Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN DAN KAWASAN


PERMUKIMAN

Jl. Magelang Km.10 , Tridadi, Sleman, D.I. Yogyakarta


Telepon (0274) 868501, Fax (0274) 869472
laman : www.dinpupkp.slemankab.go.id, surel : dinpupkp@slemankab.go.id

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

KEGIATAN:
Penataan dan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
dengan Luas di Bawah 10 (sepuluh) Ha

PEKERJAAN:
Penyusunan DED Penataan Bangunan Skala Kawasan Kumuh
Mrican

LOKASI:
Kawasan Kumuh Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman

TAHUN ANGGARAN 2023


I. PENDAHULUAN

A. Umum
1. Setiap konstruksi prasarana dan sarana dasar kawasan kumuh perkotaan harus
diwujudkan dengan sebaik - baiknya, sehingga mampu memenuhi secara
optimal fungsi bangunannya, andal, ramah lingkungan dan dapat sebagai
teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan
arsitektur di Kabupaten Sleman.
2. Setiap konstruksi prasarana dan sarana dasar kawasan kumuh perkotaan harus
direncanakan, dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi
kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria
administrasi bagi bangunan gedung pemerintah.
3. Pemberi jasa perencanaan untuk konstruksi prasarana dan sarana dasar kawasan
kumuh perkotaan perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu
menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak
diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara
matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan
yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.

B. Latar Belakang
Undang-undang (UU) Nomor 1 tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman mengamanatkan bahwa penyelenggaraan atas perumahan dan kawasan
permukiman termasuk pencegahan kumuh dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
wajib dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/ atau setiap orang.
Berdasarkan undang-undang tersebut disebutkan bahwa :
1. Dalam upaya peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan, strategi,
serta pola-pola penanganan yang manusiawi, berbudaya, berkeadilan, dan ekonomis.
(pasal 96)
2. Peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh didahului
dengan penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh. (pasal 97)
3. Penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib didahului proses
pendataan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan melibatkan peran serta
masyarakat. (pasal 98 ayat 2)
Berdasarkan Undang-Undang tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) menetapkan Peraturan Menteri (Permen) PUPR Nomor 2 tahun 2016 yang
kemudian diperbarui dengan Permen PUPR Nomor 14 tahun 2018 tentang Pencegahan
dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Dalam
Permen tersebut diatur mengenai 7 aspek dan 16 kriteria Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (Pasal 18 – Pasal 26). Untuk menetapkan lokasi Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh, Pemerintah Kota/Kabupaten melakukan proses pendataan
dengan melibatkan peran masyarakat, yaitu identifikasi lokasi dan penilaian lokasi
mencakup kondisi kekumuhan, legalitas tanah, dan pertimbangan lain (Pasal 29).
Sejalan dengan terbitnya RPJMN 2020-2024, pendataan permukiman kumuh diharapkan
dapat menyediakan pula data untuk keperluan mengukur konstribusi Program
Peningkatan
Kualitas Permukiman terhadap capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),
khususnya tujuan 6 dan 11. Oleh karena itu kegiatan pendataaan kumuh akan dilengkapi
dengan pendataan akses rumah tangga terhadap rumah layak huni, air minum layak dan
aman, dan sanitasi layak yang metode pengumpulan data dan pengukurannya merujuk
kepada pedoman pengukuran capaian pembangunan perumahan dan permukiman yang
diterbitkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional pada bulan Mei tahun 2019.
Konsep Penanganan Permukiman Kumuh perkotaan sesuai dengan Undang-Undang No 1
tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1. Pencegahan
a. Pengawasan dan Pengendalian
Kesesuaian terhadap perizinan, stándar teknis dan pemeriksaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
b. Pemberdayaan Masyarakat
Pelaksanaan melalui pendampingan dan pelayanan informasi
2. Peningkatan Kualitas
a. Pemugaran Perbaikan, pembangunan kembali menjadi permukiman layak huni
b. Peremajaan
Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan
keamanan masyarakat sekitar dengan terlebih dahlu menyediakan tempat tinggal
bagi masyarakat
c. Permukiman Kembali
Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/tidak
sesuai dengan rencana tata ruang dan /atau rawan bencana serta menimbulkan
bahaya bagi barang ataupun manusia (contoh: penyediaan rusunawa)
Permukiman Kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi dan kualitas bangunan serta sarana dan
prasana yang tidak memenuhi syarat.
Identifikasi kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Sleman telah dilakukan tahun
2014 dan direview oleh Direktorat Pengembangan Permukiman Dirjen Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum, kemudian hasilnya adalah dengan diterbitkannya SK
Bupati Sleman Nomor: 83/Kep.KDH/A/2014 dan telah direvisi dengan SK Bupati Sleman
Nomor: 14.31/Kep.KDH/A/2014 tentang Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan dan
diperbaharui kembali dengan SK Bupati Sleman Nomor: 93.3/Kep.KDH/A/2020 tentang
Lokasi Perumahan Kumuh dan Pemukiman Kumuh di Kabupaten Sleman.
Di dalamnya memuat 17 lokasi seluas 96.61 Hektar di wilayah Kabupaten Sleman yang
diidentifikasi merupakan permukiman kumuh atau permukiman dengan kondisi sarana
dan prasarana minimal.
Sebagai tindaklanjut dari SK Bupati tersebut Pemerintah Kabupaten Sleman melalui
Dokumen Pelaksanaan Anggaran tahun 2023 akan melaksanakan pekerjaan Penyusunan
DED Penataan Bangunan Skala Kawasa Kumuh Mrican yang mana dalam rangka penataan
kawasan kumuh terlebih dahulu harus melakukan pengganti lahan warga yang terdampak
program penataan kawasan kumuh tersebut dalam rangka mendampingi pekerjaan ganti
rugi tanah warga diperlukan konsultan pendamping yang bertanggung jawab
mendampingi terlaksananya pelaksanaan ganti rugi lahan milik warga sehingga
diharapkan bisa meminimalisir adanya gesekan-gesekan ataupun permasalahan dalam
pelaksanaan ganti rugi lahan tersebut. Sebagai aksi pencegahan kumuh, yang dilakukan
untuk menghindari tumbuh dan berkembangnya Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh baru.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup ketugasan Seksi
Perumahan Swadaya Bidang Perumahan. Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah
Kabupaten Sleman yang dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan
Kawasan Permukiman.
Untuk penyelenggaraan ketugasan dimaksud, dibentuk Organisasi Pejabat Pembuat
Komitmen berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas, Nomor : 188 / 0182 Tanggal 5
januari 2023.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


A. Maksud
1. Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana
yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi.
2. Mendata dan menghitung nilai ganti rugi (tempat tinggal dan lahan), status
kepemilikan, penyusunan rencana penempatan kembali (Resettlement Plan),
kesesuaian lingkungan dan sosial dari rencana pembangunan penataan kawasan
kumuh Mrican.
3. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan perencana dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai KAK ini.
4. Menunjang kebutuhan prasarana dan sarana dasar kawasan rawan kumuh
Kabupaten Sleman.

B. Tujuan
1. Untuk menyusun dokumen teknis pelaksanaan ganti rugi dan appraisal ganti rugi
bangunan yang terkena dampak konstruksi penataan kawasan kumuh Mrican yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta memperkirakan kebutuhan biaya
maupun pelaksanaan pembangunan.
2. Pelaksanaan proses ganti rugi lahan terdampak penataan kawasan kumuh Mrican
dapat berjalan sebagaimana yang diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.
3. Untuk menyusun perencanaan, persiapan dan pelaksanaan rencana pengadaan
tanah dan pemukiman kembali, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan kesepakatan bersama masyarakat.

III. SASARAN
1. Terlaksananya proses ganti rugi bangunan terkena dampak pembangunan penataan
kawasan kumuh Mrican yang sesuai dengan aturan yang berlaku dan sesuai dengan
aturan sehingga mendapatkan ganti rugi yang layak dan adil.
2. Terlaksananya penataan perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang sesuai
dengan fungsi kawasan dan struktur kota.
3. Tercapainya pengurangan luasan perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
4. Terwujudnya masyarakat yang secara mandiri dapat merencanakan dan
melaksanakan upaya pencegahan perumahan kumuh dan permukiman kumuh serta
memeliharanya.
5. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Penyusunan DED Penataan Bangunan Skala
Kawasan Kumuh Mrican di Kabupaten Sleman

IV. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pengguna Jasa adalah : Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Sleman
Nama PPK : Udji Bawono, SST
Alamat : Jl. Magelang Km 10, Tridadi, Sleman, DIY.

V. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan Penyusunan DED Penataan Bangunan Skala Kawasan Kumuh Mrican ini
adalah Kawasan Kumuh Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman.
VI. SUMBER PENDANAAN
1. Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan
Permukiman Tahun Anggaran 2023 nomor :
DPA/A.1/1.03.1.04.0.00.01.0000/001/2023 tanggal 1 Januari 2023 tentang
Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas
Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sleman dengan
pagu anggaran sebesar Rp. 80.000.000,00 (delapan puluh juta rupiah) dengan
mengikuti pedoman Peraturan Bupati Nomor 41.1/Kep.KDH/A/2022 tentang Standar
Harga Barang dan Jasa Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2023.
2. Biaya pekerjaan dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui
tahapan proses pengadaan konsultan perencana dan pendamping sesuai peraturan
yang berlaku, yang terdiri dari:
a. Biaya personil
b. Biaya non personil,
3. Pembayaran biaya konsultan Perencana setelah pekerjaan selesai 100%

VII. RUANG LINGKUP


A. Lingkup Tugas
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana meliputi beberapa
aspek:
1. Tahap Persiapan
a. Persiapan dasar meliputi, observasi lapangan penyusunan metode
pelaksanaan dan telaah materi (pendalaman produk perencanaan).
b. Persiapan teknis berupa penyusunan jadwal kegiatan, metode kerja, dan
jadwal pelaksanaan.
c. Sosialisasi dengan warga masyarakat terdampak dan konsultan, akan dibahas
secara khusus hal-hal yang mungkin akan terjadi selama pelaksanaan ganti
rugi berikut solusinya.
d. Pemeriksaan Dokumen Rencana Penataan Permukiman (RPP) yang
dipersiapkan oleh Konsultan Perencana RPP dengan memperhatikan
kemudahan didalam pelaksanaan konstruksi, penjadwalan, urutan pekerjaan
yang berkaitan.
e. Pendampingan yang bersifat full time oleh konsultan, dimana pemeriksaan dan
instruksi untuk mengatasi masalah yang timbul dapat segera dilakukan.
f. Komunikasi yang baik antara Konsultan perencana dengan warga masyarakat,
Aparat Kalurahan dan Pemerintah Daerah, sedemikian sehingga dapat dicapai
hasil pekerjaan yang baik dan waktu pelaksanaan sesuai jadwal.
g. Tahap Pelaksanaan pekerjaan meliputi :
a. Dokumentasi dalam bentuk foto maupun gambar pada setiap item pekerjaan
mengenai perkembangan kondisi mulai awal pekerjaan (0 %) pada saat
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai (100%), atau pada momentum
tertentu yang diperlukan.
b. Melakukan check dan recheck atas setiap langkah kegiatan mulai pengukuran
penetapan titik koordinat, elevasi dan dimensi.
c. Mendampingi dan melaporkan capaian pekerjaan (dalam prosentase)
pelaksanaan pekerjaan ganti rugi periodik dan terukur.
d. Menyusun kajian teknis terhadap permasalahan dalam pelaksanaan pekerjaan
serta memberikan rekomendasi pemecahan permasalahan.
e. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan secara
lebih dini persoalan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan ganti rugi.
f. Menyelenggarakan rapat – rapat secara berkala dan insidentil, membuat
laporan pendampingan.
g. Memeriksa dan menyetujui Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, Berita Acara
Serah Terima.
h. Menyusun laporan pendampingan serta bertanggungjawab atas kebenaran
semua data yang dilaporkan.

B. Tanggungjawab Pendampingan
Konsultan pendampingan bertanggung jawab secara profesional atas jasa pendampingan
dan pelaksanaan ganti rugi lahan.

VIII. KELUARAN
A. Proses Appraisal
1. Dalam proses appraisal untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
konsultan pendamping harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan
Pengelola Kegiatan, warga masyarakat dan perangkat kalurahan.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang
harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam
KAK ini.
3. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
4. Laporan rencana anggaran biaya perhitungan ganti rugi bangunan terdampak
pembangunan.
B. Kriteria
1. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan appraisal dan pendamping
seperti yang dimaksud pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan
disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan.
2. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat -syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan bangunan yang yang terkena dampak pembangunan, baik
dari segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya.

C. Program Kerja
1. Konsultan Pendamping harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
a. Jadual kegiatan secara detail.
b. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga yang
diusulkan oleh konsultan perencana harus mendapatkan persetujuan dari PPK.
c. Konsep penanganan pekerjaan appraisal dan pendampingan.
2. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari PPK, setelah
sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Pendamping dan mendapatkan pendapat
teknis dari Pelaksana Teknis Kegiatan dan Tim Evaluasi.
3. Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara / infrastruktur mengikuti
ketentuan dalam :
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 29/PRT/M/2006 tanggal 1
Desember 2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/PRT/M/2007 tanggal 27
Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
c. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang
terkait.
d. Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung.
e. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2010 Tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan, mengatur kerangka
waktu untuk sertifikasi tanah yang tersisa setelah pembayaran ganti kerugian.
f. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 Tentang Kebijakan
Nasional di Bidang Pertanahan, memuat kebijakan negara mengenai wewenang
pemerintah pusat dan daerah dalam pengaturan tanah. Keputusan Presiden ini
menetapkan bahwa wewenang pemerintah daerah atas tanah meliputi; i)
dilakukan pengadaan tanah untuk pembangunan; ii) memberikan ganti kerugian
dan tunjangan (santunan) atas pengadaan tanah.
g. Standar Penilaian Indonesia 306 (SPI 306) Tentang Penilaian Terhadap Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

IX. PELAPORAN
1. Konsep Perencanaan
2. Pra Rencana Teknis,
3. Penilaian ganti rugi / Appraisal
4. Rencana Detail,
5. Laporan Akhir

X. PERSONIL
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Pendamping harus menyediakan
tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Pendamping untuk
menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini
yang bersertifikat dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, minimal sebagai
berikut :
JABATAN KUALIFIKASI
A. Tenaga Ahli Jumlah Pendidika Keahlian Pengalama
Personi n n Minimal
l minimal
Team Leader (Tenaga Ahli - Arsitek
T. Sipil /
/ Sipil / Ahli Aprraisal /Ahli
T.
Arsitektur Lansekap / Ahli 1 S1 4 Tahun
Arsitektur
Perencanaan Wilayah dan Kota /
/ Appraisal
Tenaga Ahli Bangunan Gedung)
Tenaga Ahli – Arsitek/ Sipil / Ahli
T. Sipil /
Arsitektur Lansekap / Ahli
1 S1 T. 3 Tahun
Perencanaan Wilayah dan Kota /
Arsitektur
Ahli Bangunan Gedung
B. Tenaga Pendukung
Juru Gambar/Draftman Sipil 1 D3 2 tahun
Juru Ukur/Teknisi Survey Pemetaan 1 D3 2 tahun
Juru hitung Kuantitas / Cost
1 D3 2 tahun
estimator
Tenaga Administrasi 1 SLTA 1 tahun
Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli diatas harus memiliki Sertifikat tenaga ahli
SKA dari Asosiasi dan dilengkapi dengan Curiculum Vitae (pengalaman dilengkapi dengan
referensi/surat keterangan).

XI. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan jasa konsultan ini adalah 30 (tiga puluh) hari
kalender.

XII. PENUTUP
1. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain
yang dibutuhkan.
2. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program
kerja untuk dibahas dengan PPK.

Sleman, Februari 2023


Pejabat Pembuat Komitmen

UDJI BAWONO, SST


NIP. 19710831 200603 1 004

Anda mungkin juga menyukai