KELOMPOK 3
TINGKAT II-DIII
Model ini menekankan bahwa suatu penyakit saling berkaitan satu sama lain sepert
jaring-jaring, sehingga untuk menghentkannya, dapat dengan memutus salah satu rantai.
Dalam model jaring-jaring ini, penyakit terjadi karena hubungan yang rumit dari
berbagai faktor yang saling berkaitan, baik memperkuat maupun melemahkan. Dalam model
ini tdak dikenal penyebab utama atau tunggal. Dalam kondisi bagaimanapun, penyakit
terjadi karena rangkaian sebab musabab yang panjang.
Model ini diperkenalkan oleh Mc Mahon. Model ini menerangkan bahwa sebab
sesuatu penyakit saling berkaitan satu sama lain sepert sebuah jaring laba -laba. Sehingga,
untuk menghentkan penyakit ini, cukup dengan memutus satu rantainya saja. Pada model
ini juga terdapat faktor yang lebih dominan daripada faktor lainnya. Contohnya, angka
kematan ibu saat melahirkan. Bisa dipengaruhi oleh banyak faktor sepert pendidikan ibu
yang rendah, gizi yang kurang, kemiskinan, keadaan politk dan ekonomi yang tdak stabil,
kurangnya sarana dan prasarana dan banyak lagi faktor lainnya yang sebenarnya saling
berkaitan satu sama lain.
Intnya efek tdak pernah bergantung hanya pada satu penyebab, tetapi berkembang
menjadi sebuah rantai penyebab dimana masing-masing merupakan hasil dari kompleks
agen terdahulu.
Hakikat konsep ini adalah efek yang terjadi tdak tergantung kepada penyebab-
penyebab yang terpisah secara mandiri, tetapi lebih merupakan perkembangan sebagai
suatu akibat dari suatu rangkaian sebab-akibat, dimana setap hubungan itu sendiri hasil dari
silsilah (geneologi) yang mendahuluinya dan yang kompleks (complex geneology of
antecenden).
Berikut jaring - jaring sebab akibat terjadinya suatu penyakit :
Menurut model ini perubahan dari salah satu factor akan mengubuah keseimbangan
antara mereka yang berakibat bertambah atau berkurangnya penyakit yang
bersangkutan. Suatu penyakit tdak tergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri
melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses “sebab dan akibat”. Dengan demikian
maka tmbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentkan dengan memotong rantai pada
berbagi ttk. Misalnya, penyakit diare. Muncul akibat dari konsumsi makanan yang kurang
bersih atau karena makan tanpa mencuci tangan sebelumnya. Selain itu, mungkin juga
karena adanya permasalahan psikologisnya dan berefek pada penurunan motlitas usus
halus untuk melakukan tugasnya secara maksimal.
Contoh :
Dalam kasus terjadinya penyakit kulit pada para pemulung dan keluarganya
disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan dengan faktor lainnya. Kurangnya
kebijakan dari pemerintah mengakibatkan lokasi TPA tdak sesuai dengan ketentuan teknis
misalnya terlalu dekat dengan pemukiman dan sumber air minum sehingga keberadaan TPA
justru makin mencemari lingkungan, dengan demikian semakin mempertnggi kemungkinan
tercemarnyaudara, tanah air dan bahan makanan. Tenaga kesehatan yang tdak memadai
menyebabkan kurangnya pelayanan kesehatan kepada penderita dan kurangnya penyuluhan
kesehatankepada masyarakat sehingga masyarakat yang berpendidikan rendah tdak
memiliki wawasan tentang kesehatan pribadi, akibatnya masyarakat kurang menjaga
kesehatan pribadinya dan tdak mengobat penyakit yang dideritanya. Tingkat pendidikan
yang rendah disebabkan karena kemiskinan sehingga tdak mampu membiayai biaya
pendidikan. Kemiskinan juga menyebabkan para keluarga miskin tdak mampu membeli
makanan bergizi yang pentng bagi ketahanan tubuhnya.
Mereka juga tdak memiliki pekerjaan lain, tdak memiliki rumah dan bekerja tanpa
istrahat sehingga tngkat paparan terhadap sampah sangat tnggi yang artnya semakin
tnggi terpapar kuman penyakit. Penularan penyakit juga terjadi karena kontak dengan
penderita lain. Dari jaring-jaring tersebut, terjadinya penyakit kulit pada kelompok pemulung
dapat dikurang idengan cara memutus salah satu mata rantai sebab akibat, baik dari
kebijakan pemerintah maupun dari penderita sendiri.
Konsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi
sehat secara holistk bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial
dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat sepert ini diperlukan suatu
keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor
utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut terdiri
dari faktor perilaku/gaya hidup (life style),faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politk,
budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor
genetik (keturunan) serta keempatnya merupakan faktor determinan tmbulnya masalah
kesehatan.
Menurut Henrik L. Blum (1974) sepert dikutp Azwar (1983), terdapat empat faktor
yang memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku,
faktor pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan yang saling mempengaruhi.
1. Faktor perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan pentng
untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan
sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga
kesehatannya. Diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat menuju sehat.
Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang yang memiliki kompetensi dalam
menggerakan masyarakat dan paham akan nilai kesehatan masyarakat. Masyarakat yang
berperilaku hidup bersih dan sehat akan menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang
bersih dan sehat.
Beberapa kegiatan yang mungkin kita lakukan sepert berolah raga, tdur yang cukup,
tdak merokok, dan tdak minum minuman beralkohol. Apabila kita mengembangkan
kebiasaan yang bagus dari sejak awal, hal tersebut berpengaruh positf terhadap
kesehatan tubuh. Sekali-kali atau dalam batas-batas tertentu untuk waktu yang lebih
lama, kita bebas melakukan kebiasaan-kebiasaan harian. Namun, bagaimanapun juga
sikap yang tdak berlebihan merupakan suatu keharusan agar benar-benar sehat. Tubuh
kita memerlukan tdur yang cukup, olah raga, dan rutnitas yang sehat dalam jumlah
tertentu untuk mempertahankan kesejahteraannya.
2. Faktor lingkungan
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik. Lingkungan
yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit.
Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan
sampah yang tdak dapat dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat
menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak,
untuk itulah perlu kesadaran dari semua pihak.
Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk
sosial kita membutuhkan bantuan orang lain sehingga interaksi individu satu dengan
yang lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat
menimbulkan masalah kejiwaan.
3. Pelayanan kesehatan
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat dibutuhkan. Masyarakat membutuhkan
posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu
dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan terutama untuk pelayanan
kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan kuanttas
sumber daya manusia di bidang kesehatan juga harus ditngkatkan. Puskesmas sebagai
garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar peranannya
sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang membutuhkan edukasi dan
perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai manager yang
memiliki kompetensi di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam menyusun
program-program kesehatan. Utamanya program-program pencegahan penyakit yang
bersifat preventf sehingga masyarakat tdaka banyak yang jatuh sakit. Banyak kejadian
kematan yang seharusnya dapat dicegah sepert diare, demam berdarah, malaria, dan
penyakit degeneratf yang berkembang saat ini sepert jantung koroner, stroke, diabetes
mellitus asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam menjaga kondisi
lingkungan dan kesehatannya.
4. faktor keturunan yang saling mempengaruhi (genetk)
Nasib suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya. Oleh sebab itu kita
harus terus meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu
berkompetsi dan memiliki kreatfitas tnggi dalam membangun bangsanya. Dalam hal
ini kita harus memperhatkan status gizi balita sebab pada masa inilah perkembangan
otak anak yang menjadi aset kita dimasa mendatang. Namun masih banyak saja anak
Indonesia yang status gizinya kurang bahkan buruk padahal potensi alam Indonesia
cukup mendukung. Oleh sebab itulah program penanggulangan kekurangan gizi dan
peningkatan status gizi masyarakat masih tetap diperlukan sepert program posyandu
yang biasanya dilaksanakan di tngkat RT/RW. Dengan berjalannya program ini maka
akan terdeteksi secara dini status gizi masyarakat dan cepat dapat tertangani.
http://anraeworld.blogspot.co.id/2011/10/konsep-dasar-tmbulnya-penyakit.html
http://www.academia.edu/6023500/konsep_dasar_terjadinya_penyakit
http://apriliasakari.blogspot.co.id/2014/01/jaring-jaring-penyebab.html
https://wimee.wordpress.com/2011/06/20/teori-h-l-blum/
http://angelangeljs.blogspot.co.id/2013/05/determinan-sosial-yang-berkaitan-dengan.html