DINAS PENDIDIKAN
LOKASI :
KABUPATEN
PELALAWAN
SUMBER DANA :
A. Umum
1. Bangunan Gedung Negara adalah bangnan gedung untk keperrluan dinas yang menjadi barang
milik negarra atau daerah dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari dana APBN,
APBD, dan/ atau perolehan lainnya yang sah.
2. Pembangunan Bangunan Gedung Negara adalah kegiatan mendirikan Bangunan Gedung
Negara yang diselenggarakan melalui tahap perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi,
dan pengawasannya, baik merupakan bangunan baru, perawatan bangunan gedung, maupun
perluasan bangunan gedung yang sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan bangunan gedung.
3. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik -baiknya, sehingga mampu
memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal, ramah lingkungan dan dapat sebagai
teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
4. Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik -baiknya,
sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria
administrasi bagi bangunan gedung negara.
5. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung Negara perlu diarahkan secara baik dan
menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai
dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
6. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang
sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan
kepentingan kegiatan.
B. Latar Belakang
Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Pendidikan Provinsi Riau mengemban amanah konstitusi untuk
membenahi sarana dan prasarana Pendidikan khususnya dalam Kegiatan Pengembangan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Saat ini masih banyak sekolah menengah atas diprovinsi riau yang mengalami
rusak sedang dan berat untuk meningkatkan Produktifitas Pendidikan dalam proses belajar mengajar.
Untuk menyukseskan Program dan kegiatan tersebut diatas, maka pada Tahun Anggaran 2023
dilaksanakan Perencanaan Paving Block Sekolah SMAN 2 Pangkalan Kerinci
C. Referensi Hukum
Referensi hokum dalam Pelaksanaan proses Kegiatan Pembangunan antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi.
3. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
beserta aturan turunannya.
4. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 14/PRT/M/2020 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 21/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 19/PRT/M/2017 tentang
Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan
Jasa Konsultansi Konstruksi.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 897/PRT/M/2017 tentang
Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan
Jasa Konsultansi Konstruksi.
10. SNI yang berlaku yang mengatur tentang Pelaksanaan Konstruksi.
11. Peraturan-peraturan lainnya terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
3. SASARAN
Sasarannya adalah tersedianya suatu Bangunan Gedung Negara yang fungsional, memenuhi
persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan, efisien dalam penggunaan sumber
daya, serasi dan selaras dengan lingkungannya serta terujudnya penyelengggaraan Bangunan Gedung
Negara yang tertib, efektif, efisien, andal dan berjati diri.
b) Sumber Dana
Untuk Pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi perencanan teknis ini bersumber dana APBD
Sub Kegiatan Pembangunan Sarana, Prasarana dan Utilitas Sekolah, melalui pembiayaan APBD
Perubahan Provinsi Riau Tahun Anggaran 2023.
b. Lokasi Kegiatan
Lokasi Kegiatan : SMAN 2 Pangkalan Kerinci
c. Data Lokasi
1) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi yang dibutuhkan
selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Jasa termasuk melalui Kerangka Acuan
Kerja (KAK) ini. Adapun data bagunan gedung yang akan direncanakan mengacu pada Sub
Kegiatan Pembangunan Sarana, Prasarana dan Utilitas Sekolah.
2) Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Jasa maupun yang dicari sendiri,
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan perenc ana.
3) Dalam hal informasi yang diperlukan untuk perencanaan, konsultan harus mengupayakan
untuk memperolehnya, selain yang tersedia di kegiatan, informasi -informasi tersebut antara
lain adalah sebagai berikut :
a) Informasi tentang lahan, meliputi :
i. kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi,
ii. Kondisi tanah (hasil soil test),
iii. keadaan air tanah,
iv. peruntukan tanah,
v. koefisien dasar bangunan,
vi. koefisien lantai bangunan,
vii. perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain.
b) Pemakai bangunan :
i. Struktur organisasi,
ii. Jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk 5 tahun
mendatang.
iii. kegiatan utama, penunjang, pelengkap,
iv. perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.
c) Kebutuhan bangunan:
i. program ruang,
ii. keinginan tentang organisasi/pemanfaatan ruang,
d) Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai atau
perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.
e) Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan.
f) Keinginan - keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
i. Air bersih :
1) kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang),
2) sumber air, jaringan dan kapasitasnya.
ii. Air hujan dan air buangan;
1) letak saluran kota,
2) cara pembuangan keluar tapak.
iii. Air kotor dan sampah.
1) Letak Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
2) Cara pembuangan keluar dari TPS
iv. Tata Udara/A.C. (bila dipersyaratkan)
1) beban (Ton ref),
2) pembagian beban,
3) sistem yang diinginkan.
v. Transportasi verfikal dalam bangunan (bila dipersyaratkan) ;
1) type dan kapasitas yang akan dipilih,
2) intervall dan waktu tunggu (Waifing Time),
3) penggunaan escalator dan conveyor.
vi. Penanggulangan bahaya kebakaran (bila dipersyaratkan) :
1) detector (jenis, type),
2) fire alarm (jenis),
3) peralatan permadam kebakaran (jenis, kemampuan).
vii. Pengaman dari bahaya pencurian dan perusakan (bila dipersyaratkan)
1) alarm (jenis, type),
2) sistim yang dipilih.
viii. Jaringan listrik :
1) kebutuhan daya,
2) sumber daya dan spesifikasinya,
3) cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi).
ix. Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio, intercom) ;
1) kebutuhan titik pembicaraan,
2) sistim yang dipilih.
x. Dan lain-lain sesuai keperluannya.
4) Program alih teknologi.
5) Staf/ tim teknis pelaksanaan pekerjaan.
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang bertindak
sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
8. LINGKUP PEKERJAAN DAN TANGGUNG JAWAB
1) Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultans i Perencana
Teknis adalah berpedoman pada ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
yang terdiri dari :
2) Penggunaan Building Information Modelling (BIM) wajib diterapkan pada Bangunan Gedung
Negara tidak sederhana dengan kriteria luas diatas 2000 m2 (dua ribu meter persegi) dan diatas 2
(dua) lantai. Keluaran dari perancangan merupakan hasil desain menggunakan BIM untuk:
a. gambar arsitektur.
b. gambar struktur.
c. gambar utilitas (mekanikal dan elektrikal)
d. gambar lansekap.
e. rincian volume pelaksanaan pekerjaan.
f. rencana anggaran biaya
a. Tenaga Ahli
Kualifikasi
No. Uraian
Pendidikan Pengalaman Setifikat
1 Team Leader S1. Arsitektur/Sipil 1 Tahun -
b. Tenaga Pendukung
Kualifikasi
No. Uraian
Pendidikan Pengalaman Setifikat
D3 Teknik
1 Drafter 1 Tahun -
Arsitektur
2 Administrator SMA Sederajat/D3 1 tahun -
Biaya Keluaran/ Produk yang dihasilkan (output) perencana teknis sebagaimana uraian
diatas terdiri dari biaya langsung personil sesuai uraian personil yang diuraikan pada KAK ini
dan biaya langsung non personil yang disusun sesuai kebutuhan dalam melaksanakan
pekerjaan perencanaan teknis sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan. Biaya non
personil yang diperhitungkan oleh pengguna jasa terdiri dari:
Biaya langsung non personil harus sudah diperhitungkan dan termasuk dalam total
penawaran biaya yang diajukan penyedia jasa konsultansi konstruksi.
12. KRITERIA
a. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada KAK
harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas
bangunan dengan berpedoman pada ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung
Negara dan peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
perencanaan.
b. Kriteria Khusus
1) Sejauh tidak bertentangan dengan persyaratan umum, pekerjaan yang
direncanakan harus diusahakan memanfaatkan potensi alami (pencahayaan dan tata udara)
sesuai dengan iklim tropis.
2) Pengelompokan fungsi dalam bangunan hendaknya dilakukan sesuai dengan sifat dan
hirarkinya, namun masih merupakan kesatuan yang utuh.
3) Jaringan sirkulasi manusia atau barang baik vertikal maupun horizontal hendaknya
disusun seefisien mungkin dan tidak mengganggu fungsi dalam bangunan.
4) Persyaratan penggunaan bahan harus dipertahankan fleksibilitas dalam
kemungkinan adanya penggantian atas kerusakan maupun perubahan- perubahan
dikemudian hari. Dihindarkan penggunaan bahan-bahan bangunan yang mengandung zat-
zat yang membahayakan kesehatan/keselamatan pengguna dan lingkungan.
5) Kriterian bangunan adalah bangunan tidak sederhana yaitu Bangunan
Pendidikan.
c. Azas - Azas
Selain dari kriteria diatas, di dalam melaksanakan tugasnya konsultan Perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut :
1) Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
2) Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik
dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
3) Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umumya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
4) Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5) Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan
menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
. d. Proses Perencanaan
1) Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, konsultan
Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pengelola Kegiatan.
2) Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang
harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam
KAK ini.
3) Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
e. Program Kerja
1) Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi:
a. Jadual kegiatan secara detail sesuai tahapan pada lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Alokasi personil berisikan komposisi tim dan penugasan serta jadwal penugasan.
Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh konsultan perencana harus memiliki kualifikasi
sesuai yang dipersyaratkan pada KAK ini.
c. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai
tahapan pada lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2) Sesuai data bangunan gedung dan uraian personil yang telah diuraikan pada KAK ini, maka
konsultan perencana harus dapat menyusun program kerja yang baik sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan
3) Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Jasa, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan mendapatkan
pendapat teknis dari Direksi Teknis Kegiatan.
4) Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketent uan dalam :
1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 22/PRT/M/2018
tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2) Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang
terkait.
3) Peraturan daerah setempat tentang Bangunan Gedung
13. LAPORAN HASIL PEKERJAAN
Hasil pekerjaan perencanaan berupa suatu bentuk Dokumen Laporan yang harus diserahkan kepada
pengguna jasa Sebagai Kontrol dan pertanggung jawaban dari pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi
Perencanaan yaitu sebagai berikut :
a) Laporan konsepsi perancangan (Laporan Pendahuluan) bobot output = 10%;
b) Dokumen pra rancangan (Laporan Antara) bobot output = 20%;
c) Dokumen pengembangan rancangan (Konsep Laporan Akhir) bobot output = 25%;
d) Dokumen rancangan detail bobot output = 25%;
e) Laporan pemilihan Penyedia jasa pekerjaan konstruksi bobot output = 5%
f) Laporan Pengawasan Berkala bobot output = 15%.
Laporan hasil pekerjaan sebagaimana tersebut diatas diserahkan kepada pengguna jasa sesuai jumlah yang
telah ditentukan dan dituangkan dalam suatu berita acara serah terima dokumen perencanaan yang menjadi
dasar selesainya keluaran/ produk yang dihasilkan.
14. PENUTUP
1) Segala bentuk perubahan yang terkait dengan isi dari Dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini,
tidak boleh dilakukan secara sepihak tanpa seijin pihak Pengguna Jasa;
2) Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam KAK ini, maka tidak tertutup kemungkinan dilakukan
perbaikan-perbaikan seperlunya.
ARDISON, S.Pd. MM
NIP. 19700516 200012 1003