Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN PERTAHANAN RI

BADAN SARANA PERTAHANAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PENGADAAN JASA KONSULTANSI

PERENCANAAN KONSTRUKSI
(PENGAWASAN BERKALA)

GEDUNG MAIN HALL AKMIL MAGELANG

LOKASI:
MAGELANG, PROV. JAWA TENGAH

TAHUN ANGGARAN 2023

JALAN MERDEKA BARAT NO. 13-14 JAKARTA PUSAT


TELP. 021-3829368, FAX. 021-3857329
1

KEMENTERIAN PERTAHANAN RI
BADAN SARANA PERTAHANAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


JASA KONSULTANSI PERENCANAAN KONSTRUKSI
(PENGAWASAN BERKALA)
GEDUNG MAIN HALL AKMIL MAGELANG
TAHUN ANGGARAN 2023

A. URAIAN PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam pendidikan bidang pertahanan, sarana dan prasarana dapat berguna
untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sarana dan
prasarana pendidikan adalah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu
pendidikan dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sarana dan prasarana pendidikan berperan langsung dalam proses
pembelajaran di kelas sehingga berfungsi untuk memperlancar dan mempermudah
proses transfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik. Sarana pendidikan yang
lengkap dapat memudahkan pendidik dalam menyampaikan isi pembelajaran
kepada anak didik dalam bidang pertahanan.
Gedung Mako Akmil (disebut Mainhall) merupakan gedung yang
dipergunakan sebagai Kantor Gubernur, Eselon Pimpinan dan Staf Pimpinan Akmil.
Gedung Mainhall Akmil Magelang dibangun sejak tahun 1980an yang pada saat ini
sudah kurang memadai mengingat perkembangan organisasi sesuai kebutuhan
operasional pendidikan. Oleh karena itu pada Tahun 2022 dilaksanakan
pembangunan gedung baru Mainhall Akmil di Magelang sebagai pengganti dari
Mainhall lama yang tetap dipertahankan keberadaannya.
Pembangunan Gedung Mainhall pada TA. 2022 telah terdukung anggaran
DIPA Puskon Baranahan Kemhan sebesar RP49.626.214.000,00 (empat puluh
sembilan miliar enam ratus dua puluh enam juta dua ratus empat belas ribu
rupiah) yang dilaksanakan untuk pekerjaan pondasi dan struktur gedung.
Sehubungan dengan program kerja pembangunan lanjutan Gedung Main Hall
Akmil Magelang TA. 2023, dilaksanakan kegiatan pengadaan jasa konsultansi
perencanaan konstruksi (pengawasan berkala) pembangunan Gedung Main Hall
Akmil Magelang dengan kriteria pengadaan sebagai berikut:
a. Pagu HPS pengadaan jasa konsultansi perencanaan konstruksi (pengawasan
berkala) adalah sebesar Rp224.259.000,00 (dua ratus dua puluh empat
juta dua ratus lima puluh sembilan ribu rupiah).
2

b. Alokasi biaya konstruksi sasaran pekerjaan pembangunan lanjutan Main Hall


sebesar Rp 28.984.774.500,00 (dua puluh delapan miliar sembilan ratus
delapan puluh empat juta tujuh ratus tujuh puluh empat ribu lima ratus
rupiah), yang direncanakan meliputi pekerjaan arsitektur, mekanikal elektrikal
gedung,infrastruktur sipil dan utilitas/MEP pendukung, kelengkapan
alsatri/furniture serta pekerjaan lain sesuai kebutuhan dan ketersediaan
anggaran.

2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud. KAK ini dibuat dengan maksud agar dapat dijadikan petunjuk bagi
konsultan perencana yang memuat masukan, keluaran dan proses yang
harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam
pelaksanaan tugas pengawasan berkala.
b. Tujuan. KAK ini dibuat agar Konsultan Perencana dapat melaksanakan tugas
dan tanggung-jawabnya dengan baik untuk mendapatkan hasil perencanaan
yang optimal sesuai kebutuhan.

3. Sasaran
Tercapainya hasil perencanaan pengawasan berkala pembangunan/
pengembangan Gedung Main Hall Akmil Magelang dengan baik sesuai dengan
waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan, sesuai kriteria yang ditetapkan
sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan
fisiknya.

4. Lokasi Pekerjaan

Gambar Lokasi pekerjaan Gedung Main Hall Akmil Magelang


3

5. Dasar Pelaksanaan
a. Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
b. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 11, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6018);
c. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2021 tentang Bangunan Gedung;
d. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 33);
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor: 29/PRT/M/2006 tanggal 1
Desember 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
f. Peraturan Menteri Pertahanan RI Nomor 17 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Kementerian
Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 629);
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor:
22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1433);
h. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 14 Tahun 2019 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pertahanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 314);
i. Peraturan Menteri Pertahanan RI Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pengadaan
Barang/Jasa yang Bersifat Rahasia di Lingkungan Kemhan dan TNI;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun
2022 tentang Pedoman penyusunan perkiraan biaya pekerjaan konstruksi
bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
k. Keputusan Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Nomor:
KEP/143.a/XII/2022 tanggal 30 Desember 2022 tentang Perubahan 1
Program Kerja dan Anggaran Baranahan Kemhan TA. 2023.
l. Surat Menteri Keuangan Nomor: SP DIPA – 012.01.1.683862/2023
tanggal 27 Maret 2023 tentang Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Revisi ke-04 Baranahan Kemhan.

6. Sumber Pendanaan
a. Sumber Pendanaan untuk pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi
perencanaan konstruksi (pengawasan berkala) ini berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) DIPA UO. Kemhan TA. 2023.
Besaran alokasi pendanaan untuk pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi
perencanaan konstruksi (pengawasan berkala) ini sesuai Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) adalah sebesar Rp224.259.000,00 (dua ratus dua puluh
empat juta dua ratus lima puluh sembilan ribu rupiah).
4

b. Besaran biaya pendanaan tersebut merupakan biaya tetap dan pasti serta
telah memuat seluruh biaya pekerjaan perencanaan konstruksi (pengawasan
berkala) antara lain:
1) Biaya Langsung Personel, meliputi biaya honorarium tenaga ahli
perencanaan, asisten tenaga ahli perencanaan (jika diperlukan) dan
tenaga pendukung. Tenaga ahli perencanaan dapat sekaligus sebagai
tenaga ahli pengawasan berkala.
2) Biaya Langsung Non Personel mencakup antara lain:
a) Biaya operasional antara lain mencakup biaya komunikasi, sewa
komputer/printer/ scanner, ATK dan biaya rapat;
b) Biaya akomodasi survey/peninjauan lokasi (tiket, penginapan, sewa
kendaraan);
c) Biaya Pengukuran geodetik/pemetaan (Biaya sewa peralatan
geodetik, pembuatan titik benchmark, biaya pengolahan data);
d) Biaya Penyelidikan tanah (soil test);
e) Biaya pembuatan dokumen perencanaan teknis dan laporan;
f) Biaya Asuransi atau pertanggungan (professional indemnity
insurance);
c. Biaya tersebut butir 6.b juga telah memuat/memperhitungkan biaya
keuntungan/overhead jasa konsultansi, biaya pengurusan perizinan ke
dinas/instansi yang berwenang (jika ada) serta kewajiban pajak/iuran daerah
sesuai ketentuan yang berlaku.

7. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen


PPK adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan pengadaan jasa. Sebagai PPK pada kegiatan ini adalah:
a. Nama : Ramses Limbong, S.IP., M.Si.
b. Pangkat : Brigadir Jenderal TNI
c. Jabatan : Kepala Pusat Konstruksi Badan Sarana Pertahanan
Kementerian Pertahanan RI (Kapuskon Baranahan
Kemhan)
d. Satuan Kerja : Badan Sarana Pertahanan Kemhan
e. Alamat : Gedung Jenderal A.H. Nasution Lt. 12
Jalan Medan Merdeka Barat No. 13-14 Jakarta Pusat

B. PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN KETENTUAN PENGADAAN

8. Klasifikasi, Kualifikasi Badan Usaha, Sertifikasi dan/atau Dokumen Lainnya


Sesuai dengan kerangka acuan kerja pekerjaan perencanaan kontruksi yang akan
dilaksanakan, maka klasifikasi/sub-klasifikasi Badan Usaha yang dipersyaratkan
dalam Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan Kontruksi ini adalah sebagai
berikut:
5

a. Jasa Konsultansi Konstruksi Bersifat Umum KLBI 2020, Sub-klasifikasi Jasa


Arsitektural Bangunan Hunian dan Non Hunian, Kode AR001.
b. Kualifikasi badan usaha minimal Usaha Menengah, Sub Kualifikasi M1.

9. Pengalaman Perusahaan
Dipersyaratkan pernah melaksanakan pekerjaan perencanaan konstruksi
(pengawasan berkala) bangunan gedung minimal dua lantai yang sudah selesai
dan dibuktikan dengan melampirkan salinan Kontrak Kerja/SPK serta gambar
perencanaannya.

10. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan


a. Pengawasan Berkala. Waktu penyelesaian pengawasan berkala yang
dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah tanggal hari kalender sejak
diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) setelah penandatanganan
kontrak sampai dengan pembangunan fisik selesai, serta Serah Terima
Pertama Hasil Pekerjaan Konstruksi / Provisional Hand Over (PHO).
b. Jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan setiap tahap secara rinci sebagaimana
dimaksud dalam butir Huruf D pada KAK ini.
c. Jadwal waktu penyelesaian setiap laporan dan produk sebagaimana
dimaksud dalam butir Huruf E pada KAK ini.

11. Personel / Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan


a. Dalam pekerjaan Perencanaan ini, Konsultan Perencana harus menyediakan
personel Tenaga Ahli Perencanaan dan Tenaga Pendukung yang memenuhi
kualifikasi yang dibutuhkan.
b. Daftar Personel Tenaga Ahli Perencanaan dan Tenaga Pendukung serta
Kualifikasi yang dibutuhkan untuk kegiatan jasa konsultansi perencanaan
konstruksi (pengawasan berkala) ini terdiri dari:

Posisi Tenaga Jumlah


No Kualifikasi
Ahli / Pendukung Tenaga
1 2 3 4
A Tenaga Ahli Perencanaan / Pengawasan Berkala
1. Team Leader a) Pendidikan S-1 Teknik Sipil / Arsitek 1 Orang
Universitas Negeri atau Swasta Akreditasi
minimal B;
b) Pengalaman profesional bidang perencanaan
arsitektur atau struktur bangunan non
perumahan sekurang-kurangnya 15 (lima
belas) tahun;
c) Memiliki SKA Madya Ahli Teknik Bangunan
Gedung (201) atau Ahli Arsitek (101) dari
LPJK.
2. Ahli Arsitek a) Pendidikan S-1 Teknik Arsitek Universitas 1 Orang
Negeri atau Swasta Akreditasi minimal B;
b) Pengalaman profesional bidang perencanaan
arsitektur bangunan gedung non perumahan
sekurang-kurangnya 12 (dua belas) tahun;
6

Posisi Tenaga Jumlah


No Kualifikasi
Ahli / Pendukung Tenaga
c) Memiliki SKA Muda Ahli Arsitek (101) dari
LPJK.
3. Ahli Teknik a) Pendidikan S-1 Teknik Sipil Universitas Negeri 1 Orang
Bangunan atau Swasta Akreditasi minimal B;
Gedung b) Pengalaman profesional bidang perencanaan
struktur bangunan gedung non perumahan
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun;
c) Memiliki SKA Muda Ahli Teknik Bangunan
(201) dari LPJK.
4. Ahli Teknik a) Pendidikan S-1 Teknik Mesin Universitas 1 Orang
Mekanikal Negeri atau Swasta Akreditasi minimal B;
b) Pengalaman profesional bidang perencanaan
instalasi mekanikal bangunan gedung non
perumahan sekurang-kurangnya 6 (enam)
tahun;
c) Memiliki SKA Muda Ahli Teknik Mekanikal
(301) dari LPJK.
5. Ahli Teknik a) Pendidikan S-1 Teknik Elektro Universitas 1 Orang
Tenaga Listrik Negeri atau Swasta Akreditasi minimal B;
b) Pengalaman profesional bidang perencanaan
instalasi tenaga listrik bangunan gedung non
perumahan sekurang-kurangnya 6 (enam)
tahun;
c) Memiliki SKA Muda Ahli Teknik Tenaga
Listrik (401) dari LPJK.

B Tenaga Pendukung
1. Administrasi a) Pendidikan DIII semua jurusan dengan 1 Orang
Proyek pengalaman kerja sekurang-kurangnya 3
tahun; atau
b) Pendidikan S1 dengan pengalaman kerja 0 s.d.
3 tahun.

c. Uraian Tugas dan Tanggung jawab Tenaga Ahli Perencanaan sebagai


berikut:
1) Team Leader:
a) Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pada pekerjaan
perencanaan;
b) Melakukan rapat dan koordinasi serta membina hubungan dengan
Pemberi Tugas maupun User terkait pekerjaan perencanaan yang
dilaksanakan;
c) Mengkoordinir anggota Tim, memprakarsai penyelenggaraan rapat
Tim Tenaga Ahli serta memantau seluruh hasil, proses
pelaksanaan, serta berusaha mengetahui persoalan yang
menghambat/mengganggu proses pelaksanaan pekerjaan ini dan
menyelesaikannya;
7

d) Mengadakan evaluasi tang apan terhadap KAK mengenai


perencanaan bangunan dikaitkan dengan kebijakan yang ada pada
saat ini yang meliputi mekanisme, prosedur dan pendekatannya
berdasarkan kondisi pengembangan wilayah setempat (lokasi
pembangunan) serta program/kebijakan pemerintah;
e) Memberikan masukan mengenai terkait dengan pekerjaan
perencanaan yang dilaksanakan;
f) Menyusun konsep Laporan Pendahuluan, Rencana Kerja, Jadwal
Kegiatan Perencanaan serta Alokasi Tenaga Ahli;
g) Memberikan petunjuk dan saran-saran serta mengontrol pekerjaan
Tenaga Ahli yang berada di bawah pimpinannya;
h) Merumuskan prinsip-prinsip, ketentuan-ketentuan, kriteria-kriteria,
statement serta konsep rencana arsitektur;
i) Memeriksa gambar-gambar pra-rencana (sketsa, konsep desain
dan perspektif bangunan), pengembangan rencana, rencana detail
serta dokumen perencanaan teknis dan dokumen laporan
perencanaan;
j) Membantu Kepala Satuan Kerja/PPK dalam penyusunan dokumen
pengadaan dan membantu panitia pengadaan dalam menyusun
program dan pelaksanaan pengadaan;
k) Menentukan keputusan terakhir penyelesaian masalah-masalah
pokok teknis maupun non teknis yang timbul pada proses
perencanaan maupun pengawasan berkala;
2) Ahli Teknik Bangunan Gedung:
a) Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pada bidangnya;
b) Mengidentifikasi dan merumuskan kembali ketentuan-ketentuan
teknis perencanaan struktur bangunan;
c) Mempelajari dan memberikan interpretasi terhadap KAK mengenai
perencanaan dalam bidang struktur bangunan dikaitkan dengan
ketentuan teknis umum dihadapkan dengan design requirement
yang diminta oleh Pemberi Tugas;
d) Melakukan pengumpulan data primer maupun sekunder.
Berkoordinasi dengan Pemberi Tugas, User serta Dinas Teknis
Bangunan atau Unit Satuan Kerja terkait;
e) Mengupayakan dan menyimpulkan hasil pengujian hasil survey
tanah. Penyusunan pengembangan rencana yaitu membuat
konsep dasar sistem struktur bangunan, rencana struktur beserta
uraian konsep dan perhitungannya. Menentukan outline specifi-
cations dan membuat prakiraan biaya awal biaya serta
mengidentifikasi Bill of Quantity (BQ) pekerjaan struktur;
f) Penyusunan rencana detail yaitu membuat gambar rencana detail
struktur bangunan, spesifikasi teknis dan material, merumuskan
syarat-syarat pelaksanaannya serta menyusun Rencana Anggaran
Biaya (RAB) pekerjaan struktur bersama estimator;
8

g) Menyusun bahan laporan-laporan perencanaan bidang struktur


bangunan sesuai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan;
h) Penyiapan dokumen teknis untuk pengadaan jasa konstruksi,
membantu proses pengadaan dan melaksanakan pengawasan
berkala;
i) Memecahkan permasalahan dalam bidang struktur bangunan yang
muncul dalam tahap pelaksanaan akibat kesalahan perencanaan.

3) Ahli Arsitek:
a) Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pada bidangnya;
b) Mengidentifikasi dan merumuskan kembali ketentuan-ketentuan
teknis perencanaan arsitektur bangunan/interior/lansekap;
c) Mempelajari dan memberikan interpretasi terhadap KAK mengenai
perencanaan dalam bidang arsitektur bangunan/interior/lansekap
dikaitkan dengan ketentuan teknis umum dihadapkan dengan
design requirement yang diminta oleh Pemberi Tugas;
d) Melakukan pengumpulan data primer maupun sekunder.
Berkoordinasi dengan Pemberi Tugas, User serta Dinas Teknis
Bangunan atau Unit Satuan Kerja terkait;
e) Membuat konsep pra-rencana, seperti membuat rencana tapak,
pra-rencana bangunan. Penyusunan pengembangan rencana yaitu
membuat konsep dasar rencana arsitektur bangunan/interior/
lansekap beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan trimatra.
Menentukan outline specifications dan membuat perkiraan biaya
awal serta mengidentifikasi Bill of Quantity (BQ) pekerjaan
arsitektur;
f) Penyusunan rencana detail yaitu membuat gambar rencana detail
arsitektur, spesifikasi teknis dan material, merumuskan syarat-
syarat pelaksanaannya serta menyusun Rencana Anggaran Biaya
(RAB) pekerjaan arsitektur bangunan/interior/lansekap bersama
estimator;
g) Menyusun bahan laporan-laporan perencanaan bidang arsitektur
bangunan/interior/lansekap sesuai hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan;
h) Penyiapan dokumen teknis untuk pengadaan jasa konstruksi,
membantu proses pengadaan dan melaksanakan pengawasan
berkala;
i) Memecahkan permasalahan dalam bidang arsitektur bangunan/
interior/lansekap yang muncul dalam tahap pelaksanaan akibat
kesalahan perencanaan.
4) Ahli Mekanikal/Elektrikal:
a) Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pada bidangnya;
b) Mengidentifikasi dan merumuskan kembali ketentuan-ketentuan
teknis perencanaan mekanikal/elektrikal bangunan;
9

c) Mempelajari dan memberikan interpretasi terhadap KAK mengenai


perencanaan dalam bidang mekanikal/elektrikal dikaitkan dengan
ketentuan teknis umum dihadapkan dengan design requirement
yang diminta oleh Pemberi Tugas;
d) Melakukan pengumpulan data primer maupun sekunder.
Berkoordinasi dengan Pemberi Tugas, User serta Dinas Teknis
Bangunan atau Unit Satuan Kerja terkait;
e) Membuat rencana mekanikal/elektrikal beserta uraian konsep dan
perhitungannya. Menentukan outline specifications dan membuat
perkiraan biaya awal serta mengidentifikasi Bill of Quantity (BQ)
pekerjaan mekanikal/ elektrikal;
f) Penyusunan rencana detail yaitu membuat gambar rencana detail
mekanikal/elektrikal, spesifikasi teknis dan material, merumuskan
syarat-syarat pelaksanaannya serta menyusun Rencana Anggaran
Biaya (RAB) pekerjaan mekanikal/elektrikal bersama estimator;
g) Menyusun bahan laporan-laporan perencanaan bidang mekanikal/
elektrikal sesuai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan;
h) Penyiapan dokumen teknis untuk pengadaan jasa konstruksi,
membantu proses pengadaan dan melaksanakan pengawasan
berkala;
i) Memecahkan permasalahan dalam bidang mekanikal/elektrikal
yang muncul dalam tahap pelaksanaan akibat kesalahan
perencanaan.

12. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa. Penyedia Jasa konsultansi diberikan


kewenangan terbatas sesuai lingkup kegiatan sebagaimana dimaksud Pasal 11
KAK ini dengan berpedoman pada:
a. Kontrak Kerja Konstruksi Jasa Konsultansi Perencanaan konstruksi
(pengawasan berkala) beserta semua lampirannya (KAK, Syarat-Syarat
Umum Kontrak/SSUK, Syarat-Syarat Khusus Kontrak/SSKK dan lainnya).
b. Laporan dan data yang disediakan PPK (bila ada).

13. Peralatan, Material, Personel dan Fasilitas dari PPK


a. Dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini, PPK tidak menyediakan
peralatan yang dapat digunakan oleh Penyedia Jasa.
b. Material yang disediakan oleh PPK yang dapat digunakan oleh Penyedia Jasa
(bila ada) antara lain sebagai berikut:
1) Laporan dan Data. Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi
terdahulu serta fotografi (bila ada);
2) Laporan perencanaan akhir beserta semua produk perencanaan teknis
(detail engineering design) pembangunan tahap sebelumnya (jika
pekerjaan lanjutan/bertahap) termasuk laporan survey topografi, hidro-
oseanografi, penyelidikan tanah, laporan perencanaan struktur, laporan
perencanaan utilitas, spesifikasi teknis, gambar rencana dan
laporan/data lainnya;
10

3) Laporan kemajuan pekerjaan pengawasan sampai dengan pekerjaan


terakhir (jika pekerjaan lanjutan/bertahap);
4) Hasil dokumentasi pengawasan sampai dengan pekerjaan terakhir (jika
pekerjaan lanjutan/bertahap);
5) Data lainnya yang tersedia dan diizinkan Satker User.
c. Personel yang disediakan oleh PPK. Guna mendukung kelancaran
pelaksanaan Jasa Konsultansi, Penyedia Jasa didampingi oleh Tim
Teknis/Personel Bid Renkon Puskon Baranahan Kemhan.
d. Fasilitas yang disediakan oleh PPK yang dapat digunakan oleh Penyedia Jasa
yaitu Ruang Rapat yang tersedia di Puskon Baranahan Kemhan.

14. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan di antaranya:
a. Peralatan survey dan alat ukur;
b. Peralatan untuk desain dan gambar;
c. Peralatan untuk dokumentasi dan presentasi;
d. Peralatan lain sesuai kebutuhan.

C. DATA PENUNJANG

15. Data Dasar


Data dasar yang dipergunakan dalam pekerjaan perencanaan konstruksi
(pengawasan berkala) ini adalah data primer dan data sekunder.

16. Standar Teknis


Konsultan harus mengikuti minimal (namun tidak terbatas) pada persyaratan-
persyaratan, standar syarat teknis, peraturan-peraturan, atau perundangan sebagai
berikut:
a. Persyaratan Teknis Bangunan:
1) Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan:
a) Peruntukan lokasi;
b) Koefisien dasar bangunan (KDB);
c) Koefisien lantai bangunan (KLB);
d) Ketinggian bangunan;
e) Ketinggian langit-langit;
f) Jarak antar blok/massa bangunan;
g) Koefisien dasar hijau (KDH);
h) Garis sempadan bangunan;
i) Wujud arsitektur;
11

j) Kelengkapan Sarana dan Prasarana Bangunan;


k) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta Asuransi.
2) Persyaratan Bahan Bangunan:
a) Bahan penutup lantai;
b) Bahan dinding;
c) Bahan langit-langit;
d) Bahan penutup atap;
e) Bahan kosen dan daun pintu/jendela;
f) Bahan struktur.
3) Persyaratan Struktur Bangunan:
a) Struktur pondasi;
b) Struktur lantai;
c) Struktur kolom;
d) Struktur atap;
e) Struktur beton pracetak;
f) Basement.
4) Persyaratan Utilitas Bangunan:
a) Air bersih dan air minum;
b) Pembuangan air kotor;
c) Pembuangan limbah;
d) Pembuangan sampah;
e) Saluran air hujan;
f) Sarana pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran;
g) Instalasi listrik;
h) Penerangan dan pencahayaan;
i) Penghawaan dan pengkondisian udara;
j) Sarana transportasi dalam bangunan gedung;
k) Sarana komunikasi;
l) Sistem penangkal/proteksi petir;
m) Instalasi gas;
n) Kebisingan dan getaran;
o) Aksesibilitas dan fasilitas bagi penyandang cacat dan yang
berkebutuhan khusus.
5) Persyaratan Sarana Penyelamatan:
a) Tangga darurat;
b) Pintu darurat;
12

c) Pencahayaan darurat dan tanda penunjuk arah “exit”;


d) Koridor/selasar;
e) Sistem peringatan bahaya;
f) Fasilitas penyelamatan.
b. Standar Teknis Perencanaan:
1) Standar Teknis Perencanaan Struktur:
a) Pembebanan pada Bangunan Gedung
(1) Analisis struktur harus dilakukan untuk memeriksa respon
struktur terhadap beban-beban yang mungkin bekerja selama
umur kelayanan struktur, termasuk beban tetap, beban
sementara (angin, gempa) dan beban khusus.
(2) Penentuan mengenai jenis, intensitas dan cara bekerjanya
beban harus mengikuti:
(a) SNI 03-1726-2019 tentang Tata cara perencanaan
ketahanan gempa untuk rumah dan gedung, atau edisi
terbaru;
(b) SNI 03-1727-1989 tentang Tata cara perencanaan
pembebanan untuk rumah dan gedung, atau edisi
terbaru.
b) Perencanaan konstruksi (pengawasan berkala) Beton harus
mengikuti:
(1) SNI 03-1734-1989 tentang Tata cara perencanaan beton dan
struktur dinding bertulang untuk rumah dan gedung, atau edisi
terbaru;
(2) SNI 03-3430-1994 tentang Tata cara perencanaan dinding
struktur pasangan blok beton berongga bertulang untuk
bangunan rumah dan gedung, atau edisi terbaru;
(3) SNI 03-3976-1995 tentang Tata cara pengadukan pengecoran
beton, atau edisi terbaru;
(4) SNI 03-2834-2000 tentang Tata cara pembuatan rencana
campuran beton normal, atau edisi terbaru;
(5) SNI 03-3449-2002 tentang Tata cara rencana pembuatan
campuran beton ringan dengan agregat ringan, atau edisi
terbaru;
(6) SNI 03-1736-1989 tentang Tata cara perencanaan struktur
bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan rumah dan gedung, atau edisi terbaru;
(7) SNI 2847-2019 tentang Persyaratan beton struktural untuk
bangunan gedung, atau edisi terbaru.
c) Perencanaan konstruksi (pengawasan berkala) Baja harus
mengikuti:
(1) SNI 1729-2019 tentang Spesifikasi untuk bangunan gedung
baja struktural, atau edisi terbaru;
13

(2) SNI 03-1729-2002 tentang Tata cara perencanaan bangunan


baja untuk gedung;
(3) Tata cara dan/atau pedoman lain yang masih terkait dalam
perencanaan konstruksi (pengawasan berkala) baja;
(4) Tata Cara Pembuatan atau Perakitan Konstruksi Baja;
(5) Tata Cara Pemeliharaan Konstruksi Baja Selama
Pelaksanaan Konstruksi.
(6) Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum
tertampung, atau yang belum mempunyai SNI, digunakan
standar baku dan/atau pedoman teknis yang berlaku.
d) Perencanaan konstruksi (pengawasan berkala) Kayu harus
mengikuti:
(1) SNI 7973-2019 tentang Spesifikasi desain untuk konstruksi
kayu, atau edisi terbaru;
(2) SNI 03-2407-1994 tentang Tata cara pengecatan kayu untuk
rumah dan gedung;
(3) Tata Cara Perencanaan konstruksi (pengawasan berkala)
Kayu untuk Bangunan Gedung;
(4) Tata Cara Pembuatan dan Perakitan Konstruksi Kayu;
(5) Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum
tertampung, atau yang belum mempunyai SNI, digunakan
standar baku dan/ atau pedoman teknis.
2) Standar Teknis Perencanaan Plambing harus mengikuti:
a) SNI 8153-2015 tentang Sistem plambing pada bangunan gedung,
atau edisi terbaru;
b) SNI 03-6481-2000 tentang Sistem plambing;
c) SNI 3-7065-2005 tentang Tata cara perencanaan sistem plambing;
d) Peraturan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM);
e) Pedoman Plumbing Indonesia 1979;
f) Permenkes Nomor: 173/MEN.KES/PER/VIII/77 tentang
Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air untuk berbagai
kegunaan yang berhubungan dengan kesehatan.
3) Standar Teknis Perencanaan Elektrikal harus mengikuti:
a) SNI 0225:2011/Amd 5:2016 tentang Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2011 (PUIL 2011) - Amendemen 5 (IEC 60364-5-56:2009,
MOD);
b) SNI 4-0225-2000 tentang Peraturan umum instalasi listrik 2000
(PUIL 2000);
c) SNI 03-6575-2001 tentang Tata cara perancangan sistem
pencahayaan buatan pada bangunan gedung;
d) SNI 4-6920.1-2002 tentang Proteksi terhadap impuls
elektromagnetik petir;
14

e) SNI 03-7014-2004 tentang Proteksi bangunan terhadap petir;


f) Peraturan relevan yang dikeluarkan oleh Perusahaan Listrik
Negara (PLN);
g) Standar-standar teknis dari PLN, TELKOM.
4) Pedoman Spesifik Untuk Tiap Jenis Perencanan Konstruksi Lainnya.
Selain pedoman yang spesifik untuk masing-masing jenis konstruksi,
standar teknis lainnya yang terkait dalam perencanaan suatu bangunan
yang harus mengikuti antara lain:
a) SNI 03-1745-1989 tentang Tata cara pemasangan sistem hidrant
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan
gedung, atau edisi terbaru;
b) SNI 03–2397-1991 tentang Tata cara perancangan bangunan
sederhana tahan angin, atau edisi terbaru;
c) SNI 03–2404-1991 tentang Tata cara pencegahan rayap pada
pembuatan bangunan rumah dan gedung, atau edisi terbaru;
d) SNI 03–2405-1991 tentang Tata cara penanggulangan rayap pada
bangunan rumah dan gedung dengan termitisida, atau edisi
terbaru;
e) SNI 03-1735-2000 tentang Tata cara perencanaan bangunan dan
lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
rumah dan gedung, atau edisi terbaru;
f) SNI 03-1736-2000 tentang Tata cara perencanaan sistem proteksi
pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah
dan gedung;
g) SNI 03-6572-2001 tentang Tata cara perancangan sistem ventilasi
dan pengkondisian udara pada bangunan gedung;
h) SNI 2827-2008 tentang Cara uji penetrasi lapangan dengan sondir.
5) Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau
yang belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau
pedoman teknis dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

17. Studi-Studi Terdahulu


a. Studi dan/atau pra-rancangan yang telah dilaksanakan baik oleh Satker
Pengelola Kegiatan/Pengguna Jasa atau oleh Satker User (jika ada) dapat
dipergunakan oleh konsultan perencana sebagi informasi masukan
perencanaan.
b. Jika tidak tersedia data studi terdahulu dari Pengelola Kegiatan, maka
Konsultan Perencana tetap diminta untuk mengumpulkan data, studi maupun
informasi yang berkaitan dengan pekerjaan yang direncanakan.
15

D. RUANG LINGKUP DAN KELUARAN PEKERJAAN PERENCANAAN


(PENGAWASAN BERKALA)

18. Tahap Pengawasan Berkala (Bobot pekerjaan 100%).


a. Ruang Lingkup
1) Persiapan atau Penyusunan Konsep Kegiatan Pengawasan Berkala,
seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk penelitian
dokumen pembangunan tahap sebelumnya), membuat interpretasi
secara garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja, program kerja
perencanaan/pengawasan berkala dan konsultasi dengan pemerintah
daerah setempat mengenai peraturan daerah/perizinan bangunan (jika
diperlukan).
Output Konsepsi Pengawasan Berkala harus dapat digunakan untuk
membantu pengguna jasa dalam memperoleh gambaran atas konsepsi
rencana kegiatan pembangunan dan mendapatkan gambaran
pertimbangan bagi penyedia jasa dalam melakukan kegiatan rencana
pengadaan/tender.
2) Penelitian Lapangan, dilaksanakan untuk kegiatan pengawasan
berkala pekerjaan lanjutan. Data-data hasil kegiatan penelitian lapangan
menjadi data masukan dalam penyusunan dokumen rencana teknis
pekerjaan yang akan ditenderkan.
3) Reviu Rencana Teknis Lelang Fisik. Reviu dokumen rancangan teknis
yang tersedia/telah dibuat sebelumnya. Dokumen sesuai hasil reviu
disusun untuk disetujui pengguna jasa sehingga dapat digunakan
sebagai dokumen teknis pada tender konstruksi fisik pekerjaan lanjutan.
Reviu dokumen rencana teknis meliputi:
a) Gambar arsitektur, detail struktur, detail utilitas dan lansekap;
b) Rencana Kerja dan Syarat (RKS) atau Spesifikasi Teknis
(Spektek);
c) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya
(RAB) pekerjaan konstruksi (Engineering Estimate); dan
4) Membantu Kepala Satuan Kerja/PPK di dalam menyusun dokumen
pengadaan, dan membantu panitia pengadaan dalam menyusun
program dan pelaksanaan pengadaan.
5) Membantu panitia pengadaan pada waktu pemberian penjelasan
pekerjaan, termasuk menyusun Berita Acara Pemberian Penjelasan,
membantu panitia pengadaan dalam melaksanakan evaluasi
penawaran, menyusun kembali dokumen pengadaan, dan
melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
6) Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa kesesuaian
pelaksanaan pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan
penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang
timbul selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang
penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir pengawasan berkala.
16

7) Menyusun laporan pengawasan berkala yang terdiri atas perubahan


perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan,
pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk
yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal
bangunan.
b. Keluaran/Ouput
1) Laporan pengawasan berkala.
2) Dokumen petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan
peralatan dan perlengkapan mekanikal elektrikal bangunan prasarana
(bila ada).

E. LAPORAN

19. Laporan Pendahuluan


a. Laporan memuat:
1) Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh;
2) Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya;
3) Jadwal kegiatan Penyedia Jasa.
b. Bentuk dan format laporan sesuai contoh, sampul depan dengan bahan soft
cover berwarna coklat muda dan dijilid spiral warna putih.
c. Laporan harus diserahkan paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal dimulainya
pekerjaan yang tercantum dalam SPMK sebanyak dua (2) buku laporan.

20. Laporan Antara


a. Laporan Pendahuluan Pengawasan Berkala.
1) Laporan memuat:
a) Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh;
b) Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya;
c) Jadwal kegiatan Penyedia Jasa.;
d) Dokumentasi foto kegiatan survey.
2) Bentuk dan format laporan sesuai contoh, sampul depan dengan bahan
soft cover berwarna hijau muda dan dijilid spiral warna putih.
3) Laporan hasil penelitian lapangan harus diserahkan sebanyak dua (2)
buku laporan dalam waktu sesuai jadual kerja perencanaan yang
disepakati dalam Rapat Mutu Kontrak (RMK) antara Penyedia Jasa
dengan Pengelola Kegiatan.

21. Laporan Dokumen Perencanaan Teknis


a. Gambar Rencana Teknis
1) Gambar memuat:
a) Gambar layout kawasan;
17

b) Gambar site plan;


c) Gambar arsitektur (denah, tampak, potongan, detail prinsip);
d) Gambar struktur (pondasi, pembalokan, pelat lantai, konstruksi atap
dan lainnya sesuai kebutuhan);
e) Gambar utilitas (plambing, drainase dan lainnya sesuai kebutuhan);
f) Gambar mekanikal elektrikal (instalasi air, listrik, fire alarm, fire
hydrant, telepon, instalasi petir dan lainnya sesuai kebutuhan);
g) Gambar lainnya sesuai kebutuhan perencanaan dan pembahasan.
2) Bentuk dan format gambar dalam kertas HVS berukuran minimal A3
(215 x 420 MM) dengan KOP gambar sesuai contoh, sampul depan
dengan bahan soft cover berwarna hijau muda dan dijilid spiral warna
putih.
Gambar perencanaan teknis harus diserahkan sebanyak tujuh (7) buku
laporan paling lambat pada akhir masa reviu dokumen teknis seperti
yang tercantum pada Pasal 10 KAK ini.
b. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) / Spesifikasi Teknis
1) Isi:
a) Rincian ketentuan umum;
b) Rincian spesifikasi teknis pekerjaan persiapan;
c) Rincian spesifikasi teknis pekerjaan sesuai perencanaan dan/atau
pembahasan.
2) Laporan ini dibuat untuk kegiatan konsultansi perencanaan sesuai
kebutuhan.
3) Bentuk dan format laporan sesuai contoh, sampul depan dengan bahan
soft cover berwarna coklat muda dan dijilid spiral warna putih.
4) RKS/Spesifikasi Teknis harus diserahkan sebanyak tujuh (7) buku
laporan paling lambat pada akhir masa reviu dokumen teknis seperti
yang tercantum pada Pasal 10 KAK ini.
c. Daftar Kuantitas atau Bill Of Quantity / BQ
1) Isi:
a) Rekapitulasi Rincian Daftar Kuantitas;
b) Rincian daftar jenis pekerjaan dan kuantitasnya sesuai dengan
perencanaan pekerjaan dan pembahasan.
2) Laporan ini dibuat untuk kegiatan konsultansi perencanaan sesuai
kebutuhan.
3) Bentuk dan format laporan sesuai contoh, sampul depan dengan bahan
soft cover berwarna coklat muda dan dijilid spiral warna putih.
4) Daftar kuantitas/Bill of Quantity (BQ) harus diserahkan sebanyak tujuh
(7) buku laporan paling lambat pada akhir masa reviu dokumen teknis
seperti yang tercantum pada Pasal 10 KAK ini.
18

22. Laporan Pengawasan Berkala.


a. Laporan memuat:
1) Bab I Pendahuluan, meliputi (Umum, Maksud dan Tujuan, Lokasi
Pekerjaan, Ruang Lingkup dan Tata Urut, Peraturan, Standar dan
Referensi);
2) Bab II Rencana Kerja dan Evaluasi, meliputi Rencana Kerja, Resume
Evaluasi hasil kegiatan pengawasan berkala;
3) Bab III Penutup.
4) Lampiran-Lampiran.
b. Laporan ini dibuat untuk kegiatan konsultansi perencanaan sesuai kebutuhan/
pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan (untuk perencanaan masterplan tidak
dibutuhkan).
c. Bentuk dan format laporan sesuai contoh, sampul depan dengan bahan soft
cover berwarna coklat muda dan dijilid spiral warna putih
d. Laporan harus diserahkan paling lama 7 (tujuh) hari setelah penyerahan
pertama hasil pekerjaan konstruksi / PHO sebanyak dua (2) buku laporan.
19

F. HAL-HAL LAIN

23. Produksi Dalam Negeri. Guna mendorong Program Peningkatan Produksi


Dalam Negeri (P3DN), penyedia jasa wajib mengutamakan penggunaan
material konstruksi produksi dalam negeri dalam aplikasi desain konstruksi
yang dikerjakan, kecuali pertimbangan keterbatasan produk yang tersedia di
dalam negeri.
24. Persyaratan Kerjasama. Jika kerjasama dengan Penyedia Jasa konsultansi
lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka harus
mendapatkan persetujuan dari PPK.

25. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan. Pengumpulan data lapangan


harus memenuhi persyaratan berikut:
a. Perencanaan dilaksanakan berlandaskan pendekatan dan metodologi
sesuai kaidah teknis profesional.
b. Mencantumkan data lokasi, waktu, dan dokumentasi lainnya yang
dibutuhkan.

26. Alih Pengetahuan. Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban


untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personel proyek/satuan kerja PPK.

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui/Menyetujui Jakarta, Maret 2023

Kepala Pusat Konstruksi


Selaku Kabid Renkon,
Pejabat Pembuat Komitmen,

Ramses Limbong, S.IP., M.Si. Ir. Resi Bismantara, M.T.


Brigadir Jenderal TNI Kolonel Sus NRP 520900

Anda mungkin juga menyukai