepat pada waktunya.
Maksud dari penyusunan makalah ini, antara lain adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam pengajuan usulan penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Teknik Jalan dan
Jembatan Muda, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; serta dengan harapan dapat memotivasi penyusun sehingga mampu memahami dan
memperdalam segala pembahasan dan aplikasi terkait perencanaan jembatan gantung.
Pada kesempatan ini, penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada rekan – rekan kerja
pada Satuan Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VI
Jakarta, dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta, atas segala dukungan dan
bantuannya, sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait.
Serta Penyusun berharap semoga apa yang kita lakukan mendapatkan limpahan rahmat dari Allah
SWT dan berguna bagi kita semua. Aamiin ya rabbalallamiin..
Wassalamu ‘Alaikum Wr.Wb.
I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 2
I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 2
I.2 Maksud Dan Tujuan ....................................................................................... 3
I.3 Ruang Lingkup Pekerjaan .............................................................................. 3
I.4 Lokasi Proyek................................................................................................. 4
I.5 Dasar Pedoman............................................................................................... 5
II. PEMBAHASAN ...................................................................................................... 7
2.1. Gambaran Teknis Proyek ............................................................................... 7
2.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ....................................................................... 7
2.3. Penyusunan Matriks Interaksi Rencana Kegiatan .......................................... 9
2.4. Kondisi Existing Ruas Jalan........................................................................... 9
2.5. Keterkaitan Dengan Instansi Lain ................................................................ 13
III. PREDIKSI KOMPONEN LINGKUNGAN TERDAMPAK ............................... 14
3.1. Aspek Komponen Lingkungan Yang Perlu Diperhatikan ........................... 14
3.2. Aspek Sosial – Ekonomi dan Aspek Sosial – Budaya ................................. 16
3.3. Sarana dan Prasarana.................................................................................... 17
3.4. Persepsi Masyarakat Terhadap Proyek ........................................................ 18
IV. JENIS DAMPAK YANG DIPANTAU DAN UPAYA PENGELOLAAN ......... 19
IV.1. Identifikasi.................................................................................................... 19
IV.2. Dampak Yang Dipantau ............................................................................... 19
IV.3. Perumusan Pengelolaan Lingkungan Tahap Pra Konstruksi ....................... 21
IV.4. Perumusan Pengelolaaan Lingkungan Terhadap Konstruksi ....................... 22
IV.5. Perumusan Pengelolaan Lingkungan Terhadap Pasca Konstruksi .............. 26
V. KESIMPULAN ...................................................................................................... 28
VI. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29
1
I. PENDAHULUAN
2
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dalam tahap tahap
pra kontruksi dan pasca konstruksi. Sebagai masukan bagi pengambil
keputusan, perencana, pemrakarsa dalam pelaksanaan Pemantauan
Lingkungan
3
b. Pembangunan dan Peningkatan Jalan Arteri Primer lebih dari atau
sama dengan 4 lajur.
c. Pembangunan dan Peningkatan Jalan arteri sekunder dengan 2 lajur
terpisah oleh median permanen, dengan jumlah lajur sekurang-
kurangnya 2 pada setiap lajur.
Menyarankan bahwa harus diikuti dengan laporan hasil penelitian
AMDAL, tetapi jika panjang ruas jalan lebih pendek dari 30 km, dan masih
masuk daerah milik jalan (DMJ) serta tidak termasuk kedalam ketentuan dari
Dirjen Bina Marga, maka pelaporan ini dibuat berdasarkan data-data yang
ada hasil analisis system penanganan lingkungan di lapangan yang
menunjukan bahwa daerah lokasi proyek masuk dalam daerah milik jalan
(DMJ) dan dari data-data sekunder dan hasil pengkajian lingkungan dengan
menggunakan instrument penapisan yang baku.
Dari hasil penyaringan tersebut disimpulkan bahwa upaya pengelolaan
dampaknya masih bisa diselesaikan dan dikelola secara teknis, dengan
demikian lingkup pekerjaan penanganan lingkungan hanya melakukan
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) saja.
4
Ruas jalan yang akan dilakukan survey adalah sebagai berikut :
Fungsi
No Nama Ruas No.Link Panjang Pekerjaan
Jalan
5
h. Keputusan Mentri KLH Nomor : 12/MENLH/3/94, tentang Pedoman
Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan.
i. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor
056 tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
j. Kepmen Lingkungan Hidup Nomor 39 tahun 1996 tentang Jenis Usaha
atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL yang mengganti
Kepmen Lingkungan Hidup No. 11 tahun 1994.
k. Permen PU Nomor 69 tahun 1995 tentang Pedoman Teknis AMDAL
Proyek Bidang PU
l. Kepmen PU No. 58 tahun 1995 tentang Petunjuk Tata Laksana
AMDAL Departemen PU.
m. Kepmen PU No. 147 tahun 1995 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Kerangka Acuan Andal Bidang PU.
n. Kepmen PU No. 148 tahun 1995 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
RKL dan RPL Proyek Bidang PU.
o. Keputusan Kepal Bapedal Nomor 299 tahun 1996 tentang Pedoman
Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan AMDAL.
p. Keputusan Mentri Pekerjaan Umum Nomor : 296 /KPTS/1996, tentang
Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
q. Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
r. Kepmen PU No. 377 tahun 1996 tentang Petunjuk Tata Laksana UKL
dan UPL Departemen PU.
s. Keputusan Mentri Pekerjaan Umum Nomor : 481/KPTS/1996, tentang
Penetapan Jenis Kegiatan Bidang PU yang wajib Dilengkapi dengan
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
t. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 105 tahun 1997 tentang Panduan
Pemantauan Pelaksanaan RKL dan RPL.
u. Kepmen PU No. 40 tahun 1997 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
AMDAL Proyek Jalan.
v. Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2001
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
6
II. PEMBAHASAN
7
diatasnya, Utilitas (PLN, PAM / PDAM, Telkom) dan prasarana
umum (Tempat Ibadah atau Sekolah) bila ada.
b. Peninjauan terhadap lokasi-lokasi yang rawan akan terjadinya
longsoran.
c. Pematokan dan pemasangan bouwplank
d. Persiapan mobilisasi alat dan personil
e. Pengenalan lokasi dan kondisi medan, termasuk quarry, Base camp
dan AMP.
f. Koordinasi dengan instansi terkait serta sosialisasi.
2.2.2.Tahap Konstruksi
Tahapan selanjutnya adalah Tahap Konstruksi.Untuk jelasnya tahapan ini
akan diuraikan sebagaimana uraian tahapan dibawah ini:
a. Persiapan dan koordinasi dengan instansi terkait
b. Mobilisasi alat secara bertahap sesuai kebutuhan, antara lain :
Buldozer, Motor Grade, Dump Truck, Excavator, Asphalt Sprayer,
Concrete Mixer, Tandem Roller, Finisher
c. Mobilisasi tenaga kerja, kegiatan pelaksanaan peningkatan ruas jalan
diperkirakan melibatkan banyak tenaga kerja dari berbagai mecam
disiplin ilmu dan keterampilan.
d. Pekerjaan galian dan timbunan
~ Pekerjaan galian saluran
~ Pekerjaan galian untuk konstruksi
~ Pekerjaan timbunan pelebaran badan jalan
~ Pekerjaan timbunan untuk konstruksi
e. Pekerjaan pengangkutan material
~ Material untuk galian dan timbunan
~ Material urugan pilihan
~ Material untuk sub base (LPA Klas A, Klas B)
~ Material pavement AC dan ATB
~ Material lain-lain untuk penunjang
f. Pekerjaan untuk pembuatan saluran drainase dan penataan bahu
jalan.
g. Pekerjaan pembongkaran dan penataan kembali sarana Utilitas (bila
ada)
8
h. Pekerjaan penanganan pengelolaan/pemeliharaan jalan (p.p) menuju
quarry, Base camp, AMP.
i. Pekerjaan pengendalian pencemaran udara, keseimbangan dan lalu
lintas
j. Pekerjaan penanganan pencegahan erosi/longsor akibat
galian/timbunan dan pemotongan tebing.
k. Pekerjaan perkerasan badan jalan.
l. Pekerjaan pembersihan.
2.2.3.Tahapan Pasca Konstruksi
Tahapan berikutnya adalah Tahapan Pasca Konstruksi, Tahapan ini akan
dibahas mengenai :
a. Operasional jalan dan manajemen lalu lintas.
b. Pemeliharaan jalan (lapis ulang/overlay).
c. Pembersihan rumput dan tanaman lainnya.
d. Pencegahan kecelakaan lalu lintas dengan pengaturan dan
pemasangan rambu-rambu lalu lintas di tempat yang diperkirakan
sering terjadi kecelakaan lalu lintas.
e. Pengendalian pencemaran udara dan kebisingan, dan penggunaan
lahan kiri kanan jalan.
9
Adapun kondisi geometrik ruas jalan dapat diuraikan sebagaimana tertera
dibawah ini :
10
lubang.
Perkerasan dari Hotmix Asphalt Alinemen vertikal berkisar <
80 + 776 s/d Concrete (AC) dengan kondisi 5%, alinemen horizontal
7,00
84 + 500 cukup bagus, sedikit mempunyai R > 400
bergelombang dan berlubang.
Perkerasan dari Hotmix Asphalt Alinemen vertikal berkisar <
84 + 510 s/d Concrete (AC) dengan kondisi 5%, alinemen horizontal
7,00
86 + 000 bagus, berlubang d penggir mempunyai R > 400
badan jalan.
11
lubang dan retak memanjang.
Perkerasan dari Hotmix Alinemen vertikal berkisar <
103 + 000 s/d Asphalt Concrete (AC) dengan 5%, alinemen horizontal
102 + 780 dari kondisi cukup bagus, ada 14,00 mempunyai R > 350
km Jkt. tol lubang kecil.
102 + 780 s/d Perkerasan jalan beton dengan Alinemen vertikal berkisar <
102 + 650 dari kondisi sedikit retak pada 10,00 5%, alinemen horizontal
km Jkt. tol badan jalan. mempunyai R > 400
Perkerasan dari Hotmix Alinemen vertikal berkisar <
102 + 650 s/d Asphalt Concrete (AC) dengan 5%, alinemen horizontal
101 + 900 dari kondisi kurang bagus, banyak 14,00 mempunyai R > 400
km Jkt. tol lubang dan retak memanjang
pada badan jalan.
Perkerasan dari Hotmix Alinemen vertikal berkisar <
101 + 900 s/d Asphalt Concrete (AC) dengan 5%, alinemen horizontal
99 + 800 dari kondisi cukup bagus, ada 7,00 mempunyai R > 400
km Jkt. tol sedikit bergelombang pada
badan jalan.
Perkerasan dari Hotmix Alinemen vertikal berkisar <
99 + 800 s/d Asphalt Concrete (AC) dengan 5%, alinemen horizontal
98 + 400 dari kondisi cukup bagus, terdapat 7,00 mempunyai R > 400
km Jkt. tol lubang kecil, retak dan
bergelombang.
12
Pada umumnya kondisi alinemen geometrik jalan baik alinemen vertikal
dan alinemen horizontal cukup bagus, alinemen vertikal rata-rata
mempunyai grade cukup datar berkisar antara 0 sampai 5%, sedangkan
alinemen horizontal terdapat beberapa tikungan dengan R>400 meter yang
terletak pada daerah pemukiman.
13
III. PREDIKSI KOMPONEN LINGKUNGAN
TERDAMPAK
14
yang sangat padat, khususnya di daerah Balaraja dan Serang (lihat
table hasil survey lalu lintas), dan berkembangnya pusat industri yang
banyak berdampak negatif terhadap kualitas udara serta tingkat
kebisingannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara
disajikan sebagai berikut : kadar gas buang berbahaya, kadar debu,
kadar asap dari hasil pembakaran pabrik, pencemaran air limbah yang
menimbulkan bau yang menyengat.
d. Hidrologi
Analisis pada hidrologi disini ditunjukan untuk menentukan pola air
memotong rencana trase jalan, dimana dengan mengetahui pola air
tersebut dapat ditetukan tindakan-tindakan yang sesuai agar rencana
desain drainase jalan nantinya mempunyai volume yang cukup
memadai dan dengan rencana konstruksi yang tepat dapat membantu
dan mempertahankan usia jalan yang cukup panjang.
Lingkup pekerjaan survey pendahuluan dalam kaitannya mendata
pola aliran air terhadap rencana jalan adalah mendata sampai sejauh
mana ketinggian muka air disaluran drainase, serta mendata curah
hujan dari stasiun curah hujan disekitar lokasi serta memberi
masukan terhadap jenis konstruksi bangunan air pada sepanjang
rencana trase.
e. Tata Guna Lahan
Tata guna lahan yang dominan oleh berbagai lapisan masyarakat
secara umum masih merupakan lahan bebas bangunan atau untuk
selengkapnya disajikan sebagai berikut :
Ruas Jalan Balaraja – Serang, Serang – Cilegon dan Cilegon – Merak.
RUAS JALAN STA. TATA GUNA LAHAN
15
Sawah, perumahan warga, pasar,
80 + 000 s/d 86 + 000 SPBU, kebun, lahan kosong, pabrik,
sekolahan.
Serang - Cilegon 93 + 350 s/d 98 + 000 Lahan kosong, pertokoan, dealer,
rumah warga.
98 + 000 s/d 102 + 000 Perumahan warga, lahan kosong,
SPBU, kebun, toko kecil, kampus.
Pasar, SPBU, toko kecil, lahan kosong,
102 + 000 s/d 104 + 000 perumahan warga.
Cilegon - Merak 112 + 400 s/d 117 + 000 Perumaan warga, SPBU, pabrik,
kebun, sekolahan.
117 + 000 s/d 121 + 000 Perumahan warga, hotel, pabrik, laut,
pertokoan.
103 + 000 s/d 98 + 400 Pertokoan, Rumah warga, SPBU,
kebun, lahan kosong.
17
pemukiman maupun hasil galian biasa hasil dari swadaya
masyarakat.
18
IV. JENIS DAMPAK YANG DIPANTAU DAN UPAYA
PENGELOLAAN
IV.1. Identifikasi
Jenis dampak yang dipantau dan upaya pengelolaannya akan dibuat
berdasarkan hasil identifikasi dampak yang ditimbulkan, adapun identifikasi
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) akan dibuat dalam bentuk perumusan berdasarkan hasil pemantauan
terhadap kemungkinan dampak yang terjadi baik pada tahap pra konstruksi,
tahap konstruksi maupun pada tahap pasca konstruksi.
Dari ketiga tahapan tersebut, tahap pra konstruksi perlu mendapatkan
perhatian khusus, karena pada tahap ini akan melakukan proses pembebasan
tanah yang biasanya akan menimbulkan konflik.
21
b. Mensosialisasikan lokasi milik masyarakat yang kena dampak
serta mempercepat proses penggantian/relokasi lahan atau
penggantian dengan uang.
c. Melakukan musyawarah dalam setiap penyelesaian dengan
masyarakat, kepala desa maupun pihak-pihak lainnya yang
berkopeten.
d. Program tersebut diatas dilaksanakan paling lama 1 bulan selama
masa pra konstruksi saja.
4.3.2 Jenis Dampak : Keresahan Masyarakat
Sumber Dampak :
Hal yang akan menimbulkan keresahan pada masyarakat, yaitu
adanya mobilisasi alat berat sebagai pengangkut material
galian/timbunan.
Indikator Dampak :
Akibat adanya kegiatan diatas, maka akan menimbulkan kemacetan,
pencemaran udara maupun peningkatan kebisingan.
Pengelolaan Dampak :
Upaya pengelolaan dampak untuk mengurangi keresahan
dimasyarakat dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Melakukan musyawarah antara pihak pengelola dengan
masyarakat setempat, instansi terkait, serta pelaksanaan
pekerjaan.
b. Melakukan sosialisasi keberadaan proyek secara transparan
kapada mesyarakat sekitar, terutama masyarakat yang
keberadaanya berdekatan dengan direksi kit.
22
maka akan terjadi gangguan terhadap kualitas udara disekitar
lokasi pekerjaan.
Indikator Dampak :
Bertambahnya partikel debu dan asap disekitar ruas jalan jalan
sebagai akibat dari pengangkuatan material tanah/agregat hasil
open traffic setelah pemadatan agregat yang tertiup angin.
Kemudian bertambahnya partikel debu akibat dari adanya
aktifitas penggalian tanah dan penimbunan pada ruas jalan dan
pembuatan saluran samping.
Pengelolaan Dampak :
Upaya pengelolaan dampak akan diuraikan sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan secara bertahap serta mengikuti prosedur
pelaksanaan pekerjaan (mis. Menutup bak dengan terpal dll).
b. Melakukan penyiraman dengan air disepanjang jalan yang
dilakukan pekerjaan gali dan timbun serta yang dilalui
kendaraan proyek.
c. Lokasi base camp, AMP dan direksi kit ditempatkan diluar
area proyek dan jauh dari pemukiman penduduk serta
dilengkapi ruang kerja yang sesuai dan penanganan limbah
yang memenuhi syarat.
24
Kerusakan prasarana jalan umum antara lain diakibatkan juga
oleh kegiatan pengoperasian alat-alat berat.
Indikator Dampak :
Seperti diketahui bersama bahwasannya alat berat seperti dump
truck akan sangat mempengaruhi badan jalan dimana beban
gandar truck tersebut mencapai 5 hingga 10 ton, sehingga terjadi
pembebanan pada jalan yang dilalui yang mengakibatkan
terjadinya kerusakan jalan lokal atau lingkungan, permukaan
jalan bergelombang dan lepas-lepas jalan berlubang, terutama
pada jalan lingkungan disekitar quarry, base camp dan AMP,
biasanya merupakan jalan yang dilalui dump truck dan dikelola
oleh pengusaha quarry dan kontraktor sendiri.
Pengelolaan Dampak :
Upaya pengelolaan dampak dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Membatasi kapasitas muatan truk sesuai dengan ketentuan
jalan lokal.
b. Kontraktor harus melakukan perbaikan permukaan jalan atau
perbaikan pondasi jalan.
c. Pengurusan ijin usaha pembangunan di quarry (kontraktor /
Pengusaha).
d. Penerapan retribusi pada jalan lokal dan jalan lingkungan.
e. Menentukan rute pengankutan material dan mengenakan
sangsi bagi angkutan yang melalui batas angkutan muatan
baik jembatan ataupun jalan.
f. Kontraktor pelaksana harus melakukan penggalian /timbunan
serta menyiapkan material bahan jalan secara teratur.
27
V. KESIMPULAN
28
VI. DAFTAR PUSTAKA
Jasakons Nusajaya, PT. 2008. Laporan Akhir Perencanaan Teknik Jalan Paket
Perencanaan Jalan Pantura Sepanjang 54 km di Provinsi Banten, Tahun
Anggaran 2008. Jakarta.
APHA. 1986. Standard Method for the Examination of Water and Waste Water.
APHA, Washington.
Budihardjo, E. 2001. Dampak Pada Kualitas Udara, Bising dan Getaran. Makalah
pada Pelatihan Dasar-dasar AMDAL Angkatan 88, 12 – 23 Maret 2001 di
PPSML-UI, Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang, 2019. Cooper and Alley. Air
Pollution Control.1986.
Dwi P, Sasongko, dkk. 2000. Kebisingan Lingkungan. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro Semarang. Semarang.
Fandeli, C. 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Prinsip Dasar dan
Pemaparannya Dalam Pembangunan. Liberty, Yogyakarta.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya
Sebagai Jalan Nasional
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.102 Tahun
2016 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Bagi
Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan
Hidup.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Undang – undang Nomor 11/2020 pasal 34 mengenai penyusunan standar UKL -
UPL
29