KATA PENGANTAR
Laporan Pendahuluan ini disusun sebagai salah satu bentuk persyaratan teknis
kontrak pengadaan jasa konsultan perencana antara CV. DYNAMIC dengan Dinas PUTR Kota
Tasikamalaya.
Laporan Pendahuluan ini secara garis besar berisi tentang uraian umum lingkup
pekerjaan jasa konsultan perencana, lingkup kegiatan, gambaran umum , metodologi dan
organisasi, landasan konseptual.
Konsultan Perencana
CV. DYNAMIC
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Tasikmalaya merupakan kota yang sedang berkembang. Tasikmalaya juga menjadi salah satu
kota perdagangan utama di wilayah priangan timur. Hal ini manjadikan kota Tasikmalaya sebagai
daerah tarikan yang tinggi. Hal ini mengakibatkan lalu lintas yang terjadi di Tasikmalaya semakin
meningkat.
Secara makro, keberadaan sistem jaringan jalan dan sistem transportasi merupakan bagian dari
perencanaan regional wilayah. Keberadaan jaringan jalan yang merupakan penghubung pusat-pusat
pertumbuhan wilayah sebagai komponen utama di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah.
Disamping itu juga perkembangan ekonomi disuatu daerah sangat ditunjang oleh jenis, kualitas
dan kuantitas kegiatan yang terdapat di daerah tersebut beserta ketersediaan sarana dan
prasarananya. Pertumbuhan ekonomi yang baik memerlukan juga ketersediaan akan prasarana dan
sarana yang dapat mendistribusikan hasil/produk kegiatan tersebut dari daerah produksi menuju
daerah yang membutuhkannya.
Sistem prasarana jalan yang baik adalah sistem prasarana yang mampu mendistribusikan segala
bentuk barang dan jasa ke tempat/wilayah yang memerlukannya. Pendistribusian yang Jika
ditunjang oleh kualitas dari transportasi itu sendri yang dapat menyalurkan barang secara cepat dari
suatu wilayah produksi ke wilayah konsumsi atau dari suatu daerah penghasil bahan dasar ke daerah
produksi.
Studi kelayakan jalan ini menganalisis penghubung antara ruas Jl. Letnan Harun dengan Jl.
Mangin yang bertujuan untuk jalur alternative anatara dua ruas jalan tersebut. Dengan demikian,
jalan alternative ini diharapkan dapat mengurangi travel time dan travel cost perjalanan barang dan
jasa disekitarnya.
Maksud dari kegiatan studi kelayakan ini merupakan suatu studi yang bertujuan untuk
menganalisa pengembangan jalan penghubung antara jalan Mangin dengan jalan Letnan Harun
ditinjau dari beberapa aspek dan kepentingan.
Tujuan dari studi kelayakan itu adalah untuk mengkaji kemungkinan pembangunan ruas jalan
yang dapat menghubungkan jaringan jalan yang ada dengan sarana yang tersedia/akan dibuat.
Kajian yang dilakukan meliputi kelayakan teknis, ekonomi dan ketersinambungan (interkoneksi)
jaringan.
Ruang lingkup “Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Mangin – Lt Harun adalah seperti berikut:
Lingkup wilayah dari Studi Kelayakan Jalan Mangin – Lt Harun adalah di Kecamatan
Bungursari Kota Tasikmalaya.
Lingkup pekerjaan yang nantinya akan dilakukan oleh konsultan sebagai tahapan dalam
menyusun studi tersebut adalah:
Studi Kelayakan Jalan Mangin – Lt Harun ini difokuskan pada ruas jalan yang menghubungkan
jalan Mangin dan jalan Letna Harun yang berada di Kecamatan Bungursari kota Tasikmalaya.
Untuk menguraikan laporan Pendahuluan Studi Kelayakan Jalan Mangin – Lt Harun, maka
laporan ini disusun menjadi 5 (lima) bab/bagian yang terdiri atas:
I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang studi, maksud dan tujuan studi, ruang lingkup dan
sistematika penyajian laporan.
Bab ini berisi tentang profil wilayah studi yang meliputi kondisi geografi, topografi, iklim dan
cuaca, administrasi dan kependudukan, serta potensi wilayah dan kependudukan. Pada bab ini
dibahas juga mengenai pengembangan wilayah serta arah pembangunan daerah.
Bab ini berisi tentang pendekatan penanganan yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan
studi; metode pelaksanaan yang akan diterapkan mulai dari tahap persiapan studi, survey
pengumpulan data, analisis data, sampai dengan pelaporan.
Bab ini menjabarkan data mengenai kondisi eksisting jarigan jalan yang dikumpulkan dari
kegiatan survey lapangan.
Bab ini berisi tentang analisis untuk mengetahui kelayakan pembangunan suatu prasrana
infrastruktur, termasuk jalan, dua komponen besar yang perlu diperhitungkan adalah komponen
biaya dan komponen manfaat.
Mangkubumi
Cibeureum
Bungursari
Tamansari
Purbaratu
Cihideung
Indihiang
Cipedes
Tawang
Kawalu
KECAMATAN
020. Tamansari 5 ~ 6.25 7.5 6.625 11.5 8.75 16.25 15.5 12.25
031. Purbaratu 11.75 7.5 3.75 ~ 5.5 7.375 8.5 13.875 13.5 7.375
040. Tawang 6.5 6.625 5.5 5.5 ~ 5.25 15.5 11.75 11.25 7
050. Cihideung 9.25 11.5 11 7.375 5.25 ~ 4.625 5.4 5.65 4.25
060. Mangkubumi 3.75 8.75 15.5 8.5 15.5 4.625 ~ 9.25 9.5 10.25
070. Indihiang 14.5 16.25 14.25 13.875 11.75 5.4 9.25 ~ 7.125 5
071. Bungursari 13.5 15.5 13.75 13.5 11.25 5.65 9.5 7.125 ~ 8
Tabel 2.2
Kondisi Kemiringan Lereng Kota Tasikmalaya
Kelas Lereng Keterangan Luas (Hektar) % Luas
e
2-6 | S t u d i Kelayakan Jalan Akses Jalur Jalan Letnan Harun - Mang in
mencapai 49 – 416 juta m3/hari, sementara di Kecamatan Mangkubumi mencapai 59 – 501 juta
m3/hari.
Sedangkan untuk sungai, air dalam cekungan (danau/situ) dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan
Tabel 2.4
Tabel 2.3.
Daftar DAS/Sub DAS di Kota Tasikmalaya
Lokasi
No. Nama Perairan Luas (Ha)
Kelurahan Kecamatan
1 Situ Gede 47 Mangkubumi Mangkubumi
2 Situ Cicangri 3 Tamanjaya Tamansari
3 Situ Rusdi 3 Tamanjaya Tamansari
4 Situ Cibeureum 7 Tamanjaya Tamansari
5 Situ Cipajaran 0,92 Tamanjaya Tamansari
6 Situ Malingping 3,5 Tamanjaya Tamansari
7 Situ Bojong 3,43 Tamanjaya Tamansari
Sumber : RTRW Kota Tasikmalaya, 2004
2. Air Tanah
Salah satu sumber air tanah dalam bentuk mata air yang terdapat di Kecamatan Bungursari –
mata air Cibunigeulis – memiliki kapasitas produksi / debit sebesar 15,00 liter perdetik sampai
60,00 liter per detik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut ini.
Tabel 2.5
Kawasan Sekitar Mata Air Di Kota Tasikmalaya
3. Klimatologi
Sebagai kota yang terletak di kawasan beriklim tropis, Kota Tasikmalaya bulan basah
biasanya terjadi pada bulan Januari - April, September, Oktober dan Desember. Sedangkan
pada bulan Mei - Agustus dan bulan November bertiup ke arah Barat Laut yang biasanya
berkaitan dengan musim kemarau yang biasa disebut sebagai bulan kering. Dengan suhu
rata-rata 25,70 C, dengan kisaran antara 21,10 C (terendah) dan 27,90 C (tertinggi).
a. Curah Hujan
Curah hujan di Kota Tasikmalaya untuk tahun 2009 dan 2010 rata-rata memiliki nilai
275 mm per tahun, ini menunjukan bahwa Kota Tasikmalaya merupakan daerah yang
memiliki curah hujan yang sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.7.
Tabel 2.7.
Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kota Tasikmalaya (mm)
Tahun
NO. BULAN 2009 2010
CH HH CH HH
11 November 358 13 - 0
12 Desember 316 12 - 0
Jumlah 3686 145 2844 123
Rata-rata 307.17 12.08 237.00 10.25
Sumber : BPSDA Provinsi Jawa Barat (Stasiun Cimulu), 2011 dalam SLHD Kota Tasikmalaya,
b. Suhu udara
Suhu udara di Kota Tasikmalaya selama tahun 2002-2006 memiliki nilai rata-rata antara
25 – 26 oC. hal ini menunjukan bahwa suhu di Kota Tasikmalaya termasuk dalam katagori
sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.8.
Tabel 2.8.
Suhu Maksimum, Rata-rata, dan Minimum Bulanan Rata-rata
TAHUN RATA-
RATA
2002 2003 2004 2005 2006
MAKS MIN MAKS MIN MAKS MIN MAKS MIN MAKS MIN
29,70 24,50 28,90 23,40 26,50 23,30 28,90 23,10 30,30 22,00 26,06
30,90 24,60 30,00 25,50 28,40 23,50 28,90 23,30 30,40 22,40 26,79
30,60 24,90 28,60 24,20 27,90 23,50 29,10 23,80 30,90 22,20 26,57
28,90 24,80 29,30 24,60 29,20 23,80 28,90 24,00 30,90 22,70 26,71
29,00 24,60 28,90 24,00 29,50 23,20 28,90 23,50 30,40 22,20 26,42
30,20 25,30 29,00 23,70 28,40 22,50 28,60 23,20 29,70 20,60 26,12
27,50 23,90 28,80 23,10 27,50 22,50 28,80 22,80 27,60 19,10 25,16
27,40 22,70 27,30 23,30 28,00 22,50 28,50 22,60 29,00 18,50 24,98
29,20 24,20 28,60 23,40 28,90 22,90 28,80 22,80 28,60 20,80 25,82
29,30 24,40 28,40 23,20 27,00 22,50 27,70 22,60 27,60 21,80 25,45
28,80 24,50 27,70 23,30 28,10 22,60 28,00 22,40 28,50 22,40 25,63
29,10 24,40 29,00 23,70 29,00 22,50 28,60 22,20 29,30 22,30 26,01
29,22 24,40 28,71 23,78 28,20 22,94 28,64 23,03 29,43 21,42 25,98
2.5 Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Tasikmalaya pada tahun 2010 apabila dibandingkan dengan tahun
2009, maka ada pertambahan sebesar 1,64% atau 10.254 jiwa. Pada tahun 2010 jumlah
penduduk Kota Tasikmalaya sebanyak 635.464 jiwa, terdiri dari 321.460 jiwa penduduk
laki-laki dan 314.004 jiwa penduduk perempuan. Perkembangan penduduk Kota
Tasikmalaya dari tahun 2002 sampai dengan 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.10,
sedangkan untuk proyeksi pertumbuhan penduduk sampai 5 tahun 2016 dapat dilihat
pada Tabel 2.11.
Tabel 2.10
Tabel 2.11
Proyeksi Penduduk Kota Tasikmalaya Tahun 2013 Sampai Tahun 2028 (Jiwa)
Gambar 2.5.
Perkembangan Penduduk Di Kota Tasikmalaya
2.5
1.5 LPP
0.5
0
2003
2004
2006
2009
2002
2005
2007
2008
2010
2.6 Perekonomian
Kinerja laju pertumbuhan ekonomi nasional dan Provinsi Jawa Barat yang begitu fluktuatif
dalam periode tiga tahun terakhir, LPE Kota Tasikmalaya justru tampak stabil dan
terkendali seperti diperlihatkan dalam Grafik 4.1. Perlambatan laju pertumbuhan ekonomi
Kota Tasikmalaya sempat terjadi pada tahun 2008, tetapi relatif tidak lebih besar
dibandingkan dengan kondisi nasional dan Provinsi Jawa Barat pada umumnya. Berbagai
tekanan ekonomi yang dihadapi pemerintah Indonesia dan Provinsi Jawa Barat selama 3
(tiga) tahun belakangan ini tampaknya tidak menimbulkan dampak yang berarti terhadap
perekonomian di Kota Tasikmalaya. Kinerja ekonomi Kota Tasikmalaya mengalami
pertumbuhan positip dengan LPE di kisaran angka 5,7 persen. Hal ini dikarenakan
perekonomian Kota Tasikmalaya utamanya ditopang oleh sektor perdagangan, hotel dan
restoran dan sektor industri pengolahan terutama industri kecil dan menengah yang
cukup maju dengan dukungan sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa.
Pertumbuhan industri kecil dan menengah biasanya relatif stabil dan tidak mudah
Grafik 2.1.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Provinsi Jawa Barat dan Kota Tasikmalaya
Tahun 2006-2010
6.48
6.28 6.21
6.02 6.06 6.10
6.09
5.98
5.7 5.72 5.73
5.50
5.11
4.50
4.19
Sumber: BPS RI, BPS Provinsi Jawa Barat dan BPS Kota Tasikmalaya
Tabel 2.26
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(jutaan rupiah) Kota Tasikmalaya Tahun 2006 – 2010
Tahun
No Lapangan Usaha
2005 2007 2008 2009 2010
Sektor Primer 493.933,18 519.974,01 541.974,04 564.551,56
1 Pertanian 493.576,64 519.583,01 541.561,03 564.114,73
2 Pertambangan &
356,54 391,00 413,01 436,83
Penggalian
Sektor Sekunder 1.713.963,44 1.957.807,80 2.150.169,27 2.364.373,24
3 Industri Pengolahan 926.367,68 1.024.660,99 1.116.396,52 1.218.452,56
4 Listrik, Gas & Air
125.496,56 134.175,38 146.283,06 159.504,72
Bersih
5 Bangunan 662.099,20 798.971,43 887.489,69 986.415,96
Sektor Tersier 4,146,014.13 4.673.140,66 5.077.538,30 5.540.111,14
6 Perdag., Hotel &
1.903.703,00 2.214.921,03 2.473.419,35 2.747.793,42
Restoran
7 Pengangkutan &
885.013,74 982.506,62 1.023.726,61 1.085.815,65
Komunikasi
8 Keu., Persewaan &
569.455,02 627.296,54 677.459,82 734.715,32
Jasa Perusahaan
Tabel 2.27
Laju Pertumbuhan PDRB Kota Tasikmalaya Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah) Tahun 2007-2010
Tahun
No Lapangan Usaha
2006 2007 2008 2009 2010
Sektor Primer 294.925,93 295.400,96 297.299,01 300.582,49
1 Pertanian 294.732,38 295.204,03 297.098,93 300.380,14
2 Pertambangan &
193,55 196,93 200,08 202,35
Penggalian
Sektor Sekunder 968.582,38 1.038.741,30 1.112.719,17 1.188.325,67
3 Industri Pengolahan 591.910,42 621.586,84 653.935,23 685.918,42
4 Listrik, Gas & Air
53.883,98 57.112,97 61.088,95 64.158,75
Bersih
5 Bangunan 322.787,98 360.041,49 397.695,00 438.348,50
Sektor Tersier 2.019.747,50 2.136.099,64 2.258.610,02 2.389.715,21
6 Perdag., Hotel &
954.786,44 1.036.979,45 1.122.539,13 1.215.773,81
Restoran
7 Pengangkutan &
299.567,51 306.170,95 313.552,15 321.258,72
Komunikasi
8 Keu., Persewaan &
345.678,99 365.102,47 385.273,79 406.033,52
Jasa Perusahaan
9 Jasa-jasa 419.714,56 427.846,77 437.244,95 446.649,18
PDRB 3.283.255,8
3.470.241,90 3.668.628,20 3.878.723,40
1
Sumber : BPS Kota Tasikmalaya Dan Data Pokok Kota Tasikmalaya
Bangunan; 11.54
6.77 6.96
Keu,Persew&
PDRB; 5.98 5.99
Jasa Perush 5.7
5.62 5.72
5.52 5.73
Industri Pengolahan; 5.2 5.39
5.01 5.03
4.89
3.99
Persen
2.41 2.46
Pengangkutan& 2.2 2.2 2.15
Jasa-jasa;
1.75 1.94
Komunikasi
Pertamb&Penggalian 1.6
1.4
1.14
1.1
Pertanian; 0.640000000000001
0.16
2007 2008 2009 2010*)
Tahun
Berdasarkan harga berlaku, PDRB Kota Tasikmalaya tahun 2010 mencapai 8.469,04
milyar rupiah, atau mengalami peningkatan sebesar 9,00 persen dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar 7.769,68 milyar rupiah.
Sistem ekonomi suatu wilayah biasanya sangat dipengaruhi oleh potensi sumber
daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki dan berbeda-beda di tiap
wilayah. Salah satu indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan struktur
ekonomi suatu wilayah adalah kontribusi/distribusi persentase sektoral terhadap
pembentukan PDRB.
Distribusi persentase PDRB sektoral menunjukkan komposisi dan peranan masing-
masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar
persentase suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam
perkembangan ekonomi suatu daerah. Distribusi persentase juga dapat memperlihatkan
27.92 65.42
6.67
2010
27.67 65.35
6.98
2009
Lepas dari pendekatan yang digunakan, Studi Kelayakan Jalan Akses Jalur Jalan
Letnan Harun - Mangin akan ditujukan untuk:
a. Mendukung potensi daerah dan perkembangan wilayah-wilayah andalan
perekonomian.
b. Mendukung perkembangan industri dan sektor perekonomian.
c. Memenuhi kebutuhan pengembangan transportasi jalan di masa mendatang.
d. Memberikan kemudahan akses bagi pemerintah dan masyarakat untuk
melaksanakan fungsi-fungsi sosial, administrasi dan pertahanan keamanan.
e. Sebagai moda angkutan masa mendatang
Kebutuhan data guna menunjang analisis untuk aspek lalu lintas, kondisi jalan,
geometrik jalan, struktur jalan, daya dukung tanah, maupun kebutuhan pembebasan
lahan akan dilakukan pengumpulan data dengan melakukan survai
Investigasi/lapangan. Data yang terkumpul akan digunakan untuk membuat
pemodelan transportasi dengan mempertimbangkan sosial ekonomi masyarakat.
Pemedolen dilakukan untuk melakukan peramalan permintaan transportasi pada
masa mendatang dengan melakukan berbagai asumsi-asumsi.
Pada tahap ini juga dilakukan kegiatan-kegiatan mobilisasi tenaga ahli, persiapan
fasilitas perkantoran, menyusun program kerja, persiapan survai lapangan dan
menyelesaikan masalah teknis dan administratip.
No Jenis Deskripsi
1. Mobil Kendaraan bermotor beroda empat yang dipergunakan
Penumpang sebagai angkutan penumpang dengan maksimum 10 orang
termasuk pengemudi, seperti sedan, stasion wagon, jeep,
combi.oplet, mini bus dan suburban.
2. Mini Bus & Bus Yang termasuk golongan ini adalah semua kendaraan yang
digunakan sebagai angkutan penumpang dengan jumlah
tempat duduk yang disediakan untuk 20 orang atau lebih
termasuk supir.
3. Pick Up & Mobil Yang termasuk golongan ini adalah semua kendaraan
Hantaran bermotor roda empat (kecuali Truck) yang dipakai untuk
angkutan barang berat total < 2,5 Ton
4. Truck Sedang Yang termasuk golongan ini adalah semua kendaraan
bermotor roda empat (kecuali Truck) yang dipakai sebagai
angkutan barang dengan tonase < 2,5 Ton
5. Truck Yang termasuk golongan ini adalah semua kendaraan
bermotor roda empat atau lebih dengan tonase > 2,5 Ton
(Truck dengan 2 as, 3 as, dan truk tangki) .
6. Sepeda Motor Adalah kendaraan bermotor roda 2 (dua)
b. Survai Sosial-Budaya
Survai Sosial Budaya dilaksanakan dengan wawancara dan penelitian untuk
memperoleh informasi berikut tetapi tidak terbatas pada:
- kepekaan hidup masyarakat terhadap gangguan adanya kegiatan proyek jalan,
- masyarakat dan ekonomi lokal,
3-6 | S t u d i Kelayakan Jalan Akses Jalur Jalan Letnan Harun - Mang in
- persepsi masyarakat lokal terhadap perencanaan proyek jalan, dan
- nilai ekonomi yang mungkin berkurang dengan adanya pelaksanaan proyek
jalan.
A. Konsep AMK
Pengambilan keputusan dalam perencanaan sistem transportasi jalan akan
dihadapkan kepada sejumlah variabel yang kompleks sesuai sifat ke-multi-an dari
sistem transportasi jalan itu sendiri. Setidaknya keputusan yang diambil harus mampu
mencerminkan adanya kompromi, di mana kehendak (aspirasi) masyarakat, Daerah
3-12 | S t u d i Kelayakan Jalan Akses Jalur Jalan Letnan Harun - Mang in
(Kabupaten/Kota) harus dipadukan dengan kebutuhan Propinsi untuk menyelaraskan
aspirasi tersebut secara lintas daerah dan lintas sektoral. Hal ini menjadi lebih
kompleks karena Propinsi mengemban tugas dari pusat untuk mengkoordinasikan
pengembangan sistem transportasi di daerah sehingga menjalin sistem jaringan jalan
di Propinsi yang terpadu.
Selain batasan normatif di atas terdapat juga batasan teknis yang harus
dipertimbangkan seperti kebutuhan perjalanan, biaya penyediaan/konstruksi/operasi,
dan besarnya manfaat ekonomi yang ditimbulkan dari usulan-usulan pengembangan
yang diajukan. Di samping itu, dalam konteks pengembangan wilayah, system
transportasi harus pula dilihat kinerjanya dalam mendukung pengembangan kawasan
andalan dan core business yang ditetapkan.
Analisis Multi Kriteria (Multi Criteria Analysis) merupakan alternatif teknik yang
mampu menggabungkan sejumlah kriteria dengan besaran yang berbeda (multi-
variable) dan dalam persepsi pihak terkait yang bermacam-macam (multi-facet).
Dalam penelitian ini teknik analisis multi kriteria digunakan untuk menganalisis dan
melakukan prioritasi terhadap sejumlah usulan pengembangan sistem transportasi
yang digali dari daerah. Bagan alir analisis multi kriteria ini disampaikan pada Gambar
3.3.
Alternatif usulan pengembangan diperoleh dari hasil survey ke Daerah Kab/Kota,
Masyarakat, dan Propinsi, yang kemudian dengan model transportasi akan
diperkirakan kinerjanya sepanjang waktu tinjauan. Tampilan kinerja tersebut akan
dinilai oleh para pakar (expert judgement) terhadap kriteria pengembangan yang
disarikan dari konsep pengembangan jaringan jalan, seperti dari SISTRANAS, RTRW,
dan kebijakan lainnya. Kriteria pengembangan dipersepsikan kepada para pengambil
keputusan di daerah untuk menghasilkan bobot relatif tingkat kepentingan antar
kriteria. Melalui proses analisis multi kriteria akan diperoleh perangkingan antar
prioritas sesuai dengan kemampuannya dalam memenuhi tingkat kepentingan kriteria
yang dikembangkan. Lebih detail setiap tahap dalam model analisis multi kriteria ini
disampaikan pada beberapa sub bab berikut ini.