Anda di halaman 1dari 10

1

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH JAWA TIMUR
RESORT BATU

KERANGKA ACUAN KEGIATAN/KERJA, (KAK)


JASA KONSULTASI PERENCANA KONSTRUKSI PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR DAN
HALAMAN PADA POLRES BATU DAN POLSEK JAJARAN T.A. 2020

KEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA : KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


UNIT ORGANISASI : POLRES BATU
PROGRAM : PEMELIHARAAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT
SASARAN PROGRAM : DUKUNGAN OPERASIONAL PERTAHANAN DAN KEAMANAN
KEGIATAN : JASA KONSULTANSI PERENCANAAN KONSTRUKSI
PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR POLRES DAN POLSEK
JAJARAN POLRES BATU
SUB KEGIATAN : PERENCANA KONSTRUKSI HAR GEDUNG POLRES DAN POLSEK
JAJARAN POLRES BATU
DETIL KEGIATAN : HARWAT GEDUNG KANTOR DAN HALAMAN

1. LATAR BELAKANG

a. Dasar Hukum
1) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah;

2) Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tentang Organisasi dan tata kerja Kepolisian
Republik Indonesia pada Tingkat Kepolisian Resort dan Sektor;

3) Peraturan Kapolri Nomor 9 tahun 2009 tentang Tata cara pengadaan barang / jasa
Pemerintah secara elektronik di lingkungan Polri;

4) Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2014 tentang Unit Layanan Pengadaan Barang /
Jasa di lingkungan Polri;

5) Surat Perintah Kepala Layanan Pengadaan Barang/Jasa Nomor :


Sprin/406/XII/LOG.4/20198, tanggal 29 Nopember 2019 tentang penunjukan Pokja
Pemilihan Pengadaan Barang/Jasa Polres Batu;

6) Surat Departemen Keuangan Republik Indonesia tentang Pengesahan Daftar Isian


Pelaksaan Anggaran Tahun 2020, nomor : DIPA-SP DIPA- 060.01.2.655022/2020,
tanggal 12 Nopember 2019;

/ b. Gambaran …..
b. Gambaran Umum Singkat
2
Polres Batu adalah merupakan Pelaksana tugas dan wewenang Polri pada wilayah Batu
berada di bawah Polda Jawa Timur untuk menyelenggarakan tugas dan kewenangan selaku
alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan pada
masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam Negeri.

Dalam pelaksanaan tugas pokoknya Polres Batu dalam penyelenggaraan tugasnya sehari-
hari khusus dibidang penegakan hukum dan pengayoman terhadap masyarakat, tidak dapat
terlepas dari tugas rutin dan Operasional untuk tercapainya Harkamtibmas. Berkaitan
dengan Tugas Kepolisian dimaksud sudah barang tentu memerlukan dukungan (logistik)
berupa terpeliharanya Sarana dan Prasarana atau tercapainya tugas-tugas rutin atau
operasional Kepolisian.

c. Alasan kegiatan dilaksanakan

1) Kerangka Acuan Kerja (Term Of Reference/ TOR) ini dimaksudkan sebagai petunjuk bagi
Calon Rekanan dan pegangan bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan
dan pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini.

2) Kerangka Acuan Kerja (Term of Reference/ TOR) berisi data dan informasi sebagai
masukan dan ketentuan mengenai sasaran, kriteria, batasan dan produk yang
diharapkan pada serangkaian proses yang harus dipenuhi, diperhatikan dan
diterjemahkan lebih lanjut agar calon Rekanan yang ditunjuk dapat melaksanakan tugas
dan mempunyai tanggungjawab dengan baik.

2. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

a. Uraian Kegiatan
Lingkup kegiatan pekerjaan ini akan meliputi :
Lingkup Pelayanan (Scope Of Service)
Lingkup pelayanan untuk pelaksanaan pekerjaan konsultansi Jasa Konsultansi Perencanaan
Konstruksi Pemeliharaan Gedung Polres dan Polsek jajaran adalah melaksanakan tugas
konsultan dibidang perencanaan dalam rangka membantu Pengguna Jasa dalam
penyusunan Rencana Anggaran Biaya, Gambar Rencana dan Rencana Kerja dan Syarat.

a. Lingkup Kegiatan yang dilakukan Konsultan Perencana antara lain sebagai berikut :
 Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi yang
dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh kepala satuan kerja melalui
kerangka acuan kerja ini;

/ Konsultan ...
 Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Kepala Satuan Kerja, maupun yang
dicari sendiri. Kesalahan kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan perencana;
3

 Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut :
1) Informasi tentang lahan, meliputi :
a) kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batasan-batasan, dan topografi;
b) kondisi tanah (hasil soil test);
c) keadaan air tanah;
d) peruntukan tanah;
e) koefisien dasar bangunan;
f) koefisien lantai bangunan;
g) perincian penggunaan lahan, kerkerasan, penghijauan dan lain-lain.

2) Pemakai bangunan:
a) struktur organisasi;
b) jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk
Polres Batu tahun mendatang (umumnya 5 tahun);
c) kegiatan utama, penunjang, pelengkap;
d) perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat dan estimasinya.

3) Kebutuhan bangunan:
a) program ruang;
b) keinginan tentang organisasi/pemanfaatan ruang.

4) Keinginan tentang ruang-ruang tertentu baik yang berhubungan dengan


pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut;

5) Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang / bangunan;

6) Keinginan – keinginan utilitas bangunan seperti:


a) Air bersih:
 kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang);
 sumber air, jaringan dan kapasitasnya
b) Air hujan dan air buangan:
 Letak saluran kota;
 Cara pembuangan keluar tapak.
c) Air kotor dan sampah:
 Letak tempat pembuangan sementara (TPS);
 Cara pembuangan keluar dari TPS.

/ d) Tata .....
d) Tata udara:
 Beban (ton ref);
 Pembagian beban.
e) Penanggulangan bahaya kebakaran;
 Detector (jenis dan tipe);
 Fire alarm (jenis);
 Peralatan pemadam kebakaran (jenis kemampuan).
f) Jaringan listrik:
 Kebutuhan daya;
 Sumber daya dan spesifikasinya;
 Cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas dan spesifikasi).

7) Staf/tim teknis pelaksanaan pekerjaan.


Pejabat pembuat komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang
bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.

b. Batasan Kegiatan
4
Kegiatan ini adalah paket Pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan Konstruksi Pemeliharaan
Gedung Polres dan Polsek jajaran yang dilaksanakan oleh Pokja Pemilihan Polres Batu yang
telah ditunjuk berdasarkan Surat Perintah Kapolres Batu.Nomor

3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan Tujuan Jasa Konsultansi Perencanaan Konstruksi Pemeliharaan Gedung Polres dan
Polsek jajaran ini adalah sebagai berikut :
a. Kerangka acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana yang
memuat masukan, azas, criteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan
serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas Perencanaan;

b. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung


jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini;

c. Diharapkan konsultan dapat memberikan tanggapan secara global mengingat


Perencanaan ini diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu yang cukup singkat;

d. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan Perencanaan perlu disiapkan secara
matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya Perencanaan yang sesuai dengan
kepentingan proyek.

/ 4. INDIKATOR …..
4. INDIKATOR KELUARAN

Terlaksananya Pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan Konstruksi Pemeliharaan Gedung Polres


dan Polsek jajaran dengan kualitas barang/jasa terbaik dengan harga yang sesuai dan wajar.

Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan Pekerjaan ini adalah :


a. TAHAPAN PERENCANAAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana berdasarkan kerangka acuan kerja ini
lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian yang minimal meliputi:
1) Tahap konsep perencanaan:
a) Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metoda pelaksanaan dan tanggung jawab wakt
perencanaan;
b) Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan
ruang, dll;
c) Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana,
keterangan rencana kota, dll.
2) Tahap Pra-rencana teknis:
a) Gambar-gambar rencana tapak;
b) Gambar-gambar pra-rencana bangunan;
c) Perkiraan biaya pembangunan;
d) Laporan perencanaan;
e) Mengurus kelengkapan perizinan, IMB;
5
f) Hasil konsultasi rencana dengan pemda setempat;
g) Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
3) Tahap pembangunan rencana:
a) Rencana aksitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan trimatra bila
diperlukan;
b) Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
c) Rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT, beserta uraian konsep dan
perhitungannya;
d) Garis besar spesifikasi teknis (outline spesifi-cations);
e) Perkiraan biaya.
4) Tahap rencana detail:
a) Membuat gambar-gambar detail;
b) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS);
c) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan (BQ);
d) Rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi, (RAB) berdasarkan analisa biaya
konstruksi – SNI;
e) Dan penyusunan laporan perencanaan: struktur, utilitas, lengkap dengan
perhitungan-perhitungan yang bisa dipertanggungjawabkan.

/ 5) Tahap .....
5) Tahap pelelangan (dokumen perencanaan teknis):
a) Gambar rencana berserta detail pelaksanaan : arsitektur, struktur, mekanikal dan
elektrikal, pertamanan, tata ruang;
b) Rencana kerja dan syarat-syarat administratif, syarat umum dan syarat teknis
(RKS);
c) Rencana anggaran biaya (RAB);
d) Rincian volume pekerjaan / bill of quantity (BQ)
e) Laporan perencanaan.
6) Tahap pengawasan berkala:
a) Laporan pengawasan berkala: seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan
pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan
spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan
terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa konstruksi, memberikan
rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir pengawasan
berkala;
b) Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan
perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan,
pemeliharaan dan perawatan pembangunan gedung, termasuk petunjuk yang
menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.

b. KRITERIA
1) Kriteria umum.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud
pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan
fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu:
a) Persyaratan peruntukan dan intensitas:
 Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketetntuan tata ruang dan
tata bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan;
 Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai fungsinya;
 Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat, dan lingkungan.
b) Persayaratan arsitektur dan lingkungan:
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
karaktristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan, dan budaya daerah,
6
sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan
budaya);
 Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan
dan keserasian bangunan terhadap lingkungan;
 Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
c) Persyaratan struktur bangunan:
/ Menjamin .....
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia (gempa dll);
 Menjamin keselamatan manusia dari lingkungan kecelakaan atau luka
disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan;
 Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh prilaku struktur;
 Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan
oleh kegagalan struktur.
d) Persyaratan ketahanan terhadap kebakaran:
 Menjamin terwujudnya sistem proteksi pasif dan aktif pada bangunan gedung;
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat prilaku alam dan manusia;
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa
sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran, sehingga:
i. cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman;
ii. cukup waktu dan mudah bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki
lokasi untuk memadamkan api;
iii. dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
e) Persyaratan sarana jalan masuk dan keluar:
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak,
aman dan nyaman kedalam bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamnya;
 Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka saat
evakuasi pada keadaan darurat;
 Menjamin tersedianya aksibilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial.
f) Persyaratan instalasi listrik, penangkal petir dan komunikasi:
 Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya satuan kejadian dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya;
 Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari
bahaya akibat petir;
 Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya satuan kerja di dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
g) Persyaratan sanitasi bangunan gedung dan lingkungan:
 Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang pada
bangunan gedung dan lingkungan sesuai dengan fungsinya;
 Menjamin terwujudnya kebersihan, kedehatan dan memberikan kenyamanan
bagi penghuni bangunan dan lingkungan;
 Menjamin upaya beroprasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik.

/ h) Persyaratan .....
h) Persyaratan ventilasi dan pengkondisianya udara:
7
 Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya satuan kerja dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya;
 Menjamin upaya beroprasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara
baik.
i) Persyaratan pencahayaan:
 Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya satuan kerja dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya;
 Menjamin upaya beroprasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara
baik.
j) Persyaratan kebisingan dan getaran:
 menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan
getaran yang tidak di inginkan;
 menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kesatuan kerja yang
menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya
pengendalian pencemaran dan atau mencegah perusakan lingkungan.

2) Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik
berkaitan dengan gedung yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus
bangunan, segi teknis lainnya, misalnya:
a) dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada;
b) Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar, seperti
dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan;
c) Solusi dan batasan-batasan konstektual, seperti faktor sosial budaya setempat,
geografi klimatologi dan lain-lain.

c. AZAS – AZAS
Selain dari kriteria di atas, didalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut:
1) Bangunan rumah negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan;
2) Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan
material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan
fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada anggota;
3) Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umumnya, hendaknya diusahakan serendah
mungkin;

/ 4) Desain .....
4) Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat di manfaatkan secepatnya;
5) Bangunan rumah negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan
menjadi acuan bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

d. PROSES PERENCANAAN.
8
1) Dalam proses perencanaan untuk mengahsilkan keluaran-keluaran yang diminta,
konsultan perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan pengelola
kegiatan;
2) Dalam pertemuan berkala tersebut pokok awal, antara dan pokok yang harus dihasilkan
konsultan sesuai dengan keluaran yang di tetapkan dalam KAK ini;
3) Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.

e. PROGRAM KERJA
1) Konsultan perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi:
a) Jadwal kegiatan secara detail;
b) Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya) tenaga-tenaga yang
diusulkan oleh konsultan perencana harus mendapatkan persetujuan dari kepala
satuan kerja;
c) Konsep penanganan pekerjaan perencanaan
2) Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Satuan
Kerja, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh konsultan perencana dan mendapatkan
pendapat teknis dari pengelola teknis kegiatan.
3) Secara umum persyaratan teknis bangunan gedung mengikuti ketentuan dalam:

5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Metode Pelaksanaan
Kegiatan pengadaan barang/jasa berupa pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan
Konstruksi Pemeliharaan gedung dan Halaman Polres dan Polsek jajaran ini dilaksanakan
melalui proses pengadaan Barang/jasa oleh Pokja Pemilihan/ Pejabat Pengadaan
Barang/Jasa Polres Batu sebagai berikut :
1) Nama Paket pekerjaan : ” pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan Konstruksi
Pemeliharaan gedung dan Halaman Polres dan Polsek jajaran TA. 2020”;
2) Pagu Anggaran : Rp. 68.085.500,- (Enam Puluh Delapan Juta Delapan Puluh Lima Ribu
Lima Ratus Rupiah), dilaksanakan dengan metode : non tender;

b. Tahapan Kegiatan
 Pembentukan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang ditetapkan dengan Keputusan
Kapolres Batu selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
/ Penunjukan …..
 Penunjukan Pokja ULP Polres Batu untuk harwat gedung kantor dan halaman (taman)
berdasarkan Sprin Kepala Layanan Pengadaan Barang/Jasa Polda Jatim.
 Pembentukan Pokja Pemilihan/ Pejabat Pengadaan ditetapkan dengan Surat Perintah
Kapolda Jatim;
 Pembentukan Pokja Pemilihan Penerima Hasil Pekarjaan yang ditetapkan dengan Surat
Perintah Kapolda Jatim;
 Persiapan pengadaan oleh Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan;
 Pelaksanaan pengadaan oleh Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan;
9
 Pembayaran dilaksanakan atas dasar surat pesanan sesuai dengan prestasi yang
dicapai oleh penyedia.

6. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN

Tempat pelaksanaan kegiatan adalah di kantor Polres Batu di jalan A.P.III.Katjoeng Permadi
No. 16 Kecamatan Junrejo Kota Batu dan di 6 (Enam) Polsek jajaran:
a. Polsek Kota Batu;
b. Polsek Junrejo;
c. Polsek Bumiaji;
d. Polsek Pujon;
e. Polsek Ngantang;
f. Polsek Kasembon.

7. PELAKSANAAN DAN PENAGGUNG JAWAB KEGIATAN


a. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan Pokja Pemilihan Pengadaan Polres Batu dan atau dapat
dikoordinasikan dengan Pejabat Pembuat Komitmen.

b. Penanggungjawab Kegiatan
jawab kegiatan ini adalah AKP SOPHIA SOEGESTI S.H., Kasubbag Pers Polres Batu selaku
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

8. JADWAL DAN KEGIATAN

a. Waktu
Waktu Pelaksanaan Kegiatan adalah 30 (Tiga Puluh) Hari Kalender.

b. Kegiatan
Jasa Konsultansi Perencanaan Konstruksi Pemeliharaan Gedung dan Halaman Polres dan
Polsek jajaran.

/ 9. BIAYA …..

9. BIAYA
Total Biaya untuk pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan Konstruksi Pemeliharaan
Gedung dan Halaman Polres dan Polsek jajaran adalah sebesar Rp. 68.085.500,- (Enam Puluh
Delapan Juta Delapan Puluh Lima Ribu Lima Ratus Rupiah) yang dibebankan pada DIPA
APBN Polres Batu TA. 2020.
10
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan/Kerja (KAK) dalam rangka Pekerjaan Jasa Konsultansi
Perencanaan Konstruksi Pemeliharaan Gedung dan Halaman Polres dan Polsek jajaran TA. 2020 ini
dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Batu, Januari 2020

KEPALA KEPOLISIAN RESORT BATU


SELAKU
KUASA PENGGUNA ANGGARAN

HARVIADHI A.P., S.I.K., M.I.K.


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 80090941

Anda mungkin juga menyukai