Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI :

PERENCANAAN TAMAN KOTA DIPONEGORO

LOKASI :

KOTA PEKANBARU

SUMBER DANA :

APBD PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2022


1. PENDAHULUAN
A. Umum
1. Bahwa salah satu program pemerintah daerah Provinsi Riau yaitu Penataan
Bangunan dan Lingkungannya di kawasan – kawasan strategis sehingga perlu
suatu Perencanaan Taman Kota Diponegoro yang merupakan salah satu kawasan
strategis di Provinsi Riau.
2. Perencanaan Taman Kota Diponegoro diharapkan dapat mendukung dalam
peningkatan fungsi ekologis, sosial budaya dan arsitektural sehingga dapat
memberi manfaat ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat Kota Pekanbaru
khususnya dan Provinsi Riau umumnya seperti antara lain :
• Fungsi ekologis, Taman Kota dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas air
tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara, meredam/mengurangi
gangguan suara / angin dan pengatur iklim mikro.
• Fungsi sosial budaya, keberadaan Taman Kota dapat memberikan fungsi
sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi dan sebagai (landmark) kota.
• Fungsi arsitektural, Taman Kota dapat meningkatkan nilai keindahan dan
kenyamanan kota melalui keberadaan taman-taman kota dan jalur hijau jalan
kota.
• Fungsi ekonomi, Taman Kota sebagai pengembangan sarana wisata hijau
perkotaan yang dapat mendatangkan wisatawan.
3. Pemberi jasa perencanaan diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga
mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai dan
layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara
matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan
yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.

B. Latar Belakang
1. Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah Republik Indonesia yang dalam hal
ini adalah Pemerintah Provinsi Riau.
2. Pekerjaan yang akan dilakukan merupakan bagian lingkup Dinas Pekerjaan
Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Provinsi Riau.

C. Referensi Hukum
Referensi hukum dalam pelaksanaan proses kegiatan pembangunan antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2020 beserta perubahannya Nomor 14
Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2017 Tentang Jasa Konstruksi.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
5. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 beserta Perubahannya Nomor 12
Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
6. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
7. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah Republik
Indonesia No 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
19/PRT/M/2017 tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi
Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
897/PRT/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi
Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
11. SNI yang berlaku yang mengatur tentang Pelaksanaan Konstruksi.
12. Peraturan-peraturan lainnya terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
1) Kerangka Acuan Kerja ini dimaksud sebagai petunjuk bagi Konsultan Perencana
Teknis yang memuat masukan, azas, kriteria dan proses yang harus dipenuhi atau
diperhatikan dan diinterpretasikan dalam pelaksanaan tugas, yang pada akhirnya
dapat menghasilkan suatu perencanaan.
2) Agar Konsultan Perencana Teknis dalam melaksanakan tugasnya memiliki acuan
dan arahan, sehingga Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana dimaksud
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan aturan dan menghasilkan produk/keluaran
yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. SASARAN
Sasarannya adalah tersedianya suatu desain dan rencana Taman Kota Diponegoro yang
fungsional, memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan,
efisien dalam penggunaan sumber daya, serasi dan selaras dengan lingkungannya serta
terwujudnya penyelenggaraan konstruksi yang tertib, efektif, efisien, andal dan berjati diri.

4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pengguna Jasa Adalah : Pemerintah Provinsi Riau Satuan Kerja Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Alamat : Jl. SM. Amin No. 92 - Pekanbaru

5. BIAYA DAN SUMBER PENDANAAN


a. Biaya Perencanaan Teknis
a) Dalam Biaya Perencanaan Teknis terdiri dari :
1. Honorarium tanaga ahli dan tenaga penunjang;
2. Materi dan penggandaan laporan;
3. Pembelian dan sewa peralatan;
4. Sewa kendaraan;
5. Biaya rapat;
6. Perjalanan lokal maupun luar kota;
7. Biaya komunikasi;
8. Asuransi atau pertanggungan (professional indemnity insurance);
9. Pajak dan iuran daerah lainnya.

b) Pembayaran biaya perencanaan teknis didasarkan pada pencapaian prestasi


atau kemajuan perencanaan setiap tahapan sesuai lingkup pekerjaan
perencanaan yang ditetapkan dalam KAK ini.

c) Tata cara pembayaran biaya perencanaan teknis sebagaimana tersebut diatas


diatur secara kontraktual sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Sumber Dana
Untuk pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi perencanan teknis ini dianggarkan
pagu dana sebesar Rp.1.200.000.000,- (Satu milyar dua ratus juta rupiah). Sumber
dana melalui pembiayaan APBD Provinsi Riau Tahun Anggaran 2022.

6. PERSYARATAN KUALIFIKASI PENYEDIA


6.1 Kualifikasi Penyedia untuk jasa Konsultansi Konstruksi meliputi :
a. syarat kualifikasi administrasi/ legalitas Penyedia;
b. syarat kualifikasi teknis Penyedia

6.2 Peserta harus memenuhi ketentuan perundang-undangan untuk menjalankan


kegiatan/ usaha dibidang konstruksi dan memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU)
dengan:
• Kualifikasi Usaha : Menengah
• Klasifikasi : Perencanaan Penataan Ruang
• Sub Klasifikasi : Jasa Perencanaan dan Perancangan Lingkungan
Bangunan dan Lansekap (PR103)
Atau memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) Konstruksi oleh Lembaga online
single submission (OSS) dengan :
• Kualifikasi Usaha : Menengah
• Kode KBLI : 71101 (Aktivitas Arsitektur)
• Sub Klasifikasi : AL004

6.3 Persyaratan kualifikasi Penyedia lainnya mempedomani ketentuan dalam Standar


dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia.

7. LINGKUP KEGIATAN, LOKASI KEGIATAN DAN DATA -DATA


a. Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan adalah Perencanaan Taman Kota Diponegoro.
b. Lokasi Kegiatan
Lokasi perencanaan mulai dari Taman RTH Putri Kaca Mayang sampai dengan Hutan
Kota pekanbaru.

c. Data Dasar
1) Luas lahan ± 4,4 Ha.
2) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi yang
dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Jasa termasuk
melalui Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini.
3) Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Jasa maupun yang
dicari sendiri, kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan perencana.
4) Data-data yang diperlukan sebelum melaksanakan pekerjaan sebagai berikut :
• Data-data dokumen FS/Studi/Perencanaan terdahulu bila ada;
• Data lokasi untuk membantu proses perencanaan;
• Usulan-usulan teknis lain dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan
dipertanggungjawabkan;
• Data-data sekunder lainnya yang diperlukan dan dianggap penting dalam
pelaksanaan pekerjaan.
5) Staf/ tim teknis pelaksanaan pekerjaan.
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakil yang
bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.

8. LINGKUP PEKERJAAN DAN TANGGUNG JAWAB


1) Lingkup pekerjaan Penyedia Jasa Konsultansi Perencana Teknis terdiri dari :
a. Persiapan dan penyusunan konsepsi perancangan meliputi :
i. membuat interpretasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja
(KAK).
ii. mengumpulkan data dan informasi lapangan (inventarisasi kondisi existing
dan pengukuran topografi).
iii. konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan
daerah dan perijinan terkait dengan pekerjaan perencanaan yang akan
dilaksanakan.
iv. membuat program perencanaan dan perancangan yang merupakan
batasan sasaran atau tujuan pembangunan dengan ketentuan atau
persyaratan pembangunan hasil analisis data dari informasi pengguna jasa
maupun pihak lain.
Program perencanaan perancangan berupa laporan yang mencakup :
• program rencana kerja, menjelaskan rencana penanganan pekerjaan
perencanaan perancangan.
• program penataan kawasan wilayah.
v. membuat gagasan dan interprestasi terhadap program perencanaan dan
perancangan sebagai landasan perencanaan dan perancangan
diwujudkan dalam uraian tertulis, diagram-diagram dan/ atau gambar.
vi. membuat sketsa gagasan berupa gambar sketsa dalam skala yang
memadai yang menggambarkan gagasan perencanaan dan perancangan.
b. Persetujuan konsepsi perancangan dari pengguna jasa untuk dijadikan dasar
perencanaan perancangan tahap selanjutnya.
c. Penyusunan pengembangan rancangan :
i. membuat data inventarisasi kondisi existing kawasan dan pengukuran
situasi daerah sepanjang kawasan perencanaan seperti embung, hutan
kota, bangunan, tanaman, jaringan drainase, jaringan listrik dan telkom
termasuk kajian terhadap perencanaan penataan wilayah dikawasan dari
aspek sosial, ekonomi, arsitektural dan budaya.
ii. menyusun konsep desain Taman Kota (tempat pejalan kaki, lahan parkir,
taman dan prasarana pendukung lainnya).
iii. membuat garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifications).
iv. menyusun perkiraan biaya konstruksi.
d. Penyusunan rencana detail berupa uraian lebih terinci seperti membuat gambar-
gambar detail pelaksanaan dan pemasangan serta penyelesaian bahan atau
material dan elemen atau unsur konstruksi, rencana kerja dan syarat-syarat,
rancangan konseptual SMKK, biaya penerapan SMKK, rincian volume
pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi, dan
menyusun laporan perencanaan.
e. Persetujuan rancangan detail dari pengguna jasa untuk digunakan sebagai
dokumen teknis pada dokumen pemilihan pekerjaan konstruksi.
f. Penyusunan rencana teknis meliputi laporan konsepsi perancangan, dokumen
pengembangan rancangan, dan dokumen rancangan detail.

2) Tanggung Jawab Perencana.


a) Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa
perencanaan yang berlaku dilandasi pasal 75 Undang-undang Nomor 2 Tahun
2017 Tentang Jasa Konstruksi.
b) Secara umum tanggung jawab konsultan perencana adalah minimal sebagai
berikut :
1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan
standar hasil karya perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi
batasan - batasan yang telah diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui KAK
ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu
konstruksi yang akan diwujudkan.

9. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanan penyusunan rencana teknis selama 4 (Empat) bulan atau 120
(Seratus dua puluh) hari kalender terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).
10. PERSONIL (TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG)
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak Penyedia Jasa Konsultansi Perencana
Teknis harus menyediakan personil dalam suatu struktur organisasi untuk menjalankan
kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang memiliki
Sertifikat Kompetensi Kerja yang diperoleh melalui proses uji kompetensi sesuai dengan
Standar Kompetensi Kerja.

Struktur Organisasi serta daftar Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung beserta
kualifikasinya, minimal sebagai berikut :

Pengalam
Rencana
Tingkat dan an
No Uraian Jumlah SKK Penugasan
Jurusan Pendidikan Profesion
Personil
al
A TENAGA AHLI
1 Team Leader 1 Org S2. T Arsitektur 5 Tahun STRA – Madya/ Ahli 4 Bln
Arsitek (101) –
Madya
2 Ahli Arsitektur 1 Org S1. Arsitektur/ 3 Tahun Ahli Arsitektur 4 Bln
Lansekap Arsitektur Lansekap Lansekap (103) –
Madya
3 Ahli Perencanaan 1 Org S1 Perencanaan 3 Tahun Ahli Perencanaan 4 Bln
Wilayah dan Kota Wilayah dan Kota / Wilayah dan Kota
Planologi (502) - Madya
4 Ahli Struktur 1 Org S1. T. Sipil 3 Tahun Ahli Teknik 2 Bln
Bangunan Gedung
(201) – Madya
5 Ahli Geoteknik 1 Org S1 T. Sipil/ Geologi 3 Tahun Ahli Geoteknik 2 Bln
(216)– Madya
6 Ahli Mekanikal/ 1 Org S1 T. Mesin/ Elektro 3 Tahun Ahli Teknik 2 Bln
Elektrikal Mekanikal (301)/
Ahli Teknik Tenaga
Listrik (401)/ –
Madya
7 Ahli Lingkungan 1 Org S1 T. Lingkungan/ T. 3 Tahun Ahli Teknik 2 Bln
Penyehatan Lingkungan (501)/
Ahli Teknik Sanitasi
dan Limbah -
Madya
8 Ahli Teknik Jalan 1 Org S1. T. Sipil 3 Tahun Ahli Teknik Jalan 2 Bln
(202) - Madya
9 Ahli K3 Konstruksi 1 Org S1. Teknik Semua 3 tahun Ahli K3 Konstruksi/ 2 Bln
Jurusan Ahli Keselamatan
Konstruksi – Madya
B TENAGA PENDUKUNG
1 Surveyor 4 Org S1. Sipil/ Arsitektur/ 2 Tahun - 2 Bln
Geodesi
2 Drafter 3 Org S1. Sipil/ Arsitektur 2 Tahun - 3 Bln
3 Administrator 1 Org S1. Semua Jurusan 2 Tahun - 4 Bln

Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) yang dipersyaratkan menjadi bagian dari penilaian
kualifikasi tenaga ahli.

Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli harus memiliki sertifikat Kompetensi sesuai
Keahlian atau yang telah dilakukan penyetaraan sesuai peraturan yang berlaku dan
dibuktikan keabsahannya pada saat Penyerahan personel setelah penandatanganan
Kontrak.

Uraian Tugas dan Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Konsultan Perencana, diharapkan dapat menguraikan masing-masing tugas dan
tanggungjawab personil-personil yang ditentukan sesuai dengan jabatan dan profesi
personil tersebut serta menyusun jadwal penugasan personel sesuai dengan keluaran/
output pekerjaan sesuai dengan rencana penugasan personil yang ditentukan diatas.

11. KELUARAN/ PRODUK YANG DIHASILKAN (OUTPUT)


Keluaran yang dihasilkan oleh jasa perencanaan konstruksi berdasarkan Kerangka Acuan
Kerja ini adalah Tahap Perencanaan Teknis yang lebih lanjut akan diatur dalam surat
perjanjian pekerjaan. Tahap perencanaan teknis dilakukan dengan penyusunan rencana
teknis yang terdiri dari :
1) Tahap Konsepsi Perancangan
Konsepsi perancangan digunakan untuk membantu pengguna jasa dalam
memperoleh gambaran atas konsepsi rancangan dan mendapatkan gambaran
pertimbangan bagi penyedia jasa dalam melakukan perancangan paling sedikit
meliputi :
a. data dan informasi;
b. analisis;
c. dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan;
d. program ruang;
e. skematik rencana teknis; dan
f. sketsa gagasan.

2) Tahap Pengembangan Rancangan


1) Pengembangan rancangan digunakan untuk :
a. kepastian dan kejelasan ukuran serta wujud karakter dari desain Taman Kota
secara menyeluruh, pasti, dan terpadu;
b. mematangkan konsepsi rancangan secara keseluruhan, terutama ditinjau dari
keselarasan sistem yang terkandung di dalamnya baik dari segi kelayakan dan
fungsi, estetika, waktu dan ekonomi; dan
c. penyusunan rancangan detail.
2) Pengembangan rancangan sebagaimana dimaksud pada angka 1), paling sedikit
meliputi :
• Data inventarisasi kondisi existing kawasan dan pengukuran situasi daerah
sepanjang kawasan perencanaan seperti embung, hutan kota, bangunan,
tanaman, jaringan drainase, jaringan listrik dan telkom termasuk kajian
terhadap perencanaan penataan wilayah dikawasan dari aspek sosial,
ekonomi, arsitektural dan budaya.
• Konsep desain Taman Kota (tempat pejalan kaki, lahan parkir, taman dan
prasarana pendukung lainnya).
• Garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifications), penggunaan bahan
konstruksi secara garis besar dengan mempertimbangkan nilai manfaat,
ketersediaan bahan, konstruksi, nilai ekonomi, dan rantai pasok;
• Perkiraan biaya konstruksi.

3) Tahap Rancangan Detail


1) Rancangan detail digunakan untuk penyusunan dokumen teknis pada dokumen
pemilihan Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi.
2) Rancangan detail sebagaimana dimaksud pada angka 1) disusun berdasarkan
pengembangan rancangan yang telah disetujui paling sedikit meliputi :
a. Gambar - gambar detail (arsitektur, detail struktur, detail utilitas dan
lansekap) termasuk peta kawasan Taman Kota;
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat RKS) yang meliputi :
1. Persyaratan umum;
2. Persyaratan administratif; dan
3. Persyaratan teknis termasuk spesifikasi teknis.
spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi meliputi :
a) spesifikasi bahan bangunan konstruksi;
b) spesifikasi peralatan konstruksi dan peralatan bangunan;
c) spesifikasi proses/kegiatan;
d) spesifikasi metode konstruksi/metode pelaksanaan/ metode kerja;
dan
e) spesifikasi jabatan kerja konstruksi.
(1) mencantumkan ruang lingkup Pekerjaan Konstruksi yang
dibutuhkan;
(2) dapat menyebutkan merek dan tipe serta sedapat mungkin
menggunakan produksi dalam negeri;
(3) semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar
nasional Indonesia;
(4) metode konstruksi/metode pelaksanaan/metode kerja harus
logis, realistis, aman, berkeselamatan, dan dapat dilaksanakan;
(5) jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode
pelaksanaan;
(6)
mencantumkan macam, jenis, kapasitas, dan jumlah peralatan
utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
(7) mencantumkan syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
(8) mencantumkan syarat pengujian bahan dan hasil produk;
(9) mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance)
yang diinginkan;
(10) mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara
pembayaran; dan
(11) mencantumkan uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan
penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi.
c. Konseptual Rancangan SMKK.
d. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya (RAB)
pekerjaan konstruksi (Engineering Estimate) serta dan Biaya Penerapan
SMKK;
e. Executive summary.
3) Dokumen teknis sebagaimana dimaksud pada angka 1) meliputi gambar detail,
Rencana Kerja dan Syarat-syarat, dan rincian volume pelaksanaan pekerjaan.

Biaya Keluaran/ Produk yang dihasilkan (output) perencana teknis sebagaimana uraian
diatas terdiri dari biaya langsung personil sesuai uraian personil yang diuraikan pada
KAK ini dan biaya langsung non personil yang disusun sesuai kebutuhan dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis sesuai lingkup pekerjaan yang
dilaksanakan. Biaya non personil yang diperhitungkan oleh pengguna jasa yang harus
sudah diperhitungkan dan termasuk dalam total penawaran biaya yang diajukan
penyedia jasa konsultansi konstruksi terdiri dari :
A. Biaya Operasional Kantor
1 Biaya Komunikasi (Fax, Telepon dll) 1,00 Ls x 4,00 Bln 4,00 Bln
2 Alat Tulis Kantor (ATK, Foto Copy dll) 1,00 Ls x 4,00 Bln 4,00 Bln
3 Sewa Laptop 3,00 Unit x 4,00 Bln 12,00 Unit/ Bln
4 Sewa Komputer Dekstop 1,00 Unit x 4,00 Bln 4,00 Unit/ Bln
5 Sewa Printer Laser Jet A-3 1,00 Unit x 4,00 Bln 4,00 Unit/ Bln
6 Sewa Printer A4 1,00 Unit x 4,00 Bln 4,00 Unit/ Bln
7 Sewa Camera Digital 1,00 Unit x 4,00 Bln 4,00 Unit/ Bln

Sub. Total A
B. Biaya Operasional Lapangan
1 Transportasi dan Akomodasi
- Sewa Kendaraan roda 4 1,00 Unit x 4,00 Bln 4,00 Unit/ Bln

Sub. Total B
C. Biaya Survey Lapangan
1 Pemeriksaan Lapangan
- Biaya Sewa Theodolite TS 1,00 Unit x 3,00 Bln 3,00 Unit/ Bulan
- Biaya Sewa GPS Static 1,00 Unit x 3,00 Bln 3,00 Unit/ Bulan
- Biaya Sewa Drone termasuk operatur 1,00 Unit x 6,00 Hari 6,00 Hari

Sub. Total C
D. Biaya Diskusi dan Pembahasan dengan Pihak Terkait
Sewa ruangan untuk penyelenggaran expose termasuk kegiatan Lokakarya Rekayasa Nilai (kapasitas
1 1 Sewa x 3,00 3,00 Sewa
minimal 20 Org)
2 Cetak bahan expose 20 Buku x 3,00 60,00 Buku

Sub. Total D
E. Biaya Pelaporan dan Penyusunan Dokumen
1 Laporan Pendahuluan (Kosnepsi Perancangan) 3,00 Buku
2 Laporan Antara (Pra Rancangan) 3,00 Buku
3 Laporan Akhir (Dokumen Rancangan Detail) 3,00 Buku
4 Maket desain perencanaan skala 1 : 1000 1,00 Paket
5 Soft Copy data (Hard disk 1 TB) 1,00 Buah

12. KRITERIA
a. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud
pada KAK harus memperhatikan kriteria umum yang ditentukan dalam peraturan-
peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan perencanaan.

b. Kriteria Khusus
1) Sejauh tidak bertentangan dengan persyaratan umum, pekerjaan yang
direncanakan harus diusahakan memanfaatkan potensi alami (pencahayaan dan
tata udara) sesuai dengan iklim tropis.
2) Jaringan sirkulasi pada kawasan menggambarkan suatu pola dalam
mensejahterakan masyarakat disemua aspek.
3) Persyaratan penggunaan bahan harus dipertahankan fleksibilitas dalam
kemungkinan adanya penggantian atas kerusakan maupun perubahan-
perubahan dikemudian hari. Dihindarkan penggunaan bahan-bahan konstruksi
yang mengandung zat-zat yang membahayakan kesehatan/keselamatan
pengguna dan lingkungan.
4) Kriteria khusus lainnya mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
berlaku.

c. Proses Perencanaan
1) Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang
diminta, Konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala
dengan Pengelola Kegiatan.
2) Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok
yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang
ditetapkan dalam KAK ini.
3) Dalam pelaksanaan tugas, Konsultan Perencana harus selalu memperhitungkan
bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.

d. Program Kerja
1) Penyedia jasa konsultan perencana harus segera menyusun program kerja
minimal meliputi :
a. Jadwal kegiatan secara detail sesuai tahapan pada lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
b. Alokasi personil berisikan komposisi tim dan penugasan serta jadwal
penugasan. Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh penyedia jasa konsultan
perencana harus memiliki kualifikasi sesuai yang dipersyaratkan pada KAK
ini.
c. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan terhadap pelaksanaan
pekerjaan sesuai tahapan pada lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2) Sesuai data - data dan uraian personil yang telah diuraikan pada KAK ini, maka
penyedia jasa konsultan perencana harus dapat menyusun program kerja yang
baik sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
ditetapkan.
3) Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari
Pengguna Jasa, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh penyedia jasa
konsultan perencana dan mendapatkan pendapat teknis dari Direksi Teknis
Kegiatan.

13. LAPORAN HASIL PEKERJAAN


Hasil pekerjaan perencanaan berupa suatu bentuk Dokumen Laporan yang harus
diserahkan kepada pengguna jasa Sebagai Kontrol dan pertanggungjawaban dari
pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi perencanaan yaitu sebagai berikut :
a) Dokumen konsepsi perancangan (Laporan Pendahuluan) bobot output = 20%;
b) Dokumen pengembangan rancangan (Laporan Antara) bobot output = 40%;
c) Dokumen rancangan detail (Laporan Akhir) bobot output = 40%;

Laporan hasil pekerjaan sebagaimana tersebut diatas diserahkan kepada pengguna jasa
sesuai jumlah yang telah ditentukan dan dituangkan dalam suatu berita acara serah terima
dokumen perencanaan yang menjadi dasar selesainya keluaran/ produk yang dihasilkan.

14. PENUTUP
1) Segala bentuk perubahan yang terkait dengan isi dari Dokumen Kerangka Acuan Kerja
(KAK) ini, tidak boleh dilakukan secara sepihak tanpa seijin pihak Pengguna Jasa;

2) Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam KAK ini, maka tidak tertutup


kemungkinan dilakukan perbaikan-perbaikan seperlunya.
Demikianlah KAK ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pekanbaru, Mei 2022

Ditetapkan Oleh :

Untuk dan atas nama


DINAS PUPRPKPP PROVINSI RIAU
Kepala Bidang Cipta Karya
Selaku KPA/PPK

THOMAS LARFO DIMEIRA, ST, MM


Pembina (IV/a)
NIP. 19790529 200604 1 006

Anda mungkin juga menyukai