Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERENCANAAN

PERENCANAAN RELOKASI PUSKESMAS LALADON


KECAMATAN CIOMAS KABUPATEN BOGOR
TAHUN ANGGARAN 2023
I. PENDAHULUAN

A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Bangunan
Gedung.
2. Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2011 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa beserta perubahannya
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006 tanggal 1 Desember
2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 22/PRT/M/2018 tanggal 14 September
2018 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
7. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang
terkait.
8. Peranturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
9. Peraturan Bupati Bogor Nomor 42 Tahun 2015 tentang Penerapan Prototype
Arsitektur Budaya Lokal Pada Bangunan Gedung Milik Pemerintah Kabupaten Bogor

B. UMUM
1. Setiap Bangunan Gedung Negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya,
sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya dan dapat sebagai
teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan
arsitektur di Indonesia.
2. Setiap Bangunan Gedung Negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-
baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi
mutu, biaya dan kriteria administrasi bagi Bangunan Gedung Negara.
3. Pemberi Jasa Perencana untuk Bangunan Gedung Negara perlu diarahkan secara
baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan Karya Perencanaan Teknis
Bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku
profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara
matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan Karya Perencanaan yang
sesuai dengan kepentingan kegiatan.
1
C. LATAR BELAKANG
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup kegiatan di
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.
2. Pemegang mata anggaran adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


A. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana yang
memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diintepretasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan.
B. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

III. SASARAN
Kegiatan yang dilaksanakan adalah PERENCANAAN DED (DETAIL ENGINEERING DESIGN)
RELOKASI PUSKESMAS LALADON KECAMATAN CIOMAS KABUPATEN BOGOR.

IV. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pengguna Jasa : Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Nama PPK : Anni Bersari Kristina Harahap, SKM,M.KM
Alamat : Jl. Tegar Beriman, Cibinong 16915 – Bogor

V. SUMBER PENDANAAN
A. BIAYA PERENCANAAN
1. Biaya untuk pelaksanaan pekerjaan Perencanaan ini mengikuti Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
22/PRT/M/2018 tanggal 14 September 2018 Tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara dan pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
45/KPTS/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu :
a. untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum sesuai yang tercantum dalam
tabel A s.d. tabel D, dan dihitung dengan billing rate sesuai ketentuan yang
berlaku.
b. bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang-bulan dan
biaya langsung yang dapat diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate yang
berlaku
c. pengaturan komponen pembiayaan pada butir a) dan b) di atas adalah
dipisahkan antara bangunan standar dan non standar, dan harus terbaca dalam
suatu rekapitulasi akhir yang menyebut angka dan huruf.
2
d. besarnya biaya konsultan perencanaan merupakan biaya tetap dan pasti
e. ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan
perencanaan yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Konsultan
Perencana.
2. Biaya pekerjaan konsultan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai
peraturan yang berlaku, yang terdiri dari:
a. honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang
b. materi dan penggandaan laporan
c. biaya komunikasi
d. pembelian bahan dan ATK
e. biaya penyelidikan tanah/ Soil Test
f. pembelian dan atau sewa peralatan
g. sewa kendaraan,
h. biaya rapat-rapat,
i. perjalanan (lokal maupun luar kota)
j. jasa dan overhead perencanaan
k. pajak dan iuran daerah lainnya
3. Pembayaran biaya konsultan perencana dapat dibayarkan berdasarkan pada
pencapaian prestasi/kemajuan pekerjaan perencanaan, yaitu;
a. Tahap konsep rancangan : 10%
b. Tahap pra-rancangan : 20%
c. Tahap pengembangan : 25%
d. Tahap rancangan gambar detail dan penyusunan RKS : 25%
serta RAB
Konsultan perencana dapat dibayarkan sebesar : 80%
e. Tahap pelelangan : 5%
f. Tahap pengawasan berkala : 15%
Konsultan perencana dapat dibayarkan sebesar : 20%

B. SUMBER DANA
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada APBD
Kabupaten Bogor TAHUN ANGGARAN 2023.
VI. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DAN DATA PENUNJANG
A. LINGKUP KEGIATAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah PERENCANAAN DED (DETAIL
ENGINEERING DESIGN) RELOKASI PUSKESMAS LALADON KECAMATAN CIOMAS
KABUPATEN BOGOR.

3
B. LOKASI KEGIATAN
Lokasi Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah di KECAMATAN CIOMAS, Kabupaten
Bogor
C. DATA PENUNJANG
1. Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan Perencana harus mencari informasi
yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh dinas terkait termasuk
melalui Kerangka acuan Kerja (KAK) ini.
2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari dinas terkait, maupun yang
dicari sendiri. Kesalahan kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan perencana.
3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Informasi tentang lahan, meliputi :
1) Kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi
2) Kondisi tanah (hasil soil test)
3) Keadaan air tanah
4) Peruntukan tanah
5) Koefisien dasar bangunan
6) Koefisien lantai bangunan
7) Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan, dan lain-lain.
b. Pemakaian Bangunan :
1) Struktur Organisasi
2) Jumlah personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk 5 (lima)
tahun mendatang
3) Kegiatan utama, penunjang, pelengkap
4) Perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya
c. Kebutuhan bangunan:
1) Program ruang
2) Organisasi/pemanfaatan ruang
d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan
pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan.
f. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
i. Air bersih :
1) kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang)
2) sumber air, jaringan dan kapasitasnya.
ii. Air hujan dan air buangan :

4
1) letak saluran kota
2) cara pembuangan keluar tapak
iii. Air kotor dan sampah
1) letak Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
2) cara pembuangan keluar dari TPS
iv. Tata Udara/AC (bila dipersyaratkan)
1) beban (ton ref)
2) pembagian beban
3) sistem yang diinginkan
v. Penanggulangan bahaya kebakaran (bila dipersyaratkan)
1) detector (jenis, tipe)
2) fire alarm (jenis)
3) peralatan pemadam kebakaran
vi. Pengamanan dari bahaya pencurian dan perusakan (bila dipersyaratkan)
1) alarm (jenis, tipe)
2) sistem yang dipilih
viii. Jaringan listrik
1) kebutuhan daya
2) sumber daya dan spesifikasi
3) cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi).
ix. Jaringan komunikasi (bila dipersyaratkan)
1) kebutuhan
2) sistem yang dipilih
x. Dan lain-lain sesuai keperluannya
g. Staf/tim teknis pelaksanaan pekerjaan.
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang
bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping, dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.

VII. LINGKUP PEKERJAAN


A. LINGKUP TUGAS
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah berpedoman
pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 tanggal 14 September 2018 yang dapat meliputi
tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik
bangunan gedung negara yang terdiri atas :

5
1. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan
(termasuk penyelidikan tanah/soil test).
2. Membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan
dinas terkait mengenai peraturan daerah/perijinan bangunan.
3. Penyusunan prarencana seperti rencana tata letak bangunan, prarencanaan
bangunan termasuk program dan konsep ruang, serta perkiraan biaya.
4. Penyusunan pengembangan Rencana, antara lain meliputi :
a. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi gambar 3D atau studi
maket yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.
b. Rencana struktur, beserta uraian konsepnya.
c. Rencana utilitas beserta uraian konsepnya.
d. Perkiraan biaya.
5. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :
a. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
c. Rincian volume pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya pekerjaan konstruksi
(E.E.)
d. Laporan akhir perencanaan.
e. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Kepala Satuan Kerja di
dalam menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia pelelangan
menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.
f. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk
menyusun berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun
kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan tugas-tugas yang sama
apabila terjadi lelang ulang.
g. Mengadakan pengawasan berkala setama pelaksanaan konstruksi fisik dan
melaksanakan satuan kerja seperti :
i. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila
ada perubahan.
ii. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul
selama masa pelaksanaan konstruksi.
iii. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang
penggunaan bahan.
iv. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.
h. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya
termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-
elektrikal bangunan.

6
B. TANGGUNG JAWAB KONSULTAN PERENCANA
1. Konsultan perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan
yang berlaku dilandasi pasal 11 Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan perencana adalah minimal sebagai
berikut :
a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar
hasil karya perencanaan yang berlaku, mekanisme pertanggungjawaban sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus mengakomodasi batasan-
batasan yang telah diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui KAK ini, seperti
dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang
akan diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi peraturan, standar
dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung
pada umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung negara.

C. URAIAN TUGAS DAN WEWENANG


1. Team Leader
a. Programing Leader
b. Menentukan program kerja organisasi pelaksanaan proyek
c. Melakukan koordinasi komunikasi dan konsultasi dengan owner (pemilik
bangunan), di dalam menjaga kebenaran dan kwalitas kerja
d. Bertanggung jawab atas kwalitas, jadwal waktu serta efesiensi pelaksanaan
proyek
e. Memimpin, mengawasi dan melakukan koordinasi dengan divisi yang
dibawahinya didalam menyusun program perencanaan dari awal sampai
dokumen akhir
f. Melakukan Koordinasi dengan pengelola teknis dan user didalam
pelaksanaan proses desingning
g. Bertanggung jawab atas pelaksanaan teknis pemenuhan ketentuan dan
syarat-syarat seperti tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja
h. Bertanggung jawab atas pelaksanaan teknis pemenuhan ketentuan dan
syarat-syarat seperti tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja
i. Bertanggung Jawab terhadap seluruh hasil desain

7
2. Tenaga Ahli Arsitektur
a. Bertanggung jawab secara penuh didalam mengerjakan kegiatan proses
perencanaan sesuai dengan bidang keahlian dan penugasannya
b. Berkewajiban memberikan masukan terhadap Team Leaderr dan anggota tim
lainnya, tentang aspek Penataan interior
c. Berkewajiban untuk menyiapkan bahan-bahan dan materi pekerjaan Interior
untuk pelaporan maupun untuk bahan pembahasan/diskusi sesusai dengan
tahapan pelaksanaan pekerjaan
d. Menentukan spesifikasi bahan dan syarat- syaratnya
e. Menyusun perkiraan biaya bersama Team Leader dan Tenaga Ahli lainnya
3. Tenaga Ahli Mekanikal
a. Melakukan survey terhadap mekanikal terhadap Jaringan air, air kotor
b. Melakukan Perancangan Air bersih, Air kotor, permesinan Genset, Pompa air
bersih, Pompa Blower, IPAL, mesin Penghawaan
c. Memberikan masukan kepada Arsitek mengenai detail mekanikal bagi
bangunan yang dirancang
d. Memberi masukan kepada Arsitek mengenai detail mekanikal bagi bangunan
yang dirancang dan bertanggung jawab terhadap kualitas mekanikal yang
diterapkan di dalam dan di luar bangunan
e. Membuat spesifikasi teknis peralatan mekanikal
f. Menyusun perkiraan biaya bersam Team Leader dan Tenaga Ahli lainnya
4. Tenaga Ahli Elektrikal
a. Melakukan perancangan terhadap jaringan elektrikal dan elektronik serta
sistem distribusinya di dalam bangunan yang dirancang
b. Memberi masukan kepada Arsitek mengenai detail elektrikal dan elektronik
bagi bangunan yang dirancang dan bertanggung jawab terhadap kualitas dan
elektrikal yang diterapkan di dalam dan di luar bangunan
c. Membuat Spesifikasi teknis peralatan elektrikal
d. Menyusun perkiraan biaya bersama Team Leader dan Tenaga Ahli lainnya
5. Tenaga Ahli K3
a. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait
K3 Konstruksi
b. Mengkaji dokumen kontrak dan metoda kerja pelaksanaan konstruksi
c. Merencanakan dan menyusun program K3
d. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
e. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman
teknis K3 konstruksi

8
f. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan
g. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat
6. Administrasi/Keuangan
a. Membantu administrasi dari kegiatan pekerjaan ini
b. Mendukung kegiatan operasional pekerjaan tersebut
c. Mengumpulkan data-data yang diberikan oleh tenaga ahli dan tenaga
pendukung lainnya
d. Data-data dikumpulkan dan dijadikan laporan
7. CAD Operator
a. Membantu Tenaga Ahli dalam merencanakan rancangan gedung
b. Melaporkan hasil-hasil gambar rancangan dari Tenaga Ahli ke Team Leader
c. Mengumpulkan gambar-gambar rancangan gedung yang dihasilkan
8. Surveyor
a. Bertanggung Jawab mulai dari pengadaan data, telaahan/kajian/analisis dan
perumusan anggaran rencana pengembangan perencanaan pada Tenaga Ahli
sesuai bidangnya masing-masing
b. Berkewajiban memberikan masukan terhadap Team Leader dan anggota tim
lainnya tentang desain, spesifikasi teknis dan aspek anggaran
c. Berkewajiban untuk menyiapkan bahan-bahan dan materi pekerjaan aspek
anggaran untuk pelaporan maupun untuk bahan pembahasan/diskusi, sesuai
dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan
VIII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
A. Jangka waktu pelaksanaan perencanaan adalah selama 60 (enam puluh) hari kalender,
terhitung sejak terbit SPMK.
B. Konsultan Perencana mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pengawasan berkala
terhadap hasil karyanya selama pelaksanan Konstruksi Fisik.
IX. KUALIFIKASI PENYEDIA JASA DAN METODE PEMILIHAN PENYEDIA
1. Penyedia jasa memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) Jasa konstruksi klasifikasi
Perencanaan Rekayasa dengan subklasifikasi Jasa Desain Arsitektural ( AR102) atau SBU
perubahannya dengan subklasifikasi Jasa Arsitektural Bangunan Gedung Hunian dan
Non Hunian (AR 001) yang masih berlaku dengan Kualifikasi Bidang Usaha Kecil yang
dikeluarkan oleh Lembaga OSS (Online Single Submission).
2. Penyedia Jasa memiliki NIB KBLI Kode 71101 tentang aktifitas Arsitektur dengan
klasifikasi resiko menenganh tinggi.
3. Metode pemilihan penyedia Prakualifikasi dengan sistem 2 file; Kualitas dan Biaya
dengan ambang batas minimal nilai teknis 60 dan ambang batas kualifikasi 45.

9
4. Kontrak yang digunakan yaitu Kontrak Lumsum.

X. TENAGA AHLI
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak Konsultan Perencana harus menyediakan
tenaga-tenaga ahli dalam suatu Struktur Organisasi Konsultan Perencana untuk
menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini dan
disetujui oleh PPK.
Tenaga-tenaga yang dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan minimal terdiri atas :
TAHUN VOLUME
NO KEAHLIAN PENGALAMAN
JUMLAH SATUAN
PROFESIONAL
I BIAYA LANGSUNG
PERSONIL
A BIAYA TENAGA AHLI
1 Ketua Tim/Tenaga Ahli Sipil 3 tahun/ Ahli Muda 1 Orang
2 Tenaga Ahli Arsitektur 2 tahun/ Ahli Muda 1 Orang
3 Tenaga Ahli Mekanikal 2 tahun/ Ahli Muda 1 Orang
4 Tenaga Elektrikal/ Listrik 2 tahun/ Ahli Muda 1 orang
5 Tenaga Ahli K3 2 tahun/ Ahli Muda 1 orang
B BIAYA TENAGA
PENDUKUNG
1 Administrasi/ Keuangan D3/S0 (5 tahun) 1 orang
2 Cad Operator D3/S0 (5 tahun) 2 orang
3 Surveyor D3/S0 (5 tahun) 3 orang

10
A. 1 (satu) orang Ketua Tim, pendidikan minimal S1 teknik Sipil memiliki SKA ahli
teknik bangunan gedung (201) – Muda, dan berpengalaman dalam bidang
bangunan gedung, pengalaman minimal 3 tahun.
B. 1 (satu) orang ahli arsitek, pendidikan minimal S1 teknik arsitektur memiliki SKA
arsitek (101) – muda, dan berpengalaman dalam bidang bangunan gedung,
pengalaman minimal 2 tahun.
C. 1 (satu) orang ahli Mekanikal, pendidikan minimal S1 teknik Mekanikal memiliki
SKA Ahli Teknik Mekanikal (301) – muda, dan berpengalaman dalam bidang
bangunan gedung, pengalaman minimal 2 tahun.
D. 1 (satu) orang ahli elektrikal, pendidikan minimal S1 teknik elektro memiliki SKA
Ahli Teknik Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung (405)– muda, dan
berpengalaman dalam bidang bangunan gedung, pengalaman minimal 2 tahun.
E. 1 (satu) orang ahli K3 Konstruksi, pendidikan minimal S1 memiliki SKA ahli K3
Konstruksi (603)– muda, dan berpengalaman dalam bidang bangunan gedung,
pengalaman minimal 2 tahun

Masing-masing tenaga ahli diatas memiliki SKA yang masih berlaku, dilengkapi dengan
Ijazah, Curiculum Vitae (CV) dan Referensi/pengalaman kerja dari pemberi tugas dan
tenaga ahli wajib dihadirkan setelah penetapan pemenang sebelum penandatanganan
kontrak. Apabila tidak dapat menghadirkan dan atau tenaga ahli tidak sesuai dengan
kualifikasi yang dipersyaratkan maka penandatanganan kontrak tidak dapat dilaksanakan.

XI. K E L U A R A N
A. TAHAPAN PERENCANAAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana berdasarkan Kerangka Acuan
Kerja (KAK) ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal
meliputi :
1. Tahap Konsep Perencanaan
a. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metode pelaksanaan dan tanggung jawab waktu
perencanaan.
b. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi
hubungan ruang, dll.
c. Laporan data dan informasi lapangan termasuk penyelidikan tanah,
pengukuran, peraturan rencana kota/kabupaten, dll.

11
2. Tahap Pra –rencana Teknis
a. Gambar-gambar rencana tata letak bangunan
b. Gambar-gambar pra-rencana bangunan.
c. Perkiraan biaya pembangunan.
d. Hasil konsultasi rencana dengan instansi terkait.
e. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
3. Tahap Pengembangan Rencana
a. Rencana arsitektur, beserta uraian konsepnya
b. Rencana struktur, beserta uraian konsepnya
c. Rencana mekanikal-elektrikal, beserta uraian konsepnya
d. Garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifications)
e. Perkiraan biaya
f. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan konstruksi.
4. Tahap Rencana Detail
a. Membuat gambar-gambar detail.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Rencana volume pelaksanaan pekerjaan (BQ).
d. Rencana Anggaran Biaya pekerjaan konstruksi (RAB) berdasarkan Analisa
Biaya Konstruksi - SNI
e. Menyusun laporan perencanaan, struktur, utilitas, lengkap dengan
perhitungan-perhitungan yang bias dipertanggungjawabkan.
f. Membuat Gambar
5. Membuat Hasil Perhitungan TKDN Pekerjaan Konstruksi
6. Rancangan Konseptual system manajemen keselamatan konstruksi (SMKK) dan
Tabel Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Peluang (IBPRP) K3
7. Tahap Pengawasan Berkala
a. Laporan pengawasan berkala; seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan
pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan
spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan
terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa konstruksi,
memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan
akhir pengawasan berkala;
b. Menyusun laporan Pengawasan Berkala Pekerjaan Perencanaan, yang terdiri
atas perubahan perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, penjelasan
terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan
konstruksi, saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan
bahan dan metode pembangunan, serta petunjuk penggunaan, pemeliharaan,

12
dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut
peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan

B. KRITERIA
1. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang
dimaksud pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
a. Persyaratan peruntukan dan intensitas :
1) Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang
dan tata bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan.
2) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
3) Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
b. Persyaratan arsitektur dan lingkungan
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah
sehingga seimbang serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial
dan budaya).
2) Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
3) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
c. Persyaratan struktur bangunan :
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
2) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka
yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
3) Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur.
4) Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
d. Persyaratan ketahanan terhadap kebakaran :
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
2) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa
sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran, sehingga :
i. Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.

13
ii. Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api.
iii. Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
e. Persyaratan sarana jalan masuk dan keluar :
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang
layak, aman dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan di
dalamnya.
2) Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau
luka saat evakuasi pada keadaan darurat.
3) Menjamin tersedianya aksessibilitas bagi penyandang cacat, khususnya
untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.
f. Persyaratan transportasi dalam gedung
1) Menjamin tersedianya sarana transportasi yang layak, aman dan nyaman di
dalam bangunan gedung.
2) Menjamin tersedianya aksessibilitas bagi penyandang cacat, khususnya
untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.
g. Persyaratan instalasi listrik, penangkal petir, dan komunikasi
1) Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya.
2) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari
bahaya akibat petir.
3) Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
h. Persyaratan sanitasi dalam bangunan :
1) Menjamin tersedianya instalasi sarana sanitasi yang memadai dan
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya.
2) Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan
kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungannya.
3) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara
baik.
i. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara :
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya.

14
2) Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan, dan memberikan
kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungannya.
3) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara
secara baik.
j. Persyaratan pencahayaan :
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan
secara baik.
k. Persyaratan kebisingan dan getaran :
3) Menjamin terpenuhinya kegiatan yang nyaman dari gangguan suara dan
getaran yang tidak diinginkan.
4) Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang
menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya
pengendalian pencemaran dan atau mencegah perusakan lingkungan.

2. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan baik dari segi
fungsi khusus bangunan dan segi teknis lainnya, misalnya :
1. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada.
2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti
dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
3. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat,
geografis, klimatologis, dll.

C. AZAS-AZAS
Selain dari kriteria di atas, dalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana
hendaknya memperhatikan asas-asas bangunan gedung negara, sebagai berikut :
1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
2. Kreativitas desain hendaknya tidak ditekankan pada ketahanan gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara
fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan
kepada masyarakat.

15
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya rencana anggaran biaya
pembangunan diusahakan serendah mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5. Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan
menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan sekitarnya.

D. PROSES PERENCANAAN
1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
konsultan perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan
Pengguna Jasa yang diwakili oleh tim teknis.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok
yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan
dalam KAK ini.
3. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa
waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.

E. PROGRAM KERJA
2. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
a. Jadwal kegiatan secara detail
b. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga yang
diusulkan harus mendapat persetujuan dari PPK.
c. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
3. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari PPK dan
mendapatkan pendapat teknis dari Pengelola teknis Kegiatan.

XII. PELAPORAN
A. LAPORAN AWAL PERENCANAAN
Laporan Awal perencanaan merupakan laporan yang berisi antara lain :
1. Persiapan perencanaan, meliputi data dan informasi mengenai :
a. Kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi
b. Kondisi tanah (hasil soil test)
c. Keadaan air tanah
d. Peruntukan tanah
e. Koefisien dasar bangunan
f. Koefisien lantai bangunan
g. Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan, dan lain-lain.

16
2. Data dan informasi Pemakaian Bangunan, meliputi :
a. Struktur organisasi;
b. Jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk 5
(lima) tahun mendatang;

c. Kegiatan utama, penunjang, pelengkap;


d. Perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.
3. Program ruang dan organisasi/pemanfaatan ruang
4. Pembuatan rencana tata letak bangunan
5. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

B. LAPORAN AKHIR PERENCANAAN


Laporan Akhir Perencanaan berisi :
1. Gambar Perencanaan, terdiri dari :
a. Gambar Rencana arsitektur, beserta gambar-gambar detail;
b. Gambar Rencana Struktur, beserta gambar-gambar detail;
c. Gambar Rencana Mekanikal-Elektrikal, beserta gambar-gambar detail;
d. Gambar Rencana Perspektif 3D
e. Perhitungan Struktur
f. Site plain Peta situasi yang disahkan oleh yang berwenang
2. Spesifikasi Teknis (RKS)
3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) berdasarkan Analisa Biaya Konstruksi - SNI
4. Rencana volume pelaksanaan pekerjaan (BQ)
5. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan konstruksi.
6. Dokumen Pelelangan

C. LAPORAN PENGAWASAN BERKALA


Laporan Pengawasan Berkala berisi perubahan perencanaan pada masa pelaksanaan
konstruksi, petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung,
termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-
elektrikal bangunan.

17
XIII. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari masukan lain yang
dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja
untuk dibahas dengan Pemimpin Kegiatan.

Dibuat di : Cibinong
Tanggal : 27 Februari 2023

DIBUAT OLEH
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR

Anni Bersari Kristina Harahap, SKM,M.KM


NIP. 197102221995012004

18

Anda mungkin juga menyukai