Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA

PERENCANAAN TEKNIS (DED) PENATAAN KAWASAN KUMUH


WILAYAH KELURAHAN NAGARAWANGI KOTA TASIKMALAYA

2019
Hal|1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PERENCANAAN TEKNIS (DED) PENATAAN KAWASAN KUMUH
WILAYAH KELURAHAN NAGARAWANGI KOTA TASIKMALAYA

A. LATAR BELAKANG

Didalam undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, terutama Bab
XA Hak Asasi Manusia pasal 28H, dijelaskan bahwa “Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan)”. Atas dasar hak dasar
tersebut, warga Negara Indonesia yang berada di dalam wilayah kesatuan Indonesia
memiliki hak untuk dapat bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat.

Berdasarkan undang-undang perumahan Presiden Republik Indonesia dan Dewan


Perwakilan Rakyat yang dinaskahkan dalam undang-undang nomor 1 tahun 2011,
tentang perumahan dan kawasan permukiman, dijelaskan bawah bahwa setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan
yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta
kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia
seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif; bahwa negara bertanggung jawab
melindungi segenap bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni
rumah yang layak dan terjangkau di dalam perumahan yang sehat, aman, harmonis,
dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia; bahwa pemerintah perlu lebih
berperan dalam menyediakan dan memberikan kemudahan dan bantuan perumahan
dan kawasan permukiman bagi masyarakat melalui penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman yang berbasis kawasan serta keswadayaan masyarakat sehingga
merupakan satu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan ekonomi,
dan sosial budaya yang mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup sejalan dengan
semangat demokrasi, otonomi daerah, dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dijelaskan bahwa permukiman kumuh
adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat
kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana
yang tidak memenuhi syarat, sedangkan Perumahan Kumuh adalah perumahan yang
mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian.

Didalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, salah satu tujuan yang ingin
dicapai oleh bangsa Indonesia adalah terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarkat yang didukung oleh
sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien dan
akuntabel sehingga terwujud kota tanpa pemukiman kumuh. Tujuan pembangunan ini
juga merupakan bagian dari kerja bangsa Indonesia untuk turut serta dalam
mensukseskan tujuan pembangunan Millenium Development Goals yang dicanangkan
oleh PBB. Dimana PBB menargetkan perbaikan kehidupan 100 juta penghuni
KAK- Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya
Hal|2

permukiman kumuh pada tahun 2020.


Berdasarkan definisinya kawasan kumuh memiliki definisi (i) suatu daerah, di mana
terdapat beberapa rumah atau keluarga yang bertempat tinggal di sana; (ii) daerah
tempat tinggal warga menengah ke bawah di daerah kota; (iii) nama alternatif untuk
desa/kelurahan yang merupakan satuan pembagian administratif daerah yang terkecil
di bawah kecamatan/mukim/distrik/banua (benua). Namun demikian didalam pekerjaan
ini, definisi kawasan kumuh adalah tempat dimana beberapa rumah atau keluarga
tinggal dengan kriteria menurut undang-undang tidak layak untuk dihuni dan tidak
memenuhi syarat.

Didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tasikmalaya 2017-2022


dinyatakan bahwa Visi Kota Tasikmalaya adalah “Kota Tasikmalaya Yang Religius, Maju
Dan Madani”. Salah satu misi untuk mewujudkan pencapaian visi tersebut adalah
memantapkan infrastruktur dasar perkotaan guna mendorong pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Misi ini dimaksudkan bahwa
pembangunan infrastruktur dasar perkotaan harus berkembang, merata dan
berkelanjutan diseluruh wilayah, menyediakan infrastruktur publik yang representatif,
aman, nyaman sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM), ramah terhadap lingkungan,
anak, disabilitas dan lansia.

Berdasarkan identifikasi Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman


Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kota Tasikmalaya yang dilakukan pada Tahun 2016
dijelaskan bahwa terdapat 18 kawasan kumuh di Kota Tasikmalaya dengan sisa luasan
152,99 hektar.

Untuk itu berdasarkan hasil permasalahan, isu pokok kerja pemerintah pusat nasional,
isu pokok kerja pemerintah daerah Kota Tasikmalaya, maka disusunlah Kerangka Acuan
Kerja Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh Wilayah Kelurahan
Nagarawangi Kota Tasikmalaya. Melalui kegiatan ini tentunya diharapkan adanya
proses penataan kawasan kumuh menjadi kawasan lebih layak untuk ditinggali oleh
warga kota.

B. DASAR HUKUM

Adapun dasar hukum dari kegiatan ini terdiri atas;

1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945


2. Undang-undang nomor 1 tahun 2011, tentang perumahan dan kawasan permukiman
3. Undang-Undang No. 10 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota Tasikmalaya
4. Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah
5. Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat dan
daerah
6. Peraturan pemerintah nomor 55 tahun 2005 tentang dana perimbangan
7. Peraturan pemerintah nomor 7 tahun 2008 tentang dekonsentrasi dan tugas
pembantuan

KAK- Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya
Hal|3

8. Peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan


pemerintah
9. Peraturan pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang oraganisasi perangkat daerah
10. Millenium Development Goal (MDGs), United Nation, 2020
11. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat
12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat
13. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tasikmalaya
14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Tasikmalaya
15. Pedoman identifikasi kawasan permukiman kumuh daerah penyangga kota
metropolitan, direktorat pengembangan permukiman, direktorat jenderal cipta
karya, departemen pekerjaan umum, tahun 2006.

C. TUJUAN DAN MAKSUD

Adapun tujuan dari pekerjaan Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh
Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya adalah tersedianya rancangan
teknis penataan kawasan kumuh hingga menjadi kawasan yang layak untuk ditinggali.
Sedangkan maksud dari pekerjaan ini adalah tercapainya kehidupan masyarakat yang
sehat dan layak huni di Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya.

D. SASARAN

Adapun beberapa sarana yang harus dicapai adalah sebagai berikut ;

1. Teridentifikasinya kondisi lingkungan dan karakteristik di kawasan kumuh tersebut.


2. Ditetapkannya tipologi kawasan kumuh yang ada
3. Terumuskannya strategi penataan kawasan kumuh berdasarkan hasil penetapan
tipologi
4. Dirumuskannya tahapan program dan kegiatan penataan kawasan kumuh yang
ada.
5. Teridentifikasinya topografi kawasan kumuh tersebut.

E. RUANG LINGKUP

Adapun ruang lingkup pekerjaan Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh
Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya terdiri atas :
1. Ruang lingkup wilayah meliputi Kelurahan Nagarawangi Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya
2. Ruang lingkup kegiatan meliputi ;
a. Persiapan
Adalah tahap Tim konsultan terdiri dari tenaga ahli yang mencakup multi disiplin
yang berkompeten dalam bidangnya, memiliki wawasan serta menghayati betul
tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan perancangan teknis
bangunan tempat tinggal/rumah dan infrastruktur kawasan kumuh. Bagaimana
melaksanakan perencanaan Infrastruktur jalan, drainase, utilitas, persampahan
KAK- Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya
Hal|4

dan system penyediaan Air bersih itu dikembangkan, tahapan pembangunan


serta bagaimana pengelolaannya dimasa mendatang dalam waktu pelaksanaan
yang efektif.
Pada tahap ini dilakukan mobilisasi tenaga ahli dan peralatan, perizinan survei,
penyusunan format isian, dan koordinasi dengan dinas terkait.
b. Survei, output yang dihasilkan dari pelaksanaan survei ini adalah keadaan
eksisting topografi kawasan, kondisi eksisting bangunan/rumah dan
infrastruktur kawasan kumuh;
i. Rumah/Bangunan tempat tinggal
ii. Jalan Lingkungan Kawasan
iii. Drainase
iv. Air Bersih
v. Sanitasi/Air Kotor
vi. Persampahan
c. Perencanaan Teknis Awal
Perencanaan teknis awal adalah hasil analisis berdasarkan hasil survei lapangan,
termasuk konsep penataan yang diajukan, serta beberapa sasaran pekerjaan
yang dihasilkan seperti tipologi kawasan kumuh yang ada. Dalam perancangan
awal ini dihasilkan rancangan/design infrastruktur yang paling baik untuk dapat
dilaksanakan pembangunannya.
d. Perencanaan Teknis Akhir
Perencanaan teknis akhir adalah hasil perbaikan semua hasil perancangan awal
yang terdiri atas gambar konsep penataan, gambar teknis perencanaan
bangunan tempat tinggal/rumah, infrastruktur kawasan menjadi lebih baik yang
terdiri atas :
i. Rumah tinggal;
ii. Jalan;
iii. Drainase;
iv. Air bersih;
v. Sanitasi/air kotor;
vi. Persampahan;
Peta lokasi penataan, peta masterplan penataan Kawasan, serta Rancangan
Anggaran Biaya Pelaksanaan Pembangunannya.

F. KEBUTUHAN TENAGA AHLI

Adapun kebutuhan tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan ini terdiri atas :
1. Profesional Staff
a. Ketua Tim, Ahli Lingkungan (S-1), sebagai ahli lingkungan yang khusus
menangani masalah sanitasi lingkungan, persampahan, air bersih khususnya
berpengalaman dibidang perancangan dan sosialisasi kesehatan masyarakat.
Pengalaman dibidangnya minimal 4 (empat) tahun.
 Memimpin dan mengkordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
pelaksaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
 Mempersiapkan petunjuk teknis dari setiap kegiatan pekerjaan baik
pengambilan data, pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil

KAK- Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya
Hal|5

pekerjaan.
 Bertanggung jawab atas pelaksanaan kerja keseluruhan, membantu
penanggung jawab/Pengendali Kegiatan terutama dalam hal teknis
pekerjaan dan lain-lain.

b. Ahli Sumber Daya Air (S-1), sebagai ahli prasarana perkotaan (drainase), khusus
menangani bidang drainase perkotaan, dan mampu menjawab tantangan
permasalahan drainase di dalam Kawasan kumuh dan merumuskan rancangan
drainase yang lebih baik. Pengalaman dibidangnya minimal 4 (empat) tahun.
 Melakukan survey lapangan yang bertujuan mengumpulkan data-data
pendukung untuk mengadakan survey detail dan mengumpulkan data- data
lainnya.
 Melakukan survey Topographi guna pengambilan data.
 Menganalisa dan memberikan solusi hasil data lapangan.
 Menghitung dan menganalisa data primer dan data sekunder yang didapat
dari hasil pengukuran dilapangan untuk pembuatan gambar peta jaringan
irigasi.
 Menganalisa metode pengerjaan dan pembuatan peta jaringan irigasi yang
sesuai atas kebutuhan dan kondisi.
 Mengkoordinasikan pemindahan gambar ke kertas standar serta
mengoreksi hasil akhir gambar tersebut.
 Bertanggung Jawab terhadap hasil akhir peta jaringan irigasi dan
mengkoordinasikannya dengan tenaga ahli lainnya.

2. Supporting Staff
a. Teknisi Surveyor (Min. STM/ 4 Thn)
b. Teknisi Drafter (Min. STM/ 4 Thn)
c. Teknisi Estimator (Min. STM/ 4 Thn)
d. Operator Komputer (Min. SMA-STM/ 4 Thn)

G. METODOLOGI

Secara umum, metode dalam rencana kerja yang akan dilaksanakan untuk pekerjaan
Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh Wilayah Kelurahan Nagarawangi
Kota Tasikmalaya meliputi beberapa tahap kegiatan, yaitu :
1. Persiapan
2. Pengumpulan Data Lapangan
3. Analisa Data Lapangan
4. Perencanaan Teknis
5. Penggambaran
6. Perhitungan Kuantitas
7. Perkiraan Biaya

1) Persiapan
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengenali lingkup
pekerjaan dan kondisi lapangan berikut permasalahan-permasalahan yang ada dari
KAK- Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya
Hal|6

data sekunder (desk study). Persiapan pelaksanaan pekerjaan, diantaranya :


 Menyiapkan data yang digunakan untuk pelaksanaan survei
 Pengarahan cara kerja personil sehubungan dengan waktu yang disediakan
 Penyediaan peralatan yang akan dipakai untuk survei lapangan
 Persiapan surat pengantar mobilisasi personil dan lain-lain yang diperlukan

Sebelum pekerjaan “Survei Pendahuluan” dimulai, konsultan berkoordinasi dengan


Pemberi Kerja untuk mendapatkan pengarahan dan petunjuk-petunjuk mengenai
pekerjaan yang akan dilaksanakan, rencana-rencana pengembangan daerah, dan
hal-hal lain yang perlu diketahui untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut.

2) Tahap Pengumpulan Data Lapangan (Survei)


Kegiatan awal yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah melakukan Survei
Pendahuluan, yang kemudian diikuti dengan pelaksanaan survei detail seperti
topografi, inventarisasi lahan dan jalan, material dan geoteknik serta hidrologi.

3) Survei Pendahuluan
Tujuan utama dilaksanakannya Survei Pendahuluan adalah untuk melakukan
peninjauan awal terhadap lokasi pekerjaan dan mengumpulkan data-data sekunder
untuk dipergunakan dalam pelaksanaan detail survei dan mengumpulkan data
lainnya untuk melengkapi data survei detail dan kebutuhan desain.
Kegiatan yang dilakukan antara lain :
 Melakukan konfirmasi dan koordinasi dengan instansi terkait di daerah
sehubungan dengan dilaksanakan survei.
 Mengumpulkan informasi mengenai kawasan kumuh dari instansi terkait di
daerah.
 Peninjauan lokasi untuk menidentifikasi dan menginventarisasi kondisi
dan permasalahan- permasalahan yang ada di wilayah studi
perencanaan.
 Mempelajari dan menganalisa informasi mengenai wilayah studi perencanaan.
 Pemeriksaan lokasi sumber material (Quarry)
 Pembuatan peta dasar dan tematik wilayah studi perencanaan yang
dibutuhkan dalam proses perencanaan desa.
 Pembuatan foto dokumentasi lapangan.

4) Survei Topografi
Pengukuran topografi adalah proses pengumpulan data di atas permukaan bumi
yang selanjutnya data hasil ukuran dituangkan dalam bentuk peta perencanaan
dengan menggunakan skala tertentu serta didokumentasikan dalam bentuk
gambar dan file komputer.
Pekerjaan pengukuran topografi untuk perencanaan jalan meliputi bagian
pekerjaan:
a) Pekerjaan pengukuran yang terdiri dari :
 Pengukuran titik kontrol horisontal dan vertikal
 Pengukuran situasi
 Pengukuran penampang memanjang dan melintang
 Pengukuran-pengukuran khusus
b) Pekerjaan perhitungan dan penggambaran
KAK- Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya
Hal|7

c) Pekerjaan digitasi dan computer

5) Tahap Analisa dan Perencanaan Teknis


Pada tahapan ini kegiatan yang dilaksanakan adalah menganalisis dan menyusun
rencana teknis dari data lapangan yang dihasilkan dalam kegiatan survei
pendahuluan. Kegiatan menganalisa serta merencanakan :
 Kondisi jaringan jalan, kebutuhan lajur dan lebar lajur, geometrik jalan dan
struktur jalan.
 Sistem drainase yang digunakan, penanganan dari genangan, hidrologi,
hidrolika, perhitungan debit banjir dan dimensi saluran serta struktur/konstruksi
saluran dan bangunan pelengkapnya.
 Sistem jaringan air bersih, tingkat pelayanan, perhitungan jaringan dan dimensi
perpipaan, ataupun penggunaan sistem lain untuk penyediaan air bersih.
 Sistem dan pengelolaan persampahan, tingkat pelayanan, kebutuhan prasarana
dan sarana pembuangan sampah.
 Menganalisis dan merumuskan tata hijau (landscape) desa.
 Infrastruktur dan utilitas sistem mitigasi bencana.
 Jaringan kabel listrik dan penerangan jalan (lampu jalan, lampu pedestrian).
 Jaringan kabel telepon dan kebutuhan prasarana telpon lainnya.

6) Tahap Penggambaran
Pembuatan gambar rencana selengkapnya dilakukan setelah draft Perencanaan
Teknis mendapat persetujuan dari pengguna jasa dengan mencantumkan koreksi-
koreksi dan saran- saran yang diberikan oleh pengguna jasa, berikut posisi alternatif
trase yang pernah diteliti.
Gambar rencana detail perencanaan teknis yang perlu dibuat harus minimal
mencakup :
 Sampul luar (cover) dan sampul dalam.
 Daftar Isi
 Peta lokasi proyek
 Peta lokasi sumber bahan material (Quarry)
 Daftar simbol dan singkatan.
 Daftar rangkuman volume pekerjaan.
 Potongan melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar dengan
skala yang pantas dan memuat semua informasi yang diperlukan antara lain :
- Gambar konstruksi yang ada
- Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang
berbeda- beda.
- Rincian konstruksi perkerasan.
- Penampang bangunan pelengkap.
- Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median.
- Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada).
 Alignment layout
 Alinyemen horisontal (plan) di gambar di atas peta situasi 1 : 1.000 untuk jalan
dan 1 : 500 untuk jembatan dengan interval garis tinggi 1 meter (kontur) dan
dilengkapi dengan data yang dibutuhkan.
 Alinyemen Vertikal (profile) digambar diatas peta situasi 1 : 1.000 untuk jalan dan
1 : 500 untuk jembatan dan skala vertikal 1 : 100 yang mencakup data yang
KAK- Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya
Hal|8

dibutuhkan.
 Potongan melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval
paling tidak 50 meter), dengan skala horisontal 1 : 100 dan skala vertikal 1 : 50.
 Dalam gambar potongan melintang harus mencakup :
- Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan.
- Profil tanah asli dan profil/dimensi RUMIJA (ROW) rencana.
- Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan.
- Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).
 Gambar detail struktur/jembatan (jika ada).
 Gambar drainase.
 Gambar standar yang mencakup antara lain : gambar bangunan pelengkap,
rambu jalan, lampu penerangan jalan (PJU) dan sebagainya.
 Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.

7) Tahap Penghitungan Kuantitas


Perencanaan harus membuat perhitungan kuantitas pekerjaan secara rinci dengan
ketentuan sebagai berikut :
a) Volume pekerjaan tanah dihitung dari gambar cross section setiap 25 – 50
meter.
b) Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (pay item) harus sesuai dengan
spesifikasi yang dipakai.
c) Perhitungan Kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara keseluruhan. Tabel
perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis mata pembayaran (pay
item).
d) Kuantitas pekerjaan harus dihitung/sesuai dengan yang dalam gambar rencana.

8) Tahap Penghitungan Biaya


Perkiraan biaya konstruksi rinci harus disiapkan untuk setiap tahapan konstruksi
yang direncanakan, sesuai dengan item pekerjaan dan harga satuan yang disajikan
secara terpadu. Kuantitas akan disertai dengan data pendukung perhitungannya,
sedangkan harga satuan akan merujuk pada referensi harga satuan terbaru dan
masih berlaku atau berpedoman pada survei harga pasar.

Metode perhitungan harga satuan harus dibuat, analisis harga satuan


menggunakan metoda dan acuan yang baku berdasarkan faktor-faktor/parameter :
tenaga, material, peralatan, sosial, pajak, overhead dan keuntungan yang berlaku di
daerah setempat.

Perkiraan biaya yang diperoleh dari analisis ini dibandingkan dengan proyek-proyek
lainnya di daerah sekitar lokasi.

H. KELUARAN

Keluaran dari pekerjaan Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh Wilayah
Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya adalah :
1. Konsep penataan kawasan menjadi layak huni sesuai criteria undang- undang;
KAK- Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya
Hal|9

2. Gambar kerja penataan kawasan;


3. Rancangan Anggaran Biaya Penataan Kawasan;
4. Gambar-gambar perspektif sesuai keperluan

I. SISTEMATIKA PELAPORAN

Adapun sistem pelaporan pekerjaan Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan


Kumuh Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya terdiri atas :
1. Laporan Pendahuluan, berisi mengenai latar belakang, metoda, pendekatan,
konsep penataan kawasan, lesson learn dari kota lain di dalam dan luar negeri,
jadwal dan rencana kerja konsultan, serta hasil survei lapangan lokasi Kawasan
kumuh.
2. Laporan Draf Akhir, berisi mengenai hasil penetapan tipologi, perumusah strategi
penataan kawasan, dan perancangan awal penataan kawasan (rumah/bangunan
tempat tinggal, jalan, drainase, air bersih, sanitasi/air kotor, jaringan listrik, jaringan
telekomunikasi) dan rencana program dan kegiatan penataan kawasan lebih baik.
3. Laporan Akhir, terdiri atas
a. Gambar Perspektif Penataan Kawasan,
b. Gambar peta lokasi kawasan,
c. Gambar Rencana Rumah/Bangunan tempat tinggal,
d. Gambar teknis infrastruktur,
e. Bill of Quantity (BoQ)/ Rencana Anggaran Biaya

J. PENGGUNA JASA

Pengguna jasa dari pekerjaan Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh
Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya adalah Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Tasikmalaya.

K. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Waktu pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh


Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya adalah 2 (Dua) bulan atau 60 hari
kalender.

L. ALOKASI BIAYA & SUMBER PENDANAAN KEGIATAN

Alokasi biaya pelaksanaan kegiatan Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan


Kumuh Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya sebesar Rp. 100.000.000,00
(Seratus delapan belas juta tujuh ratus ribu rupiah). Sedangkan sumber pendanaan
berasal dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah Kota Tasikmalaya Tahun
Anggaran 2019.

M. PENUTUP
KAK- Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya
H a l | 10

Semua Pekerjaan jasa konsultasi berdasarkan KAK ini harus dilakukan dalam wilayah
Negara Republik Indonesia, dengan semaksimal mungkin memanfaatkan produk dalam
negeri (jiak diperlukan penunjang).

KAK- Perencanaan Teknis (DED) Penataan Kawasan Kumuh Wilayah Kelurahan Nagarawangi Kota Tasikmalaya

Anda mungkin juga menyukai