Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA

Term Of Refference

PERENCANAAN KONSEP AWAL RANCANGAN

TERMINAL TIPE B CIKARANG

TAHUN ANGGARAN 2020

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWABARAT


Jl. Sukabumi No.1, Kacapiring, Kec. Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat 40271
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Pekerjaan Perencanaan …………………………………………
Uraian Pendahuluan

1. Latar Belakang : 1. ……………………………………………...................................................................


2. Gedung ……………………. yang merupakan bangunan gedung negara harus
diwujudkan dengan sebaik - baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal
fungsi bangunannya, andal, ramah lingkungan dan dapat sebagai teladan bagi
lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di
Indanesia.
3. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan Gedung ……………………………. perlu
diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya
perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah,
norma serta tata laku profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara
matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang
sesuai dengan kepentingan kegiatan.
5. Dst.
2. Maksud dan Tujuan :  Maksud
 Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini merupakan petunjuk bagi konsultan
perencana yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus
dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas
perencanaan.
 Dengan penugasan ini diharapkan konsultan Perencana dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai KAK ini
 Dst.
 Tujuan
Agar dalam pelaksanaan Pembangunan Gedung ……………………………. dapat
direncanakan, dirancang dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memenuhi kriteria
teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria administrasi bagi
bangunan gedung negara
3. Sasaran : 1. Tertib teknis dan administrasi pembangunan .....................................................,
2. Meningkatnya ......................................................................................................,
3. Dst.
4. Lokasi Kegiatan : Lokasi pekerjaan ini berada di ......................................................................................
5. Sumber Pendanaan : A. Sumber Dana : APBN/APBD .................................... TA. ...........
DIPA/DPA ...................................... No. .................................. Tanggal ....................
Tentang DIPA/DPA .....................................................................................................
B. Biaya Penyusunan:
1. Untuk Pagu Anggaran pekerjaan Konsultan Perencanaan ini Rp ....................,-
(........................................................ ........................................................Rupiah).
2. Biaya pekerjaan konsultan Perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai
peraturan yang berlaku, yang terdiri dari :
a. honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang,
b. materi dan penggandaan laporan,
c. Pembelian bahan dan ATK
d. Biaya Penyelidikan tanah sederhana
e. pembelian dan atau sewa peralatan,
f. sewa kendaraan,
g. biaya rapat-rapat,
h. perjalanan (lokal maupun luar kota),
i. jasa dan overhead Perencanaan,
j. pajak dan iuran daerah lainnya.
3. Pembayaran biaya konsultan Perencana secara Termin didasarkan pada prestasi
kemajuan pekerjaan perencanaan.
C. Pembayaran Imbalan Jasa Konsultansi Perencanaan bersifat Lumsum.
6. Nama dan : 1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) :...........................................................................
Organisasi Pejabat 2. Nama Kegiatan : .........................................................................................................
Pembuat Komitmen 3. Alamat :
(PPK) ……………………………………………………………..
Jl. ………………………………………………………….

Data Penunjang
7. Data Dasar : 1) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Perencana harus mencari informasi yang
dibutuhkankan selain dari informasi yang diberikan oleh PA/KPA/PPK termasuk
melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2) Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari PA/KPA/PPK, maupun yang dicari
sendiri. Kesalahan kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab konsultan Perencana.
3) Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Informasi tentang lahan, meliputi :
i. kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi,
ii. kondisi tanah (hasil soil test),
iii. keadaan air tanah,
iv. peruntukan tanah,
v. koefisien dasar bangunan,
vi. koefisien lantai bangunan,
vii. perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain.
b. Pemakai bangunan:
i. struktur organisasi,
ii. jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk
minimal 5 (lima) tahun mendatang,
iii. kegiatan utama utama, penunjang, pelengkap,
iv. perlengkapan / peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.
c. Kebutuhan bangunan:
i. program ruang,
ii. keinginan tentang organisasi / pemanfaatan ruang,
d. Kebutuhan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai
atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.
e. Kebutuhan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/ bangunan.
f. Kebutuhan - kebutuhan tentang utilitas bangunan seperti:
i. Air bersih;
1) kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang),
2) sumber air, jaringan dan kapasitasnya.
ii. Air hujan dan air buangan;
1) letak saluran kota,
2) cara pembuangan keluar tapak.
iii. Air kotor dan sampah;
1) Letak Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
2) Cara pembuangan keluar dari TPS
iv. Tata Udara/A.C. (bila dipersyaratkan);
1) beban (Ton ref),
2) pembagian beban,
3) sistem yang dibutuhkan.
v. Transportasi verfikal dalam bangunan (bila dipersyaratkan);
1) type dan kapasitas yang akan dipilih,
2) intervall dan waktu tunggu (Waifing Time),
3) penggunaan escalator dan conveyor.
vi. Penanggulangan bahaya kebakaran (bila dipersyaratkan);
1) detector (jenis, type),
2) fire alarm (jenis),
3) peralatan permadam kebakaran (jenis, kemampuan)
vii. Pengaman dari bahaya pencurian dan perusakan (bila dipersyaratkan);
1) alarm (jenis, type),
2) sistim yang dipilih.
viii. Jaringan listrik;
1) kebutuhan daya,
2) sumber daya dan spesifikasinya,
3) cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi).
ix. Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio, intercom);
1) kebutuhan titik pembicaraan,
2) sistim yang dipilih.
x. Dan lain-lain sesuai keperluannya.
8. Standar Teknis : SNI-SNI tentang Bangunan Gedung serta standar teknis terkait.
9. Studi-Studi : -
terdahulu
10. Referensi Hukum :  Undang-undang RI No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi,
 Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,
 Undang-undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup,
 Undang-undang RI No. 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya,
 Undang-undang RI No. 23 tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah.
 Peraturan pemerintah RI No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi berikut perubahannya sampai dengan yang terakhir Peraturan Pemerintah
RI No. 59 Tahun 2010
 Peraturan Pemerintah RI No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,
 Peraturan Pemerintah RI No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah,
 Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
 Perpres RI No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
 Perpres RI No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
 Permen PU No. 29/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
 Permen PU No. 07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia
 Permen PU No. 30/PRT/M/2007 tentang Pedoman rencana Tata Bangunan;
 Permen PU No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
 Permen PUPR No. 01/PRT/M/2015 Tentang Bangunan Gedung Cagar Budaya yang
Dilestarikan.
 Permen LH No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup;
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib memiliki dengan Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), sebagai penentuan usaha wajib DOKUMEN
UKL-UPL.
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan.
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan
Izin Lingkungan.
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2013 tentang Tata
Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan
Izin Lingkungan.
 Pergub Jabar No. 99 Tahun 1999 tentang Pedoman Pelaksanaan Jasa Konstruksi
Pembangunan Bangunan Gedung Daerah.
 Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan Gedung.
 Kepgub Jabar No. 910/Kep.544-Org/2018 tentang Perubahan kedua atas Keputusan
Gubernur Jawa Barat Nomor 910/Kep.605-org/2017 Tentang Standar Biaya Umum
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2018
 Kepgub Jabar No. 910/Kep.692-Org/2018 tentang Standar Biaya Umum (SBU)
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat TA. 2019
 Kepgub Jabar No. 910/Kep.693-Org/2018 tentang Standar Biaya Khusus (SBK)
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat TA. 2019
 Peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
11. Lingkup Kegiatan : Pekerjaan perencanaan teknis meliputi perencanaan lingkungan atau site atau tapak
dan Pekerjaan bangunan dan perencanaan fisik bangunan gedung negara. Kegiatan perencanaan teknis
terdiri atas:
a. Persiapan dan penyusunan konsepsi perancangan meliputi:
i. mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk penyelidikan tanah).
ii. membuat interpretasi secara garis besar terhadap kerangka acuan kerja (KAK).
iii. konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan daerah atau
perizinan bangunan.
iv. membuat program perencanaan dan perancangan yang merupakan batasan
sasaran atau tujuan pembangunan dan ketentuan atau persyaratan pembangunan
hasil analisis data dan informasi dari pengguna jasa maupun pihak lain.
Program perencanaan perancangan berupa laporan yang mencakup:
 program rencana kerja, menjelaskan rencana penanganan pekerjaan
perencanaan perancangan.
 program ruang, menjelaskan susunan kebutuhan, besaran dan jenis ruang
serta analisa hubungan fungsi ruang.
 program Bangunan Gedung Hijau (BGH).
v. membuat gagasan dan interpretasi terhadap program perencanaan dan
perancangan sebagai landasan perencanaan dan perancangan diwujudkan dalam
uraian tertulis, diagram-diagram dan/atau gambar.
vi. membuat sketsa gagasan merupakan gambar sketsa dalam skala yang memadai
yang menggambarkan gagasan perencanaan dan perancangan yang jelas tentang
pola pembagian ruang dan bentuk bangunan.
b. Persetujuan Konsepsi perancangan dari Pengguna Jasa untuk dijadikan dasar
perencanaan perancangan tahap selanjutnya.
c. Penyusunan pra rancangan meliputi:
i. membuat gambar rencana massa bangunan gedung yang menunjukan posisi
massa bangunan di dalam tapak dan terhadap lingkungan sekitar berikut kontur
tanah berdasarkan Rencana Tata Kota dan program Bangunan Gedung Hijau
(BGH).
ii. membuat gambar Rencana Tapak yang menunjukan hubungan denah antar
bangunan dan Tata Ruang Luar atau Penghijauan di dalam kawasan tapak.
iii. membuat gambar denah yang menggambarkan susunan tata ruang dan hubungan
antar ruang dalam bangunan pada setiap lantai dan menerangkan peil atau
ketinggian lantai.
iv. membuat gambar tampak bangunan yang menunjukan pandangan ke empat sisi
atau arah bangunan.
v. membuat gambar potongan bangunan secara melintang dan memanjang untuk
menunjukan secara garis besar penampang dan sistem struktur dan utilitas
bangunan.
vi. membuat gambar visualisasi tiga dimensi dalam bentuk gambar dan/atau animasi
komputer.
vii. Membuat gambar tersebut di atas dalam skala 1:500 (satu banding lima ratus),
1:200 (satu banding dua ratus), 1:100 (satu banding seratus) dan atau yang
memadai beserta ukuran untuk kejelasan informasi yang ingin dicapai.
viii. Menghitung nilai fungsional bangunan gedung dan menampilkannya dalam
bentuk diagram.
ix. Membuat laporan teknis dalam bentuk uraian dan gambar tentang perkiraan luas
lantai, informasi penggunaan bahan atau material, pemilihan sistem struktur
bangunan, pemilihan sistem utilitas bangunan, pemilihan konsep tata lingkungan
serta perkiraan biaya dan waktu konstruksi.
x. mengurus perizinan sampai mendapatkan keterangan rencana kota atau
kabupaten, keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan, dan penyiapan
kelengkapan permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan pemerintah daerah setempat.
d. Penyelenggaraan paket kegiatan lokakarya rekayasa nilai (value engineering) pada
tahap pra rancangan untuk pengembangan konsep perencanaan teknis bagi kegiatan
pembangunan Bangunan Gedung Negara yang diwajibkan.
e. Persetujuan pra rancangan dari Pengguna Jasa untuk dijadikan dasar perencanaan
perancangan tahap selanjutnya.
f. Penyusunan pengembangan rancangan:
i. membuat pengembangan arsitektur bangunan gedung berupa gambar rencana
arsitektur yang menunjukan hubungan antara lantai bangunan dan tata ruang luar
terhadap garis sempadan bangunan, jalan dan ketentuan rencana tata kota
lainnya.
ii. membuat denah yang menunjukan lantai-lantai dalam bangunan, susunan tata
ruang dalam, koordinat bangunan, peil lantai, dan ukuran-ukuran elemen
bangunan serta jenis bahan yang digunakan.
iii. membuat tampak bangunan, yang menujukan pandangan ke empat arah
bangunan dan bahan bangunan yang digunakan secara jelas beserta uraian
konsep dan visualisasi desain dua dimensi dan desain tiga dimensi bila
diperlukan.
iv. membuat pengembangan sistem struktur, berupa gambar potongan bangunan,
secara melintang dan memanjang yang menjelaskan sistem struktur, ukuran dan
peil elemen bangunan (fondasi, lantai, dinding, langit-langit dan atap) secara
menyeluruh beserta uraian konsep dan perhitungannya.
v. membuat pengembangan sistem mekanikal elektrikal, berupa gambar detail
mekanikal elektrikal termasuk IT, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
vi. membuat gambar tersebut di atas dalam skala 1:500 (satu banding lima ratus),
1:200 (satu banding dua ratus), 1:100 (satu banding seratus), 1:50 (satu banding
lima puluh) dan/atau yang memadai beserta ukuran untuk kejelasan informasi
yang ingin dicapai.
vii. membuat garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifications);
viii. menyusun perkiraan biaya konstruksi.
g. Penyusunan rencana detail berupa uraian lebih terinci seperti membuat gambar-
gambar detail pelaksanaan dan pemasangan serta penyelesaian bahan atau material
dan elemen atau unsur bangunan, rencana kerja dan syarat-syarat, rincian volume
pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi, dan menyusun
laporan perencanaan.
h. Persetujuan rancangan detail dari pengguna jasa untuk digunakan sebagai dokumen
teknis pada dokumen lelang konstruksi fisik.
i. Penyusunan rencana teknis meliputi laporan konsepsi perancangan, dokumen pra
rancangan, dokumen pengembangan rancangan, dan dokumen rancangan detail.
j. Membantu kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen didalam menyusun
dokumen pelelangan, dan membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau
kelompok kerja unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan
dalam menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.
k. Membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja unit layanan
pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan,
termasuk menyusun Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, membantu unit layanan
pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja unit layanan pengadaan barang dan
jasa atau pejabat pengadaan dalam melaksanakan evaluasi penawaran, menyusun
kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila
terjadi lelang ulang.
l. Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan
pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan
spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap
persoalan-persoalan yang timbul selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi
tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir pengawasan berkala.
m. Penyusunan laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan
perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan, pemeliharaan,
dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan
perlengkapan mekanikal elektrikal bangunan.
12. Keluaran : Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:
A. Tahap Konsep Perencanaan
1) Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metoda pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu
perencanaan.
2) Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan
ruang, dll.
3) Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana,
keterangan rencana kota, dll.
B. Tahap Pra - Rencana Teknis
1) Gambar-gambar rencana tapak.
2) Gambar-gambar pra-rencana bangunan.
3) Perkiraan biaya pembangunan.
4) Laporan Perencanaan.
5) Mengurus kelengkapan untuk perizinan, IMB, SLF, dan Bukti Hak Atas Tanah.
6) Hasil konsultasi rencana dengan Pemda setempat.
7) Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
8) Laporan hasil kegiatan lokakarya value engineering (khusus untuk bangunan
diatas 12. 000 m2 atau lebih dari 8 lantai).
C. Tahap Pengembangan Rencana
1) rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan trimatra bila
diperlukan;
2) rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
3) rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT, beserta uraian konsep dan
perhitungannya;
4) garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifications);
5) perkiraan biaya.
D. Tahap Rencana Detail
1) membuat gambar-gambar detail,
2) rencana kerja dan syarat-syarat, (RKS)
3) rincian volume pelaksanaan pekerjaan, (BQ)
4) rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi, (RAB) berdasarkan Analisa Biaya
Konstruksi - SNI dan peraturan perundang-undangan
5) dan menyusun laporan perencanaan; struktur, utilitas, lengkap dengan
perhitungan-perhitungan yang bisa dipertanggung jawabkan.
E. Tahap Pelelangan (Dokumen Perencanaan Teknis)
1) Gambar Rencana beserta detail pelaksanaan ; arsitektur, struktur, mekanikal dan
elektrikal, pertamanan, tata ruang ,
2) Rencana kerja dan syarat-syarat administratif, syarat umum dan syarat teknis
(RKS)
3) Reancana Anggaran Biaya (RAB),
4) Rincian Volume pekerjaan/ bill of quatity (BQ),
5) Laporan Perencanaan;
F. Tahap Pengawasan Berkala
1) Laporan Pengawasan Berkala; seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan
pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan
spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan
terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa konstruksi, memberikan
rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir
pengawasan berkala;
2) Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan
perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan,
pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang
menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.
13. Peralatan Material, : -
Personil dan Fasilitas
dari PPK
14. Peralatan Material, : Sesuai kebutuhan
Personil dan Fasilitas
dari Penyedia Jasa
15. Lingkup : Memberikan masukan / usulan / pendapat teknis dalam penyesuaian rencana
Kewenangan pelaksanaan sesuai petunjuk / pengarahan dari PPK sesuai ketentuan yang berlaku
Penyedia Jasa
16. Jangka Waktu : Jangka waktu pelaksanaan Perencanaan sampai dengan persiapan Dokumen Lelang
Penyelasaian Konstruksi diperkirakan selama ....... (..............) bulan atau ....... (...........................) hari
Pekerjaan kalender, terhitung sejak terbit SPMK.
Konsultan Perencana mempunyai kewajiban untuk melaksanakan Pengawasan Berkala
terhadap hasil karyanya selama pelaksanaan Konstruksi Fisik, yang diperkirakan
selama ...... (..............) bulan atau ...... (................................) hari kalender.
17. Personil : Kualifikasi
Jumlah
Posisi Status Orang
Tingkat
Jurusan Keahlian Pengalaman Tenaga Bulan
Pendidikan
Ahli
A. Tenaga Ahli
1. Ahli ……….. …… …… ……. ≥….. Tahun ….. …. OB
(Ketua Tim)
(1 Orang)
2. Ahli …….. …… …… ……. ≥….. Tahun ….. …. OB
(1 Orang)
3. Ahli …….. …… …… ……. ≥….. Tahun ….. …. OB
(1 Orang)
4. Dst.
B. Tenaga Pendukung
1. ………….. …… …… ……. ≥….. Tahun ….. …. OB
2. Dst.
27. Jadwal Tahapan : Terdiri dari :
Pelaksanaan a. Tahap Konsep Perencanaan
Kegiatan b. Tahap Pra - Rencana Teknis
c. Tahap Pengembangan Rencana
d. Tahap Rencana Detail
e. Tahap Pelelangan (Dokumen Perencanaan Teknis)
f. Tahap Pengawasan Berkala

Pelaporan

28. Laporan :  Memuat :


Pendahuluan 1) Gambaran umum lokasi manajemen konstruksi
2) Pemahaman terhadap KAK
3) Pengumpulan data dan informasi awal
4) Metodologi pelaksanaan manajemen konstruksi
5) Penugasan tenaga personil, serta organisasi proyek
6) Jadwal pelaksanaan manajemen konstruksi
7) Dst.
 Diserahkan paling lambat ….. (…………) hari sejak SPMK diterbitkan.
 Sebanyak : …… (……….) buah (gambar berwarna)
 Format : Disesuaikan
 Jenis / Ukuran Kertas : HVS 80 gram/Ukuran F4 (Folio)/A4/A3
 Dijlid hard/soft cover
29. Laporan ………….. :  Memuat :
1) …………………………..
2) Dst.
 Diserahkan paling lambat ….. (…………) hari sejak ……………...
 Sebanyak : …… (……….) buah (gambar berwarna)
 Format : Disesuaikan
 Jenis / Ukuran Kertas : HVS 80 gram/Ukuran F4 (Folio)/A4/A3
 Dijlid hard/soft cover
30. Laporan ………….. :  Memuat :
1) …………………………..
2) Dst.
 Diserahkan paling lambat ….. (…………) hari sejak ……………...
 Sebanyak : …… (……….) buah (gambar berwarna)
 Format : Disesuaikan
 Jenis / Ukuran Kertas : HVS 80 gram/Ukuran F4 (Folio)/A4/A3
 Dijlid hard/soft cover
31. Laporan ………….. :  Memuat :
1) …………………………..
2) Dst.
 Diserahkan paling lambat ….. (…………) hari sejak ……………...
 Sebanyak : …… (……….) buah (gambar berwarna)
 Format : Disesuaikan
 Jenis / Ukuran Kertas : HVS 80 gram/Ukuran F4 (Folio)/A4/A3
 Dijlid hard/soft cover

Hal-Hal Lain

32. Produksi Dalam : Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah
Negeri Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam Angka 4 KAK dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
33. Persyaratan Kerja : Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan
sama kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi : .......................
34. Pedoman : Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut : .............................
Pengumpulan Data
Lapangan
35. Alih Pengetahuan : Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil satuan kerja
Pejabat Pembuat Komitmen berikut : ............................................................................

........................., ......................... 20....


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Kegiatan .......................................................

............................................................................
....................................................
NIP. ...........................................

Anda mungkin juga menyukai