BAB I .PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahwa adat istiadat dan Lembaga Adat Melayu Kepulauan Riau yang hidup dan berkembang
memegang peranan penting dalam pergaulan masyarakat serta dapat dan mampu menggerakkan
partisipisasi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Adat istiadat dan Lembaga Adat Melayu
Kepulauan Riau yang hidup dan berkembang dalam masyarakat adalah adat yang bersendikan syara'
dan syara' bersendikan Kitabullah perlu dibina dan dikembangkan secara nyata dan dinamis
sehingga dapat didayagunakan untuk menunjang kelancaran kegiatan di bidang pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan serta memperkuat ketahanan nasional.
Dalam rangka menyediakan sarana dan prasarana bagi Lembaga Adat Melayu Provinsi kepulauan
Riau, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau telah
menganggarkan Pembangunan Gedung LAM (Lanjutan) pada APBD Tahun Anggaran 2022 dan di
lanjutkan pada anggaran Tahun 2023.
C. Sasaran
Sasaran utama dari paket pekerjaan lanjutan ini adalah terselenggaranya pelaksanaan fisik
Pekerjaan Pembangunan Gedung LAM (Lanjutan) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam Spesifikasi/dokumen kontrak.
F. Dasar Hukum
Tahun 2012 Tentang Pedoman Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan;
e. Peraturan Menteri PUPR No. 14 tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi.
f. Peraturan Lembaga Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.
g. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.11/SE/M/2019
tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi;
h. Keputusan Gubernur No. 50/KPTS-6/I/2022 tentang Pejabat Pembuat Komitmen
pada Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan
Riau
Biaya yang diperlukan untuk Pembangunan Gedung LAM (Lanjutan) berasal dari Dana APBD
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi kepulauan Riau Tahun
Anggaran 2023 sebesar Rp 18.250.000.000,00,- (Delapan Belas Milyar Dua Ratus lima Puluh Juta
Rupiah).
1. Ruang Lingkup
Pembangunan Gedung LAM (Lanjutan) yang mencakup :
➢ PEKERJAAN PERSIAPAN
➢ SISTEM MANAJEMAN KESELAMATAN KONTRUKSI (SMKK)
➢ PEKERJAAN STRUKTUR BANGUNAN
➢ PEKERJAAN ARSITEKTUR
➢ PEKERJAAN ELEKTRIKAL MEKANIKAL
➢ PEKERJAAN AKHIR
2. Paket Pekerjaan ini dilaksanakan di Kota Tanjungpinang
yang sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan dan kelancaran penyelesaian administrasi yang
berhubungan dengan pekerjaan di lapangan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan.
a. Ijin Usaha dengan Sertifikat Standar KLBI 41019 , dengan skala usaha menengah
b. Sertifikasi Badan Usaha (SBU) klasifikasi Konstruksi Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi
Bangunan Gedung Lainnya (BG009).
BAB II. RENCANA KESELAMATAN KERJA (RK3)
a) Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian dalam suatu lingkup tertentu yang
mempunyai dimensi waktu, Fisik dan biaya guna mewujudkan gagasan sertamendapatkan
tujuan yang diinginkan, metode konstruksi beserta cara untuk pelaksanaan suatu proyek
konstruksi, Setiap pelaksanan suatu proyek konstruksi dilakukan secara sistematis dan
terkoordinasi.
b) Tujuan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam bidang konstruksi adalah untuk
mengetahui dan memahami dengan benar apa yang dimaksud dengan penerapan keselamatan
dan kesehatan kerjadalam proyek konstruksi pihak perusahaan akan terhindar dari kerugian
besar akibat kecelakaan pekerja.
b) Bagaimana mengatasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan kesehatan kerja pada
proyek tersebut.
b) Merencanakan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai upaya untuk mengurangi dan
mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada proyek pembangunan konstruksi sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Dalam penerapan sistem manajemen K3, Perusahaan wajib melaksanakan pedoman ketentuan
ketentuan sebagai berikut.
a) Menetapkan kebijakan keselamatn dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap
penerapan sistem manajemen K3.
Maksud, Tujuan dan ruang lingkup Maksud adanya rencana K3 kontrak (RK3K) adalah sebagai
acuan bagi penyelenggraan sistemmanajemen K3 konstruksi bidang pekerja gedung yang dapat
dilaksanakan secara sistematis, terencana, terpadu, terkoordinasi.
a) Tujuan RK3K
Agar pelaksana memahami kepentingan ,mengetahui dan memahami tugas dan kewajiban
dalam penyelengaraan manajemen K3 kontruksi untuk pekerjaan ini.
Ruang lingkup RK3K ini mengatur penyelenggaraan sistem manajemen K3 kontruksi bidang
pekerja umum bagi pelaksanaan pekerjaan ini dengan seluruh uraian pekerjaan semenjak
persiapan hingga penyelesaian pekerjaan yang telah di perhitungkan sebagai proyek resiko
kecelakaan .
Struktur oraganisasi dalam peroyek tersebut sesuai dengan tugas tanggung jawab dalam
Pembangunan Gedung LAM (Lanjutan) yang disesuaikan dalan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
1.6 Analisa data dan Pembahasan indenfikasi penyebab terjadinya kecelakaan dan
Pencegahaanya.
a) Faktor manusia
Kecelakaan yang terjadi bisa terjadi karena perbedaan karakter setiap manusia seperti tingkat
pendidikan, keterampilan, psiologis dan fisik, semua hal tersebut diatas sangat mempengaruhui
besar kecilnya resiko terjadinya kecelakann kerja, maka untuk mengantisipasi/mengurangi
tingkat kecelakaan kerja.
Penyedia menyampaikan pakta komitmen dan penjelasan manajemen risiko serta penjelasan
rencana tindakan sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahayanya di bawah ini
Untuk Pelaksanaan Pekerjaan ini Memiliki Resiko Menengah Dengan
Identifikasi Resiko Sebagai Berikut :
No. Jenis dan Type Pekerjaan IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA
1. Pek.K u d a - k u d a B a j a a. Terjatuh,
b. Tertimpa Baja
c) Faktor lingkungan
Dalam lingkungan kerja memiliki keterkaitan terhadap suatu kecelakaan kerja. Dengan
kondisi ini harus diperhatikan keamanan dan kesehatan didalam lingkungan kerja atau
proyek, karena itu keamanan dalam lingkungan kerja bisa di upayakan dengan setiap
pekerjaan yang bekerja atau di dalam lingkungan kerja harus memamkai helm, sepatu
a) Jadwal K3
Jadwal K3 sangat penting, untuk pelaksanaan kegiatan K3 dilapangan, disana setiap kegiatan K3
mempunyai waktunya masing-masing, yang telah disesuaikan dengan jadwal kegiatan proyek
yang akan dilaksanakan
Untuk mengontrol dan memastikan bahwa prosedur K3 yang dibuat, berjalan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan, serta dilaksanakan dengan baik oleh semua lapisan pekerja dari level
terendah samapai level tertinggi, maka yang perlu dilakukan untuk hal tersebut adalah suatu
proses evaluasi,
a) Kesimpulan
Kecelakaan yang terjadi pada suatu proyek konstruksi bangunan gedung, disebabkan oleh tiga
faktor utama yaitu, manusia, faktor jenis pekerjaan dan metode pelaksanaan, serta factor
lingkungan,maka sebagai pelaksana harus memahami dan mengerti kegunaan K3 tersebut. Agar
pekerjaan berjalan sesuai yang diinginkan.
BAB III. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
Perkiraan jangka waktu penyelesaian pekerjaan Pembangunan Gedung LAM (Lanjutan), dimulai
dari tahap persiapan sampai dengan pelaporan adalah 240 (Dua Ratus Empat Puluh) hari kalender.
BULAN
No Uraian
Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nop Des
1 Persiapan
2 Proses Tender
3 Pelaksanaan
4 Pelaporan
I. Personil Inti.
Kualifikasi
No Posisi
Pengalaman Kompetensi yang dibutuhkan
2. Manajer Teknik 2 Tahun S1 Teknik Sipil ,Ahli Bangunan Gedung Madya (201)
Kualifikasi
No Posisi
Pengalaman Kompetensi yang dibutuhkan
NO MATERIAL SPESIFIKASI
1 Pasir Urug Sesuai SNI
2 Tanah urug Sesuai SNI
3 Pasir Pasang Sesuai SNI
4 Semen 50@ KG Sesuai SNI
5 Kayu Dolken Dia. 8 - 10/400 Lokal
6 Kayu klas III Lokal
7 Plywood 9 mm Sesuai SNI
8 Besi Beton Sesuai SNI
9 Kawat Beton Sesuai SNI
10 Paku Segala Ukuran Sesuai SNI
11 Beton K - 250 Ready Mix Sesuai SNI
12 Konstruksi Kuda-kuda Baja IWF, Gording kanal C
13 Atap, perabung Onduline Gelombang
14 Keramik Lantai Roman/Setara
15 Keramik Dinding Roman/Setara
16 Batu bata Merah Lokal
17 Pintu dan Jendela Kayu Jati Tua
18 Dinding Partisi Geser Tipe Sorepa (sound reduce
partition)
19 Kubah GRC Cetak
20 Plapond Gipsum, GRC
21 Cat Exterior Dulux Weathershield
22 Cat Interior Dulux Pentalite
BAB VII. METODE PELAKSANAAN
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan
dalam Gambar Kerja, Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
ini. Pekerjaan Persiapan meliputi : pembuatan papan nama proyek, pekerjaan pembersihan proyek,
dokumentasi, Shop dan As Built Drawing, pelaporan serta pengadaan listrik dan air kerja.
PASAL 2
MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan dan Perintah Kerja Pelaksanaan
Pekerjaan (SPK), Pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan pembangunan fisik secara
nyata di lapangan. Dan apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor yang ditetapkan belum
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang
telah dibuat oleh Panitia Lelang.
PASAL 3
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
3.1 Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan
bersama penawaran atau Peralatan konstruksi yang dibutuhkan lainya, dari tempat
pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini
3.2 Pembuatan kantor Kontraktor, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk keperluan pekerjaan.
3.3 Dengan selalu disertai izin Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat membuat berbagai
perubahan, pengurangan dan/ atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya
(Pengambilan Keputusan harus melalui rapat koordinasi yang mengikut sertakan tim teknis
dinas terkait).
3.4 Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor harus
menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
PASAL 4
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya
Kontraktor ( sesuai dengan Angka Jumlah Penawaran Kontraktor Pelaksana ).
PASAL 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
5.1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor “wajib‟ menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa
disebut “Pelaksana‟ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal sarjana muda teknik sipil
atau sederajat dengan pengalaman minimum 6 (enam) tahun.
5.2 Dengan adanya “Pelaksana‟ tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5.3 Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pemimpin/ Ketua Proyek dan Konsultan
Pengawas, nama dan jabatan „Pelaksana‟ untuk mendapat perasetujuan.
5.4 Bila di kemudian hari menurut pendapat Pemimpin/ Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas
bahwa “Pelaksana‟ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan,
maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti “Pelaksana‟.
5.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor harus sudah
menunjuk “Pelaksana‟ yang baru atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/ Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan
PASAL 6
RENCANA KERJA
6.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor “wajib‟ membuat Rencana Kerja
Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.
6.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas akan disahkan oleh Pemberi Tugas/ Pemimpin/ Ketua Proyek.
6.3 Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan
Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana.
6.4 Kontraktor harus selalu dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan sesuai dengan Rencana
Kerja tersebut di atas.
6.5 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan Rencana Kerja
tersebut.
PASAL 7
LOS KERJA, GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK DAN LAIN-LAIN
PASAL 8
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA
8.1 Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat
pekerjaan untuk para pekerja.
8.2 Kontraktor berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan
8.3 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, kontraktor
bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis
serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas, dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan,
maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya
8.4 Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu
8.5 Penyediaan Helm Proyek
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan helm, Proyek Yang sewaktu
waktu berfungsi Sebagai Peralatan Safety ketika Dinas Atau Pihak Yang Berkepentingan
Mengunjungi Lokasi Proyek.
8.6 Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja
No. 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada
Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum, pihak Kontraktor yang sedang melaksanakan pembangunan/pekerjaan agar
ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.
PASAL 9
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu
lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, Pengawasan
dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan
diserahterimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
9.1 Tenaga Kerja /Tenaga Ahli
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan
PASAL 10
PERSYARATAN DAN STANDARISASI
10.1 Persyaratan Pelaksanaan
Untuk menghindari klaim dari “User‟ Proyek dikemudian hari maka Kontraktor harus betul-
betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan memperhitungkan “ukuran jadi
(finished)‟ sesuai persyaratan ukuruan pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor
wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan,
peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana
kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan dan
melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan Struktur,
Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing/Sanitasi dan mendapat izin tertulis dari Konsultan
Pengawas. Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan calon Kontraktor harus
menyediakan :
▪ Wakil sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban
menurut kontrak.
▪ Buku harian untuk : Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari pekerjaan.
▪ Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah : 1 (satu) kamera/handycam. 1 (satu)
alat ukur schuifmaat. 1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m. 1 (satu) mistar waterpass
panjang 120 cm. 1 (satu) laptop/PC.
10.2 Standar yang Dipergunakan
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standard
Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan
antara lain :
PASAL 12
PENJELASAN RKS & GAMBAR
12.1 Pelaksana Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RAB.
12.2 Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, lokasi, seksi (bagian) dan detail gambar
mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor harus melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari
keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidaksesuaian antara
gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar
dan sepsifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi
atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
12.3 Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
12.4 Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian
dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan
Pengawas.
12.5 Ukuran
12.5.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi :
▪ As – as
▪ Luar – luar
▪ Dalam – dalam
▪ Luar – dalam
12.5.2. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm ( centimeter ).
12.5.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran jadi
seperti dalam keadaan selesai (“finished”).
12.5.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikan pegangan.
12.5.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala tidak
boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas. Setiap deviasi dari
gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas dan disyahkan secara tertulis. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau
mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa
sepengetahuan Direksi, dan segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab
Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
12.6.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka Kontraktor
wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan memutuskannya setelah
berkonsultasi dengan Perencana.
12.6.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi, Elektrikal/ Listrik dan
Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam gambar
kerja Arsitektur.
12.6.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam pelaksanaan satu bagian
pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal terdapat
ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan
keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada
Konsultan Pengelola Proyek secara tertulis, mengadakan pertemuan dengan Konsultan
Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan
dijadikan pegangan.
12.6.5. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
PASAL 13
TANGGUNG – JAWAB KONTRAKTOR
13.1 Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2 Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur, atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
13.3 Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya
Kontraktor sendiri.
13.4 Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui
Konsultan Pnegawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-jawab atas
kerusakan yang timbul.
13.5 Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
13.6 Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan menjadi
tangung-jawab Kontraktor.
13.7 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material,
barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan,
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan
bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum; adalah
tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
13.8 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa.
13.9 Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran dan
sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala
pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.
PASAL 14
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN
14.1 Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun
dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun
syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982), Standar Industri Indonesia (SII)
untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang
berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan
kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
14.2 Merk pembuatan bahan/ material & komponen jadi.
14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan atau merk dagang
dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan
kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam bentuk nama
dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standard atau kualitas
dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan; dan Kontraktor harus
dengan sendirinya menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas
penilaian Konsultan Pengawas dan Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh
material patent itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
14.2.2. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut,
mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang
ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.
14.2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk
setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai
test dari Laboratorium lokal/dalam negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan
Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya tersebut harus ditanggung
oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah.
14.5.1 Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaiannya untuk
pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta
harus ditutup. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa izin tertulis
dari Pemiliknya.
14.5.2 Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (levelling) menurut
petunjuk Konsultan Pengawas.
14.5.3 Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping sesuai
dengan ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan
yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga
gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan
diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi
tempat penyimpanan tidak lebih dari lima meter
PASAL 15
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
15.1 Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah
disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam PASAL 14 di atas.
15.2 Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan
selambat-lambatnya dalam tempo 3 X 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
15.3 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas/Direksi/Perencana
dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas/Perencana
berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian
yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya
disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu permil) dari harga
borongan.
15.4 Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan
tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya ke Laboratorium balai Penelitian
Bahan-Bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan kepada
Pengawas/Direksi/Perencana secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Kontraktor.
15.5 Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas tentang baik atau tidaknya kualitas
dari bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan
yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
15.6 Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasan lengkap
tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan
dilaksanakan
PASAL 16
SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR
16.1 Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor) didalam hal
pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor „wajib‟ memberitahukan terlebih
dahulu kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
16.2 Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan khusus
dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai
instruksi pabrik
PASAL 17
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
17.1 Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah permukaan,
dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing di dalam daerah
kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus
dipindahkan sesuai dengan ketentuan PASAL-PASAL yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini
mencakup juga perlindungan/ penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan harus
tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
17.2 Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk, tunggul,
akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang
tidak diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan di buang bila
perlu.
Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus di buang dari daerah sampai kedalaman
sekurang-kurangnya 50 cm di bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan
dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.
PASAL 18
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
PASAL 19
CACAT-CACAT PEKERJAAN
19.1 Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan
setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum
dalam persyaratan teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai
cacat pekerjaan.
19.2 Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai
dengan yang dikehendaki oleh Menejemen Konstruksi
19.3 Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut
serta semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Pemborong.
DIBUAT OLEH
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN