Anda di halaman 1dari 48

AMDAL

(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup)

Oleh :
Hermien Roosita
Asisten Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup
Dampak Negatif Penurunan
Pembangunan Kualitas Lingkungan
- Pencemaran (udara, tanah, air, laut)
- Cadangan SDA menipis
- Bencana alam (kekeringan, banjir, dll)
- Ketidakseimbangan iklim

Perlu Sinergisme antara


Pembangunan
Pembangunan dan Lingkungan Hidup
Berkelanjutan
(WSSD)
Pembangunan Berkelanjutan
“Pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan
kita sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka”

Rio +10/Konferensi
Johannessburg
2002
Konferensi
Rio de Janeiro Visi pembangunan
Konferensi 1992 berkelanjutan,
Stockholm kesepakatan global
dan kemitraan
1972
Perlindungan lingkungan hidup, antara seluruh
pembangunan ekonomi, dan masyarakat di dunia
Menanggapi masalah sosial serta Pembangunan
kerusakan lingkungan berkelanjutan (Agenda 21)
3 Pilar Pembangunan
Berkelanjutan
Ekonomi

Lingkungan
Sosial
Hidup
Peraturan Perundang-undangan di
Bidang Lingkungan Hidup
Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (akan direvisi) pasal 15 ayat (1) :
“Setiap rencana usahadan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL”
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Jo. PP 85 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah B3, beserta peraturan pelaksanaannya
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengendalian
Kualitas Air dan Pencemaran Air, beserta peraturan pelaksanaannya
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara, beserta peraturan pelaksanaannya
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan, beserta peraturan
pelaksanaannya
Juklak dan Juknis (Kepmen LH dan Kepdal)
Penerapan Kebijakan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Indonesia

pre-emptive preventive proactive

Pengambilan Pelaksanaan Tingkat produksi


keputusan &
perencanaan
• Pengawasan Baku Mutu • ISO 14000
• Insentif & Disinsentif • Audit Lingkungan
• Tata Ruang (Instrumen ekonomi)
• AMDAL, UKL/UPL • Program PROPER
• Perizinan PLB3

Studi Kelayakan
Pendekatan Penanganan
Dampak Lingkungan
PERENCANAAN PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN

PENGENDALIAN DAN
PEMANFAATAN RUANG
RENCANA TATA RUANG

Baku Mutu, RKL/RPL


Penyusunan Baku Mutu

Perkiraan Dampak
- Pemantauan
(AMDAL , UKL/UPL
- Penegakan Hukum
Environmental Management in Indonesia

Shifting from end-of-pipe to clean production


 No regulation
1
 No environmental institution
 Lack of government &
corporation interest 2

1982  End of pipe management


3
 Environmental regulation
 Government intervention
4
1995  Clean production
 Public Disclosure System
 Economic instruments

 Integrated environment management


PRESENT  Ecological efficiency
 Partnership between government &
FUTURE corporation
Perangkat Manajemen Lingkungan
Project
level
PROTOKOL Market based Instrument
KYOTO Ecosystem
Level
KONVENSI PROPER Program DAS Kritis
BAZEL Global
level

Teknologi Cleaner Audit Kebijakan


Prokasih Langit
Prod Lingkungan
Biru

UKL &
UPL Eko
Peraturan Pantai & AMDAL label
Perundang- Laut Adipura
Kepedulian
an Lestari ISO
Konsumen
14000

PROTOKOL Keanekaragaman
MONTREAL Hayati National/
Kabupaten
PROTOKOL Good Enviromental Governance level
CARTAGENA Sumber : Adiwibowo, 2000
Instrumen Untuk Melakukan
Pemantauan
(setelah kegiatan beroperasi)
• PP 82/2001
Pengendalian Pencemaran Air
• Kepmen 51/1995

Pengendalian Pencemaran Udara


PP 41/1999  Pengendalian Pencemaran Udara
Kepmen 13/1995  Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
Kepmen 141/2003  Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Current
Production

• PP 18 jo. 85/1999 tentang


Pengelolaan Limbah B3 Pengelolaan Limbah B3
• Kepmen 51/1995 tentang
Baku Mutu Air Limbah
2. Kebijakan AMDAL
kajian mengenai dampak
besar dan penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup
bagi proses
yang diperlukan
pengambilan keputusan.
Sumber: Pasal 1 ayat 1 PP 27 Tahun 1999
AMDAL (PP 27 Tahun 1999)
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada Lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan Keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

UKL-UPL adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan Dan


pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab Usaha
dan/atau kegiatan yang tidak wajib melakukan AMDAL

RKL
Dinamis
RPL
untuk apa??
 ASPEK TEKNIS:
 Untuk menghindari & meminimalisasi dampak lingkungan
sehingga terwujud pembangunan yang berkelanjutan
 Survei, prakiraan, dan evaluasi dampak berupa polusi,
gangguan keanekaragaman ekosistem, hubungan manusia-
alam dan lingkungan global (nir emisi, efek rumah kaca dll).

 ALAT KOMUNIKASI:
 Untuk mendapatkan konsensus dengan masyarakat (terkena
dampak), akuntabilitas pemrakarsa dan pemerintah, dan
keterlibatan masyarakat dalam pembangunan
Tujuan AMDAL
 AMDAL merupakan alat pengelolaan
lingkungan hidup untuk:
 Menghindari dampak
• Apakah proyek dibutuhkan?
• Apakah proyek harus dilaksanakan saat ini?
Tinggi • Apakah ada alternatif lokasi?
 Meminimalisasi dampak
PRIO- • Mengurangi skala, besaran, ukuran
RITAS • Apakah ada alternatif untuk proses, desain,
bahan baku, bahan bantu?
Renda  Melakukan mitigasi/kompensasi dampak
h • Memberikan kompensasi atau ganti rugi terhadap
lingkungan yang rusak (contoh: Pengembangan
Bank Mitigasi)

Sumber: UNEP, 2002


PRINSIP-PRINSIP AMDAL
Lokasi kegiatan AMDAL wajib mengikuti rencana tata ruang wilayah
1 (RTRW)

2 AMDAL bagian integral dari Studi Kelayakan Kegiatan


Pembangunan
AMDAL bertujuan menjaga keserasian hubungan antara berbagai
3 kegiatan agar dampak dapat diperkirakan sejak awal perencanaan

AMDAL berfokus pada analisis: Potensi masalah, Potensi konflik,


4 Kendala SDA, Pengaruh kegiatan sekitar terhadap proyek

Dengan AMDAL, pemrakarsa dapat menjamin bahwa proyeknya


5 bermanfaat bagi masyarakat, aman terhadap lingkungan
AMDAL

• Memberi masukan dalam pengambilan keputusan


Fungsi • Memberi pedoman upaya pencegahan,
AMDAL pengendalian dan pemantauan dampak/LH
• Memberikan informasi & data bagi perencanaan
pembangunan suatu wilayah

Mengetahui sejak awal dampak positif dan negatif


akibat kegiatan proyek

Manfaat Menjamin aspek keberlanjutan proyek


AMDAL pembangunan

Menghemat Penggunaan Sumber Daya Alam

Kemudahan dalam memperoleh kredit bank


Proses Perencanaan Pembangunan
& AMDAL

Penentuan
Tujuan
PROSES KAJIAN AMDAL

Penetapan Pengembangan Penapisan Alternatif Tanpa Pelaksanaan


Sasaran Alternatif Alternatif Kegiatan Kajian

PROSES
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
Penilaian dan Dokumen Dokumentasi
Pemilihan Alternatif Final Pengambilan
Yang Paling Disukai Kajian Keputusan

Sumber: Dimodifikasi dari Marriott, 1997


Bagaimana AMDAL

dilakukan ?
STUDI KELAYAKAN AMDAL MODIFIKASI PROYEK DGN
BERURUTAN EKONOMI / TEKNIS UPAYA PENGELOLAAN

STUDI KELAYAKAN
EKONOMI / TEKNIS
MODIFIKASI PROYEK DGN
SEIRING UPAYA PENGELOLAAN
AMDAL

STUDI KELAYAKAN
EKONOMI / TEKNIS
PROYEK YANG RAMAH
TERINTEGRASI LINGKUNGAN
AMDAL

Sumber: Reliantoro, 2005


PERENCANAAN TATA
RUANG

PELAPORAN THD
PENAATAN STANDAR PENGAWASAN &
NATIONAL MINIMUM PENEGAKAN HUKUM

ENVIRONMENTAL SAFEGUARDS
(Upaya Perlindungan Lingkungan)

PERIJINAN DALAM AMDAL


PEMANFAATAN SUMBER
DAYA ALAM
Sumber: World Bank (2001), Environment and Natural
Resources Management in a Time of Transition
Pasal 2 Ayat (2) PP
27/1999:
Hasil AMDAL digunakan
sebagai bahan
perencanaan pembangunan
wilayah
AMDAL SEBAGAI STUDI KELAYAKAN
TENTUKAN
TUJUAN
PROYEK
SARING EVALUASI
ALTERNATIF ALTERNATIF
RENCANA LOKASI YG TERPILIH
PROYEK

IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI ALTERNATIF LANJUTKAN


ALTERNATIF ALTERNATIF OPERASIONAL & DENGAN
TEKNOLOGI LOKASI PENGELOLAAN ALTERNATIF
YANG
DITENTUKAN
TENTUKAN
“SUMBER DAYA” ALTERNATIF
IDENTIFIKASI YG DIPERLUKAN IMPLEMENTASI
STRATEGI
PEMBANGUNAN
ALTERNATIF
KONFIGURASI
SARING DESIGN
TENTUKAN ALTERNATIF
TUJUAN TEKNOLOGI
PEMBANGUNAN BANDINGKAN
SEKTORAL / ALTERNATIF
REGIONAL
Sumber : World Bank-EIA Source Book
Penghematan Biaya Proyek Akibat AMDAL
(52 Studi AMDAL di dunia, Milyar US $)
1.0 2.0 3.0
Biaya Proyek Semula
(2.8 M US$)
Biaya Proyek + Proses
AMDAL (+ 0.3 M US$)
Biaya Proyek + Proses
AMDAL + Biaya susun
AMDAL (+ 0.008 M US$)
Revisi Biaya Proyek
(berkurang - 0.6 M
US$$)
Penghematan biaya
(kira-kira 0.3
milyar US$)
Sumber: Adiwibowo,2002
KRITERIA WAJIB AMDAL
 Kriteria ini hanya diperlukan bagi proyek-proyek
yang menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan yang pada umumnya terdapat pada
rencana-rencana kegiatan berskala besar,
kompleks serta berlokasi di daerah yang memiliki
lingkungan sensitif.

 Jenis-jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang


wajib dilengkapi dengan AMDAL dapat dilihat pada
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor: 11 tahun 2006 tentang Jenis Usaha
dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan
AMDAL.
Penentuan Kegiatan Wajib AMDAL
RENCANA
KEGIATAN

Tidak UKL-UPL
KEPMEN LH (sesuai Kep-
17/2001 direvisi MENLH No.
menjadi 86/2002
PERMEN
11/2006

Ya
DOKUMEN/FORMULIR
MENYUSUN UKL-UPL
AMDAL
Jenis Usaha dan Atau Kegiatan Wajib
AMDAL
[Kep-MENLH No.11/2006]
Daftar Jenis Kegiatan yang wajib AMDAL
- Pembagian Per Sektor Kegiatan
- Jenis Kegiatan
- Skala Besaran
- Alasan

Bupati/Walikota & Gubernur dapat menetapkan


skala besaran lebih ketat
Bupati/Walikota / Gubernur / masyarakat
mengusulkan jenis kegiatan baru
Daftar Wajib AMDAL – ditinjau 5 tahun sekali

Wajib AMDAL – berbatasan langsung dgn hutan


lindung
Kegiatan yang Wajib AMDAL
 Perindustriandan Keamanan
Pertahanan
 Pertanian Wilayah
Prasarana
 Perikanan
Energi dan Sumber Daya Mineral
 Kehutanan
Pariwisata
 Kesehatan limbah B3
Pengelolaan
 Perhubungan
Rekayasa Genetika
 Teknologi Satelit
Revisi Kep 17/2001 menjadi
Permen 11/2006
1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
2. Diktum ke 6 KepMen LH 17 yaitu: Jenis rencana dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Keputusan ini akan ditinjau kembali
sekurang-kurangnya dalam 5 (lima) tahun.
3. Adanya pengembangan teknologi pengelolaan dampak penting dan besar
dari sebuah rencana usaha dan/atau kegiatan sehingga dampak penting
dan besar dapat diperkirakan atau diprediksi
4. Revisi KepMen LH 17 tahun 2001 ini merupakan hasil kesepakatan antar
sektor terkait, sehingga diharapkan forum ini merupakan forum pengambilan
kebijakan antar sektor
5. Inpres Nomor: 03 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim
Investasi
SANDINGAN
KEPMEN LH 17/2001 DAN PERMEN 11/2006
No Sektor Kepmen 17/2001 Revisi
A. Pertahanan dan Keamanan 5 Kegiatan 3 Kegiatan
B. Pertanian 4 Kegiatan 2 Kegiatan
C. Perikanan 3 Kegiatan 3 Kegiatan
D. Kehutanan 2 Kegiatan 1 Kegiatan
E. Kesehatan 1 Kegiatan -
F. Perhubungan 13 Kegiatan 10 Kegiatan
G. Teknologi Satelit 1 Kegiatan 1 Kegiatan
H. Perindustrian 15 Kegiatan 7 Kegiatan
I. Prasarana Wilayah 15 Kegiatan 16 Kegiatan
J. ESDM 17 Kegiatan 10 Kegiatan
K. Pariwisata 4 Kegiatan 2 Kegiatan
L. Pengemb. Nuklir 2 Kegiatan 2 Kegiatan
M. PLB3 1 Kegiatan 1 Kegiatan
N. Rekayasa Genetik 2 Kegiatan 2 Kegiatan
Jumlah 85 kegiatan 60 kegiatan
Beberapa Contoh Dampak Penting
Perubahan Bentang alam
Reklamasi Pantai  perubahan dari laut menjadi daratan

Eksploitasi SDA
Kawasan konservasi  Ladia Galaska, Izin penambangan thd 13 perusahaan

Perubahan tata guna lahan


Konversi lahan pertanian  Industri atau perumahan
PROSEDUR Rencana

AMDAL Kegiatan dari pemrakarsa

Proses penapisan: Daftar kegiatan wajib


AMDAL (KepMenLH No. 17 Tahun 2001)

AMDAL
dipersyaratkan AMDAL tidak diperlukan

Pemberitahuan rencana studi AMDAL ke Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Pusat

Pengumuman rencana kegiatan dan Penyusunan Upaya Pengelolaan


konsultasi masyarakat Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL)
Penyusunan Kerangka
Acuan (KA-ANDAL)

Surat
Penilaian KA-ANDAL dilakukan oleh Komisi AMDAL Kesepakatan KA Rekomendasi dari instansi
ANDAL yang bertanggungjawab
Penyusunan dokumen ANDAL, MenLH/Gubernur
RKL dan RPL /Bupati/Walikota

Penilaian ANDAL, RKL dan RPL Layak Lingkungan


Komisi AMDAL Pusat
terdiri dari: Pakar,
Tidak Layak Lingkungan Surat Keputusan Kelayakan Sektor Terkait, Pemda
(kegiatan ditolak) Lingkungan oleh Setempat,
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota
SK Tidak Layak Lingkungan oleh Masyarakat, LSM
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota
Proses Perijinan
PEMRAKARSA + INSTANSI YANG
KONSULTAN BERTANGGUNG
PENYUSUN JAWAB

PELAKU
AMDAL

KOMISI PENILAI AMDAL:


• KOMISI PENILAI AMDAL PUSAT
• KOMISI PENILAI AMDAL PROPINSI
• KOMISI PENILAI AMDAL KABUPATEN/KOTA

Catatan: Masyarakat terkena dampak adalah anggota Komisi Penilai AMDAL


KEWENANGAN AMDAL
BERDASARKAN PP 25 TAHUN 2000 &
KepMen LH No. 40 TAHUN 2000

PEMERINTAH
1. Berdampak negatif pada masy
luas/Hankam
2. Lokasi melebihi 1 Propinsi
3. Lokasi di wilayah sengketa
4. Lokasi diwilayah ruang lautan > 12 mil
5. Lokasi di lintas batas negara

PROPINSI
Berdampak negatif pada
masyarakat luas yang lokasinya
lebih dari satu kabupaten/Kota

KAB/KOT
Semua Kegiatan di luar
kewenangan Propinsi & Kabupaten
 Komisi penilai Pusat berwenang:
 Berbagai kegiatan yang potensial berdampak negatif pada masyarakat
luas dan atau menyangkut pertahanan dan keamanan, seperti:
submarine tailing, pengolahan limbah B3, eksploitasi migas, dll;
 Lokasi rencana usaha dan atau kegiatan meliputi lebih dari satu wilayah
propinsi;
 Kegiatan berlokasi di wilayah sengketa dengan negara lain;
 Di wilayah laut di atas 12 (dua belas) mil.

 Komisi penilai Propinsi berwenang:


 Berbagai kegiatan yang potensial berdampak negatif pada masyarakat
luas, seperti: pembangunan industri petrokimia, pembangunan industri
semen dan quarry-nya, pembangunan bendungan, dll;
 Lokasi rencana usaha dan atau kegiatan meliputi lebih dari satu
Kabupaten/Kota;
 Di wilayah laut di antara 4 (empat) sampai 12 (dua belas) mil.

 Komisi penilai Kabupaten/Kota berwenang:


 Menilai hasil analisis mengenai dampak lingkungan hidup bagi semua
rencana usaha dan/atau kegiatan di luar kewenangan Pusat dan
Propinsi, sebagaimana diatur dalam Kep Men LH tentang rencana
usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL
Komisi Penilai AMDAL

KOMISI PENILAI AMDAL


Ketua - Sekretaris - Anggota

TIM TEKNIS SEKRETARIAT KOMISI


- KLH/Instansi - KLH/Instansi
Pengelola LH Daerah Pengelola LH Daerah
- Sektor terkait
ANGGOTA
- Pakar
(lainnya)
- Masyarakat terkena
dampak
- LSM/ORLING
1. Penapisan
RENCANA
KEGIATAN

AMDAL Tidak UKL-UPL Ya


KEP-MENLH
DAFTAR
No.17 TH 2001
WAJIB UKL
UPL

Ya
Tidak DOKUMEN /
MENYUSUN FORMULIR
AMDAL
IMPLEMENTASI
LANGSUNG
2. Pengumuman
HAK WARGA
MASYARAKAT

Memperoleh informasi

Hak Memberi saran, pendapat,


Warga dan tanggapan
Masyarakat
Duduk sebagai anggota
Komisi Penilai AMDAL
(masyarakat yang terkena dampak)

(Kep Ka Bapedal 08 Th 2000)


MEKANISME KETERLIBATAN MASYARAKAT
DALAM AMDAL (KEPKA 08/2000)
MULAI

PENGUMUMAN PENAPISAN

KONSULTASI
PELINGKUPAN
MASYARAKAT

KESEPAKATAN
KA-ANDAL

PARTISIPASI
MASYARAKAT PENYUSUNAN

(melalui Wakil-nya) ANDAL, RKL dan RPL

KEPUTUSAN
KELAYAKAN
atas ANDAL, RKL
dan RPL

SELESAI
Bentuk Komunikasi
Langsung
 Dialog melalui pertemuan, diskusi atau
wawancara

Tidak Langsung
 Memasang pengumuman baik di media
cetak maupun elektronik
 Memberikan tanggapan, saran atau
masukan secara tertulis
3. Pelingkupan & Metodologi
Komponen
Rencana Kegiatan
(yang menimbulkan
dampak)

Komponen
Lingkungan Hidup
(yang terkena dampak) KESEPAKATAN
PEMRAKARSA
KA ANDAL
Kegiatan
Lain disekitarnya

KOMISI PENILAI AMDAL


KONSULTAN
Saran Tanggapan AMDAL
Pendapat
(hasil sosialisasi)
Batas Studi Metode Studi

Dampak
Isu Tenaga Ahli Yg
penting Pokok diperlukan
hipotetik

Draft KA ANDAL
4. Parameter yang diteliti
 Metodologi pengumpulan data
 Metodologi analisis
 Metodologi prakiraan dampak
 Metodologi evaluasi dampak
5. Penilaian KA ANDAL

Surat Kesepakatan
KA ANDAL
Penilaian KA-ANDAL
MenLH/Gubernur
dilakukan oleh Komisi AMDAL
/Bupati/Walikota

Isi Surat kesepakatan KA-ANDAL :


Ruang lingkup dan kedalaman kajian
Penyusunan ANDAL, RKL, RPL
ANDAL, RKL/RPL yang akan dilakukan. oleh pemrakarsa
6. Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL
1. Kep Ka Bapedal No 09 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
2. Kep Ka Bapedal No 056 Tahun 1994 tentang pedoman ukuran
dampak penting – PP 27 Tahun 1999 pasal 5
3. Kep Men LH No 57 Tahun 1995 ttg AMDAL Terpadu / Multisektor
4. Kep Ka Bapedal No 299 Thn 1996 ttg Aspek Sosial dalam AMDAL
5. Kep Ka Bapedal No 299 Thn 1996 ttg Aspek Kesehatan
Masyarakat dalam AMDAL
6. Kep Men LH No 4 Tahun 2000 ttg Panduan Penyusunan AMDAL
Kegiatan Pembangunan Pemukiman Terpadu
7. Kep Men LH No 5 Tahun 2000 ttg Panduan Penyusunan AMDAL
Kegiatan Pembangunan di Daerah Lahan Basah
7. Lanjutan…..
8. Proses pelingkupan dan metodologi
9. Pengumpulan data dan analisis sebagai Rona Lingkungan
Awal
10. Rencana kegiatan harus lebih detail dari data yang ada pada KA
11. Prakiraan dampak dikaji lebih rinci
• Rumusan matematika besaran dampak & prakiraan
kuantitatif
• Aspek Sosial kualitatif
• Aspek ekonomi kuantitatif & kualitatif
12. Sifat penting dampak (ada 6 kriteria)
13. Dampak penting harus dijabarkan dalam RKL & RPL
8. KRITERIA DAMPAK PENTING
Kriteria mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap
lingkungan hidup antara lain :
 jumlah manusia yang akan terkena dampak;
 luas wilayah persebaran dampak;
 intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
 banyaknya komponen lingkungan lainnya yang
terkena dampak;
 sifat kumulatif dampak;
 berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya
(irreversible) dampak.
9. Penilaian ANDAL, RKL, RPL
Isi SK Kelayakan:
-Kewajiban pemrakarsa untuk melaksanakan
kegiatan sesuai AMDAL
-Kewajiban pemrakarsa untuk
melaksanakan RKL/RPL

Penilaian ANDAL,
RKL dan RPL Layak Lingkungan
(Komisi Amdal)

Surat Keputusan Kelayakan


Lingkungan oleh
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota
Tidak Layak
Lingkungan
(kegiatan ditolak)
Proses Perijinan
SK Tidak Layak Lingkungan oleh
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota
AMDAL & Rekomendasi Izin
AMDAL harus :
 Digunakan sebagai bahan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelengaraan usaha dan/atau
kegiatan (layak atau tidak) - PP 27 Tahun 1999 Pasal 1

• Tertuang dalam izin dengan mencantumkan syarat


dan kewajiban sebagaimana ditentukan dalam RKL
RPL sebagai ketentuan dalam izin - PP 27 Tahun
1999 Pasal 7 ayat (2)

• Digunakan sebagai syarat wajib yang harus dipenuhi


untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau
kegiatan – PP 27 Tahun 1999 Pasal 7 ayat (1)

Sumber : PP 27 Tahun 1999

Anda mungkin juga menyukai