Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN


PENATAAN RUANG KABUPATEN KARIMUN

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN :
BELANJA PEMBANGUNAN ASTAKA STQH TINGKAT PROPINSI KEPRI DI KABUPATEN
KARIMUN

LOKASI :
TANJUNG BALAI KARIMUN

TAHUN ANGGARAN 2023


SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA PEMBANGUNAN ASTAKA STQH TINGKAT PROPINSI KEPRI DI KABUPATEN
KARIMUN
TAHUN ANGGARAN 2023

1. LATAR BELAKANG
Belanja Pembangunan Astaka STQH Tingkat Propinsi Kepri Di Kabupaten Karimun merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan fasilitas yang lebih baik. Pekerjaan utama dalam Belanja Pembangunan Astaka
STQH Tingkat Propinsi Kepri Di Kabupaten Karimun adalah upaya kegiatan dalam meningkatkan kenyamanan
dan pelayanan.
Sehingga dalam merencanakan bangunan sarana dan prasarana ini perlu perencanaan yang baik
dan matang ditinjau dari segi keamanan, biaya, kegunaan, bentuk, arsitektural, struktural ataupun jasa yang
tersedia. Pada umumnya ruang kerja pada pembangunan sarana dan prasarana Astaka ini telah dilengkapi
dengan fasilitas penunjang lainnya. Maka dari itu keamanan dan kenyamanan dalam pembangunan sarana dan
prasarana ini perlu diperhatikan dengan baik.
Lokasi juga dapat memengaruhi gaya atau tema dari pembangunan sarana dan prasarana Astaka
yang akan dibangun. Bangunan fasilitas publik harus terletak pada lokasi yang strategis keberadaanya dan
berada di area yang aman dan memiliki kemudahan akses. Sarana prasarana Astaka dibangun pada lokasi
yang akan mengalami kemajuan. Lokasi yang strategis, dekat dengan pusat pemerintahan, pusat bisnis, dan
fasilitas publik lainnya dapat memberikan kenyamanan dan kelancaran lalu lintas kendaraan dan menjadikan
ikon atau ciri khas pada daerah tersebut.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


 Maksud
a. Melaksanakan Pembangunan Astaka STQH Tingkat Propinsi Kepri Di Kabupaten Karimun.
 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Memberikan fasilitas untuk para masyarakat umum dan wisatawan.
c. Membangun aset negara.

3. SASARAN
Sasaran Kegiatan adalah Belanja Pembangunan Astaka STQH Tingkat Propinsi Kepri Di Kabupaten Karimun.

4. ORGANISASI PENGGUNA
Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pekerjaan ini adalah :

1. Instansi : Dinas pekerjaan umum dan penataan ruang kabupaten tanjung balai
karimun
2. Pejabat Pembuat : ANDYKHATRIA, ST
Komitmen adalah
Penanggung jawab
dalam perjanjian
kerja sama

5. DASAR HUKUM
a. PP No. 14 Tahun 2021 tentang Jasa Konstruksi.
b. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia
c. Permen PUPR No. 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
d. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standard
dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
g. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 7357 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Program
Peningkatan Sarana Prasarana Madrasah melalui SBSN
h. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56);
i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971);
j. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982);
k. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja);
l. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja);
m. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SKBI – 1.3.53.1987;

SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


a. Kegiatan : Penyelenggaraan Bangunan Gedung di Wilayah Daerah Kabupaten/Kota, Pemberian Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung.
b. Sub Kegiatan : Perencanaan, Pembangunan, Pengawasan dan Pemanfaatan Bangunan Gedung Daerah
Kabupaten/Kota
c. Pekerjaan : Belanja Pembangunan Astaka STQH Tingkat Propinsi Kepri Di Kabupaten Karimun
d. Pagu Anggaran : Rp. 1.200.000.000,- (satu miliar dua ratus juta rupiah)
e. Nilai Total HPS : Rp. 1.193.065.117,- (satu miliar seratus sembilan puluh tiga juta enam puluh lima ribu
seratus tujuh belas rupiah)
f. Sumber Dana : APBD Kabupaten Karimun Tahun Anggaran 2023
RUANG LINGKUP DAN LOKASI PEKERJAAN

a. Ruang Lingkup
Membangun Belanja Pembangunan Astaka STQH Tingkat Propinsi Kepri Di Kabupaten Karimun,
kabupaten tanjung balai karimun sesuai dengan Petunjuk Teknis yang mencakup :
Pekerjaan Belanja Pembangunan Astaka STQH Tingkat Propinsi Kepri Di Kabupaten Karimun dengan
rincian sebagai berikut :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN PEMBANGUNAN ASTAKA STQH
 PEKERJAAN DETAIL 1
 PEKERJAAN DETAIL 2
 PEKERJAAN DETAIL 3
 PEKERJAAN DETAIL 4
 PEKERJAAN DETAIL 5
 PEKERJAAN DETAIL 6
 PEKERJAAN DETAIL 7
 PEKERJAAN PENTAS TILAWAH
 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3. PEKERJAAN PEMBANGUNAN ASTAKA MINI (4 LOKASI)
 PEKERJAAN PANGGUNG ASTAKA MINI
 PEKERJAAN DETAIL A
 PEKERJAAN DETAIL B
 PEKERJAAN PENTAS TILAWAH
 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
4. PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUANG PENUNJANG
 PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING RUANG PENUNJANG
 PEKERJAAN PLAFOND
 PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
 PEKERJAAN ORNAMEN
 PEKERJAAN ATAP
 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

b. Lokasi Pekerjaaan Belanja Pembangunan Astaka STQH Tingkat Propinsi Kepri Di Kabupaten Karimun
adalah di Coastal Area Kabupaten Karimun.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Perkiraan jangka waktu penyelesaian Belanja Pembangunan Astaka STQH Tingkat Propinsi Kepri Di
Kabupaten Karimun, dimulai dari tahap persiapan sampai dengan pelaporan adalah 45 (empat puluh lima)
hari kalender. Ditambah masa pemeliharaan 90 (Sembilan puluh) hari kalender.
KEGIATAN KONSTRUKSI
Uraian tugas yang harus dilaksanakan oleh Pelaksana Konstruksi adalah sebagai berikut :
Kegiatan Pembangunan Astaka STQH Tingkat Propinsi Kepri bermaksud untuk membangun astaqa sebagai
tempat untuk melaksanakan kegiatan STQH Tingkat Propinsi. Pelaksanaan konstruksi dilakukan
berdasarkan dokumen pemilihan yang telah disusun oleh perencana konstruksi (gambar teknis dan
spesifikasi teknis), serta ketentuan teknis (pedoman dan standar teknis yang dipersyaratkan).
Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan kualitas masukan (bahan, tenaga, dan alat), kualitas
proses (tata cara pelaksanaan pekerjaan), dan kualitas hasil pekerjaan, seperti yang tercantum dalam
spesifikasi teknis. Pelaksanaan konstruksi akan mendapatkan pengawasan dari konsultan pengawasan
konstruksi. Pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Pelaksanaan kerja akan didahului dengan penandatanganan Kontrak Kerja pelaksanaan dan selanjutnya
dibuat laporan kemajuan pekerjaan hingga berita acara serah terima pekerjaan yang dilanjutkan
pemeriksaan pekerjaan oleh direksi pekerjaan dan konsultan pengawas. Semua administrasi pelaksanaan
konstruksi dan pengawasan mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Presiden No. 12 Tahun
2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta aturan-aturan turunannya.
Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil pelaksanaan konstruksi fisik. Di
dalam masa pemeliharaan ini penyedia jasa konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat atau
kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi. Dalam masa pemeliharaan semua bahan
yang digunakan, harus diuji coba sesuai fungsinya. Apabila terjadi kekurangan atau kerusakan, maka harus
diperbaiki sampai berfungsi dengan sempurna.
Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini adalah :
Konstruksi fisik yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan konstruksi.
Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi meliputi :
1. Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as build drawing).
2. Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi fisik.
3. Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik oleh pelaksana konstruksi, pekerjaan pengawasan oleh
pengawas pekerjaan, beserta segala perubahan/adendumnya.
4. Laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan konstruksi fisik oleh pelaksana
konstruksi, serta laporan akhir pengawasan, dan laporan akhir pengawasan berkala oleh pelaksana
pengawasan.
5. Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah terima I dan II, pemeriksaan
pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
6. Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik.
Secara umum tanggung jawab penyedia jasa, yaitu :
1. Ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan tidak melebihi waktu yang telah ditetapkan sesuai peraturan
perundang-undangan.
2. Ketepatan biaya sesuai penawaran yang ditawarkan.
3. Ketepatan kualitas dan kuantitas sesuai standar/peraturan yang berlaku sehingga pekerjaan mencapai
hasil dan daya guna yang seoptimal mungkin serta memenuhi syarat teknis yang dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Semua kesalahan metode kerja yang menimbulkan biaya tinggi diluar perkiraan penyedia jasa menjadi
tanggung jawab penyedia jasa kecuali ditentukan lain oleh direksi dan konsultan pengawas.

KUALIFIKASI DAN KLASIFIKASI TENAGA AHLI

Tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :


Kualifikasi Kompetensi
No Jabatan Jumlah yang
Pendidikan Pengalaman dibutuhkan

SKT (TA 022)/ SKT


Minimal SLTA (TS 051)/ SKT (TS
1. Pelaksana 1 orang 2 tahun
Sederajat
052)
Ijazah

Sertifikat
Petugas Keselamatan Minimal SMA
2 1 orang Keselamatan
Konstruksi sederajat
Konstruksi

 Untuk Sertifikat Keterampilan SKT (TA 022)/ SKT (TS 051)/ SKT (TS 052) diatas dapat diganti
dengan Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Teknik Bangunan Gedung dan Serifikat Petugas K3
Konstruksi dapat diganti dengan Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli K3 Konstruksi.

PERALATAN

Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

Kapasitas Jumlah
No Nama Alat Kepemilikan
Minimum Minimum

1 Alat Las Kapasitas Daya 1200 Watt 1 unit Beli/Sewa

CNC 3018 PRO


Area ukiran:
2 Router Kit GRBL 32bit 1 unit Beli/Sewa
300x180x45mm
Kontrol 3 Sumbu

3 Alat Bor Bor Listrik Diameter 13 1 unit Beli/Sewa


mm

4. Gerinda Potong Minimal Mata Gerinda 4’ 1 Unit Beli/Sewa


JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN :

Jadwal tahapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah sebagai berikut:

NO. URAIAN BULAN

PEKERJAAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

1 TAHAP PERSIAPAN

PROSES PENGADAAN
2
BARANG/JASA

PELAKSANAAN PEKERJAAN
3
KONSTRUKSI

KELUARAN/PRODUK YANG DIHASILKAN


Pelaksanaan Pekerjaan Belanja Pembangunan Astaka STQH Tingkat Propinsi Kepri Di Kabupaten Karimun
dikatakan berhasil apabila :

a. Terlaksananya secara fisik Pekerjaan Belanja Pembangunan Astaka STQH Tingkat Propinsi Kepri
Di Kabupaten Karimun yang menyangkut kualitas, biaya dan ketetapan waktu pelaksanaan
pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan
Dokumen Pelaksanaan dan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan dengan
pekerjaan di lapangan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan.
b. Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan yang terdiri dari :
1) Metode Pelaksanaan Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pelaksanaan pekerjaan.
2) Melakukan control terhadap kondisi eksisting di lapangan;
3) Mengajukan Shop Drawing pada awal pekerjaan yang dilaksanakan;
4) Membuat laporan harian berisikan keterangan tentang:
 Tenaga kerja
 Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak.
 Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan
 Kegiatan perkomponen pekerjaan yang diselenggarakan.
 Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan.
 Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.
5) Membuat laporan mingguan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan,
tenaga dan hari kerja), Laporan Bulanan;
6) Foto proses pekerjaan (berwarna) yang dilampirkan dalam dokumentasi pekerjaan.
7) Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran termin;
8) Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah dan
Kurang (jika ada tambahan atau perubahan pekerjaan);
9) Membuat Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan;
10) Membuat Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan;
11) Membuat Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing)
12) Membuat Time schedule / S curve untuk pelaksanaan pekerjaan.

HASIL (OUTCOME)
Hasil dari Kegiatan ini adalah terbangun nya Astaka STQH Kabupaten Karimun, sehingga dapat
mensukseskan kegiatan STQH tingkat Propinsi di Kabupaten Karimun.

DAMPAK (IMPACT)
Terlaksananya Kegiatan pembangunan Astaka STQH Kabupaten Karimun, dapat meningkatkan income
dibidang perekonomian masyarakat khususnya ketika event STQH Propinsi di Kabupaten Karimun.

TANGGUNG JAWAB PELAKSANA KONSTRUKSI

Pelaksana konstruksi bertanggung jawab secara profesional atas jasa pelaksanaan konstruksi yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
Secara umum tanggung jawab pelaksana konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Hasil karya pembangunan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar yang berlaku.
2. Hasil karya pembangunan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan - batasan yang
telah diberikan oleh proyek, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu
penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang diwujudkan.
3. Hasil karya pembangunan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar, dan pedoman
teknis konstruksi jalan yang berlaku.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN


a. Spesifikasi Teknis Input
1) Spesifikasi bahan/material sebagai berikut :
NO BAHAN / MATERIAL SPESIFIKASI

JENIS : BATU
1 Batu Pecah/Split (Pecah Mesin) ukr. 2 - 3 cm Batu peah mesindengan ukuran
2 – 3 cm
2 Pasir Beton Pasir beton ex. lokal
JENIS : SEMEN
1 Semen 50 kg Semen Tipe 1
2 Semen Warna Sika
JENIS : JENIS - JENIS KAYU
1 Cerucuk Dolken 8 - 10 cm Ukr. 350 - 400 cm Cerucuk Dolken ex. lokal
2 Kayu campur per kubik Kayu Campur ex. lokal
3 Papan kayu campur 3x20x400cm per kubik Kayu Campur ex. lokal
4 Balok Kayu Uk 8/12 x 400 per kubik Kayu Campur ex. lokal
JENIS : PAKU
1 Paku segala ukuran (rata-rata)
2 Paku Ramset + Mesiu
3 Paku Klem Utk Kabel Legrand 4 mm
JENIS : KAYU LAPIS
1 Multiplek Uk. 122 x 244 x 9 mm Ex. Pekanbaru
2 Triplek Uk. 122 x 244 x 4 mm Ex. Pekanbaru
JENIS : CAT
1 Cat Tembok Ex. Dulux
2 Cat Minyak Ex. Dulux
3 Cat dasar Ex. Dulux
4 Cat Plafond Ex. Dulux
5 Meni Besi Ex. Dulux
6 Minyak Bekisting
7 Kwas 3 inchi
JENIS : PLAFOND
1 Gypsum tebal 9 mm ex. Indo
Gypsum 9 mm 120 x 240 cm
board, gyproc
2 Tepung Gypsum
3 Sekrup Gypsum 6x1 Per Buah Ex. sunary
4 Kain Kassa Gypsum
5 Metal puring
JENIS : BAJA TULANG DAN PROFIL
1 Hollow gavanish 38.38.1,2 mm per m'
2 Besi Siku 40x40 x 4 mm per kg
3 Besi Hollow 2" x 2" tebal 2,3 mm
4 Besi Hollow 3" x 3" tebal 2,3 mm
5 Elektroda Las
JENIS : PENUTUP LANTAI DAN DINDING
1 Dynabolt M8
2 ACP Seven 0.3 Alloy 3003 Ex. Seven
3 Kalsi Board (Kalsi Clad 12) Ex. Kalsi
4 Kalsi Floor (Kalsi Floor 20) Ex. Kalsi
JENIS : DIGITAL PRINT
1 Digital printing Bahan Spanduk
JENIS : MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1 NYA Standar SNI.04-02698 SPLN42.2 1.5mm2 Ex. Supreme, kabel Metal
2 NYA Standar SNI.04-02698 SPLN42.2 2.5mm2 Ex. Supreme, kabel Metal
3 Lampu Strip Light VFP
4 Kabel NYY 3 x 2,5 mm Ex. Supreme, kabel Metal
5 Junction Box
6 Kabel Feeder NYY 4x10mm Ex. Supreme, kabel Metal
7 Panel box
8 Stop Kontak 15 A Ex. Visalux
9 Pengadaan Air Conditioner (AC)
10 Pipa Conduit Clipsal 20 mm per m'
11 Saklar Tunggal Ex. Visalux
12 Stop Kontak 15A Ex. Visalux
13 Lampu downlight integrated LED 9 watt Ex. philip
JENIS : ATAP
1 Spandek tebal 0,38 mm
2 Paku spandek
3 Getah karet
4 Rangka Atap baja ringan
5 Talang PVC

2) Spesifikasi Standar
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :
 Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1977 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
Kep.116/Men/1977 tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja.
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
 Bila suatu persyaratan disebutkan secara khusus, maka ketentuan itu harus diutamakan. Direksi
Pekerjaan (pejabat atau orang yang ditentukan dalam syarat- syarat khusus kontrak untuk
pengelola administrasi kontrak dan mengendalikan pekerjaan, biasanya dijabat oleh PPK atau
Personil yang ditunjuk oleh PPK) akan membuat perbaikan dan pengertian yang dianggap perlu
untuk melengkapi standar- standar, persyaratan-persyaratan dan gambar-gambar.
 dan-lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini
b. Spesifikasi Proses

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Papan Nama Proyek
Kontraktor (Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan) harus menyediakan
papan nama proyek yang mencantumkan nama pemberi tugas, nama program/kegiatan/pekerjaan, nilai
kontrak, waktu pelaksanaan, konsultan pengawas, kontraktor pelaksana, dan informasi lainnya yang
dianggap perlu.
1.2. Kantor Direksi Lapangan
Kantor direksi harus cukup representatif untuk bekerja dan aman untuk menyimpan dokumen-dokumen
proyek selama pelaksanaan pekerjaan. Direksi keet dibangun semi permanen dengan memperhatikan
estetika dan dapat digunakan sebagai rapat-rapat direksi dan penumpanan material
1.3. Shop Drawing
Kontraktor harus membuat gambar – gambar pelaksanaan pekerjaan dilapangan ( Shop Drawing),
gambar tersebut harus dibuat berdasarkan gambar – gambar pelelangan dan penjelasan pekerjaan yang
diberikan.
Sebelum gambar – gambar pelaksanaan disetujui oleh pihak direksii lapangan. Gambar-gambar
pelaksanaan harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan oleh direksi lapangan. banyaknya gambar-
gambar yang disampaikan kepada pihak direksi lapangan harus sesuai dengan kontrak.
Kontraktor harus memberikan waktu yang cukup kepada direksi lapangan untuk meneliti gambar –
gambar pelaksanaan. Persetujuan terhadap gambar – gambar pelaksanaan bukan berarti pemberian
garansi terhadap dimensi – dimensi yang telah dibuat oleh kontraktor, dan tetap tidak melepaskan
tanggung jawab kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan.
Gambar kerja hanya dapat berubah dengan perintah tertulis pemilik proyek berdasarkan pertimbangan
dari direksi lapangan.
Perubahan suatu rencana harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh
pemilik proyek, yang dengan jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan gambar
perubahan rancangan. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 ( tiga ) dan semua biaya
pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.
Gambar perubahan yang disetujui oleh pemilik proyek / direksi lapangan kemudian dilampirkan dalam
Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang.
1.4. As built drawing
Kontraktor harus membuat gambar – gambar terbangun dilapangan ( As Built Drawing), gambar tersebut
harus dibuat berdasarkan kondisi pekerjaan yang sudah terbangun dilapangan. Gambar as built drawing
memperoleh persetujuan Konsultan pengawas dan direksi setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan bagian
pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini berakibat
penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
1.5. Pelaporan dan dokumentasi
Pelaksana diharuskan membuat laporan yang diserahkan kepada direksii lapangan/Konsultan Pengawas,
PTP/PPTK dan Pemilik Proyek, masing-masing 1 ( satu ) rangkap laporan-laporan sebagai berikut :
Laporan harian yaitu catatan yang berisi kegiatan pekerjaan sehari-hari berupa :
 Tahap berlangsungnya pekerjaan.
 Catatan dan perintah pemilik / pengawas yang ditanda tangani dan disampaikan secara tertulis.
 Jumlah dan jenis dari bahan-bahan, peralatan dan mesin baik yang dipakai maupun ditolak.
 Jumlah pekerja.
 Dan keadaan lain – lain selama berlangsungnya kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang di isi
setiap hari kemudian diserahkan kepada direksi untuk diketahui atau disahkan.
Laporan Mingguan yaitu catatan yang berisi garis-garis besar hal-hal yang terjadi dan tercantum dalam
ketikan yang rapi dimana merupakan resume dari laporan harian yang memperlihatkan bobot prestasi.
Tiap akhir bulan harus disampaikan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, PTP/PPTK dan Pemilik Proyek
Bar Chart (“S” Curva) keadaan pekerjaan diatas yang didasarkan bar chart induk untuk diketahui posisi
keadaan pekerjaan tiap bulannya sebanyak 3 ( tiga ) rangkap. Untuk mencegah kesalah pahaman dan
kesimpang siuran dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor diwajibkan menyediakan :
 Buku harian / buku direksi di tempat pekerjaan khusus untuk memuat catatan-catatan
Direksi/Konsultan Pengawas, PTP/PPTK dan Pengguna jasa atau wakilnya kepada penyedia jasa
(kontraktor).
 Buku tersebut setiap permulaan hari kerja (pagi) harus diletakan diatas meja direksi untuk
diperiksa dan di isi bila perlu.
 Untuk penerimaan perintah -perintah tersebut penyedia jasa (kontraktor) atau wakilnya
diharuskan membubuhkan tanda tangan, dan kelalaian dalam hal ini dianggap telah mengetahui
dan menyetujuinya.
 Penyedia jasa mendapat kebebasan untuk memberikan catatan-catatan yang dianggap perlu
olehnya, bila penyedia jasa tidak mengadakanya telah dianggap ia telah mengetahui dan
menyetujui semua isi perintah-perintah dan catatan-catatan dari Direksi/Konsultan Pengawas,
PTP /PPTK dan pengguna jasa yang tertulis dalam buku harian / buku direksi tersebut.
Kontraktor Pelaksana harus membuat dokumentasi pekerjaan berupa foto-foto pada bagian-bagian
pekerjaan yang pentingdengan photo berwarna dalam rangkap 2 (dua) dan diserahkan langsung kepada
pemilik proyek.
1.6. Penyediaan Listrik Kerja
Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan, harus diadakan oleh Kontraktor
Pelaksana dengan biaya sendiri termasuk pemasangan sementara kabel-kabel meteran, upah dan
tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai, adalah beban Kontraktor
Pelaksana. Kontraktor Pelaksana tidak diperbolehkan menyambung listrik ke sumber daya eksisting,
tanpa terlebih dahulu mendapat ijin tertulis dari pemilik proyek / direksi.

2. PEKERJAAN BESI/BAJA
2.1. Umum
Besi/baja yang digunakan pada pekerjaan ini adalah besi/baja yang diproduksi dari pabrik produsen dan
dijamin pabrik tersebut. Jika dipandang perlu Direksi dapat memerintahkan untuk dilakukan pengujian
terhadap besi/baja konstruksi tersebut sesuai dengan persyaratan pengujian yang berlaku.
2.2. Pabrikasi
a. Pemeriksaan dan Sebagainya
Tukang-tukang yang digunakan adalah tenaga ahli pada bidangnya melaksanakan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan petunjuk Direksi. Direksi mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu
melakukan pemeriksaan pekerjaan dan tidak satupun pekerjaan dibongkar atau disiapkan untuk dikirim
sebelum disetujui oleh Direksi. Setiap pekerjaan yang dianggap tidak memenuhi syarat karena cacad
atau tidak sesuai dengan gambar rencana, Pemborong harus segera atau memperbaiki dengan biaya
sendiri. Pemborong harus menyediakan sendiri semua alat-alat yang diperlukan serta perancah agar
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
b. Pola (mal) pengukuran dan Sebagainya
Semua pola (Mal) dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus
disediakan oleh pemborong, semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja
yang telah disetujui. Ukuran dari pekerjaan besi/baja yang tertera pada gambar rencana dianggap
ukuran pada suhu 25 derajat C (normal)
c. Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan besi/baja dapat dipotong dengan cara menggunting, menggergaji,
atau dengan las pemotong. permukaan yang diperoleh dari pemotongan harus menyiku pada bidang
yang dipotong. tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan. Penyelesaian pada permukaan
umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila digunakan Las pemotong, maka hanya permukaan
yang kurang merata dapat digerinda seperlunya. Ujung dari plat penguat harus dipotong dan
diselesaikan agar rapat dengan flens dari gambar junung dan batang tekan, dan gelagar-gelagar batang
lain yang disambung dengan plat penyambung yang mamakai paku keling atau baut harus diratakan
setelah pabrikasi agar rapat seluruhnya, bila sambungan batang tekan maka toleransi maksimum
adalah 0.1 mm dan tidak untuk sambungan batang tarik maksimum 0.2 mm untuk setiap titik
sambungan.
d. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Mesin Gerinda
Kalau besi/baja digunting, digergaji atau dipotong dengan Las pernotong, kecuali seperti apa yang
disebut diatas maka pemotongan pada metal yang diperbolehkan untuk dibuang maksimal 0.3 mm
untuk besi/baja setebal 3 mm.
e. Memotong dengan Las Pemotong
Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta bergerak dengan
kecepat tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh Las pemotong harus bersih serta lurus untuk menghaluskan
tepi yang telah dipotong tersebut tidak diperkenankan menggunakan Las pemotong. Bila dikehendaki
oleh Direksi, dapat digerinda yang bergerak searah dengan arah Las pemotong tapi harus diselesaikan
sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran tadi.
f. Pekerjaan Las dan Pengawas Pekerjaan Las
Pekerjaan Las yang harus dikerjakan oleh tukang las dibawah ini pengawasan langsung seorang yang
menurut anggapan Direksi mempunyai training dan pengalaman yang sesuai untuk pekerjaan semacam
itu. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi mendapatkan persetujuan dari contoh lain yang
hendak dipakai dan setelah mendapat persetujuan maka cara tersebut tidak akan merubah lagi tanpa
persetujuan tertulis lebih lanjut. detil-detil khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara
pengolahan, jenis dan ukuran elektrode, tebalnya bagian-bagian ukuran dari Las serta kekuatan arus
listrik untuk Las tersebut. harus diajukan oleh kontraktor untuk mendapat persetujuan dari Direksi
terlebih dahulu sebelum pekerjaan dengan Las listrik dapat dilakukan. Ukuran elektrode, arus dan
tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan pada Las listrik harus yang seperti tidak
akan dibuatnya penyimpanan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi. Plat dan potongan yang hendak
dilas harus bebas dari kotoran besi, minyak, gemuk, cat dan lainnya yang dapat mempengaruhi mutu
dari pengelasan. Bila terjadi retak, susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan kurang tetap letaknya,
harus disingkirkan.

2.3. Penyediaan untuk Pemasangan Akhir


a. Penyediaan Paku Keling, Baut dan Sebagainya
Pemborong harus menyediakan seluruh jumlah paku keling, mur, baut, cincin baut dan sebagainya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan sebanyak 10 % dari setiap ukuran paku keling
ataupun ukuran baut mur dan cincin baut. Pada saat pengiriman, pemborong harus mengajukan atau
menyerahkan dengan cuma-cuma untuk Direksi maupun
pemborong. Montase (kalau diperlukan pihak ke 3) dua copy daftar paku keling dan bautnya yang
menyatakan jumlah, ukuran, kualitas serta letaknya dimana akan dipakai pada pekerjaan.
b. Pengangakutan dan Penanganan
Cara pengangkutan dan penanganan pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah disetujui oleh
Direksi. Sebelum penyerahan untuk pekerjaan. kalau dipakai pihak ke 3 dalam pekerjaan pemasangan
untuk semua penyerahan, dan bertanggung jawab untuk setiap kehilangan dan sewa gudang yang
dapat terjadi disebabkan oleh kelalaian dan kegagalan untuk menerirna pekerjaan besi/baja. Segera
setelah menerima penyerahan pekerjaan besi/baja. pihak ke 3 akan segera menyampaikan secara
tertulis kepada Direksi setiap kerusakan atau cacad tanpa ditunda-tunda atau kalau tidak demikian, dia
harus memperbaiki setiap kerusakan, kehilangan serta yang terjadi diluar dan sesudah penyerahan alas
biaya sendiri.
c. Pemasangan
Umum
Pemborong harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan dan mendirikannya
ditempat pekerjaan. memasang dan mengelingkan baut atau Las seluruh pekerjaan besi/baja tahan
karat. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan sebagainya yang digunakan
mendapat persetujuan dari Direksi, Semua bagian harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang
dengan teliti, Drift yang dipakai rnempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter yang lubang paku
keling atau baut, dan digunakan untuk membawa bagian pada posisinya yang tepat seperti diisyaratkan
dibawah ini. Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak atau mengganggu material tidak
diperkenankan. Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta
menyulitkan pengepasan bagian bagian pekerjaan dengan menggunakan drift secara wajar harus
dilaporkan kepada Direksi.
Permulaan dengan mesin perkakas harus dibersihkan sebelum dipasang. Kopel dan sambungan
lapangan sebanyak 50 % sebelum dikeling atau dibuat dua lubang pada setiap diisi kurangnya 40 % dari
lubang diisi dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10 % dari lubang pada suatu kelompok
dikeling atau dibaut dengan permanen sebelum baut montase atau drift diangkat (disingkirkan).
Drift, Paku Keling Baut Stel dan Sebagainya
Pemborong harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua paralel drift untuk montase yang
mungkin diperlukan dan akan tetap menjadi miliknya dipindahkan dari tempat pekerjaan atas biaya
sendiri. Setelah selesai pekerjaan semua stel, setiap paku keling dan baut yang berlebih akan
diserahkan kepada Direksi atau biaya pemborong.
Drift Paralel untuk Montase
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat sesuai dengan diameter yang
diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal minimal yang akan dilalui oleh Drift itu
ditambah satu kali drift itu.
Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan dapat berhubungan dengan
rapat menyeluruh sebelum dimulainya pemasangan paku keling. Drift dapat digunakan hanya untuk
mendekatkan pekerjaan pada posisinya dan tidak akan digunakan untuk menganggu lubang-lubang.
Menggunakan drift dengan ukuran yang lebih besar dari diameter nominal lubang tidak diperkenankan.
Dianjurkan paku keling dipasang dengan menggunakan mesin atau alat tekan dari tipe yang setelah di
setujui. Setiap paku keling harus cukup panjang untuk membentuk kepala dengan ukuran standar dan
harus bebas dari kotoran besi dengan cara menggosokannya pada permukaan sepotong logam. Paku
keling tetap berada dalam keadaan panas, merah menyeluruh pada saat dimasukkan dan dikerjakan
serta mengisi seluruh lubang selama masih panas. semua paku keling yang longgar serta paku keling
yang retak terbentuk jelek atau dengan kepala yang cacad atau dengan kepala yang sangat eksentris
terhadap batangnya harus dipotong dan diganti dengan paku keling yang baik. membentuk kembali
kepala paku keling tidak diperkenankan. Kepala paku keling yang agak pipih dapat digunakan pada
tempat-tempat tertentu kalau ditentukan oleh Direksi.
d. Penggunaan Baja Keras, Baut-Baut untuk Pemasangan Akhir
Pemasangan
Setiap sambungan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga setiap bagian serta plat
berhubungan rapat dengan baut menyeluruh sebanyak 50 % dari lubang harus diisi dengan baut stel
dan minimal 10 % atau pada setiap potongan dan plat minimal 2 lubang diisi dengan drift paralel sesuai
dengan yang disyaratakan pada “Peralel drift untuk Montase” baut baja keras harus dipasang dengan
cincin baut yang diperlukan, sebuah dibawah kepala baut dan sebuah lagi di mur. Harus diperhatikan
bahwa cincin baut itu terpasang dengan cekungnya menghadap keluar. Memasukkan dan
mengencangkan baut baja keras dimulai sebelum sambungan diperiksa dan
disetujui oleh Direksi atau wakilnya. Bidang dibawah kepala baut tidak boleh rnenyimpang dari bidang
tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3.5 derajat, memakai cincin baut yang miring (tarped) dapat
dilakukan kalau dipandang perlu, baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1,5 mm tidak melebihi 4,5
mm. Baut stel yang digunakan untuk membuat permulaan dapat seterusnya digunakan pada
sambungan.
Mengencangkan Kayu
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan konci yang digerakkan dengan mesin.
Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi dan dapat menunjukkan bila tercapai torque
yang disyaratkan telah tercapai.
e. Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan galvanisasi maka yang dikehendaki adalah galvanisasi celup panas.

2.4. Pengecatan Baja

1. Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dipabrik dengan cat dasar yang telah disetujui
kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya pada perletakkan cat
lapangan terdiri dari :
a. Pembersihan seluruh sampungan lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat dibengkel, seperti yang
telah diperintahkan oleh Direksi, karena telah rusak pada saat transfort dan pemasangan serta bidang-
bidang lain yang diperintahkan oleh Direksi.
b. Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang dicat disemua bengkel bagian yang
disebutkan pekerjaan besi itu
c. Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk seluruh bidang terbuka
pekerjan besi itu.

2. Pembersihan
Semua permukaan dari pekerjaan besi/baja harus bersih dan dikupas dengan sand blashting atau cara lain
yang disetujui aleh Direksi agar menjadi logam yang bersih dengan menghilangkan seluruh gemuk, olie,
karatan, lumpur atau lainnya yang melengket padanya yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup
dengan cat dasar yang dan dicat segera setelah dibersihkan sebelum terjadi oksidasi.

3. Penggunaan Cat
Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui oleh Direksi. Pengecatan tak dapat
dilakukan pada cuaca berkabut, lembab, berdebu. atau pada cuaca lain yang jelek. Permukaan yang akan
dicat harus kering dan tidak berdebu lapisan berikutnya tidak boleh dikerjakan sebelum lapisan cat yang
terdahulu telah kering betul. lapisan penutup diberikan diatas cat dasar dalam tempo kurang dari 6 bulan
tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian maka permukaan
baja perlu dibersihkan kembali atau dicat lagi seperti yang diuraikan diatas. Cat (termasuk penyemprotan
bila diperintahkan oleh Direksi) harus disapu dengan kuat pada permukaan baja, sekitar paku keling pada
setiap sudut, sambungan pada setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, bahan
lain yang disetujui oleh Direksi.
3. PEKERJAAN ARSITEKTUR

3.1 Pekerjaan Penutup Dinding


3.1.1 Kalsi Clad 12
KalsiClad adalah papan fiber semen dengan ketebalan 10 mm & 12 mm, cocok untuk digunakan
sebagai dinding luar. KalsiClad sebaiknya dipasang pada rangka baja yang sesuai (desain, dimensi,
ketebalan, dan jarak yang kami rekomendasikan). Parameter seperti beban angin, beban mati, tinggi
gedung dan tingkat resiko gempa juga perlu diperhitungkan dengan seksama.

Pada saat memasang KalsiClad sebagai papan dinding luar, sambungan bisa dibiarkan terbuka
(visible joint) atau tertutup (flush joint) dengan menggunakan sealant khusus untuk menahan
perubahan cuaca dan pergerakan kelembaban. Kami sarankan untuk menggunakan sealant
polyurethane dengan perlindungan terhadap sinar UV dan sealant yang dapat dicat.

Keunggulan :

-100% bebas asbes

-Tahan air

-Tahan api

-Daya tahan benturan

3.2 Pekerjaan Penutup Lantai


3.1.2 KalsiFloor 20
KalsiFloor 20 adalah papan fiber semen penutup lantai dengan ketebalan 20 mm yang digunakan
untuk aplikasi ruang dalam pada rumah, apartemen dan bangunan-bangunan umum dengan
beban yang besar.
Keuntungan dari penggunaan KalsiFloor 20 adalah beban struktur lebih ringan, sistem
pemasangan mudah, bersih, fleksibel dan tahan terhadap gempa.
Keunggulan :

-100% bebas asbes

-Tahan air

-Daya tahan benturan

-Tahan rayap

-Beban struktur lebih ringan

-Sistem pemasangan mudah

-Bersih, minim sampah proyek

-Fleksibel dan tahan terhadap gempa


3.3 Pekerjaan Kaca/Acrylic
a) Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan-bahan
serta pemasangan kaca, cermin dan acrylic beserta aksesorinya, pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b) Bahan - bahan
1. Kaca/Acrylic polos harus merupakan lembaran kaca/acrylic yang datar dan ketebalannya merata,
tanpa cacat dan dari kualitas yang baik.
2. Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
c) Pelaksanaan Pekerjaan
1. Umum
 Acrylic yang dipakai adalah yang tebal 10 mm
2. Pemasangan Kaca/acrylic
- Sela dan Toleransi Pemotongan Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
 Sela bagian muka antara kaca/acrylic dan rangka nominal 3mm;
 Sela bagian tepi antara kaca/acrylic dan rangka nominal 6mm;
 Kedalaman celah minimal 16 mm;
 Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca/acrylic adalah +3mm atau -1,5 mm;
 Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket yang digunakan.
- Persiapan Permukaan
 Sebelum kaca/acrylic dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan bagian-
bagian lain yang akan diberikan kaca/acrylic harus diperiksa bahwa mereka dapat
bergerak dengan baik;
 Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau tertutup
sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai;
 Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai petunjuk pabrik;
 Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca/acrylic harus bebas dari debu, lembab dan
lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.
- Neoprene/Gasket dan Seal
 Setiap pemasangan kaca/acrylic pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
Neoprene/Gasket yang sesuai;
 Neoprene/Gasket dipasang pada bilang antar kusen dengan daun pintu dan jendela,
yang berfungsi sebagai seal pada ruang yang dikondisikan.
- Penggantian dan Pembersihan
 Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca/acrylic harus sudah dalam keadaan
bersih, tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun;
 Semua kaca/acrylic yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor
tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

3.4 Pekerjaan Plafond


3.5.1 Plafond GRC
a) Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan langit – langit, peralatan dan konstruksi penggantungnya
penyiapan tempat serta pemasangan plafondnya.
b) Bahan – bahan
1. Bahan yang digunakan untuk bagian dalam ruangan dan selasar digunakan plafond GRC
dengan ketebalan 3.5 mm.
2. Rangka plafond induk dan pembagi menggunakan metal puring standar pabrik dengan
kualitas yang baik.
c) Pelaksanaan Pekerjaan
Tempat penggantungan rangka plafond (biasanya terdiri dari plat beton, balok atau struktur
lainnya) harus dapat mendukung beban minimum 38 kg/m2.
Urutan pemasngan :
1. Buat garis (marking line) untuk ketinggian plafond pada sekililing dinding.
2. Rangka langit – langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang dikaitkan dengan
kuda – kuda baja ringan atau plat beton. Setelah rangka induk metal puring terpasang
dilanjutkan dengan pemasangan rangka pembagi.
3. Atur ketinggian pada level yang dikehendaki dengan patokan garis marking dan
membentuk bidang datar yang sempurna.
4. Pemasangan rangka ini harus rapi dan datar, kontraktor bertanggung jawab atas
kerapian pemasangan rangka.
5. Langit – langit dari bahan GRC di pasang pada rangka ini dengan menggunakan sekrup
yang sesuai. Hasil akhir harus waterpass apabila ada plafond GRC yang cacat, pecah
harus diganti dengan papan GRC yang baru.
6. Terakhir pada tepi bidang dipasang profil/list GRC sesuai dengan jenisnya dan
berkualitas baik.

3.5 Pekerjaan Pengecatan


a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan pengecatan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengecatan memakai
bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan
sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua
permukaan plesteran tembok dan beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam
gambar dan RKS.
b) Bahan - bahan
1. Umum
 Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas menunjukkan

nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal
pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih
absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang
disyaratkan pada daftar cat;
 Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang
dengan cat akhir yang akan digunakan;
 Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus
berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Dulux;
2. Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
 Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum dan panel kalsium

silikat;
 Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat akhir berbahan dasar
minyak;
 Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir berbahan dasar
minyak;
 Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.
3. Undercoat
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.
4. Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :
 Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum dan panel kalsium silikat;

 Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan gipsum dan panel
kalsium silikat;
 High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior pelesteran dengan
cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.
5. Pekerjaan Waterproofing
Pekerjaan waterproofing ini meliputi pelapisan waterproofing pada plat beton talang atap, sebelum
dilakukan pelapisan waterproofing bersihkan dan meratakan permukaan beton dari lapisan yang
membuatnya mudah terlepas. Sehingga menghasilkan ikatan yang kuat antara waterproofing
dengan permukaan beton. Lakukan tes rendam 1×24 jam selama dua hari. Waterproofing yang
digunakan Sika Top Seal 107 (20 kg semen dan cairan Sika 5 kg) untuk lapisan anti bocor untuk
menutup keretakan pada permukaan beton. Waterproof jenis ini merupakan semen pelapis anti
bocor dengan fungsi menutupi keretakan pada beton, mortar serta bata. Sika Top-107, tidak mudah
retak dan menyusut, mempunyai elastisitas, fleksibilitas, bersifat non-korosif sehingga tidak
gampang gampang terbakar. Pengaplikasian ini harus dilakukan minimal dua lapis bisa dengan
menggunakan kuas atau roskam.
c) Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan
1.1 Umum
a. Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan polesan
mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang berhubungan langsung
dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum
persiapan permukaan dan pengecatan dimulai;
b. Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang tersebut;
c. Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan permukaan atau
pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan memakai kain
bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala
diatas 38oC;
d. Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga debu dan
pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jauh diatas permukaan
cat yang baru dan basah.
1.2 Permukaan Pelesteran dan Beton
a. Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu 4
(empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan pelesteran atau
semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan pelesteran
baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya;
b. Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan bunga
garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan yang
berlebihan dan tetesan-tetesan adukan;
c. Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi secara
menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat dicapai
dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan memberikan selang waktu dari
saat penyemprotan hingga air dapat diserap.
1.3 Permukaan Gipsum
a. Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan yang
cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai;
b. Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus untuk
gipsum, untuk menutup permukaan yang berpori, seperti ditentukan dalam Spesifikasi
Teknis;
c. Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan
Spesifikasi ini.
1.4 Permukaan Barang Besi/Baja
a. Besi/Baja Baru
 Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya harus
dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprotan pasir/sand blasting
sesuai standar;
 Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan dengan zat
pelarut yang sesuai dan kemudian dialp dengan kain bersih;
 Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan barang
besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
b. Besi/Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel
 Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang sama dengan
cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek, dari spesifikasi teknis ini;
 Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi terhadap
karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara segera merawat
permukaan karat yang terdeteksi;
 Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu, kotoran,
minyak, gemuk;
 Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat kawat
sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali (touch-up)
dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai mencapai ketebalan
yang disyaratkan.
c. Besi/Baja Lapis Seng/Galvani
Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat warna harus dikasarkan
terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang diproduksi untuk maksud tersebut, atau
disikat dengan sikat kawat. Bersihkan permukaan dari kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa
pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar.
2. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan
Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus mendapatkan
lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat mungkin setelah persiapan-
persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan sebelum terjadi
kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di atas.
3. Proses Pengecatan
a. Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk memberikan
kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan kedaan cuaca dan ketentuan
dari pabrik pembuat cat dimaksud;
b. Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai
ketentuan berikut.
1) Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gypsum
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer;
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
2) Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer;
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.
3) Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir Berbahan Dasar Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer;
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss
finish.
4) Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc chromate
primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss
finish.
c. Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan ketentuan dan/atau
standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk digunakan.
4. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran
a. Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras, membentuk
selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya;
b. Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam konsistensinya selama
pengecatan;
c. Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan, maka cat
boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati petunjuk yang
diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter
cat;
d. Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor untuk
memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis di bawahnya).

5. Metode Pengecatan
a. Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat diberikan dengan kuas
dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol;
b. Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan dan lapisan berikutnya
boleh dengan kuas atau rol;
c. Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan berikutnya
boleh dengan kuas, rol atau semprotan;
d. Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan dan lapisan
berikutnya boleh menggunakan semprotan.
6. Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas
Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus dipasang
kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.
3.6 Pekerjaan Stiker
d) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan Stiker seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Stiker yang
digunakan adalah stiker mmt lokal produk.

4. DAN LAIN-LAIN
4.1 Sehubungan dengan adanya bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi, maka Kontraktor wajib untuk
mempelajari dan memahami gambar/bestek, daftar kuantitas barang serta dokumen lelang lainnya agar
dapat memberikan penawaran yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
4.2 Lampiran dan gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan ini, tapi belum masuk dalam uraian ini,
adalah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari dokumen ini, dan harus diikuti/dilaksanakan
oleh Kontraktor sebagai bagian dari penawarannya, agar diperoleh penyelesaian pekerjaan yang baik dan
memenuhi persyaratan.
4.3 Hal-hal lain yang belum tercantum dalam uraian ini, akan ditambahkan pada saat Rapat Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing) dan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan serta bersifat mengikat dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS


PEKERJAAN UMUM
DAN PENATAAN RUANG
KABUPATEN KARIMUN

DTO

ANDYKHATRIA, S.T.
Pembina
NIP 197505122002121007

Anda mungkin juga menyukai