Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Rekayasa Lingkungan.
2. Tim kerja kelompok 1 kelas B yang telah bekerja sama dengan baik selama
pengerjaan makalah
Akhir kata kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi pembaca. Kami berharap semoga Makalah Rekayasa Lingkungan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
ABSTRAK
Akhir-akhir ini isu lingkungan menjadi isu pokok dalam berbagai aktivitas
manusia, salah satunya adalah kegiatan pembangunan infrastruktur. Pembangunan
infrastruktur memberikan dampak terhadap kerusakan lingkungan termasuk
pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Namun bila pembangunan tersebut
memperhatikan aspek-aspek lingkungan, maka dapat menyelamatkan lingkungan dan
mengurangi dampak fatalitas bencana. Pemerintah sebagai penanggung jawab dan
penyelenggara infrastruktur jalan dan jembatan wajib menyelenggarakan
infrastruktur jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan sehingga tercipta
infrastruktur jalan dan jembatan yang berkelanjutan. Namun dalam kenyataan di
lapangan aspek lingkungan masih kurang diperhatikan, baik pihak proyek sebagai
pemilik (owner) maupun penyedia jasa (kontraktor).
Artikel ini merupakan hasil telaah pustaka yang bersumber dari literatur
ilmiah dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan bertujuan
untuk memaparkan dan menjelaskan aspek-aspek lingkungan yang harus
mendapatkan perhatian dalam pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan.
Dengan adanya penjelasan tersebut diharapkan pihak-pihak pemangku
kepentingan (stakeholder) akan lebih peduli terhadap lingkungan dalam pelaksanaan
pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, sehingga pembangunan yang
dilaksanakan selain akan memberikan dampak bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat juga turut melestarikan lingkungan.
Secara umum kegiatan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan operasi serta pemeliharaan. Setiap
tahapan harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, dalam tahap
perencanaan pembangunan jalan dan jembatan supaya rute (trase) jalan dan
jembatan tidak melalui daerah konservasi serta dalam pelaksanaan dan
pengoperasian serta pemeliharaannya haruslah seminimal mungkin gangguannya
terhadap lingkungan, baik flora dan fauna maupun masyarakat sekitarnya.
Kata kunci : infrastruktur jalan dan jembatan, stakeholder, lingkungan
3
BAB I.
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan
yang berwawasan lingkungan?
Bagaimana pengelolaan dan pemantauan lingkungan dalam pembangunan
infrastruktur jalan dan jembatan?
Bagaimana pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang
berwawasan lingkungan di Indonesia?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, artikel ini
bertujuan untuk membahas pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang
berwawasan lingkungan sehingga tercipta pembangunan yang berkelanjutan.
Pembahasan akan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengoperasian
dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan serta bagaimana
pelaksanaannya di Indonesia.
1.4 Manfaat
Artikel ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para
stakeholder bagaimana pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan dan
jembatan yang berwawasan lingkungan, sehingga kegiatan pembangunan
tersebut tidak hanya untuk pembangunan semata, tapi juga dalam rangka
pelestarian lingkungan. Bagi masyarakat luas, artikel ini juga bertujuan untuk
memberikan pemahaman bagaimana seharusnya pembangunan infrastruktur
jalan dan jembatan dilaksanakan sehingga tidak merusak lingkungan, dan pada
akhirnya dapat tercipta apa yang disebut dengan pembangunan yang
berkelanjutan.
5
BAB II.
PEMBAHASAN
6
maka dalam setiap tahapan pembangunan harus memperhitungkan dampaknya
terhadap lingkungan. Pembangunan yang berwawasan lingkungan dengan
sendirinya akan menciptakan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development).
7
Sumber : Pedoman Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, DPU
8
a. Tahap perencanaan umum
Siklus proyek atau pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan
diawali dengan perencanaan umum yang berupa gagasan awal baik ide
pembangunan jalan atau jembatan baru maupun peningkatan jalan atau
jembatan yang telah ada. Walaupun masih berupa perencanaan umum dan
belum adanya kegiatan fisik, namun pihak pemrakarsa proyek sudah harus
mengidentifikasi sedini mungkin dampak yang akan ditimbulkan dengan
adanya proyek atau pembangunan jalan dan jembatan terhadap lingkungan,
melalui proses penyaringan lingkungan. Dengan adanya proses penyaringan
tersebut akan didapat gambaran apakah suatu proyek perlu adanya AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) atau cukup dengan RKL (Rencana
Pengelolaan Lingkungan) dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) ataupun
cukup dengan penerapan SOP (Standard Operation Procedure). Adapun
kriteria kegiatan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang wajib
AMDAL atau RKL dan RPL dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah.
9
Tabel 2.1 Kriteria Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan yang Wajib
dilengkapi dengan AMDAL atau RKL dan RPL.
( Berdasarkan skala / besaran rencana kegiatan )
3. Jembatan
a. Pembangunan jembatan di kota - Panjang 20 m
besar / metropolitan
b. Pembangunan jembatan di kota - Panjang 60 m
sedang / lebih kecil
Catatan :
Kota metropolitan : Jumlah penduduk > 1.000.000 jiwa
Kota besar : Jumlah penduduk 500.000 1.000.000 jiwa
Kota sedang : Jumlah penduduk 200.000 500.000 jiwa
Kota kecil : Jumlah penduduk 20.000 200.000 jiwa
Kota di pedesaan : Jumlah penduduk 3000 20.000 jiwa
10
b. Tahap pra studi kelayakan
Kegiatan proyek pada tahap ini adalah perumusan garis besar rencana
kegiatan yang meliputi penentuan beberapa alternatif koridor trase / alinyemen
jalan atau jembatan, dan setiap alternatif dikaji aspek teknis, ekomis dan juga
kelayakan lingkungan melalui proses kajian awal lingkungan.
c. Tahap studi kelayakan
Kegiatan utama proyek pada tahap ini adalah analisis kelayakan teknis,
ekonomi, finansial dan lingkungan secara lebih mendalam terhadap alternatif
trase jalan atau jembatan berdasarkan data yang didapat dari hasil survey.
Analisis kelayakan lingkungan dilakukan melalui studi AMDAL atau RKL dan
RPL.
Rencana trase atau lalu lintas yang akan melewati jalan tersebut, harus
dapat diterima oleh lingkungan di sekitarnya, baik pada waktu pembangunan,
pengoperasian maupun pemeliharaannnya (Studi Kelayakan Proyek Jalan dan
Jembatan,DPU,2005), misalnya :
1. Alternatif rute tidak melalui daerah konservasi
2. Alternatif rute tidak menimbulkan dampak yang besar terhadap
lingkungan sekitarnya
3. Dampak sosial dan pengadaan tanah perlu diantisipasi
4. Identifikasi keperluan penyusunan AMDAL atau RKL dan RPL, serta
menyiapkan kerangka acuan kerja
5. Mendukung tata ruang dari wilayah studi
Kesimpulan dan rekomendasi dari studi kelayakan lingkungan
disajikan dalam bentuk dokumen RKL dan RPL yang merupakan
pedoman untuk pengelolaan lingkungan pada tahap perencanaan teknis
(detail design), pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi.
11
d. Tahap perencanaan teknis
Lingkup pekerjaan pada tahap perencanaan teknis antara lain :
Penetapan trase/rute jalan secara definitif berdasarkan pengukuran
lapangan yang akurat
Perhitungan struktur, pembuatan gambar rencana rencana teknis detail
jalan, jembatan dan bangunan pelengkapannya serta penetapan syarat-
syarat dan spesifikasi teknis yang digunakan pada tahap konstruksi
Perhitungan biaya konstruksi
Penyusunan dokumen lelang dan dokumen kontrak pekerjaan konstruksi
Integrasi pertimbangan lingkungan yang diperlukan pada tahap ini
adalah penjabaran RKL dalam bentuk gambar-gambar dan syarat-syarat serta
spesifikasi dalam pengelolaan lingkungan. Untuk keperluan tersebut, konsultan
perencana teknis harus memahami dokumen RKL yang telah ditetapkan, karena
itu tim konsultan perencana seyogyanya dilengkapi dengan tenaga ahli
lingkungan. Dalam kegiatan
Dalam perhitungan biaya konstruksi jalan dan jembatan sudah harus
mencakup biaya pengelolaan lingkungan, baik pada tahap konsruksi maupun
pada tahap pasca konsruksi. Jika diperlukan pengadaan tanah, maka pada tahap
ini perlu dilakukan studi pengadaan tanah dan pemukiman kembali termasuk
semua dampak yang akan timbul, sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam dokumen RKL.
12
f. Tahap konstruksi
Kegiatan pada tahap konstruksi terutama pekerjaan teknik sipil, meliputi
pekerjaan tanah, struktur jalan atau jembatan, bangunan pelengkap dan
perlengkapannya. Penerapan pertimbangan lingkungan pada tahap ini adalah
pelaksanaan dan pemantapan RKL dan RPL tahap konstruksi, untuk menangani
semua dampak yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan konstruksi, seperti
erosi, pencemaran udara, kebisingan, gangguan pada prasarana umum dan
utilitas di areal proyek dan sebagainya.
Tabel 2.2 Potensi Dampak Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan dan Alternatif
Pengelolaannya.
Kegiatan yang Prakiraan Dampak Yang Alternatif Pengelolaan
Menimbulkan Dampak Timbul Lingkungan
Persiapan Pekerjaan
Konstruksi
1. Mobilisasi tenaga kerja a. Kecemburuan sosial a.1. Tenaga kerja lokal
diprioritaskan
a.2. Sosialisasi pada penduduk
lokal
b. Peningkatan kesempatan b.1. Pemberian informasi tentang
kerja (dampak positif) tenaga kerja yang diperlukan
b.2. Pelatihan tenaga kerja local
2. Mobilisasi peralatan berat a. Kerusakan prasarana jalan a.1. Perbaikan jalan yang rusak
a.2. Membatasi tonase
13
Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi
a. Di lokasi proyek
1. Pembersihan dan a. Gangguan pada flora dan a. Penghijauan
penyiapan lahan fauna b. Penyiraman
b. Pencemaran udara c. Pembuatan tanggul atau
c. Pencemaran air permukaan drainase sementara untuk
pengendalian air larian
d. Pemindahan dan perbaikan
d. Gangguan pada utilitas utilitas
14
sekitar)
c. Gangguan lalu lintas c.1. Pengaturan lalu lintas
c.2. Pemasangan rambu lalu
lintas
15
c. Di lokasi base camp dan
AMP
1.3 Pengoperasian base camp a. Kecemburuan social a. Pendekatan kepada
(barak pekerja, kantor, masyarakat
stone*) crusher dan b. Pencemaran udara b. Perawatan peralatan
AMP**)) c. Kebisingan c. Perawatan peralatan
d. Pencemaran air permukaan d. Pengendalian limbah cair
e. Kecelakaan lalu lintas e. Pengaturan lalu lintas
16
atas harus dipantau pelaksanaannya agar dapat diketahui kualitas lingkungan
sebelum dan setelah pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan. Selain itu
dengan pemantauan pengelolaan lingkungan dapat diketahui keberhasilan
pengelolaan lingkungan pada kegiatan pembangunan infrastruktur jalan dan
jembatan.
17
BAB III.
PENUTUP
3.1. Simpulan
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan :
1. Kegiatan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan berpotensi menyebabkan
kerusakan lingkungan, sehingga setiap siklus kegiatan perlu adanya pengelolaan
dan pemantauan dampak lingkungan.
2. Perlu adanya kesadaran pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
kontrak konstruksi, baik pihak proyek (owner) maupun penyedia jasa (kontraktor)
dalam pengelolaan lingkungan pada pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan.
3. Pengelolaan lingkungan di bidang jalan dan jembatan perlu ditunjang penguatan
kapasitas institusional dan sumberdaya manusia
18
DAFTAR PUSTAKA
____________ 2001. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 tahun
2001, tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi
dengan AMDAL. Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.
____________ 2003. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 17/KPTS/M/2003, tentang
Penetapan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan
Prasarana Wilayah yang Wajib dilengkapi dengan UKL dan UPL.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta.
____________ 2011. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011,
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultasi. Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.
____________ 2010. Spesifikasi Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta.
Sumarwoto, O. 2001. Atur Diri Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Bandung.
Manik, K.E.S, 2007. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bandar Lampung.
Michell, B., Setiawan, B. dan Rahmi, D.H. 2000. Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan. Yogyakarta.
____________ 2006, Pedoman Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
No. 08/BM/05. Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah, Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta.
____________ 2009, Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang
Jalan No. 010/BM/2009. Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta.
____________ 2009. Pedoman Pemantauan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang
Jalan No. 011/BM/2009. Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta.
19
____________ 2005. Pedoman Studi Kelayakan Proyek Jalan dan Jembatan No. Pd
T-19-2005-B. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
Suratmo, F. Gunawan. 2009. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta
Mustika, S. 2006. Pembangunan Berwawasan Lingkungan dalam Usaha Menjaga
Kelestarian Lingkungan Hidup. Bulletin BPKSDM, Badan Pembinaan
Konstruksi dan Sumber Daya Manusia, Departemen Pekerjaan Umum Edisi
III 2006. Jakarta.
____________ 2001. Environmental Awarenes for Civil Construction Projects.
Transport South Australia. Walkerville SA.
20