Anda di halaman 1dari 39

PENAHAPAN

PERENCANAAN IRIGASI

Rizki Ramadhan Husaini


Tahap Studi
• Dalam Tahap Studi, konsep proyek dibuat
dan dirinci mengenai irigasi pertanian ini
pada prinsipnya akan didasarkan pada
faktor-faktor tanah, air dan penduduk,
namun juga akan dipelajari berdasarkan
aspek-aspek lain.
• Aspek yang berpengaruh:
– Ekonomi rencana nasional dan regional,
– Sosiologi
– Ekologi
Studi Awal

Studi
Identifikasi

Studi
Pengenalan

Rencana Perencanaan
Induk Pendahuluan

Studi
Kelayakan

Perencanaan
Detail
Pengukuran
• Pengukuran topografi
• Pengukuran sungai dan lokasi bendung
• Pengukuran trase saluran
• Pengukuran lokasi bangunan
Pengukuran Topografi
• Pemetaan bisa didasarkan pada pengukuran
medan (terestris) penuh yang sudah
menghasilkan peta-peta garis topografi lengkap
dengan garis-garis konturnya -> untuk daerah
kecil
• Pemetaan fotogrametri, walaupun lebih mahal,
jauh lebih menguntungkan karena semua detail
topografi dapat dicakup di dalam peta -> untuk
perencanaan petak tersier.
Topografi
Fotogrametri -> foto udara
Data, Pengukuran, dan Penyelidikan
untuk Perencanaan Irigasi
• Data:
– Curah hujan
– Evapotranspirasi
– Debit puncak dan debit harian
– Angkutan sedimen
– Peta Rupa Bumi
– Data Pertanian dan Lahan Pertanian
– Data Sosial Ekonomi
– Data Topografi
– Data Penyelidikan Tanah
Curah Hujan
• Analisis curah hujan untuk menentukan:
– Curah hujan efektif untuk menghitung
kebutuhan irigasi. Curah hujan efektif atau
andalan adalah bagian dari keseluruhan
curah hujan yang secara efektif tersedia untuk
kebutuhan air tanaman.
– Curah hujan lebih (excess rainfall) dipakai
untuk menghitung kebutuhan
pembuangan/drainase dan debit (banjir).
• Untuk analisis curah hujan efektif, curah
hujan di musim kemarau dan penghujan
akan sangat penting artinya.
• Untuk curah hujan lebih, curah hujan di
musim penghujan (bulan-bulan turun
hujan) harus mendapat perhatian
tersendiri.
• Data hujan sebaiknya sepanjang 10 tahun.
Curah Hujan Harian (mm)
Nama Stasiun Krikil
No Stasiun 51 B Elevasi
No In Database Tipe alat Biasa
Lintang Selatan Pemilik BMG/Pengairan
Bujur Timur Operator S1

Tahun 1991

Tanggal Bulan Tahunan


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 7 0 16 15 - - - - - - - -
2 16 5 10 9 - - - - - - - -
3 19 0 15 8 - - - - - - - -
4 19 15 0 18 - - - - - - - -
5 16 10 4 9 - - - - - - - -
6 0 40 8 11 - - - - - - - -
7 5 7 4 8 - - - - - - - -
8 10 12 0 8 - - - - - - - -
9 15 0 0 6 - - - - - - - -
10 8 0 0 10 - - - - - - - -
11 5 0 3 15 - - - - - - - -
12 5 15 10 10 - - - - - - - -
13 38 0 0 0 - - - - - - - -
14 71 0 18 0 - - - - - - - -
15 16 0 0 0 - - - - - - - -
16 5 0 10 0 - - - - - - - -
17 0 18 0 0 - - - - - - - -
18 18 0 0 0 - - - - - - - -
19 8 10 0 0 - - - - - - - -
20 0 0 20 15 - - - - - - - -
21 7 5 0 8 - - - - - - - -
22 12 0 18 18 - - - - - - - -
23 48 0 0 9 - - - - - - - -
24 10 0 0 12 - - - - - - - -
25 19 0 15 18 - - - - - - - -
26 0 3 0 0 - - - - - - - -
27 4 15 0 0 - - - - - - - -
28 0 0 36 0 - - - - - - - -
29 15 0 0 - - - - - - - -
30 6 0 0 - - - - - - - -
31 17 0 - - - - -
Hujan Maximum 71 40 36 18 - - - - - - - - -
Jml Curah Hujan 419 155 187 207 - - - - - - - - -
Jml.Hari Hujan 26 12 14 18 0 0 0 0 0 0 0 0 -
Hujan (1-15) 250 104 88 127 - - - - - - - -
Jml. data kosong 0 0 0 0 15 15 15 15 15 15 15 15
Hujan (16-31) 169 51 99 80 - - - - - - - -
Jml. data kosong 0 0 0 0 16 15 16 16 15 16 15 16
Evapotranspirasi
• Analisis mengenai evaporasi diperlukan
untuk menentukan besarnya
evapotranspirasi tanaman yang kelak
akan dipakai untuk menghitung kebutuhan
air irigasi dan kalau perlu untuk studi
neraca air di daerah aliran sungai.
• Studi ini mungkin dilakukan bila tidak
tersedia data aliran dalam jumlah yang
cukup.
• Data-data iklim yang diperlukan:
– Temperatur : harian maksimum, minimum dan rata-
rata
– Kelembapan relatif
– Sinar matahari : lamanya dalam sehari
– Angin : kecepatan dan arah
– Evaporasi : catatan harian
• Jangka waktu pencatatan untuk keperluan
analisis yang cukup tepat dan andal adalah
sekitar sepuluh tahun.
DATA KLIMATOLOGI DI YOGYAKARTA

Stasiun Barongan Lokasi 7 37 15 LS


Tahun 1993 - 2002 110 25 35 BT
Kec Jetis Tinggi 27 m
Kab Bantul Th pendirian 1980
Prop DIY Pemilik DPU DIY
DAS Opak

R.H. Temp Temp air Penguapan Kec angin Rad mth Sinar mth Hujan
Bulan
(%) Max Min Rata2 dlm pan mm (km/hr) (cal/cm2/hr) (%) (mm)
Januari 88.94 29.78 24.36 27.09 30.44 4.20 16.91 36.30 13.87
Februari 87.96 29.81 24.10 27.02 28.24 8.22 19.28 38.30 13.55
Maret 85.86 30.24 25.27 27.75 28.43 5.78 20.94 45.15 12.68
April 88.09 30.68 23.11 26.77 27.70 4.95 22.99 45.72 5.75
Mei 80.67 28.83 22.71 25.77 25.34 4.75 24.99 52.01 1.27
Juni 80.34 28.38 22.41 25.37 23.89 4.37 36.16 49.68 1.13
Juli 78.68 27.94 21.48 24.70 26.24 4.83 38.33 51.75 0.50
Agustus 76.69 27.71 21.20 24.45 25.72 5.55 40.16 62.73 0.12
September 77.56 28.30 21.97 25.23 27.09 5.90 44.34 56.68 0.28
Oktober 85.47 30.49 24.53 27.55 30.62 5.79 40.29 55.18 2.31
November 88.66 30.20 24.74 27.50 28.53 5.92 28.71 39.31 4.97
Desember 88.17 29.72 24.27 26.97 28.68 5.41 21.53 34.89 8.91
Rata2 83.92 29.34 23.34 26.35 27.58 5.47 29.55 47.31 5.44
Evapotranspirasi Potensial
• Besarnya kebutuhan air irigasi antara lain
dipengaruhi oleh pola tata tanam, keadaan iklim,
curah hujan, luas daerah irigasi, dan
sebagainya.
• Analisis kebutuhan air -> metode Penman.
• Evapotranspirasi potensial yaitu jumlah air
maksimum yang mampu diuapkan dari suatu
permukaan ke lingkungan di sekelilingnya dan
tanah tidak kekurangan air.
• Evapotranspirasi aktual adalah kemampuan air
untuk menguap.
• Besarnya evapotranspirasi sangat berpengaruh
pada kebutuhan air selama penyiapan lahan.
• Besarnya dihitung dengan menghitung besarnya
evaporasi air terbuka (Eo).
Eo = Eto x C
• Eto : Evapotranspirasi potensial (Penman
modifikasi) (mm/hari)
• C : Koefisien yang dipengaruhi oleh iklim
Banjir Rencana
• Banjir rencana adalah debit maksimum di sungai
atau saluran alamiah dengan periode ulang
(rata-rata) yang sudah ditentukan yang dapat
dialirkan tanpa membahayakan proyek irigasi
dan stabilitas bangunan- bangunan.
• Debit banjir ditetapkan dengan cara
menganalisis debit puncak, dan biasanya
dihitung berdasarkan hasil pengamatan harian
tinggi muka air.
• Untuk keperluan analisis yang cukup tepat dan
andal, catatan data yang dipakai harus paling
tidak mencakup waktu 20 tahun.
• Faktor lain yang lebih sulit adalah tidak adanya
hasil pengamatan tinggi muka air (debit) puncak
dari catatan data yang tersedia.
• Data debit puncak yang hanya mencakup
jangka waktu yang pendek akan mempersulit
dan bahkan berbahaya bagi si pengamat.
• Debit banjir dari waktu kewaktu mengalami
kenaikan, semakin membesar seiring dengan
penurunan fungsi daerah tangkapan air ->
menyebabkan kinerja irigasi berkurang dan
desain bangunan kurang besar.
• Antisipasi keadaan ini perlu dilakukan dengan
memasukan faktor koreksi besaran 110% -
120% untuk debit banjir. Faktor koreksi tersebut
tergantung pada kondisi perubahan DAS.
Debit Andalan
• Debit andalan (dependable flow) adalah
debit minimum sungai untuk kemungkinan
terpenuhi yang sudah ditentukan yang
dapat dipakai untuk irigasi.
• Kemungkinan terpenuhi ditetapkan 80%
(kemungkinan bahwa debit sungai lebih
rendah dari debit andalan adalah 20%).
• Debit andalan ditentukan untuk periode
tengah – bulanan.
• Debit minimum sungai dianalisis atas
dasar data debit harian sungai.
• Agar analisisnya cukup tepat dan andal,
catatan data yang diperlukan harus
meliputi jangka waktu paling sedikit 20
tahun. Jika persyaratan ini tidak bisa
dipenuhi, maka metode hidrologi analitis
dan empiris bisa dipakai.
• Dalam praktek ternyata debit andalan dari
waktu kewaktu mengalami penurunan
seiring dengan penurunan fungsi daerah
tangkapan air -> menyebabkan kinerja
irigasi berkurang yang mengakibatkan
pengurangan areal persawahan.
• Antisipasi keadaan ini perlu dilakukan
dengan memasukan faktor koreksi
besaran 80% - 90% untuk debit andalan.
Analisis Kebutuhan Air Irigasi
• Kebutuhan air untuk irigasi diperkirakan dari
perkalian antara luas lahan yang dialiri dengan
kebutuhan air irigasi.
• Kebutuhan air irigasi dipengaruhi oleh :
– kebutuhan air konsumtif untuk tanaman (Etc)
– kebutuhan air untuk penyiapan lahan (IR)
– kebutuhan air untuk penggantian lapisan air (RW)
– perkolasi (P)
– hujan efektif (ER)
– efisiensi air irigasi (IE)
– luas areal irigasi (A).
• Kebutuhan air untuk irigasi juga dihitung
berdasarkan kebutuhan air untuk
penyiapan tanaman (di lahan), kebutuhan
air untuk pertumbuhan dan berdasarkan
informasi pola tata tanam tahunan.
• Kebutuhan air irigasi dihitung pada tiap
daerah pelayanan, sehingga pada tiap
daerah pelayanan parameter-parameter
kebutuhan air irigasi dihitung tersendiri
• Analisis kebutuhan irigasi:
– Kebutuhan netto air irigasi di sawah untuk tanaman
padi (NFR) dalam (mm/hari)
– Penggunaan Konsumtif (Etc) dalam (mm)
– Kebutuhan air irigasi untuk padi (WRD) dalam (l/dt
ha)
– Kebutuhan air irigasi untuk tanaman palawija (WRP)
– Kebutuhan air irigasi selama waktu
penyiapan/pengolahan lahan (IR)
– Penggenangan (WLR) dan kebutuhan Air untuk
Pembibitan
– Efisiensi Irigasi
Kebutuhan netto air irigasi di sawah untuk
tanaman padi (NFR)
NFR = Etc + P – Re + WLR

dengan :
• Etc : Penggunaan konsumtif (mm)
• P : kehilangan air akibat perkolasi (mm/hari)
• Re: Curah hujan efektif (mm/hari)
• WLR : Penggantian lapisan genangan air
(mm/hari)
Tabel Nilai Perkolasi

Nilai Perkolasi
No. Jenis Tanah
(mm/hari)
1 Tanah Lempung 1–2
2 Tanah Lempung Pasiran 2– 3
3 Tanah Pasiran 3–6

Sumber : Dirjen Pengairan, Bina Program PSA 010, 1986


• Perkolasi adalah kehilangan air pada
petak sawah baik yang meresap
kesamping ke bawah (vertikal) maupun
yang meresap ke samping (horisontal).
• Besarnya perkolasi dipengaruhi oleh sifat
tanah, terutama sifak fisik tanah.
• Harga perkolasi berkisar antara 1 – 6
mm/hari.
Penggunaan Konsumtif (Etc)
dalam (mm)
• Dengan menggunakan data-data
klimatologi, maka dapat dihitung besarnya
evaporasi (Eo) pada daerah irigasi dengan
metode “Metode Penman”.
• Besarnya koefisien tanaman (Kc)
tergantung dari jenis tanaman dan phase
pertumbuhan.
Padi Palawija
Periode Tengah
Varietas Varietas Varietas Varietas Varietas
Bulanan
Biasa Unggul Biasa Unggul Unggul
1 1,20 1,20 1,10 1,10 0,50
2 1,20 1,27 1,10 1,10 0,75
3 1,32 1,33 1,10 1,05 1,00
4 1,40 1,30 1,10 1,05 0,82
5 1,35 1,30 1,10 0,95 0,45
6 1,24 - 1,05 -
7 1,12 0,95
8 - -
Sumber : Dirjen Pengairan, Bina Program PSA 010, 1986
• Kebutuhan air untuk tanaman adalah
banyaknya air yang dibutuhkan tanaman
untuk membuat jaringan tanaman, untuk
diuapkan yang dikenal sebagai
“Evapotranspirasi” atau “Nilai Consumtive
Use”.
Etc = Kc x Eto
• dengan :
• Kc : Koefisien tanaman
• Eto : Evapotranspirasi potensial
(mm/hari)
Kebutuhan air irigasi untuk padi (WRD)
dalam (l/dt ha)
NFR
WDR 
ef  8,64
• dengan :
• NFR : Kebutuhan air untuk tanaman di lahan tersier
(mm/hari)
• ef : Efisiensi irigasi secara keseluruhan (%)
efisiensi jaringan tersier sebesar 80%, saluran sekunder
sebesar 90% dan efisiensi di saluran primer sebesar
90%, sehingga efisiensi total adalah 80% x 90% x 90%
dibulatkan menjadi 65%.Koefisien 8,64 adalah faktor
karena perubahan satuan dari mm/hari menjadi ltr/det.
Kebutuhan air irigasi untuk tanaman
palawija (WRP)

WRP   ETc  Re 
ef  8,64
Kebutuhan air irigasi selama waktu
penyiapan/pengolahan lahan (IR)
• Besar kebutuhan untuk penyiapan/pengolahan
lahan tergantung dari besar penjenuhan lahan,
lama pengolahan lahan, besar evaporasi dan
perkolasi.
• Bagi tanaman padi direkomendasikan :
– Angka penjenuhan untuk sawah tanpa bero 200 mm
– Angka penjenuhan 250 mm untuk sawah yang
mengalami bero lebih dari 2,5 bulan.
– Kebutuhan air untuk pengelolaan tanah bagi tanaman
palawija sebesar 50 mm selama 15 hari.

Anda mungkin juga menyukai