0
DRAFT TAG JULI 2018
Green Building Council Indonesia
RINGKASAN KRITERIA
Poin Maks Persentase
Kode Bonus Sub
NB 1.2 NB 2.0 NB 1.2 NB 2.0
Appropriate Site Development 17 21 17% 17%
POINTS
LEVEL
MINIMUM PERCENTAGE (%)
PLATINUM 86 73
GOLD 67 57
SILVER 54 46
BRONZE 41 35
ELIGIBILITY
E1
TOLOK UKUR
Minimum luas gedung adalah 2500 m2
Pada bangunan dengan luasan <2500 m2 dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan berikut:
- Minimal fasilitas untuk kegiatan manusia yang harus disediakan antara lain, tidak terbatas pada: ruang aktif, kama
mandi/toilet, dan lahan terbuka hijau,
serta fasilitas lain sesuai peraturan/perundang-undangan yang berlaku.
- Terdapat pengguna tetap dalam seluruh bangunan yang bekerja dan beraktifitas di dalam bangunan penuh waktu
satu tahun.
- Minimum luasan bangunan ≥ 200 m2
E2
TOLOK UKUR
Pihak manajemen bersedia menandatangani surat yang berisi persetujuan untuk memperbolehkan seluruh data pi
manajemen yang berhubungan dengan sertifikasi GREENSHIP dipergunakan untuk dipelajari dalam studi kasus yan
diselenggarakan oleh GBC Indonesia.
E3
TOLOK UKUR
Gedung memiliki fungsi yang sesuai dengan peruntukan lahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
E4
TOLOK UKUR
Gedung memiliki sistem perlindungan dan pengelolaan lingkungan dalam bentuk AMDAL dan/atau UKL/UPL.
E5
TOLOK UKUR
Memiliki surat pernyataan bahwa gedung memiliki ketahanan terhadap kebakaran sesuai dengan ketentuan yang b
E6
TOLOK UKUR
Memiliki surat pernyataan bahwa gedung memiliki ketahanan gempa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
E7
TOLOK UKUR
Memiliki surat pernyataan bahwa gedung memiliki aksesibilitas bagi penyandang cacat sesuai dengan ketentuan ya
ELIGIBILITY
Luas Minimum Gedung (Minimum Building Area)
TOLOK UKUR
Minimum luas gedung adalah 2500 m2
Pada bangunan dengan luasan <2500 m2 dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan berikut:
- Minimal fasilitas untuk kegiatan manusia yang harus disediakan antara lain, tidak terbatas pada: ruang aktif, kamar
mandi/toilet, dan lahan terbuka hijau,
serta fasilitas lain sesuai peraturan/perundang-undangan yang berlaku.
- Terdapat pengguna tetap dalam seluruh bangunan yang bekerja dan beraktifitas di dalam bangunan penuh waktu selama
satu tahun.
- Minimum luasan bangunan ≥ 200 m2
Transparansi Data Proyek (Project Data Transparency)
TOLOK UKUR
Pihak manajemen bersedia menandatangani surat yang berisi persetujuan untuk memperbolehkan seluruh data pihak
manajemen yang berhubungan dengan sertifikasi GREENSHIP dipergunakan untuk dipelajari dalam studi kasus yang
diselenggarakan oleh GBC Indonesia.
Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang (Compliance with Detailed Spatial Plan)
TOLOK UKUR
Gedung memiliki fungsi yang sesuai dengan peruntukan lahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Setempat
Kepemilikan Rencana Sistem Manajemen Lingkungan (Having Environmental Management System Plan)
TOLOK UKUR
Gedung memiliki sistem perlindungan dan pengelolaan lingkungan dalam bentuk AMDAL dan/atau UKL/UPL.
Kesesuaian dengan Standar Proteksi Kebakaran (Compliance with Fire Protection Standards)
TOLOK UKUR
Memiliki surat pernyataan bahwa gedung memiliki ketahanan terhadap kebakaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kesesuaian dengan Standar Ketahanan Gempa (Compliance with Earthquake Resistance Standards)
TOLOK UKUR
Memiliki surat pernyataan bahwa gedung memiliki ketahanan gempa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kesesuaian dengan Standar Aksesibilitas Difabel (Compliance with Accesibility Standards for Different Ability People)
TOLOK UKUR
Memiliki surat pernyataan bahwa gedung memiliki aksesibilitas bagi penyandang cacat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pendapat Penjelasan / Alasan
APPROPRIATE SITE DEVELOPMENT
NB 2.0
KODE TUJUAN No NILAI NILAI PENDAPAT
TOLOK UKUR 2.0 TOTAL
ASD P1 Ketahanan Tata Guna Lahan (Site Development Resilience) Hasil TAG SIDANG PLENO P
Adanya upaya mitigasi bencana dalam pemilihan tapak bangunan, yang dibuktikan
dengan data/hasil kajian/laporan analisis pemetaan potensi beberapa faktor
bencana, ancaman bahaya lingkungan sekitar dan penilaian manajemen resiko
yang sesuai di setiap peruntukan lahan (Hazard Mapping and Risk Assessment),
Mempersiapkan tata guna lahan pembangunan untuk lebih
yang mencakup antara lain seperti :
responsif, mitigatif dan memiliki Ketahanan terhadap berbagai
bencana alam. Serta aplikatif dalam penerapan manajemen
1. Ancaman bencana yang diakibatkan intervensi manusia (Man-Made Disaster)
resiko bencana alam, sebagai salah satu komponen analisis di seperti halnya ; sejarah dan potensi bahaya banjir musiman/tahunan, ancaman
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Sekaligus
melakukan perubahan paradigma dari sikap respon terhadap 1 bahaya kebakaran dari lingkungan sekitar tapak, tanah longsor, pendangkalan P
aliran sungai, waduk dan danau, perlambatan aliran permukaan akibat reklamasi
bencana - menjadi sadar akan bencana sehingga memiliki pantai, pembakaran hutan, kerusakan lereng akibat pembangunan dan
budaya untuk pencegahan dini dan kesiap-siagaan guna
pembukaan lahan, dan lain sebagainya.
penentuan langkah efektif perlindungan lingkungan dan
kesejahteraan manusia dalam proses pembangunan. 2. Ancaman bencana yang diakibatkan kondisi alam (Natural Disaster) seperti
halnya : zonasi daerah bahaya kegempaan, bencana daerah pesisir (tsunami, erosi
dan perubahan garis pantai), perubahan kondisi geologis tanah dan sedimentasi,
penurunan air tanah, dan lain sebagainya.
1. Untuk konstruksi baru, luas areanya adalah minimal 10% dari luas total lahan.
Memelihara atau memperluas kehijauan kota untuk 2. Untuk major renovation, luas area hijau nya disesuaikan dengan
meningkatkan kualitas iklim mikro, mengurangi CO2 dan zat Peraturan Daerah Setempat dan Izin Mendirikan Bangunan yang masih berlaku.
polutan, mencegah erosi tanah, mengurangi beban sistem 1 P
drainase, menjaga keseimbangan neraca air bersih dan sistem 3. Untuk daerah Pusat Kota yang sudah padat seperti contohnya : Bangunan Deret
air tanah. dan Bangunan Konservasi yang melakukan major renovation, dengan GSB (Garis
Sepadan Bangunan) = 0, akan memiliki penilaian berbeda yang ditentukan oleh
Green Building Council Indonesia
APPROPRIATE SITE DEVELOPMENT
NB 2.0
KODE TUJUAN No NILAI NILAI PENDAPAT
TOLOK UKUR 2.0 TOTAL
Area ini memiliki vegetasi mengikuti Permendagri No 1 tahun 2007 Pasal 13 (2a)
Meningkatkan keanekaragaman hayati untuk menjaga dengan komposisi 50% lahan hijau yang tertutupi luasan pohon ukuran kecil,
ukuran sedang, ukuran besar, perdu setengah pohon, perdu, semak dalam ukuran
kestabilan ekosistem dan habitat di Ruang Terbuka Hijau 1 dewasa dengan jenis tanaman sesuai dengan Permen PU No. 5/PRT/M/2008, P
(RTH)
mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasal 2.3.1 tentang Kriteria Vegetasi untuk
Pekarangan.
Melakukan revitalisasi dan pembangunan di atas lahan yang bernilai negatif dan
tak terpakai karena bekas pembangunan atau dampak negatif pembangunan,
didahului dengan memberikan:
Rencana Konsolidasi Lahan yang menginformasikan secara jelas antara lain :
3 1. Rencana pemetaan status lahan, 2
2. Rencana pemetaan fisik, dan
3. Rencana pemetaan sosial dari Pemerintah Daerah, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang - Badan Pertanahan Nasional serta Pimpinan dari Komunitas Daerah
yang direvitalisasi (Peer Leader)
4 Melakukan pembangunan atau memilih lokasi proyek di area atau lahan dalam 2
kawasan yang telah bersertifikasi GREENSHIP Neighboorhood (NH).
Terdapat minimal 7 (Tujuh) jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian jalan
utama sejauh 700 meter dari tapak, antara lain:
1. Bank
2. Taman Umum
3. Fasilitas Pendidikan
4. Parkir Umum Bersama (di luar lahan).
5. Gedung Serba Guna.
6. Pos Keamanan/Polisi.
7. Tempat Ibadah.
8. Lapangan Olah Raga Publik
1 1
9. Tempat Penitipan Anak.
10. Apotek
11.Rumah Makan/Kantin.
12.Fasilitas Kesehatan (Rumah Sakit /Puskesmas)
13.Kantor Pos/ Jasa logistik
14.Kantor Pemadam Kebakaran.
15.Terminal/Stasiun Transportasi Umum Massal
16.Perpustakaan.
17.Kantor Pemerintah.
18.Pasar.
19.Balai masyarakat/community space.
atau
Membuka akses (tidak berpagar) pada dua sisi bangunan yang disertifikasi
(dengan tetap mempertimbangkan faktor keamanan gedung), yang bersinggungan
1B dengan bangunan lainnya sehingga memungkinkan pejalan kaki mendapatkan 1
akses untuk melalui bangunan yang bersinggungan tersebut tanpa harus memutar
kawasan.
APPROPRIATE SITE DEVELOPMENT
NB 2.0
KODE TUJUAN No NILAI NILAI PENDAPAT
TOLOK UKUR 2.0 TOTAL
Membuka lantai dasar gedung sehingga dapat menjadi akses pejalan kaki yang
3 aman dan nyaman selama minimum selama 16 - 18 jam sehari pada bangunan 1
tersebut. (pertimbangan kepada hunian dan akses kepada stasiun transportasi
umum yang terintegrasi dalam gedung)
APPROPRIATE SITE DEVELOPMENT
NB 2.0
KODE TUJUAN No NILAI NILAI PENDAPAT
TOLOK UKUR 2.0 TOTAL
Adanya halte atau stasiun transportasi umum dalam jangkauan 500 meter
(Walking Distance)dari gerbang lokasi bangunan, serta menyediakan fasilitas jalur
pedestrian di dalam area gedung untuk menuju ke halte atau stasiun transportasi
1 umum atau simpul transit antar moda transportasi terdekat tersebut yang aman 1
dan nyaman, sesuai dengan Peraturan Menteri PU 30/PRT/M/2006 mengenai
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan Lampiran 2B.
Mendorong pengguna gedung untuk menggunakan kendaraan
umum dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Menyediakan tempat parkir sepeda dan shower yang berimbang, layak, aman dan
nyaman terlindungi serta berlokasi strategis, persyaratan tempat parkir mengacu
ke Lampiran III Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung
Ketersedian tempat parkir sepeda dan shower berimbang, berdasarkan Luas
Lantai Bangunan (GFA)
GFA > 2500 - 7500 m2 = 10 Parkir Sepeda = 1 Shower
GFA > 7500 - 12.500 m2 = 20 Parkir Sepeda = 2 Shower
1 1
GFA > 12.500 - 17.500 m2 = 30 Parkir Sepeda = 3 Shower
Penggunaan tanaman yang telah dibudidayakan radius dalam skala provinsi atau
3 terdekat dengan lokasi proyek, sebesar 60% luas tajuk dewasa terhadap luas areal 1
lansekap pada ASD 5 tolok ukur 1.
APPROPRIATE SITE DEVELOPMENT
NB 2.0
KODE TUJUAN No NILAI NILAI PENDAPAT
TOLOK UKUR 2.0 TOTAL
Atau
Menggunakan Green Roof sebesar 50% dari luas atap yang tidak digunakan untuk
1B Mechanical Electrical (ME),dihitung dari luas tutupan tanaman (Plant Coverage) 1
Atau
Menggunakan instalasi Panel Surya pada area atap gedung, sebesar 30% - 50 %
1C dari luasan area atap untuk menghindari efek Heat Island 1
Menggunakan berbagai material untuk menghindari efek heat island pada area
Meningkatkan kualitas iklim mikro di sekitar gedung yang 2A perkerasan non-atap sehingga nilai albedo (daya refleksi panas matahari) 1
mencakup kenyamanan manusia dan habitat sekitar gedung. minimum 0,3 sesuai dengan perhitungan
Atau
3 Desain lansekap berupa vegetasi (Softscape) pada sirkulasi utama pejalan kaki 1
menunjukkan adanya pelindung dari panas akibat radiasi matahari
APPROPRIATE SITE DEVELOPMENT
NB 2.0
KODE TUJUAN No NILAI NILAI PENDAPAT
TOLOK UKUR 2.0 TOTAL
Desain lansekap berupa vegetasi (Softscape) pada sirkulasi utama pejalan kaki
4 setinggi ≥ 2 Meter yang menunjukkan adanya pelindung dari terpaan angin 1
kencang, sesuai dengan Permen PU No. 5/PRT/M/2008
Pengurangan beban volume limpasan air hujan ke jaringan drainase kota dari
1A lokasi bangunan hingga 85%, yang dihitung menggunakan nilai intensitas curah 1
hujan.
Atau
Pengurangan beban volume limpasan air hujan ke jaringan drainase kota dari
Mengurangi beban sistem drainase lingkungan dari kuantitas 1B lokasi bangunan hingga 100%, yang dihitung menggunakan nilai intensitas curah 2
limpasan air hujan dengan sistem manajemen air hujan secara hujan
terpadu.
Atau
Atau
kesehatan dan keberlangsungan kesejahteraan pengguna
bangunan dan masyarakat sekitar. Interaksi sosial dan
meningkatkan derajat manusia.
TOTAL NILAI 0 21
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
ENERGY EFFICIENCY & CONSERVATION
NB 2.0 NILAI
KODE TUJUAN No. NILAI TOTAL PENDAPAT
TOLOK UKUR
EEC P1 Pemasangan Sub-meter P
1A 1-20
dan
1B dan 1-15
TOTAL 31
ENERGY EFFICIENCY & CONSERVATION
PENJELASAN / ALASAN
ENERGY EFFICIENCY & CONSERVATION
PENJELASAN / ALASAN
ENERGY EFFICIENCY & CONSERVATION
PENJELASAN / ALASAN
WATER CONSERVATION
TUJUAN TOLOK UKUR NILAI
KODE NO NILAI TOTAL PENDAPAT
NB 2.0
WAC P1 Water Metering P
Memahami perhitungan
menggunakan worksheet
perhitungan air dari GBC Melakukan perhitungan konsumsi air bersih sesuai cara
Indonesia untuk mengetahui perhitungan yang disediakan P
simulasi penggunaan air pada saat
tahap operasi gedung.
WATER CONSERVATION
TUJUAN TOLOK UKUR NILAI
KODE NO NILAI TOTAL PENDAPAT
NB 2.0
WAC 1 Water Calculation 9
1.3 Kualitas air bersih sesuai dengan standard baku mutu yang berlaku 1
*Pada gedung dengan target peringkat Platinum wajib menggunakan fitur otomatis pada keran
wastafel.
Penggunaan seluruh air bekas pakai dan atau air kotor (grey &
1A black water) yang telah di daur ulang untuk kebutuhan minimal 2 2
sistem contoh : flushing /cooling tower/ siram taman/dll
atau
Penggunaan seluruh air bekas pakai dan atau air kotor (grey &
1B black water) yang telah didaur ulang untuk kebutuhan minimal 3 3
Menyediakan air dari sumber daur sistem contoh : flushing /cooling tower/ siram taman/dll
ulang yang bersumber dari air
limbah gedung untuk mengurangi
kebutuhan air dari sumber utama.
*Pengolahan air bekas pakai dapat berasal dari pengolahan
mandiri maupun bekerjasama dengan pihak ketiga
Menyediakan air dari sumber daur
ulang yang bersumber dari air
limbah gedung untuk mengurangi
kebutuhan air dari sumber utama. WATER CONSERVATION
TUJUAN TOLOK UKUR NILAI
KODE NO NILAI TOTAL PENDAPAT
NB 2.0
Penghematan air untuk irigasi gedung tidak berasal dari sumber air
tanah dan/atau PDAM.
Lingkup :
1 100% untuk office, apartemen, edukasi, mall 1
50% untuk healthcare, airport.
Meminimalisasi penggunaan *untuk irigasi menggunakan air daur ulang wajib menyediakan
sumber air bersih dari air tanah tanda (signage) / fitur pengaman recycle water pada keluaran.
dan PDAM untuk kebutuhan
irigasi lansekap dan menggantinya
dengan sumber lainnya.
TOTAL 23
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
PENJELASAN / ALASAN
MATERIAL RESOURCES AND CYCLE
NILAI
KODE TUJUAN NO TOLOK UKUR NB 2.0 NILAI TOTAL PENDAPAT PENJELASAN / ALASAN
Mencegah pemakaian bahan Tidak menggunakan hydro chloro fluoro carbon (HCFC)
dengan potensi merusak ozon sebagai refrigeran dan halon sebagai bahan P
yang tinggi pemadam kebakaran
Cara Perhitungan :
Opsi 1: perkomponen harus 10% / 20% dari material
reuse
Opsi 2: Biaya Material (real)
Environmentally Processed
MRC 2 3
Product
atau
"Cara Perhitungan :
Biaya Material (real)"
MRC 3 Non ODS Usage 1
Menggunakan bahan yang tidak Tidak menggunakan bahan perusak ozon untuk fire
1
memiliki potensi merusak ozon. suppresion system.
TOTAL 13
Bobot Poin
30% 1
Memiliki Sertifikat sistem manajemen lingkungan
SLVK 100% 1
1000km 50% 1
kayu /kayu
Menjaga dan meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan Desain ruangan yang menunjukkan adanya potensi introduksi udara luar minimal
dengan melakukan introduksi udara luar ruang sesuai
kebutuhan laju ventilasi untuk kesehatan pengguna gedung P1 sesuai dengan Standar ASHRAE 62.1 edisi terbaru. *ASHRAE 62.1 edisi terbaru yang P
sudah diakui dan digunakan oleh ASHRAE Indonesia Chapter.
dengan mengacu kepada standar yang berlaku.
IHC P2
Pengendalian Asap Rokok di Lingkungan (Environmental P
Tobacco Smoke Control - ETS)
Dan/Atau
Jika disediakan ruang merokok di luar bangunan (Designated Smoking Area), maka
wajib diberikan Signage Dilarang Merokok (termasuk tidak menggunakan E -
P2 2 Cigarattes) di area-area strategis di sekitar/ seluruh bangunan (terutama di setiap P
gerbang masuk bangunan di kawasan), serta dilengkapi dengan prosedur
pengawasan berkala.
1. Standart Operasional Prosedur dan Kampanye Edukasi Tertulis, tentang tata cara
menggunakan ruang merokok
2. Pintu ruangan harus dilengkapi dengan Automatic Door Closer dan untuk seluruh
bukaan lainnya harus dilengkapi dengan sistem otomatis penutup yang terhubung
dengan sistem peringatan/alarm.
3. Properly Sealed untuk semua potensi penetrasi udara melalui dinding, plafon
Mengurangi ter-eksposnya para pengguna gedung, dan lantai, mencakup :
permukaan material interior dan habitat di sekelilingnya dari
lingkungan yang tercemar asap rokok sehingga kesehatan a. Inlet, Outlet dan Switch dari perpipaan & elektrikal.
pengguna gedung dan habitat di sekelilingnya dapat
terpelihara.
b. Insulasi plafon dan dinding
5. Exhaust air louver/ duct harus terletak minimal 7,5 meter dari pintu masuk,
outdoor air intake, dan bukaan jendela, bilamana syarat diatas tidak terpenuhi,
maka dapat menggunakan Active Air Filter System
*Untuk Bangunan Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, seluruh
gedung dan kawasan termasuk kedalam Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
INDOOR HEALTH AND COMFORT
NB 2.0
NILAI
KODE TUJUAN NO TOLOK UKUR 2.0 NILAI
TOTAL
Ruangan dengan kepadatan tinggi, yaitu < 2.3 m2 per orang dilengkapi dengan
instalasi sensor gas karbon dioksida (CO2) yang memiliki mekanisme untuk
1.1
mengatur jumlah ventilasi udara luar sehingga konsentrasi C02 di dalam ruangan 1
tidak lebih dari 800 ppm *ASHRAE 62.1,mempunyai indikator (visual and audible).
Sensor diletakkan dekat dan 1,5 meter di atas permukaan lantai (Breathing Zone)
atau di dalam Return Air Duct.
Memantau konsentrasi karbonmonoksida (CO) dan
### karbondioksida (CO2) dalam mengatur masukan udara segar
sehingga menjaga kesehatan pengguna gedung.
1. Kayu Komposit dan Produk Agrifiber yang dapat ditemukan di: Particle Board,
Medium Density Board (MDF), Plywood, Papan Berserat (Wheatboard, Strawboard,
Panel Substrates) dan Door Cores
2.2 1
2. Laminating Adhesives; perekat, lem, sealant yang dipakai pada saat pemasangan
dan perakitan on site pada loose material maupun material fabrikasi
*Memakai Safety Data Sheet (SDS) yang dimiliki produsen material yang merujuk
ke hasil uji Certificate Of Analysis (COA) dengan metode uji Restriction of
Hazardous Subtances (RoHS) dari laboratorium terakreditasi / memakai data dari
Green Product Council Indonesia (GPCI)
INDOOR HEALTH AND COMFORT
NB 2.0
NILAI
KODE TUJUAN NO TOLOK UKUR 2.0 NILAI
TOTAL
Memiliki luas ruang aktif (disesuaikan dengan fungsi bangunan) yang menghadap
langsung ke pemandangan luar yang dibatasi bukaan transparan bila ditarik suatu
garis lurus. (bukaan transparan harus tanpa terhalang pola, tekstur, intalasi, lapisan
yang dapat mengganggu keseimbangan pemandangan)
1. Bangunan Kantor Sewa, Hotel dan Apartemen, 75% dari luasan ruang aktif
2. Warehouse dan Distribution Center,
a. Area Office/Pengelola, 75% dari luasan ruang aktif
b. Area Storage, Sorting, dan Distribution,25% dari luasan ruang aktif
3. Rumah Sakit / Healthcare Facilities
a. Area Rawat Inap (yang terletak di perimeter bangunan) 75% dari luasan ruang
aktif
b. Area Office/Pengelola (yang terletak di perimeter bangunan/ bangunan terpisah)
75% dari luasan ruang aktif
c. Area Lainnya dapat menyesuaikan dengan fleksibiltas layout tata ruang dalam,
sebagai contoh
Mengurangi kelelahan mata dan peregangan stress dengan - Apabila konfigurasi fasilitas rawat pasien yang mengelilingi fasilitas inti; seperti
memberikan pemandangan jarak jauh dan menyediakan 1 Ruang Klinik, Ruang Staff, Nursing Station, Ruang Konsultasi/Pendukung dan Ruang 1
koneksi visual ke luar gedung. Administratif yang tidak mendapatkan pemandangan luar, maka tidak ikut dihitung
- Apabila konfigurasi area publik, sirkulasi, fungsi diagnostic, area staff berada
mengelilingi di perimeter bangunan, maka perhitungan mengikuti 75% dari luasan
ruang aktif.
- Area Laundry/linen, Medical Record Area, Kamar Mandi Pasien, Short Term
Charting Space, Preparaton - Cleanup area dan Operating Room, tidak ikut dihitung
a. Area Kantor dan Pengelola (Bandara, Maskapai dan Kargo), Ruang Tunggu
Keberangkatan dan Lobby Kedatangan / Arrival Hall sebesar 75% dari luasan ruang
aktif
c. Area lainnya yang tidak menghadap langsung ke arah pemandangan luar, maka
tidak ikut dihitung (seperti halnya ; ruang cek imigrasi, ruang karantina, ruang
beacukai, dan ruang dengan persyaratan keamanan tinggi lainnya)
Mencegah terjadinya gangguan visual akibat tingkat Menggunakan pencahayaan dengan iluminansi (tingkat pencahayaan) ruangan
pencahayaan yang tidak sesuai dengan daya akomodasi 1 sesuai dengan SNI 03-6197 edisi terbaru, Tentang Konservasi Energi pada Sistem 1
mata. Pencahayaan.
Tingkat kebisingan pada 90% dari luas ruang aktif yang digunakan tidak lebih dari
Menjaga kenyamanan suhu dan kelembaban udara ruangan
yang dikondisikan stabil untuk meningkatkan produktivitas 1
atau sesuai dengan SNI 03-6386-2000 tentang Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu 1
Dengung dalam Bangunan Gedung dan Perumahan (kriteria desain yang
pengguna gedung. direkomendasikan).
INDOOR HEALTH AND COMFORT
NB 2.0
NILAI
KODE TUJUAN NO TOLOK UKUR 2.0 NILAI
TOTAL
IHC 7
Pengujian Kualitas Udara Dalam Ruang (Indoor Air Quality 3
Assessment)
Melakukan minimal 7 (Tujuh) Advanced Air Testing setelah masa konstruksi dan
sebelum okupansi, dalam ruangan yang terkondisikan dan bersih, dengan
mengukur tingkat beberapa kontaminan kimiawi ruangan sesuai baku mutu
kualitas udara :
1. Formaldehyde, ≤ 0,37 mg/m3 atau ≤ 0,3 ppm *SNI 19-0232-2005 Tentang Nilai
Ambang Batas Zat Kimia di Udara Tempat Kerja (telah diolah kembali)
2. Debu Respirabel PM 10, ≤ 0,15 mg/m3 (24 Jam) *Permenkes No.48 Tahun 2016
Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran dan ASHRAE Handbook
62.1 - 2016
3. Debu Respirabel PM 2.5, ≤ 0,035 mg/m3 (24 Jam) dan 0,015 mg/m3 (1 Tahun)
*Bakumutu Udara Ambien Nasional - PP.No.41 Thn 1999 dan ASHRAE Handbook
62.1 - 2016
4. Ozone O3, 0,08 ppm - 0,1 ppm (≤ 2 jam) *Permenkes No.48 Tahun 2016 Standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran dan ASHRAE Handbook 62.1 - 2016
5. Kadar Volatile Organic Compound (VOC)sesuai dengan SNI 19-0232-2005 tentang
Nilai Ambang Batas (NAB) Zat Kimia di Udara Tempat Kerja.
6. Lead (Pb), ≤ 0,05 mg/m3 *Permenkes No.70 Tahun 2016 Standar & Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
7.1 2
Untuk Kantor, Retail, Sekolah dan Mall, titik pengambilan test minimal dilakukan 1
(satu) titik sampel per 1000 m2 atau jumlah maksimal penilaian sampel adalah 25
titik untuk satu gedung.
Masa Konstruksi
A. Umum
1. Isolasi ruang yang sedang dalam konstruksi terhadap ruang aktif lainnya, dengan
cara mengkondisikan tertutup rapat (Sealed)pada semua seluruh bukaan dan
memberikan Barrier/ruang perantara.
2. Melindungi beberapa material bangunan (Furnishing dan Finishing)dari resiko
terpapar polutan, kotoran, debu dan lembab (karpet, panel ceiling akustik, wall
covering, insulasi, material interior, dan lain-lain) dengan menempatkannya di
ruang terpisah.
B. Sistem Bangunan
3. Jika sistem MVAC dipasang pada saat masa konstruksi, maka dianjurkan untuk
menutup rapat (Sealed)seluruh Flexibel Ducting MVAC (supply and return) sebelum
dilakukan ujicoba, pengetesan ulang dan pengoperasian, serta membersihkannya
segera sebelum pemasangan Registers, Grills dan Diffusers.
4. Jika sistem MVAC yang terpasang diujicoba dan dioperasikan pada masa proses
konstruksi, direkomendasikan untuk memasang media filter yang memiliki
Minimum Efficiency Reporting Value (MERV)= 8 atau lebih tinggi sesuai dengan
(ASHRAE 52.2) edisi terbaru yang sudah diakui dan digunakan oleh ASHRAE
Indonesia Chapter.
5. Menggunakan media filter (disposable)pada saat Testing Commissioning dan
Faktor penghasil polutan yang besar dapat juga dihasilkan menggantinya dengan media filter permanen (washable)sebelum ruangan dihuni,
dari residu kegiatan konstruksi dan penggunaan alat disemua sistem MVAC yang memasok udara luar ke ruangan. Yang memiliki
konstruksi, baik secara langsung ataupun tidak. Ditambah Minimum Efficiency Reporting Value (MERV)= 14 atau lebih tinggi (ASHRAE 52.2)
dengan pemakaian sistem MVAC bangunan yang menyatu edisi terbaru yang sudah diakui dan digunakan oleh ASHRAE Indonesia Chapter.
ataupun terpisah (dedicated) yang memerlukan udara segar
luar bangunan digunakan ke dalam ruangan sehingga *(Untuk Rumah Sakit dianjurkan menggunakan media filtrasi pada sistem MVAC
memperbesar resiko polutan berbahaya di udara luar masuk dengan Minimum Efficiency Reporting Value (MERV) = 15 atau lebih tinggi sesuai 1
melalui sistem ventilasi gedung. Oleh karena itu, sejak dengan (ASHRAE 52.2) edisi terbaru yang sudah diakui dan digunakan oleh ASHRAE
dimulainya proses konstruksi hingga masa okupansi, Indonesia Chapter, sesuai dengan kebutuhan ruang spesifik di Rumah Sakit (seperti
bangunan dihimbau untuk melakukan prosedur pencegahan halnya Ruang Operasi,Laboratorium dan Ruang Steril lainnya)
dini sebagai mitigasi, agar performa bangunan secara
keseluruhan setelah masa okupansi dapat berkelanjutan
serta dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan dan
kesehatan dan kesejahteraan penghuni.
dini sebagai mitigasi, agar performa bangunan secara
keseluruhan setelah masa okupansi dapat berkelanjutan
serta dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan dan
kesehatan dan kesejahteraan penghuni.
INDOOR HEALTH AND COMFORT
NB 2.0
NILAI
KODE TUJUAN NO TOLOK UKUR 2.0 NILAI
TOTAL
Setelah Masa Konstruksi
Umum
1. Menyediakan mekanisme/desain akses masuk permanen bangunan yang
dilengkapi strategi penahan (Buffering),berupa (griiles/grates/slots/rollout
mats/carpet tileatau strategi lainnya),berfungsi utama untuk menangkap partikel
debu kotoran dan mencegah kontaminasi polutan/bakteri yang berpotensi
menempel pada alas kaki terbawa manusia ketika masuk ke dalam gedung.
2. Untuk bangunan Rumah Sakit, Hotel dan Bandara, mekanisme/desain akses
masuk permanen dilengkapi dengan desain ruang perantara (Vestibules
Entryway)berupa (lobby kecil/hall kecil/chamber/foyer/dll). Berfungsi menahan
dan mengurangi infiltrasi udara ke ruang dalam disekitar area pintu masuk utama
yang cenderung berbeda tekanan/suhu, untuk tujuan konservasi energi dan
kenyamanan bagi penghuni di dalamnya
Sistem Bangunan
3. Memberikan aksesbilitas/sirkulasi khusus yang terpisah dan berlokasi strategis,
untuk jalur pemasangan, perawatan dan perbaikan; konstruksi, interior, mekanikal,
elektrikal dan perpipaan sehingga tidak menganggu sirkulasi pengguna tetap
bangunan.
Total Nilai 14
BUILDING ENVIRONMENT MANAGEMENT
NB 2.0
KODE TUJUAN No. NILAI NILAI TOTAL PENDAPAT PENJELASAN / ALASAN
TOLOK UKUR
BEM P1 Dasar Pengelolaan Sampah P
Mendorong gerakan pemilahan Adanya instalasi atau fasilitas untuk memilah dan
mengumpulkan sampah sejenis sampah rumah
sampah secara sederhana yang 1 tangga (seperti yang tersebut pada UU No. 18 Tahun P
mempermudah proses daur
ulang. 2008 pasal 2) berdasarkan jenis organik, anorganik
daur ulang, residu, dan B3.
Mendorong manajemen
kebersihan dan sampah secara
terpadu sehingga mengurangi
beban TPA.
BUILDING ENVIRONMENT MANAGEMENT
NB 2.0
KODE TUJUAN No. NILAI NILAI TOTAL PENDAPAT PENJELASAN / ALASAN
TOLOK UKUR