Anda di halaman 1dari 78

PENGELOLAAN SUMBERDAYA

LINGKUNGAN
(MINGGU 2)
Prof. Dr. Ir. Nieke Karnaningroem DiplSE.,MSc

Departemen Teknik Lingkungan,


Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Email: n.karnaningroem@gmail.com
2022
8 (DELAPAN)
ASPEK PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
1.Kebijaksanaan penataan (termasuk
perencanaan)
2.Pemanfaatan
3.Pengembangan
4.Pemeliharaan
5.Pemulihan
6.Pengawasan
7.Pengendalian
8.Perlindungan
r an
Be ntu

PROYEK Lingkungan
PEMBANGUNAN

Dampak
PEMBANGUNAN MERUPAKAN INTERAKSI ANTARA BERBAGAI
FAKTOR (KOMPONEN)
YAITU :
SUMBERDAYA ALAM (SDA), SUMBERDAYA MANUSIA (SDM),
MODAL, TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN SERTA KETERAMPILAN
MANAJERIAL.
KETIDAKSEIMBANGAN DAN KESENJANGAN
MENGAKIBATKAN :

 Rusaknya berbagai sistem pendukung


perikehidupan vital bagi manusia, baik biofisik
maupun sosial-budaya.
 Instabilitas ekosistem akibat degradasi dari
pencemaran lingkungan.
 Konflik sosial akibat alih fungsi lahan yang tidak
terarah
 Berbagai kesenjangan kelembagaan
pembangunan di bidang pengelolaan SDA dan
lingkungan hidup (LH).
FAKTA FAKTA PERMASALAHAN
LINGKUNGAN YANG TERJADI
AIR POLLUTION

6
TAMBANG

7
PENAMBANGAN PASIR

8
HUTAN

9
PENGGUNAAN LAHAN
MASSIVE LAND-USE CHANGE

11
BADUNG, 8 FEBRUARY 2019

250 tons plastic/day

12
UNACCOUNTED FOR WATER

RE184602 Sumber Penc Lingk 13


LEDAKAN API LUMPUR LAPINDO, DI AWAL
MINGGU KEJADIAN, JAWA TIMUR, 2006.
BANJIR
BANJIR
DATA TERAKHIR 160 RIBU M3/HARI
PEMBAKARAN SISA PENEBANGAN LAHAN HUTAN
UNTUK PERKEBUNAN SAWIT / HPH
DAMPAK PEMBAKARAN HUTAN
EXPORT ASAP –
DARI INDONESIA KE MALAYSIA
GAS CO2

 CO2 Tidak beracun


 Pengaruh terhadap lingkungan global > PENCEMARAN
pengaruh NOx dan SOx ATMOSFIR
 Pengaruh keseimbangan panas bumi

SINAR MATAHARI DILEPAS KE ANGKASA LUAR


RADIASI PERMUKAAN BUMI

ATMOSFIR
Bumi

LAPISAN OZON 29
EFEK RUMAH KACA
Altitude 25 – 35 km di Stratosfir 
Konsentrasi O3 ± 10 ppm

K SI
DI
Menyelubungi Bumi = Lapisan
Ozon
E N
PR JA
HU AM
Menyerap Radiasi Ultraviolet
(λ240 – 320 nm)

Reaksi Penghasil Ozon


AS
O2 + h?  O + O
O2 + O + M  O3 + M

33
HUJAN ASAM…

pH menjadi <5,6 
Hujan Asam
KERUSAKAN :
 Atap seng
 Badan mobil
 Jembatan
 Candi
 Bangunan Kuno

36
KONDISI ES DI KUTUP SELATAN-ANTARTIKA SELUAS 3.250 KM2,
MENCAIR AKIBAT KENAIKAN SUHU BUMI 2,5 DERAJAT CELCIUS
DALAM 50 TAHUN TERAKHIR
PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Kompas 24-9-2007
Kompas, 24
MANAJEMEN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
KESEPAKATAN INTERNASIONAL TENTANG
PENTINGNYA MENJAGA KELESTARIAN
FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP DAN
TANTANGAN KEDEPAN

1.Konfrensi Stockholm
2.Konferensi Rio de Jeneiro
3.Konferensi Internasional Tentang
Pembangunan Berkelanjutan di
Johanesburg (Afrika Selatan)
KONFERENSI STOCKHOLM (5 JUNI 1972)
(KONFERENSI INTERNASIONAL TENTANG
LINGKUNGAN HIDUP)
Diselenggarakan dengan alasan :
Terjadinya berbagai macam pencemaran oleh
limbah industri

Indonesia secara resmi baru memasukkan


lingkungan hidup dalam kebijaksanaan politik mulai
tahun 1982 :
yaitu dengan diterbitkannya UU No. 4 Tahun 1982
tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup
KONFERENSI RIO DE JANEIRO
(3 - 14 Juni 1992)

TENTANG :
”Lingkungan Hidup dan Pembangunan (United
Nations Conference on Environment and
Development, UNCED)”
Disebut sebagai KTT BUMI
HASIL KTT :
1. Deklarasi Rio
2. Konvensi Perubahan Iklim
3. Konvensi Keanekaragaman Hayati
4. Agenda 21 (Memuat 27 Prinsip)
5. Prinsip-prinsip Pengelolaan Hutan
KONFERENSI INTERNASIONAL
TENTANG PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN DI JOHANESBURG
(AFRIKA SELATAN)
• NAMA DAN TEMA :
“PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN”
• PENEGASAN DAN EVALUASI BUTIR-BUTIR
“PRINSIP KESEPAKATAN DALAM KTT BUMI”
• KOMITMEN
“MELAKSANAKAN KESEPAKATAN KTT BUMI
SECARA KONSEKUEN”
KEBIJAKAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA
• GOOD ENVIRONMENTAL GOVERNANCE
– Lembaga yustisi (pengadilan, kejaksaan, &
polisi) yang kredibel & adil
– Birokrasi pemerintah yg profesional & bersih
– Dewan perwakilan rakyat yg kredibel & aspiratif
– Masyarakat madani yang tangguh.

• KEBIJAKAN LINGKUNGAN
– Kebijakan bensin bebas timbal
– Kebijakan desentralisasi pengelolaan LH
– Kebijakan pengendalian kerusakan lingkungan
KEBIJAKAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA
• PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
– Baku mutu emisi
– Baku mutu limbah cair
– Golongan peruntukan air sungai
– Pengelolaan limbah B3
• KEPEDULIAN KONSUMEN
– Kesadaran untuk membeli barang yang dibuat
dengan etika lingkungan yang tinggi
– Boikot konsumen terhadap produk-produk
tertentu yang tidak ramah lingkungan
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP DI INDONESIA
 MARKET BASED INSTRUMENT
 Market creation (tradeable emmision/effluents
permits)
 Fiscal instrument (emmisions charges, property
charges)
 Financial instruments (technology subsidies, soft loans)
 Liability system (joint liability, liability insurance)
 Deposit refund system & guarantee bond (reforestation
bonds, land reclamation bonds)
 TEKNOLOGI
 Teknologi produksi bersih
 Verifikasi teknologi ramah lingkungan
TUJUAN DAN SASARAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
(BERDASARKAN UU NO.32/2009 PASAL 4)
1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
antara manusia dan lingkungan hidup.
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan
hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan
membina lingkungan hidup.
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi
masa depan;
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;
6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia
terhadap dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah
negara yang menyebabkan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup
ILUSTRASI
SIKLUS MANAJEMEN LINGKUNGAN

Studi Desain
Pra Studi Kelayakan Tapak
Kelayakan

AMDAL

Rencana
Tata
Umum Desain
Ruang
Rinci
 ISO 14000
 Audit  Ekolabel
Lingk.
 Implemen-
tasi AMDAL
Tahap Kons-
Audit Operasi truksi
PERANGKAT MANAJEMEN LINGKUNGAN
Project
level
PROTOKOL
Market based Instrument Ecosystem
KYOTO
Level

PROGRAM DAS KRITIS

KONVENSI
BAZEL
Teknologi Cleaner Audit Kebijakan
Prokasih Langit
Prod Lingkungan
Biru

UKL &
UPL Eko
Peraturan Pantai & AMDAL label
Perundang- Laut Adipura
Kepedulian
an Lestari ISO
Konsumen
14000
PROTOKOL
MONTREAL Keanekaragaman
Hayati National/
Kabupaten
PROTOKOL level
CARTAGENA Good Enviromental Governance
PERANGKAT MANAJEMEN LINGKUNGAN

URAIAN AMDAL AUDIT EKOLABEL ISO 14001 CLEANER


LINGKUNGAN PRODUCTION

Dilakukan Tahap Studi Tahap Operasi Tahap Tahap Operasi Tahap


saat Kelayakan Operasi Operasi

Fungsi  Evaluasi Penilaian Implementas Implementasi Implementasi


kelayakan ketaatan i & sertifika & sertifika si pencega-han
lingkungan operasi terha si kesesuai kesesuai an pence-maran
proyek dap praktek, an operasi sistem ling- kungan
 Pencega-han prosedur, terhadap manajemen
dam-pak peraturan praktek, pro terhadap
lingk. tertentu sedur dan standar ISO
peraturan 14001
tertentu
PERANGKAT MANAJEMEN LINGKUNGAN

URAIAN AMDAL AUDIT EKOLABEL ISO 14001 CLEANER


LINGKUNGAN PRODUCTION
UKL-UPL

Sifat Wajib Sukarela Sukarela Sukarela Sukarela

Manfaat  Perolehan  Status  Status  Status  Efisiensi


ijin operasi pentaatan pentaatan pentaatan  Pentaatan
 Pedoman  Masukan  Perolehan  Perolehan peraturan
pengelolaan untuk sertifikat sertifikat  Kinerja
& peman perbaikan  Masukan  Masukan lingkungan
tauan ling- kinerja ma untuk untuk
kungan najemen perbaikan perbaikan
kinerja ma kinerja ma
najemen najemen
ISO 9000 dan ISO 14000
INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR
STANDARDIZATION
 DIDIRIKAN TAHUN 1974 DGN TUJUAN:
Mengembangkan & memajukan standar
internasional di bidang industri, perdagangan
dan komunikasi (tidak termasuk: kelistrikan &
teknik listrik).

 Standar-standar yang berhubungan dengan


bidang listrik dan elektronika diatur oleh The
International Electronical Commission (IEC)
berkedudukan di Jenewa, yang merupakan
anak organisasi ISO.
Lanjutan
 STANDAR ISO
Bersifat sukarela dan disusun dari berbagai
standar nasional negara-negara maju dan
berkembang di berbagai pelosok dunia.

 BERANGGOTAKAN lebih dari 118 negara dgn


organisasi 3 jenis keanggotaan:
 Anggota penuh
 Anggota korespondensi
 Anggota terdaftar
ISO 9000 dan ISO 14000
SIAPA YANG MEMBUTUHKAN
STANDAR ?
 Sebagian besar perusahaan yang
menjual produk ke negara maju harus
membuktikan melalui sertifikat bahwa
sistem manajemen mutu mereka telah
sesuai dengan ISO 9000.
Lanjutan

PERUSAHAAN YANG DIHARAPKAN DAPAT


MEMENUHI ISO 9000 ADALAH YANG BERGERAK
DI BIDANG-BIDANG :
 Pemasok komponen atau material untuk industri,
khususnya seperti elektronik, listrik, farmasi,
obat-obatan
 Produk makanan dan minuman
 Bahan bangunan
 Penerbitan dan pengemasan
 Transportasi
 Pemasok untuk pasar umum
ISO 9000 DAN ISO 14000
APA ISO 9000 ITU ?
Seri ISO 9000 adalah
Suatu sistem terpadu yang pertama dan
terpenting, sistem global untuk
mengoptimalkan efektifitas mutu suatu
organisasi atau perusahaan, dengan
menciptakan sebuah kerangka kerja untuk
peningkatan yang berkesinambungan.
Lanjutan

ISO 9000/TC 176 :


Komisi ISO yang menghasilkan
ISO 9000 dan bertanggung jawab untuk
pengembangannya.
ISO 9000 dan ISO 14000

ISO 14000
 Maret 1992, British Standard Institution
(BSI) menerbitkan standar Nasional BS
7750:
“ENVIRONMENTAL MANAGEMENT SYSTEM”.
 BS 7750:1994 didisain dapat diintegrasikan
dengan BS 5750 (ISO 9000), dapat
diterapkan ke berbagai sektor, dapat untuk
sertifikasi & dapat untuk persyaratan
kontrak.
Lanjutan

 Standar Nasional serupa berkembang di


Jepang, Canada, Irlandia, Spanyol, dan
Perancis. Standar Nasional ini merupakan
embrio pembentukan standar ISO 14001.
 November 1996, terbit standar SML ISO
14001 yang generik, tunggal dan diakui
secara internasional yang dibutuhkan oleh
berbagai organisasi.
PETA SERI STANDAR ISO 14000
EVALUASI SISTEM ORIENTASI
DAN AUDIT MANAJEMEN PRODUK
Life Cycle Assessment (LCA)
ISO 14031 ISO 14001
Environmental Performance 14041-General principles and pratices
Environmental
Evaluation (EPE) Management System 14042-LCA - inventory analysis
Guidelines on Environmental 14043-LCA - impact assessment
Performance Evaluation Specification with 14044-LCA - improvement assessment
guidance for use Environmental Labelling (EL)
14020-Basic principles for all
Environmental Auditing (EA) env.labelling
14021-Self declaration environmental
14010 - General principles ISO 14004 claims-terms and definitions
14011 - Audit procedures Environmental 14022-Self declaration environmental
Part 1: EMS Management Systems claims-symbols
14012 - Qualification criteria 14023-Self declaration environ. claims
General guidelines on - testing & verification
for environmental principles, systems and
auditors methods
supporting techniques
14024-Guiding principles, practices,
& criteria for certification
programs- Guide for
Terminologi dan Definisi certification procedures

Other Standard Writer 14060-Env.aspect of product standard


TINJAUAN HISTORIS LANDASAN HUKUM BAGI
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA
Titik tolak pengelolaan lingkungan hidup di
Indonesia sebagai manifestasi konkrit dari upaya-
upaya sadar, bijaksana dan berencana dimulai pada
tahun 1982 dengan dikeluarkannya UU No.4 tahun
1982
Tentang :
” Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup”
Lanjutan

Setelah terbitnya
UU No. 23 Tahun 1997

Dikeluarkan beberapa peraturan


perundangan lain, baik ditingkat
pusat maupun daerah
UPAYA-UPAYA PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN
Merupakan upaya untuk mencapai ketaatan terhadap
peraturan dan persyaratan dalam ketentuan hukum yang
berlaku secara umum dan individual, melalui pengawasan
dan penerapan sanksi administratif, kepidanaan dan
keperdataan
SARANA PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
 Sarana administratif (umumnya dalam bentuk Undang-
undang, Peraturan Pemerintah, Kepres, Inpres, Keputusan
Menteri, Perda, Keputusan Gubernur )
 Sarana kepidanaan (tercermin dalam UU No. 5/1990 pasal
40 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
 Sarana keperdataan (tercantum dalam UU no. 23/1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
PERMASALAHAN LINGKUNGAN YANG TIMBUL
1. Menurunnya daya dukung dan daya tampung
lingkungan
2. Terjadinya penyusutan sumberdaya alam dan
lingkungan
3. Permasalahan Lingkungan Buatan
4. Penerapan Standar Mutu Lingkungan Hidup yang
masih lemah
5. Masalah Pemanfaatan Dan Pengurasan Sumber
Daya Alam (hutan, tanah, sumberdaya air,
keanekaragaman hayati dan sumberdaya pesisir dan
laut)
6. Terjadinya bencana alam
7. Pencemaran lingkungan
FAKTOR PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Perangkat hukum dan kebijakan nasional
1 maupun daerah mungkin sudah ada, namun
kesadaran dan tanggung jawab para
pengambil keputusan, pelaku pembangunan
dan masyarakat masih kurang.
Masih terdapat jenis usaha dan/atau kegiatan
2 yang berpotensi menimbulkan dampak besar
dan penting namun belum memiliki AMDAL
atau unit pengelolaan lingkungan atau unit
pemantauan lingkungan, sementara izin untuk
melakukan usaha dan/atau kegiatan tersebut
sudah berjalan
Lanjutan
Terdapat kasus orang yang mengimpor limbah
3 dari luar wilayah Indonesia dengan cara yang
ilegal

Adalah sulit untuk menjamin pelestarian fungsi


4 lingkungan hidup, karena juga tidak mudah
untuk menjamin bahwa setiap usaha dan/atau
kegiatan tidak melanggar baku mutu dan
kriteria baku kerusakan lingkungan
Lanjutan
Belum semua orang mempergunakan haknya
5 untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan
hidup sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Tidak semua orang juga memerlukan dan
6 memanfaatkan informasi lingkungan hidup
Tidak semua orang menyadari haknya untuk
7 berperan dalam menyampaikan informasi
dan/atau menyampaikan laporan, serta
memberikan saran pendapat dalam pengelolaan
lingkungan hidup
MENURUT ASAS EKOLOGI
DAN PENDEKATAN EKOSISTEM
PENGERTIAN LINGKUNGAN
DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN HIDUP
Kesatuan ruang dengan semua
benda termasuk di dalamnya
manusia dengan perilakunya yang
mempengaruhi perkehidupan dan
kesejahteraan manusia dan
makhluk hidup lainnya
APA ITU PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP ???

Upaya Secara Terpadu Dalam


Pemanfaatan, Penataan,
Pemeliharaan, Pengawasan,
Pengendalian, Pemulihan, Dan
Pengembangan Lingkungan Hidup
BEBERAPA MASALAH
LINGKUNGAN
•Banjir
•Kekeringan
•Tanah longsor
•Erosi
•Pemanasan global
•Kebakaran hutan
•Lahan kritis
•Pencemaran (air, udara, tanah)
PRINSIP PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
adalah pencegahan dan penanggulangan
terhadap penurunan dan kerusakan
kualitas lingkungan akibat terganggunya
atau rusaknya tatanan ekosistem
PENGERTIAN EKOLOGI
DAN EKOSISTEM
EKOLOGI
1. Suatu keseluruhan pengetahuan yang
berkaitan dengan hubungan-hubungan
total antara organisme dengan
lingkungannya yang bersifat organik
maupun anorganik (Ernst Haeckle)
2. ilmu pengetahuan tentang hubungan
antara organisme/makluk hidup termasuk
manusia dengan lingkungannya
(McNaughton dan Wolf, 1992).
EKOSISTEM
Adalah tatanan unsur lingkungan
hidup yang merupakan kesatuan utuh
menyeluruh dan saling mempengaruhi
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktifitas lingkungan hidup
(UU RI No 23 tahun 1997, tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup).
PSDA DENGAN ASAS EKOLOGI
PSDA DENGAN PENDEKATAN
EKOSISTEM
PSDA DENGAN ASAS EKOLOGI
• Upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan,
pengendalian, pemulihan, dan
pengembangan sumber daya lingkungan
yang berdasar pada keseluruhan
pengetahuan yang berkaitan dengan
hubungan-hubungan total antara
organisme/makluk hidup termasuk
manusia.
PSDA DENGAN PENDEKATAN
EKOSISTEM
• Upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan,
pengendalian, pemulihan, dan
pengembangan sumber daya lingkungan
dengan pendekatan tatanan unsur
lingkungan hidup yang menyeluruh dan
saling mempengaruhi membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktifitas
lingkungan hidup.
KOMPONEN LINGKUNGAN
1. Fisik-Kimia (air, tanah, udara dan
kombinasinya)
2. Biologi (flora dan fauna serta
mikroba )
3. Sosekbud (sosek dan sosbud)
4. Keslingmas (kesling dan kemas)
5. Kamtibmas (kammas dan tibmas)
6. Hankamnas
Lanjutan
MENURUT HABITATNYA:
- Ekologi perairan tawar
– Ekologi laut
– Ekologi darat
MENURUT GARIS TAXONOMI
– Ekologi tumbuhan
– Ekologi vertebrata
– Ekologi serangga
– Ekologi jasad renik
MACAM-MACAM EKOSISTEM

EKOSISTEM ALAMIAH (NATURAL ECOSISTEM).


Terdapat heteroginitas yang tinggi dari organisme
hidup di sana sehingga mampu mempertahankan
proses kehidupan di dalamnya dengan sendirinya.
Contoh; hutan, danau, laut.
EKOSISTEM BUATAN (ARTIFICIAL ECOSISTEM).
Mempunyai ciri kurang heterogenitas, sehingga
bersifat labil dan untuk membuat ekosistem
tersebut tetap stabil perlu diberikan bantuan
energi dari luar dan juga perlu dilakukan
Lanjutan
• EKOSISTEM AIR (AKUATIK)
– air tawar/Sungai
– laut
– Pantai /Pesisir
– Danau
• EKOSISTEM DARAT (TERESTRIAL)
– Hutan
– Savana/Padang rumput
– Gurun
CONTOH EKOSISTEM BUATAN
– Bendungan
– Hutan tanaman produksi  jati, pinus
– Perkebunan sawit
– Pemukiman
– Pertambangan
– Pertanian/Sawah
– Tambak
– kolam ikan/aquarium
DAUR BIOGEOKIMIA
DAUR AIR (SIKLUS AIR)
DAUR KARBON (SIKLUS KARBON)
DAUR NITROGEN
(SIKLUS NITROGEN)
DAUR FOSFAT (SIKLUS FOSFAT)
ASPEK PENGELOLAAN LINGKUNGAN
DAN PERLINDUNGAN EKOSISTEM

a. Kebijakan Penataan (Policy)


b. Pemanfaatan (Utilization)
c. Pengembangan (Development)
d. Pemeliharaan dan pemulihan (Maintainace
and Rehabilitation)
e. Pengawasan dan pengendalian (Supervising
and Control)
f. Penegakan hukum lingkungan (Law
Enforcement)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai