Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

DINAS PENDIDIKAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI :

PERENCANAAN PAVING BLOCK SEKOLAH SMAN 2 PANGKALAN


KERINCI

LOKASI :

KABUPATEN

PELALAWAN

SUMBER DANA :

APBD PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2023


1. PENDAHULUAN
Kegiatan : Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sub Kegiatan : Pembangunan Sarana, Prasarana dan Utilitas Sekolah
Pekerjaan : Perencanaan Paving Block Sekolah SMAN 2 Pangkalan Kerinci
Lokasi : SMAN 2 Pangkalan Kerinci
Sumber Dana : APBD Provinsi Riau Tahun Anggaran 2023
Waktu Pelaksanaan : 30 (Tiga puluh) Hari Kalender
Nilai Pagu : Rp. 15.000.000,00

A. Umum
1. Bangunan Gedung Negara adalah bangnan gedung untk keperrluan dinas yang menjadi barang
milik negarra atau daerah dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari dana APBN,
APBD, dan/ atau perolehan lainnya yang sah.
2. Pembangunan Bangunan Gedung Negara adalah kegiatan mendirikan Bangunan Gedung
Negara yang diselenggarakan melalui tahap perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi,
dan pengawasannya, baik merupakan bangunan baru, perawatan bangunan gedung, maupun
perluasan bangunan gedung yang sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan bangunan gedung.
3. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik -baiknya, sehingga mampu
memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal, ramah lingkungan dan dapat sebagai
teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
4. Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik -baiknya,
sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria
administrasi bagi bangunan gedung negara.
5. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung Negara perlu diarahkan secara baik dan
menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai
dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
6. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang
sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan
kepentingan kegiatan.

B. Latar Belakang
Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Pendidikan Provinsi Riau mengemban amanah konstitusi untuk
membenahi sarana dan prasarana Pendidikan khususnya dalam Kegiatan Pengembangan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Saat ini masih banyak sekolah menengah atas diprovinsi riau yang mengalami
rusak sedang dan berat untuk meningkatkan Produktifitas Pendidikan dalam proses belajar mengajar.
Untuk menyukseskan Program dan kegiatan tersebut diatas, maka pada Tahun Anggaran 2023
dilaksanakan Perencanaan Paving Block Sekolah SMAN 2 Pangkalan Kerinci

C. Referensi Hukum
Referensi hokum dalam Pelaksanaan proses Kegiatan Pembangunan antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi.
3. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
beserta aturan turunannya.
4. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 14/PRT/M/2020 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 21/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 19/PRT/M/2017 tentang
Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan
Jasa Konsultansi Konstruksi.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 897/PRT/M/2017 tentang
Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan
Jasa Konsultansi Konstruksi.
10. SNI yang berlaku yang mengatur tentang Pelaksanaan Konstruksi.
11. Peraturan-peraturan lainnya terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


1) Kerangka Acuan Kerja ini dimaksud sebagai petunjuk bagi Konsultan Perencana Teknis yang
memuat masukan, azas, kriteria dan proses yang harus dipenuhi atau diperhatikan dan
diinterpretasikan dalam pelaksanaan tugas, yang pada akhirnya dapat menghasilkan suatu
perencanaan.
2) Agar Konsultan Perencana Teknis dalam melaksanakan tugasnya memiliki acuan dan arahan,
sehingga Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana dimaksud dapat berjalan dengan
baik sesuai dengan aturan dan menghasilkan produk/keluaran yang dapat dipertanggung
jawabkan.

3. SASARAN
Sasarannya adalah tersedianya suatu Bangunan Gedung Negara yang fungsional, memenuhi
persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan, efisien dalam penggunaan sumber
daya, serasi dan selaras dengan lingkungannya serta terujudnya penyelengggaraan Bangunan Gedung
Negara yang tertib, efektif, efisien, andal dan berjati diri.

4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA.


Pengguna Jasa Adalah : ARDISON, S.Pd. MM
Dinas Pendidikan Provinsi Riau
Alamat : Jl. Cut Nyak dien No. 3- Pekanbaru

5. BIAYA DAN SUMBER PENDANAAN


a) Biaya Perencanaan Teknis
a. Biaya Perencanaan teknis merupakan biaya paling banyak yang digunakan untuk membiayai
perencanaan Bangunan Gedung Negara dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan
perencanaan.
b. Besarnya nilai biaya perencanaan teknis maksimum dihitung berdasarkan prosentase biaya
perencanaan teknis konstruksi terhadap nilai biaya pelaksanaan konstruksi yang tercantum pada
tabel 1,2, dan 3 serta tabel A, B dan C pada lampiran III Peratuan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No. 22/PRT/M/ 2018 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
c. Dalam Biaya Perencana Teknis terdiri dari :
1. Honorarium tanaga ahli dan tenaga penunjang;
2. Materi dan penggandaan laporan;
3. Pembelian dan sewa peralatan;
4. Sewa kendaraan;
5. Biaya rapat;
6. Perjalanan local maupun luar kota;
7. Biaya komunikasi;
8. Asuransi atau pertanggungan (professional indemnity insurance);
9. Pajak dan iuran daerah lainnya.
d. Pembayaran biaya perencanaan teknis didasarkan pada pencapaian prestasi atau kemajuan
perencanaan setiap tahapan yang meliputi :
1. Tahapan konsepsi perancangan sebesar 10% (sepuluh per seratus);
2. tahap pra rancangan sebesar 20% (dua puluh per seratus);
3. tahap pengembangan rancangan sebesar 25% (dua puluh lima per seratus);
4. tahap rancangan detail meliputi penyusunan rancangan gambar dan penyusunan
Rencana Kerja dan Syarat (RKS), serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar 25%
(dua puluh lima per seratus);
5. tahap pemilihan penyedia jasa pekerjaan konstruksi sebesar 5% (lima per seratus);
6. tahap pengawasan berkala sebesar 15% (lima belas per seratus).
e. Tata cara Pembayaran biaya perencanaan teknis sebagaimana tersebut diatas diatur secara
kontraktual sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b) Sumber Dana
Untuk Pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi perencanan teknis ini bersumber dana APBD
Sub Kegiatan Pembangunan Sarana, Prasarana dan Utilitas Sekolah, melalui pembiayaan APBD
Perubahan Provinsi Riau Tahun Anggaran 2023.

6. PERSYARATAN KUALIFIKASI PENYEDIA


6.1 Kualifikasi Penyedia untuk jasa Konsultansi Konstruksi meliputi:
a. syarat kualifikasi dministrasi;
b. syarat kualifikasi teknis; dan
c. syarat kualifikasi kemampuan keuangan.
6.2 Peserta yang berbadan usaha harus memiliki surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dan
memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan :
a. Kualifikasi Usaha : Kecil
b. Klasifikasi : Perencanaan Arsitektur
c. Sub Klasifikasi : Jasa Desain Arsitektural (AR102) / (AR001)
: Jasa Arsitektur Bagunan Gedung Hunian dan Non Hunian
6.3 Persyaratan kualifikasi Penyedia lainnya mempedomani ketentuan dalam Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.

7. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


a. Lingkup Kegiatan
Lingkup tugas adalah Pekerjaan Perencanaan Paving Block Sekolah SMAN 2 Pangkalan Kerinci

b. Lokasi Kegiatan
Lokasi Kegiatan : SMAN 2 Pangkalan Kerinci
c. Data Lokasi
1) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi yang dibutuhkan
selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Jasa termasuk melalui Kerangka Acuan
Kerja (KAK) ini. Adapun data bagunan gedung yang akan direncanakan mengacu pada Sub
Kegiatan Pembangunan Sarana, Prasarana dan Utilitas Sekolah.
2) Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Jasa maupun yang dicari sendiri,
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan perenc ana.
3) Dalam hal informasi yang diperlukan untuk perencanaan, konsultan harus mengupayakan
untuk memperolehnya, selain yang tersedia di kegiatan, informasi -informasi tersebut antara
lain adalah sebagai berikut :
a) Informasi tentang lahan, meliputi :
i. kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi,
ii. Kondisi tanah (hasil soil test),
iii. keadaan air tanah,
iv. peruntukan tanah,
v. koefisien dasar bangunan,
vi. koefisien lantai bangunan,
vii. perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain.
b) Pemakai bangunan :
i. Struktur organisasi,
ii. Jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk 5 tahun
mendatang.
iii. kegiatan utama, penunjang, pelengkap,
iv. perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.
c) Kebutuhan bangunan:
i. program ruang,
ii. keinginan tentang organisasi/pemanfaatan ruang,
d) Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai atau
perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.
e) Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan.
f) Keinginan - keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
i. Air bersih :
1) kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang),
2) sumber air, jaringan dan kapasitasnya.
ii. Air hujan dan air buangan;
1) letak saluran kota,
2) cara pembuangan keluar tapak.
iii. Air kotor dan sampah.
1) Letak Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
2) Cara pembuangan keluar dari TPS
iv. Tata Udara/A.C. (bila dipersyaratkan)
1) beban (Ton ref),
2) pembagian beban,
3) sistem yang diinginkan.
v. Transportasi verfikal dalam bangunan (bila dipersyaratkan) ;
1) type dan kapasitas yang akan dipilih,
2) intervall dan waktu tunggu (Waifing Time),
3) penggunaan escalator dan conveyor.
vi. Penanggulangan bahaya kebakaran (bila dipersyaratkan) :
1) detector (jenis, type),
2) fire alarm (jenis),
3) peralatan permadam kebakaran (jenis, kemampuan).
vii. Pengaman dari bahaya pencurian dan perusakan (bila dipersyaratkan)
1) alarm (jenis, type),
2) sistim yang dipilih.
viii. Jaringan listrik :
1) kebutuhan daya,
2) sumber daya dan spesifikasinya,
3) cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi).
ix. Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio, intercom) ;
1) kebutuhan titik pembicaraan,
2) sistim yang dipilih.
x. Dan lain-lain sesuai keperluannya.
4) Program alih teknologi.
5) Staf/ tim teknis pelaksanaan pekerjaan.

Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang bertindak
sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
8. LINGKUP PEKERJAAN DAN TANGGUNG JAWAB
1) Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultans i Perencana
Teknis adalah berpedoman pada ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
yang terdiri dari :

a. Persiapan dan penyusunan konsepsi perancangan meliputi:


i. mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk penyelidikan tanah).
ii. membuat interpretasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK).
iii. konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan daerah dan
perijinan bangunan
iv. membuat program perencanaan dan perancangan yang merupakan batasan
sasaran atau tujuan pembangunan dengan ketentuan atau persyaratan pembangunan hasil
analisis data dari inormasi pengguna jasa maupun pihak lain.
- program rencana kerja, menjelaskan rencana penanganan pekerjaan perencanaan
perancangan.
- program ruang, menjelaskan susunan kebutuhan, besaran dan jenis ruang serta
analisa hubungan fungsi ruang.
- program Bangunan Gedung Hijau (BGH).
v. membuat gagasan dan interprestasi terhadap program perencanaan dan perancangan
sebagai landasan perencanaan dan perancangan diwujudkan dalam uraian tertulis,
diagram-diagram dan/ atau gambar.
vi. membuat sketsa gagasan berupa gambar sketsa dalam skala yang memadai
yang menggambarkan gagasan perencanaan dan perancangan yang jelas tentang pola
pembagian ruang dan bentuk bangunan.
b. Persetujuan konsepsi perancangan dari pengguna jasa untuk dijadikan dasar perencanaan
perancangan tahap selanjutnya.
c. Penyusunan Pra rancangan meliputi :
i. membuat gambar rencana massa bangunan gedung yang menunjukan posisi massa
bangunan di dalam tapak dan terhadap lingkungan sekitar berikut kontur tanah
berdasarkan Rencana Tata Kota dan program Bangunan Gedung Hijau (BGH).
ii. membuat gambar Rencana Tapak yang menunjukan hubungan denah antar bangunan
dan Tata Ruang Luar atau Penghijauan di dalam kawasan tapak.
iii. membuat gambar denah yang menggambarkan susunan tata ruang dan hubungan
antar ruang dalam bangunan pada setiap lantai dan menerangkan peil atau ketinggian
lantai.
iv. membuat gambar tampak bangunan yang menunjukan pandangan ke empat sisi atau
arah bangunan.
v. membuat gambar potongan bangunan secara melintang dan memanjang untuk
menunjukan secara garis besar penampang dan sistem struktur dan utilitas bangunan.
vi. membuat gambar visualisasi tiga dimensi dalam bentuk gambar dan/atau animasi
komputer.
vii. Membuat gambar tersebut di atas dalam skala 1:500 (satu banding lima ratus), 1:200
(satu banding dua ratus), 1:100 (satu banding seratus) dan atau yang memadai beserta
ukuran untuk kejelasan informasi yang ingin dicapai.
viii. Menghitung nilai fungsional bangunan gedung dan menampilkannya dalam bentuk
diagram.
ix. Membuat laporan teknis dalam bentuk uraian dan gambar tentang perkiraan luas lantai,
informasi penggunaan bahan atau material, pemilihan sistem struktur bangunan,
pemilihan sistem utilitas bangunan, pemilihan konsep tata lingkungan serta perkiraan
biaya dan waktu konstruksi.
x. mengurus perizinan sampai mendapatkan keterangan rencana kota atau kabupaten,
keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan, dan penyiapan kelengkapan
permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
pemerintah daerah setempat.
d. Menyelenggarakan paket kegiatan lokakarya rekayasa nilai (value engineering) pada tahap
pra rancangan untuk pengembangan konsep perencanaan teknis selama 40 (empat puluh)
jam dengan melibatkan partisipasi pengelola kegiatan, Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi,
dan pemberi jasa keahlian rekayasa nilai (khusus untuk pembangunan bangunan gedung
diatas luas 12.000 M2 atau diatas 8 lantai)
e. Persetujuan pra rancangan dari pengguna Jasa untuk dijadikan dasar
perencanaan perancangan tahap selanjutnya.
f. Penyusunan pengembangan rancangan :
i. membuat pengembangan arsitektur bangunan gedung berupa gambar rencana
arsitektur yang menunjukan hubungan antara lantai bangunan dan tata ruang luar terhadap
garis sempadan bangunan, jalan dan ketentuan rencana tata kota lainnya.
ii. membuat denah yang menunjukan lantai-lantai dalam bangunan, susunan tata ruang
dalam, koordinat bangunan, peil lantai, dan ukuran-ukuran elemen bangunan serta jenis
bahan yang digunakan.
iii. membuat tampak bangunan, yang menujukan pandangan ke empat arah bangunan
dan bahan bangunan yang digunakan secara jelas beserta uraian konsep dan visualisasi
desain dua dimensi dan desain tiga dimensi bila diperlukan.
iv. membuat pengembangan sistem struktur, berupa gambar potongan bangunan,
secara melintang dan memanjang yang menjelaskan sistem struktur, ukuran dan peil
elemen bangunan (fondasi, lantai, dinding, langit- langit dan atap) secara menyeluruh
beserta uraian konsep dan perhitungannya.
v. membuat pengembangan sistem mekanikal elektrikal, berupa gambar detail mekanikal
elektrikal termasuk IT, besertauraian konsep dan perhitungannya.
vi. membuat gambar tersebut di atas dalam skala 1:500 (satu banding lima ratus), 1:200
(satu banding dua ratus), 1:100 (satu banding seratus), 1:50 (satu banding lima puluh)
dan/atau yang memadai beserta ukuran untuk kejelasan informasi yang ingin dicapai.
vii. membuat garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifications);
viii. menyusun perkiraan biaya konstruksi.
g. Penyusunan rencana detail berupa uraian lebih terinci seperti membuat gambar- gambar detail
pelaksanaan dan pemasangan serta penyelesaian bahan atau material dan elemen atau unsur
bangunan, Rencana Kerja dan syarat-syarat, rancangan konspetual SMKK, biaya
penerapan SMKK, rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi, dan menyusun laporan perencanaan.
h. Persetujuan rancangan detail dari pengguna jasa untuk digunakan sebagai dokumen
teknis pada dokumen pemilihan pekerjaan konstruksi.
i. Penyusunan rencana teknis meliputi laporan konsepsi perancangan, dokumen pra
rancangan, dokumen pengembangan rancangan, dan dokumen rancangan detail.
j. Membantu Pengguna Jasa dalam menyusun program dan pelaksanaan pemilihan penyedia
jasa pekerjaan konstruksi.
k. Membantu Pengguna Jasa pada waktu penjelasan pekerjaan dan melaksanakan tugas-tugas
yang sama apabila terjadi tender ulang.
l. Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan
dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan
spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap
persoalan-persoalan yang timbul selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang
penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir pengawasan berkala.
m. Penyusunan laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan perencanaan
pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan
bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan
mekanikal elektrikal bangunan.

2) Penggunaan Building Information Modelling (BIM) wajib diterapkan pada Bangunan Gedung
Negara tidak sederhana dengan kriteria luas diatas 2000 m2 (dua ribu meter persegi) dan diatas 2
(dua) lantai. Keluaran dari perancangan merupakan hasil desain menggunakan BIM untuk:
a. gambar arsitektur.
b. gambar struktur.
c. gambar utilitas (mekanikal dan elektrikal)
d. gambar lansekap.
e. rincian volume pelaksanaan pekerjaan.
f. rencana anggaran biaya

3) Tanggung Jawab Perencana.


a) Konsultan Perencanaan bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang
berlaku dilandasi pasal 75 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
b) Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil
karya perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan - batasan
yang telah diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan,
waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar, dan
pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya
dan yang khusus untuk bangunan gedung negara.

9. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


- Jangka waktu pelaksanan penyusunan rencana teknis selama 30 (Tiga puluh) Hari Kalender
terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
- Konsultan Perencana Teknis mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pengawasan berkala
terhadap hasil karyanya selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

10. PERSONIL (TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG)


Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak Penyedia Jasa Konsultansi Perencana Teknis harus
menyediakan Personil dalam suatu struktur organisasi untuk menjalankan kewajibannya sesuai
dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja yang
diperoleh melalui proses uji kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja.

a. Tenaga Ahli

Kualifikasi
No. Uraian
Pendidikan Pengalaman Setifikat
1 Team Leader S1. Arsitektur/Sipil 1 Tahun -
b. Tenaga Pendukung

Kualifikasi
No. Uraian
Pendidikan Pengalaman Setifikat
D3 Teknik
1 Drafter 1 Tahun -
Arsitektur
2 Administrator SMA Sederajat/D3 1 tahun -

11. KELUARAN/ PRODUK YANG DIHASILKAN (OUTPUT)


Keluaran yang dihasilkan oleh jasa perencanaan konstruksi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
adalah Tahap Perencanaan Teknis yang lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian pekerjaan.
a. Tahap perencanaan teknis dilakukan dengan penyusunan rencana teknis yang terdiri dari :
1) Tahap Konsepsi perancangan
Konsepsi perancangan digunakan untuk membantu pengguna jasa dalam memperoleh
gambaran atas konsepsi rancangan dan mendapatkan gambaran pertimbangan bagi penyedia
jasa dalam melakukan perancangan paling sedikit meliputi :
a. data dan informasi
b. analisis;
c. dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan;
d. program ruang;
e. organisasi hubungan ruang;
f. skematik rencana teknis;
g. sketsa gagasan.
2) Tahap Pra Rancangan
1) Pra rancangan digunakan untuk :
a. mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang tepat, waktu pembangunan
yang paling singkat, serta biaya yang paling ekonomis;
b. memperoleh kesesuaian pengertian yang lebih tepat atas konsepsi perancangan
serta pengaruhnya terhadap kelayakan lingkungan;
c. menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsepsi perancangan terhadap
ketentuan Rencana Tata Ruang untuk perizinan.
2) Pra rancangan disusun berdasarkan konsepsi perancangan yang telah disetujui dan
paling sedikit meliputi:
a. pola, gubahan, dan bentuk arsitektur yang diujudkan dalam gambar pra rancangan
yaitu :
1. rencana massa bangunan gedung;
2. rencana tapak;
3. denah;
4. tampak bangunan gedung;
5. potongan bangunan gedung; dan
6. visualisasi desain tiga dimensi.
b. Nilai fungsional dalam bentuk diagram; dan
c. Aspek kualitatif serta aspek kuantitatif, baik dalam bentuk laporan tertulis dan
gambar seperti :
1. perkiraan luas lantai;
2. informasi penggunaan bahan;
3. sistem konstruksi;
4. biaya dan waktu pelaksanaan pembangunan; dan
5. penerapan prinsip Bangunan Gedung Hijau.
3) Tahap Pengembangan Rancangan
1) Pengembangan rancangan digunakan untuk:
a. kepastian dan kejelasan ukuran serta wujud karakter bangunan secara menyeluruh,
pasti, dan terpadu;
b. mematangkan konsepsi rancangan secara keseluruhan, terutama ditinjau dari
keselarasan sistem yang terkandung di dalamnya baik dari segi kelayakan dan
fungsi, estetika, waktu dan ekonomi bangunan serta Bangunan Gedung Hijau; dan
c. penyusunan rancangan detail.
2) Pengembangan rancangan sebagaimana dimaksud pada angka 1) disusun berdasarkan
pra rancangan yang telah disetujui, paling sedikit meliputi:
a. pengembangan arsitektur bangunan gedung berupa gambar rencana arsitektur,
beserta uraian konsep dan visualisasi desain dua dimensi dan desain tiga dimensi;
b. sistem struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
c. sistem mekanikal, elektrikal termasuk Informasi dan Teknologi (IT), sistem pemipaan
(plumbing), tata lingkungan beserta uraian konsep dan perhitungannya;
d. penggunaan bahan bangunan secara garis besar dengan mempertimbangkan nilai
manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi, nilai ekonomi, dan rantai pasok; dan
e. perkiraan biaya konstruksi berdasarkan sistem bangunan yang disajikan dalam
bentuk gambar, diagram sistem, dan laporan tertulis.
4) Tahap Rancangan Detail
1) Rancangan detail digunakan untuk penyusunan dokumen teknis pada dokumen
pemilihan Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi.
2) Rancangan detail sebagaimana dimaksud pada angka 1) disusun berdasarkan
pengembangan rancangan yang telah disetujui paling sedikit meliputi:
a. gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas dan lansekap;
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat RKS) yang meliputi :
1. persyaratan umum;
2. persyaratan administratif; dan
3. persyaratan teknis termasuk spesifikasi teknis.
spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi meliputi :
a) spesifikasi bahan bangunan konstruksi;
b) spesifikasi peralatan konstruksi dan peralatan bangunan;
c) spesifikasi proses/kegiatan;
d) spesifikasi metode konstruksi/metode pelaksanaan/ metode kerja; dan
e) spesifikasi jabatan kerja konstruksi. Yang disusun
dengan ketentuan :
a) mencantumkan ruang lingkup Pekerjaan Konstruksi yang dibutuhkan;
b) dapat menyebutkan merek dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan
produksi dalam negeri;
c) semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional Indonesia;
d) metode konstruksi/metode pelaksanaan/metode kerja harus logis, realistis,
aman, berkeselamatan, dan dapat dilaksanakan;
e) jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;
f) mencantumkan macam, jenis, kapasitas, dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
g) mencantumkan syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
h) mencantumkan syarat pengujian bahan dan hasil produk;
i) mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
j) mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran; dan
k) mencantumkan uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan penetapan risiko
terkait Keselamatan Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi.
c. konseptual Rancangan SMKK dan Biaya Penerapan SMKK.
d. rincian volume pelaksanaan pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya (RAB) pekerjaan
konstruksi (Engineering Estimate); dan
e. laporan teknis perencanaan yang meliputi:
1. laporan arsitektur;
2. laporan perhitungan struktur termasuk laporan penyelidikan tanah (soil test);
3. laporan perhitungan mekanikal, elektrikal, dan sistem pemipaan (plumbing);
4. laporan perhitungan Informasi dan Teknologi;
5. laporan tata lingkungan; dan
6. laporan perhitungan Bangunan Gedung Hijau.
3) Dokumen teknis sebagaimana dimaksud pada angka 1) meliputi gambar detail,
Rencana Kerja dan Syarat-syarat, dan rincian volume pelaksanaan pekerjaan.

5. Tahap Pelaksanaan Konstruksi merupakan tahap perwujudan dokumen perencanaan menjadi


bangunan gedung yang siap dimamfaatkan yang terdiri dari:
a) Tahap Pemilihan penyedia jasa pekerjaan konstruksi Penyedia jasa perencanaan
konstruksi dapat membantu pengelola kegiatan dalam proses pemilihan penyedia
jasa pekerjaan konstruksi. Kegiatan ini menghasilkan laporan pemilihan penyedia jasa
pekerjaan konstruksi.

b) Tahap pengawasan berkala


1) Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan
pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan
spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap
persoalan-persoalan yang timbul selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi
tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir pengawasan berkala.
2) Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan
perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan,
pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut
peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.

Biaya Keluaran/ Produk yang dihasilkan (output) perencana teknis sebagaimana uraian
diatas terdiri dari biaya langsung personil sesuai uraian personil yang diuraikan pada KAK ini
dan biaya langsung non personil yang disusun sesuai kebutuhan dalam melaksanakan
pekerjaan perencanaan teknis sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan. Biaya non
personil yang diperhitungkan oleh pengguna jasa terdiri dari:
Biaya langsung non personil harus sudah diperhitungkan dan termasuk dalam total
penawaran biaya yang diajukan penyedia jasa konsultansi konstruksi.

12. KRITERIA
a. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada KAK
harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas
bangunan dengan berpedoman pada ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung
Negara dan peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
perencanaan.

b. Kriteria Khusus
1) Sejauh tidak bertentangan dengan persyaratan umum, pekerjaan yang
direncanakan harus diusahakan memanfaatkan potensi alami (pencahayaan dan tata udara)
sesuai dengan iklim tropis.
2) Pengelompokan fungsi dalam bangunan hendaknya dilakukan sesuai dengan sifat dan
hirarkinya, namun masih merupakan kesatuan yang utuh.
3) Jaringan sirkulasi manusia atau barang baik vertikal maupun horizontal hendaknya
disusun seefisien mungkin dan tidak mengganggu fungsi dalam bangunan.
4) Persyaratan penggunaan bahan harus dipertahankan fleksibilitas dalam
kemungkinan adanya penggantian atas kerusakan maupun perubahan- perubahan
dikemudian hari. Dihindarkan penggunaan bahan-bahan bangunan yang mengandung zat-
zat yang membahayakan kesehatan/keselamatan pengguna dan lingkungan.
5) Kriterian bangunan adalah bangunan tidak sederhana yaitu Bangunan
Pendidikan.

c. Azas - Azas
Selain dari kriteria diatas, di dalam melaksanakan tugasnya konsultan Perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut :
1) Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
2) Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik
dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
3) Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umumya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
4) Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5) Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan
menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

. d. Proses Perencanaan
1) Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, konsultan
Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pengelola Kegiatan.
2) Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang
harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam
KAK ini.
3) Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.

e. Program Kerja
1) Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi:
a. Jadual kegiatan secara detail sesuai tahapan pada lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Alokasi personil berisikan komposisi tim dan penugasan serta jadwal penugasan.
Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh konsultan perencana harus memiliki kualifikasi
sesuai yang dipersyaratkan pada KAK ini.
c. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai
tahapan pada lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2) Sesuai data bangunan gedung dan uraian personil yang telah diuraikan pada KAK ini, maka
konsultan perencana harus dapat menyusun program kerja yang baik sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan
3) Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Jasa, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan mendapatkan
pendapat teknis dari Direksi Teknis Kegiatan.
4) Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketent uan dalam :
1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 22/PRT/M/2018
tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2) Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang
terkait.
3) Peraturan daerah setempat tentang Bangunan Gedung
13. LAPORAN HASIL PEKERJAAN
Hasil pekerjaan perencanaan berupa suatu bentuk Dokumen Laporan yang harus diserahkan kepada
pengguna jasa Sebagai Kontrol dan pertanggung jawaban dari pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi
Perencanaan yaitu sebagai berikut :
a) Laporan konsepsi perancangan (Laporan Pendahuluan) bobot output = 10%;
b) Dokumen pra rancangan (Laporan Antara) bobot output = 20%;
c) Dokumen pengembangan rancangan (Konsep Laporan Akhir) bobot output = 25%;
d) Dokumen rancangan detail bobot output = 25%;
e) Laporan pemilihan Penyedia jasa pekerjaan konstruksi bobot output = 5%
f) Laporan Pengawasan Berkala bobot output = 15%.

Laporan hasil pekerjaan sebagaimana tersebut diatas diserahkan kepada pengguna jasa sesuai jumlah yang
telah ditentukan dan dituangkan dalam suatu berita acara serah terima dokumen perencanaan yang menjadi
dasar selesainya keluaran/ produk yang dihasilkan.
14. PENUTUP
1) Segala bentuk perubahan yang terkait dengan isi dari Dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini,
tidak boleh dilakukan secara sepihak tanpa seijin pihak Pengguna Jasa;
2) Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam KAK ini, maka tidak tertutup kemungkinan dilakukan
perbaikan-perbaikan seperlunya.

Demikianlah KAK ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pekanbaru, 29 Maret 2023

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU Selaku


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

ARDISON, S.Pd. MM
NIP. 19700516 200012 1003

Anda mungkin juga menyukai