A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
- Undang-Undang Nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-
Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau
– pulau kecil; c. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
pengadaan barang dan jasa pemerintah;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 51 Tahun
2016 tentang batas sepadan pantai;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
04/PRT/M/2015 Tentang Kriteria Dan Penetapan Wilayah Sungai;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 7 tahun
2015 Tentang Pengamanan Pantai;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun
2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui
Penyedia
1
Kerangka Acuan Kerja, SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Brantas
2. Gambaran Umum
Kabupaten Bangkalan merupakan satu kabupaten/kota yang berada dalam
wilayah Provinsi Jawa Timur dengan posisi geografis 7.02919359°S
112.74613157°E. Berdasarkan letak geografis Kabupaten Bangkalan berada
diujung barat Pulau Madura, dengan batas- batas : Utara – Laut Jawa; Timur –
Kabupaten Sampang, serta Selat Madura di Selatan dan Barat.
Luas wilayah Kabupaten Bangkalan sekitar 1.260,15 km2 yang merupakan
Kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa, Kabupaten Bangkalan memiliki Panjang
garis pantai sekitar 124,10 km, Kabupaten Bangkalan terbagi atas dataran tinggi
berupa daerah perbukitan yang menghasilkan produk perkebunan. Daerah
dataran menghasilkan tanaman pangan, serta daerah sekitar garis pantai yang
membujur dari arah utara ke selatan merupakan penghasil berbagai produk
kelautan.
Lokasi Rencana pekerjaan berada di Desa Prancak, Kecamatan Sepulu
Kabupaten Bangkalan. Posisi pantai menghadap selat Bali dengan pemanfaatan
sebagai pantai wisata, tambak dan pemukiman.
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat kegiatan ini adalah masyarakat/stakeholeders yang khususnya
berada pada ruas pantai Sepulu di Kabupaten Bangkalan karena terlindungi dari
bahaya abrasi dengan berfungsinya bangunan pengamanan pantai secara optimal.
2. Tahapan Pelaksanaan
Secara umum tahapan pelaksanaan kegiatan ini meliputi:
1. Pekerjaan Persiapan;
2. Pekerjaan Tanah;
3. Pekerjaan Pasangan Batu;
4. Pekerjaan Pengadaan Beton Precast;
2
Kerangka Acuan Kerja, SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Brantas
3. Keluaran
Keluaran (output dan outcome) pekerjaan Pengamanan Pantai di Kab.
Bangkalan yaitu :
Output : Bangunan pengaman pantai sepanjang 0,1 Km
Outcome : Perlindungan kawasan pantai seluas 15 Ha
D. LOKASI PEKERJAAN
Kegiatan Pengamanan Pantai di Kab. Bangkalan dilaksanakan di wilayah Pantai
Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan
E. SUBKLASIFIKASI
Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam, dan Prasarana Sumber
Daya Air Lainnya (SI001) KBLI 2015/2017 atau Konstruksi Bangunan Prasarana
Sumber Daya Air (BS010) KBLI 2020
3
Kerangka Acuan Kerja, SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Brantas
H. PERSONIL MANAJERIAL
Pengalaman
No. Jabatan dalam Pekerjaan Profesi/Keahlian Jumlah
Kerja (minimal)
SKT Pelaksana
1 Pelaksana 2 tahun 1
Sumber Daya Air
SKA Muda K3
2 Ahli K3 Konstruksi 3 Tahun 1
Konstruksi
I. PERALATAN
DAFTAR PERALATAN MATA PEMBAYARAN UTAMA PEKERJAAN
No. Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah Kepemilikan/Status
Excavator (Standar) -
1 Minimal 0,8 m3 1 Unit Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli
125 HP
Excavator (Standar) -
2 Minimal 1,6 m3 2 Unit Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli
250 HP
4
Kerangka Acuan Kerja, SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Brantas
1. Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan
16. Risiko Keselamatan Konstruksi adalah risiko Kontruksi yang memenuhi 1 (satu)
atau lebih kriteria berupa besaran risiko pekerjaan, nilai kontrak, jumlah tenaga kerja,
jenis alat berat yang dipergunakan dan tingkatan penerapan teknologi yang
digunakan.
2. Bab III Komponen Kegiatan Penerapan SMKK Bagian Kedua Risiko Keselamatan
Konstruksi Pasal 34
(1) Risiko Keselamatan Konstruksi sebagaimana dimaksud terdiri atas:
a. Kecil;
b. Sedang; dan
c. Besar.
(2) Tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh Pengguna Jasa sesuai dengan kriteria penentuan tingkat
risiko Keselamatan Konstruksi Sebagaiman tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Risiko Keselamatan Konstruksi kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Bersifat berbahaya rendah berdasarkan penilaian tingkat risiko dalam RKK
yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa berdasarkan perhitungan;
b. Pekerjaan Konstruksi dengan nilai harga perkiraan sendiri sampai dengan
Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliyar rupiah);
c. Mempekerjakan tenaga kerja konstruksi yang berjumlah kurang dari 25 (dua
puluh lima) ; dan/atau
d. Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi yang sederhana.
(4) Risiko Keselamatan Konstruksi sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Bersifat berbahaya sedang berdasarkan penilaian tingkat risiko dalam RKK
yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa berdasarkan perhitungan;
b. Pekerjaan Konstruksi dengan nilai harga perkiraan sendiri di atas
Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliyar rupiah) sampai dengan
Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliyar rupiah)
c. Mempekerjakan tenaga kerja konstruksi yang berjumlah 25 (dua puluh lima)
orang sampai dengan 100 (seratus) orang; dan/atau
d. Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi madya.
(5) Risiko Keselamatan Konstruksi sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian tingkat risiko dalam RKK
yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa berdasarkan perhitungan;
b. Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp.100.000.000.000,00
(seratus miliyar rupiah);
5
Kerangka Acuan Kerja, SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Brantas
DESKRIPSI RESIKO
NO JENIS
URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
BAHAYA
1 2 3 4