BGH Pasar Thumburuni Fak-Fak (Slide Perbaikan)

PENGELOLAAN
TAPAK
-
PENILAIAN KRITERIA POI
N
BANGUNAN
Rencana
No Persyaratan Poin Keterangan
Klaim
A PENGELOLAAN TAPAK
1 Orientasi Bangunan
a Adaptif terhadap pola edar matahari
b Adaptif terhadap tapak dan iklim mikro
c Memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami dan meminimalkan rambatan matahari
Total Poin
2 Pengolahan Tapak termasuk Aksesbilitas/Sirkulasi
a Penutup atap dan perkerasan memiliki nilai pantul matahari minimal 0,3
b Air hujan yang ditangkap pada area tapak dan bangunan minimal 40%
c Nilai jumlah tajuk vegetasi dibanding area tapak minimal 20%
d Vegetasi yang digunakan merupakan budidaya lokal skala provinsi minimal 60%
Total Poin
3 Pengelolaan Lahan Terkontaminasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
a Merencanakan pemulihan pada lahan terkontaminasi bahan berbahaya
Total Poin
4 Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat
Luas Area Hijau (m² )
Luas Lahan (m2)
Prosentase luas area hijau
Pilihan
a Area hijau 10-20%
b Area hijau 20-50%
c Area hijau >50%
Tambahan Poin
d Direncanakan area hijau dapat diakses oleh publik
e Direncanakan melakukan penanaman pohon peneduh, peredam suara, penyaring bau,
Total Poin
-
PENILAIAN KRITERIA POI
N
BANGUNAN
5 Penyediaan Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian)
a Memiliki pedestrian dengan arah yang mengakses antara luar gedung menuju ke teras gedung atau menerus dalam satu komplek gedung
b Bangunan gedung memenuhi persyaratan kemudahan terhadap fasilitas dan aksesibilitas
Memiliki fasilitas pejalan kaki yang terhubung atau menghubungkan fasilitas publik, misal transportasi umum, jembatan penyebrangan,
c
ruang publik, dan menuju persil/kavling sekitarnya
Memiliki fasilitas bagi pengguna sepeda, misal jalur khusus sepeda, tempat parkir sepeda, dan fasilitas shower. (shower disarankan
d
pemenuhannya untuk perkantoran yang mensyaratkan penghuninya menggunakan sepeda)
Total Poin
6 Pengelolaan Tapak Basemen
Luas tapak gedung utama (m2)
Luas Lahan (m2)
Nilai Koefisien Dasar Bangunan (A)
Luas Basement (m2)
Luas Lahan (m2)
Nilai Koefisien Tapak Basement (B)
Koefisien tapak basemen tidak melebihi Koefisien Dasar Bangunan
Total Poin
7 Penyediaan Lahan Parkir
Rencana Luas lahan parkir (m2)
Luas Lahan (m2)
Nilai Koefisien Tapak Parkir (C)
Nilai Koefisien Dasar Bangunan (A)
Nilai C <30%
Pilihan
a Gedung direncanakan memiliki lahan parkir < 30% dari KDB yang diizinkan
b Gedung direncanakan memiliki lahan parkir vertikal (di lantai atas)
c Gedung direncanakan memiliki lahan parkir di basemen maksimal 2 lapis
Total Poin
8 Sistem Pencahayaan Ruang Luar atau Halaman
Fasilitas penerangan direncanakan menggunakan saklar otomatis atau sensor
Total Poin
9 Pembangunan Bangunan Gedung di atas dan/ atau di Bawah Tanah, Air dan/atau Prasarana/ Sarana Umum
a
Memnearkaspikmaankl parninpsiepngpgenugnha emnpateanncaehnaeyrgaiadnaanal amiriddeanngpanenmghemawpaearntimalbaamnigbkaagni
psaerasynardataannpfruansgasrianbanugmuunamnygaendgunadgaydani bgaawdahdniya
b bawahnya
c Menerapkan pengelolaan limbah domestik di luar lokasi BG, yang tidak mencemari lingkungan
Total Poin
Total Poin Pengelolaan Tapak
A.1. ORIENTASI 1 POI
N
DED ARS. PG.
BANGUNAN
A.1.a. ADAPTIF TERHADAP POLA
EDAR
01
SUMBER : SunEarthTools.com
LOKASI : PASAR TIMUR LAUT
THUMBURUNI
BARAT LAUT TENGGARA
BARAT DAYA
DED ARS. PG. N
BANGUNAN
A.1.a. ADAPTIF TERHADAP POLA
EDAR
08 & 09
N
BANGUNAN
A.1.c. MEMAKSIMALKAN PENGGUNAAN CAHAYA ALAMI & MEMINIMALKAN RAMBATAN RADIASI
MATAHARI
AREA CAHAYA
ALAMI LANTAI 01
N
BANGUNAN
MATAHARI
MEMAKSIMALKAN PENGGUNAAN CAHAYA MATAHARI LANTAI 01
MEMINIMALKAN RAMBATAN RADIASI MATAHARI DENGAN OVERSTEAK
LANTAI 01
PEMBUKTIAN : POTONGAN ARSITEKTUR B-B

LT. 01 (DED ARS. PG. 11)
N
BANGUNAN
MATAHARI
AREA CAHAYA
ALAMI LANTAI 02
N
BANGUNAN
MATAHARI
LANTAI 02

N
BANGUNAN
MATAHARI
AREA CAHAYA
ALAMI LANTAI 03
A.1. ORIENTASI 2
BANGUNAN
MATAHARI
LANTAI 03

N
BANGUNAN
MATAHARI
AREA CAHAYA
ALAMI LANTAI 04
A.1. ORIENTASI 2
BANGUNAN
MATAHARI
LANTAI 04
A.2. Pengolahan Tapak termasuk Aksesibilitas/ Sirkulasi 3 POI
N
A.2.C. Nilai Jumlah Tajuk Vegetasi dibanding area Tapak Minimal 20% DED ARS. PG.
54 RKS Hal.39
Lampiran Permen PU 05/PRT/M/2008 Hal. 31 - 35
PEDESTRIAN 160 TAMAN 200 PEDESTRIAN 160

CM CM CM
N
DED ARS. PG.
A.2.C. Nilai Jumlah Tajuk Vegetasi dibanding area Tapak Minimal 20%
78
PERLETAKAN
VEGETASI PADA
SITE
ANGSANA
N
PERLETAKAN
VEGETASI PADA
DENAH LANTAI
02
ANGSANA
N
RKS ARS. HAL
41
ANGSANA
N
A.2.C. Nilai Jumlah Tajuk Vegetasi dibanding area Tapak Minimal 20% DED ARS. PG.
78 & EE
Nilai Jumlah Tajuk
JUMLAH POHON AREA KANOPI CAKUPAN HIJAU

NO NAMA LATIN NAMA LOKAL KATEGORI SUB KATEGORI
(B) (C) ( B) x( C )
1 Pometia pinnata POHON MATOA POHON POHON BESAR 22 18.00 396.00

2 Syzygium paniculatum PUCUK MERAH POHON POHON SEDANG 38 7 266.00
3 Pterocarpus indicus POHON ANGSANA POHON POHON BESAR 75 10.5 787.50
4 Magnolia Champaca POHON CEMPAKA POHON POHON SEDANG 48 10.5 504.00
5 Cananga odorata POHON KENANGA POHON POHON KECIL 27 6.00 162.00
JUMLAH TOTAL 2.011,75
TOTAL LUAS LAHAN 9, 200. 00 M 2
% TAJUK 22,99 %
Jumlah Persentase Nilai Tajuk Diatas Standar Minimum = 22.99 %

N
A.2.d. Vegetasi yang digunakan merupakan budidaya lokal skala provinsi minimal 60%
Identifikasi Jenis Vegetasi yang digunakan pada tapak bangunan Gedung

Lokasi Gedung : Kabupaten Fakfak
NO NAMA LATIN NAMA LOKAL KATEGORI ASAL NURSERY JUMLAH DI

JUMLAH TOTAL
LOKASI
1 Pometia pinnata POHON MATOA POHON SORONG 22 22 22
2 Syzygium paniculatum PUCUK MERAH POHON MANOKWARI 38 38 38
3 Pterocarpus indicus POHON ANGSANA POHON SORONG 75 75 75
3 Magnolia Champaca POHON CEMPAKA POHON MANOKWARI 48 48 48
4 Cananga odorata POHON KENANGA POHON SORONG 27 27 27
JUMLAH TOTAL 210
TOTAL POHON 210

% TAJUK 100 %
Jumlah Persentase Nilai Tajuk Diatas Standar Minimum = 60 %

A.4. 1 POI
A.1. RENCANA RUANG
ORIENTASI TERBUKA HIJAU (RTH)
BANGUNAN DED ARS. PG.
1 POIN
N
PRIVAT
A.4.d. DIRENCANAKAN AREA HIJAU DAPAT DIAKSES OLEH
A.1.a. ADAPTIF TERHADAP POLA EDAR 44
PUBLIK
Penempatan kursi taman yang berfungsi sebagai tempat istirahat dan area
makan pinang
A.4. 1 POI
A.1. RENCANA RUANG
ORIENTASI TERBUKA HIJAU (RTH)
BANGUNAN DED ARS. PG. RKS ARS. PG
1 POIN
N
PRIVAT
A.4.d. DIRENCANAKAN AREA HIJAU DAPAT DIAKSES OLEH
A.1.a. ADAPTIF TERHADAP POLA EDAR 83 44
PUBLIK
A.5. 13
POI
A.1. PENYEDIAAN
ORIENTASI JALUR PEJALAN KAKI
BANGUNAN POIN
N
(PEDESTRIAN)
A.5.a.
A.1.a. MEMILIKI PEDESTRIAN DENGAN ARAH YANG MENGAKSES ANTARA LUAR
ADAPTIF TERHADAP POLA EDAR
DED ARS. PG.
01
GEDUNG MENUJU KE TERAS GEDUNG ATAU MENERUS DALAM SATU
KOMPLEK GEDUNG
SIRKULASI DALAM
GEDUNG
A.5. 13
POI
A.1. PENYEDIAAN
BANGUNAN POIN
N
(PEDESTRIAN)
A.5.a.
DED ARS. PG.
01
KOMPLEK GEDUNG
AKSES KENDARAAN TERHADAP

GEDUNG
A.5. 13
POI
A.1. PENYEDIAAN
BANGUNAN POIN
N
(PEDESTRIAN)
A.5.a.
DED ARS. PG.
01
KOMPLEK GEDUNG
GERBANG
KELUAR
GERBANG
MASUK
AKSES PEJALAN KAKI TERHADAP

GEDUNG
A.5. 13
POI
A.1. PENYEDIAAN
BANGUNAN POIN
N
(PEDESTRIAN)
A.5.a.
DED ARS. PG.
01
KOMPLEK GEDUNG
GERBANG
KELUAR
GERBANG
MASUK

GEDUNG
A.5. 13
POI
A.1. PENYEDIAAN
BANGUNAN POIN
N
(PEDESTRIAN)
A.5.a.
DED ARS. PG.
01
KOMPLEK GEDUNG
GERBANG
KELUAR
GERBANG
MASUK
AKSES DISABILITAS TERHADAP

GEDUNG
A.5. 12
POI
A.1. PENYEDIAAN
BANGUNAN POIN
N
A.5.B. Bangunan gedung memenuhi persyaratan kemudahan terhadap fasilitas dan akesibilitas
(PEDESTRIAN)
A.1.a. ADAPTIF TERHADAP POLA EDAR
DED ARS. PG.
54 RKS Hal.39
Lamp2-Permen PUPR 14/2017
GERBANG
KELUAR
GERBANG
MASUK

GEDUNG
PEDESTRIAN 160 TAMAN 200 PEDESTRIAN 160

CM CM CM
A.5. Penyediaan Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian) 2 POI
N
DED ARS. PG.
45 RKS Hal.39
Lamp2-Permen PUPR 14/2017

N
DED ARS. PG.
01 RKS Hal.39
PARKIR DIFABLE Lamp2-Permen PUPR 14/2017

N
DED ARS. PG.
59 RKS Hal.46
TOILET DIFABLE
N
DED ARS. PG.
55 & 56 RKS Hal.47
RAMP
N
DED ARS. PG.
64
TANGGA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK

INDONESIA
TANGGA
A.5. PENYEDIAAN JALUR PEJALAN KAKI 1 POI
N
DED ARS. PG.
(PEDESTRIAN)
A.5.c. MEMILIKI FASILITAS PEJALAN KAKI YANG TERHUBUNG DENGAN FASILITAS 02
PUBLIK
PERON
ANGKOT
A.5. PENYEDIAAN JALUR PEJALAN KAKI 1 POI
N
(PEDESTRIAN)
A.5.c. MEMILIKI FASILITAS PEJALAN KAKI YANG TERHUBUNG ATAU MENGHUBUNGKAN FASILITAS PUBLIK, MISAL TRANSPORTASI UMUM,
JEMBATAN PENYEBRANGAN, RUANG PUBLIK, DAN MENUJU PERSIL/KAVLING SEKITARNYA
PANGKALAN ANGKOT
PANGKALAN ANGKOT
TUMBURENI
130 M
A.7. PENYEDIAAN LAHAN 3 POI
DED ARS. PG. N
PARKIR
A.7.a GEDUNG DIRENCANAKAN MEMILIKI LAHAN PARKIR <
30%
51
5
5 KAPASITAS PARKIR RODA 4 DIFABLE : 3 UNIT
(DIMENSI 2.5 M X 5 M
KAPASITAS PARKIR RODA 2 : 94 UNIT

3 2 (DIMENSI 0.85 M X 2 M
LUAS AREA PARKIR RODA 4 : 462,5 M2
LUAS AREA PARKIR RODA 4 DIFABLE : 37,5 M2
LUAS AREA PARKIR RODA 2 : 159,8 M2
LUAS SIRKULASI AREA PARKIR : 1.271 M2
TOTAL LUAS AREA PARKIR : 1.930
4 M2
1
(LUAS AREA PARKIR / LUAS LAHAN) X 100 : (1.930 / 9.200) X 100 = 20,97 %
PARKIR BARANG PARKIR DAMKAR

A. PENGELOLAAN TAPAK
3
A.8. Sistem Pencahayaan Ruang Luar atau Halaman POI
N
DED ELEKTRIKAL
A.8. FASILITAS PENERANGAN DIRENCANAKAN MENGGUNAKAN SAKLAR OTOMATIS ATAU SENSOR
HAL. EL-200
Denah Penerangan Luar menggunakan sensor cahaya
ANALISIS KRITERIA BANGUNAN GEDUNG HIJAU - PEMBANGUNAN

PASAR THUMBURUNI FAKFAK
3
N
DED ELEKTRIKAL
HAL. EL-201
Skema Penerangan Luar menggunakan sensor cahaya

3
N
Skematik photocell

3 POI
A.8. Sistem Pencahayaan Ruang Luar atau Halaman N
A.8. FASILITAS PENERANGAN DIRENCANAKAN MENGGUNAKAN SAKLAR OTOMATIS RKS MEP

ATAU SENSOR LISTRIK HAL. 17
RKS Fotocell

BGH - B
EFISIEN HEMA ENERG
SI T I
ANALISIS KRITERIA BANGUNAN GEDUNG HIJAU - PEMBANGUNAN PASAR THUMBURUNI

B. EFISIENSI PENGGUNAAN
BGH - G ENERGI
EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI
Rencana
Klaim
B EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI
1 Selubung Bangunan
a Selubung bangunan memiliki nilai akumulasi OTTV dan RTTV < 35 Watt/m2
b Nilai perbandingan selubung bangunan transparan dengan selubung bangunan masif (Window to Wall Ratio) kurang dari 30%
c Penggunaan bahan selubung bangunan dapat mendukung esiensi energi
Total Poin
2 Sistem Ventilasi
Pilihan
a Ventilasi alami dan/atau mekanis sesuai dengan standar yang berlaku
b Bangunan gedung yang tidak memiliki ventilasi alami, tetap harus memenuhi kebutuhan udara segar
c Sistem ventilasi membantu pengurangan beban pendinginan
Total Poin
3 Sistem Pengkondisian Udara
a Direncanakan menggunakan AC dengan suhu minimal berkisar 25°C±1°C atau Kelembaban relatif ruangan berkisar 60%±10%
b kW/TR atau COP (coefcient of performance) dari peralatan pengkondisian udara sesuai dengan standard yang berlaku,
Apabila bangunan gedung yang tidak merencanakan penggunaan pengondisian udara, diisi dengan poin penuh
Total Poin
4 Sistem Pencahayaan
Daerah yang mendapatkan cahaya alami memiliki pengelompokan lampu terpisah dengan daerah yang tidak mendapatkan cahaya
a
alami
b Dilengkapi dengan dimmer/sensor photoelectric
c Pencahayaan buatan memenuhi seluruh persyaratan
1) Daya maksimum lampu sesuai dengan peraturan
2) Luas area maksimum 30 m2 untuk satu sakelar untuk satu macam pekerjaan atau satu kelompok pekerjaan
3) Menggunakan sensor/ pengendali pencahayaan dalam fungsi tertentu
Total Poin
5 Sistem Transportasi dalam gedung
a Perhitungan trafc analysis lift sesuai standard yang berlaku
b Menggunakan sistem transportasi vertikal yang memiliki tur hemat energi
Total Poin
6 Sistem Kelistrikan
Pilihan
a GBaendguunngadnirgeendcuanngakdainrehnacnanyakmanemmielimkiilsiaktiupaelnagt eulkomurpkoWkkhambeteebran listrik dan masing-
masingenergi
b meter memiliki kWh
listrik meter,
untuk sertadaya
sumber tersedia sublebih besar dari 100 kVa
utama
c Dilakukan simulasi sistem mekanikal elektrikal bangunan atau Building Management System (BMS)
Total Poin
Total Esiensi Penggunaan Energi
5
POIN
B.1. SELUBUNG ENERGI
DED ARS.
BANGUNAN
B.1.a.
SELUBUNG
BANGUNAN MEMILI NILA AKUMULA OTT
KI I SI V
DAN RTT MAKSIMU 35 WATT/M2
V M
HAL. 08-09
ARAH
TENGGARA ARAH TIMUR
LAUT
ARAH BARAT ARAH BARAT

LAUT DAYA
5
POIN
DED ARS.
BANGUNAN
B.1.a. SELUBUNG
BANGUNAN
MEMILI NILA AKUMULA OTT DAN RTTV
KI I SI V MAKSIMUM
35 WATT/M2 HAL. 3,4,5&6
RUANGAN BER-AC PADA SETIAP

LANTAI
DENAH LANTAI
3
DENAH LANTAI
1
DENAH LANTAI DENAH LANTAI

2 4
5
POIN
BANGUNAN
B.1.a. SELUBUNG BANGUNAN MEMILIKI NILAI
AKUMULASI
OTT DAN RTTV MAKSIMUM 35
V WATT/M2
PERHITUNGAN OTTV
4
POIN
BANGUNAN
B.1.B. NILAI PERBANDINGAN SELUBUNG BANGUNAN TRANSPARAN DENGAN SELUBUNG BANGUNAN MASIF (WINDOW TO WALL RATIO) KURANG
DARI 30%
PERHITUNGAN WWR (WINDOW TO WALL DED ARS.

RATIO)
Tabel Perbandingan Selubung Bangunan Transparan Dengan Selubung Bangunan Masif (Window To Wall Ratio) HAL. 08-09
3
POIN
BANGUNAN
B.1.C. PENGGUNAAN BAHAN SELUBUN BANGUNAN DAPAT MENDUKUN
G G
EFISIEN ENERG
SI I
DED ARS.
HAL. 08-09
Keterangan :
Dinding Hebel
3
POIN
BANGUNAN
G G
EFISIEN ENERG
SI I
RKS HAL. 24
4
POIN
BANGUNAN
G G
EFISIEN ENERG
SI I
Material Bata Ringan

4
POIN
BANGUNAN
G G
EFISIEN ENERG
SI I
Material Batu Merah

4
POIN
BANGUNAN
G G
EFISIEN ENERG
SI I
Material Batu Merah
Material Bata Ringan

4
POIN
BANGUNAN
G G
EFISIEN ENERG
SI I
ALUMUNIU COMPOSITE PANEL
M
4
POIN
B.2. SISTEM ENERGI
DED ARS.
VENTILASI
B.2.a. VENTILASI ALAMI DAN/ATAU MEKANIS SESUAI DENGAN STANDAR
YANG
BERLAK
U
HAL. 08-09
Berdasarkan SNI 6572:2001 tentang Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung RKS HAL. 48
4.3. VENTILASI ALAMI
4.3.1. Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan di luar suatu bangunan
gedung yang disebabkan oleh angin dan karena adanya perbedaan temperatur, sehingga
terdapat gas-gas panas yang naik di dalam saluran ventilasi.
4.3.2. Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari bukaan permanen, jendela,
pintu atau sarana lain yang dapat dibuka, dengan :
a). Jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari 10% terhadap luas lantai ruangan yang
membutuhkan ventilasi;
ARAH BARAT
VENTILASI ALAMI RKS Hal.48 DAYA
Perhitungan Ratio Jumlah Ventilasi Alami terhadap Luas Lantai
No. Keterangan Luas Lantai (m2) Luas Ventilasi (m2) Ratio (%)
1 La nta i 1 4042 554,09 13,70%
2 La nta i 2 3401 374,62 11,01%
3 La nta i 3 3057 374,62 12,25%
4 La nta i 4 3057 360,4 11,79%
TOTAL 13.557 1.663 12,27%
ARAH TIMUR
DI ATAS STANDAR
MAKSIMUM
LAUT
ARAH BARAT ARAH

LAUT TENGGARA
KETERANGAN:
BUKAAN LANTAI 1 BUKAAN LANTAI 2 BUKAAN LANTAI 3 BUKAAN LANTAI 4

B. EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI
4
B.2. SISTEM POI
N
VENTILASI
B.2.a. VENTILASI ALAMI DAN/ATAU MEKANIS SESUAI DENGAN STANDAR YANG
BERLAKU
VENTILASI MEKANIS
Berdasarkan SNI 6572:2001 tentang Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung
Tabel 4.4.1 : Kebutuhan Ventilasi Mekanis.
Tipe Catu Udara segar minimum

Pertukaran m3/ jam per orang
udara/jam
Kantor 6 18
Restoran/kantin 6 18
Toko/Pasar Swalayan 6 18
Pabrik/Bengkel 6 18
Kelas, Bioskop 8
Lobi, Koridor, Tangga 4
Kamar Mandi, Peturasan 10
Dapur 20
Tempat Perkir 6

4
B.2. SISTEM POI
N
VENTILASI
BERLAKU
ASHRAE Standar 62.1-2016

4
B.2. SISTEM POI
N
VENTILASI
BERLAKU
Hasil Perhitungan Berdasarkan Metode ACH

4
B.2. SISTEM POI
N
VENTILASI
BERLAKU
Hasil Perhitungan Berdasarkan Metode
Ventilation for Acceptable Indoor Air Quality

4
B.2. SISTEM RKS MEP
POI
N
VENTILASI
BERLAKU
TATA UDARA PG. 14
RKS exhasut fan & CO2
RKS exhasut fan

4
B.2. SISTEM DED MEP MEK.
POI
N
VENTILASI
BERLAKU
TU-201
Denah Ventilasi lantai 1

4
POI
N
VENTILASI
BERLAKU
TU-202

4
POI
N
VENTILASI
BERLAKU
TU-203

4
POI
N
VENTILASI
BERLAKU
TU-204

4
B.2. SISTEM POI
N
VENTILASI
BERLAKU
Skedul Ventilasi

2
B.3. SISTEM PENGKONDISIAN POI
N
UDARA
B.3.a. DIRENCANAKAN MENGGUNAKAN AC DENGAN SUHU MINIMAL BERKISAR 25°C±1°C ATAU KELEMBABAN RELATIF RUANGAN BERKISAR
60%±10%
1. Dalam Tahap perencanaan Cooling Load dihitung dengan termperatur ruangan RKS MEP
25°Celcius, dijelaskan dalam RKS. TATA UDARA HAL. 13
2. Unit yang dipilih adalah uni AC yang bisa di set pada temperatur ruang
25°Celcius lengkap dengan remote control/thermostat.

5
N
UDARA
B.3.b. KW/TR ATAU COP DARI PERALATAN PENGKONDISIAN UDARA SESUAI DENGAN STANDAR YANG
BERLAKU,
Berdasarkan SNI 6390:2011 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara Pada
Bangunan Gedug
RKS MEP
TATA UDARA HAL. 13
SPESIFIKASI
AC

5
N
UDARA
B.3.b. KW/TR ATAU COP DARI PERALATAN PENGKONDISIAN UDARA SESUAI DENGAN STANDAR YANG
BERLAKU,
Memilih Unit AC yang sudah menerapkan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2017.
Unit yang terpilih memiliki Label Tanda Hemat Energi pada piranti pengkondisi udara
sekurang-kurangnya Bintang 3, 9.96 ≦ EER < 10.41

4
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN
B.4.a. DAERAH YANG MENDAPATKAN CAHAYA ALAMI MEMILIKI PENGELOMPOKAN LAMPU TERPISAH DENGAN DAERAH
YANG TIDAK MENDAPATKAN CAHAYA ALAMI
SNI 03-6197-2011 : Konservasi

energi pada sistem pencahayaan
SNI SNI 03-6575-2001 Tata cara

perancangan sistem pencahayaan
buatan pada bangunan gedung
TINGKAT PENCAHAYAAN :
300 LUX
TINGKAT PENCAHAYAAN :
250 LUX

4
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN
B.4.a. DAERAH YANG MENDAPATKAN CAHAYA ALAMI MEMILIKI PENGELOMPOKAN LAMPU TERPISAH DENGAN DAERAH RKS MEP
YANG TIDAK MENDAPATKAN CAHAYA ALAMI LISTRIK HAL. 17
RKS Lux Sensor

4
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN
B.4.a. DAERAH YANG MENDAPATKAN CAHAYA ALAMI MEMILIKI PENGELOMPOKAN LAMPU TERPISAH DENGAN DAERAH DED MEP ELK.
YANG TIDAK MENDAPATKAN CAHAYA ALAMI EL-101
LANTAI 1
ZONA LAMPU YANG DIARSIR MENDAPATKAN PENCAHAYAAN ALAMI (4 KELOMPOK BEBAN)
ZONA LAMPU YANG TIDAK DIARSIR TIDAK MENDAPATKAN PENCAHAYAAN ALAMI (18 KELOMPOK BEBAN)
LAMPU YANG MENDAPATAKN PENCAHAYAAN ALAMI ADALAH JENIS TL LED 2x8W (TKO)
Dialux Artificial

4
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN
LANTAI 2
Dialux Artificial

4
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN
LANTAI 3
Dialux Artificial

4
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN
LANTAI 4
Dialux Artificial

4
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN
Wiring Diagram Penerangan Lantai 1
Lampu yang mendapat pencahayaan alami di

kontrol dengan lux sensor

4
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN


4
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN


4
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN


2
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN
B.4.b. DILENGKAPI DENGAN DIMMER/SENSOR PHOTOELECTRIC RKS MEP
LISTRIK HAL. 17
RKS Lux Sensor

2
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN
B.4.b. DILENGKAPI DENGAN DIMMER/SENSOR PHOTOELECTRIC DED MEP ELK.
EL-101
DENAH PENEMPATAN LUX SENSOR

LANTAI 1
ANALISIS KRITERIA BANGUNAN GEDUNG HIJAU - PEMBANGUNAN Dimming Photosensor (Lux Sensor)
2
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN
EL-102

LANTAI 2
2
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN
EL-103

LANTAI 3
2
B.4. SISTEM POI
N
PENCAHAYAAN
EL-104

LANTAI 4
2
B.4. SISTEM PENCAHAYAAN POI
N
B.4.c.1. Daya maksimum lampu sesuai dengan peraturan
Daya pencahayaan Maksimum (W/m2) sesuai Peraturan SNI 6197:2011 : Konservasi energi pada sistem pencahayaan
DAYA MAKSIMUM
10 WATT/M2
DAYA MAKSIMUM
15 WATT/M2

2
N
PERHITUNGAN LIGHTING POWER DENSITY (LPD)

2
N

2
N

2
N

2
N
RKS MEP
LISTRIK HAL. 18
RKS Daya Lampu yang dipilih
RKS Pemilihan
Lampu

2
N
LANTAI 1 & 2
(TIPIKAL)

2
N
LANTAI 3 & 4
(TIPIKAL)

B.4. SISTEM PENCAHAYAAN 2
POI
N
B.4.c.2. Luas area maksimum 30 m2 untuk satu sakelar untuk satu macam pekerjaan atau satu kelompok pekerjaan DED MEP ELK.
EL-101
CONTOH PEMBAGIAN SAKLAR

DI LANTAI 1
untuk penyalaan lampu menggunakan saklar sesuai kebutuhan ruangan, untuk

area los 3m2, dipasang satu lampu dilayani satu saklar.
Untuk area koridor luas 98,7m2 dilayani saklar tukar (saklar hotel) 4 buah .

B.4. SISTEM PENCAHAYAAN 2
POI
N
B.4.c.2. Luas area maksimum 30 m2 untuk satu sakelar untuk satu macam pekerjaan atau satu kelompok pekerjaan
RKS MEP
LISTRIK HAL. 17
RKS Lux Sensor

2
N
DED MEP ELK.
B.4.c.3. Menggunakan sensor/ pengendali pencahayaan dalam fungsi tertentu
EL-101
PENEMPATAN OCCUPANCY SENSOR

LANTAI 1
Occupancy Sensor
Occupancy sensor pada ruang kesehatan dan ruang shalat ibadah

2
N
DED MEP ELK.
EL-102

LANTAI 2
Occupancy Sensor
Occupancy sensor pada ruang keamanan dan ruang kerja pengelola

2
N
DED MEP ELK.
EL-103

LANTAI 3
Occupancy Sensor
Occupancy sensor pada ruang rapat pengelola

2
N
DED MEP ELK.
EL-104

LANTAI 4
Occupancy Sensor
Occupancy sensor pada ruang aula pertemuan

BGH - C
EFISIEN PENGGUNAAN AI
SI R
EFISIENSI PENGGUNAAN
BGH - C AIR
EFISIEN PENGGUNAAN AI
SI R
Rencana
Klaim
C EFISIENSI PENGGUNAAN AIR
1 Sumber Air
a Air PDAM
b Air permukaan yang diolah
c Air hujan yang diolah
d Air daur ulang misal dari wudlu
e Air kondensasi AC
Total Poin
2 Pemakaian Air
Direncanakan meter air dipasang di setiap sistem
a
keluaran air PDAM
Direncanakan meter air dipasang di setiap sistem
b
keluaran air tanah
Direncanakan meter dipasang di setiap sistem
c
sumber air daur ulang dan lebih darim10%
Total Poin
Penggunaan Peralatan Saniter Hemat Air (Water
3
Fixture)
Jumlah Penggunaan
WC, ush valve (4 liter/ush)
WC, ush tank (4 liter/ush)
Urinal Flush (4 liter/ush)
Shower mandi (9 liter/menit)
Keran Tembok (8 liter/menit)
Keran Wastafel/lavatory (8 liter/menit)
*diuji dalam tekanan 0,7 bar
Jumlah total xture hemat air yang digunakan (1)

Jumlah total xture yang digunakan (2)
Prosentase xture hemat air terhadap total xture
air (2:1)
Pilihan
Direncanakan gedung menggunakan minimal 25%
a produk xture hemat air dari total rencana
pengadaan produk xture
b Minimal 50% dari total pengadaan produk xture
c Minimal 75% dari total pengadaan produk xture
Total Poin
Total Poin Esiensi Penggunaan Air
1
EFISIENSI PENGGUNAAN AIR
C.1. Sumber Air DED MEP MEK.

POI
N
C.1.A Air PDAM PL-001

3
C.1. Sumber Air DED MEP MEK.

POI
N
C.1.D Air daur ulang misal dari wudhu PL-001

2
C.2. Pemakaian Air DED MEP MEK.

POI
N
C.2.A Direncanakan meter air dipasang di setiap sistem keluaran air PDAM PL-001

3
C.2. Pemakaian Air POI

N
C.2.C Direncanakan meter dipasang di setiap sistem sumber air daur ulang dan lebih dari 10% digunakan
DED MEP MEK.

PL-001

5
AIR POIN
C.3. Penggunaan Peralatan Saniter Hemat Air (Water
C.3.C Minimal 92% dari Total Pengadaan Produk Fixture
5
AIR POIN
C.3.C Minimal 92% dari Total Pengadaan Produk Fixture
KLOSET TOTO URINOIR
KRAN
WASTAFEL
JET SPRAY
KRAN DINDING
5
AIR POIN
DED ARS.
C.3.C Minimal 92% dari Total Pengadaan Produk Fixture HAL. 03
lantai 1
KLOSET
SHOWER SPRAY
KERAN AIR
URINOIR
LANTAI 2
JENIS SANITAIR JUMLAH
KLOSET 20
SHOWER SPRAY 20
URINOIR 10
KRAN WASTAFEL 12
5
AIR POIN
DED ARS.
lantai 2
KLOSET
SHOWER SPRAY
KERAN AIR
URINOIR
LANTAI 2
KLOSET 20
SHOWER SPRAY 20
URINOIR 10
KRAN WASTAFEL 12
5
AIR POIN
DED ARS.
lantai 3
KLOSET
SHOWER SPRAY
KERAN AIR
URINOIR
LANTAI 3
KLOSET 20
SHOWER SPRAY 20
URINOIR 10
KRAN WASTAFEL 12
5
AIR POIN
DED ARS.
lantai 4
KLOSET
SHOWER SPRAY
KERAN AIR
URINOIR
LANTAI 4
KLOSET 20
SHOWER SPRAY 20
URINOIR 10
KRAN WASTAFEL 12
JUMLAH JUMLAH
SANITAIR
JENIS SANITAIR TERPASANG
(UNIT) HEMAT AIR
(UNIT)
PRESENTASE
PENGGUNAAN
KLOSET 80 80 SANITAIR HEMAT AIR
(%)
SHOWER SPRAY 80 80
URINOIR 40 40
KRAN WASTAFEL 48 48
TOTAL 248 248 100%
BGH - D
KUALIT UDAR DALA RUANG
AS A M
KUALITAS UDARA DALAM
BGH - D RUANG
KUALITA UDARA DALA RUANG

S M
Rencana
Klaim
D KUALITAS UDARA DALAM RUANG
1 Pelarangan Merokok
a Komitmen untuk menjadi gedung bebas asap rokok
Memiliki rambu dan peringatan larangan merokok
b
di seluruh bagian gedung
Total Poin
2 Pengendalian CO2 dan CO
Direncanakan memiliki sistem ventilasi yang
a
memperhitungkan kandungan CO2 dalam ruangan
Ruangan dalam bangunan gedung yang memiliki
esiko akumulasi konsentrasi CO dan/atau CO2
b
Direncanakan memiliki alat monitor CO dan/atau
CO2
Ruangan dalam bangunan bangunan gedung yang
memiliki resiko akumulasi konsentrasi CO dan/atau
c
CO2 direncanakan memiliki alarm jika ambang CO
dan/atau CO2 melewati ambang batas
Total Poin
Pengendalian penggunaan bahan pembeku
3
(refrigerant)
Pilihan
Jika Bangunan Gedung direncanakan tidak
a
menggunakan alat pendingin
Pada bangunan gedung direncanakan
b
menggunakan alat pendingin
1) Direncanakan tidak menggunakan bahan CFC
(bahan berbahaya)
2) Direncanakan menggunakan alat pendingin
dengan nilai Global Warming Potential (GWP)
rendah Total Poin
Total Poin Kualitas Udara dalam Ruang
3
POI
D.2. Pengendalian CO2 dan CO
RUANG
N
D.2.A Direncanakan memiliki sistem ventilasi yang memperhitungkan kandungan CO2 dalam ruangan
DENAH PENEMPATAN CO2 SENSOR, MONITOR, ALARM & TRANSMITER DED MEP MEK.
TU-201
DALAM RUANGAN LANTAI 1

3
POI
RUANG
N
DED MEP MEK.

DENAH PENEMPATAN CO2 SENSOR, MONITOR, ALARM & TRANSMITER TU-202

3
POI
RUANG
N
TU-203

3
POI
RUANG
N
TU-204

3
POI
RUANG
N
DED MEP MEK.

SKEMATK CO2 SENSOR, MONITOR, ALARM & TRANSMITER DI AREA TU-001
PASAR
SKEMATIK SENSOR CO2 DI AREA

PASAR
SKEMATIK DIAGRAM VENTILASI

MEKANIK

D.2. Pengendalian CO2 dan CO KUALITAS UDARA DALAM
RUANG 3 POI
N
D.2.B Ruangan dalam bangunan gedung yang memiliki Resiko akumulasi konsentrasi CO dan/ atau Co2
Direncanakan memiliki alat monitor CO dan/ atau CO2
LANTAI 1 DED MEP MEK.

TU-201
RUANGAN YANG DIPASANG CO2 ADALAH AREA PASAR

RUANG 3 POI
N

TU-202
RUANGAN YANG DIPASANG CO2 ADALAH AREA PASAR

RUANG 3 POI
N

TU-203
RUANGAN YANG DIPASANG CO2 ADALAH AREA PASAR DAN RUANG RAPAT PENGELOLA

RUANG 3 POI
N

TU-204
RUANGAN YANG DIPASANG CO2 ADALAH AREA PASAR DAN RUANG AULA PERTEMUAN

RUANG 3 POI
N
RKS Pengendalian CO2 RKS MEP

TATA UDARA HAL. 26-27

RUANG 3 POI
N
Tenmars TM - 187A 1.8" LED CO2 / Temperature/

Humidity Monitor Data Logger (214x120)
EXHAUST FAN/ Fresh Air Fan

Product Description
• Complete environmental
monitoring and alarm
solution
• Wall - Mounted LED type
for easy reading
• Alarm set for CO2 and
Temperature and Humidity
• USBDatalogging
Capacity 65,000
records
• Real - time data
display
Carbon Dioxide (CO2):

• CO2 Sensor : Non - dispersive infrared (NDIR)
• Range: 1 to 9999ppm
• Accuracy: ±5% of reading or ±70ppm (0 - 2000ppm,others out of
scale range)
• Resolution: ± 1ppm
• Response Time: Typ.2 minutes by 90%
Gas Sensors Ammonia

(NH3), Carbon monoxide
(CO), Nitrogen dioxide
(NO2), Chlorine
(Cl2), Ozone (O3), Oxygen
(O2)

3
KUALITAS UDARA DALAM RUANG
POI
D.3. Pengendalian penggunaan bahan pembeku (refrigerant) N
D.3.B.1. Direncanakan tidak menggunakan bahan CFC (bahan berbahaya)
RKS MEP
TATA UDARA HAL. 13
NILAI REFRIGRANT R32

MEMILIKI ODP = 0

2
KUALITAS UDARA DALAM RUANG
POI
D.3. Pengendalian penggunaan bahan pembeku (refrigerant) N
D.3.B.2. Direncanakan menggunakan alat pendingin dengan nilai Global Warming Potential (GWP) rendah
RKS MEP
TATA UDARA HAL. 13
NILAI REFRIGRANT R32

MEMILIKI GWP = 675

BGH - F
PENGELOLAA SAMPAH
N
PENGELOLAAN
BGH - F SAMPAH
PENGELOLAA SAMPAH
N
Rencana
Klaim
F PENGELOLAAN SAMPAH
1 Penerapan Prinsip 3R (reduce, reuse, recycle)
Pengelolaan gedung direncanakan berkomitmen
untuk melakukan pembelian bahan atau barang
yang tidak mengandung bahan berbahaya, tidak
merusak lingkungan, tidak memerlukan distribusi
Total Poin
2 Penerapan Sistem Penanganan Sampah
Rencana penyediaan fasilitas pemilahan sampah
a
sesuai dengan kelompoknya
Rencana membangun TPS di lingkungan bangunan
gedung serta melakukan pengambilan dan
b
pemindahan sampah dari sumber sampah ke TPS
secara terjadwal
Rencana usaha pengurangan dan penggunaan
c
kembali kantong plastik dan kertas,
Tambahan Poin
Merencanakan fasilitas pengelolaan sampah
organik, dan memberi nilai tambah dari sampah
d
dan/atau fasilitas pemadatan sampah non organik
pada gedung.
Total Poin
3 Penerapan Sistem Pencatatan Timbulan Sampah
Merencanakan pembukuan retribusi sampah
a bulanan yang disertai dengan adanya catatan
tanggal pengambilan sampah.
Merencanakan pencatatan berat/volume timbulan
b
sampah
Total Poin
Total Poin Pengelolaan Sampah
3
PENGELOLAAN
F.1. Penerapan Prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) SAMPAH POIN
Pengelolaan gedung direncanakan berkomitmen untuk melakukan pembelian bahan atau barang yang y
lingkungan, dak memerlukan distribusi panjang, dak menimbulkan sampah
1
PENGELOLAAN
F.2. Penerapan Sistem Penanganan SAMPAH POI

N
Sampah
F.2.a. Melaksanakan penyediaan fasilitas pemilahan sampah sesuai dengan kelompoknya
Berdasarkan SNI 19-3983-1995 Tentang Spesiﬁkasi Timbulan Sampah untuk Kota

Kecil dan Kota Sedang di Indonesia, Besaran timbulan sampah berdasarkan
sumber sampah, sebagai berikut:
PERHITUNGAN TIMBULAN SAMPAH

1
PENGELOLAAN

N
DED MEK
Sampah
F.2.a. Rencana penyediaan fasilitas pemilahan sampah sesuai dengan kelompoknya SP-101
DENAH TEMPAT SAMPAH LANTAI 1

1
PENGELOLAAN

N
DED MEK
Sampah

1
PENGELOLAAN

N
DED MEK
Sampah

1
PENGELOLAAN

N
DED MEK
Sampah

F.2. Penerapan Sistem Penanganan Sampah 1
PENGELOLAAN
SAMPAH POI
N
F.2.b. Rencana membangun TPS di lingkungan bangunan gedung serta melakukan pengambilan dan pemindahan sampah
dari sumber sampah ke TPS secara terjadwal

PENGELOLAAN
SAMPAH POI
N
F.2.b. Rencana membangun TPS di lingkungan bangunan gedung serta melakukan pengambilan dan pemindahan sampah DED MEK
dari sumber sampah ke TPS secara terjadwal SP-201
DENAH PENEMPATAN TPS PADA SITE

PENGELOLAAN
SAMPAH POI
N
F.2.b. Rencana membangun TPS di lingkungan bangunan gedung serta melakukan pengambilan dan pemindahan sampah DED MEK
dari sumber sampah ke TPS secara terjadwal SP-001
SKEMA RENCANA JALUR SAMPAH

PENGELOLAAN
SAMPAH POI
N
F.2.d. Melaksanakan pengelolaan sampah organik, dan memberi nilai tambah dari sampah dan/atau melakukan
pemadatan sampah non organik pada gedung
SKEMA PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK & ANORGANIK
KOMPOSTER
ALAT PEMADAT SAMPAH

PENGELOLAAN
SAMPAH POI
N
F.2.d. Melaksanakan pengelolaan sampah organik, dan memberi nilai tambah dari sampah dan/atau melakukan DED MEK
pemadatan sampah non organik pada gedung SP-100
DENAH POSISI
KOMPOSTER
DETAIL
KOMPOSTER

1
PENGELOLAAN
F.3. Penerapan Sistem Pencatatan Timbulan SAMPAH POIN
F.3.A Merencanakan pembukuan retribusi sampah bulanan yang disertai dengan
FOR RETRIBU SAMPAH

M SI
1
PENGELOLAAN
F.3. Penerapan Sistem Pencatatan Timbulan SAMPAH POIN
F.3.b Merencanakan pencatatan berat/volume timbulan sampah
FOR LAPORA TIMBULA SAMPAH

M N N

BGH Pasar Thumburuni Fak-Fak (Slide Perbaikan)

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

BGH Pasar Thumburuni Fak-Fak (Slide Perbaikan)

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PENGELOLAAN

BARAT LAUT TENGGARA

MEMINIMALKAN RAMBATAN RADIASI MATAHARI DENGAN OVERSTEAK

PEMBUKTIAN : POTONGAN ARSITEKTUR B-B

MEMINIMALKAN RAMBATAN RADIASI MATAHARI DENGAN OVERSTEAK

PEMBUKTIAN : POTONGAN ARSITEKTUR B-B

MEMINIMALKAN RAMBATAN RADIASI MATAHARI DENGAN OVERSTEAK

PEMBUKTIAN : POTONGAN ARSITEKTUR B-B

MEMINIMALKAN RAMBATAN RADIASI MATAHARI DENGAN OVERSTEAK

Lampiran Permen PU 05/PRT/M/2008 Hal. 31 - 35

PEDESTRIAN 160 TAMAN 200 PEDESTRIAN 160

Nilai Jumlah Tajuk

JUMLAH POHON AREA KANOPI CAKUPAN HIJAU

1 Pometia pinnata POHON MATOA POHON POHON BESAR 22 18.00 396.00

TOTAL LUAS LAHAN 9, 200. 00 M 2

Jumlah Persentase Nilai Tajuk Diatas Standar Minimum = 22.99 %

Identifikasi Jenis Vegetasi yang digunakan pada tapak bangunan Gedung

NO NAMA LATIN NAMA LOKAL KATEGORI ASAL NURSERY JUMLAH DI

2 Syzygium paniculatum PUCUK MERAH POHON MANOKWARI 38 38 38

3 Pterocarpus indicus POHON ANGSANA POHON SORONG 75 75 75

3 Magnolia Champaca POHON CEMPAKA POHON MANOKWARI 48 48 48

4 Cananga odorata POHON KENANGA POHON SORONG 27 27 27

JUMLAH TOTAL 210

TOTAL POHON 210

Jumlah Persentase Nilai Tajuk Diatas Standar Minimum = 60 %

AKSES KENDARAAN TERHADAP

AKSES PEJALAN KAKI TERHADAP

AKSES PEJALAN KAKI TERHADAP

AKSES DISABILITAS TERHADAP

Lamp2-Permen PUPR 14/2017

AKSES PEJALAN KAKI TERHADAP

PEDESTRIAN 160 TAMAN 200 PEDESTRIAN 160

Lamp2-Permen PUPR 14/2017

PARKIR DIFABLE Lamp2-Permen PUPR 14/2017

TANGGA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK

KAPASITAS PARKIR RODA 2 : 94 UNIT

PARKIR BARANG PARKIR DAMKAR

Denah Penerangan Luar menggunakan sensor cahaya

ANALISIS KRITERIA BANGUNAN GEDUNG HIJAU - PEMBANGUNAN

Skema Penerangan Luar menggunakan sensor cahaya

ANALISIS KRITERIA BANGUNAN GEDUNG HIJAU - PEMBANGUNAN

ANALISIS KRITERIA BANGUNAN GEDUNG HIJAU - PEMBANGUNAN

A.8. FASILITAS PENERANGAN DIRENCANAKAN MENGGUNAKAN SAKLAR OTOMATIS RKS MEP

ANALISIS KRITERIA BANGUNAN GEDUNG HIJAU - PEMBANGUNAN

ANALISIS KRITERIA BANGUNAN GEDUNG HIJAU - PEMBANGUNAN PASAR THUMBURUNI

EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI

ARAH BARAT ARAH BARAT

RUANGAN BER-AC PADA SETIAP

DENAH LANTAI DENAH LANTAI

PERHITUNGAN WWR (WINDOW TO WALL DED ARS.

Material Bata Ringan

Material Batu Merah

Material Batu Merah

Material Bata Ringan

ARAH BARAT ARAH

BUKAAN LANTAI 1 BUKAAN LANTAI 2 BUKAAN LANTAI 3 BUKAAN LANTAI 4

Tabel 4.4.1 : Kebutuhan Ventilasi Mekanis.

Tipe Catu Udara segar minimum

ANALISIS KRITERIA BANGUNAN GEDUNG HIJAU - PEMBANGUNAN

ANALISIS KRITERIA BANGUNAN GEDUNG HIJAU - PEMBANGUNAN

ANALISIS KRITERIA BANGUNAN GEDUNG HIJAU - PEMBANGUNAN

ANALISIS KRITERIA BANGUNAN GEDUNG HIJAU - PEMBANGUNAN

RKS exhasut fan & CO2