Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

SUB KEGIATAN

Perencanan, Pembangunan, Pengawasan, dan Pemanfaatan Bangunan Gedung Daerah


Kabupaten / Kota

PEKERJAAN

Perencanaan Rehab Gedung Pemerintah

LOKASI

Kabupaten Sleman
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
SUB KEGIATAN :
PERENCANAN, PEMBANGUNAN, PENGAWASAN, DAN PEMANFAATAN BANGUNAN
GEDUNG DAERAH KABUPATEN / KOTA

PEKERJAAN :
Perencanaan Rehab Gedung Pemerintah

1. PENDAHULUAN

A. Umum

1. Setiap bangunan gedung pemerintah harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya,


sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal, ramah
lingkungan dan dapat digunakan sebagai teladan bagi lingkungannya, serta
berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Kabupaten Sleman.
2. Setiap bangunan gedung pemerintah harus direncanakan, dirancang dengan sebaik
baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi
mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung pemerintah.
3. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung pemerintah perlu diarahkan
secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan
teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata
laku profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara
matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang
sesuai dengan kepentingan kegiatan.

B. Latar Belakang

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukannya yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan berbagai kegiatan.
Gedung–gedung pemerintah adalah bangunan gedung milik pemerintah yang
dipergunakan sebagai wadah bagi aparatur pemerintah dalam melakukan kegiatan, yang
berfungsi sebagai tempat pelayanan administrasi bagi masyarakat di Kapanewon Sleman.
Sesuai dengan umur bangunan yang sudah cukup lama dan kerusakan pada beberapa
bagian bangunan, maka Kantor Pemerintah di kabupaten Sleman perlu dilakukan renovasi.

Dalam melaksanakan pembangunan selalu didahului dengan perencanaan teknis dengan


harapan pelaksanaan pembangunan fisik cukup waktu dan sesuai dengan anggaran yang
tersedia sehingga akan tercapai administrasi dan kualitas bangunan yang baik.

C. Pelaksana Kegiatan

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup ketugasan Seksi
Bangunan Gedung Bidang Cipta Karya.
2. Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah Kabupaten Sleman dalam hal ini adalah
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman.
3. Untuk penyelenggaraan ketugasan termaksud, diangkat Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Nomor: 188 / 7826 / 2021 tanggal
21 Desember 2021.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

2.1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana yang
memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan.
2.2. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan perencana dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

3. SASARAN

3.1. Kegiatan yang dilaksanakan adalah: Perencanaan, Pembangunan, Pengawasan, dan


Pemanfaatan Bangunan Gedung Daerah Kabupaten/Kota.
3.2. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pembuatan: Perencanaan Rehab Gedung
Pemerintah.
3.3. Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya Dokumen Perencanaan Rehab Gedung
Pemerintah, yang akan digunakan sebagai bahan untuk menyusun Dokumen
Pengadaan.

4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pengguna : Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Sleman
Jasa Nama : Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Barang dan Jasa di Seksi Bangunan
Gedung, Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Sleman
PPK Alamat : Jl. Magelang Km. 10 Tridadi, Sleman, 55511, Yogyakarta

5. SUMBER PENDANAAN
A. Biaya Perencanaan
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini diperlukan biaya dengan pagu
Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dan mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Nomor : 22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober
2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Keputusan Bupati Sleman
Nomor Keputusan Bupati Sleman, Nomor: 47.2/Kep.KDH/A/2021 Tanggal 16 Agustus
2021 Tentang Standar Harga Satuan Barang dan Jasa Kabupaten Sleman Tahun
Anggaran 2022, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. untuk pekerjaan standar berlaku biaya minimal sesuai yang tercantum standarisasi
harga barang jasa Kabupaten Sleman, dan dihitung dengan billing rate sesuai
ketentuan yang berlaku,
b. bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang-bulan dan biaya
langsung yang dapat diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate yang berlaku,
c. pengaturan komponen pembiayaan pada butir a) dan b) diatas adalah dipisahkan
antara bangunan standar, serta dan non standar dan harus terbaca dalam suatu
rekapitulasi akhir yang menyebut angka dan huruf,
d. besarnya biaya konsultan perencanaan merupakan biaya tetap dan pasti,
e. ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjan pekerjaan
perencanaan yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan
Perencana.

2. Biaya pekerjaan konsultan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai
peraturan yang berlaku, yang terdiri dari :

a. honorarium tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan tenaga penunjang,


b. biaya kantor berupa pembelian ATK, penggunaan listrik kantor, dan biaya
komunikasi,
c. biaya pendukung,
d. biaya survey dan mobilitas darat,
e. biaya rapat,
f. biaya pemeriksaan tanah,
g. biaya materi dan penggandaan laporan,
h. pajak dan iuran daerah lainnya.

3. Pembayaran biaya konsultan perencana didasarkan pada prestasi kemajuan


pekerjaan perencanaan.
B. Sumber Dana.

Kegiatan ini dibiayai dari sumber Dana APBD Perubahan Kabupaten Sleman tahun 2022 yang
tercantum dalam DPPA Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Sleman nomor : DPPA/B.1/1.03.1.04.0.00.01.0000/001/2022, tanggal 3 Oktober
2022.

6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DAN DATA

A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Perencanaan, Pembangunan, Pengawasan, dan
Pemanfaatan Bangunan Gedung Daerah Kabupaten/Kota.
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Perencanaan Rehab Gedung Pemerintah.

B. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan yaitu di Kantor Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman.

C. Data Lokasi

1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi yang


dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh PPK termasuk melalui Kerangka
Acuan Kerja ini.
2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari PPK, maupun yang dicari sendiri.
Kesalahan kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi
menjadi tanggung jawab konsultan perencana.
3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan
diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Informasi tentang lahan, meliputi :
(1) kondisi fisik lokasi seperti : luasan dan batas-batas,
(2) kondisi tanah (hasil soil test/pemeriksaan sederhana),
(3) keadaan air tanah,
(4) peruntukan tanah,
(5) koefisien dasar bangunan,
(6) koefisien lantai bangunan,
(7) perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain.

b. Pemakai bangunan :
(1) struktur organisasi,
(2) jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk
tahun mendatang (umumnya 5 tahun),
(3) kegiatan utama utama, penunjang, pelengkap,
(4) perlengkapan / peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.

c. Kebutuhan bangunan :
(1) program ruang,
(2) keinginan tentang organisasi / pemanfaatan ruang.

d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai


atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/ bangunan.
f. Keinginan - keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
(1) Air bersih :
a) kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang),
b) sumber air, jaringan dan kapasitasnya.

(2) Air hujan dan air buangan :


a) letak saluran kota,
b) cara pembuangan keluar tapak.

(3) Air kotor dan sampah :


a) Letak Tempat Pembuangan Sementara (TPS),
b) Cara pembuangan keluar dari TPS.
(4) Tata Udara/A.C. (bila dipersyaratkan) :
a) beban (Ton ref),
b) pembagian beban,
c) sistem yang diinginkan.
(5) Penanggulangan bahaya kebakaran (bila dipersyaratkan) :
a) detector (jenis, type),
b) fire alarm (jenis),
c) peralatan permadam kebakaran (jenis, kemampuan).

(6) Jaringan listrik :


a) kebutuhan daya,
b) sumber daya dan spesifikasinya,
c) cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi).

(7) Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio, intercom) :


a) kebutuhan titik pembicaraan,
b) sistim yang dipilih.

(8) Dan lain-lain sesuai keperluannya.

g. kondisi eksisting tempat (lahan) yang akan digunakan.


h. rencana tapak.
i. ruang lingkup pekerjaan yang akan di laksanakan adalah dengan skala prioritas.

7. LINGKUP PEKERJAAN

A. Lingkup Tugas

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana adalah berpedoman
pada ketentuan yang berlaku, khususnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Nomor: 22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober 2018 Tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara yang meliputi tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat
interpretasi secara garis besar terhadap KAK.
2. Penyusunan prarencana seperti eksisting bangunan termasuk perkiraan biaya.
3. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat gambar denah, tampak
dan potongan.
4. Penyusunan rencana detail, antara lain membuat gambar detail pelaksanaan
pekerjaan seperlunya, spesifikasi bahan, metode pelaksanaan dan spesifikasi teknis,
perhitungan volume , Daftar Kuantitas dan Harga / Enginer Estimate (E.E.) dan Daftar
kuantitas / Bill of Quantity (BQ) serta jadual pelaksanaan fisik konstruksi dalam bentuk
barchart dan kurva S.
5. Membantu Bagian Layanan Pengadaan (BLP) pada waktu penjelasan pekerjaan,
menyusun kembali dokumen pelelangan (addendum dokumen pengadaan bila
diperlukan), dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.*)
6. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik seperti :*)
a. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan,
b. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan konstruksi,
c. Memberikan saran-saran, pertimbangan, dan rekomendasi tentang penggunaan
bahan,
d. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.

*) dianggarkan dan dilaksanakan pada saat pembangunan fisik berlangsung.

Disamping hal diatas hasil dokumen perencanaan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2020 tentang Jasa Konstruksi dan perubahannya yaitu Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2021 paling sedikit meliputi :
a. Perhitungan
b. Desain
c. Spesifikasi teknis
d. Daftar kuantitas atau daftar keluaran
e. Perkiraan biaya
f. Metode pelaksanaan
g. Penetapan tingkat kompleksitas pekerjaan
h. Kebutuhan sumber daya konstruksi beserta rantai pasoknya
i. Metode pengoperasian dan pemeliharaan bangunan
j. Rencana penjaminan mutu pekerjaan konstruksi
k. Rencana keselamatan konstruksi
l. Lokasi lahan

B. Tanggung Jawab Perencana


1. Konsultan perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan
yang berlaku dilandasi pasal 75 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar
hasil karya perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-
batasan yang telah diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui KAK ini, seperti dari
segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan
diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan,
standar, dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan
gedung pada umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung negara.

3. Konsultan perencana bertanggung jawab penuh atas karya perencanaan yang


dihasilkannya.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan Perencanaan sampai dengan persiapan Dokumen Lelang
Konstruksi diperkirakan selama 15 (lima belas) hari kalender, terhitung sejak terbit SPMK.
Konsultan Perencana mempunyai kewajiban untuk melaksanakan Pengawasan Berkala
terhadap hasil karyanya selama pelaksanaan Konstruksi Fisik, yang diperkirakan selama 90
(sembilan puluh) hari kalender pada tahun anggaran berjalan.

9. TENAGA AHLI

Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak konsultan perencana harus menyediakan tenaga-
tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi konsultan perencana untuk menjalankan
kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan
disetujui oleh pemberi tugas.

Struktur organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, minimal sebagai berikut :

JML PENGALAMAN
NO JABATAN KEAHLIAN ORANG PENDIDIKAN KERJA (TAHUN)
A TENAGA INTI
Team Leader, Ahli
1 Arsitek Ahli Muda 1 S1-T.Arsitektur 2 Tahun

B TENAGA PENDUKUNG
Penggambar, 1
1 Penghitung RAB
2 Administrasi - 1 SLTA
Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli diatas harus memiliki Sertifikat tenaga ahli SKA dari
Asosiasi dan dilengkapi dengan Curiculum Vitae (pengalaman dilengkapi dengan referensi/surat
keterangan).

TUGAS DAN KUALIFIKASI PERSONIL TENAGA AHLI:

A. Team Leader, Ahli Arsitek:


Yaitu tenaga ahli dengan latar belakang pendidikan formal minimal S1-T.Arsitektur,
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan gedung. Lebih diutamakan
yang telah memiliki pengalaman minimal 2 Tahun dalam bidang Detail Engineering Design
bidang perencanaan gedung, juga berpengalaman sebagai Ketua Tim dan memiliki SKA Ahli
Muda Arsitektur, mengetahui dengan baik proses perencanaan, pengumpulan data dengan
segala permasalahan yang berhubungan dengan perancangan gedung.

Tugas dan tanggung jawab Team leader adalah sebagai berikut :


1. Memimpin seluruh kegiatan dan anggota tim dan menyusun rencana kerja dan
pembagian tugas kerja.
2. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan dan anggota tim.
3. Memonitor seluruh kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga ahli dan
tenaga pendukungnya serta melaporkan progres pekerjaan kepada pemberi kerja secara
berkala.
4. Merumuskan kerangka berpikir dan metodologi analisis secara menyeluruh.
5. Memimpin pembahasan yang dilakukan bersama tim teknis dan pihak terkait, termasuk
dalam mengantisipasi permasalahan /kendala penyelesaian pekerjaan.
6. Memfasilitasi dan berpatisipasi aktif dalam setiap diskusi, rapat, maupun pertemuan
dalam rangka pelaksanaan.
7. Merumuskan konsep dan strategi penyelesaian pekerjaan dan penyelesaian pelaporan.
8. Bertanggung jawab atas kualitas produk perencanaan dan penyelesaian seluruh
pekerjaan dengan tepat waktu dan sesuai yang diminta dalam KAK.

B. Surveyor, memiliki latar belakang pendidikan formal minimal D3 Teknik Sipil. Surveyor
bertugas membantu team leader dan tenaga ahli dalam melakukan survey lapangan dan
pencarian data atau informasi untuk pembuatan desain bangunan.

C. Penggambar, memiliki latar belakang pendidikan formal minimal D3 Teknik Sipil/Arsitektur.


Drafter bertugas membantu team leader dan tenaga ahli dalam membuat gambar-gambar
perencanaan dan pembutan detail-detail gambar rencana.

D. Estimator, memiliki latar belakang pendidikan formal minimal D3 Teknik Sipil/Arsitektur.


Estimator bertugas membantu team leader dan tenaga ahli dalam melakukan survey harga
untuk penyusunan harga satuan pekerjaan dan membantu perhitungan volume serta rencana
anggaran biaya (EE).

E. Administrasi, memiliki latar belakang pendidikan formal minimal SLTA. Administrasi bertugas
membantu team leader secara menyeluruh dalam urusan administrasi baik yang berhubungan
dengan perencanaan maupun administrasi lainnya.

10. KELUARAN

A. Tahapan Perencanaan

Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
1. Tahap Konsep Perencanaan, bobot 10%.
a. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metoda pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu
perencanaan.
b. Konsep skematik rencana teknis, dll.
c. Laporan data dan informasi lapangan, dll.

2. Tahap Pra - Rencana Teknis, bobot 20%.


a. Gambar-gambar tapak eksisting.
b. Ruang lingkup pekerjaan disusun berdasar skala prioritas.
c. Analisa harga satuan pekerjaan menggunakan SNI.

d. Standar harga barang dan jasa menggunakan Standar harga barang dan jasa
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman serta mempertimbangkan
harga pasar saat ini.
e. Laporan tahapan ini.

3. Tahap Pengembangan Rencana, bobot 25%.


a. Gambar Denah,
b. Gambar Tampak,
c. Gambar potongan,
d. Laporan tahapan ini.

4. Tahap Rencana Detail, bobot 25%.


a. Gambar detail yang diperlukan untuk pelaksanaan,
b. Perhitungan kuantitas,
c. Penyusunan daftar kuantitas dan harga / Enginer Estimate (E.E.),
d. Penyusunan daftar kuantitas / Bill of Quantity (BQ),
e. Penyusunan daftar spesifikasi bahan, terutama bahan pabrikan,
f. Penyusunan metode pelaksanaan dan Spesifikasi teknis yang didalamnya
mencantumkan RK3K yang merupakan rencana penyelenggaraan SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum,
g. Jadual pelaksanaan fisik konstruksi dalam bentuk barchart dan kurva S,
h. Laporan tahapan ini.

5. Tahap Pelelangan (Dokumen Perencanaan Teknis), bobot 5% *).


a. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu PPK di dalam menyusun
dokumen pelelangan dan membantu menyusun program dan pelaksanaan
pelelangan.
b. Membantu Bagian Pengadaan Barang/Jasa (BPBJ) pada waktu penjelasan
pekerjaan, menyusun kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan tugas-tugas
yang sama apabila terjadi lelang ulang.
c. Laporan tahapan ini.

6. Tahap Pengawasan Berkala, bobot 15% *).

a. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada


perubahan.
b. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan konstruksi.
c. Memberikan saran-saran, pertimbangan, dan rekomendasi tentang penggunaan
bahan.
d. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.

*) dianggarkan dan dilaksanakan pada saat Pembangunan Fisik berlangsung.

B. Kriteria
1. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud
pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan
fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
1) Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan
tata bangunan yang ditetapkan di lingkungan yang bersangkutan,
2) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya,
3) Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat, dan lingkungan.

b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :


1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan, dan budaya daerah,
sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial
dan budaya),
2) Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya,
3) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

c. Persyaratan Struktur Bangunan :


1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia (gempa,dll),
2) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
3) Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur.
4) Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan
oleh kegagalan struktur.

d. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran :


1) Menjamin terwujudnya sistem proteksi pasif dan aktif pada bangunan gedung.
2) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia,
3) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa
sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran, sehingga :
a) cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman,
b) cukup waktu dan mudah bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki
lokasi untuk memadamkan api,
c) dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.

e. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :


1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak,
aman dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamya,
2) Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka
saat evakuasi pada keadaan darurat,
3) Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial,

f. Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda arah Keluar, dan Sistem Peringatan


Bahaya :
1) Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif di dalam bangunan
gedung apabila terjadi keadaan darurat,
2) Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman, apabila
terjadi keadaan darurat.

g. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi :


1) Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya satuan kerjadi dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya,
2) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari
bahaya akibat petir,
3) Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya satuan kerjadi dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.

h. Persyaratan Sanitasi Bangunan Gedung dan Lingkungan :


1) Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang pada
bangunan gedung dan lingkungan sesuai dengan fungsinya,
2) Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan, dan memberikan kenyamanan
bagi penghuni bangunan dan lingkungan,
3) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara
baik,

i. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara :


1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya satuan kerja dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya,
2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara
baik,

j. Persyaratan Pencahayaan :
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya satuan kerja dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan
secara baik.

2. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat -syarat yang khusus, spesifik
berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi
khusus bangunan, segi teknis lainnya, misal:
a. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada.
b. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti
dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
c. Solusi dan batasan-batasan kontekstual , seperti faktor sosial budaya setempat,
geografi klimatologi, dan lain-lain.

C. Azas-Azas
Selain dari kriteria diatas, di dalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut :
1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
2. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan
material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi
sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah
mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5. Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan
menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

D. Proses Perencanaan
1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
konsultan perencana harus menyusun jadual pertemuan berkala dengan Pengelola
Kegiatan.
2. Konsultan Perencana harus menyelenggarakan rapat evaluasi pekerjaan secara berkala
minimal 3 (tiga) kali pertemuan.
3. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang
harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK
ini.
4. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.

11. PELAPORAN
Laporan Perencanaan sebagai produk kegiatan ini yang dijilid menjadi satu yang terdiri dari :
1. Laporan pendahuluan diserahkan maksimal dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender
sejak SPMK, laporan berjumlah 3 (tiga) set.
2. Laporan akhir diserahkan maksimal dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak SPMK,
laporan berjumlah 3 (tiga) set.
3. Sarana dan peralatan yang harus diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan,
dan Kawasan Permukiman adalah 1 Unit Flash Disk 32 GB yang berisi semua data laporan
pelaksanaan kegiatan.
4. Dokumen Pengadaan.
Dokumen pengadaan menyesuaikan Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2020
merupakan dokumen untuk Pengadaan Jasa Pelaksana Konstruksi dengan sistematika
sebagai berikut :
BAB I Umum
BAB II Pengumuman Pemilihan dengan Pascakualifikasi
BAB III Instruksi Kepada Peserta (IKP)
BAB IV Lembar Data Pemilihan (LDP)
BAB V Lembar Data Kualifikasi (LDK)
BAB VI Bentuk Dokumen Penawaran
BAB VII Petunjuk Pengisian Data Kualifikasi
BAB VIII Tatacara Evaluasi Kualifikasi
BAB IX Rancangan Kontrak
BAB X Spesifikasi Teknik dan Gambar
BAB XI Daftar Kauntitas dan Harga
BAB XII Bentuk Dokumen Lain
BAB XIII Petunjuk Evaluasi Kewajaran Harga

Ketentuan produk perencanaan :


 Produk perencanaan konsultan yang berupa Spesifikasi Teknis, RAB/EE, BQ, Dokumen
Pengadaan, Metode Pelaksanaan dan Gambar Kerja dijilid tersendiri berjumlah 3 (tiga)
eksemplar.
 Seluruh laporan dan gambar disajikan dalam format Bahasa Indonesia.
 Istilah-istilah dalam bahasa asing agar ditulis dalam huruf miring (Italic).
 Dokumen laporan dibuat dalam format A4, gambar dibuat dalam format A3.

12. PENUTUP

Setelah Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa
semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.

Dibuat pada tanggal, Oktober 2022

Ditetapkan oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen

RAHMADI, ST.
NIP. 19730225 199603 1 001

Anda mungkin juga menyukai