Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERENCANAAN

PERENCANAAN REHABILITASI PUSKESMAS CIGOMBONG


KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR
TAHUN ANGGARAN 2019
I. PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Setiap Bangunan Gedung Negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu
memenuhi secara optimal fungsi bangunannya dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya,
serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
2. Setiap Bangunan Gedung Negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya,
sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria
administrasi bagi Bangunan Gedung Negara.
3. Pemberi Jasa Perencana untuk Bangunan Gedung Negara perlu diarahkan secara baik dan
menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan Karya Perencanaan Teknis Bangunan yang
memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang
sehingga memang mampu mendorong perwujudan Karya Perencanaan yang sesuai dengan
kepentingan kegiatan.

B. LATAR BELAKANG
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup kegiatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Bogor.
2. Pemegang mata anggaran adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


A. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana yang memuat
masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diintepretasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan.

B. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

III. SASARAN
Kegiatan yang dilaksanakan adalah PERENCANAAN REHABILITASI PUSKESMAS CIGOMBONG di
KECAMATAN CIGOMBONG Kabupaten Bogor.

IV. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pengguna Jasa : Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Nama PPK : Rahmi Winandari, SKM, M. Kes
Alamat : Jl. Tegar Beriman, Cibinong 16915 – Bogor

V. SUMBER PENDANAAN
A. BIAYA PERENCANAAN
1. Biaya untuk pelaksanaan pekerjaan Perencanaan ini mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober 2018
tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu :
a. untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum sesuai yang tercantum dalam tabel 1 s.d.
tabel 6, dan dihitung dengan billing rate sesuai ketentuan yang berlaku.
b. bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang-bulan dan biaya langsung
yang dapat diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate yang berlaku.
c. pengaturan komponen pembiayaan pada butir a) dan b) di atas adalah dipisahkan antara
bangunan standar dan non standar, dan harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang
menyebut angka dan huruf.
d. besarnya biaya konsultan perencanaan merupakan biaya tetap dan pasti
e. ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan perencanaan yang
dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Konsultan Perencana.

2. Biaya pekerjaan konsultan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual
setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai peraturan yang berlaku,
yang terdiri dari:
a. honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang
b. biaya penyelidikan tanah
c. sewa kendaraan
d. materi dan penggandaan laporan
e. Biaya Pembuatan 3D
f. biaya rapat-rapat
g. biaya komunikasi
h. pembelian bahan dan ATK
i. Biaya Dokumentasi
j. pembelian dan atau sewa peralatan
k. perjalanan (lokal maupun luar kota)
l. jasa dan overhead perencanaan
m. pajak dan iuran daerah lainnya

3. Pembayaran biaya konsultan perencana dapat dibayarkan berdasarkan pada pencapaian


prestasi/kemajuan pekerjaan perencanaan, yaitu;
a. tahap konsep rancangan 10%
b. tahap pra-rancangan 20%
c. tahap pengembangan 25%
d. tahap rancangan gambar detail dan penyusunan RKS serta RAB 25%
Konsultan perencana dapat dibayarkan sebesar 80%
e. tahap pelelangan 5%
f. tahap pengawasan berkala 15%
Konsultan perencana dapat dibayarkan sebesar 20%

B. SUMBER DANA
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada APBD Kabupaten Bogor
TAHUN ANGGARAN 2019.

VI. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DAN DATA PENUNJANG


A. LINGKUP KEGIATAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah PERENCANAAN REHABILITASI PUSKESMAS
CIGOMBONG

B. LOKASI KEGIATAN
Lokasi Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah di KECAMATAN CIGOMBONG, Kabupaten Bogor

C. DATA PENUNJANG
1. Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan Perencana harus mencari informasi yang dibutuhkan
selain dari informasi yang diberikan oleh dinas terkait termasuk melalui Kerangka acuan Kerja
(KAK) ini.
2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari dinas terkait, maupun yang dicari sendiri.
Kesalahan kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi
tanggung jawab konsultan perencana.
3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan
diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut :
a.Informasi tentang lahan, meliputi :
1) Kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi
2) Kondisi tanah (hasil soil test)
3) Keadaan air tanah
4) Peruntukan tanah
5) Koefisien dasar bangunan
6) Koefisien lantai bangunan
7) Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan, dan lain-lain.
b.Pemakaian Bangunan :
1) Struktur Organisasi
2) Jumlah personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk 5 (lima) tahun
mendatang
3) Kegiatan utama, penunjang, pelengkap
4) Perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya
c.Kebutuhan bangunan:
1)Program ruang
2)Organisasi/pemanfaatan ruang
d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai atau
perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan.
f. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
i. Air bersih :
1) kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang)
2) sumber air, jaringan dan kapasitasnya.
ii. Air hujan dan air buangan :
1) letak saluran kota
2) cara pembuangan keluar tapak
iii. Air kotor dan sampah
1) letak Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
2) cara pembuangan keluar dari TPS
iv. Tata Udara/AC (bila dipersyaratkan)
1)beban (ton ref)
2)pembagian beban
3)sistem yang diinginkan
v. Penanggulangan bahaya kebakaran (bila dipersyaratkan)
1) detector (jenis, tipe)
2) fire alarm (jenis)
3) peralatan pemadam kebakaran
vi. Pengamanan dari bahaya pencurian dan perusakan (bila dipersyaratkan)
1) alarm (jenis, tipe)
2) sistem yang dipilih
viii. Jaringan listrik
1) kebutuhan daya
2) sumber daya dan spesifikasi
3) cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi).
ix. Jaringan komunikasi (bila dipersyaratkan)
1) kebutuhan
2) sistem yang dipilih
x. Dan lain-lain sesuai keperluannya
g. Staf/tim teknis pelaksanaan pekerjaan.
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang bertindak
sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping, dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
VII. LINGKUP PEKERJAAN
A. LINGKUP TUGAS
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober 2018
yang dapat meliputi tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan
fisik bangunan gedung negara yang terdiri atas :
1. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk
penyelidikan tanah/soil test).
2. Membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan dinas terkait
mengenai peraturan daerah/perijinan bangunan.
3. Penyusunan prarencana seperti rencana tata letak bangunan, prarencanaan bangunan
termasuk program dan konsep ruang, serta perkiraan biaya.
4. Penyusunan pengembangan Rencana, antara lain meliputi :
a.Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi gambar 3D atau studi maket yang
mudah dimengerti oleh pemberi tugas.
b.Rencana struktur, beserta uraian konsepnya.
c.Rencana utilitas beserta uraian konsepnya.
d.Perkiraan biaya.
5. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :
a. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan gambar
rencana yang telah disetujui.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
c. Rincian volume pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya pekerjaan konstruksi (E.E.)
d. Laporan akhir perencanaan.
e. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Kepala Satuan Kerja di dalam
menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia pelelangan menyusun program dan
pelaksanaan pelelangan.
f. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun berita
acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan,
dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
g. Mengadakan pengawasan berkala setama pelaksanaan konstruksi fisik dan melaksanakan
satuan kerja seperti :
i. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan.
ii. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan konstruksi.
iii. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan
bahan.
iv. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.
h. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya termasuk
petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.

B. TANGGUNG JAWAB KONSULTAN PERENCANA


1. Konsultan perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang
berlaku dilandasi pasal 11 Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan perencana adalah minimal sebagai berikut :
a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya
perencanaan yang berlaku, mekanisme pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus mengakomodasi batasan-batasan yang
telah diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu
penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi peraturan, standar dan pedoman
teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang
khusus untuk bangunan gedung negara.
VIII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
A. Jangka waktu pelaksanaan perencanaan adalah selama 45 (empat puluh lima) hari kalender, terhitung
sejak terbit SPMK.
B. Konsultan Perencana mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pengawasan berkala terhadap hasil
karyanya selama pelaksanan Konstruksi Fisik.

IX. KUALIFIKASI PENYEDIA JASA DAN METODE PEMILIHAN PENYEDIA


10. Penyedia jasa memiliki Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi kegiatan Usaha Jasa Perencana Konstruksi
(Konsultan) dan sertifikat Badan Usaha Jasa Perencana Konstruksi Klasifikasi Bidang Usaha
Perencanaan Rekayasa Sub Klasifikasi Jasa Desain Rekayasa untuk Konstruksi Pondasi serta Struktur
Bangunan Gedung (RE 102) yang dikeluarkan oleh Lembaga Jasa Konstruksi yang masih berlaku
dengan Kualifikasi Bidang Usaha Kecil.
11. Metode pemilihan penyedia dan seleksi sederhana pascakualifikasi dengan sistem 1 file; pagu
anggaran dengan ambang batas minimal nilai teknis 70.
12. Kontrak yang digunakan yaitu Kontrak Lumsum.

IX. TENAGA AHLI


Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga-tenaga
ahli dalam suatu Struktur Organisasi Konsultan Perencana untuk menjalankan kewajibannya sesuai
dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini dan disetujui oleh PPK.
Tenaga-tenaga yang dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan minimal terdiri atas :
TAHUN VOLUME
NO KEAHLIAN PENGALAMAN
PROFESIONAL JUMLAH SATUAN
I BIAYA LANGSUNG PERSONIL
A BIAYA TENAGA AHLI
1 Ketua Tim/Tenaga Ahli Arsitektur 6 tahun/ Ahli Muda 1 Orang

B BIAYA SUB PROFESIONAL


1 Cad Operator D3/S0 (5 tahun) 1 orang
2 Surveyor D3/S0 (5 tahun) 1 orang

C BIAYA TENAGA PENDUKUNG


1 Operator Komputer/Administrasi 1 orang

1 (satu) orang Ketua Tim, pendidikan minimal S1 teknik arsitektur memiliki SKA arsitek – mud a, dan
berpengalaman dalam bidang bangunan gedung, pengalaman minimal 6 tahun.
Tenaga ahli diatas memiliki SKA yang masih berlaku, dilengkapi dengan Ijazah, Curiculum Vitae (CV) dan
Referensi/pengalaman kerja dari pemberi tugas dan tenaga ahli wajib dihadirkan setelah penetapan
pemenang sebelum penandatanganan kontrak. Apabila tidak dapat menghadirkan dan atau tenaga ahli
tidak sesuai dengan kualifikasi yang dipersyaratkan maka penandatanganan kontrak tidak dapat
dilaksanakan.
X. KELUARAN
A. TAHAPAN PERENCANAAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini
adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
1. Tahap Konsep Perencanaan
a. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi tim
perencana, metode pelaksanaan dan tanggung jawab waktu perencanaan.
b. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang, dll.
c. Laporan data dan informasi lapangan termasuk penyelidikan tanah, pengukuran, peraturan
rencana kota/kabupaten, dll.
2.Tahap Pra –rencana Teknis
a. Gambar-gambar rencana tata letak bangunan
b. Gambar-gambar pra-rencana bangunan.
c. Perkiraan biaya pembangunan.
d. Hasil konsultasi rencana dengan instansi terkait.
e. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
3. Tahap Pengembangan Rencana
a.Rencana arsitektur, beserta uraian konsepnya
b.Rencana struktur, beserta uraian konsepnya
c.Rencana mekanikal-elektrikal, beserta uraian konsepnya
d.Garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifications)
e.Perkiraan biaya
f.Perkiraan jangka waktu pelaksanaan konstruksi.
4. Tahap Rencana Detail
a. Membuat gambar-gambar detail.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Rencana volume pelaksanaan pekerjaan (BQ).
d. Rencana Anggaran Biaya pekerjaan konstruksi (RAB) berdasarkan Analisa Biaya Konstruksi
- SNI
e. Menyusun laporan perencanaan, struktur, utilitas, lengkap dengan perhitungan-perhitungan
yang bias dipertanggungjawabkan.
f. Tahap Pengawasan Berkala
a. Laporan pengawasan berkala; seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan
dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis
pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan
yang timbul selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan,
dan membuat laporan akhir pengawasan berkala;
b. Menyusun laporan Pengawasan Berkala Pekerjaan Perencanaan, yang terdiri atas
perubahan perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, penjelasan terhadap
persoalan-persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan konstruksi, saran-saran,
pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan bahan dan metode pembangunan,
serta petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk
petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan

B. KRITERIA
1. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada KAK
harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan
kompleksitas bangunan, yaitu :

a. Persyaratan peruntukan dan intensitas :


1) Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan.
2) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
3) Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
b. Persyaratan arsitektur dan lingkungan
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik
lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah sehingga seimbang serasi
dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan budaya).
2) Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan dan
keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
3) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.
c. Persyaratan struktur bangunan :
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia.
2) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
3) Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan
oleh perilaku struktur.
4) Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh
kegagalan struktur.
d. Persyaratan ketahanan terhadap kebakaran :
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia.
2) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa sehingga
mampu secara struktural stabil selama kebakaran, sehingga :
i. Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
ii. Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api.
iii. Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
e. Persyaratan sarana jalan masuk dan keluar :
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak, aman dan
nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamnya.
2) Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka saat
evakuasi pada keadaan darurat.
3) Menjamin tersedianya aksessibilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial.
f. Persyaratan transportasi dalam gedung
1) Menjamin tersedianya sarana transportasi yang layak, aman dan nyaman di dalam
bangunan gedung.
2) Menjamin tersedianya aksessibilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial.
g. Persyaratan instalasi listrik, penangkal petir, dan komunikasi
1) Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya
akibat petir.
3) Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
h. Persyaratan sanitasi dalam bangunan :
1) Menjamin tersedianya instalasi sarana sanitasi yang memadai dan menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi
penghuni bangunan dan lingkungannya.
3) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik.
i. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara :
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
2) Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan, dan memberikan kenyamanan bagi
penghuni bangunan dan lingkungannya.
3) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara baik.
j. Persyaratan pencahayaan :
1)Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
2)Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik.
k. Persyaratan kebisingan dan getaran :
3) Menjamin terpenuhinya kegiatan yang nyaman dari gangguan suara dan getaran yang
tidak diinginkan.
4) Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan
dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya pengendalian pencemaran
dan atau mencegah perusakan lingkungan.

2. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan
dengan bangunan gedung yang akan direncanakan baik dari segi fungsi khusus bangunan dan
segi teknis lainnya, misalnya :
a. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada.
b. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti dalam
rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
c. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat, geografis,
klimatologis, dll.

C. AZAS-AZAS
Selain dari kriteria di atas, dalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya
memperhatikan asas-asas bangunan gedung negara, sebagai berikut :
1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.
2. Kreativitas desain hendaknya tidak ditekankan pada ketahanan gaya dan kemewahan material,
tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial
bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan
bangunan sepanjang umurnya, hendaknya rencana anggaran biaya pembangunan diusahakan
serendah mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga bangunan dapat dilaksanakan
dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5. Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi
acuan tata bangunan dan lingkungan sekitarnya.

D. PROSES PERENCANAAN
1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, konsultan
perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pengguna Jasa yang diwakili
oleh tim teknis.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus
dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
3. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.

E. PROGRAM KERJA
1. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
a. Jadwal kegiatan secara detail
b. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga yang diusulkan harus
mendapat persetujuan dari PPK.
c. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
2. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari PPK dan mendapatkan
pendapat teknis dari Pengelola teknis Kegiatan.
3. Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketentuan
dalam :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006 tanggal 1 Desember 2006
tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tanggal
15 Oktober 2018 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
e. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang terkait.
f. Peranturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
g. Peraturan Bupati Bogor Nomor 42 Tahun 2015 tentang Penerapan Prototype Arsitektur
Budaya Lokal Pada Bangunan Gedung Milik Pemerintah Kabupaten Bogor.

XI. PELAPORAN
A. LAPORAN AWAL PERENCANAAN
Laporan Awal perencanaan merupakan laporan yang berisi antara lain :
1. Persiapan perencanaan, meliputi data dan informasi mengenai :
a. Kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi
b. Kondisi tanah (hasil soil test)
c. Keadaan air tanah
d. Peruntukan tanah
e. Koefisien dasar bangunan
f. Koefisien lantai bangunan
g. Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan, dan lain-lain.
2. Data dan informasi Pemakaian Bangunan, meliputi :
a.Struktur organisasi;
b.Jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk 5 (lima) tahun
mendatang;
c.Kegiatan utama, penunjang, pelengkap;
d.Perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.
3. Program ruang dan organisasi/pemanfaatan ruang
4. Pembuatan rencana tata letak bangunan
5. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

B. LAPORAN AKHIR PERENCANAAN


Laporan Akhir Perencanaan berisi :
1. Gambar Perencanaan, terdiri dari :
a.Gambar Rencana arsitektur, beserta gambar-gambar detail;
b.Gambar Rencana Struktur, beserta gambar-gambar detail;
c. Gambar Rencana Mekanikal-Elektrikal, beserta gambar-gambar detail;
d.Gambar Rencana Perspektif 3D
e.Perhitungan Struktur
f. Site plain
2. Spesifikasi Teknis (RKS)
3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) berdasarkan Analisa Biaya Konstruksi - SNI
4. Rencana volume pelaksanaan pekerjaan (BQ)
5. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan konstruksi.
6. Dokumen Pelelangan

C. LAPORAN PENGAWASAN BERKALA


Laporan Pengawasan Berkala berisi perubahan perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi,
petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang
menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.
XII. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa semua
bahan masukan yang diterima dan mencari masukan lain yang dibutuhkan.

B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas
dengan Pemimpin Kegiatan.

Dibuat di : Cibinong
Tanggal : 21 Oktober 2019

DIBUAT OLEH
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR

RAHMI WINANDARI, SKM, M.Kes


NIP. 1969050319932013

Anda mungkin juga menyukai