Anda di halaman 1dari 30

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

SKPD : Dinas Perhubungan


Unit Kerja : 2.15.0.00.0.00.01.0023 Unit Penyelenggara Pelabuhan
Daerah
Nama PPK : Didi Kurniawan
Rincian Sub Kegiatan : 0001 Penyusunan Perencanaan Teknis
Pengembangan Pelabuhan (DED) Pulau Harapan dan
Pulau Panggang
Paket Pekerjaan : Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pengembangan Pelabuhan Pulau Harapan dan Pulau
Panggang
Pagu Anggaran : Rp1.989.216.238

TAHUN ANGGARAN 2023


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN : Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Pengembangan


Pelabuhan Pulau Harapan dan Pulau Panggang

1. LATAR BELAKANG Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/bongkar muat
barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan
intra dan/ atau moda transportasi. Dalam kegiatannya pelabuhan
memiliki fungsi diantaranya fungsi pemerintahan dan fungsi
pengusahaan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka diperlukan
fasilitas-fasilitas penunjang pelabuhan.

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017


tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional, di Kepulauan Seribu
sudah ditetapkan 1 (satu) Pelabuhan Pengumpan Regional, yaitu
Pelabuhan Pulau Pramuka dan terdapat 9 (sembilan) rencana lokasi
pelabuhan dengan hierarki Pelabuhan Pengumpan Lokal, yaitu
Pelabuhan Pulau Sebira, Pelabuhan Pulau Kelapa, Pelabuhan Pulau
Harapan, Pelabuhan Pulau Panggang, Pelabuhan Pulau Untung
Jawa, Pelabuhan Pulau Tidung, Pelabuhan Pulau Lancang,
Pelabuhan Pulau Pari dan Pelabuhan Pulau Payung.
Dalam rangka mempersiapkan transportasi perairan yang baik dan
memenuhi syarat kelancaran operasional dan keselamatan pelayaran
di kawasan Kepulauan Seribu maka diperlukan pelabuhan yang
mempunyai fasilitas-fasilitas kepelabuhanan sesuai aturan dan
standar pelayanan penumpang angkutan laut di 10 (sepuluh)
pelabuhan Kepulauan Seribu.

Pemenuhan fasilitas kepelabuhanan yang memenuhi standar


pelayanan penumpang angkutan laut pada Pengembangan
Pelabuhan Pulau Harapan dan Pulau Panggang akan dilaksanakan,
berdasarkan hal-hal tersebut maka perlu diadakan kegiatan
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Pengembangan
Pelabuhan Pulau Harapan dan Pulau Panggang.

2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud yang hendak dicapai dari kegiatan Penyusunan Detail
Engineering Design (DED) Pengembangan Pelabuhan Pulau Harapan
dan Pulau Panggang ini sebagai upaya untuk mempersiapkan
rancangan desain mendetail mengenai pelaksanaan konstruksi
pengembangan di Pelabuhan Pulau Harapan dan Pulau Panggang.
Adapun Tujuan Pelaksanaan studi ini adalah :
1. Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi hidrografi,
topografi, struktur dan jenis lapisan tanah, serta mendapatkan
hasil berupa desain teknis untuk pembangunan pelabuhan dan
fasilitas lainnya;
2. Untuk mendapatkan dokumen Spesifikasi teknis sebagai acuan
konstruksi fisik berdasarkan aspek teknis, ekonomi, finansial,
operasional, dan lingkungan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan konstruksi;
3. Untuk menyiapkan dokumen bagi pelaksanaan fisik kegiatan
yang bersifat teknis dan berskala (terukur) dan berisikan hasil
identifikasi titik lokasi pembangunan fasilitas pelabuhan, layout
pelabuhan, hasil test tanah, arus laut, sendimentasi, batimetri
serta desain umum fasilitas pokok fasilitas pelabuhan.

3. TARGET/SASARAN Sasaran kegiatan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)


Pengembangan Pelabuhan Pulau Harapan dan Pulau Panggang
adalah tersedianya dokumen DED Pengembangan Pelabuhan Pulau
Harapan dan Pulau Panggang yang dapat dijadikan acuan bagi para
pelaksana studi lanjutan maupun pelaksana pembangunan serta para
pengambil kebijakan. Secara substansial, penyusunan dokumen DED
ini diperlukan dalam menjamin kepastian dan pelaksanaan
pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu, tepat sasaran,
efisien dan berkesinambungan.

4. LOKASI PEKERJAAN Lokasi kegiatan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)


Pengembangan Pelabuhan Pulau Harapan dan Pulau Panggang
adalah:

No. Pelabuhan Kelurahan Kecamatan


Pulau Kepulauan
1. Pelabuhan Pulau Harapan
Harapan Seribu Utara
Pulau Kepulauan
2. Pelabuhan Pulau Panggang
Panggang Seribu Utara

5. SUMBER DANA DAN Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD yang dialokasikan
PERKIRAAN BIAYA melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah (DPA SKPD) Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Tahun
Anggaran 2023 Nomor : 101/DPA/2023 tanggal 2 Januari 2023.

Organisasi/SKPD : 20901717 UNIT PENYELENGGARA


PELABUHAN DAERAH
Program : 2.15.03 PROGRAM PENGELOLAAN
PELAYARAN
Nama Paket : Penyusunan Detail Engineering Design
(DED) Pengembangan Pelabuhan Pulau
Harapan dan Pulau Panggang
Nama Kegiatan : Penyusunan Detail Engineering Design
(DED) Pengembangan Pelabuhan Pulau
Harapan dan Pulau Panggang
Lokasi Kegiatan : Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu
Total Pagu Anggaran : Rp1.989.216.238
Sumber Pendanaan : APBD
Tahun Anggaran : 2023
6. NAMA ORGANISASI Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta
PENGADAAN BARANG SKPD : Dinas Perhubungan Provinsi DKI
DAN JASA Jakarta
Pengguna Anggaran : Kepala Dinas Perhubungan
Pejabat Pembuat Komitmen : Didi Kurniawan (NIP
(PPK) 197902122000121002)
Kepala Unit Penyelenggara
Pelabuhan Daerah
UKPBJ : Badan Pengadaan Barang / Jasa
Provinsi DKI Jakarta
Pokja Pemilihan UPBBJ JUKS
PPTK : Sulistiyono Widodo (NIP
196906041989021001)

7. DATA YANG Data primer untuk kegiatan ini didapatkan dengan melakukan
DIPERLUKAN beberapa survei lapangan, yaitu :
1. Survey Topografi dilakukan pada lokasi dan sekitar rencana
pelabuhan dan bertujuan untuk mendapatkan peta situasi wilayah
daratan pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan. Surveyor
yang melaksanakan survei topografi wajib dilengkapi alat survey
antara lain Theodolith (Total Station), GPS, meteran, kamera, alat
tulis, tanda pengenal serta alat kelengkapan keamanan (safety
vest, helm, safety shoes, dll);
2. Survey Bathimetri dilakukan pada lokasi rencana kolam
pelabuhan yang bertujuan untuk mendapatkan peta bathimetri
wilayah perairan. Surveyor yang melaksanakan survei bathimetri
wajib dilengkapi alat survey antara lain Echo Sounder, kamera,
alat tulis, tanda pengenal, pemakaian kapal kayu (kapal motor
kayu) alat kelengkapan keamanan (safety vest, helm, safety
shoes, dll);
3. Survey Arus dan sedimentasi dilakukan di area kolam pelabuhan
dan sekitarnya yang bertujuan mendapatkan kecepatan dan arah
arus laut, pola sebaran sedimen dasar, serta gambaran proses
transportasi sedimen. Selain itu dilaksanakan pula pengambilan
dan pengujian sampel sedimen dan air laut untuk memperoleh
data propertiesnya;
4. Survey Penyelidikan Tanah (SPT) sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi lapangan, dalam hal ini adalah boring sampai dengan
kedalaman 25 sampai 30 meter dan pengambilan sampel tanah
untuk memperoleh data properties tanah. Tujuan dari tahapan ini
adalah untuk mendapatkan data struktur lapisan tanah di lokasi
rencana pembangunan. Pekerja yang melaksanakan survei
penyelidikan tanah wajib dilengkapi tanda pengenal, alat
kelengkapan keamanan (safety vest, helm, safety shoes, dll);
5. Dalam melakukan survey tersebut diatas, Surveyor wajib
menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan
COVID-19 (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga
jarak).
Data-data yang dibutuhkan dapat diperoleh dari studi kepustakaan
untuk mengetahui peraturan perundang-undangan dan studi
terdahulu yang sudah pernah dilakukan. Data-data berupa data
sekunder dapat berupa namun tidak terbatas pada:

1. Peta Laut di lokasi studi;


2. As Built Drawing bangunan eksisting;
3. Data kronologis pembangunan terdahulu;
4. Data fasilitas pelabuhan eksisting, berupa Gambar Tata Letak
(layout) Fasilitas Pelabuhan, Informasi dan Dimensi Fasilitas
Pelabuhan;
5. Data Operasional Kepelabuhanan;
6. Kebijakan pemerintah yang menjadi acuan terhadap perencanaan
pelabuhan terkait;
7. Data hidro-oseanografi pelabuhan;
8. Data sekunder lainnya yang diperlukan.

8. STUDI-STUDI Penyedia jasa konsultansi dapat mempelajari studi terdahulu yang


TERDAHULU sudah pernah dilakukan dalam menyusun Detail Engineering Design
(DED) pengembangan pelabuhan ini, yaitu Rencana Induk Pelabuhan
Nasional (RIPN), dokumen Rencana Induk Pelabuhan dan
DLKr/DLKp Pulau Harapan, dokumen Rencana Induk Pelabuhan dan
DLKr/DLKp Pulau Panggang serta dokumen persetujuan desain
terdahulu, dengan mencantumkan sumber, lokasi dan hasil (manfaat)
yang didapatkan.

9. REFERENSI HUKUM Referensi hukum yang diacu dalam kegiatan Penyusunan Detail
Engineering dan Design (DED) Pengembangan Pelabuhan Pulau
Harapan dan Pulau Panggang adalah:
a. Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
b. Undang-undang RI nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan;
c. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang RI Nomor 1
Tahun 2022 tentang Cipta Kerja;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan;
e. Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 tentang Perubahan
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
f. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan Laut;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor: 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan
Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 524/KPTS/M/2022 tentang Besaran Remunerasi Tenaga
Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa
Konsultasi Konstruksi;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2022 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pemenuhan Sertifikat Standar Jasa Konstruksi
Dalam Rangka Mendukung Kemudahan Perizinan Berusaha
Bagi Pelaku Usaha Jasa Konstruksi;
j. Surat Edaran nomor: 16 /SE/M/2022 Tentang Susunan Tenaga
Ahli Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan Konstruksi Di
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
k. Surat Keputusan Direktorat Jendral Bina Konstruksi Kementrian
PUPR Nomor 12.1/KPTS/DK/2022 Penetapan Jabatan Kerja
Dan Konversi Jabatan Kerja Eksisting Serta Jenjang Kualifikasi
Bidang Jasa Konstruksi;
l. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang Nomor 16 Tahun
2018 Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui
Penyedia;
m. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 57 Tahun 2022
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan;
n. Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI
Jakarta Nomor 0203 Tahun 2022 tentang Penetapan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) di Lingkungan Dinas Perhubungan
Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2023; dan
o. Pedoman Standar Minimal Inkindo 2013 tentang Biaya Langsung
Personel dan Biaya Langsung Non Personel Untuk Kegiatan
Jasa Konsultansi.

10. LINGKUP PEKERJAAN, A. Lingkup Pekerjaan


KRITERIA UMUM 1. Tahap Persiapan dan Penyusunan Konsepsi Perancangan,
PERENCANAAN DAN yang meliputi:
STANDAR TEKNIS a. Mengumpulkan data dan informasi lapangan yang
mencakup:
• Survey pendahuluan (pengamatan fasilitas pelabuhan,
pengumpulan profil pelabuhan, pengumpulan data-data
sekunder terkait pelabuhan dan koordinasi dengan
instansi terkait);
• Survey topografi pada area sekitar Pelabuhan Pulau
Harapan dan Pulau Panggang, wajib dilengkapi alat
kelengkapan keamanan (safety vest, safety helmet, safety
shoes);
• Survey bathimetri pada area sekitar kolam labuh
Pelabuhan Pulau Harapan dan Pulau Panggang, wajib
dilengkapi Kapal Motor Kayu sebagai penunjang dan alat
kelengkapan keamanan (safety vest, safety helmet, safety
shoes);
• Survey Arus dan Sedimentasi pada area sekitar kolam
labuh Pelabuhan Pulau Harapan dan Pulau Panggang,
wajib dilengkapi alat kelengkapan keamanan (safety vest,
safety helmet, safety shoes);
• Penyelidikan tanah, wajib dilengkapi alat kelengkapan
keamanan (safety vest, safety helmet, safety shoes),
dengan rincian:
- Pulau Harapan dengan titik boring dan Standard
Penetrationt Test (SPT) sebanyak 2 titik di area darat
dan 3 titik di area laut (2 titik di dermaga, 1 titik di
pemecah gelombang) serta pengambilan undisturbed
sample sebanyak 2 sampel tiap titik boring dengan total
10 sampel;
- Pulau Panggang dengan titik boring dan SPT sebanyak
2 titik di area darat dan 3 titik di area laut (2 titik di
dermaga, 1 titik di pemecah gelombang) serta
pengambilan undisturbed sample sebanyak 2 sampel
tiap titik boring dengan total 10 sampel;
b. Membuat interpretasi secara garis besar terhadap Kerangka
Acuan Kerja (KAK);
c. Konsultasi dengan pemerintah setempat mengenai
peraturan daerah atau perizinan bangunan;
d. Membuat program rencana kerja, minimal berupa metode
pelaksanaan terperinci, urutan kegiatan, jadwal pelaksanaan
kegiatan, penyediaan tenaga ahli dan penyediaan
perlengkapan/peralatan kerja;
e. Penyusunan program ruang yang menjelaskan susunan
kebutuhan, besaran dan jenis ruang serta analisa hubungan
fungsi ruang;
f. Penyusunan sketsa gagasan berupa gambar dalam skala
memadai tentang pola pembagian ruang dan bentuk
bangunan;
g. Penyusunan konsep Gambar Perencanaan Arsitektur (GPA)
yang merupakan persyaratan pembuatan IMB.
2. Tahap Penyusunan Pra Rancangan, meliputi antara lain:
a. Penentuan lokasi dan titik koordinat geografis area bangunan
fasilitas pelabuhan;
b. Penyusunan konsep perencanaan terminal penumpang dan
fasilitas gedung pelabuhan lainnya, berupa perencanaan
arsitektur, struktur, drainase, utilitas (mekanikal dan
elektrikal), landscape yang dilengkapi dengan perhitungan-
perhitungan yang diperlukan dan gambar perencanaannya
yang berupa:
• gambar rencana massa bangunan yang menunjukkan
posisi massa bangunan di dalam tapak dan terhadap
lingkungan sekitar berikut kontur tanah berdasarkan
Rencana Tata Kota dan program Bangunan Gedung
Hijau;
• gambar Rencana Tapak yang menunjukkan hubungan
denah antar bangunan dan Tata Ruang Luar di dalam
kawasan tapak;
• gambar denah yang menggambarkan susunan tata ruang
dan hubungan antar ruang dalam bangunan pada setiap
lantai dan menerangkan peil atau ketinggian lantai;
• gambar tampak bangunan yang menunjukkan pandangan
ke empat sisi atau arah bangunan;
• gambar potongan bangunan secara melintang dan
memanjang untuk menunjukkan secara garis besar
penampang dan sistem struktur dan utilitas bangunan;
• gambar visualisasi tiga dimensi dalam bentuk gambar
dan/atau animasi komputer;
• gambar tersebut di atas dalam skala 1:500 (satu banding
lima ratus), 1:200 (satu banding dua ratus), 1:100 (satu
banding seratus) dan atau yang memadai beserta ukuran
untuk kejelasan informasi yang ingin dicapai;
c. Penyusunan konsep perencanaan pengerukan kolam
pelabuhan lengkap dengan perhitungan yang diperlukan,
gambar perencanaan dan analisis lokasi pembuangan;
d. Penyusunan konsep perencanaan dermaga pelabuhan
beserta pemecah gelombang (jika diperlukan) lengkap
dengan perhitungan-perhitungan yang diperlukan dan
gambar perencanaannya;
e. Penentuan metode kerja pelaksanaan pembangunan
beserta analisa rencana operasional pelabuhan selama
pelaksanaan konstruksi;
f. Penyusunan laporan teknis dalam bentuk uraian dan gambar
tentang perkiraan luas lantai, informasi penggunaan bahan
atau material, pemilihan sistem struktur bangunan, pemilihan
sistem utilitas bangunan, pemilihan konsep tata lingkungan
serta perkiraan biaya dan waktu konstruksi;
g. Pengurusan perizinan sampai mendapatkan keterangan
rencana kota atau kabupaten, keterangan persyaratan
bangunan dan lingkungan dan penyiapan kelengkapan
permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan pemerintah daerah setempat.
3. Tahap Penyusunan Pengembangan Rancangan, meliputi
antara lain:
a. Penyusunan pengembangan arsitektur bangunan gedung
berupa gambar rencana arsitektur yang menunjukkan
hubungan antara lantai bangunan dan tata ruang luar
terhadap garis sempadan bangunan, jalan dan ketentuan
rencana tata kota lainnya;
b. Penyusunan denah yang menunjukkan lantai-lantai dalam
bangunan, susunan tata ruang dalam, koordinat bangunan,
peil lantai, dan ukuran-ukuran elemen bangunan serta jenis
bahan yang digunakan;
c. Penyusunan tampak bangunan, yang menunjukkan
pandangan ke empat arah bangunan dan bahan bangunan
yang digunakan secara jelas beserta uraian konsep dan
visualisasi desain dua dimensi dan desain tiga dimensi;
d. Penyusunan pengembangan sistem struktur, berupa gambar
potongan bangunan, secara melintang dan memanjang yang
menjelaskan sistem struktur, ukuran dan peil elemen
bangunan (fondasi, lantai, dinding, langit-langit dan atap)
secara menyeluruh beserta uraian konsep dan
perhitungannya;
e. Penyusunan pengembangan sistem mekanikal elektrikal,
berupa gambar detail mekanikal elektrikal termasuk IT,
beserta uraian konsep dan perhitungannya;
f. Penyusunan pengembangan konsep perencanaan
pengerukan kolam pelabuhan;
g. Penyusunan pengembangan konsep dermaga pelabuhan
beserta pemecah gelombang (jika diperlukan);
h. Penyusunan garis besar spesifikasi teknis (Outline
Specifications);
i. Penyusunan perkiraan biaya konstruksi/Rencana Anggaran
Biaya (RAB) yang dilengkapi dengan analisa rincian volume
pekerjaan, analisa harga satuan pekerjaan, survey harga
pasar dan harga satuan DKI Jakarta yang terbaru dan
terupdate.
4. Tahap Penyusunan Rencana Detail, meliputi antara lain:
a. Penyusunan gambar detail perencanaan;
b. Penyusunan dokumen persyaratan administrasi/umum;
c. Penyusunan dokumen spesifikasi teknis dan spesifikasi
khusus (jika diperlukan) /RKS;
d. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Daftar
Kuantitas (Bill of Quantity) yang dilengkapi analisa harga
satuan;
e. Penyusunan rancangan konseptual Sistem Manajemen
Keselamatan Kontruksi (SMKK) dan biaya penerapan.
5. Tahap lanjutan setelah penyusunan Detail Engineering Design
(DED), meliputi antara lain:
a. Menyediakan tenaga ahli untuk pengurusan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB);
b. Membantu pejabat pembuat komitmen dalam menyusun
dokumen pelelangan;
c. Memberi masukan teknis kepada pemilik pekerjaan dalam
memberikan penjelasan mengenai pekerjaan yang akan
dilelangkan pada saat acara penjelasan (aanwijzing);
d. Melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi
pemilihan penyedia barang/jasa ulang.
e. Memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan
rencana secara berkala;
f. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis
pelaksanaan bila ada perubahan;
g. Memberikan masukan penjelasan terhadap permasalahan
yang timbul selama masa konstruksi;
h. Memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan.
B. Kriteria Umum Perencanaan
Didalam melaksanakan Perencanaan yang dimaksud dengan
penugasan ini adalah Konsultan Perencana harus meninjau dan
memperhatikan kriteria umum bangunan yaitu:
1. Persyaratan keandalan yang ditinjau dari segi:
a. Ketahanan bangunan menerima beban, baik beban tetap
maupun beban sementara;
b. Ketahanan material terhadap proses kimiawi maupun kondisi
alam/cuaca;
c. Keamanan dan kenyamanan penghuni harus terjamin dari
metode pelaksanaan, material dan instalasi M/E;
d. Ketentuan Tentang fasilitas dan jenis ruang yang diperlukan
sesuai dengan standar yang berlaku;
e. Penggunaan bahan bangunan mengutamakan produksi
dalam negeri.
2. Persyaratan fungsi atau guna yaitu bahwa bangunan dapat
menampung kegiatan secara efisien sesuai dengan fungsinya.
3. Beberapa kriteria khusus yang harus diperhatikan yaitu:
a. Diusahakan penggunaan potensi alami (pencahayaan dan
tata udara) sesuai dengan perencanaan untuk daerah tropis
sejauh tidak bertentangan dengan persyaratan khusus
bangunan yang akan disusun;
b. Pengelompokan fungsi ruang hendaknya dilakukan sesuai
dengan sifat dan hierarkinya, namun masih merupakan
kesatuan yang utuh;
c. Jaringan sirkulasi manusia hendaknya disusun seefisien
mungkin dan tidak mengganggu fungsi dalam bangunan;
d. Pencerminan bangunan bercirikan arsitektur tropis Indonesia
dan berkarakter arsitektur daerah setempat;
e. Kemudahan operasional dan pemeliharaan/perawatan
bangunan.

C. Standar Teknis Perencanaan


1. Kreativitas rancangan hendaknya tidak ditekankan kepada
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan
sublimasi antara fungsi teknis dan fungsi sosial bangunan;
2. Rancangan bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa,
sehingga pembangunan dapat dilaksanakan dalam waktu
pendek ideal dan bisa dimanfaatkan secepatnya;
3. Setiap bangunan gedung Pemda harus diwujudkan dengan
sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal
fungsi bangunannya, andal, dan dapat menjadi teladan bagi
lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan
arsitektur di Indonesia;
4. Setiap bangunan gedung Pemda harus direncanakan,
dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi
kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan
kriteria administrasi bagi bangunan gedung Pemda;
5. Perwujudan bangunan gedung juga tidak terlepas dari peran
penyedia jasa konstruksi berdasarkan peraturan perundang-
undangan di bidang jasa konstruksi baik sebagai perencana,
pelaksana, pengawas atau manajemen konstruksi maupun
jasa-jasa pengembangannya, termasuk penyedia jasa pengkaji
teknis bangunan gedung. Oleh karena itu, pengaturan
bangunan gedung ini juga harus berjalan seiring dengan
pengaturan jasa konstruksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
6. Dalam menghadapi dan menyikapi kemajuan teknologi, baik
informasi maupun arsitektur dan rekayasa, perlu adanya
penerapan yang seimbang dengan tetap mempertimbangkan
nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik
arsitektur dan lingkungan yang telah ada, khususnya nilai-nilai
kontekstual, tradisional, spesifik, dan bersejarah;
7. Asas kemanfaatan dipergunakan sebagai landasan agar
bangunan gedung dapat diwujudkan dan diselenggarakan
sesuai fungsi yang ditetapkan, serta sebagai wadah kegiatan
manusia yang memenuhi nilai-nilai kemanusiaan yang
berkeadilan, termasuk aspek kepatutan dan kepantasan;
8. Asas keselamatan dipergunakan sebagai landasan agar
bangunan gedung memenuhi persyaratan bangunan gedung,
yaitu persyaratan keandalan teknis untuk menjamin
keselamatan pemilik dan Pengguna bangunan gedung, serta
masyarakat dan lingkungan di sekitarnya, di samping
persyaratan yang bersifat administratif;
9. Asas keseimbangan dipergunakan sebagai landasan agar
keberadaan bangunan gedung berkelanjutan tidak
mengganggu keseimbangan ekosistem dan lingkungan di
sekitar bangunan gedung;
10. Asas keserasian dipergunakan sebagai landasan agar
Penyelenggaraan bangunan gedung dapat mewujudkan
keserasian dan keselarasan bangunan gedung dengan
lingkungan di sekitarnya;
11. Dalam tiap tahapan Penyelenggaraan bangunan gedung
termasuk dengan pertimbangan aspek sosial dan ekologis
bangunan gedung;
12. Pengertian tentang lingkup pembinaan termasuk kegiatan
pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan;
13. Rencana tata bangunan dan lingkungan digunakan untuk
pengendalian pemanfaatan ruang suatu lingkungan/kawasan,
menindaklanjuti rencana rinci tata ruang dan sebagai panduan
rancangan kawasan dalam rangka perwujudan kualitas
bangunan gedung dan lingkungan yang berkelanjutan dari
aspek fungsional, sosial, ekonomi, dan lingkungan bangunan
gedung termasuk ekologi dan kualitas visual;
14. Rencana tata bangunan dan lingkungan memuat persyaratan
tata bangunan yang terdiri atas ketentuan program bangunan
gedung dan lingkungan, rencana umum dan panduan
rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian
rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan;
15. Persyaratan arsitektur bangunan gedung dimaksudkan untuk
mendorong perwujudan kualitas bangunan gedung dan
lingkungan yang mampu mencerminkan jati diri dan menjadi
teladan bagi lingkungannya, serta yang dapat secara arif
mengakomodasikan nilai-nilai luhur budaya bangsa;
16. Pertimbangan terhadap bentuk dan karakteristik arsitektur dan
lingkungan yang ada di sekitar bangunan gedung dimaksudkan
untuk lebih menciptakan kualitas lingkungan, seperti melalui
harmonisasi nilai dan gaya arsitektur, penggunaan bahan serta
warna bangunan gedung;
17. Ruang luar bangunan gedung diwujudkan untuk sekaligus
mendukung pemenuhan persyaratan keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung, disamping
untuk mewadahi kegiatan pendukung fungsi bangunan gedung
dan daerah hijau di sekitar bangunan;
18. Ruang terbuka hijau diwujudkan dengan memperhatikan
potensi unsur-unsur alami yang ada dalam tapak seperti danau,
sungai, pohon-pohon menahun, tanah serta permukaan tanah,
dan dapat berfungsi untuk kepentingan ekologis, sosial,
ekonomi serta estetika;
19. Persyaratan lingkungan bangunan gedung meliputi
persyaratan-persyaratan ruang terbuka hijau pekarangan,
ruang sempadan bangunan, tapak basement, hijau pada
bangunan, sirkulasi dan fasilitas parkir, pertandaan, dan
pencahayaan ruang luar bangunan gedung;
20. Persyaratan terhadap dampak lingkungan berpedoman kepada
peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan lingkungan
hidup, Tentang kewajiban setiap usaha dan/atau kegiatan yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan
hidup untuk memperoleh izin melakukan usaha dan/atau
kegiatan;
21. Persyaratan teknis pengelolaan dampak lingkungan meliputi
persyaratan teknis bangunan, persyaratan pelaksanaan
konstruksi, pembuangan limbah cair dan padat, serta
pengelolaan daerah bencana;
22. Yang dimaksud dengan keandalan bangunan gedung adalah
keadaan bangunan gedung yang memenuhi persyaratan
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan
bangunan gedung sesuai dengan kebutuhan fungsi yang telah
ditetapkan;
23. Sistem proteksi pasif adalah suatu sistem proteksi kebakaran
pada bangunan gedung yang berbasis pada desain struktur dan
arsitektur sehingga bangunan gedung itu sendiri secara
struktural stabil dalam waktu tertentu dan dapat menghambat
penjalaran api serta panas bila terjadi kebakaran;
24. Sistem proteksi aktif dalam mendeteksi kebakaran adalah
sistem deteksi dan alarm kebakaran, sedangkan sistem
proteksi aktif dalam memadamkan kebakaran adalah sistem
hidran, hose-reel, sistem sprinkler, dan pemadam api ringan;
25. Variasi pembebanan adalah variasi beban bangunan gedung
pada kondisi kosong, atau sebagian kosong dan sebagian
maksimum. Bangunan gedung dengan jumlah lantai lebih dari
dua lantai harus disertai dengan perhitungan struktur dalam
menyusun rencana teknisnya;
26. Sistem pencahayaan juga mempertimbangkan prinsip-prinsip
penghematan energi dalam bangunan gedung. Pencahayaan
buatan adalah penyediaan penerangan buatan melalui instalasi
listrik dan/atau sistem energi dalam bangunan gedung agar
orang di dalamnya dapat melakukan kegiatannya sesuai fungsi
bangunan gedung;
27. Penyaluran air hujan harus dialirkan ke sumur resapan
dan/atau ke saluran jaringan sumur kota sesuai ketentuan yang
berlaku;
28. Pada bangunan gedung yang karena fungsinya
mempersyaratkan tingkat kenyamanan tertentu, untuk
mendapatkan tingkat temperatur dan kelembaban udara di
dalam ruangan dapat dilakukan dengan pengkondisian
udara. Pengkondisian udara dilakukan dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan energi dalam
bangunan gedung;
29. Yang dimaksud dengan aksesibilitas pada bangunan gedung
meliputi jalan masuk, jalan keluar, hubungan horizontal antar
ruang, hubungan vertikal dalam bangunan gedung dan sarana
transportasi vertikal, serta penyediaan akses evakuasi bagi
pengguna bangunan gedung, termasuk kemudahan mencari,
menemukan, dan menggunakan alat pertolongan dalam
keadaan darurat bagi penghuni dan terutama bagi para
penyandang cacat, lanjut usia, dan wanita hamil, terutama
untuk bangunan gedung pelayanan umum;
30. Aksesibilitas harus memenuhi fungsi dan persyaratan kinerja,
ketentuan tentang jarak, dimensi, pengelompokan, jumlah dan
daya tampung, serta ketentuan Tentang konstruksinya. Yang
dimaksud dengan:
a. Mudah, antara lain kejelasan dalam mencapai ke lokasi,
diberi keterangan dan menghindari risiko terjebak;
b. Nyaman, antara lain melalui ukuran dan syarat yang
memadai;
c. Aman, antara lain terpisah dengan jalan ke luar untuk
kebakaran, kemiringan permukaan lantai, serta tangga dan
bordes yang mempunyai pegangan atau pengaman.
31. Perencanaan pembangunan bangunan gedung adalah
kegiatan penyusunan rencana teknis bangunan gedung sesuai
dengan fungsi dan persyaratan teknis yang ditetapkan, sebagai
pedoman dalam pelaksanaan dan pengawasan pembangunan;
32. Pelaksanaan pembangunan bangunan gedung adalah kegiatan
pendirian, perbaikan, penambahan, perubahan, atau
pemugaran konstruksi bangunan gedung dan/atau instalasi
dan/atau perlengkapan bangunan gedung sesuai dengan
rencana teknis yang telah disusun;
33. Pengawasan pembangunan bangunan gedung adalah kegiatan
pengawasan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan
lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan
atau kegiatan manajemen konstruksi pembangunan gedung;
34. Rencana teknis bangunan gedung dapat terdiri atas rencana-
rencana teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal
dan elektrikal, pertamanan, tata ruang dalam, dan disiapkan
oleh penyedia jasa perencanaan yang memiliki sertifikat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dalam bentuk
gambar rencana, gambar detail pelaksanaan, rencana kerja
dan syarat-syarat administratif, syarat umum dan syarat teknis,
rencana anggaran biaya pembangunan, dan laporan
perencanaan;
35. Persetujuan rencana teknis bangunan gedung dalam bentuk
izin mendirikan bangunan oleh Pemerintah Daerah
berdasarkan asas kelayakan administrasi dan teknis, prinsip
pelayanan prima, serta tata laksana pemerintahan yang baik;
36. Perubahan rencana teknis bangunan gedung yang terjadi pada
tahap pelaksanaan harus dilakukan oleh dan/atau atas
persetujuan perencana teknis bangunan gedung, dan diajukan
terlebih dahulu kepada instansi yang berwenang untuk
mendapatkan pengesahan;
37. Untuk bangunan gedung fungsi khusus izin mendirikan
bangunannya ditetapkan oleh Pemerintah setelah
berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah;
38. Suatu bangunan gedung dinyatakan laik fungsi apabila telah
dilakukan pengkajian teknis terhadap pemenuhan seluruh
persyaratan teknis bangunan gedung, dan Pemerintah Daerah
mengesahkannya dalam bentuk sertifikat laik fungsi bangunan
gedung;
39. Persetujuan rencana teknis bangunan gedung yang telah
memenuhi persyaratan merupakan kewajiban dan tanggung
jawab yang melekat pada Pemerintah Daerah;
40. Persetujuan dari Pemerintah Daerah atas rencana teknis
bengunan gedung yang telah memenuhi persyaratan diperoleh
secara Walikota Administrasi dari instansi berwenang;
41. Standar Teknis Struktur Bangunan Gedung mengacu pada
peraturan-peraturan sebagai berikut:
a. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung SNI 03-2847-2013;
b. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung SNI 1726-2012;
c. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung
dan Struktur Lainnya SNI 1727-2013;
d. Tata Cara Perencanaan Strutur Baja untuk Bangunan
Gedung SNI 1729-2015;
42. Standar Teknis Struktur Fasilitas Pelabuhan Laut mengacu
pada Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
OT.101/2/DJPL-15 Tahun 2015 tentang Penetapan Tata Cara
Perhitungan Struktur Fasilitas Perhubungan Laut.

11. KELUARAN DAN Keluaran yang diinginkan dari pekerjaan Penyusunan Detail
LAPORAN KEMAJUAN Engineering dan Design (DED) Pelabuhan Pulau Harapan dan Pulau
PEKERJAAN Panggang ini adalah berupa laporan dari setiap tahapan yang
dilakukan oleh konsultan dalam bentuk hardcopy dan softcopy yang
dapat dijadikan sebagai dokumen lelang pelaksanaan pembangunan
Pengembangan Pelabuhan Pulau Harapan dan Pulau Panggang.
Sebagai Kontrol dan pertanggung jawaban dari pelaksanaan
pekerjaan Penyusunan DED Pengembangan Pelabuhan Pulau
Harapan dan Pulau Panggang ini adalah adanya pelaporan yang
diberikan secara bertahap sesuai dengan tahapan penyelesaian
pekerjaan, yaitu:
a. Laporan Pendahuluan
Laporan ini harus disampaikan oleh konsultan selambat-
lambatnya di pertengahan bulan ke-2 sejak diterbitkannya SPMK,
sebanyak 5 (lima) buku untuk setiap pelabuhan, total 10 (sepuluh)
buku untuk 2 (dua) pelabuhan dan 1 (satu) Harddisk Eksternal 1
TB, yang berisi Tahap Persiapan dan Penyusunan Konsepsi
Perancangan, yaitu:
1. Rencana kerja terinci, berupa metode pelaksanaan, urutan
kegiatan, jadwal pelaksanaan kegiatan, peralatan yang
digunakan, dan tenaga ahli yang digunakan;
2. Data-data sekunder dan hasil survey pendahuluan;
3. Hasil survey lapangan, yaitu peta topografi, Gambar survey
bathimetri dalam kertas A0 dan Laporan Penyelidikan Tanah;
4. Laporan Perencanaan Bangunan/Gedung yang meliputi
program fungsi dan kebutuhan ruang, konsep skematik
rencana teknis pelaksanaan pekerjaan perencanaan, dan
konsep Gambar Perencanaan Arsitektur (GPA) yang
merupakan persyaratan pembuatan IMB.
b. Laporan Akhir
Laporan ini harus disampaikan oleh konsultan selambat-
lambatnya di akhir bulan ke-6 sejak diterbitkannya SPMK,
sebanyak 5 (lima) buku untuk setiap pelabuhan, total 10 (sepuluh)
buku untuk 2 (dua) pelabuhan, yang merupakan hasil perbaikan
dari Laporan Draft Final berdasarkan hasil pembahasan dengan
tim pemberi tugas, yaitu:
1. Rangkuman semua data-data dan hasil analisis yang termuat
dalam Laporan Pendahuluan dan Laporan Antara;
2. Laporan Final perhitungan-perhitungan yang diperlukan:
perencanaan gedung (arsitektur, struktur, mekanikal,
elektrikal, landscape, dan utilitas lainnya), perencanaan
pengerukan kolam pelabuhan, perencanaan dermaga dan
pemecah gelombang;
3. Laporan Final metode kerja pelaksanaan pembangunan
beserta analisa rencana operasional pelabuhan selama
pelaksanaan konstruksi;
4. Petunjuk penggunaan, pemeliharaan dan perawatan
bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut
peralatan dan perlengkapan mekanikal elektrikal bangunan.
c. Laporan Teknis/Khusus
Laporan ini merupakan Dokumen Pelaksanaan Lelang, harus
disampaikan oleh konsultan selambat-lambatnya di akhir bulan
ke-6 sejak diterbitkannya SPMK, sebanyak 5 (lima) buku untuk
setiap pelabuhan, total 10 (sepuluh) buku untuk 2 (dua) pelabuhan
yang terdiri dari:
1. Dokumen Persyaratan Administrasi/Umum;
2. Dokumen Spesifikasi Teknis dan Khusus (jika diperlukan) atau
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang dilengkapi
dengan spesifikasi bahan-bahan bangunan yang akan
digunakan;
3. Gambar Perencanaan dalam format A3;
4. Dokumen Daftar Volume Pekerjaan/Bill of Quantity (BoQ);
5. Dokumen Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yang dilengkapi
dengan analisa rincian volume pekerjaan, analisa harga
satuan pekerjaan, daftar material yang dibutuhkan, daftar alat
yang digunakan, survey harga pasar yang mendasari
pembentukan RAB.
6. Rancangan Konseptual Sistem Management Keselamatan
Konstruksi (SMKK) dan biaya penerapan SMKK.
d. Penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
Konsultan bertanggung jawab terhadap proses penerbitan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) sampai selesai.

12. PERALATAN, Peralatan, material, personel dan fasilitas untuk mendukung


MATERIAL, PERSONEL pelaksanaan kegiatan ini tidak disiapkan oleh Pejabat Pembuat
DAN FASILITAS DARI Komitmen, kecuali personel pendamping perencanaan.
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN
13. JANGKA WAKTU Jangka waktu penyelesaian pekerjaan Penyusunan Detail
PENYELESAIAN Engineering Design (DED) Pengembangan Pelabuhan Pulau
PEKERJAAN Harapan dan Pulau Panggang adalah selama 5 (lima) bulan kalender
terhitung sejak penandatanganan kontrak.

14. PERSYARATAN TEKNIS Persyaratan teknis peralatan minimal yang disiapkan oleh Penyedia
PERALATAN Jasa Konsultansi dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Persyaratan Teknis Peralatan


No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Keterangan

Manual setting temperature


Milik/sewa/
1. Total Station and pressure; Coaxial 1 unit
Sewa beli
tangent; dan clamb knobs.
Channels: 555, multi
frequency;
GPS Milik/sewa/
2. GPS tracking; GLONASS 1 unit
Geodetic Sewa beli
tracking; BeiDou tracking;
dan Galileo tracking.

15. PERSONEL YANG Untuk melaksanakan tugas ini Tim Penyedia Jasa Konsultansi
DIBUTUHKAN menyediakan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung dengan jadwal
penugasan dapat dilihat pada Lampiran 1.
Kualifikasi dan posisi tenaga ahli maupun tenaga pendukung yang
dibutuhkan beserta lamanya pengalaman kerja dalam bidang yang
sesuai dengan kajian ini dapat dilihat secara terpisah pada Tabel 2
dan Tabel 3.
Tabel 2. Tenaga Ahli yang Dibutuhkan
Spesifikasi Tahun
Jumlah Bulan
No Uraian Sertifikat Pengala
Pendidikan Personel Kerja
Keahlian man
1 Tenaga Ahli S1 Teknik Sipil Ahli Teknik 10 1 (satu) 5
Madya Bangunan Tahun Orang
(Team Gedung (201)/
Leader) SIP.01.008.8
Sertifikasi
yang
terakreditasi
2 Tenaga Ahli S1 Teknik Sipil Memiliki SKA 4 Tahun 1 (satu) 5
Muda / Ahli Ahli Teknik Orang
Dermaga Dermaga
(208)/
SIP.04.008.8
dari Lembaga
Sertifikasi
yang
terakreditasi
3 Tenaga Ahli S1 Teknik Sipil Ahli Teknik 3 Tahun 1 (satu) 5
Muda / Ahli Bangunan Orang
Muda Teknik Gedung (201)/
Bangunan SIP.01.007.7
Gedung Sertifikasi
yang
terakreditasi
4 Tenaga Ahli S1 Teknik Memiliki SKA 3 Tahun 1 (satu) 5
Muda / Ahli Arsitek Arsitek (101)/ Orang
Arsitektur ARS.01.001.7
dari Lembaga
Sertifikasi
yang
terakreditasi
5 Tenaga Ahli S1 Ahli Memiliki SKA 3 Tahun 1 (satu) 5
Muda Kontruksi K3 Kontruksi Orang
(Tenaga Ahli (603)/
MPK.02.004.7
K3
dari lembaga
Kontruksi) sertifikasi yang
terakreditasi
6 Tenaga Ahli S1 Teknik Memiliki SKA 3 Tahun 1 (satu) 5
Muda Mesin Ahli Teknik Orang
(Tenaga Ahli Mekanikal
dalam Gedung
Teknik
(305)/
Mekanikal) MEK.05.007.8
dari Lembaga
Sertifikasi
yang
terakreditasi
7 Tenaga Ahli S1 Teknik Memiliki SKA 3 Tahun 1 (satu) 5
Muda Elektro Ahli Teknik Orang
(Tenaga Ahli Elektronika
dan
Teknik
Telekomunika
Elektrikal) si dalam
Gedung (405)/
MEJ.05.009.8
dari Lembaga
Sertifikasi
yang
terakreditasi
8 Tenaga Ahli S1 Teknik Memiliki SKA 3 Tahun 1 (satu) 5
Muda Ahli Geoteknik Orang
(Tenaga Ahli (216) )/
SIP.15.006.7
Geoteknik)
dari Lembaga
Sertifikasi
yang
terakreditasi
9 Tenaga Ahli S1 Teknik Memiliki SKA 3 Tahun 1 (satu) 5
Muda Teknik Orang
(Plumbing) Plumbing
(303)/
MEK.02.004.7
dari Lembaga
Sertifikasi
yang
terakreditasi
10 Tenaga Ahli S1 Teknik Memiliki SKA 3 Tahun 1 (satu) 5
Muda Geodesi Ahli Geodesi Orang
(Tenaga Ahli (217) )/
SIP.16.006.7
Geodesi)
dari Lembaga
Sertifikasi
yang
terakreditasi

Keterangan:
A. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung melampirkan:
1. Daftar Riwayat Hidup personil/Referensi kerja dari Pejabat
Penandatangan Kontrak;
2. Surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan;
3. Pindaian (scan) ijazah asli atau legalisir, NPWP, dan
sertifikat professional.
Tabel 3. Tenaga Pendukung yang Dibutuhkan

SPESIFIKASI
SERTIFI TAHUN
JUMLAH DURASI
No URAIAN KASI PENGALA
PENDIDIKAN PERSONEL KERJA
KEAHLI MAN
AN
5 Bulan
a. Surveyor D3/S0 Teknik minimal 3 2 (dua)
-
Topografi Geodesi tahun Orang

5 Bulan
b. Surveyor D3/S0 Teknik minimal 3 2 (dua)
-
Bathimetri Geodesi tahun Orang

5 Bulan
c. CAD/CAM minimal 5 4 (empat)
D3/SMK/ SMA -
Operator tahun Orang

Computer 5 Bulan
Minimal 2 1 (satu)
d. Operator/ D1/SMA/ SMK -
Tahun Orang
Typist

Keterangan:
B. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung melampirkan:
1. Daftar Riwayat Hidup personil/Referensi kerja dari Pejabat
Penandatangan Kontrak;
2. Surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan;
3. Pindaian (scan) ijazah asli atau legalisir, NPWP, dan
sertifikat professional.

Adapun tugas dan tanggung jawab dari tenaga-tenaga ahli yang


terlibat adalah :
1. Ketua Tim/Team Leader, bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pekerjaan dan bertugas merencanakan,
mengkoordinasikan, dan melaksanakan pekerjaan, yang
mempunyai tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:
a. Menterjemahkan keinginan pemberi tugas untuk pekerjaan
kajian ini seperti telah diungkapkan pada Kerangka Acuan
Kerja (KAK);
b. Mengkoordinir dan mengalokasikan pekerjaan sesuai
dengan keahlian yang dimiliki oleh setiap tenaga ahli;
c. Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan (metodologi
kegiatan), baik dalam tahap pengumpulan data, pengolahan,
dan penyajian akhir dari hasil keseluruhan kegiatan studi;
d. Menyusun program dan rencana kerja serta jadual
penugasan tenaga ahli;
e. Membuat schedule kegiatan dan memonitor progress
kegiatan yang dilakukan tenaga ahli;
f. Menyiapkan perencanaan manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) proyek;
g. Menyiapkan perencanaan manajemen risiko proyek;
h. Mengkoordinasikan semua komunikasi lisan maupun tertulis
dengan Pemberi Tugas sehubungan dengan aspek teknis
yang berkaitan;
i. Bertanggung jawab atas semua bentuk laporan yang diminta
pemberi tugas (yang terdapat didalam KAK), termasuk aspek
administrasi, teknik dan keuangan;
j. Mengarahkan seluruh anggota team dalam menyiapkan
laporan yang diperlukan;
k. Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan
instansi terkait;
l. Memantau, mengevaluasi dan menyelesaikan seluruh
kegiatan studi;
m. Membuat perkiraan biaya, analisa harga satuan pekerjaan
dan membuat perhitungan volume/kuantitas item pekerjaan
yang akan digunakan;
n. Melakukan perencanaan Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
dan kerangka Acuan Kerja (KAK);
o. Melakukan Survey harga pasar dan harga satuan DKI
Jakarta;
p. Menyiapkan kelengkapan dokumen lelang;
q. Melaksanakan diskusi dengan tim maupun presentasi
dengan pihak pemberi tugas.

2. Ahli Muda Teknik Dermaga


Bertanggung jawab untuk:
a. Membantu Ketua Tim dalam mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan sesuai dengan bidang keahlian;
b. Mengendalikan kegiatan perencanaan bangunan agar tepat
mutu, volume dan waktu sesuai ketentuan yang telah
ditentukan dalam KAK dan dokumen kontrak kerja;
c. Melaporkan kepada Ketua Tim terhadap critical path,
mengevaluasi penyebab-penyebabnya dan memberikan
saran tindakan yang harus diambil agar kemajuan kegiatan
berjalan sesuai waktu dan rencana;
d. Memeriksa, meneliti, mengevaluasi, dan bertanggung jawab
terhadap seluruh produk perencanaan yang dilakukan;
e. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan survey bathimetri
f. Membuat kerangka umum/konsep rencana dermaga,
pemecah gelombang dan pengerukan kolam labuh, beserta
pengembangan disainnya;
g. Melakukan analisa yang berkenaan dengan perencanaan
teknis (DED) dermaga, pemecah gelombang dan
pengerukan kolam labuh;
h. Melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pengumpulan data Harga Satuan Bahan dan Upah sesuai
bidang keahliannya (dermaga, pemecah gelombang dan
pengerukan kolam labuh);
i. Menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan sesuai bidang
keahliannya (dermaga, pemecah gelombang dan
pengerukan kolam labuh);
j. Membuat perhitungan kuantitas pekerjaan bangunan/gedung
sesuai bidang keahliannya (dermaga, pemecah gelombang
dan pengerukan kolam labuh);
k. Membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi, serta harus
menjamin bahwa data perhitungan analisa harga satuan dan
perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah
benar dan akurat;
l. Melakukan tahapan konsultasi dengan Pemberi Tugas dan
atau instansi terkait dengan pekerjaan;
m. Membuat/menyusun perencanaan dan prarancangan
(Schematic Design), dari awal pra desain sampai dengan
detail pengembangan perancangan, pengembangan
rancangan dan gambar rencana;
n. Memeriksa, meneliti, mengevaluasi, dan bertanggung jawab
terhadap seluruh produk perencanaan yang dilakukan;
o. Memeriksa dan meneliti keselarasan antar bidang keahlian,
sehingga didapat hasil yang selaras dan akurat;
p. Mengumpulkan dan mengolah data informasi lapangan serta
informasi lain yang diperlukan untuk kemudian diperiksa,
diteliti, dianalisa dan dikembangkan dalam produk
perencanaan;
q. Mengikuti rapat koordinasi terkait kegiatan perencanaan;
r. Membantu Ketua Tim dalam menyusun risalah rapat dan
pelaporan sesuai dengan tahapannya.

3. Ahli Muda Teknik Bangunan Gedung


Bertanggung jawab untuk:
a. Membantu Ketua Tim dalam mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan sesuai dengan bidang keahlian;
b. Melaporkan kepada Ketua Tim terhadap critical path,
mengevaluasi penyebab-penyebabnya dan memberikan
saran tindakan yang harus diambil agar kemajuan kegiatan
berjalan sesuai waktu dan rencana;
c. Mengendalikan kegiatan perencanaan bangunan agar tepat
mutu, volume dan waktu sesuai ketentuan yang telah
ditentukan dalam KAK dan dokumen kontrak kerja;
d. Melakukan kajian dan perencanaan sesuai dengan bidang
keahlian;
e. Membuat kerangka umum/konsep rencana struktur, dan
pengembangan disainnya;
f. Melakukan analisa yang berkenaan dengan perencanaan
teknis (DED) struktur gedung/ bangunan;
g. Melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pengumpulan data Harga Satuan Bahan dan Upah sesuai
bidang keahliannya (struktur dan arsitektur);
h. Menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan sesuai bidang
keahliannya (struktur dan arsitektur);
i. Membuat perhitungan kuantitas pekerjaan bangunan/gedung
sesuai bidang keahliannya (struktur dan arsitektur);
j. Membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi, serta harus
menjamin bahwa data perhitungan analisa harga satuan dan
perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah
benar dan akurat;
k. Melakukan tahapan konsultasi dengan Pemberi Tugas dan
atau instansi terkait dengan pekerjaan;
l. Membuat/menyusun perencanaan dan prarancangan
(Schematic Design), dari awal pra desain sampai dengan
detail pengembangan perancangan, pengembangan
rancangan dan gambar rencana;
m. Memeriksa, meneliti, mengevaluasi, dan bertanggung jawab
terhadap seluruh produk perencanaan yang dilakukan;
n. Memeriksa dan meneliti keselarasan antar bidang keahlian,
sehingga didapat hasil yang selaras dan akurat;
o. Mengumpulkan dan mengolah data informasi lapangan serta
informasi lain yang diperlukan untuk kemudian diperiksa,
diteliti, dianalisa dan dikembangkan dalam produk
perencanaan;
p. Mengikuti rapat koordinasi dan sidang terkait kegiatan
perencanaan;
q. Membantu Ketua Tim dalam menyusun risalah rapat dan
pelaporan sesuai dengan tahapannya.

4. Ahli Muda Arsitek


Bertanggung jawab untuk:
a. Membantu Ketua Tim dalam mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan sesuai dengan bidang keahlian;
b. Mengendalikan kegiatan perencanaan bangunan agar tepat
mutu, volume dan waktu sesuai ketentuan yang telah
ditentukan dalam KAK dan dokumen kontrak kerja;
c. Melaporkan kepada Ketua Tim terhadap critical path,
mengevaluasi penyebab-penyebabnya dan memberikan
saran tindakan yang harus diambil agar kemajuan kegiatan
berjalan sesuai waktu dan rencana;
d. Memeriksa, meneliti, mengevaluasi, dan bertanggung jawab
terhadap seluruh produk perencanaan yang dilakukan;
e. Memeriksa dan meneliti keselarasan antar bidang keahlian,
sehingga didapat hasil yang selaras dan akurat;
f. Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pada bidangnya;
g. Mendukung dan memberi input desain arsitektur dan
landscape;
h. Membuat kerangka umum/konsep rencana arsitektur
termasuk landscape, dan pengembangan disainnya;
i. Melakukan analisa yang berkenaan dengan perencanaan
teknis arsitektur gedung/bangunan;
j. Bertanggung jawab dalam penyusunan Gambar
Perencanaan Arsitektur (GPA) yang merupakan persyaratan
pembuatan IMB dan Gambar Perencanaan terkait arsitektur
gedung dan landscape;
k. Mengumpulkan dan mengolah data informasi lapangan serta
informasi lain yang diperlukan untuk kemudian diperiksa,
diteliti, dianalisa dan dikembangkan dalam produk
perencanaan;
l. Mengikuti rapat koordinasi dan sidang terkait kegiatan
perencanaan;
m. Membantu Ketua Tim dalam menyusun risalah rapat dan
pelaporan sesuai dengan tahapannya.

5. Ahli Muda K3 Konstruksi


Bertanggung jawab untuk:
a. Membuat rancangan konseptual SMKK dan biaya penerapan
SMKK;
b. Mengidentifikasi bahaya pada tiap proses pekerjaan
kontruksi;
c. Menerapkan evaluasi kinerja keselamatan konstruksi;
d. Rencana tindakan yang tertuang dalam sasaran dan program
e. Pemenuhan standard dan peraturan perundangan
keselamatan kontruksi;
f. Mengestimasi biaya Rencana Keselamatan Konstruksi
(RKK).

6. Ahli Muda Teknik Elektrikal


Bertanggung jawab untuk:
a. Membantu Ketua Tim dalam mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan sesuai dengan bidang keahlian;
b. Melaporkan kepada Ketua Tim terhadap critical path,
mengevaluasi penyebab-penyebabnya dan memberikan
saran tindakan yang harus diambil agar kemajuan kegiatan
berjalan sesuai waktu dan rencana;
c. Mengendalikan kegiatan perencanaan bangunan agar tepat
mutu, volume dan waktu sesuai ketentuan yang telah
ditentukan dalam KAK dan dokumen kontrak kerja;
d. Melakukan kajian dan perencanaan sesuai dengan bidang
keahlian;
e. Mendukung dan memberi input design sistem elektrikal dan
telekomunikasi;
f. Membuat kerangka umum/konsep rencana sistem elektrikal
dan telekomunikasi, dan pengembangan desainnya;
g. Melakukan analisa yang berkenaan dengan perencanaan
teknis sistem elektrikal dan telekomunikasi
gedung/bangunan;
h. Melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pengumpulan data Harga Satuan Bahan dan Upah sesuai
bidang keahliannya (elektrikal dan telekomunikasi);
i. Menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan sesuai bidang
keahliannya (elektrikal dan telekomunikasi);
j. Membuat perhitungan kuantitas pekerjaan bangunan/gedung
sesuai bidang keahliannya (elektrikal dan telekomunikasi);
k. Membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi, serta harus
menjamin bahwa data perhitungan analisa harga satuan dan
perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah
benar dan akurat;
l. Melakukan tahapan konsultasi dengan Pemberi Tugas dan
atau instansi terkait dengan pekerjaan;
m. Memeriksa, meneliti, mengevaluasi, dan bertanggung jawab
terhadap seluruh produk perencanaan yang dilakukan;
n. Memeriksa dan meneliti keselarasan antar bidang keahlian,
sehingga didapat hasil yang selaras dan akurat;
o. Mengumpulkan dan mengolah data informasi lapangan serta
informasi lain yang diperlukan untuk kemudian diperiksa,
diteliti, dianalisa dan dikembangkan dalam produk
perencanaan;
p. Mengikuti rapat koordinasi dan sidang terkait kegiatan
perencanaan;
q. Membantu Ketua Tim dalam menyusun risalah rapat dan
pelaporan sesuai dengan tahapannya.

7. Ahli Muda Teknik Mekanikal,


Bertanggung jawab untuk:
a. Membantu Ketua Tim dalam mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan sesuai dengan bidang keahlian;
b. Melaporkan kepada Ketua Tim terhadap critical path,
mengevaluasi penyebab-penyebabnya dan memberikan
saran tindakan yang harus diambil agar kemajuan kegiatan
berjalan sesuai waktu dan rencana;
c. Mengendalikan kegiatan perencanaan bangunan agar tepat
mutu, volume dan waktu sesuai ketentuan yang telah
ditentukan dalam KAK dan dokumen kontrak kerja;
d. Melakukan kajian dan perencanaan sesuai dengan bidang
keahlian;
e. Mendukung dan memberi input design mekanikal;
f. Membuat kerangka umum/konsep rencana mekanikal, dan
pengembangan desainnya;
g. Melakukan analisa yang berkenaan dengan perencanaan
teknis mekanikal gedung/bangunan;
h. Melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pengumpulan data Harga Satuan Bahan dan Upah sesuai
bidang keahliannya (mekanikal);
i. Menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan sesuai bidang
keahliannya (mekanikal);
j. Membuat perhitungan kuantitas pekerjaan bangunan/gedung
sesuai bidang keahliannya (mekanikal);
k. Membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi, serta harus
menjamin bahwa data perhitungan analisa harga satuan dan
perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah
benar dan akurat;
l. Melakukan tahapan konsultasi dengan Pemberi Tugas dan
atau instansi terkait dengan pekerjaan;
m. Memeriksa, meneliti, mengevaluasi, dan bertanggung jawab
terhadap seluruh produk perencanaan yang dilakukan;
n. Memeriksa dan meneliti keselarasan antar bidang keahlian,
sehingga didapat hasil yang selaras dan akurat;
o. Mengumpulkan dan mengolah data informasi lapangan serta
informasi lain yang diperlukan untuk kemudian diperiksa,
diteliti, dianalisa dan dikembangkan dalam produk
perencanaan;
p. Mengikuti rapat koordinasi dan sidang terkait kegiatan
perencanaan;
q. Membantu Ketua Tim dalam menyusun risalah rapat dan
pelaporan sesuai dengan tahapannya.

8. Ahli Muda Geoteknik


Bertanggung jawab untuk:
a. Membantu Ketua Tim dalam mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan sesuai dengan bidang keahlian;
b. Melakukan tahapan konsultasi dengan Pemberi Tugas dan
atau instansi terkait dengan pekerjaan;
c. Melakukan survey pendahuluan terkait penyelidikan tanah;
d. Melakukan koordinasi dengan surveyor untuk melaksanakan
survey lapangan terkait penyelidikan tanah;
e. Melakukan inventaris dan penanganan permasalahan dalam
pelaksanaan survey;
f. Memeriksa dan meneliti keselarasan antar bidang keahlian,
sehingga didapat hasil yang selaras dan akurat;
g. Mengumpulkan dan mengolah data informasi lapangan serta
informasi lain yang diperlukan untuk kemudian diperiksa,
diteliti, dianalisa dan dikembangkan dalam produk
perencanaan;
h. Mengikuti rapat koordinasi terkait kegiatan perencanaan;
i. Melakukan kendali mutu dalam setiap keluaran yang
dihasilkan.

9. Ahli Muda Plumbing


Bertanggung jawab untuk:
a. Membantu Ketua Tim dalam mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan sesuai dengan bidang keahlian;
b. Melakukan tahapan konsultasi dengan Pemberi Tugas dan
atau instansi terkait dengan pekerjaan;
c. Melakukan survey pendahuluan terkait topografi;
d. Melakukan koordinasi dengan surveyor untuk melaksanakan
survey lapangan terkait topografi;
e. Melakukan inventaris dan penanganan permasalahan dalam
survey;
f. Memeriksa dan meneliti keselarasan antar bidang keahlian
sehingga didapat hasil yang selaras dan akurat;
g. Mengumpulkan dan mengolah data informasi lapangan serta
informasi lain yang diperlukan untuk kemudian diperiksa,
diteliti, dianalisa dan dikembangkan dalam produk
perencanaan;
h. Mengikuti rapat koordinasi terkaitkegiatan perencanaan;
i. Melakukan kendali mutu dalam setiap keluaran yang
dihasilkan.
10. Ahli Muda Geodesi
Bertanggung jawab untuk:
a. Membantu Ketua Tim dalam mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan sesuai dengan bidang keahlian;
b. Melakukan tahapan konsultasi dengan Pemberi Tugas dan
atau instansi terkait dengan pekerjaan;
c. Melakukan survey pendahuluan terkait topografi;
d. Melakukan koordinasi dengan surveyor untuk melaksanakan
survey lapangan terkait topografi;
e. Melakukan inventaris dan penanganan permasalahan dalam
survey;
f. Memeriksa dan meneliti keselarasan antar bidang keahlian
sehingga didapat hasil yang selaras dan akurat;
g. Mengumpulkan dan mengolah data informasi lapangan serta
informasi lain yang diperlukan untuk kemudian diperiksa,
diteliti, dianalisa dan dikembangkan dalam produk
perencanaan;
h. Mengikuti rapat koordinasi terkaitkegiatan perencanaan;
i. Melakukan kendali mutu dalam setiap keluaran yang
dihasilkan.

Tenaga-tenaga pendukung yang dibutuhkan dalam kegiatan


Peyusunan Detail Engineering dan Design (DED) Pengembangan
Pengembangan Pelabuhan Pulau Harapan dan Pulau Panggang ini
adalah :
a. Surveyor
Bertanggung jawab untuk:
1. Melaksanakan kegiatan survei serta pengumpulan data
primer antara lain survey bathimetri, dan survey topografi;
2. Menentukan referensi yang digunakan berdasarkan
petunjuk Direksi/Pemilik pekerjaan;
3. Melakukan analisis data serta memberikan masukan dan
koreksi terhadap hasil gambar dibandingkan dengan data
pengukuran.

b. CAD Operator
mempunyai tanggung jawab antara lain:
1. Melakukan penggambaran sesuai data sekunder dan data
primer yang diperoleh dari hasil pengukuran/analisis
survey yang telah dilakukan;
2. Membantu mensinkronisasi gambar dengan hasil revisi dan
evaluasi dari konsultan perencana serta menyesuaikan
dengan kondisi dilapangan;
3. Membantu membuat gambar sketsa dan detail bangunan
sampai dengan detail 3 dimensi;
4. Membantu mengaplikasikan gambar dengan jenis-jenis
material bangunan dan dapat mengoperasikan software yang
digunakan.
c. Operator Komputer
Tanggung jawab antara lain:
1. Membantu Ketua Tim dalam melaksanakan kegiatan
penelitian;
2. Melakukan Input dan Output data komputer dan menganalisa
sesuai petunjuk;
3. Mendukung kelancaran operasional selama pelaksanaan
kegiatan, khususnya untuk proses administrasi kegiatan yang
berkaitan dengan korespondensi/surat-menyurat, notulensi
rapat, penyusunan laporan serta hal-hal lain yang diperlukan
tim;
4. Bertanggung jawab terhadap kualitas pekerjaan kepada
Ketua Tim.

16. JADWAL TAHAPAN Jadwal tahapan pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada Lampiran
PELAKSANAAN 2, dengan penjelasan tahapan sebagai berikut:
PEKERJAAN 1. Tahap Persiapan dan Penyusunan Konsepsi Perancangan,
merupakan tahap awal pelaksanaan pekerjaan yang berlangsung
di bulan ke-1 sampai dengan pertengahan bulan ke-2 untuk
menyusun rencana kerja, survey pendahuluan, pengumpulan
data sekunder, koordinasi dengan instansi terkait, survey
lapangan (topografi, bathimetri, penyelidikan tanah) dan
penyusunan konsep awal perencanaan;
2. Tahap Penyusunan Pra Rancangan, merupakan tahap
penentuan metode pembangunan, penyusunan konsep
perencanaan terminal penumpang, perencanaan pengerukan
kolam labuh dan perencanaan dermaga beserta pemecah
gelombang. Tahap ini berlangsung di pertengahan bulan ke-2
sampai dengan akhir bulan ke-3 setelah pekerjaan dimulai;
3. Tahap Penyusunan Pengembangan Rancangan, dilaksanakan
pada bulan ke-4 sampai dengan pertengahan bulan ke-5,
merupakan tahap pengembangan konsep perencanaan berupa
pembuatan gambar rencana, penentuan metode konstruksi, dan
draft biaya konstruksi;
4. Tahap Penyusunan Rencana Detail, dilaksanakan pada
pertengahan bulan ke-5 sampai dengan bulan ke-6, merupakan
tahap penyiapan dokumen tender berupa perhitungan Rencana
Anggaran Biaya (RAB), Daftar Kuantitas (BoQ), Analisa Harga
Satuan, Dokumen Persyaratan Administrasi/Umum, Spesifikasi
Teknis dan Khusus (jika diperlukan)/RKS, dan Gambar
Perencanaan.

17. KUALIFIKASI PENYEDIA A. Syarat Kualifikasi Administrasi/Legalitas:


JASA 1. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk
menjalankan kegiatan/usaha:
a. peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan
usaha di bidang jasa konstruksi;
b. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi
Usaha Menengah serta disyaratkan sub bidang klasifikasi/
layanan, sebagai berikut:
▪ Klasifikasi bidang Perencanaan Arsitektur,
subklasifikasi AR102 Jasa Desain Arsitektural atau
AR002 Jasa Arsitektural Lainnya dalam KBLI 71101;
dan
▪ Klasifikasi bidang Perencanaan Rekayasa
subklasifikasi RE102 Jasa Desain Rekayasa untuk
Konstruksi Pondasi serta Struktur Bangunan atau
RK002 Jasa Rekayasa Pekerjaan Teknik Sipil Sumber
Daya Air dalam KBLI 71102.
2. Mempunyai status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan
hasil Konfirmasi Status Wajib Pajak minimal Tahun 2021.
3. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri
pada Kontrak yang dibuktikan dengan:
a. Akta Pendirian Perusahaan dan/atau perubahannya;
b. Surat Kuasa apabila dikuasakan;
c. Bukti bahwa yang diberikan kuasa merupakan pegawai
tetap (apabila dikuasakan); dan
d. Kartu Tanda Penduduk.
4. Menyetujui Pernyataan Pakta Integritas meliputi:
a. Tidak akan melakukan praktik korupsi, kolusi, dan/atau
nepotisme;
b. Akan melaporkan kepada PA/KPA/APIP jika mengetahui
terjadinya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam
proses pengadaan ini;
c. Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih,
transparan, dan profesional untuk memberikan hasil kerja
terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
d. Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam huruf a,
b, dan c maka bersedia dikenakan sanksi administratif,
dikenakan sanksi Daftar Hitam, digugat secara perdata
dan/atau dilaporkan secara pidana sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
5. Menyetujui surat pernyataan peserta yang berisi:
a. yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan;
b. badan usaha tidak sedang dikenakan sanksi daftar hitam;
c. yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak
sedang dalam menjalani sanksi daftar hitam lain;
d. keikutsertaan yang bersangkutan tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan;
e. yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana;
f. pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai
pegawai Kementerian/ Lembaga/Perangkat Daerah atau
sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/ Perangkat
Daerah yang sedang mengambil cuti diluar tanggungan
Negara;
g. pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang
tercantum dalam Dokumen Kualifikasi;
h. data kualifikasi yang diisikan benar, dan jika dikemudian
hari ditemukan bahwa data/dokumen yang disampaikan
tidak benar dan ada pemalsuan maka direktur
utama/pimpinan perusahaan/pimpinan koperasi, atau
kepala cabang, dan seluruh anggota Kemitraan bersedia
dikenakan sanksi administratif, sanksi pencantuman
dalam daftar hitam, gugatan secara perdata, dan/atau
pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Dalam hal Peserta melakukan Kemitraan harus mempunyai
perjanjian Kemitraan.

B. Syarat Kualifikasi Teknis:


1. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan jasa
konsultansi konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun
terakhir, baik di lingkungan pemerintah atau swasta
termasuk pengalaman subkontrak;
2. Memiliki pengalaman mengerjakan pekerjaan sejenis:
a) Usaha Menengah pekerjaan sejenis berdasarkan
subklasifikasi (AR102/AR002 atau RE102/RK002).
3. Memiliki pengalaman mengerjakan pekerjaan sejenis
dalam waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir.
Dalam hal peserta melakukan KSO, maka:
1. Setiap perusahaan yang tergabung dalam KSO harus
memenuhi persyaratan kualifikasi administrasi legalitas
sebagaimana dimaksud pada poin A, kecuali angka 1
huruf b;
2. Persyaratan memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU)
sebagaimana dimaksud poin A angka 1 huruf b dilakukan
secara saling melengkapi oleh seluruh anggota KSO dan
setiap anggota KSO harus memiliki salah satu SBU yang
disyaratkan.

18. METODE PENGADAAN A. Metode yang digunakan dalam pemilihan penyedia adalah metode
Seleksi Jasa Konsultansi Konstruksi Badan Usaha Prakualifikasi
Dua File Sistem Kualitas Biaya.
B. Jenis kontrak
Jenis kontrak kegiatan Jasa Konsultansi ini adalah Lumsum.

19. CARA PEMBAYARAN Kontrak lumsum cara pembayaran sekaligus setelah dilakukan Berita
Acara Serah Terima (BAST) pekerjaan.
Cara pembayaran pekerjaan adalah melalui termin dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Termin 1, sebesar 30% dari nilai kontrak yang akan dibayarkan
setelah menyerahkan dokumen pendahuluan;
2. Termin 2, sebesar 50% dari nilai kontrak yang akan dibayarkan
setelah menyerahkan dokumen Laporan Akhir berupa:
a. Detail Engineering Desain sesuai KAK; dan
b. Laporan Akhir Teknis/Khusus Dokumen Perencanaan
Pengembangan Pelabuhan Pulau Harapan dan Pulau
Panggang.
3. Termin 3, sebesar 5% dari nilai kontrak yang akan dibayarkan
setelah didapat pemenang Pekerjaan Fisik;
4. Termin 4, sebesar 15% dari nilai kontrak yang akan dibayarkan
Pekerjaan Fisik selesai dilaksanakan.

20. ALIH PENGETAHUAN Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan


pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada
personel kegiatan/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen. Untuk
setiap tahapan pelaporan minimal 2 (dua) kali pertemuan dan/atau
pembahasan, dimana dalam setiap pertemuan tersebut akan
dibuatkan berita acara asistensi yang berisi sejauh mana progres
pelaksanaan kegiatan dan hal-hal apa saja yang diperlukan untuk
penyempurnaan presentasi dan laporan. Berita acara asistensi ini
ditandatangani bersama antara pihak penyedia jasa konsultasi
dengan personel pendamping perwakilan Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK).

21. PENUTUP Kerangka Acuan Kerja ini sebagai petunjuk bagi konsultan, yang
memuat masukan azas, kriteria dan proses yang dipenuhi atau
diperhatikan dan diinterpretasikan dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan Kerangka Acuan Kerja ini diharapkan konsultan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran
yang dimaksud oleh Pemberi Tugas.

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) / Term of Reference (TOR) ini dibuat untuk dapat dijadikan
acuan dalam pelaksanaan kegiatan ini.

Jakarta, Januari 2023

Anda mungkin juga menyukai