Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

KEGIATAN:
PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

SUB KEGIATAN:
PENAMBAHAN RUANG KELAS BARU

PEKERJAAN:
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU SDN 015 GIRI SAKO

1. PENDAHULUAN

A. UMUM
1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya,
sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal, ramah
lingkungan dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif
bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
2. Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik-
baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi
mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara.
3. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan secara
baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis
bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku
profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara
matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang
sesuai dengan kepentingan kegiatan.

B. LATAR BELAKANG.
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup
Bidang Sarana Prasarana Satuan Kerja Dinas Pendidikan Kepemudaan dan
Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi.
2. Pemegang mata anggaran adalah Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga
Kabupaten Kuantan Singingi.
3. Untuk penyelenggaraan satuan kerja dimaksud, dibentuk Organisasi Pengelola
Satuan kerja berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kuantan Singingi Nomor : Kpts.
16/I/2019 tanggal 17 Januari 2019.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
1) Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana yang
memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan.

2) Dengan penugasan ini diharapkan konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung


jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

3. SASARAN
Kegiatan yang dilaksanakan adalah perencanaan teknis pembangunan ruang kelas SDN
015 Giri Sako

4. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


A. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan adalah di SDN 015 Giri Sako Kecamatan Logas Tanah Darat
Kabupaten Kuantan Singingi.
B. Data Lokasi
1) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Perencana harus mencari informasi yang
dibutuhkankan selain dari informasi yang diberikan oleh Kepala Satuan Kerja
termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.

2) Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam


pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Kepala Satuan Kerja, maupun yang
dicari sendiri. Kesalahan kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan Perencana.

3) Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Informasi tentang lahan, meliputi:
i. kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi,
ii. kondisi tanah,
iii. peruntukan tanah,
iv. koefisien dasar bangunan,
vi. koefisien lantai bangunan,
vii. perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain.
b. Pemakai bangunan:
i. struktur organisasi,
ii. jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk
tahun mendatang,
iii. kegiatan utama, penunjang dan pelengkap.
c. Kebutuhan bangunan:
i. program ruang,
ii. keinginan tentang organisasi/pemanfaatan ruang,
d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan
pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan.

f. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti:


i. Air hujan dan air buangan;
1) letak saluran lingkungan,
2) cara pembuangan keluar tapak.

ii. Tata Udara/A.C. (bila dipersyaratkan)


1) beban (Ton ref),
2) pembagian beban,
3) sistem yang diinginkan.

iii. Jaringan listrik:


1) kebutuhan daya,
2) sumber daya dan spesifikasinya,
3) cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi).

iv. dan lain-lain sesuai keperluannya.

4) Staf/tim teknis pelaksanaan pekerjaan.


Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang
bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.

5. SUMBER PENDANAAN
A. Biaya Perencanaan.
Untuk pelaksanaan pekerjaan Perencanaan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp
52.281,000,- (Lima puluh dua juta dua ratus delapan puluh satu ribu rupiah) dan mengikuti
pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:
22/PRT/M/2018 tanggal 14 September 2018. tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara yaitu:

1. Biaya perencanaan teknis merupakan biaya paling banyak yang digunakan untuk
membiayai perencanaan Bangunan Gedung Negara
2. Biaya perencanaan teknis dihitung secara orang per bulan dan biaya langsung yang
dapat diganti, sesuai dengan ketentuan biaya langsung personel (billing rate)

3. Biaya perencanaan teknis ditetapkan dari hasil seleksi atau penunjukan langsung
pekerjaan yang bersangkutan yang meliputi:

a. honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;


b. materi dan penggandaan laporan;
c. pembelian dan sewa peralatan;
d. sewa kendaraan;
e. biaya rapat;
f. perjalanan lokal maupun luar kota;
g. biaya komunikasi;
h. asuransi atau pertanggungan (professional indemnity insurance); dan
i. pajak dan iuran daerah lainnya.

4. Pembayaran biaya perencanaan teknis didasarkan pada pencapaian prestasi atau


kemajuan perencanaan setiap tahapan

5. Tata cara pembayaran biaya perencanaan teknis mengikuti ketentuan peraturan


perundang-undangan.

B. Sumber Dana.
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran
2022, melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah (DPA-
OPD) Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Tahun Anggaran 2022 Nomor:
DPA/A.2/1.01.2.19.0.00.01.0000/001/2022 tanggal 18 April 2022

6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Satuan Kerja : Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kuantan


Singingi

Alamat Kantor : Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi - Teluk


Kuantan.

7. LINGKUP PEKERJAAN
A. LINGKUP TUGAS

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Perencana adalah


berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor: 45/KPTS/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 yang dapat meliputi tugas-tugas
perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan
gedung negara yang terdiri dari:
1) Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan
(termasuk penyelidikan tanah sederhana), membuat interpretasi secara garis besar
terhadap KAK, dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai
peraturan daerah/ perijinan bangunan.

2) Penyusunan Prarencana seperti rencana tapak, pra-rencana bangunan termasuk


program dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus perijinan sampai
mendapatkan keterangan rencana kota, keterangan persyaratan bangunan dan
lingkungan, dan IMB pendahuluan dari Pemerintah Daerah Setempat.

3) Penyusunan Pengembangan Rencana, antara lain membuat:


a. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi atau studi maket
yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.

b. Perhitungan struktur harus ditandatangani oleh Tenaga Ahli yang mempunyai


Ijin Sertifikat.

c. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.


d. Rencana utilitas, dan Tata Hijau/landscape beserta uraian konsep dan
perhitungannya.

e. Perkiraan biaya.

4) Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat:


a. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui.
b. Semua gambar arsitektur, struktur, dan utilitas harus ditanda tangani oleh
Penanggung Jawab Perusahaan dan Tenaga Ahli yang mempunyai Ijin
Sertifika;.
c. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
d. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi (E.E.);
e. Metode Pelaksaan;
f. Laporan akhir perencanan.
5) Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Kepala Satuan Kerja di
dalam menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia pelelangan
menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.
6) Membantu Tim Teknis pada waktu penjelasan pekerjaan, dan melaksanakan tugas-
tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
7) Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan
melaksanakan satuan kerja seperti:
a. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan.
b. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama
masa pelaksanaan konstruksi.
c. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang
penggunaan bahan.

B. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN


1) Konsultan Perencanaan bertanggung jawab secara profesional atas jasa
perencanaan yang berlaku dilandasi pasal 11 Undang-undang Nomor 18 Tentang
Jasa Konstruksi.

2) Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut:


a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar
hasil karya perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi
batasan-batasan yang telah diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui KAK ini,
seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu
bangunan yang akan diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan,
standar, dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk
bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung
negara.

8. KELUARAN
A. TAHAPAN PERENCANAAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:
1) Tahap Konsep Perencanaan
a. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metoda pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu
perencanaan.
b. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi
hubungan ruang, dll.
c. Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah
sederhana,, dll.

2) Tahap Pra-Rencana Teknis


a. gambar-gambar rencana tapak.
b. gambar-gambar pra-rencana bangunan.
c. perkiraan biaya pembangunan.
d. laporan Perencanaan.
e. hasil konsultasi rencana dengan pihak sekolah.
f. garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

3) Tahap Pengembangan Rencana


a. rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan trimatra bila
diperlukan;
b. rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
c. rencana mekanikal-elektrikal, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
d. garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifi-cations);
e. perkiraan biaya.

4) Tahap Rencana Detail


a. membuat gambar-gambar detail,
b. rencana kerja dan syarat-syarat, (RKS)
c. rincian volume pelaksanaan pekerjaan, (BQ)
d. rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi, (RAB) berdasarkan Analisa
Biaya Konstruksi - SNI
e. dan menyusun laporan perencanaan; struktur, utilitas, lengkap dengan
perhitungan-perhitungan yang bisa dipertanggung jawabkan.

5) Tahap Pelelangan (Dokumen Perencanaan Teknis)


a. Gambar Rencana beserta detail pelaksanaan; arsitektur, struktur, mekanikal
dan elektrikal, pertamanan, tata ruang.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat administratif, syarat umum dan syarat teknis
(RKS);
c. Rencana Anggaran Biaya (RAB);
d. Rincian Voume pekerjaan/ bill of quantity (BQ);
e. Metode Pelaksanaan;
f. Laporan Perencanaan.

B. K R l T E R l A
1) Kriteria Umum

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang


dimaksud pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu:
1) Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
a. menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang
dan tata bangunan yang ditetapkan di Daerah yang bersangkutan,
b. menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya,
c. menjamin keselamatan pengguna, masyarakat, dan lingkungan.

2) Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan


a. menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan, dan budaya daerah,
sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial
dan budaya),
b. menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya,
c. menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
3) Persyaratan Struktur Bangunan
a. menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia,
b. menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka
yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan,
c. menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur,
d. menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
4) Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran
a. menjamin terwujudnya sistem proteksi pasif dan aktif pada bangunan
gedung.

b. menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban


yang timbul akibat perilaku alam dan manusia,

c. menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa


sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran, sehingga:

i. cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman,


ii. cukup waktu dan mudah bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki
lokasi untuk memadamkan api,
iii. dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
5) Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar
a. menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang
layak, aman dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan di
dalamnya,
b. menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka
saat evakuasi pada keadaan darurat,
c. menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya
untuk bangunan fasilitas umum dan sosial,
6) Persyaratan Transportasi dalam Gedung
a. menjamin tersedianya sarana transportasi yang layak, aman, dan nyaman di
dalam bangunan gedung,

b. menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya


untuk bangunan fasilitas umum dan sosial,
7) Persyaratan Instalasi Listrik:
menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya satuan kerja di dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya,
8) Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara
a. menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya satuan kerja dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya,
b. menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara
secara baik,
9) Persyaratan Pencahayaan:
a. menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya satuan kerja dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
b. menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan
secara baik,
2) Kriteria Khusus

Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat -syarat yang khusus,


spesifik berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari
segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya, misalnya:
1) Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada.
2) Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar,
seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
3) Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat,
geografi klimatologi, dan lain-lain.

C. AZAS-AZAS
Selain dari kriteria di atas, di dalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut:

a. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak


berlebihan.

b. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan


kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi
teknik dan fungsi edukatif untuk lingkungan pendidikan.

c. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan


pemeliharaan bangunan sepanjang umumya, hendaknya diusahakan serendah
mungkin.

d. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat


dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.

e. Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan


menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

D. PROSES PERENCANAAN
a. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan
Pengelola Kegiatan.
b. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang
harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam
KAK ini.

c. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu


pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.

E. PROGRAM KERJA
a. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :

1) Jadual kegiatan secara detail.


2) Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga yang
diusulkan oleh konsultan perencana harus mendapatkan persetujuan dari
pemberi kerja.

3) Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.


b. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari pemberi
kerja, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan
mendapatkan pendapat teknis dari Pengelola Teknis Kegiatan.
c. Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketentuan
dalam:

1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 29/PRT/M/2006 tanggal 1


Desember 2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.

2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/PRT/M/2007 tanggal 27


Desember 2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

3) Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis


yang terkait.

4) Peraturan daerah setempat tentang Bangunan Gedung.

9. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


1) Jangka waktu pelaksanaan Perencanaan sampai dengan persiapan Dokumen
Lelang Konstruksi diperkirakan selama 30 (tiga puluh) hari kalender, terhitung sejak
terbit SPMK.
2) Konsultan Perencana mempunyai kewajiban untuk melaksanakan Pengawasan Berkala
terhadap hasil karyanya selama pelaksanaan konstruksi fisik.
10. KUALIFIKASI PENYEDIA
Penyedia harus memenuhi kualifikasi:
1) Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila
ada perubahan);
2) Memiliki TDP/NIB yang masih berlaku;
3) Memiliki NPWP dan memenuhi kewajiban pajak sesuai peraturan perundang-undangan;
4) Memiliki Sertifikat Badan Usaha Jasa Nasehat dan Pra Desain Arsitektural
(AR101) atau Jasa Desain Arsitektural (AR102);
5) Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan jasa konsultansi konstruksi dalam
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah atau swasta
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi penyedia yang baru berdiri kurang dari 3
(tiga) tahun;
6) Tidak sedang dikenakan sanksi daftar hitam;
7) Menyetujui Fakta Integritas.

11. PERSONIL
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Perencana harus menyediakan
tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Perencana untuk
menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini
yang bersertifikat dan disetujui oleh PEMBERI TUGAS.

Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, sebagai berikut :
JML PENGALAMAN
NO. JABATAN KEAHLIAN (org) KUALIFIKASI
MINIMAL
A. TENAGA AHLI
S1 Teknik Sipil/
Sipil/
1. Team Leader 1 S1 Teknik
Arsitektur 2 tahun
Arsitektur
B. TENAGA AHLI SUB PROFESIONAL
D3 Teknik Sipil/ -
Sipil/
1. Asisten Ahli Arsitektur/Sipil 1 D3 Teknik
Arsitektur
Arsitektur
K3 Konstruksi 1 SMK -
2. Petugas K3 Konstruksi

Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli diatas harus memiliki Sertifikat tenaga ahli
SKA/SKT dari Asosiasi dan dilengkapi dengan Curiculum Vitae (pengalaman dilengkapi
dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah.

Kebutuhan SKA adalah sebagai berikut:


Team Leader : Arsitek (Muda) atau Ahli Teknik Bangunan Gedung (Muda)
Petugas K3 Konstruksi : Minimal memiliki Sertifikat Pelatihan/Sosialisasi K3 Konstruksi
12. PELAPORAN
1) Konsep Perencanaan,
2) Pra Rencana Teknis,
3) Pengembangan Rencana
4) Rencana Detail,
5) Dokumen Pelelangan,
6) Laporan Akhir Perencanaan.

13. PENUTUP
Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya merneriksa
sernua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.

Teluk Kuantan, Mei 2022

DIBUAT OLEH:
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

YUSRIZAL ZUHRI, ST
NIP. 19810714 200604 1 005

Anda mungkin juga menyukai